Jurnal Skripsi 2023 - Asfira Fauziyyah - 180810190014
Jurnal Skripsi 2023 - Asfira Fauziyyah - 180810190014
@KATES.DIARY
Abstrak
Bidang penelitian ini adalah morfologi dan semantik. Penulis membahas mengenai pembentukan kata melalui derivasi
pada verba bahasa Jerman yang terdapat pada caption berbahasa Jerman akun instagram @kates.diary, lalu membahas
klasifikasi semantis pada verba tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengklasifikasikan dan menganalisis
verba derivasional yang terdapat pada caption berbahasa Jerman akun instagram @kates.diary dan menganalisis
makna pada verba derivasional tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mendeskripsikan dan
menganalisis data yang didapatkan sesuai teori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan kata melalui
derivasi pada verba bahasa Jerman yang terdapat dalam data memiliki jenis derivasi eksplisit, yaitu dengan cara
melekatkan afiks pada verba dasar. Pada data yang ada, penulis tidak menemukan verba derivasional yang berjenis
derivasi implisit. Verba derivasional yang terdapat dalam data berjumlah 38 data. Adapun klasifikasi semantis pada
verba derivasional tersebut dibagi menjadi 3 makna, yaitu (1) verba aktivitas; (2) verba proses; (3) verba keadaan.
Setelah verba derivasional yang terdapat dalam data dianalisis berdasarkan makna per kata, didapatkan 31 verba
derivasional bermakna aktivitas, 5 verba derivasional bermakna proses, dan 2 verba derivasional bermakna keadaan.
Kata kunci: Verba; Derivasi; Semantik
Abstract
This research field is morphology and semantics. The author discusses the formation of words through derivation of
German verbs which are contained in the German language caption of the Instagram account @kates.diary and then
discusses the semantic classification of these verbs. The purpose of this study is to classify and analyze the derivational
verbs contained in the German language caption of the Instagram account @kates.diary and then analyze the meaning
of these derivational verbs. This study uses qualitative methods by describing and analyzing the data obtained in
accordance with the theory. The results of the research show that word formation through derivation of the German
verbs contained in the data has a type of explicit derivation, namely by attaching affixes to the basic verbs. In the
existing data, the authors did not find derivational verbs of the implicit derivation type. There are 38 derivational
verbs in the data. The semantic classification of the derivational verbs is divided into 3 meanings, namely (1) activity
verbs; (2) process verbs; (3) state verbs. After the derivational verbs contained in the data were analyzed based on the
meaning per word, it was found that 31 derivational verbs meant activity, 5 derivational verbs meant process, and 2
derivational verbs meant condition.
Keywords: Verb; Derivation; Semantic
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Peran bahasa bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari sangat besar. Pada hakikatnya
manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi. Komunikasi antarmanusia tidak dapat
terlepas dari bahasa yang mereka gunakan. Setiap insan manusia pasti berkomunikasi menggunakan
bahasa tertentu yang mana dalam setiap kata-kata ataupun kalimatnya memiliki makna. Artinya, makna
tidak dapat terlepas dari keseharian manusia dalam berkomunikasi. Ullmann (dalam Sumarsono, 2014: 65)
mengatakan bahwa makna merupakan istilah paling ambigu dan paling kontroversial dalam teori tentang
bahasa. Menurut Ullmann mengenai pendapatnya dalam hal makna, makna bersifat kontroversial dalam
hal kebahasaan. Katovsky berpendapat bahwa makna bukanlah fenomena yang homogen, tetapi
memerlukan pembedaan (1981: 64). Makna merupakan istilah kebahasaan yang memerlukan pembedaan
dalam artian dapat diartikan dengan berbagai pengertian dalam satu atau beberapa kata tertentu.
Berbicara mengenai makna, makna selalu berkaitan erat dengan sebuah kata. Khususnya
dalam hal ini pada kelas kata verba, terdapat klasifikasi verba berdasarkan klasifikasi semantis atau
pengklasifikasian verba melalui makna. Dalam skripsi ini akan dibahas mengenai verba dalam bahasa
Jerman dan dianalisis berdasarkan klasifikasi semantis dan morfologi khususnya pembentukan kata pada
verba melalui derivasi. Penulis mengklasifikasikankan verba dari segi morfologi yaitu pembentukan kata
pada verba melalui derivasi, lalu verba derivasional tersebut dianalisis berdasarkan makna yang
terkandung pada setiap kata untuk selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi semantis. Adapun
korpus data yang penulis ambil adalah media sosial instagram khususnya akun instagram traveller asal
negara Jerman @kates.diary. Pada dasarnya, unggahan-unggahan yang terdapat pada akun instagram
@kates.diary dominan seputar travelling.
Di era yang sudah semakin maju khususnya dalam hal teknologi seperti zaman sekarang
ini, sebagian besar orang sudah tidak terlepas dari media sosial. Media sosial merupakan media yang
digunakan khalayak untuk berkomunikasi dan berbagi informasi kepada pengguna lainnya melalui dunia
maya atau secara online. Media sosial merupakan sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang
memungkinkan penciptaan dan pertukaran. Salah satu media sosial yang sedang digandrungi khalayak
saat ini adalah aplikasi instagram. Penulis mendapati bahwa media sosial ini khususnya instagram
menawarkan sesuatu pada para pengikut, karena media sosial instagram dapat dikatakan sudah menjadi
bagian dari gaya hidup setiap manusia. Maka dari itu alasan penulis mengambil korpus data dari media
sosial khususnya instagram dikarenakan sekarang ini hampir semua orang menggunakan media sosial
khususnya instagram, sehingga penulis ingin melakukan penelitian dari sumber data yang sedang banyak
digunakan oleh khalayak. Sehingga penulis berharap dengan pemilihan aplikasi instagram sebagai korpus
data dapat berhubungan dengan gaya hidup khalayak sekarang ini dan dengan itu data yang penulis ambil
dan analisis yang penulis lakukan pada skripsi ini dapat terlihat lebih menarik.
Penulis memilih akun instagram @kates.diary sebagai korpus data dikarenakan
ketertarikan penulis dengan unggahan-unggahannya yang dominan seputar travelling, selain itu pemilik
akun instagram kates.diary menampilkan unggahan-unggahan yang rapi dan menarik untuk dilihat, serta
alasan terakhir mengapa penulis mengambil akun instagram @kates.diary sebagai korpus data adalah
karena sejauh ini penulis belum menemukan penelitian yang mengambil akun instagram @kates.diary
sebagai korpus data.
Unggahan dalam akun instagram tidak terlepas dari sebuah caption. Caption merupakan
deskripsi singkat mengenai sebuah foto, buku, atau deskripsi singkat dari sebuah situasi yang ada dalam
sebuah film dan lainnya. Caption berupa kata dan/atau kalimat guna mendeskripsikan sesuatu. Unggahan-
unggahan pada aplikasi instagram tidak dapat terlepas dari caption yang mendeskripsikan unggahan itu
sendiri. Melewati caption pada sebuah unggahan dalam akun instagram, para pengikut dapat mengetahui
deskripsi atau situasi dari sebuah foto atau yang lainnya melalui rangkain kata. Melewati caption pula para
pengikut dapat menginterpretasikan apa yang ditampilkan dari sebuah unggahan pada aplikasi
instagram. Maka dari itu, kaitan antara sebuah caption dengan unggahan pada aplikasi instagram cukup
erat dan saling berhubungan. Pemilik akun instagram @kates.diary menyisipkan caption pada sebagian
besar unggahan-unggahan instagram miliknya. Pada akun instagram @kates.diary, caption yang tertera
pada unggahan-unggahannya dominan panjang dalam mendeskripsikan sebuah foto dan video miliknya,
sehingga penulis rasa caption yang tertera tersebut menarik untuk dianalisis dari segi linguistik.
Dikarenakan penulis menemukan lebih banyak verba pada caption-caption tersebut, maka
dari itu penulis mengklasifikasikankan verba berdasarkan morfologi khususnya pembentukan kata pada
verba melalui derivasi lalu diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi semantis. Penulis mengidentifikasi
verba yang mengalami afiksasi berdasarkan teori pembentukan kata pada verba melalui derivasi, lalu
verba derivasional tersebut penulis klasifikasikan berdasarkan klasifikasi semantis dan dianalisis agar
dapat diketahui makna dari verba derivasional yang terdapat pada caption-caption tersebut juga makna dari
konteks kalimatnya.
Tujuan Penelitian
1. Mengklasifikasikankan verba derivasional yang terdapat pada caption berbahasa Jerman akun instagram
@kates.diary.
2. Mengklasifikasikankan verba derivasional yang terdapat pada caption berbahasa Jerman akun instagram
@kates.diary berdasarkan klasifikasi semantis.
Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pembentukan kata khususnya pada kelas kata verba sebelumnya
telah dilakukan. Berikut merupakan penelitian terdahulu yang meneliti mengenai proses pembentukan
verba beserta maknanya. Penelitian pertama adalah jurnal yang berjudul “Afiks Derivasional Pembentuk
Kata Sifat, Kata Benda dan Kata Kerja Bahasa Jerman dalam Novel “Der Meister” Karya Max Brod” yang
ditulis oleh Yuwenda Dya Linelejan (2018). Teori yang digunakan adalah teori Bünting (1979: 119) yang
menjelaskan mengenai pembentukan kata derivasional dan teori Gross (1988: 66) sebagai teori penunjang.
Persamaan dengan skripsi ini adalah sama-sama menganalisis proses pembentukan kata kerja atau verba
melalui derivasi. Perbedaan antara jurnal tersebut dan skripsi yang penulis tulis adalah skripsi ini
memfokuskan pembentukan kata pada verba, lalu teori pembentukan kata yang dipakai dan korpus data
yang diambil pun berbeda. Jurnal tersebut menganalisis makna afiks derivasi pada kata sifat, kata benda
dan kata kerja. Jurnal tersebut menggunakan teori pembentukan kata derivasional menurut Bünting (1979:
119) dan korpus data yang digunakan adalah novel. Sedangkan skripsi ini menggunakan teori
pembentukan kata pada verba melalui derivasi dari Meibauer (2007) dan skripsi ini mengambil caption
berbahasa Jerman yang terdapat pada akun instagram sebagai korpus data.
Penelitian selanjutnya adalah jurnal yang berjudul “Proses Semantik Kata Kerja Bahasa
Indonesia dan Bahasa Jerman” yang ditulis oleh Hasmawati, Teo Kok Seong & Chong Shin (2021). Teori
yang digunakan adalah teori dari Helbig dan Buscha (dalam Hidayat; Eppert 1993: 17) yang menjelaskan
bahwa dalam bahasa Jerman klasifikasi semantis kata kerja digolongkan dalam Tätigkeitsverben (kata kerja
yang menyatakan aksi), Vorgangsverben (kata kerja yang menyatakan proses), dan Zustandsverben (kata
kerja yang menyatakan keadaan). Lalu teori tambahan mengenai klasifikasi semantis kata kerja adalah dari
Pörings dan Schmitz (2003) yang menyatakan bahwa Erfahrungsverben (kata kerja pengalaman) juga
termasuk dalam klasifikasi semantis kata kerja. Persamaan dengan skripsi ini adalah sama-sama
menganalisis klasifikasi semantis pada verba menurut teori dari Helbig dan Buscha. Perbedaan antara
jurnal tersebut dengan skripsi yang penulis tulis adalah skripsi ini tidak menambahkan teori dari Pörings
dan Schmitz (2003) untuk menganalisis klasifikasi semantis pada verba, lalu jurnal tersebut menggunakan
sumber data Kamus Jerman Indonesia oleh Heuken (2007), Langenscheidts Großwörter oleh Götz et al. (1997),
dan Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2008),
sedangkan skripsi ini menggunakan caption berbahasa Jerman yang terdapat pada akun instagram sebagai
sumber data atau korpus data.
Penelitian ketiga adalah skripsi yang berjudul “Verba Pada Kalimat Bahasa Jerman Dalam
Kolom Caption Akun Selebgram @Annamariadamm” yang ditulis oleh Nabilla Ayu Abidin (2019). Teori
utama yang digunakan pada skripsi tersebut adalah teori dari Ferreira (2003: 18) yang menyatakan proses
morfologis perubahan bentuk verba bahasa Jerman. Teori lainnya yang digunakan adalah teori dari Helbig
dan Buscha (2001) untuk mengklasifikasikan verba berdasarkan kriteria morfologis dan
mengklasifikasikan bentuk-bentuk kalimat bahasa Jerman. Dalam skripsi tersebut, penulis menganalisis
verba beraturan dan verba tak beraturan juga bentuk bentuk kalimat bahasa Jerman dalam kolom caption
akun selebgram @annamariadamm. Persamaan skripsi tersebut dengan skripsi ini adalah sama-sama
menganalisis kelas kata verba pada caption instagram. Sedangkan perbedaannya adalah skripsi yang
penulis tulis ini lebih berfokus pada proses pembentukan kata pada verba melalui derivasi menggunakan
teori dari Meibauer (2007), selain itu akun instagram yang digunakan sebagai korpus pun berbeda, skripsi
ini menggunakan akun instagram @kates.diary sebagai korpus.
Verba memiliki jenis-jenis yang dapat dibedakan dilihat dari segi semantis, sintaktis, dan
morfologis. Salah satunya pengklasifikasian verba berdasarkan segi morfologis. Berikut
merupakan konsep dasar mengenai morfologi dijelaskan oleh Meibauer, yaitu sebagai berikut:
Meibauer (2007: 29) berpendapat bahwa Der wichtigste morphologische Grundbegriff ist der
des Morphems. Unter einem Morphem versteht man im Allgemeinen ein einfaches sprachliches Zeichen,
das nicht mehr in kleinere Einheiten mit bestimmter Lautung und Bedeutung zerlegt werden kann
‘Konsep dasar morfologi yang paling penting adalah morfem. Morfem umumnya dipahami
sebagai tanda linguistik sederhana yang tidak dapat lagi dipecah menjadi unit yang lebih kecil
dengan bunyi dan makna tertentu’.
Meibauer (2007: 30) menjabarkan bagian dari morfem dalam bentuk bagan, sebagai berikut:
Morphem ‘Morfem’
a. Verba Dasar
Kridalaksana (2005) mengatakan bahwa verba dasar merupakan kata dasar dan
berasal dari morfem bebas. Artinya, verba yang tidak mengalami penambahan morfem.
Gallmann (2009: 389) menyatakan bahwa Als Nennform eines Verbs wird traditionell die auf -
en ausgehende Infinitivform verwendet ‘Bentuk infinitif berakhiran -en secara tradisional
digunakan sebagai bentuk nominal dari verba’: lachen ‘tertawa’, fragen ‘bertanya’, wollen
‘ingin’.
b. Verba Turunan
Verba turunan adalah verba yang telah mengalami perubahan, seperti afiksasi atau
penambahan imbuhan. Proses perubahan pada suatu kelas kata dapat dikatakan sebagai
pembentukan kata. Pembentukan kata dibagi ke dalam tiga jenis utama menurut Volmert
(1999: 105), yaitu Komposition ‘komposisi’, Derivation ‘derivasi’, dan Konversion ‘konversi’.
1) Komposition ‘Komposisi’
Komposisi merupakan pembentukan kata kompleks dari dua atau lebih kata yang
sudah ada (Meibauer, 2007: 352). Dalam Bahasa Jerman akan ditemukan banyak kata
yang mengalami proses komposisi, karena pernyataan tersebut sejalan dengan yang
dikatakan oleh Volmert (1999: 106), yaitu Das Produktivste Muster der Wortbildung ist im
Deutschen die Zusammensetzung, die Komposition ‘Pola pembentukan kata yang paling
produktif dalam bahasa Jerman adalah komposisi’. Meibauer (2007: 48) memberikan
contoh komposisi berdasarkan kelas kata, yaitu sebagai berikut:
Derivasi dibagi menjadi dua jenis menurut Busch dan Stenschke (2008: 2), yaitu
derivasi eksplisit dan derivasi implisit.
(1) Derivasi Eksplisit
Definisi derivasi eksplisit dijelaskan oleh Busch dan Stenschke (2008: 2)
bahwa Das Affix nach seiner Position als Präfix, Suffix, oder Zirkumfix bezeichnet
wird und dementsprechend die explizite Derivation in die Wortbildungssubklassen
Präfigierung, Suffigierung und Zirkumfixderivation unterteilt werden kann
‘Afiksasi yang posisinya sebagai prefiks, sufiks, atau sirkumfiks sesuai
dengan derivasi eksplisit, dapat dibagi menjadi subkelas kata prefiksasi,
sufiksasi, dan sirkumfiksasi’. Derivasi eksplisit adalah pembentukan kata
yang terdapat afiks pada stamm (kata dasar), bisa berupa prefiks, sufiks,
ataupun sirkumfiks. Contoh dikutip dari Meibauer (2007: 56), sebagai berikut:
Erz+feiend, Ge+busch, Haupt+mann, Miss+stand, Un+art, Ur+wald (Meibauer,
2007: 56)
(2) Derivasi Implisit
Definisi derivasi implisit menurut Sandu (1993: 49) yaitu Einfaches
paradigmatisches Umsetzen eines Grundmorphems + / - Änderung des
Stammmorphems ‘Implementasi paradigmatik sederhana pada perubahan
bentuk morfem atau stamm (kata dasar)’. Pada derivasi implisit tidak terdapat
afiks seperti derivasi eksplisit. Derivasi implisit adalah adanya perubahan
morfologis kata berdasarkan ablaut (vokal). Contoh kata nya adalah werfen
‘melemparkan’ menjadi der Wurf ‘lemparan’.
Data yang ditemukan dalam korpus data caption berbahasa Jerman akun instagram
@kates.diary mengenai pembentukan kata pada verba melalui derivasi, merupakan
verba yang mengandung prefiks, diantaranya adalah prefiks er-, be-, aus-, um-, ver-, an-
, ent-, auf-, unter-, über-, ein-, vor-.
3) Konversion ‘Konversi’
Konversi merupakan rekategorisasi kata (Meibauer, 2007: 352). Volmert (1999:
111) menjabarkan definisi konversi, Konversion wird ein Wort oder eine Wortgruppe ohne
Verwendung von affixen in eine andere Wortart überführt ‘Konversi adalah perubahan
suatu kelas kata pada kata atau kelompok kata menjadi kelas kata lain tanpa adanya
proses afiksasi’. Contoh dikutip dari Meibauer (2007: 63), sebagai berikut:
a. laufen der Lauf V N
‘berlari’ ‘lari’
b. grün grünen A V
‘hijau’ ‘menjadi hijau’
c. Gras grasen N V
‘rumput’ ‘tergores’
Contoh yang tertera di atas adalah kata laufen ‘berlari’ yang berkelas kata “V” atau
verba, menjadi der Lauf ‘lari’ yang berkelas kata “N” atau nomina. Lalu kata grün
‘hijau’ yang berkelas kata “A” atau adjektiva, menjadi grünen ‘menjadi hijau’ yang
berkelas kata “V” atau verba. Lalu contoh terakhir adalah kata Gras ‘rumput’ yang
berkelas kata “N” atau nomina menjadi grasen ‘tergores’ yang berkelas kata “V” atau
verba.
a. Verba Aktivitas
Helbig dan Buscha (2001: 59) mendeskripsikan verba aktivitas sebagai berikut:
“Tätigkeitsverben (oder die ihnen zugrunde liegenden Aktionsprädikate) drücken aus, daß ein
tätiges Subjekt (ein Täter oder Agens) in aktiver Weise etwas tut, eine Handlung ausführt: arbeiten,
aufschreien, sich bemächtigen, bewegen, essen, helfen, gehen, kämpfen, lesen, öffnen, singen, spielen,
springen, töten, turnen, wandern, zerbrechen” ‘Verba aktivitas (atau yang menjadi predikat
tindakan) menyatakan bahwa subjek aktif (pelaku atau agen) secara aktif melakukan
sesuatu, melakukan suatu tindakan: bekerja, berteriak, mengambil kendali, bergerak,
makan, membantu, berjalan, berkelahi, baca, buka, nyanyi, bermain, lompat, membunuh,
senam, mendaki, istirahat’.
Contoh kalimat verba aktivitas adalah sebagai berikut: Er zerbrach den Teller ‘Dia
memecahkan piring’ (Helbig & Buscha, 2001: 60).
Pada data yang ditemukan dalam caption berbahasa Jerman akun instagram
@kates.diary, salah satu verba derivasional yang mengandung makna aktivitas adalah
erlebt ‘alami’, yaitu pada kalimat ... ich musste nochmal zusammenfassen was wir alles schönes
erlebt haben. (3 Januari 2022 @kates.diary) ‘... saya harus merangkum lagi semua hal indah
yang telah kita alami.’
Dalam kalimat tersebut terdapat verba erlebt ‘alami’ yang merupakan bentuk
partizip II dari kata erleben ‘alami’. Kata erleben ‘alami’ memiliki makna erfundene Erlebnisse
als selbst erlebt darstellen ‘mewakili pengalaman yang diciptakan sebagai pengalaman
pribadi’ (www.duden.de).
Berdasarkan makna kata erleben ‘alami’ yang telah disebutkan, kata erleben ‘alami’
merupakan verba yang menggambarkan sebuah aktivitas. Kata erleben ‘alami’ merupakan
verba aktivitas dikarenakan kata erleben ‘alami’ menyatakan bahwa subjek aktif (pelaku
atau agen) secara aktif melakukan suatu tindakan. Kata erleben ‘alami’ bermakna tindakan
yang secara aktif dilakukan oleh subjek dalam kalimat ... ich musste nochmal zusammenfassen
was wir alles schönes erlebt haben ‘... saya harus merangkum lagi semua hal indah yang telah
kita alami’. Pada kalimat tersebut dapat dilihat subjek yang secara aktif menciptakan
sebuah pengalaman pribadi.
b. Verba Proses
Helbig dan Buscha (2001: 59) mendeskripsikan verba proses sebagai berikut:
“Vorgangsverben (oder die ihnen zugrunde liegenden Prozeßprädikate) bezeichnen eine
Veränderung, einen Prozeß, den das Subjekt an sich erfährt und der das Subjekt in seinem Zustand
oder in seiner Beschaffenheit verändert: erfrieren, erkranken, ermüden, erwachen, einschlafen,
fallen, hinfallen, sterben, verfaulen, verblühen, verhungern” ‘Verba proses (atau yang menjadi
dasar predikat proses) menunjukkan perubahan, proses yang dialami subjek itu sendiri
dan yang mengubah subjek dalam keadaan atau sifatnya: membeku, jatuh sakit, lelah,
bangun, tertidur, jatuh, terjatuh, mati, membusuk, menjadi layu, kelaparan’.
Contoh kalimat verba proses adalah sebagai berikut: Er fiel in den Graben ‘Dia jatuh
ke dalam selokan’ (Helbig & Buscha, 2001: 60).
Pada data yang ditemukan dalam caption berbahasa Jerman akun instagram
@kates.diary, salah satu verba derivasional yang mengandung makna proses adalah
aufwachen ‘bangun’, yaitu pada kalimat ... ich würde jeden Morgen hier aufwachen. (13
November 2022 @kates.diary) ‘... saya akan bangun di sini setiap pagi.’
Dalam kalimat tersebut terdapat verba aufwachen ‘bangun’. Kata aufwachen
‘bangun’ memiliki makna wach werden, erwachen ‘bangun, bangun’ (www.duden.de).
Berdasarkan makna kata aufwachen ‘bangun’ yang telah disebutkan, kata
aufwachen ‘bangun’ merupakan verba yang menggambarkan sebuah proses. Kata
aufwachen ‘bangun’ merupakan verba proses dikarenakan kata aufwachen ‘bangun’
menunjukkan perubahan yang dialami subjek itu sendiri dan yang mengubah subjek
dalam keadaan atau sifatnya. Dari makna kata aufwachen ‘bangun’ bisa dilihat bahwa
terdapat sebuah proses atau perubahan yang dialami suatu entitas dari tidur menjadi
bangun. Kata aufwachen ‘bangun’ dalam kalimat ... ich würde jeden Morgen hier aufwachen ‘...
saya akan bangun di sini setiap pagi’ memiliki makna proses yang dialami subjek.
c. Verba Keadaan
Helbig dan Buscha (2001: 59) mendeskripsikan verba keadaan sebagai berikut:
“Zustandsverben (oder die ihnen zugrunde liegenden Stativen Prädikate) drücken einen Zustand,
eine Bestehen, ein Beharren aus, drücken aus, dass sich das Subjekt nicht verändert : sich befinden,
liegen, sein, stehen, umgeben, wohnen” ‘Verba keadaaan mengungkapkan sebuah keadaan,
sebuah kondisi yang mengungkapkan bahwa subjek tidak berubah: berada, berbaring,
ada, berdiri, sekeliling, bertempat tinggal’.
Contoh kalimat verba keadaan adalah sebagai berikut: Er wohnte in Dresden ‘Dia
tinggal di Dresden’ (Helbig & Buscha, 2001: 60).
Pada data yang ditemukan dalam caption berbahasa Jerman akun instagram
@kates.diary, salah satu verba derivasional yang mengandung makna keadaan adalah
aufhören ‘berhenti’, yaitu pada kalimat Aber wir können nicht aufhören zu sagen wie schön es
war. (17 Mei 2022 @kates.diary) ‘Tapi kita tidak bisa berhenti mengatakan betapa
menyenangkannya itu.’
Dalam kalimat tersebut terdapat verba aufhören ‘berhenti’. Kata aufhören ‘berhenti’
memiliki makna mit etwas nicht fortfahren; schluss machen ‘tidak melanjutkan dengan
sesuatu; menyebutnya berhenti’ (www.duden.de).
Berdasarkan makna kata aufhören ‘berhenti’ yang telah disebutkan, kata aufhören
‘berhenti’ merupakan verba yang menggambarkan sebuah keadaan. Kata aufhören
‘berhenti’ merupakan verba keadaan dikarenakan kata aufhören ‘berhenti’ menyatakan
sebuah kondisi yang mengungkapkan bahwa subjek tidak berubah atau pasif. Kata
aufhören ‘berhenti’ bermakna keadaan yang pasif dalam kalimat aber wir können nicht
aufhören zu sagen wie schön es war ‘tapi kita tidak bisa berhenti mengatakan betapa
menyenangkannya itu’. Pada kalimat tersebut dapat dilihat bahwa kata aufhören ‘berhenti’
mengandung makna keadaan subjek tidak melanjutkan akan sesuatu.
V. SIMPULAN
Simpulan Hasil Pembahasan
Berdasarkan proses analisis yang telah penulis jabarkan pada bagian keempat dalam penulisan ini,
penulis menarik simpulan dari beberapa hasil analisis yang telah dilakukan. Terdapat dua identifikasi
masalah pada penulisan karya ilmiah ini, diantaranya adalah verba derivasional apa saja yang terdapat
pada caption berbahasa Jerman akun instagram @kates.diary kemudian klasifikasi semantis apa saja yang
terdapat pada verba derivasional tersebut.
Penulis membagi analisis menjadi dua bagian. Pertama penulis menganalisis verba derivasional
yang terdapat pada caption berbahasa Jerman akun instagram @kates.diary dengan jangka waktu
unggahan yang sudah ditentukan untuk dianalisis berdasarkan afiks verba yang melekat pada verba-verba
dasar yang penulis temukan. Kemudian penulis juga menganalisis klasifikasi semantis atau makna yang
dimiliki oleh verba derivasional tersebut. Berikut adalah paparan simpulan dari hasil analisis identifikasi
masalah yang telah penulis lakukan:
1. Dari keseluruhan verba derivasional yang terdapat pada caption dalam unggahan-unggahan akun
instagram @kates.diary dengan jangka waktu unggahan yang sudah ditentukan, terdapat sebanyak
38 verba derivasional yang penulis temukan. Verba derivasional yang muncul dalam data diantaranya
adalah erlebt ‘alami’, bestellt ‘memesan’, aussuchen ‘memilih’, erzählt ‘menceritakan’, umrühren
‘mengocok’, verbringen ‘menghabiskan’, anbraten ‘goreng’, entlockt ‘memunculkan’, aufhören ‘berhenti’,
erfährt ‘mengalami’, verpasst ‘ketinggalan’, unterhalten ‘mengobrol’, überzeugen ‘meyakinkan’,
vergammelt ‘membusuk’, beantworte ‘menjawab’, erwacht ‘terbangun’, einkaufen ‘berbelanja’, verlinken
‘tautkan’, erreicht ‘dicapai’, behandelt ‘memperlakukan’, versenden ‘mengirim’, entspannt
‘melonggarkan’, enttäuscht ‘mengecewakan’, beschreiben ‘menggambarkan’, verstirbt ‘meninggal’,
vorstellen ‘bayangkan’, entscheidest ‘memutuskan’, verstehen ‘mengerti’, aufpassen ‘memperhatikan’,
umrundet ‘mengitari’, erwartet ‘mengharapkan’, umschmeißen ‘membuang’, berichten ‘melaporkan’,
versteckt ‘menyembunyikan’, verschicken ‘mengirim’, aufwachen ‘bangun’, einpacken ‘bungkus’,
ausdrucken ‘mencetak’.
2. Hasil tersebut didapat dengan cara mengidentifikasi verba yang ada pada kalimat yang tertera pada
caption unggahan akun instagram @kates.diary, lalu penulis identifikasi kembali dengan melihat
afiks-afiks verba yang melekat pada verba dasar yang muncul. Afiks-afiks verba yang ditemukan
dalam data diantaranya adalah prefiks er-, be-, aus-, um-, ver-, an-, ent-, auf-, unter-, über-, ein-, vor-.
3. Dari 38 verba derivasional yang penulis temukan dari korpus data, semua verba derivasional tersebut
memiliki jenis derivasi eksplisit dan tidak ditemukan derivasi implisit pada data.
Data yang didapat memiliki klasifikasi semantis yang variatif. Diantara ketiga klasifikasi semantis
yaitu verba yang bermakna aktivitas, bermakna proses, dan bermakna keadaan, verba yang bermakna
aktivitas adalah yang paling mendominasi atau data yang paling banyak ditemukan. Terdapat 31 verba
derivasional yang bermakna aktivitas, diantaranya adalah erlebt ‘alami’, bestellt ‘memesan’, aussuchen
‘memilih’, erzählt ‘menceritakan’, umrühren ‘mengocok’, verbringen ‘menghabiskan’, anbraten ‘goreng’,
erfährt ‘mengalami’, unterhalten ‘mengobrol’, überzeugen ‘meyakinkan’, beantworte ‘menjawab’, einkaufen
‘berbelanja’, verlinken ‘tautkan’, erreicht ‘dicapai’, behandelt ‘memperlakukan’, versenden ‘mengirim’,
entspannt ‘melonggarkan’, enttäuscht ‘mengecewakan’, beschreiben ‘menggambarkan’, vorstellen
‘bayangkan’, entscheidest ‘memutuskan’, verstehen ‘mengerti’, aufpassen ‘memperhatikan’, umrundet
‘mengitari’, erwartet ‘mengharapkan’, umschmeißen ‘membuang’, berichten ‘melaporkan’, versteckt
‘menyembunyikan’, verschicken ‘mengirim’, einpacken ‘bungkus’, ausdrucken ‘mencetak’, 5 verba
derivasional yang bermakna proses, diantaranya adalah entlockt ‘memunculkan’, vergammelt ‘membusuk’,
erwacht ‘terbangun’, verstirbt ‘meninggal’, aufwachen ‘bangun’, dan terdapat 2 verba derivasional yang
bermakna keadaan, diantaranya adalah aufhören ‘berhenti’ dan verpasst ‘ketinggalan’.
Saran
1. Penelitian pada jurnal skripsi ini tidak ditemukan data yang merupakan derivasi implisit, oleh
karena itu, peneliti berharap jika adanya penelitian lebih lanjut mengenai derivasi khususnya data
yang menunjukkan derivasi berjenis implisit.
2. Penelitian pada jurnal skripsi ini juga masih kekurangan akan data yang merupakan verba
bermakna proses dan keadaan, dengan demikian alangkah lebih baik jika adanya penelitian lebih
lanjut mengenai data yang menjelaskan verba bermakna proses dan bermakna keadaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Nabilla Ayu. 2019. Verba Pada Kalimat Bahasa Jerman Dalam Kolom Caption Akun Selebgram
@Annamariadamm. Repositori Universitas Padjadjaran.
Busch, Albert. Stenschke, Oliver. (2008). Germanistische Linguistik 2. Auflage. Tübingen: Gunter Narr
Verlag.
Gallmann, Peter. (2009). Duden Grammatik 4 Auflage 8. Mannheim:
Bibliographisches Institut AG.
Hasmawati. Seong, Teo Kok. Shin, Chong. 2021. Proses Semantik Kata Kerja Bahasa Indonesia dan
Bahasa Jerman. International Journal of the Malay World and Civilisation.
Helbig, Gerhard & Buscha, Joachim. 2001. Deutsche Grammatik. Ein Handbuch für den Ausländerunterricht.
Berlin: Langenscheidt KG.
Hentschel, A. & Weydt, H. 2003. Handbuch der Deutschen Grammatik 2. Auflage. Berlin: Walter de Gruyter
GmbH & Co., D.
Katovsky, Dieter. 1982. Wortbildung und Semantik. Düsseldorf: Francke Verlag.
Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia untuk Tingkat Pendidikan Menengah. Jakarta:
Gramedia Widiasrana Indonesia.
Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama.
Linelajan, Yuwenda Dya. 2018. Afiks Derivasional Pembentuk Kata Sifat, Kata Benda dan Kata Kerja
Bahasa Jerman dalam Novel “Der Meister” Karya Max Brod. Manado: Jurnal Fakultas Sastra
Universitas Sam Ratulangi.
Meibauer, Jörg et al. 2007. Einführung in die Linguistik. 2. Auflage. Stuttgart:
Metzler Verlag.
Sandu, Doina. 1993. Einführung in die Lexikologie der deutschen Sprache,
Volume 1. Verlag der Univ.
Ullmann, S. 2014. Pengantar Semantik (diadaptasi oleh Sumarsono). Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Volmert, Johannes. 1999. Grundkurs Sprachwissenschaft. München: Wilhelm Fink Verlag.