Anda di halaman 1dari 14

VERBA DERIVASIONAL PADA CAPTION BERBAHASA JERMAN AKUN INSTAGRAM

@KATES.DIARY

Oleh: Asfira Fauziyyah / asfirafauziyyah@gmail.com


Dosen Pembimbing: Dr. Dra. Dewi Ratnasari, M. Hum.

Abstrak
Bidang penelitian ini adalah morfologi dan semantik. Penulis membahas mengenai pembentukan kata melalui derivasi
pada verba bahasa Jerman yang terdapat pada caption berbahasa Jerman akun instagram @kates.diary, lalu membahas
klasifikasi semantis pada verba tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengklasifikasikan dan menganalisis
verba derivasional yang terdapat pada caption berbahasa Jerman akun instagram @kates.diary dan menganalisis
makna pada verba derivasional tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mendeskripsikan dan
menganalisis data yang didapatkan sesuai teori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan kata melalui
derivasi pada verba bahasa Jerman yang terdapat dalam data memiliki jenis derivasi eksplisit, yaitu dengan cara
melekatkan afiks pada verba dasar. Pada data yang ada, penulis tidak menemukan verba derivasional yang berjenis
derivasi implisit. Verba derivasional yang terdapat dalam data berjumlah 38 data. Adapun klasifikasi semantis pada
verba derivasional tersebut dibagi menjadi 3 makna, yaitu (1) verba aktivitas; (2) verba proses; (3) verba keadaan.
Setelah verba derivasional yang terdapat dalam data dianalisis berdasarkan makna per kata, didapatkan 31 verba
derivasional bermakna aktivitas, 5 verba derivasional bermakna proses, dan 2 verba derivasional bermakna keadaan.
Kata kunci: Verba; Derivasi; Semantik

Abstract
This research field is morphology and semantics. The author discusses the formation of words through derivation of
German verbs which are contained in the German language caption of the Instagram account @kates.diary and then
discusses the semantic classification of these verbs. The purpose of this study is to classify and analyze the derivational
verbs contained in the German language caption of the Instagram account @kates.diary and then analyze the meaning
of these derivational verbs. This study uses qualitative methods by describing and analyzing the data obtained in
accordance with the theory. The results of the research show that word formation through derivation of the German
verbs contained in the data has a type of explicit derivation, namely by attaching affixes to the basic verbs. In the
existing data, the authors did not find derivational verbs of the implicit derivation type. There are 38 derivational
verbs in the data. The semantic classification of the derivational verbs is divided into 3 meanings, namely (1) activity
verbs; (2) process verbs; (3) state verbs. After the derivational verbs contained in the data were analyzed based on the
meaning per word, it was found that 31 derivational verbs meant activity, 5 derivational verbs meant process, and 2
derivational verbs meant condition.
Keywords: Verb; Derivation; Semantic

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Peran bahasa bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari sangat besar. Pada hakikatnya
manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi. Komunikasi antarmanusia tidak dapat
terlepas dari bahasa yang mereka gunakan. Setiap insan manusia pasti berkomunikasi menggunakan
bahasa tertentu yang mana dalam setiap kata-kata ataupun kalimatnya memiliki makna. Artinya, makna
tidak dapat terlepas dari keseharian manusia dalam berkomunikasi. Ullmann (dalam Sumarsono, 2014: 65)
mengatakan bahwa makna merupakan istilah paling ambigu dan paling kontroversial dalam teori tentang
bahasa. Menurut Ullmann mengenai pendapatnya dalam hal makna, makna bersifat kontroversial dalam
hal kebahasaan. Katovsky berpendapat bahwa makna bukanlah fenomena yang homogen, tetapi
memerlukan pembedaan (1981: 64). Makna merupakan istilah kebahasaan yang memerlukan pembedaan
dalam artian dapat diartikan dengan berbagai pengertian dalam satu atau beberapa kata tertentu.
Berbicara mengenai makna, makna selalu berkaitan erat dengan sebuah kata. Khususnya
dalam hal ini pada kelas kata verba, terdapat klasifikasi verba berdasarkan klasifikasi semantis atau
pengklasifikasian verba melalui makna. Dalam skripsi ini akan dibahas mengenai verba dalam bahasa
Jerman dan dianalisis berdasarkan klasifikasi semantis dan morfologi khususnya pembentukan kata pada
verba melalui derivasi. Penulis mengklasifikasikankan verba dari segi morfologi yaitu pembentukan kata
pada verba melalui derivasi, lalu verba derivasional tersebut dianalisis berdasarkan makna yang
terkandung pada setiap kata untuk selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi semantis. Adapun
korpus data yang penulis ambil adalah media sosial instagram khususnya akun instagram traveller asal
negara Jerman @kates.diary. Pada dasarnya, unggahan-unggahan yang terdapat pada akun instagram
@kates.diary dominan seputar travelling.
Di era yang sudah semakin maju khususnya dalam hal teknologi seperti zaman sekarang
ini, sebagian besar orang sudah tidak terlepas dari media sosial. Media sosial merupakan media yang
digunakan khalayak untuk berkomunikasi dan berbagi informasi kepada pengguna lainnya melalui dunia
maya atau secara online. Media sosial merupakan sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang
memungkinkan penciptaan dan pertukaran. Salah satu media sosial yang sedang digandrungi khalayak
saat ini adalah aplikasi instagram. Penulis mendapati bahwa media sosial ini khususnya instagram
menawarkan sesuatu pada para pengikut, karena media sosial instagram dapat dikatakan sudah menjadi
bagian dari gaya hidup setiap manusia. Maka dari itu alasan penulis mengambil korpus data dari media
sosial khususnya instagram dikarenakan sekarang ini hampir semua orang menggunakan media sosial
khususnya instagram, sehingga penulis ingin melakukan penelitian dari sumber data yang sedang banyak
digunakan oleh khalayak. Sehingga penulis berharap dengan pemilihan aplikasi instagram sebagai korpus
data dapat berhubungan dengan gaya hidup khalayak sekarang ini dan dengan itu data yang penulis ambil
dan analisis yang penulis lakukan pada skripsi ini dapat terlihat lebih menarik.
Penulis memilih akun instagram @kates.diary sebagai korpus data dikarenakan
ketertarikan penulis dengan unggahan-unggahannya yang dominan seputar travelling, selain itu pemilik
akun instagram kates.diary menampilkan unggahan-unggahan yang rapi dan menarik untuk dilihat, serta
alasan terakhir mengapa penulis mengambil akun instagram @kates.diary sebagai korpus data adalah
karena sejauh ini penulis belum menemukan penelitian yang mengambil akun instagram @kates.diary
sebagai korpus data.
Unggahan dalam akun instagram tidak terlepas dari sebuah caption. Caption merupakan
deskripsi singkat mengenai sebuah foto, buku, atau deskripsi singkat dari sebuah situasi yang ada dalam
sebuah film dan lainnya. Caption berupa kata dan/atau kalimat guna mendeskripsikan sesuatu. Unggahan-
unggahan pada aplikasi instagram tidak dapat terlepas dari caption yang mendeskripsikan unggahan itu
sendiri. Melewati caption pada sebuah unggahan dalam akun instagram, para pengikut dapat mengetahui
deskripsi atau situasi dari sebuah foto atau yang lainnya melalui rangkain kata. Melewati caption pula para
pengikut dapat menginterpretasikan apa yang ditampilkan dari sebuah unggahan pada aplikasi
instagram. Maka dari itu, kaitan antara sebuah caption dengan unggahan pada aplikasi instagram cukup
erat dan saling berhubungan. Pemilik akun instagram @kates.diary menyisipkan caption pada sebagian
besar unggahan-unggahan instagram miliknya. Pada akun instagram @kates.diary, caption yang tertera
pada unggahan-unggahannya dominan panjang dalam mendeskripsikan sebuah foto dan video miliknya,
sehingga penulis rasa caption yang tertera tersebut menarik untuk dianalisis dari segi linguistik.
Dikarenakan penulis menemukan lebih banyak verba pada caption-caption tersebut, maka
dari itu penulis mengklasifikasikankan verba berdasarkan morfologi khususnya pembentukan kata pada
verba melalui derivasi lalu diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi semantis. Penulis mengidentifikasi
verba yang mengalami afiksasi berdasarkan teori pembentukan kata pada verba melalui derivasi, lalu
verba derivasional tersebut penulis klasifikasikan berdasarkan klasifikasi semantis dan dianalisis agar
dapat diketahui makna dari verba derivasional yang terdapat pada caption-caption tersebut juga makna dari
konteks kalimatnya.

Tujuan Penelitian
1. Mengklasifikasikankan verba derivasional yang terdapat pada caption berbahasa Jerman akun instagram
@kates.diary.
2. Mengklasifikasikankan verba derivasional yang terdapat pada caption berbahasa Jerman akun instagram
@kates.diary berdasarkan klasifikasi semantis.

Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pembentukan kata khususnya pada kelas kata verba sebelumnya
telah dilakukan. Berikut merupakan penelitian terdahulu yang meneliti mengenai proses pembentukan
verba beserta maknanya. Penelitian pertama adalah jurnal yang berjudul “Afiks Derivasional Pembentuk
Kata Sifat, Kata Benda dan Kata Kerja Bahasa Jerman dalam Novel “Der Meister” Karya Max Brod” yang
ditulis oleh Yuwenda Dya Linelejan (2018). Teori yang digunakan adalah teori Bünting (1979: 119) yang
menjelaskan mengenai pembentukan kata derivasional dan teori Gross (1988: 66) sebagai teori penunjang.
Persamaan dengan skripsi ini adalah sama-sama menganalisis proses pembentukan kata kerja atau verba
melalui derivasi. Perbedaan antara jurnal tersebut dan skripsi yang penulis tulis adalah skripsi ini
memfokuskan pembentukan kata pada verba, lalu teori pembentukan kata yang dipakai dan korpus data
yang diambil pun berbeda. Jurnal tersebut menganalisis makna afiks derivasi pada kata sifat, kata benda
dan kata kerja. Jurnal tersebut menggunakan teori pembentukan kata derivasional menurut Bünting (1979:
119) dan korpus data yang digunakan adalah novel. Sedangkan skripsi ini menggunakan teori
pembentukan kata pada verba melalui derivasi dari Meibauer (2007) dan skripsi ini mengambil caption
berbahasa Jerman yang terdapat pada akun instagram sebagai korpus data.
Penelitian selanjutnya adalah jurnal yang berjudul “Proses Semantik Kata Kerja Bahasa
Indonesia dan Bahasa Jerman” yang ditulis oleh Hasmawati, Teo Kok Seong & Chong Shin (2021). Teori
yang digunakan adalah teori dari Helbig dan Buscha (dalam Hidayat; Eppert 1993: 17) yang menjelaskan
bahwa dalam bahasa Jerman klasifikasi semantis kata kerja digolongkan dalam Tätigkeitsverben (kata kerja
yang menyatakan aksi), Vorgangsverben (kata kerja yang menyatakan proses), dan Zustandsverben (kata
kerja yang menyatakan keadaan). Lalu teori tambahan mengenai klasifikasi semantis kata kerja adalah dari
Pörings dan Schmitz (2003) yang menyatakan bahwa Erfahrungsverben (kata kerja pengalaman) juga
termasuk dalam klasifikasi semantis kata kerja. Persamaan dengan skripsi ini adalah sama-sama
menganalisis klasifikasi semantis pada verba menurut teori dari Helbig dan Buscha. Perbedaan antara
jurnal tersebut dengan skripsi yang penulis tulis adalah skripsi ini tidak menambahkan teori dari Pörings
dan Schmitz (2003) untuk menganalisis klasifikasi semantis pada verba, lalu jurnal tersebut menggunakan
sumber data Kamus Jerman Indonesia oleh Heuken (2007), Langenscheidts Großwörter oleh Götz et al. (1997),
dan Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2008),
sedangkan skripsi ini menggunakan caption berbahasa Jerman yang terdapat pada akun instagram sebagai
sumber data atau korpus data.
Penelitian ketiga adalah skripsi yang berjudul “Verba Pada Kalimat Bahasa Jerman Dalam
Kolom Caption Akun Selebgram @Annamariadamm” yang ditulis oleh Nabilla Ayu Abidin (2019). Teori
utama yang digunakan pada skripsi tersebut adalah teori dari Ferreira (2003: 18) yang menyatakan proses
morfologis perubahan bentuk verba bahasa Jerman. Teori lainnya yang digunakan adalah teori dari Helbig
dan Buscha (2001) untuk mengklasifikasikan verba berdasarkan kriteria morfologis dan
mengklasifikasikan bentuk-bentuk kalimat bahasa Jerman. Dalam skripsi tersebut, penulis menganalisis
verba beraturan dan verba tak beraturan juga bentuk bentuk kalimat bahasa Jerman dalam kolom caption
akun selebgram @annamariadamm. Persamaan skripsi tersebut dengan skripsi ini adalah sama-sama
menganalisis kelas kata verba pada caption instagram. Sedangkan perbedaannya adalah skripsi yang
penulis tulis ini lebih berfokus pada proses pembentukan kata pada verba melalui derivasi menggunakan
teori dari Meibauer (2007), selain itu akun instagram yang digunakan sebagai korpus pun berbeda, skripsi
ini menggunakan akun instagram @kates.diary sebagai korpus.

II. METODE PENELITIAN


Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode dan teknik pengumpulan data pada skripsi ini adalah dengan membaca satu per satu
caption pada unggahan-unggahan akun instagram @kates.diary. dengan batasan waktu tertentu di tahun
2022, yang dimana tahun tersebut adalah tahun dengan unggahan-unggahan terbaru pada akun instagram
@kates.diary. Batasan waktu yang digunakan adalah satu tahun penuh, terhitung dari bulan Januari
hingga bulan Desember tahun 2022.
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan mencari data untuk nantinya
dianalisis, khususnya dari segi linguistik. Pada caption-caption tersebut penulis menemukan banyak verba
yang mengalami afiksasi, sehingga penulis mengambil bidang penelitian morfologi untuk skripsi ini
khususnya menggunakan teori pembentukan kata pada verba melalui derivasi. Penulis menemukan teori
yang sesuai untuk mengklasifikasikan dan menganalisis data yang telah didapatkan, yaitu teori
pembentukan kata pada verba melalui derivasi menurut Meibauer (2007: 58) yang dimana dalam teorinya
Meibauer menjabarkan afiks-afiks derivasi verba dalam bentuk tabel. Langkah selanjutnya penulis mulai
mengklasifikasikan data berdasarkan teori pembentukan kata pada verba melalui derivasi dengan cara
membaca ulang satu per satu caption pada unggahan-unggahan dari bulan Januari hingga Desember tahun
2022 dan dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan identifikasi masalah yang pertama. Adapun untuk
menjawab identifikasi masalah kedua, penulis menggunakan data yang telah dianalisis pada subbab 4.1,
akan tetapi untuk subbab 4.2 penulis mengklasifikasikan dan menganalisis kembali verba derivasional
tersebut pada bidang linguistik yang berbeda yaitu semantik.

Metode dan Teknik Analisis Data


Metode dan teknik analisis data untuk menjawab pertanyaan identifikasi masalah pertama, verba
derivasional yang terdapat pada caption berbahasa Jerman di dalam unggahan-unggahan akun instagram
@kates.diary dideskripsikan dan dianalisis dengan cara menjabarkan afiks yang melekat pada verba dasar
dan verba dasar itu sendiri, berdasarkan teori pembentukan kata pada verba menurut Meibauer (2007: 58).
Verba derivasional tersebut kemudian diidentifikasikan berdasarkan jenis derivasinya menurut teori
Busch dan Stenschke (2008: 2), apakah verba derivasional tersebut termasuk derivasi eksplisit atau derivasi
implisit.
Untuk menjawab pertanyaan identifikasi masalah kedua penulis menganalisis makna setiap kata
yang terdapat pada verba derivasional yang telah dianalisis sebelumnya. Penulis menggunakan kamus
duden.de untuk mengetahui makna per kata yang terkandung pada verba derivasional tersebut.
Selanjutnya verba derivasional diklasifikasikan berdasarkan teori klasifikasi semantis pada verba menurut
Helbig Buscha (2001: 59). Klasifikasi semantis pada verba derivasional tersebut dideskripsikan
berdasarkan makna per kata dan konteks kalimat pada caption berbahasa Jerman akun instagram
@kates.diary.

Metode dan Teknik Penyajian Hasil Data


Skripsi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu penulis mendeskripsikan data yaitu
verba derivasional yang terdapat pada caption berbahasa Jerman di dalam unggahan-unggahan akun
instagram @kates.diary. Data pada skripsi ini yaitu verba derivasional yang terdapat pada penggalan
kalimat akan ditandai dengan digarisbawahi. Adapun deskripsi berbentuk paparan yang menjabarkan
data berdasarkan teori.
Data untuk subbab 4.1 dideskripsikan berdasarkan teori pembentukan kata pada verba melalui
derivasi menurut Meibauer (2007: 58), data dianalisis dengan proses dari teori yang ada ke data, data tidak
dianalisis dengan proses dari data ke teori. Lalu untuk data pada subbab 4.2 dideskripsikan berdasarkan
teori klasifikasi semantis pada verba menurut Helbig dan Buscha (2001: 59) didukung dengan penjelasan
makna per kata berdasarkan kamus duden.de. Hasil penelitian pada skripsi ini berupa uraian deskriptif
atau paparan, tidak dirumuskan dalam bentuk angka.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Ciri Morfologis Verba Bahasa Jerman
Verba dalam bahasa Jerman adalah suatu kelas kata yang merupakan unsur dalam
pembentukan kalimat yang bentuknya dapat berubah-ubah tergantung subjek dalam kalimat.
Verba dalam bahasa Jerman berfungsi sintaksis sebagai predikat. Menurut Helbig dan Buscha
(2001: 23): Die Verben sind die einzige Wortklasse, deren Elemente konjugiert werden können, d.h. in
Person, Numerus, Tempus verändert werden können ‘Verba merupakan satu-satunya kelas kata
yang elemen-elemennya dapat dikonjugasikan berdasarkan personal, jumlah, dan kala’.
Berdasarkan pernyataan dari Helbig dan Buscha dapat dinyatakan bahwa diantara semua
kelas kata seperti nomina, adjektiva, adverbia, verba merupakan satu-satunya kelas kata yang
dinamis atau dapat berubah-ubah karena dapat dikonjugasikan, yaitu personal, jumlah, dan
waktunya.

Verba memiliki jenis-jenis yang dapat dibedakan dilihat dari segi semantis, sintaktis, dan
morfologis. Salah satunya pengklasifikasian verba berdasarkan segi morfologis. Berikut
merupakan konsep dasar mengenai morfologi dijelaskan oleh Meibauer, yaitu sebagai berikut:
Meibauer (2007: 29) berpendapat bahwa Der wichtigste morphologische Grundbegriff ist der
des Morphems. Unter einem Morphem versteht man im Allgemeinen ein einfaches sprachliches Zeichen,
das nicht mehr in kleinere Einheiten mit bestimmter Lautung und Bedeutung zerlegt werden kann
‘Konsep dasar morfologi yang paling penting adalah morfem. Morfem umumnya dipahami
sebagai tanda linguistik sederhana yang tidak dapat lagi dipecah menjadi unit yang lebih kecil
dengan bunyi dan makna tertentu’.

Meibauer (2007: 30) menjabarkan bagian dari morfem dalam bentuk bagan, sebagai berikut:

Morphem ‘Morfem’

Wurzel ‘Akar’ Affix (Präfix, Suffix) ‘Afiks (Prefiks, Sufiks)’

Derivationsaffix ‘Afiks Derivasi’ Flexionsaffix ‘Afiks Fleksi’

a. Verba Dasar
Kridalaksana (2005) mengatakan bahwa verba dasar merupakan kata dasar dan
berasal dari morfem bebas. Artinya, verba yang tidak mengalami penambahan morfem.
Gallmann (2009: 389) menyatakan bahwa Als Nennform eines Verbs wird traditionell die auf -
en ausgehende Infinitivform verwendet ‘Bentuk infinitif berakhiran -en secara tradisional
digunakan sebagai bentuk nominal dari verba’: lachen ‘tertawa’, fragen ‘bertanya’, wollen
‘ingin’.
b. Verba Turunan
Verba turunan adalah verba yang telah mengalami perubahan, seperti afiksasi atau
penambahan imbuhan. Proses perubahan pada suatu kelas kata dapat dikatakan sebagai
pembentukan kata. Pembentukan kata dibagi ke dalam tiga jenis utama menurut Volmert
(1999: 105), yaitu Komposition ‘komposisi’, Derivation ‘derivasi’, dan Konversion ‘konversi’.
1) Komposition ‘Komposisi’
Komposisi merupakan pembentukan kata kompleks dari dua atau lebih kata yang
sudah ada (Meibauer, 2007: 352). Dalam Bahasa Jerman akan ditemukan banyak kata
yang mengalami proses komposisi, karena pernyataan tersebut sejalan dengan yang
dikatakan oleh Volmert (1999: 106), yaitu Das Produktivste Muster der Wortbildung ist im
Deutschen die Zusammensetzung, die Komposition ‘Pola pembentukan kata yang paling
produktif dalam bahasa Jerman adalah komposisi’. Meibauer (2007: 48) memberikan
contoh komposisi berdasarkan kelas kata, yaitu sebagai berikut:

a) Nomen-Komposition ‘komposisi nomina’


holz+haus ‘rumah kayu’
b) Adjektiv-Komposition ‘komposisi adjektiva’
haut+freundlich ‘ramah kulit’
c) Verb-Komposition ‘komposisi verba’
kopf+stehen ‘terbalik’
d) Adverb-Komposition ‘komposisi adverbia’
da+her ‘karenanya’
2) Derivation ‘Derivasi’
Definisi derivasi menurut Meibauer (2007: 350) yaitu: Bildung eines Worts aus einem
vorhandenen Wort und einem Derivationsaffix, z. B. Ur+wald, Wunder+bar ‘Pembentukan
kata dari kata yang sudah ada dan afiks derivasi, contoh Ur+wald → Urwald ‘Hutan’,
wunder+bar → Wunderbar ‘Menakjubkan’.
Seperti yang telah dibahas di atas, berbicara mengenai derivasi tentu tidak dapat
terlepas dari afiks. Menurut Meibauer (2007: 349) afiks terdiri dari prefiks dan sufiks.
Kelas kata pada kata dasar yang mengalami afiksasi dapat berubah tergantung afiks-
afiks yang membentuk kata dasar tersebut. Meibauer (2007: 58) menjabarkan afiks
derivasi verba dalam tabel berikut:

Affix der Verb-Derivation ‘Afiks Derivasi Verba’


Verb ‘Verba’ nativ ‘asli’ nicht-nativ ‘non-asli’
ab-, an-, auf-, aus-, be-, bei-, dar-, ein-
de-/des-/dis-, in-, inter-,
Präfix ‘Prefiks’ , ent-, er-, ge-, los-, miss-, nach-, ob-,
ko-/kom-/kon-/kor-/kol-/,
über-, um-, unter-, ver-, vor-, wider-,
prä-, re-, trans-
zer-, zu-
Suffix ‘Sufiks’ -ig, -(is/ifiz)ier, -(e)l, -(e)r
Sumber: (Meibauer, 2007: 58)

Derivasi dibagi menjadi dua jenis menurut Busch dan Stenschke (2008: 2), yaitu
derivasi eksplisit dan derivasi implisit.
(1) Derivasi Eksplisit
Definisi derivasi eksplisit dijelaskan oleh Busch dan Stenschke (2008: 2)
bahwa Das Affix nach seiner Position als Präfix, Suffix, oder Zirkumfix bezeichnet
wird und dementsprechend die explizite Derivation in die Wortbildungssubklassen
Präfigierung, Suffigierung und Zirkumfixderivation unterteilt werden kann
‘Afiksasi yang posisinya sebagai prefiks, sufiks, atau sirkumfiks sesuai
dengan derivasi eksplisit, dapat dibagi menjadi subkelas kata prefiksasi,
sufiksasi, dan sirkumfiksasi’. Derivasi eksplisit adalah pembentukan kata
yang terdapat afiks pada stamm (kata dasar), bisa berupa prefiks, sufiks,
ataupun sirkumfiks. Contoh dikutip dari Meibauer (2007: 56), sebagai berikut:
Erz+feiend, Ge+busch, Haupt+mann, Miss+stand, Un+art, Ur+wald (Meibauer,
2007: 56)
(2) Derivasi Implisit
Definisi derivasi implisit menurut Sandu (1993: 49) yaitu Einfaches
paradigmatisches Umsetzen eines Grundmorphems + / - Änderung des
Stammmorphems ‘Implementasi paradigmatik sederhana pada perubahan
bentuk morfem atau stamm (kata dasar)’. Pada derivasi implisit tidak terdapat
afiks seperti derivasi eksplisit. Derivasi implisit adalah adanya perubahan
morfologis kata berdasarkan ablaut (vokal). Contoh kata nya adalah werfen
‘melemparkan’ menjadi der Wurf ‘lemparan’.

Data yang ditemukan dalam korpus data caption berbahasa Jerman akun instagram
@kates.diary mengenai pembentukan kata pada verba melalui derivasi, merupakan
verba yang mengandung prefiks, diantaranya adalah prefiks er-, be-, aus-, um-, ver-, an-
, ent-, auf-, unter-, über-, ein-, vor-.

Afiks derivasi verba er-


Salah satu verba derivasional dengan prefiks er- yang ditemukan pada data adalah
erlebt ‘alami’, yaitu pada kalimat ... ich musste nochmal zusammenfassen was wir alles
schönes erlebt haben. (3 Januari 2022 @kates.diary) ‘... saya harus merangkum lagi semua
hal indah yang telah kita alami.’
Pada data tersebut terdapat verba derivasional erlebt ‘alami’. Erlebt ‘alami’ berasal
dari verba dasar leben ‘hidup’. Verba dasar leben ‘hidup’ mengalami perubahan
morfologis dengan adanya penambahan prefiks er- yang merupakan afiks derivasi
verba menjadi erleben ‘alami’.
Jenis derivasi pada verba derivasional erlebt ‘alami’ adalah derivasi eksplisit.
Dikarenakan terdapat afiksasi berupa prefiks, yaitu prefiks er- pada verba dasar leben
‘hidup’ yang ada pada kalimat ... ich musste nochmal zusammenfassen was wir alles schönes
erlebt haben ‘... saya harus merangkum lagi semua hal indah yang telah kita alami’.

Afiks derivasi verba be-


Salah satu verba derivasional dengan prefiks be- yang ditemukan pada data
adalah beschreiben ‘menggambarkan’, yaitu pada kalimat ... ich meinen Gefühlszustand
hier beschreiben könnte. (26 Juli 2022@kates.diary) ‘... saya bisa menggambarkan keadaan
emosi saya di sini.’
Pada data tersebut terdapat verba derivasional beschreiben ‘menggambarkan’.
Beschreiben ‘menggambarkan’ berasal dari verba dasar schreiben ‘menulis’. Verba dasar
schreiben ‘menulis’ mengalami perubahan morfologis dengan adanya penambahan
prefiks be- yang merupakan afiks derivasi verba menjadi beschreiben ‘menggambarkan’.
Jenis derivasi pada verba derivasional beschreiben ‘menggambarkan’ adalah
derivasi eksplisit. Dikarenakan terdapat afiksasi berupa prefiks, yaitu prefiks be- pada
verba dasar schreiben ‘menulis’ yang ada pada kalimat ... ich meinen Gefühlszustand hier
beschreiben könnte ‘... saya bisa menggambarkan keadaan emosi saya di sini’.

Afiks derivasi verba aus-


Salah satu verba derivasional dengan prefiks aus- yang ditemukan pada data
adalah aussuchen ‘memilih’, yaitu pada kalimat Du darfst dir ein Haus for free aussuchen.
(12 Januari 2022 @kates.diary)‘Anda dapat memilih rumah secara gratis.’
Pada data tersebut terdapat verba derivasional aussuchen ‘memilih’. Aussuchen
‘memilih’ berasal dari verba dasar suchen ‘mencari’. Verba dasar suchen ‘mencari’
mengalami perubahan morfologis dengan adanya penambahan prefiks aus- yang
merupakan afiks derivasi verba menjadi aussuchen ‘memilih’.
Jenis derivasi pada verba derivasional aussuchen ‘memilih’ adalah derivasi
eksplisit. Dikarenakan terdapat afiksasi berupa prefiks, yaitu prefiks aus- pada verba
dasar suchen ‘mencari’ yang ada pada kalimat du darfst dir ein Haus for free aussuchen
‘anda dapat memilih rumah secara gratis’.

Afiks derivasi verba um-


Salah satu verba derivasional dengan prefiks um- yang ditemukan pada data
adalah umrühren ‘mengocok’, yaitu pada kalimat ... ihr tun müsst ist eigentlich
zusammenzuschütten und umrühren. (22 April 2022 @kates.diary) ‘... yang harus anda
lakukan hanyalah menuangkannya bersama danmengocoknya.’
Pada data tersebut terdapat verba derivasional umrühren ‘mengocok’. Umrühren
‘mengocok’ berasal dari verba dasar rühren ‘mengaduk’. Verba dasar rühren
‘mengaduk’ mengalami perubahan morfologis dengan adanya penambahan prefiks
um- yang merupakan afiks derivasi verba menjadi umrühren ‘mengocok’.
Jenis derivasi pada verba derivasional umrühren ‘mengocok’ adalah derivasi
eksplisit. Dikarenakan terdapat afiksasi berupa prefiks, yaitu prefiks um- pada verba
dasar rühren ‘mengaduk’ yang ada pada kalimat ... ihr tun müsst ist eigentlich
zusammenzuschütten und umrühren ‘... yang harus anda lakukan hanyalah
menuangkannya bersama dan mengocoknya’.

Afiks derivasi verba ver-


Salah satu verba derivasional dengan prefiks ver- yang ditemukan pada data
adalah verbringen ‘menghabiskan’, yaitu pada kalimat ... verbringen wir ein paar schöne
Tage dort! (11 Mei 2022 @kates.diary) ‘... mari menghabiskan beberapa hari yang
menyenangkan di sana!’
Pada data tersebut terdapat verba derivasional verbringen ‘menghabiskan’.
Verbringen ‘menghabiskan’ berasal dari verba dasar bringen ‘membawa’.Verba dasar
bringen ‘membawa’ mengalami perubahan morfologis dengan adanya penambahan
prefiks ver- yang merupakan afiks derivasi verba menjadi verbringen ‘menghabiskan’.
Jenis derivasi pada verba derivasional verbringen ‘menghabiskan’ adalah derivasi
eksplisit. Dikarenakan terdapat afiksasi berupa prefiks, yaitu prefiks ver- pada verba
dasar bringen ‘membawa’ yang ada pada kalimat ... verbringen wir ein paar schöne Tage
dort! ‘... mari menghabiskan beberapa hari yang menyenangkan di sana!’.

Afiks derivasi verba an-


Salah satu verba derivasional dengan prefiks an- yang ditemukan pada data
adalah anbraten ‘goreng’, yaitu pada kalimat In einer Pfanne anbraten ... (13 Mei 2022
@kates.diary) ‘Goreng dalam wajan...’
Pada data tersebut terdapat verba derivasional anbraten ‘goreng’. Anbraten
‘goreng’ berasal dari verba dasar braten ‘menggoreng’ atau kata dasar yang berkelas
kata nomina der Braten ‘daging goreng’. Verba dasar braten ‘menggoreng’ mengalami
perubahan morfologis dengan adanya penambahan prefiks an- yang merupakan afiks
derivasi verba menjadi anbraten ‘goreng’.
Jenis derivasi pada verba derivasional anbraten ‘goreng’ adalah derivasi eksplisit.
Dikarenakan terdapat afiksasi berupa prefiks, yaitu prefiks an- pada verba dasar braten
‘menggoreng’ yang ada pada kalimat in einer Pfanne anbraten ... ‘goreng dalam wajan...’.

Afiks derivasi verba ent-


Salah satu verba derivasional dengan prefiks ent- yang ditemukan pada data
adalah entspannt ‘melonggarkan’, yaitu pada kalimat Deshalb haben wir uns ganz
entspannt ein paar Wanderungen... (22 Juli 2022 @kates.diary) ‘Itu sebabnya kami
melonggarkan beberapa pendakian ...’
Pada data tersebut terdapat verba derivasional entspannt ‘melonggarkan’.
Entspannt ‘melonggarkan’ berasal dari verba dasar spannen ‘mengencangkan’. Verba
dasar spannen ‘mengencangkan’ mengalami perubahan morfologis dengan adanya
penambahan prefiks ent- yang merupakan afiks derivasi verba menjadi entspannen
‘melonggarkan’.
Jenis derivasi pada verba derivasional entspannt ‘melonggarkan’ adalah derivasi
eksplisit. Dikarenakan terdapat afiksasi berupa prefiks, yaitu prefiks ent- pada verba
dasar spannen ‘mengencangkan’ yang ada pada kalimat deshalb haben wir uns ganz
entspannt ein paar Wanderungen... ‘itu sebabnya kami melonggarkan beberapa
pendakian ...’.
Afiks derivasi verba auf-
Salah satu verba derivasional dengan prefiks auf- yang ditemukan pada data
adalah aufpassen ‘memperhatikan’, yaitu pada kalimat ..., ob sie kurz aufpassen oder die
Menschen die drumrum sitzen. (27 Agustus 2022 @kates.diary) ‘..., apakah mereka
memperhatikan sejenak atau orang-orang yang duduk-duduk.’
Pada data tersebut terdapat verba derivasional aufpassen ‘memperhatikan’.
Aufpassen ‘memperhatikan’ berasal dari verba dasar passen ‘sesuai’. Verba dasar passen
‘sesuai’ mengalami perubahan morfologis dengan adanya penambahan prefiks auf-
yang merupakan afiks derivasi verbamenjadi aufpassen ‘memperhatikan’.
Jenis derivasi pada verba derivasional aufpassen ‘memperhatikan’ adalah derivasi
eksplisit. Dikarenakan terdapat afiksasi berupa prefiks, yaitu prefiks auf- pada verba
dasar passen ‘sesuai’ yang ada pada kalimat ..., ob sie kurz aufpassen oder die Menschen die
drumrum sitzen ‘..., apakah mereka memperhatikan sejenak atau orang-orang yang
duduk-duduk’.

Afiks derivasi verba unter-


Salah satu verba derivasional dengan prefiks unter- yang ditemukan pada data
adalah unterhalten ‘mengobrol’, yaitu pada kalimat Also nichts, wenn ihr euch ruhig
unterhalten möchtet. (23 Mei 2022 @kates.diary) ‘Jadi tidak apa-apa jika anda ingin
mengobrol dengan tenang.’
Pada data tersebut terdapat verba derivasional unterhalten ‘mengobrol’.
Unterhalten ‘mengobrol’ berasal dari verba dasar halten ‘menahan’. Verba dasar halten
‘menahan’ mengalami proses morfologis dengan adanya penambahan prefiks unter-
yang merupakan afiks derivasi verba menjadi unterhalten ‘mengobrol’.
Jenis derivasi pada verba derivasional unterhalten ‘mengobrol’ adalah derivasi
eksplisit. Dikarenakan terdapat afiksasi berupa prefiks, yaitu prefiks unter- pada verba
dasar halten ‘menahan’ yang ada pada kalimat also nichts, wenn ihr euch ruhig unterhalten
möchtet ‘jadi tidak apa-apa jika anda ingin mengobrol dengan tenang’.

Afiks derivasi verba über-


Salah satu verba derivasional dengan prefiks über- yang ditemukan pada data
adalah überzeugen ‘meyakinkan’, yaitu pada kalimat Einfach durchlaufen und überzeugen
lassen. (23 Mei 2022 @kates.diary) ‘Jalani saja dan biarkan diri anda meyakinkan diri
sendiri.’
Pada data tersebut terdapat verba derivasional überzeugen ‘meyakinkan’.
Überzeugen ‘meyakinkan’ berasal dari verba dasar zeugen ‘bersaksi’. Verba dasar zeugen
‘bersaksi’ mengalami proses morfologis dengan adanya penambahan prefiks über- yang
merupakan afiks derivasi verba menjadi überzeugen ‘meyakinkan’.
Jenis derivasi pada verba derivasional überzeugen ‘meyakinkan’ adalah derivasi
eksplisit. Dikarenakan terdapat afiksasi berupa prefiks, yaitu prefiks über- pada verba
dasar zeugen ‘bersaksi’ yang ada pada kalimat einfach durchlaufen und überzeugen lassen
‘jalani saja dan biarkan diri anda meyakinkan diri sendiri’.

Afiks derivasi verba ein-


Salah satu verba derivasional dengan prefiks ein- yang ditemukan pada data
adalah einkaufen ‘berbelanja’, yaitu pada kalimat ... einkaufen gehen. (7 Juni 2022
@kates.diary) ‘... pergi berbelanja.’
Pada data tersebut terdapat verba derivasional einkaufen ‘berbelanja’. Einkaufen
‘berbelanja’ berasal dari verba dasar kaufen ‘membeli’. Verba dasar kaufen ‘membeli’
mengalami proses morfologis dengan adanya penambahan prefiks ein- yang
merupakan afiks derivasi verba menjadi einkaufen ‘berbelanja’.
Jenis derivasi pada verba derivasional einkaufen ‘berbelanja’ adalah derivasi
eksplisit. Dikarenakan terdapat afiksasi berupa prefiks, yaitu prefiks ein- pada verba
dasar kaufen ‘membeli’ yang ada pada kalimat ... einkaufen gehen ‘... pergi berbelanja’.

Afiks derivasi verba vor-


Salah satu verba derivasional dengan prefiks vor- yang ditemukan pada data
adalah vorstellen ‘bayangkan’, yaitu pada kalimat ... einfach nicht vorstellen. (24 Agustus
2022 @kates.diary) ‘... jangan bayangkan’
Pada data tersebut terdapat verba derivasional vorstellen ‘bayangkan’. Vorstellen
‘bayangkan’ berasal dari verba dasar stellen ‘meletakkan’. Verba dasar stellen
‘meletakkan’ mengalami perubahan morfologis dengan adanya penambahan prefiks
vor- yang merupakan afiks derivasiverba menjadi vorstellen ‘bayangkan’.
Jenis derivasi pada verba derivasional vorstellen ‘bayangkan’ adalah derivasi
eksplisit. Dikarenakan terdapat afiksasi berupa prefiks, yaitu prefiks vor- pada verba
dasar stellen ‘meletakkan’ yang ada pada kalimat ... einfach nicht vorstellen ‘... jangan
bayangkan’.

3) Konversion ‘Konversi’
Konversi merupakan rekategorisasi kata (Meibauer, 2007: 352). Volmert (1999:
111) menjabarkan definisi konversi, Konversion wird ein Wort oder eine Wortgruppe ohne
Verwendung von affixen in eine andere Wortart überführt ‘Konversi adalah perubahan
suatu kelas kata pada kata atau kelompok kata menjadi kelas kata lain tanpa adanya
proses afiksasi’. Contoh dikutip dari Meibauer (2007: 63), sebagai berikut:
a. laufen der Lauf V N
‘berlari’ ‘lari’
b. grün grünen A V
‘hijau’ ‘menjadi hijau’
c. Gras grasen N V
‘rumput’ ‘tergores’

Contoh yang tertera di atas adalah kata laufen ‘berlari’ yang berkelas kata “V” atau
verba, menjadi der Lauf ‘lari’ yang berkelas kata “N” atau nomina. Lalu kata grün
‘hijau’ yang berkelas kata “A” atau adjektiva, menjadi grünen ‘menjadi hijau’ yang
berkelas kata “V” atau verba. Lalu contoh terakhir adalah kata Gras ‘rumput’ yang
berkelas kata “N” atau nomina menjadi grasen ‘tergores’ yang berkelas kata “V” atau
verba.

2. Klasifikasi Semantis Verba Bahasa Jerman


Eine Klassifizierung der Verben unter semantischen Aspekt erfolgt nach der Bedeutungsstruktur
der Verben selbst, nach ihrer Aktionsart und nach dem Grad ihrer Gramatikalisierung bzw.
Desemantisierung (nach der Möglichkeit oder Unmöglichkeit, allein das Prädikat zu bilden ‘Verba
diklasifikasikan dari sudut pandang semantik menurut struktur makna verba itu sendiri,
menurut jenis tindakannya dan menurut tingkat tata bahasa atau desemantisasi (sesuai
dengan kemungkinan atau ketidakmungkinan membentuk predikat saja)’ (Helbig/Buscha,
2001: 58).
Helbig dan Buscha (2001: 59) mengklasifikasikankan verba berdasarkan klasifikasi
semantis menjadi tiga jenis, yakni (1) Tätigkeitsverben ‘Verba aktivitas’, (2) Vorgangsverben
‘Verba proses’, dan (3) Zustandsverben ‘Verba keadaan’.

a. Verba Aktivitas
Helbig dan Buscha (2001: 59) mendeskripsikan verba aktivitas sebagai berikut:
“Tätigkeitsverben (oder die ihnen zugrunde liegenden Aktionsprädikate) drücken aus, daß ein
tätiges Subjekt (ein Täter oder Agens) in aktiver Weise etwas tut, eine Handlung ausführt: arbeiten,
aufschreien, sich bemächtigen, bewegen, essen, helfen, gehen, kämpfen, lesen, öffnen, singen, spielen,
springen, töten, turnen, wandern, zerbrechen” ‘Verba aktivitas (atau yang menjadi predikat
tindakan) menyatakan bahwa subjek aktif (pelaku atau agen) secara aktif melakukan
sesuatu, melakukan suatu tindakan: bekerja, berteriak, mengambil kendali, bergerak,
makan, membantu, berjalan, berkelahi, baca, buka, nyanyi, bermain, lompat, membunuh,
senam, mendaki, istirahat’.
Contoh kalimat verba aktivitas adalah sebagai berikut: Er zerbrach den Teller ‘Dia
memecahkan piring’ (Helbig & Buscha, 2001: 60).
Pada data yang ditemukan dalam caption berbahasa Jerman akun instagram
@kates.diary, salah satu verba derivasional yang mengandung makna aktivitas adalah
erlebt ‘alami’, yaitu pada kalimat ... ich musste nochmal zusammenfassen was wir alles schönes
erlebt haben. (3 Januari 2022 @kates.diary) ‘... saya harus merangkum lagi semua hal indah
yang telah kita alami.’
Dalam kalimat tersebut terdapat verba erlebt ‘alami’ yang merupakan bentuk
partizip II dari kata erleben ‘alami’. Kata erleben ‘alami’ memiliki makna erfundene Erlebnisse
als selbst erlebt darstellen ‘mewakili pengalaman yang diciptakan sebagai pengalaman
pribadi’ (www.duden.de).
Berdasarkan makna kata erleben ‘alami’ yang telah disebutkan, kata erleben ‘alami’
merupakan verba yang menggambarkan sebuah aktivitas. Kata erleben ‘alami’ merupakan
verba aktivitas dikarenakan kata erleben ‘alami’ menyatakan bahwa subjek aktif (pelaku
atau agen) secara aktif melakukan suatu tindakan. Kata erleben ‘alami’ bermakna tindakan
yang secara aktif dilakukan oleh subjek dalam kalimat ... ich musste nochmal zusammenfassen
was wir alles schönes erlebt haben ‘... saya harus merangkum lagi semua hal indah yang telah
kita alami’. Pada kalimat tersebut dapat dilihat subjek yang secara aktif menciptakan
sebuah pengalaman pribadi.

b. Verba Proses
Helbig dan Buscha (2001: 59) mendeskripsikan verba proses sebagai berikut:
“Vorgangsverben (oder die ihnen zugrunde liegenden Prozeßprädikate) bezeichnen eine
Veränderung, einen Prozeß, den das Subjekt an sich erfährt und der das Subjekt in seinem Zustand
oder in seiner Beschaffenheit verändert: erfrieren, erkranken, ermüden, erwachen, einschlafen,
fallen, hinfallen, sterben, verfaulen, verblühen, verhungern” ‘Verba proses (atau yang menjadi
dasar predikat proses) menunjukkan perubahan, proses yang dialami subjek itu sendiri
dan yang mengubah subjek dalam keadaan atau sifatnya: membeku, jatuh sakit, lelah,
bangun, tertidur, jatuh, terjatuh, mati, membusuk, menjadi layu, kelaparan’.
Contoh kalimat verba proses adalah sebagai berikut: Er fiel in den Graben ‘Dia jatuh
ke dalam selokan’ (Helbig & Buscha, 2001: 60).
Pada data yang ditemukan dalam caption berbahasa Jerman akun instagram
@kates.diary, salah satu verba derivasional yang mengandung makna proses adalah
aufwachen ‘bangun’, yaitu pada kalimat ... ich würde jeden Morgen hier aufwachen. (13
November 2022 @kates.diary) ‘... saya akan bangun di sini setiap pagi.’
Dalam kalimat tersebut terdapat verba aufwachen ‘bangun’. Kata aufwachen
‘bangun’ memiliki makna wach werden, erwachen ‘bangun, bangun’ (www.duden.de).
Berdasarkan makna kata aufwachen ‘bangun’ yang telah disebutkan, kata
aufwachen ‘bangun’ merupakan verba yang menggambarkan sebuah proses. Kata
aufwachen ‘bangun’ merupakan verba proses dikarenakan kata aufwachen ‘bangun’
menunjukkan perubahan yang dialami subjek itu sendiri dan yang mengubah subjek
dalam keadaan atau sifatnya. Dari makna kata aufwachen ‘bangun’ bisa dilihat bahwa
terdapat sebuah proses atau perubahan yang dialami suatu entitas dari tidur menjadi
bangun. Kata aufwachen ‘bangun’ dalam kalimat ... ich würde jeden Morgen hier aufwachen ‘...
saya akan bangun di sini setiap pagi’ memiliki makna proses yang dialami subjek.

c. Verba Keadaan
Helbig dan Buscha (2001: 59) mendeskripsikan verba keadaan sebagai berikut:
“Zustandsverben (oder die ihnen zugrunde liegenden Stativen Prädikate) drücken einen Zustand,
eine Bestehen, ein Beharren aus, drücken aus, dass sich das Subjekt nicht verändert : sich befinden,
liegen, sein, stehen, umgeben, wohnen” ‘Verba keadaaan mengungkapkan sebuah keadaan,
sebuah kondisi yang mengungkapkan bahwa subjek tidak berubah: berada, berbaring,
ada, berdiri, sekeliling, bertempat tinggal’.
Contoh kalimat verba keadaan adalah sebagai berikut: Er wohnte in Dresden ‘Dia
tinggal di Dresden’ (Helbig & Buscha, 2001: 60).
Pada data yang ditemukan dalam caption berbahasa Jerman akun instagram
@kates.diary, salah satu verba derivasional yang mengandung makna keadaan adalah
aufhören ‘berhenti’, yaitu pada kalimat Aber wir können nicht aufhören zu sagen wie schön es
war. (17 Mei 2022 @kates.diary) ‘Tapi kita tidak bisa berhenti mengatakan betapa
menyenangkannya itu.’
Dalam kalimat tersebut terdapat verba aufhören ‘berhenti’. Kata aufhören ‘berhenti’
memiliki makna mit etwas nicht fortfahren; schluss machen ‘tidak melanjutkan dengan
sesuatu; menyebutnya berhenti’ (www.duden.de).
Berdasarkan makna kata aufhören ‘berhenti’ yang telah disebutkan, kata aufhören
‘berhenti’ merupakan verba yang menggambarkan sebuah keadaan. Kata aufhören
‘berhenti’ merupakan verba keadaan dikarenakan kata aufhören ‘berhenti’ menyatakan
sebuah kondisi yang mengungkapkan bahwa subjek tidak berubah atau pasif. Kata
aufhören ‘berhenti’ bermakna keadaan yang pasif dalam kalimat aber wir können nicht
aufhören zu sagen wie schön es war ‘tapi kita tidak bisa berhenti mengatakan betapa
menyenangkannya itu’. Pada kalimat tersebut dapat dilihat bahwa kata aufhören ‘berhenti’
mengandung makna keadaan subjek tidak melanjutkan akan sesuatu.

V. SIMPULAN
Simpulan Hasil Pembahasan
Berdasarkan proses analisis yang telah penulis jabarkan pada bagian keempat dalam penulisan ini,
penulis menarik simpulan dari beberapa hasil analisis yang telah dilakukan. Terdapat dua identifikasi
masalah pada penulisan karya ilmiah ini, diantaranya adalah verba derivasional apa saja yang terdapat
pada caption berbahasa Jerman akun instagram @kates.diary kemudian klasifikasi semantis apa saja yang
terdapat pada verba derivasional tersebut.
Penulis membagi analisis menjadi dua bagian. Pertama penulis menganalisis verba derivasional
yang terdapat pada caption berbahasa Jerman akun instagram @kates.diary dengan jangka waktu
unggahan yang sudah ditentukan untuk dianalisis berdasarkan afiks verba yang melekat pada verba-verba
dasar yang penulis temukan. Kemudian penulis juga menganalisis klasifikasi semantis atau makna yang
dimiliki oleh verba derivasional tersebut. Berikut adalah paparan simpulan dari hasil analisis identifikasi
masalah yang telah penulis lakukan:
1. Dari keseluruhan verba derivasional yang terdapat pada caption dalam unggahan-unggahan akun
instagram @kates.diary dengan jangka waktu unggahan yang sudah ditentukan, terdapat sebanyak
38 verba derivasional yang penulis temukan. Verba derivasional yang muncul dalam data diantaranya
adalah erlebt ‘alami’, bestellt ‘memesan’, aussuchen ‘memilih’, erzählt ‘menceritakan’, umrühren
‘mengocok’, verbringen ‘menghabiskan’, anbraten ‘goreng’, entlockt ‘memunculkan’, aufhören ‘berhenti’,
erfährt ‘mengalami’, verpasst ‘ketinggalan’, unterhalten ‘mengobrol’, überzeugen ‘meyakinkan’,
vergammelt ‘membusuk’, beantworte ‘menjawab’, erwacht ‘terbangun’, einkaufen ‘berbelanja’, verlinken
‘tautkan’, erreicht ‘dicapai’, behandelt ‘memperlakukan’, versenden ‘mengirim’, entspannt
‘melonggarkan’, enttäuscht ‘mengecewakan’, beschreiben ‘menggambarkan’, verstirbt ‘meninggal’,
vorstellen ‘bayangkan’, entscheidest ‘memutuskan’, verstehen ‘mengerti’, aufpassen ‘memperhatikan’,
umrundet ‘mengitari’, erwartet ‘mengharapkan’, umschmeißen ‘membuang’, berichten ‘melaporkan’,
versteckt ‘menyembunyikan’, verschicken ‘mengirim’, aufwachen ‘bangun’, einpacken ‘bungkus’,
ausdrucken ‘mencetak’.
2. Hasil tersebut didapat dengan cara mengidentifikasi verba yang ada pada kalimat yang tertera pada
caption unggahan akun instagram @kates.diary, lalu penulis identifikasi kembali dengan melihat
afiks-afiks verba yang melekat pada verba dasar yang muncul. Afiks-afiks verba yang ditemukan
dalam data diantaranya adalah prefiks er-, be-, aus-, um-, ver-, an-, ent-, auf-, unter-, über-, ein-, vor-.
3. Dari 38 verba derivasional yang penulis temukan dari korpus data, semua verba derivasional tersebut
memiliki jenis derivasi eksplisit dan tidak ditemukan derivasi implisit pada data.
Data yang didapat memiliki klasifikasi semantis yang variatif. Diantara ketiga klasifikasi semantis
yaitu verba yang bermakna aktivitas, bermakna proses, dan bermakna keadaan, verba yang bermakna
aktivitas adalah yang paling mendominasi atau data yang paling banyak ditemukan. Terdapat 31 verba
derivasional yang bermakna aktivitas, diantaranya adalah erlebt ‘alami’, bestellt ‘memesan’, aussuchen
‘memilih’, erzählt ‘menceritakan’, umrühren ‘mengocok’, verbringen ‘menghabiskan’, anbraten ‘goreng’,
erfährt ‘mengalami’, unterhalten ‘mengobrol’, überzeugen ‘meyakinkan’, beantworte ‘menjawab’, einkaufen
‘berbelanja’, verlinken ‘tautkan’, erreicht ‘dicapai’, behandelt ‘memperlakukan’, versenden ‘mengirim’,
entspannt ‘melonggarkan’, enttäuscht ‘mengecewakan’, beschreiben ‘menggambarkan’, vorstellen
‘bayangkan’, entscheidest ‘memutuskan’, verstehen ‘mengerti’, aufpassen ‘memperhatikan’, umrundet
‘mengitari’, erwartet ‘mengharapkan’, umschmeißen ‘membuang’, berichten ‘melaporkan’, versteckt
‘menyembunyikan’, verschicken ‘mengirim’, einpacken ‘bungkus’, ausdrucken ‘mencetak’, 5 verba
derivasional yang bermakna proses, diantaranya adalah entlockt ‘memunculkan’, vergammelt ‘membusuk’,
erwacht ‘terbangun’, verstirbt ‘meninggal’, aufwachen ‘bangun’, dan terdapat 2 verba derivasional yang
bermakna keadaan, diantaranya adalah aufhören ‘berhenti’ dan verpasst ‘ketinggalan’.

Saran
1. Penelitian pada jurnal skripsi ini tidak ditemukan data yang merupakan derivasi implisit, oleh
karena itu, peneliti berharap jika adanya penelitian lebih lanjut mengenai derivasi khususnya data
yang menunjukkan derivasi berjenis implisit.
2. Penelitian pada jurnal skripsi ini juga masih kekurangan akan data yang merupakan verba
bermakna proses dan keadaan, dengan demikian alangkah lebih baik jika adanya penelitian lebih
lanjut mengenai data yang menjelaskan verba bermakna proses dan bermakna keadaan.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Nabilla Ayu. 2019. Verba Pada Kalimat Bahasa Jerman Dalam Kolom Caption Akun Selebgram
@Annamariadamm. Repositori Universitas Padjadjaran.
Busch, Albert. Stenschke, Oliver. (2008). Germanistische Linguistik 2. Auflage. Tübingen: Gunter Narr
Verlag.
Gallmann, Peter. (2009). Duden Grammatik 4 Auflage 8. Mannheim:
Bibliographisches Institut AG.
Hasmawati. Seong, Teo Kok. Shin, Chong. 2021. Proses Semantik Kata Kerja Bahasa Indonesia dan
Bahasa Jerman. International Journal of the Malay World and Civilisation.
Helbig, Gerhard & Buscha, Joachim. 2001. Deutsche Grammatik. Ein Handbuch für den Ausländerunterricht.
Berlin: Langenscheidt KG.
Hentschel, A. & Weydt, H. 2003. Handbuch der Deutschen Grammatik 2. Auflage. Berlin: Walter de Gruyter
GmbH & Co., D.
Katovsky, Dieter. 1982. Wortbildung und Semantik. Düsseldorf: Francke Verlag.
Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia untuk Tingkat Pendidikan Menengah. Jakarta:
Gramedia Widiasrana Indonesia.
Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama.
Linelajan, Yuwenda Dya. 2018. Afiks Derivasional Pembentuk Kata Sifat, Kata Benda dan Kata Kerja
Bahasa Jerman dalam Novel “Der Meister” Karya Max Brod. Manado: Jurnal Fakultas Sastra
Universitas Sam Ratulangi.
Meibauer, Jörg et al. 2007. Einführung in die Linguistik. 2. Auflage. Stuttgart:
Metzler Verlag.
Sandu, Doina. 1993. Einführung in die Lexikologie der deutschen Sprache,
Volume 1. Verlag der Univ.
Ullmann, S. 2014. Pengantar Semantik (diadaptasi oleh Sumarsono). Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Volmert, Johannes. 1999. Grundkurs Sprachwissenschaft. München: Wilhelm Fink Verlag.

Anda mungkin juga menyukai