Anda di halaman 1dari 5

Ujian Tengah Semester

Mata Kuliah Organologi

NAMA : I KADEK WAHYU PRACIPTA


NIM : 201802059
PRODI : KARAWITAN IV B
FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

Soal :

1. Apa yang anda ketahui tentang


A. Organologi
B. Etnomusikologi
C. Akustika
2. Coba jelaskan kegunaan berat kerawang dengan jenis-jenis instrumennya
3. Cobak berikan nama dari bagian-bagian moncol dan jelaskan masing-masing
4. Proses pekerjaan nguad moncol dapat diuraikan dengan tujuh pekerjaan, sebutkan
5. Coba jelaskan proses pelebuaran kerawang

Jawaban :

1. Apa Yang Anda Ketahui Tentang :

• A. Organologi :

Kata organologi adalah kata bentukan dari kata organ dan logos. Organ artinya
alat-alat atau bagian-bagian yang merupakan kesatuan dalam komunium. Dan
logos artinya ilmu pengetahuan. Jadi organologi adalah pengetahuan yang
mempelajari tentang alat-alat music, baik di lihat dari segi bentukan, suara, cara
memainkan, konteksnya dalam kehidupan manusia dan kedudukan alat music
tersebut pada suatu ensambel dan bagai mana sejarah serta perkembangan alat itu
B. Etnomusikologi adalah ilmu pengetahuan yang ranah studinya adalah berbagai
aspek music dan budaya masyarakat yang memilikinya. Dengan demikian ilmu
ini merupakan sasaran penting dalam menerangkan pemahaman masyarakat
terhadap music suku-suku bangsa di Indonesia.
C. Akustika adalah ilmu yang mempajari seluk beluk bunyi instrument baik dari segi
produksi suara, tranmisi, dan efek-efekbunyi yang ditimbulkannya. Akustika
dapat juga dikatakan bahwa Akustik adalah salah satu cabang fisika yang
mempelajari suara, getaran dan sifat-sifatnya serta aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam kamus musik Pono Banoe (2003: 18) dijelaskan bahwa: 1)
akustik merupakan ilmu pengetahuan tentang suara (bunyi) berkenaan dengan
keindahan dan kesempurnaan pendengaran. Memang dalam hal ini organologi dan
akustika merupakan bagian dari etnomusikolagi. Studi instrumen dalam
etnomusikologi tidak hanya lewat pandangan budaya, seni rupa, maupun
arkeologi saja, tetapi juga meliputi aspek fisiknya sebagai tekstual lengkap
dengan sifat-sifat suaranya, serta cara memanipulasi warna suara.

2. Pemilihan Bahan Dasar.

Bahan gamelan Bali terdiri dari beberapa jenis materi antara lain: kerawang, besi, bambu,
kayu, kulit dan lain-lain. Gamelan Bali yang ada sekarang kebanyakan terbuat dari kerawang
yaitu campuran antara timah dan tembaga yang kebanyakan dalam bentuk barungan Gong
Kebyar, Gong Gede, Semara Pagulingan, Gender Wayang, Semarandhana, Angklung dan lain-
lain. Sedangkan yang terbuat dari besi, bambo, dan kayu jumlahnya sangat sedikit. Sebelum
proses pembuatan gamelan dimulai hal penting yang perlu diperhatikan adalah memilih bahan-
bahan yang akan dijadikan sebagai gamelan serta bagaimana mencampur bahan tersebut agar
sesuai dengan yang diinginkan.
Bahan untuk membuat barungan gamelan dari kerawang adalah campuran antara timah
dan tembaga. Sedangkan bahan gamelan yang terbuat dari besi bahan yang dipakai adalah besi
bekas as mobil yaitu untuk gamelan yang berbentuk bilah. Sedangkan yang berbentuk moncol
seperti gong, kempur dan lain-lain biasanya dipakai besi plat yang tebalnya satu sampai dua meli
meter. Dipilihnya bahan ini karena akan dapat menjamin kualitas dan suara yang akan
ditimbulkan lebih baik.
Penggunaan berat Krawang dengan jenis-jenis instrument :

Bilah :
• Gender Barung 0,8 kg
• Saron Penerus 1 kg
• Saron Barong 1,4 kg
• Demung 3 kg
• Gong Kemodong 1,8 kg
Pancon :
• Bonang Penerus 2 kg
• Bonang Barung 3 kg
• Kenong 10 kg
• Kempul 9 kg
3. Berikan nama dari bagian-bagian moncol dan jelaskan :

• Mencon : Tempat memukul gelang batas antara mua dan moncol.


• Mua : Tempat mencari dan menentukan nada.
• Usuk : Sebagai batas mua dan Kalor juga penentu nada.
• Kalor : Mengatur nada dan membuat reong lebih menarik.
• Pelungut : Batas lambe dan bagian atas reong.
• Lambe : Sebagai kaki Reong..

4. Proses pekerjaan nguad moncol dapat diuraikan dengan tujuh pekerjaan yaitu :

1. Membentuk cobekan : Pukulan-pululan palu mulai diarahkan untuk membuat


lekukan yaitu bagian pinggiran laklakan semakin diangkat naik sedikit demi sedikit
dan pada akhirnya akan berbentuk mangkok. Mangkok itulah yang disebut
“cobekan”.
2. Membuat luas ukuran terompong : Pukul-pukulan palu pada tahap awal diarahkan
pada tujuan memperluas laklakan hingga seluas muka terompong yang diinginkan
3. Nyigen : Cobekan yang baru jadi itu dimasukan ke dalam air, untuk memastikan
apakah ada pecah atau tidak. Jika ada pecah akan ditambal dengan cairan kerawang.
Tambalan ini harus diratakan dengan kikir agar tebalnya sama dengan bagian
disekitarnya. Pekerjaan ini disebut “nyigen” (ngelas).
4. Ngincep dan nyeracap cobekan : Cobekan yang baru jadi, bagian lambe (kaki)
tampak kaku, karena masih tegak lurus kebawah, kini bagian lambe itu dibuat
melengkung kedalam agar kelihatan luwes atau tidak kaku lagi. Pekerjaan ini disebut
“nyeracap”.
5. Membuat usuk mua dan pejungut : Cobekan yang sudah ada moncolnya kini mulai
dibuatkan usuk (gusi), yang sekaligus berarti membuat mua (muka) dan pejungut
(batas lingkaran pojok sisi) dari pada terompong itu. Adapun titik garis yang akan
dijadikan lingkaran usuk adalah tepat pada titik garis lurus lingkaran pengilat
yaitu ujung kaki terompong.
6. Nyepuh : Pekerjaan terkahir menggunakan api disebut “nyepuh”. Nyepuh adalah
terompong maupun bilah sudah dianggap selesai dibangun dan diatur nadanya,
dipanaskan kembali hingga merah jingga, kemudian diangkat dan dimasukan ke
dalam air. Setelah dingin diangkat dan dibersihkan. Inilah yang disebut nyepuh,
pekerjaan yang terakhir dari semua pekerjaan.
7. Ngemoncolin (membuat pencol) : Pada titik tengah itu sudah direncanakan untuk
membangun moncol. Oleh karena itu pada bagian tersebut keadaannya masih tetap
tebal dari pada bagian lainnya. Sebelum titik moncol itu dikerjakan, sudah diberi
tanda dahulu dengan kapur sirih. Tanda tersebut sebagai pedoman bagi tukang pukul,
agar lebih mudah membuat pencon.

5. Proses Peleburan Kerawang

Pemilihan bahan dasar, bahan-bahan pokok dari dua jenis logam yaitu timah
murni dan tembaga. Perbandingan dari campuran bahan baku ini adalah 3 berbanding 10
yaitu 3 kg timah murni dan 10 kg tembaga.
Kedua jenis bahan ini dipanaskan sampai cair dan luluh menjadi satu dengan
menggunakan suatu alat yang dsebut kul (sejenis mangkok). Pemanasan dilakukan di
dapur khusus yang disebut perapen selama 3 jam. Setelah bahan ini benar-benar menyatu
barulah dituangkan kedalam laklakan

Anda mungkin juga menyukai