LP Bayi Baru Lahir
LP Bayi Baru Lahir
Oleh :
P07120219004
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR
A. DEFINISI
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari (Kementerian
Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir adalah bayi berusia satu jam yang lahir pada
usia kehamilan 3742 minggu dan berat badannya 2.500- 4.000 gram (Dewi,
2010).
Bayi Baru Lahir (BBL)/ Neonatus/ Neonatal adalah hasil konsepsi yang baru
keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan kelahiran normal atau dengan bantuan
alat tertentu dengan periode sejak bayi lahir sampai 28 hari pertama kehidupan.
Bayi baru lahir fisiologis adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan
berat badan lahir 2500-4000 gram. (Depkes RI, 2007).
a. Periode Partunate, dimana masa ini dimulai dari saat kelahiran sampai 15
dan 30 menit setelah kelahiran
b. Periode Neonate, dimana masa ini dari pemotongan dan pengikatan tali
pusar sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidupan pascamatur.
B. PENYEBAB/FAKTOR PREDISPOSISI
a) His ( kontraksi otot rahim )
b) Kontraksi otot dingding perut
c) Kontraksi diagframa pelvis atau kekuatan mengejan
d) Ketegangan dan kontraksi ligmentum retundum
C. POHON MASALAH
D. KLASIFIKASI
a) Bayi Aterm
Berat badan : 2500 – 4000 gram.
Panjang badan : 48 – 52 cm.
Lingkar dada : 30 – 38 cm.
Lingkar kepala : 33 – 35 cm.
Detak jantung pada menit pertama 180 kali/menit, kemudian pada
menit berikutnya menurun menjadi 120-140 kali/menit.
Pernapasan pada menit pertama 80 kali/menit, menurun menjadi 40
kali/menit.
Warna kulit kemerahan dan licin, karena jaringan subcutan terbatas
dan diliputi verniks caseosa.
Rambut lanugo telah terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
Kuku agak panjang dan lemas.
Pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, pada
bayi lakilaki testis sudah turun.
Refleks morro sudah baik, apabila diletakkkan sebuah benda ditelapak
tangan, bayi akan menggenggamnya.
Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam
pertama.
Umur kehamilan 37-42 minggu.
b) Bayi Prematur
Berat badan kurang dari 2.499 gram.
Organ-organ tubuh imatur.
Umur kehamilan 28-36 minggu.
Bayi Postmatur
Biasanya lebih berat dari bayi aterm.
Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi aterm.
Kuku-kuku panjang.
Rambut kepala agak tebal.
Umur kehamilan lebih dari 42 minggu.
E. GEJALA KLINIS
a) Lahir aterm antara 37-42 minggu.
b) Berat badan 2500 – 4000 gram.
c) Panjang lahir 48 – 52 cm.
d) Lingkar dada 30 – 38 cm.
e) Lingkar kepala 33 – 35 cm.
f) Lingkar lengan 11-12 cm.
g) Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit.
h) Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
i) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
j) Kuku agak panjang dan lemas.
k) Nilai APGAR >7.
l) Gerakan aktif.
m) Bayi lahir langsung menangis kuat.
n) Genetalia :
Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada
skrotum dan penis yang berlubang.
Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus yang
berlubang, serta labia mayora menutupi labia minora.
o) Refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi
dan daerah mulut)sudah terbentuk dengan baik.
p) Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik.
q) Refleks grasping sudah baik.
r) Refleks morro.
s) Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1) Pemeriksaan jumlah sel darah putih (SDP)
3) Hematokrit (Ht)
6) Pemeriksaan dektrosik
Tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata
40 sampai 50 mg/dl, meningkat 60 sampai 70 mg/dl pada gari ketiga.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah transisi
dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan lancar dan tidak ada
kelainan. Pemeriksaan medis 8 komprehensif dilakukan dalam 24 jam pertama
kehidupan. Pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya
untuk mendeteksi kelainan atau anomali kongenital yang muncul pada setiap
kelahiran dalam 10-20 per 1000 kelahiran, pengelolaan lebih lanjut dari setiap
kelainan yang terdeteksi pada saat antenatal, mempertimbangkan masalah
potensial terkait riwayat kehamilan ibu dan kelainan yang diturunkan, dan
memberikan promosi kesehatan, terutama pencegahan terhadap sudden infant
death syndrome (SIDS) (Lissauer, 2013).
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk
membersihkan jalan napas, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan
suhu tubuh bayi, identifikasi, dan pencegahan infeksi (Saifuddin, 2008).
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badan
saat lahir kurang dari 2500 gram. Istilah BBLR sama dengan prematuritas.
Namun, BBLR tidak hanya terjadi pada bayi prematur, juga bayi yang cukup
bulan dengan BB < 2.500 gram (Profil Kesehatan Indonesia, 2014; Manuaba,
2010).
2) Hipotermi
Hipotermi adalah suhu tubuh bayi baru lahir yang tidak normal (<36 ᵒ C )
pada pengukuran suhu melalui aksila, dimana suhu tubuh bayi baru lahir
normal adalah 36,5ᵒ C – 37,5ᵒ C ( suhu aksila ). Hipotermi merupakan suatu
tanda bahaya karena dapat menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme
tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung paru dan kematian
(DepKes RI, 2007).
3) Hiperbilirubinemia
4) Hipoglikemia
Kadar glukosa serum < 45mg% ( < 2,6 mmol / L ) selama hari pertama
kehidupan.
5) Kejang
Kejang merupakan gerakan involunter klonik atau tonik pada satu atau
lebih anggota gerak. Biasanya sulit di kenali dan terjadi pada usia 6 bulan – 6
tahun.
6) Gangguan Nafas
7) Kelainan Kongenital
a. Atresia Esofagus
c. Atresia Ani
A. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien
c. Pengkajian Fisik
e. Nilai APGAR
1. Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama,bayi tampak semi
koma saat tidur ; meringis atau tersenyumadalah bukti tidur dengan
gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
3. Suhu Tubuh
4. Kulit
6. Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu venaumbilikalis.Keadaan tali
pusat harus kering, tidak adaperdarahan, tidak ada kemerahan di
sekitarnya.
7. Refleks
8. Berat Badan
10. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada,lingkar lengan
atas dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur.
Lingkar kepala frontooccipitalis 34cm,suboksipito-bregmantika
32cm, mento occipitalis 35cm.Lingkar dada normal 32-34 cm.
Lingkar lengan atas normal10-11 cm. Panjang badan normal 48-50
cm.
11. Seksualitas
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
d. Kolaborasi
15. Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
2. Hipotermia Setelah dilakukan asuhan Manajemen hipotermia
berhubungan dengan keperawatan selama ...x... a. Observasi
penurunan laju jam diharapkan 1. Monitor suhu tubuh
metabolisme dibuktikan Termogulasi membaik 2. Identifikasi penyebab
dengan kulit teraba dengan kriteria hasil : hipotermia (mis. terpapar
dingin, menggigil, suhu suhu lingkungan rendah,
1. Mengigil menurun
tubuh dibawah nilai pakaian tipis, kerusakan
2. Kulit merah
normal, akrosianosis, hipotalamus, penurunan laju
menurun
bradikardi, dasar kuku metabolisme, kekurangan
sianostik, hipoglikemia, 3. Kejang menurun lemak subkutan)
hipoksia, pengisian 3. Monitor tanda dan gejala
4. Akrosianosis
kapiler > 3 detik, akibat hipotermia
menurun
konsumsi oksigen (hipotermia ringan :
5. Konsumsi oksigen
meningkat, ventilasi takipnea, disartria,
menurun
menurun, piloereksi, menggigil, hipertensi,
takikardia, 6. Piloareksi menurun diuresis, hipotermia sedang,
vasokonstriksi perifer, 7. Vasokonstriksi aritmia, hipotensi, apatis,
kutis memorata (pada koagulasi, refleks menurun,
neonatus). perifer mnurun hipotermia berat : oliguria,
refleks menghilang, edema
8. Kutis memorata
paru, asam basa abnormal)
menurun
b. Terapeutik
9. Pucat menurun
4. Sediakan lingkungan yang
10. Takikardia menurun hangat (mis.atur suhu
c. Edukasi
9. Anjurkan makan / minum
hangat
c. Edukasi
9. Anjurkan makan / minum
hangat
4. Risiko infeksi Setelah diberikan asuhan Pencegahan Infeksi
dibuktikan dengan keperawatan selama …. x a. Observasi
ketidakadekuatan …. Jam diharapkan tingkat 1. Monitor tanda dan gejala
pertahanan tubuh infeksi menurun dengan infeksi lokal dan sistemik
sekunder. kriteria hasil : b. Terapeutik
1. Kebersihan tangan 2. Batasi jumlah pengunjung
meningkat 3. Berikan perawatan kulit
2. Kebersihan badan pada area edema
meningkat 4. Cuci tangan sebelum dan
3. Nafsu makan meningkat sesudah kontak dengan
4. Demam menurun pasien dan lingkungan
5. Kemerahan menurun pasien
6. Nyeri menurun 5. Pertahankan teknik aseptic
7. Bengkak menurun pada pasien berisiko tinggi
8. Vesikel menurun c. Edukasi
9. Cairan berbau busuk 6. Jelaskan tanda dan gejala
menurun infeksi
10. Sputum berwarna hijau 7. Ajarkan cara mencuci
menurun tangan dengan benar
11. Drainase purulent 8. Ajarkan etika batuk
menurun 9. Ajarkan cara memeriksa
12. Piuna menurun kondisi luka atau luka
13. Periode malaise operasi
menurun 10. Anjurkan meningkatkan
14. Periode menggigil asupan nutrisi
menurun 11. Anjurkan meningkatkan
15. Letargi menurun asupan cairan
16. Gangguan kognitif d. Kolaborasi
menurun 12. Kolaborasi pemberian
17. Kadar sel darah putih imunisasi, jika perlu.
membaik
18. Kultur darah membaik
19. Kultur urine membaik
20. Kultur sputum membaik
21. Kultur area luka
membaik
22. Kuktur feses membaik
23. Kadar sel darah putih
membaik
5. Risiko cedera Setelah dilakukan Pencegahan Cedera
dibuktikan dengan asuhan keperawatan a. Observasi
terpapar agen selama ...x... jam 1. Identifikasi area
nasokomial. diharapkan Tingkat lingkungan yang verpotensi
cedera menurun dengan menyebabkan cedera
kriteria hasil : 2. Identifikasi obat yang
berpotensi menyebabkan
1. Toleransi aktivitas
cedera
meningkat
3. Identifikasi kesesuaian alas
2. Nafsu makan
kaki atau stoking elastis
meningkat
pada ekstermitas bawah
3. Toleransi makanan b. Terapeutik
meningkat 4. Sediakan pencahayaan
memadai
4. Kejadian cedera
5. Gunakan lampu tidur
menurun
selama jam tidur
5. Luka/lecet menurun
6. Sosialisasikan pasien dan
6. Ketegangan otot keluarga dengan
REFERENSI
Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatus di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan 1st ed. Jakarta : Kementerian Kesehatan
RI.
Marmi K, R,. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sinta, El Sinta. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, dan
Balita. Sidoarjo : Indomedika Pustaka.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
(……………………………………) (…………………………………….)
NIP. NIM.
Clinical Teacher/CT
(……………………………………..)
NIP.