SK Kebijakan Pelayanan Klinis.
SK Kebijakan Pelayanan Klinis.
TENTANG
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.
ROSY PALUPI
Lampiran Keputusan Kepala UPT Puskesmas Pondok Bahar
Nomor : 440/001/C-VII/SK/III/2018
PENDAFTARAN PASIEN
9. Hak petugas :
1. Membuat peraturan –peraturan yang berlaku di UPT Puskesmas Pondok Bahar sesuai dengan
kondisinya
2. Memperoleh perllindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya
3. Mendapatkan saran dan prasarana pendukung kegiatan pelayanan
4. Mendapatkan informasi yang jelasdan jujur tentang kondisi pasien
5. Menegur pasien dan keluarganya apabila melanggar peraturan dan ketentuan yang berlaku di UPT
Puskesmas Pondok Bahar
6. Menunda pelayanan lain jika ada kondisi pasien kritis/ gawat darurat
7. Mendpatkan bimbingan dalam menyelenggarakan layanan kesehatan
8. Mendapatkan kesehatan dan keselamatan pekerja dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
12. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan layanan harus dilakukan melalui proses
pendelegasian wewenang.
13. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang memenuhi persyaratan.
14. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan dan tempat yang
memadai.
15. Peralatan yang digunakan adalah perlatan yang sudah melalui proses sterilisasi, dan tidak menggunakan
kembali peralatan yang disposible.
16. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas.
17. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang dibakukan.
18. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan, dan pelaksanaan layanan
disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu
19. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien.
20. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual dan
memperhatikan tata nilai budaya pasien.
21. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan memperhatikan efisiensi sumber
daya.
22. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.
23. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan kepada pasien.
24. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
25. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.
PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan, kebidanan, dan
pelayanan profesi kesehatan yang lain
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien sebelum mendapatkan
persetujuan
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib didokumentasikan
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur pelayanan pasien
gawat darurat
11. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus berisiko tinggi
12. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus ditangani dengan
memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal)
13. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian obat/cairan intravena
yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
16. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak lanjuti
17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari pengulangan yang tidak
perlu
18. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, perencanaan layanan,
pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin
kesinambungannya
19. Pasien atau keluarganya menolakan untuk melanjutkan pengobatan atau tidak melanjutkan pengobatan
dengan menandatangani informed consent.
20. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi tentang hak pasien untuk
membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan
tersebut
21. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku
22. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang kompeten
23. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informed consent
24. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan
25. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana layanan dan dicatat
di dalam rekam medis
KOTA TANGERANG
No. JENIS INFORMASI
Diagnosis dan terapi dan/atau tindakan medis yang diperlukan demi keselamatan dan
1
peningkatan derajat kesehatan pasien
Transportasi yang akan digunakan untuk merujuk sesuai dengan kondisi pasien serta
4
kesediaan sarana transportasi
Bila pasien yang memerlukan asuhan medis terus menerus saat dirujuk akan didampingi
7
oleh tenaga kesehatan yang kompeten
Pembiayaan rujukan bagi pasien peserta jaminan kesehatan ataupun bukan peserta
8
jaminan kesehatan
NO NAMA KASUS
1. Demam Tinggi Suhu> 39⁰C
2. Sinkop
3. Kecelakaan Ringan
4. Kejang
5. Dyspnea / SesakNapas
6. Luka Bakar Ringan
7. Benda Asing Pada Telinga/Hidung
8. Diare / Muntah dengan Dehidrasi
9. Nyeri Abdomen Hebat
10. Preeklamsi Ringan
11. Gangguan Jiwa : Gaduh Gelisah, Tindakan Membahayakan Diri Sendiri / Orang Lain
NO NAMA KASUS
1. TB paru
2. HIV
Ditetapkan di : Pondok Bahar
ROSY PALUPI