Anda di halaman 1dari 38

KEMITRAAN DALAM AKSI

KONVERGENSI
DI PROVINSI RIAU

DRA. MARDALENA WATI YULIA, M.SI


KEPALA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU

Hidup Berencana Itu Keren


Prevalensi stunting Indonesia masih sangat tinggi, hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia
(SSGBI), prevalensi stunting pada 2019 berada pada angka 27,7 persen. Angka ini
menurun sekitar 3 persen dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
sebanyak 30,8 persen.

Presiden memiliki komitmen yang tinggi dalam pencegahan


stunting.
Dalam rapat terbatas tanggal 5 April 2018 tentang pencegahan stunting, Presiden memberikan arahan kepada Menteri
Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, dan para pimpinan K/L untuk menangani
permasalahan stunting secara terintegrasi.

Untuk menekan angka balita stunting sebesar 14 persen pada 2024 sesuai yang
diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2020-2024

Hidup Berencana Itu Keren


Generasi muda
harus dipersiapkan
sejak dini sehingga
ketika sudah
memasuki usia
Indonesia Bonus demografi produktif, mereka
dapat menjadi kunci mampu meraih
memiliki menuju Indonesia kesempatan kerja
cita-cita Emas jika
dimanfaatkan
dan bersaing di
tataran global.
untuk dengan optimal, Artinya, kecerdasan
mewujudka terutama dengan
investasi lebih besar
intelektual,
kecerdasan
n Indonesia pada emosional, dan
pengembangan kecerdasan spiritual
Emas tahun Sumber Daya anak harus
2045 Manusia (SDM) dibangun secara
optimal sejak dini,
baik melalui pola
asuh yang baik
maupun pendidikan
formal
Hidup Berencana Itu Keren
Paradigma fundamental berupa platform percepatan dan
pendekatan hulu, yaitu keluarga.

Pencegahan stunting kedepan adalah mendorong


terjadinya percepatan atau akselerasi melalui :
• Pelayanan terpadu dan berkelanjutan (one stop services);
• Menjangkau seluruh keluarga yang berpotensi maupun
mengalami masalah anak stunting (universal approach) dan
inklusif, meliputi sosial, ekonomi, maupun geografis;
• Sistem dan program yang melembaga dan profesional;
• Mengedepankan peran dan tanggung jawab keluarga dan
masyarakat.

Hidup Berencana Itu Keren


PEMAHAMAN STUNTING

Hidup Berencana Itu Keren


Hidup Berencana Itu Keren
Hidup Berencana Itu Keren
Hidup Berencana Itu Keren
PENYEBAB STUNTING

10

Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Tahun 2021


DAMPAK STUNTING

11

Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Tahun 2021


INTERVENSI PENURUNAN
STUNTING TERINTEGRASI

Hidup Berencana Itu Keren


Target indikator utama dalam intervensi penurunan stunting terintegrasi adalah:

Prevalensi stunting pada anak baduta dan balita

Persentase bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita

Prevalensi wasting (kurus) anak balita

Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif

Prevalensi anemia pada ibu hamil dan remaja putri

Prevalensi kecacingan pada anak balita

Prevalensi diare pada anak baduta dan balita

Hidup Berencana Itu Keren


Hidup Berencana Itu Keren
Dalam Rencana Kerja Pemerintah 2021, ditegaskan bahwa
Pelayanan Kesehatan Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat
menjadi Kegiatan Prioritas untuk mendukung Prioritas Nasional
I yaitu Peningkatan Akses dan mutu pelayanan kesehatan.

BKKBN mendukung hal tersebut dengan melakukan


pemberdayaan keluarga (intervensi sensitif)
Melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB),
Promosi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Melalui kelompok Bina Keluarga Remaja dan Pik-R,
mengenai Pengasuhan 1000 HPK (sejak saat kehamilan Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja
hingga anak berusia 2 tahun)

Hidup Berencana Itu Keren


Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Holistik,
Intergratif, Tematik, dan Spatial (HITS)

Upaya penurunan stunting akan lebih efektif apabila intervensi


gizi spesifik dan sensitif dilakukan secara terintegrasi atau
terpadu.

Beberapa penelitian baik dari dalam maupun luar negeri telah


menunjukkan bahwa keberhasilan pendekatan terintegrasi yang
dilakukan pada sasaran prioritas di lokasi fokus untuk mencegah dan
menurunkan stunting.

Oleh karenanya, pelaksanaan intervensi akan difokuskan pada


area kabupaten/kota dan/atau desa tertentu

Hidup Berencana Itu Keren


ROKAN HULU
KAMPAR
ROHIL
MERANTI
Lokus Penanganan Stunting ROKAN HULU
PELALAWAN
PEKANBARU
KAMPAR BENGKALIS
ROHIL INHU
INHIL
ROKAN MERANTI SIAK
ROKAN HULU PELALAWAN
HULU KAMPAR

2018 2019 2020 2021


Dasar : Dasar : Dasar :
Setwapres, TNP2K,
Dasar :
Sk Menteri Surat Menteri PPN Nomor SK Bappenas Nomor
KemenkoPMK PPN/Bappenas B.240/M.PPN/D.5/PP.01.01/04/2019 42/M.PPN/HK/04/2020
Stranas Percepatan dan Nomor tentang Penyampaian Perluasan Tanggal 9 April 2020 tentang
Penanganan Anak Kerdil B.198/M.PPN/D.5/PP.01. Lokasi Fokus Intervensi Perluasan Lokus Fokus
(Stunting) 2018-2024 01/04/2019 Penurunan Stunting Terintegrasi Penangan Stunting Tahun
Berdasarkan Koefisien
Tahun 2020 2021
Stunting

Provinsi Riau | 2021


PENGUATAN KEMITRAAN
DALAM PENURUNAN
STUNTING

Hidup Berencana Itu Keren


SINERGITAS
POTENSI
BKKBN
PKB/
PLKB
KOMUNI
TAS KADER PKB/PLKB KADER BANGGA KENCANA

POTENSI
BKKBN
BALAI BALAI PENYULUHAN KB MOBIL UNIT PENERANGAN

MEDSOS PENYU
MOBIL LUHAN
PENER
ANGAN
UPAYA YANG DILAKUKAN

MENGGALANG
KERJASAMA
POTENSI & DENGAN PEMANGKU KEBIJAKAN DAN MITRA
POKJA ADVOKASI
KERJA
PENGUATAN REBRANDING
BANGGA KENCANA
PERKADIS - MOU/PKS
PERKADIS DI PROVINSI -
KEMITRAAN
KUNCI
KEBERHASILAN
PROGRAM BANGGA
KENCANA
Kerjasama dan Kemitraan pemerintah
dan non pemerintah,
swasta, perguruan tinggi, serta lembaga dan
organisasi kemasyarakatan
•Pembentukan di seluruh provinsi dan nasional dengan semangat
mewujudkan pengendalian penduduk serta pembangunan keluarga,
serta integritas dalam melaksanakan tugas dan fungsi di tingkat lini
lapangan

•Mengkoordinasikan dan melaksanakan kesepakatan yang sudah


tertuang dalam MOU dan PKS antara BKKBN dengan mitra-mitra
kerja.
PEMBENTUKAN
PERKUMPULAN
•Mempererat hubungan kerja serta kemitraan diantara kita semua.
KEPALA DINAS
(PERKADIS)
•Menekan seminimal mungkin tantangan yang dihadapi BKKBN.
1. Pembentukan Pokja
Advokasi Daerah
Tingkat Provinsi Riau

Hidup Berencana Itu Keren


2. KERJASAMA DENGAN MITRA LINTAS SEKTOR
No MITRA PERAN
1 TNI dan Persit Penggerakan calon akseptor oleh Babinsa;
KIE Program Bangga Kencana
 Pelayanaan KB di faskes termasuk faskes milik TNI;
Pelayanan KB melalui Baksos
2 POLRI dan Bhayangkari Penggerakan calon akseptor oleh Babinkamtibmas;
KIE Program Bangga Kencana
 Pelayanaan KB di faskes termasuk faskes milik POLRI;
Pelayanan KB melalui Baksos (KB Kes Bhayangkara)
3 Tokoh Agama, Tokoh * Dukungan Program BanggaKencana
Adat, Tokoh Masyarakat
4 POGI,IDI, IBI, PABI, P2KS Pelayanan KB melalui Bulan Bhakti KB Kes
 Peningkatan pelayanan KB melalui jejaring;
Peningkatan akses pelayanan KB Mandiri berkualitas;
KIE Program Bangga Kencana
 Peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan tekhnis medis pelayanan KB
5 PKK, DWP Penggerakan oleh kader PKK;
 Pelayanan KB melalui Hari Kesatuan Gerak PKK KB Kes;
6 MUSLIMAT NU, AISYAH, Sosialisasi program KBKR;
BAZNAS  Pelayanan KB melalui pelayanan rutin dan Bhakti sosial

7 PKBI, Juang Kencana Sosialisasi program KBKR;


 Pelayanan KB melalui pelayanan rutin dan Bhakti sosial

Hidup Berencana Itu Keren


No MITRA PERAN
8 IPADI  Menjadi wadah interaksi untuk berbagi keahlian dan pengalaman melalui
pemaparan berbagai penelitian, kajian dan pengembangan model yang
ada.
 Menumbuhkaan ide dan pemikiran inovatif dalam mengambangkan dan
melaksanakan prograam kependudukan.
 Menumbuhkan ide dan pemikiran inovatif untuk penelitian, kajian dan
pengembaangan model lanjutan yang dapat bermaanfaat bagi
pengembangan ilmu kependudukan dan demografi.
 Mendiskusikan isu-isu strategis kependudukan yang bermanfaat bagi
kebijakan kependudukan dan pembangunan berkelanjutan.

9 KOALISI melakukan advokasi dan menggalang kemitraan dengan pemerintah


Daerah/Provinsi, Kabupaten, LSM, dalam mewujudkan pembangunan
KEPENDUDUKAN berwawasan kependudukan.

10 PERGURUAN TINGGI Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam Program
Kependudukan, Keluarga Berencana Dan Pembangunan Keluarga.

11 FABSEDU Peningkatan Pelaksanaan Program Kependudukan, Keluarga Berencana Dan


Pembangunan Keluarga Terintegrasi Dengan Program Forum Antar Umat
Beragama Peduli Keluarga Sejahtera Dan Kependudukan.

12 PRAMUKA Pembinaan Remaja (Saka Kencana)

Hidup Berencana Itu Keren


31
PENDAMPINGAN KELUARGA
DALAM UPAYA PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING DI TINGKAT DESA/KELURAHAN

• Serangkaian kegiatan yang dilakukan terhadap keluarga yang memiliki


ibu hamil, ibu pasca persalinan, anak usia dibawah 5 tahun (balita), serta
calon pengantin/calon pasangan usia subur untuk deteksi dini faktor risiko
stunting dan melakukan upaya meminimalisir atau pencegahan pengaruh
dari faktor risiko stunting.

• Pendampingan keluarga dilakukan oleh Tim Pendamping Keluarga, yang


terdiri dari Bidan Desa, Kader PKK dan Kader IMP yang berdomisili atau
bertempat tinggal dan/atau mendapat penugasan di desa/keluraha, untuk
melaksanakan tugas sesuai dengan kapasitas dan peranannya dalam
melakukan pendampingan keluarga terhadap seluruh sasaran percepatan
penurunan stunting.
SASARAN PENDAMPINGAN

• Calon pengantin/ Calon pasangan usia


subur
• Ibu hamil dan pasca persalinan
• Keluarga yang memiliki anak usia
dibawah 5 tahun (balita)
Apa yang dilakukan BKKBN
untuk REMAJA ??

Program Generasi
Berencana (GenRe)

34
Generasi Berencana (GenRe)

Remaja yang memiliki perencanaan dalam mempersiapkan dan


melewati 5 (lima) transisi kehidupan remaja sehingga mampu
melangsungkan :
(1)Jenjang pendidikan secara terencana,
(2) Berkarir dalam pekerjaan secara terencana, dan
(3) Menikah dengan penuh perencanaan sesuai fase reproduksi
sehat.
TUGAS UMUM

Melakukan pendampingan kepada keluarga dengan


cara mengidentifikasi faktor risiko stunting dan
melakukan pelayanan komunikasi, informasi, edukasi,
pelayanan kesehatan dan pelayanan lainnya untuk
pencegahan risiko stunting.
1.Calon Pengantin 5. Masa Nifas
- Screening kelayakan menikah 3 bulan - Memastikan KBPP, ASI
sebelum hari H (variabel : Umur, IMT, 4. Masa Kehamilan Eksklusif, Imunisasi, Asupan
LiLA, Hb, Penyakit yang diderita) - Pendampingan pada semua Bumil dengan cukup gizi Busui serta tidak
- Terdiri 2 kategori melakukan screening awal (Variabel : Resiko ada komplikasi masa nifas,
a. Lolos screening berarti Layak 4T, Hb, Status gizi KEK/Obes berdasar IMT pastikan kunjungan PNC
menikah dan atau LiLA serta penyakit penyerta)
b. Tidak lolos Screening perlu - Terdiri dari 3 kategori
pendampingan ketat a. Kehamilan Sehat
- Tidak lolos screening, diberi waktu b.Kehamilan Patologis (Penyakit Penyerta) 6. Bayi Baru Lahir
koreksi selama 3 bulan, laporkan hasil c. Kehamilan Resiko Stunting (Spesifik : - Screening awal bayi baru lahir
akhir (terkoreksi atau belum) Anemi, KEK, 4T) (Variabel : BB, PB, LK, Umur
- Pendampingan ketat pada kehamilan Resiko dalam kandungan dan bayi
2. Pasangan Usia Subur Baru Stunting dan Kehamilan patologis, masif 8-10 kembar)
- Terdiri dari 2 kategori kali selama kehamilan, terintegrasi dengan - Terdiri dari 2 kategori
a. Calon Bumil Sehat (berasal dari yang Tim ANC Puskesmas/Tk Kecamatan. a. Bayi Lahir Sehat
lolos screening dan yang terkoreksi) - Pendampingan pada kehamilan sehat, b.Bayi Lahir Resiko Stunting
b.Calon Bumil dengan Penyulit dengan intensitas 6-8 kali, terintegrasi ( BBLR, Premature, PB
(berasal dari yang belum terkoreksi) dengan Tim ANC Puskesmas/Tk Kecamatan kurang dari 49 cm,
- Melakukan pendampingan dan tata - Pendampingan ketat pada janin terindikasi Microchepali,
laksana penyulit (Terproteksi Resiko stunting Hydrochepalus, Gemeli)
kontrasepsi pil atau kondom) - Terdiri dari 2 kategori : - Bayi lahir sehat dilakukan
a. Janin sehat pendampingan tumbuh
b.Janin Resiko stunting ( Variabelnya : TBJ kembang sampai umur 24
tidak sesuai usia kehamilan (PJT), gemelli bulan
- Deteksi dini setiap penyulit, jangan sampai - Bayi lahir Resiko Stunting
terlambat mendiagnosa, terlambat merujuk dilakukan pendampingan
3. Pasangan Usia Subur Eksisting
- Melakukan dan akhirnya terlambat penanganan komprehensif lintas sektor
penajaman program
(menekan AKI dan AKB) oleh TIM Penanganan Bayi
promosi dan KIE bagi unmetneed
Risiko Stunting sampai umur
(identifikasi by name by addres
24 bulan, setelah 24 bulan
memanfaatkan data hasil PK)
ditegakkan diagnosa apakah
resiko teratasi atau menjadi
anak stunting
Terima kasih

Hidup Berencana Itu Keren

Anda mungkin juga menyukai