Pengamatan pada suatu proses konstruksi, ditabulasikan seperti tabel berikut ini.
Data yang kedua adalah kompetensi pelaksana, kompetensi pelaksana dinilai dari
kemampuan pelaksana dalam melaksanakan proyek, dengan nilai range 1-3.
1 : sangat kompeten
2 : kompeten
3 : tidak kompeten
Jumlah statistik variabel jenis bangunan sebanyak 52 dengan rata-rata 2.17. Standar
deviasi variabel jenis bangunan sebanyak 0.816
Data yang ketiga adalah kompetensi perencana, kompetensi perencana dinilai dari
kemampuan perencana dalam merencanakan suatu proyek, dengan nilai range 1-5.
1 : sangat baik
2 : diatas rata-rata
3 : baik
4 : dibawah rata-rata
5 : buruk
Jumlah statistik variabel jenis bangunan sebanyak 76 dengan rata-rata 3.17. Standar
deviasi variabel jenis bangunan sebanyak 0.917
Data yang keempat adalah kompetensi pengawas, kompetensi pengawas dinilai dari
kemampuan pengawas dalam mengawasi suatu proyek, dengan nilai range 1-5.
1 : sangat baik
2 : diatas rata-rata
3 : baik
4 : dibawah rata-rata
5 : buruk
Jumlah statistik variabel jenis bangunan sebanyak 74 dengan rata-rata 3.08. Standar
deviasi variabel jenis bangunan sebanyak 0.929
Data kelima adalah kualitas bangunan, kualitas bangunan dinilai dari seberapa baik
kualitas dari bangunan tersebut, dengan nilai range 1-4.
1 : sangat kokoh
2 : kokoh
3 : tidak terlalu kokoh
4 : tidak kokoh
Jumlah statistik variabel jenis bangunan sebanyak 82 dengan rata-rata 3.42. Standar
deviasi variabel jenis bangunan sebanyak 0.776
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
Kasus 24 23 1 24 300 12.50 7.071 50.000
Jenis Bangunan 24 1 1 2 37 1.54 .509 .259
Kompetensi Pelaksana 24 2 1 3 52 2.17 .816 .667
Kompetensi Perencana 24 4 1 5 76 3.17 .917 .841
Kualitas Bangunan 24 3 1 4 74 3.08 .929 .862
Kompetensi Pengawas 24 3 2 5 82 3.42 .776 .601
Valid N (listwise) 24
Statistics
Jenis Kompetensi Kompetensi Kompetensi Kualitas
Kasus Bangunan Pelaksana Perencana Pengawas Bangunan
N Valid 24 24 24 24 24 24
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 12.50 1.54 2.17 3.17 3.42 3.08
Median 12.50 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00
Mode 1a 2 3 3 3 4
Sum 300 37 52 76 82 74
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
2. Diantara kompetensi para pihak, kompetensi pihak siapa yang paling banyak tinggi.
Kompetensi Pelaksana
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sangat kompeten 6 25.0 25.0 25.0
kompeten 8 33.3 33.3 58.3
tidak kompeten 10 41.7 41.7 100.0
Total 24 100.0 100.0
Kompetensi Perencana
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sangat baik 1 4.2 4.2 4.2
diatas rata-rata 2 8.3 8.3 12.5
baik 16 66.7 66.7 79.2
dibawah rata-rata 2 8.3 8.3 87.5
buruk 3 12.5 12.5 100.0
Total 24 100.0 100.0
Kompetensi Pengawas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid diatas rata-rata 2 8.3 8.3 8.3
baik 12 50.0 50.0 58.3
dibawah rata-rata 8 33.3 33.3 91.7
buruk 2 8.3 8.3 100.0
Total 24 100.0 100.0
Dari data diatas, didapat kompetensi pelaksana memiliki 6 nilai yang paling tinggi,
kompetensi perencana memiliki 1 nilai yang paling tinggi dan kompetensi pengawas
memiliki 2 nilai yang paling tinggi, jadi dari tiga kompetensi tersebut, kompetensi
pelaksana lah yang memiliki paling banyak nilai tinggi.
3. Diantara kompetensi para pihak, kompetensi pihak siapa yang berkorelasi
(mempengaruhi) paling kuat kualitas bangunan.
Dari data yang telah diolah dengan SPSS, kompetensi yang paling berpengaruh atau
berkorelasi paling tinggi pada kualitas bangunan adalah kompetensi pelaksana yaitu
sebesar 0,843.
Correlations
Kompetensi Kompetensi Kompetensi
Pelaksana Perencana Pengawas
Spearman's rho
Kualitas Bangunan Correlation Coefficient .843** .548** .420*
Sig. (2-tailed) .000 .006 .041
N 24 24 24
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).