Aziz Rio
Aziz Rio
Abstrak
Fenomena implikatur juga banyak ditemukan dalam program-program televisi, seperti program talk
show, komedi, maupun program-program dengan konsep memotivasi pendengar atau penonton.
Penelitian ini hanya tentang implikatur percakapan dalam dalam dialog interaktif mata najwa bersama
pejabat publik di Trans7. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah fungsi implikatur
percakapan dalam dialog Interaktif Mata Najwa Di Trans7. Tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Bagaimanakah fungsi implikatur percakapan dalam dialog
Interaktif Mata Najwa Bersama Pejabat Publik di Trans7. Penelitian ini adalah penelitian dengan
metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik rekam dam catat.
Analisis data dilakukan melalui beberapa prosedur: (1) reduksi data (seleksi data dan pengodean data),
(2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Berdasarkan hasil analisis data
dan pembahasan, kesimpulan dari penelitian ini peneliti menemukan fungsi wujud implikatur
percakapan dalam dialog interaktif Mata Najwa Trans7 dengan pejabat publik. Keempat fungsi
implikatur yang berbentuk tindak tutur tersebut adalah fungsi implikatur percakapan dalam tuturan
representatif, fungsi implikatur percakapan dalam tuturan komisif, fungsi implikatur percakapan dalam
tuturan direktif, dan implikatur percakapan dalam tuturan ekspresif. Selain itu peneliti juga menemukan
maksud-maksud implikatur percakapan yang terdapat dalam dialog interaktif Mata Najwa Trans7
dengan pejabat publik, ada (17) tujuh belas maksud-maksud implikatur. Maksud-maksud tersebut antara
lain, yakni: 1) menyatakan, 2) menjelaskan, 3) berspekulasi, 4) menunjukkan, 5) memberitahukan, 6)
mengakui, 7) memberi kesaksian, 8) melaporkan, 9) menolak, 10) mengajak, 11) mendesak, 12)
menyarankan, 13) melarang, 14) memohon, 15) mengkritik, 16) menyalahkan, 17) menyindir.
Implikatur percakapan yang paling banyak muncul dalam dialog interaktif Mata Najwa Trans7 yaitu
implikatur percakapan dalam fungsi tuturan representatif dengan jumlah 26 tuturan. Maksud yang
paling banyak muncul yaitu maksud (menyatakan).
Kata kunci : Implikatur Percakapan, Dialog Interaktif
Abstract
The phenomenon of implicature is also found in many television programs, such as talk shows, comedy,
and programs with the concept of motivating listeners or viewers. This research is only about the
implicatures of conversation in the interactive dialogue of mata najwa with public officials at Trans7.
The problem in this research is how is the function of conversational implicature in the interactive
dialogue of Mata Najwa in Trans7. The goal to be achieved in this study is to describe how the function
of conversational implicatures in the interactive dialogue between Mata Najwa and Public Officials in
Trans7. This research is a research with a descriptive qualitative method. Data collection is done by
1
recording and note-taking techniques. Data analysis was carried out through several procedures: (1)
data reduction (data selection and data coding), (2) data presentation, and (3) conclusion drawing and
data verification. Based on the results of data analysis and discussion, the conclusion of this study is
that the researchers found the function of conversational implicatures in the interactive dialogue of
Mata Najwa Trans7 with public officials. The four implicature functions in the form of speech acts are
the conversational implicature function in representative speech, the conversational implicature function
in commissive speech, the conversational implicature function in directive speech, and conversational
implicature in expressive speech. In addition, the researcher also found the meanings of conversational
implicatures contained in Mata Najwa Trans7's interactive dialogue with public officials, there were
(17) seventeen implicature intentions. These purposes include: 1) stating, 2) explaining, 3) speculating,
4) showing, 5) informing, 6) admitting, 7) giving testimony, 8) reporting, 9) refusing, 10) inviting, 11)
urged, 12) suggested, 13) forbade, 14) pleaded, 15) criticized, 16) blamed, 17) insinuated. The most
common conversational implicatures in Mata Najwa Trans7's interactive dialogue are conversational
implicatures in the representative speech function with a total of 26 utterances. The meaning that
appears the most is the intention (state).
Keywords: Conversational Implicature, Interactive Dialogue
PENDAHULUAN
Bahasa adalah bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh alat bicara manusia dan harus
bermakna (Pateda, 1994: 5). Bahasa mempunyai fungsi yang penting bagi manusia
terutama fungsi komunikatif. Dalam kehidupan sehari-harinya, manusia selalu
menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dengan berkomunikasi manusia dapat memenuhi keinginannya sebagai makhluk
sosial yang saling berhubungan untuk menyatakan pikiran dan pendapatnya serta
bekerja sama.
Menurut Keraf (1997: 1) bahasa adalah alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ilmu yang
mempelajari hakikat dan ciri-ciri bahasa disebut linguistik. Linguistik adalah ilmu
yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya, oleh karena itu sangat membantu
dalam mengkaji unsur-unsur bahasa serta hubungan-hubungan unsur-unsur itu dalam
memenuhi fungsinya sebagai alat hubungan antar manusia (Chaer, 2004: 6)
2
Salah satu kajian bahasa yang mampu mengakomodasikan aspek-aspek di luar
bahasa adalah ilmu bahasa kajian pragmatik. Yule (2006: 3) pragmatik adalah studi
tentang makna yang disampaikan oleh penutur (penulis) dan ditafsirkan oleh
pendengar (atau pembaca). Pengkajian bahasa menggunakan pragmatik tentu
melibatkan aspek-aspek di luar bahasa yang turut memberi makna dalam suatu
komunikasi.
Penutur dan pendengar dalam percakapan umumnya bekerja sama, kerja sama
yang dimaksud berupa kesamaan latar belakang pengetahuan. Menurut Wijana (1996:
86) setiap peserta pertuturan sama-sama menyadari bahwa ada kaidah-kaidah yang
mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan interpretasi-interpretasinya
terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya. Percakapan yang terjadi sering kali
mengandung maksud-maksud yang lebih banyak dari pada sekedar kata-kata itu
sendiri. Kondisi seperti itu menyebabkan implikatur percakapan menjadi peran yang
tepat untuk mengkaji aspek-aspek luar penggunaan bahasa. Menurut Brown dan Yule
(2006: 31) implikatur adalah apa yang mungkin diartikan, disarankan, atau
dimaksudkan oleh penutur yang berbeda dengan apa yang sebenarnya dikatakan oleh
penutur. Implikatur dianggap penting untuk diteliti lebih jauh terutama implikatur
percakapan. Lima jenis fungsi umum implikatur yaitu, deklarasi, representatatif,
ekspresif, direktif, dan komisif (Yule, 2006: 92-94).
Fenomena implikatur juga banyak ditemukan dalam program-program televisi,
seperti program talk show, komedi, maupun program-program dengan konsep
memotivasi pendengar atau penonton. Penggunaan bahasa yang mengandung
implikatur dapat menyulitkan pendengar atau penonton apabila mereka tidak memiliki
pengetahuan yang cukup untuk memaknai bahasa itu. Melibatkan situasi ujar saja
tidak cukup bagi pendengar atau penonton untuk menangkap maksud bentuk bahasa
yang mengandung implikatur.
Mata Najwa menjadi salah satu program televisi swasta yang dinikmati oleh
jutaan penduduk Indonesia. Mata Najwa adalah program dialog interaktif yang
dikemas menarik, mengangkat fenomena-fenomena sosial yang sedang hangat di
3
perbincangkan di tengah masyarakat dengan menghadirkan narasumbernya secara
langsung.
METODE PENELITIAN
Metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dalam Moleong, 2005: 3).
Penelitian ini bersifat deskriptif karena data yang diperoleh tidak dapat
dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, penelitian ini memaparkan
gambaran mengenai situasi yang diteliti. Metode penelitian ini digunakan untuk
mendeskripsikan fungsi implikatur percakapan dalam dialog Interaktif Mata Najwa
bersama pejabat publik di Trans7.
A. Teknik Pengumpulan Data
Alat Pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Metode Simak
Menurut Sudaryanto (1993: 207) menyatakan bahwa untuk menyimak objek
penelitian dilakukan dengan menyadap. Dengan kata lain, metode simak secara
praktik dilakukan dengan menyadap percakapan Najwa Shihab dengan pejabat
publik, guna menemukan tuturan yang mengandung implikatur percakapan.
2. Metode Catat
Teknik catat merupakan teknik lanjutan dalam metode simak. Di samping
melakukan penyimakan, penulis juga melakukan pencatatan. Kemudian
4
dilanjutkan dengan teknik catat, yaitu mencatat data yang telah terkumpul sesuai
dengan pengklasifikasian iklan yang diteliti (Sudaryanto dalam Muhammad
(2014: 2). Langkah-langkah pengumpulan data melalui teknik catat yaitu : 1)
menonton video interaktif Mata Najwa bersama pejabat publik di Trans7, (2)
mencatat tuturan percakapan dalam dialog interaktif Mata Najwa bersama
pejabat publik di Trans7, (3) mengklarifikasi jenis tuturan percakapan dalam
dialog interaktif Mata Najwa bersama pejabat publik di Trans7, (4) menyusun
laporan hasil penelitian, (5) melaporkan hasil penelitian.
B. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti sebagai
pegangan dalam melakukan penelitian agar pekerjaan lebih mudah. Penelitian ini
dalam percakapan dialog interaktif Mata Najwa di Trans7, (2) mengelompokkan dan
di Trans7, (3) setiap kelompok klasifikasi kemudian data dianalisis lebih lanjut, (4)
5
A. Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ditemukan empat fungsi implikatur percakapan berdasarkan
tindak tutur yaitu, 26 tuturan implikatur representative (pernyataan suatu fakta, penegasan,
kesimpulan, dan pendeskripsian), 4 tuturan implikatur komisif (janji, ancaman,
penolakan), 15 implikatur direktif (Menyuruh), dan 13 implikatur ekspresif (minta maaf,
berterima kasih, menyampaikan ucapan selamat, memuji, dan mengkritik) pada dialog
interaktif Mata Najwa di Trans7 dengan pejabat publik. Selain itu, ditemukan pula tujuh
belas maksud implikatur percakapan berdasarkan teori tindak tutur. Tujuh belas makna
pragmatik tersebut adalah 10 menyatakan, 1 menjelaskan, 4 berspekulasi,7 menunjukkan,
1 memberitahukan, 1 mengakui, 1 memberi kesaksian, 1 melaporkan, 4 menolak, 1
mengajak, 3 mendesak, 8 menyarankan, 2 melarang, 1 memohon, 6 mengkritik, I
menyalahkan, dan 6 menyindir.
Penelitian ini menemukan empat fungsi implikatur percakapan berupa tindak tutur.
Keempat wujud implikatur tersebut berupa: Representatif, komisif, direktif, dan ekspresif.
1. Fungsi Representatif
Yule (2006: 92) mengatakan bahwa representatif adalah jenis tindak tutur yang
menyatakan apa yang diyakini penutur kasus atau bukan, dalam artian tindak tutur
Tindak tutur yang berfungsi untuk menetapkan atau menjelaskan suatu apa adanya.
fungsi implikatur berupa tindak tutur representatif. Perhatikan data berikut sebagai contoh
implikatur representatif.
Najwa : “Ibu Noor kenapa ibu mau maju menggantikan Bapak jadi bupati?”
Noor : “Ada Perjuangan di sini, karena saya merupakan satu-satunya wanita di
Kalimantan yang mau maju sebagai calon bupati. Sebelumnya saya wanita
6
pertama juga di Kalimantan Selatan yang menjadi ketua DPRD propinsi
Kalimantan Selatan dengan suara terbanyak hampir 50 ribu ditambah suara
golkar saya bisa membawa teman saya satu dapil” (Episode Drama Berebut
Kuasa) (VI/DT.1)
Konteks : Mata Najwa mendatangkan bintang tamu calon bupati dari Kalimantan Selatan
bernama ibu Noor. Najwa mewawancarai ibu Noor mengenai alasan beliau maju
mencalonkan diri sebagi calon bupati, mengingat status suami ibu Noor adalah mantan
bupati Kalimantan Selatan. Ibu Noor maju menjadi calon bupati wanita pertama yang
mewakili Kalimantan Selatan yang melewati proses pemilihan.
2. Fungsi Komisif
Yule (2006:94) mengatakan bahwa komisif adalah tindak tutur yang dipahami oleh
penutur untuk mengikatkan dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang.
Tindak tutur ini menyatakan apa saja yang dimaksudkan oleh penutur. Tindak tutur ini
dapat berupa; janji, ancaman, penolakan, ikrar, Berdasarkan penelitian ini, peneliti
Konteks: Tuturan terjadi pada saat malam hari di dalam studio Mata Najwa Trans7.
Suasana tuturan santai dan tenang. Mata Najwa mendatangkan Karolin Margaret calon
bupati Landak, Kalimantan Barat. Najwa bertanya kepada ibu Karolin mengenai pengaruh
ayahnya yang pernah menjabat sebagai gubernur Landak terhadap pencalonannya sebagai
calon bupati Landak. Menurut Karolin menjadi anak gubernur bukan suatu jaminan untuk
memperoleh dukungan dari partai politik.
3. Fungsi Direktif
7
Menurut Yule (2006: 93) direktif adalah jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur
untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan
15 data tuturan yang mengandung implikatur wujud direktif. Perhatikan data berikut
Konteks: Tuturan terjadi pada saat malam hari di dalam studio Trans7. Suasana tuturan
santai, Najwa mewawancarai pak Gede mengenai keadaan Kemendagri setelah dua
anggota Kemendagri berstatus menjadi tersangka korupsi E-KTP. Pak Gede menceritakan
mengenai situasi Kemendagri yang kacau dan mental yang hancur setelah kasus korupsi
dana E-KTP.
4. Fungsi Ekspresif
Ekspresif adalah jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh
penutur (Yule, 2006: 93). Tindak tutur ekspresif bertujuan untuk mengekspresikan
perasaan dan sikap. Tindak tutur ini berupa tindak meminta maaf, berterima kasih,
menyampaikan ucapan selamat, memuji, dan mengkritik. Perhatikan data berikut sebagai
Najwa : “Jadi artinya berbagai macam dinamika yang terjadi tidak akan mengubah
rencana Anda kalau terpilih?”
Ahok : “Oh enggak saya sudah tegaskan, rumah susun siap. Orang dulu tanya sama
saya misalnya dulu KPU datang kepada saya „pak boleh nggak pak kalau
menjelang pilkada Bapak tidak melakukan relokasi?‟ Saya bilang nggak bisa
karena saya mau ngejar mengatasi banjir. Kalau rusunya siap tetep saya
pindahin. Toh mereka bisa pilih di rumah susun ya kerja berat sedikit dong. Nah
kalau kami berdua otaknya cuma mau jadi gubernur akhirnya akan bohongin,
kami nggak gusur, kami nggak normalisasi (Episode “Jurus Ahok Djarot”).
(V2/DT.11)
8
Konteks: Tuturan terjadi pada saat malam hari. Suasana tuturan santai dan tenang,
kondisi berlangsungnya tuturan di dalam studio Mata Najwa Trans7. Najwa
mewawancarai pak Ahok apakah akan melanjutkan proyeknya ketika terpilih menjadi
gubernur Jakarta lagi. Ahok tetap akan melanjutkan proyeknya apapun kondisinya.
Tuturan Ahok muncul karena mendengar pernyataan calon pasangan nomor urut 3 yang
mengatakan bahwa mereka tidak akan menggusur rumah warga Jakarta yang tinggal
dipinggir sungai tetapi hanya akan menggesernya.
B. Pembahasan
Penelitian berjudul Implikatur Percakapan dalam Dialog Intraktif Mata Najwa
Metro TV dengan Pejabat Publik ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi, dan maksud
implikatur percakapan. Sasaran dalam penelitian ini adalah tuturan Najwa dan pejabat
publik ketika melakukan dialog interaktif dalam acara Mata Najwa Trans7.
publik sebagai topik penelitian karena penelitian tersebut masih jarang dilakukan. Selain
itu, peneliti melakukan penelitian implikatur pecakapan Najwa dan pejabat publik karena
melihat kenyataan bahwa pertanyaan yang diajukan Najwa Shihab memiliki maksud
tersebut. Selain itu, Mata Najwa adalah salah satu program dialog interaktif di media
televisi yang paling banyak mendapat apresiasi oleh masyarakat, sementara masyarakat
Indonesia tidak semua memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Hal-hal tersebut
percakapan oleh Najwa dan pejabat publik. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan
9
Dalam dialog interaktif Mata Najwa Trans7, peneliti banyak menemukan berbagai
menyatakan paling banyak ditemukan dalam dialog interaktif Mata Najwa. Pisau analisis
percakapan tidak bisa lepas dari peran konteks. Seperti yang dikemukakan oleh Levinson
(dalam Rahardi, 2005: 48) bahwa pragmatik adalah studi bahasa yang mempelajari relasi
bahasa dengan konteksnya. Dalam dialog interaktif Mata Najwa, untuk memahami pokok
pembahasan yang didiskusikan seorang peserta harus memahami setiap konteks tuturan-
tuturan.
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan empat wujud implikatur berupa tindak
tutur, yaitu implikatur percakapan dalam tuturan representatif, komisif, direktif, dan
percakapan yang terdapat dalam acara dialog interaktif Mata Najwa Trans7.
Menurut Yule (2006: 92) tindak tutur representatif adalah jenis tindak tutur yang
menyatakan apa yang diyakini penutur kasus atau bukan, dalam artian tindak tutur
ujaran representatif hanyalah merupakan pernyataan mengenai sesuatu, maka yang perlu
kita lakukan adalah menghimpun muatan proposisi dan memahami mana yang merupakan
10
informasi lama dan mana yang baru. Menurut peneliti, tindak tutur representatif adalah
tindak tutur yang berfungsi untuk mendeskripsikan suatu informasi sehingga dapat
Implikatur komisif adalah wujud implikatur dengan dasar teori tindak tutur komisif.
Tindak tutur komisif menurut Yule (2006: 94) adalah tindak tutur yang dipahami oleh
penutur untuk mengikatkan dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang.
Menurut Dardjowidjojo (2010: 95) tindak tutur komisif sebenarnya bisa dianggap sama
dengan tindak ujaran direktif, hanya arahnya yang berbeda. Pada ujaran direktif si
pendengarlah yang diharapkan melakukan sesuatu. Pada tindak ujaran komisif, “perintah”
itu diarahkan kepada pembicara sendiri. Menurut peneliti tindak tutur komisif adalah
sebuah tindak tutur yang melibatkan dirinya sendiri terhadap tindakan di masa yang akan
implikatur percakapan dalam dialog Interaktif Mata Najwa. Empat tuturan fungsi
implikatur tersebut peneliti menemukan satu macam maksud tuturan yang termasuk dalam
pengertian dari fungsi implikatur komisif, yakni suatu tindak tutur yang dipahami oleh
penutur untuk mengikatkan dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang.
Maksud menolak digunakan penutur dalam dialog inetraktif Mata Najwa untuk
menyanggah sebuah pendapat yang dikemukakan lawan tuturnya kepada diri penutur.
Seperti yang dijelaskan dalam KBBI (2008:1447) pengertian menolak adalah tidak
11
menerima (memberi, meluluskan, mengabulkan), tidak Menurut Ibrahim (1993) direktif
mengekspresikan sikap penutur terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh mitra tutur
Menurut Yule (2006: 93) direktif adalah jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur
untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Jadi, tindak tutur direktif adalah suatu
tindak tutur yang digunakan penutur terhadap tindakan yang akan dilakukan mitra tutur
untuk melakukan sesuatu. Dardjowidjojo (2010: 101) menyatakan tindak ujaran direktif
dapat dibagi menjadi tiga kelompok yang lebih kecil yaitu pertanyaan dengan jawaban
perintah untuk melakukan sesuatu. Dalam dialog interaktif Mata Najwa, peneliti
direktif. Lima belas maksud tersebut mengandung 5 (lima) maksud tuturan yang tergolong
dalam fungsi implikatur direktif. Kelima maksud tersebut yakni, 6 mengajak, 3 mendesak,
kelima maksud tersebut mendukung pengertian dari fungsi implikatur direktif. Kelima
maksud dari fungsi direktif tersebut yang paling banyak ditemukan adalah tuturan dengan
saran, memberikan anjuran seperti yang dijelaskan dalam KBBI (2008: 1226) pengertian
Ekspresif adalah jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh
penutur (Yule, 2006: 93). Selain itu Dardjowidjojo (2010: 106) mengatakan tindak ujaran
12
berupa perbuatan, khususnya perbuatan fisik. Menurut peneliti tindak tutur ekspresif
adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengekspresikan perasaan psikologis dari
penutur itu sendiri dan tanpa melibatkan perbuatan fisik baik dari penutur maupun mitra
Dalam dialog interaktif Mata Najwa peneliti menemukan 13 (tiga belas) fungsi
tuturan yang mengandung implikatur percakapan ekspresif. Tiga belas fungsi tersebut
menyalahkan, dan 6 menyindir. Maksud tuturan ekspresif yang paling banyak ditemukan
mendukung pengertian dari fungsi implikatur ekspresif, yaitu suatu tuturan yang
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, kesimpulan dari penelitian ini
menemukan fungsi wujud implikatur percakapan dalam dialog interaktif Mata Najwa
bersama pejabat publik di Trans7. Keempat fungsi implikatur yang berbentuk tindak
tutur tersebut adalah fungsi implikatur percakapan dalam tuturan representatif, fungsi
tuturan direktif, dan implikatur percakapan dalam tuturan ekspresif Selain itu peneliti
interaktif Mata Najwa Trans7 dengan pejabat publik, ada (17) tujuh belas maksud-
13
menjelaskan, 3) berspekulasi, 4) menunjukkan, 5) memberitahukan, 6) mengakui, 7)
menyarankan, 13) melarang, 14) memohon, 15) mengkritik, 16) menyalahkan, 17)
menyindir. Implikatur percakapan yang paling banyak muncul dalam dialog interaktif
Mata Najwa Trans7 yaitu implikatur percakapan dalam fungsi tuturan representatif
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Reinika
Cipta.
Chaer, Abdul. 2004. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamid, H. 2011. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa.
Handayani, C. Sumawarti, dan Suhita, R. 2014. Implikatur Percakapan dalam Acara
Talk Show Mata Najwa di Metro TV. Vol. 2. No. 3. Diakses 16 Januari 2017.
Hariyono, A.P.J.R. 2014. Implikatur Percakapan dalam Iklan Produk Obat di Televisi.
Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Yogyakarta.
Ibrahim, Abd dan Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usah Nasional.
Keraf, Gorys. 1997. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
Widia Sarana Indonesia.
Lubis. 2006. Analisis Wacana. Jakarta: Gramedia.
Moloeng, L. J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhammad. 2014. Metode Penelitian Bahasa. AR-Ruza Media:Yogyakarta.
Nadar, F.X. (2009). Pragmatik & Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pateda, Mansyur. 1994. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa.
Rahardi, K. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.
Rahman, C. 2016. Iklan Politik Capres dan Cawapres Tahun 2014: Analisis
Pragmatik. Surabaya.
Rani, A. dkk. 2006. Analisis Wacana. Malang: Bayumedia Publishing
14
Rohmadi, Muhammad. 2010. Pragmatik Teori dan Analisis.Yogyakarta: Lingkar
Media Jogja.
Rosidi, Imron. 2009. Menulis. . . Siapa Takut?. Bandung: Kanisius.
Sudarmawanti. 2008. Berbahasa dan Bersastra. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Pengumpul Data. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press
Suyono. 1990. Pragmatik Dasar-Dasar dan Pengajaran.Malang: yayasan asih asah
asuh (YA 3 Malang)
Wijana, I. D. P. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Pelajar Offset.
Yule, G. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Zamzani. 2007 Kajian Sosiolinguistik. Yogyakarta: Cipta Pustaka.
Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian
Sastra.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Setiadi, Elly. dkk. 2016. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: PT Fajar Interpratama
Mandiri.
Sumardjo, Jakob dan Saini. KM. 2010. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
https://brainly.co.id/tugas/8956783
15