Anda di halaman 1dari 4

BAB IV: TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Tinjauan Umum Penyakit


1.1.1 Pengertian Kanker Kolon

Kanker kolorektal merupakan suatu tumor maligna yang muncul dari jaringan
epitel dari kolon atau rektum. Kanker kolorektal ditujukan pada tumor ganas yang
ditemukan di kolon dan rektum. Kolon dan rektum adalah bagian dari usus besar pada
sistem pencernaan yang disebut juga traktus gastrointestinal. Lebih jelasnya kolon
berada dibagian proksimal usus besar dan rektum di bagian distal sekitar 5-7 cm di
atas anus. Kolon dan rektum berfungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh dan
membuang zat-zat yang tidak berguna (Sayuti, M dkk, 2019).

Perkembangan kanker ini sangat lambat, sehingga sering diabaikan oleh


penderita. Pada stadium dini, sering sekali tidak ada keluhan dan tidak ada rasa sakit
yang berat. Penderita kanker jenis ini umumnya datang ke dokter setelah timbul rasa
sakit yang berlebihan (stadium lanjut), sehingga pengobatannya menjadi lebih sulit
(Mangan, 2009).

1.1.2 Gejala yang berhubungan dengan gizi/menganggu keadaan gizi

Gejala umum dari kanker kolorektal ditandai oleh perubahan kebiasaan buang
air besar. Gejala tersebut meliputi:
a. Diare atau sembelit
b. Perut terasa penuh
c. Ditemukannya darah (baik merah terang atau sangat gelap) di feses.
d. Feses yang dikeluarkan lebih sedikit dari biasanya.
e. Sering mengalami sakit perut, kram perut, atau perasaan penuh atau
kembung.
f. Kehilangan berat badan tanpa alasan yang diketahui.
g. Merasa sangat lelah sepanjang waktu.
h. Mual atau muntah.
Tumor yang berada di kolon kanan seringkali tidak menyebabkan perubahan
pada pola buang air besar (meskipun besar). Tumor yang memproduksi mukus dapat
menyebabkan diare. Pasien mungkin memperhatikan perubahan warna feses menjadi
gelap, tetapi tumor seringkali menyebabkan perdarahan samar yang tidak disadari
oleh pasien. Kehilangan darah dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan
anemia defisiensi besi (Sayuti, M dkk, 2019).

1.1.3 Faktor risiko, faktor penyebab yang berhubungan dengan gizi

Penyebab kanker kolon ini belum diketahui dengan pasti, tetapi ada hubungannya
dengan faktor makanan yang mengandung lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah,
serta adanya interaksi antara bakteri di dalam kolon dengan asam empedu dan makanan.
Faktor-faktor tersebut akan memproduksi bahan karsinogenik yang memicu kanker kolon
(Wijayakusuma, 2010).
Selain itu ada beberapa faktor risiko kanker kolon yang berhubungan dengan gizi,
antara lain (Khosama, Y., 2015):
a. Usia
Diagnosis Kanker Kolon meningkat progresif sejak usia 40 tahun, meningkat
tajam setelah usia 50 tahun, lebih dari 90% kasus KKR terjadi di atas usia 50
tahun. Angka kejadian pada usia 60-79 tahun 50 kali lebih tinggi dibandingkan
pada usia kurang dari 40 tahun.
b. Faktor Lingkungan
Kanker kolon dipertimbangkan sebagai suatu penyakit yang dipengaruhi
lingkungan; faktor pola hidup, sosial, dan kultural ikut berperan. Risiko
mendapat kanker kolorektal meningkat pada masyarakat yang bermigrasi dari
wilayah dengan insiden kanker kolorektal yang rendah ke wilayah dengan risiko
tinggi. Hal ini menambah bukti bahwa lingkungan dengan perbedaan pola
makanan berpengaruh pada karsinogenesis kanker kolorektal.
c. Kebiasaan Makan Tinggi Lemak dan Rendah Serat
Makanan mempunyai peranan penting pada kejadian kanker kolorektal.
Mengkonsumsi serat sebanyak 30 gr/hari terbukti dapat menurunkan risiko
timbulnya kanker kolorektal sebesar 40% dibandingkan orang yang hanya
mengkonsumsi serat 12 gr/hari. Orang yang banyak mengkonsumsi daging
merah (misal daging sapi, kambing) atau daging olahan lebih dari 160 gr/hari (2
porsi atau lebih) akan mengalami peningkatan risiko kanker kolorektal sebesar
35% dibandingkan orang yang mengkonsumsi kurang dari 1 porsi per minggu.
d. Aktifivitas Fisik dan Obesitas
Aktivitas tinggi berhubungan dengan rendahnya insidens Kanker Kolon.
Aktivitas fisik reguler dan diet sehat membantu menurunkan risiko Kanker
Kolon. Kurangnya aktivitas fi sik harian juga meningkatkan insidens obesitas,
faktor lain yang berhubungan dengan Kanker Kolon. Kelebihan berat badan dan
obesitas meningkatkan sirkulasi estrogen dan menurunkan sensitivitas insulin,
juga dipercaya mempengaruhi risiko kanker, dan berhubungan dengan
penimbunan adipositas abdomen
e. Merokok
Sebesar 12% kematian Kanker Kolon berhubungan dengan kebiasaan merokok.
Karsinogen rokok meningkatkan pertumbuhan Kanker Kolon, dan
meningkatkan risiko terdiagnosis kanker.
f. Alkohol
Konsumsi alkohol reguler berhubungan dengan perkembangan KKR. Konsumsi
alkohol merupakan faktor risiko KKR pada usia muda,31,35 juga meningkatnya
insidens kanker kolon distal.
1.1.4 Konsekuensi yang berhubungan dengan gizi

Kanker dapat menyebabkan efek merugikan yang berat bagi status gizi. Tidak
hanya sel kanker yang mengambil zat gizi dari tubuh pasien, tapi pengobatan dan
akibat fisiologis dari kanker dapat mengganggu dalam mempertahankan kecukupan
gizi. Beberapa efek potensial dari kanker terhadap gizi:
Kehilangan berat badan akibat:
a. Berkurangnya makanan yang masuk, mungkin diinduksi oleh perubahan kadar
neotransmiter (serotin) pada susunan saraf pusat; peningkatan kadar asam laktat
yang diproduksi oleh metabolisme anaerob, metode metabolisme yang
disenangi oleh tumor; stres psikologis, disguesia (perubahan dalam
pengecapan); dan tidak suka terhadap makanan tertentu. Sekitar 70% dari
individu dengan kanker mengalami keengganan atau tidak suka pada makanan
tertentu, karena perubahan ambang pengecapan terhadap beberapa komponen
bau dan rasa.
b. Meningkatnya kecepatan metabolisme basal.
c. Meningkatnya glukoneogenesis (produksi glukosa dengan pecahan glikogen,
lemak, dan protein tubuh) yang disebabkan oleh ketergantungan tumor pada
metabolisme anaerob.
d. Penurunan sintesis protein tubuh “Kaheksia kanker” adalah bentuk malnutrisi
berat yang ditandai dengan anoreksia, cepat kenyang, penurunan berat badan,
anemia, lemah, kehilangan otot. Walaupun dukungan gizi yang adekuat dapat
membantu mencegah kehilangan otot dan berat badan, hanya terapi kanker yang
sukses yang dapat memperbaiki/mengembalikan sindrom kaheksia kanker ini
(Marischa dkk, 2017).

Sayuti, M., & Nouva, N. (2019). KANKER KOLOREKTAL. AVERROUS: Jurnal


Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh, 5(2), 76-88.

Mangan, Y. (2009). Solusi sehat mencegah & mengatasi kanker. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Wijayakusuma, H. (2010). Ramuan lengkap herbal taklukkan penyakit. Jakarta: Pustaka


Bunda.

Marischa, S., Angraini, D. I., & Putri, G. T. (2017). Malnutrisi pada pasien kanker. MEDULA,
medicalprofession journal of lampung university, 7(4), 107-111.

Khosama, Y. (2015). Faktor risiko kanker kolorektal. Cermin Dunia Kedokteran, 42(11),
829-832.

Anda mungkin juga menyukai