Kelompok 1 Ilmu Fiqih
Kelompok 1 Ilmu Fiqih
KONSEP DASAR & CIRI KHAS SYARI’AH, ILMU FIQIH, DAN USHUL FIQIH
Disusun oleh
Kelompok 1:
GIZI 5C
SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk menciptakan tatanan hidup yang seimbang diperlukan adanya hukum
untuk mengatur tatanan tersebut. Dalam Islam, syari’ah menjadi aspek penentuan
kehidupan manusia, hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan
manusia dengan lingkungan. Menurut Mahmud Syaltut syari’ah adalah hukum Allah
atau peraturan yang diturunkan Allah kepada manusia untuk dijadikan pedoman
dalam hubungannya secara tiga dimensi. Namun perlu disadari bahwa sumber utama
hukum islam adalah Alqur’an dan Hadist.
Di Indonesia hukum Islam diasosiasikan sebagai fiqih. Ilmu Fiqih sering kita
artikan sebagai ilmu yang membahas tentang hukum-hukum islam, syariat, dan
ketetapan dalam beribadah kepada Allah SWT. Para ulama fiqih di Indonesia
memandang kitab-kitab fiqih klasik sebagai kitab yang berisi mengenai hukum Islam
dan telah dijadikan rujukan utama dalam pengambilan keputusan hukum. Padahal,
kitab-kitab fiqih klasik yang ditulis lima atau enam abad yang lalu lebih mengenai
ekspresi budaya tertentu di tempat tinggal para penyusun. Sebenarnya cakupan fiqih
sangat luas, tetapi memang lebih membahas mengenai hukum dan aturan dalam
Islam.
Fiqih sendiri berasal dari ushul fiqih, yang artinya asal-usul fiqih. Para ahli
ushul fiqih mengartikan ushul fiqih sebagai ilmu yang membicarakan berbagai
ketentuan dan kaidah yang digunakan dalam menggali dan merumuskan hukum
syari’at Islam dari sumbernya. Dengan demikian, ushul fiqih diartikan sebagai kaidah-
kaidah yang dapat digunakan oleh ahli hukum untuk menetapkan hukum dari dalil-
dalil syara’.
Lalu apakah arti dari syari’ah, fiqih, dan ushul fiqih yang sesungguhnya, dan
apa ciri serta perbedaan dari ketiganya. Untuk menjawab semua itu, maka dari itu
makala ini kami susun.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Dasar dari Syari’ah, Fiqih, dan Ushul Fiqih?
2. Apakah Definisi dari Syari’ah, Fiqih, dan Ushul Fiqih?
3. Apakah Perbedaan dari Syari’ah, Fiqih, dan Ushul Fiqih?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep Dasar dari Syari’ah, Fiqih, dan Ushul Fiqih
2. Untuk Mengetahui Definisi dari Syari’ah, Fiqih, dan Ushul Fiqih
3. Untuk Mengetahui Perbedaan dari Syari’ah, Fiqih, dan Ushul Fiqih
BAB II
PEMBAHASAN
2. Fiqh
Kata fiqih berasal dari bahasa arab فقهyang artinya pemahaman yang
mendalam atau pemahaman penuh. Dalam hal ini ilmu fiqih adalah ilmu yang
membahas mengenai ketentuan norma-norma hukum dasar yang terdapat dalam Al-
qur’an dan Hadist Nabi. Fiqih adalah pemahaman para ulama terhadap ayat-ayat Al-
qur’an dan Hadist yang merupakan sumber hukum utama dalam Islam, kemudian
diistimbatkan oleh para fuqaha sebagai hukum islam sesuai dengan pemahaman
mereka. Jadi, sangat mungkin jika terjadi perbedaan pendapat antar ulama. Perbedaan
tersebut dipengaruhi oleh faktor seperti kemampuan bahasa, pengetahuan dan disiplin
ilmu yang dimiliki, situasi dan kondisi secara meneluruh saat itu.
Al-Ghazali berpendapat bahwa fiqih bermakna al-‘ilm wa al-fahm (ilmu dan
pemahaman). Ibnu Khaldun mendefinisikan fiqih sebagai pengetahuan tentang aturan
Allah terkait tindakan manusia untuk melakukan apa yang diharusakan (wajib),
dilarang (haram), diperbolehkan (mandub), ditolak (makruh), dan netral (mubah).
Definisi dari Ibnu Khaldun tersebut dikenal secara konsisten dikalangan fuqaha
(Mudawan, 2012) .
Para ulama mengkategorikan hukum perbuatan manusia menjadi lima
kategori, yaitu:
1. Wajib atau fardhu, artinya segala sesuatu yang jika dikerjakan mendapat pahala
dan jika ditinggalkan mendapat dosa.
2. Mandhub atau sunnah adalah segala sesuatu yang jika dikerjakan mendapat
pahala, dan jika tidak dikerjakan tidak dosa.
3. Mubah, artinya segala sesuatu yang boleh dilakukan atau tidak dilakukan.
Keduanya tidak mendatangkan pahala ataupun dosa.
4. Makruh adalah sesuatu yang jika dikerjakan tidak mendapat dosa dan jika
ditinggalkan mendapat pahala.
5. Haram adalah segala sesuatu yang jika dikerjakan mendapat dosa, dan jika
ditinggalkan mendapat pahala.
Fiqih sebagai ilmu yang digali dari dalil-dalil secara terperinci, dalam membahas tiap
masalah selalu ada unsur-unsur berikut :
3. Ushul Fiqh
a) Pengertian Ushul Fiqh
Kalimat ushul fiqh berasal dari bahasa arab yang terdiri dari dua kata yaitu al-
ushul dan al-fiqh. Kata al-ushul merupakan jamak dari dari kata al-ashl yang
artinya pondasi atau landasan untuk membangun sesuatu. Sedangkan al-fiqh
berarti pemahaman secara mendalam.
Ushul fiqh adalah ilmu yang membicarakan berbagai ketentuan dan kaidah
yang dapat digunakan dalam menggali dan merumuskan hukum syari’at Islam dari
sumbernya.
Menurut Syeikh Kamaluddin ibn Himam dalam bukunya yang berjudul Tahrir,
memberikan definisi Ushul fiqh adalah pengertian tentang kaidah-kaidah yang
dijadikan sarana untuk menggali hukum-hukum fiqh, atau dengan kata lain, ushul
fiqh adalah kaidah-kaidah yang menjelaskan tentang cara penggalian hukum yang
berkaitan dengan perbuatan manusia dari dalil-dalil syar’i.
Oleh karena itu, ushul fiqh merupakan metode yang harus ditempuh oleh ahli
fiqh dalam menetapkan hukum-hukum syara’ berdasarkan dalil-dalil syar’i, serta
mengklasifikasikan dalil-dalil tersebut berdasarkan kualitasnya.
Kata al-ashl mengandung beberapa pengertian, antara lain :
1. Ad-Dalil (landasan hokum)
2. Al-Qaidah (dasar atau pondasi)
3. Ar-Rajih (yang terkuat)
b) Aliran-aliranushulfiqh
Seiring dengan perkembangan zaman serta berbagai permasalahan yang
semakin kompleks, maka munculah perbedaan-perbedaan pendapat. Berdasarkan
sejarah, bahwa perbedaan yang muncul dalam membangun teori (kaidah-kaidah)
ushul fiqh yang digunakan dalam menggali hukum islam, terbagi menjadi 2
kelompok besar yaitu: 1) aliran jumhur (mayoritas) dan 2) aliran fuqoha
(hanafiah)
1. Aliran jumhur (mayoritas)
Aliran ini dikenal sebagai aliran syafi’iyah atau aliran mutakallimin.
Disebut aliran jumhur karena merupakan aliran yang dianut oleh mayoritas
ulama, baik dari kalangan ulama malikiyah, syafi’iyah, maupun hanabilah.
Beberapa ciri dari aliran ini adalah bahwa pembahasan ushul fiqh disajikan
secara rasional, filosofis, dan teoritis tanpa disertai contoh, dan murni tanpa
mengacu kepada madzhab fiqh tertentu yang sudah ada. Kaidah-kaidah ushul
fiqh yang mereka rumuskan tanpa memperdulikan apakah mendukung
madzhab yang dianut atau justru berbeda, bahkan bertujuan untuk dijadikan
timbangan bagi kebenaran madzhab fiqh yang sudah terbentuk.
Berikut ini beberapa kitab standar yang pernah disusun dan popular dalam
aliran ini :
Kitab al-Amd, karangan qadi abdul-jabbar al-mu’tazil
Kitab al-Mu’tamad fi ushul al-Fiqh, karangan abu al-Husain al-Bashri
al-Mu’tazili
Kitab al-Burhan Fiushul al-Fiqh,karangan iman al-Haramain
Kitab al-Musthafa fi ‘ilm al-Ushul, karangan abu Hamid al-Ghazali
2. Aliran fuqoha
Aliran fuqoha adalah aliran yang dikembangkan oleh kalangan ulama-
ulama hanafiah. Disebut aliran fuqoha, karena dalam sistem penulisan dan
kaidah perumusan ushul fiqh nya banyak diwarnai dengan contoh-contoh fiqh
terutama pendapat-pendapat fiqh Abu Hanifah serta pendapat para muridnya
Beberapa kitab standar yang pernah disusun dan popular dalam aliran ini,
antara lain :
Kitab Ta’sis al-Nazhar, karangan Abu Zaid al-Dabbasi
Kitab Ushul al-Badzawi, karangan Ali ibn Muhammad al-Badzawi
Kitab Ushul al-Syarakhsh, karangan Abu Bakr Syams al-Aimmah al-
Syarakhshi
3. Aliran campuran
Merupakan metode campuran atau campuran dari aliran mutakallimin dan
hanafiah. Metode yang ditempuh ialah dengan cara mengombinasikan kedua
aliran terdahulu (mutakallimin dan hanafiah). Mereka memerhatikan kaidah-
kaidah ushuliyah dan mengemukakan dalil-dalil atas kaidah itu, juga
memperhatikan penerapannya terhadap masalah fiqh far’iyah. Kitab-kitab
yang termasuk dalam aliran campuran ini yaitu :
Kitab al-Nizam, karangan al-Bazdawi
Kitab al-Ahkam, karangan Mudhoffaruddin al-Baghdadi al-Hanafi
Kitab al-Taudhih, karangan Shadrus Syariah
Kitabat-Tahrir, karanganal-Kamal bin Hamman
B. Ruang Lingkup Syariah, Fiqh Dan Ushul Fiqh
Secara umum, ilmu fiqih membahas dua bidang yaitu fiqih ibadah dan fiqih
muamalah. Fiqih ibadah mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, seperti
shalat, zakat, haji, memenuhi nazar, dan membayar kafarat terhadap pelanggar
sumpah. Yang kedua fiqih muamalah, yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia lainnya, seperti ketentuan-ketentuan jual beli, sewa-menyewa, perkawinan,
jinayah, dan lain-lain. (Hafsah, 2016).
Selain itu ada pembahasan terkait hukum yang berkaitan dengan jenazah, warisan,
hak milik, pakaian, dan sebagainya yang dibahas secara tersendiri.
PENUTUP
Kesimpulan
Syari’ah merupakan norma utama atau prinsip inti atau aturan yang disebut bersifat
global (ijmal), didefinisikan juga sebagai “seperangkat aturan”. Syari’ah ditandai sebagai
pemahaman tentang agama (tafaqquhu fi ad-din) perihal tugas-tugas muslim yang didasarkan
pada kedua pendapat dari masyarakat muslim dan literatur yang luas. Ruang lingkup syariah
meliputi moral, etika pembinaan umat, ibadah formal, hukum publik dan perorangan,
kesopanan, kesehatan, kejahatan, politik, dan ekonomi serta hal-hal pribadi seperti hubungan
seksual, kebersihan, pola makan, ibadah, dan puasa.
Ilmu fiqih adalah ilmu yang membahas mengenai ketentuan norma-norma hukum
dasar yang terdapat dalam Al-qur’an dan Hadist Nabi. Ruang lingkup ilmu fiqih meliputi
hukum yang mengatur perbuatan manusia, yang biasanya disebut sebagai perbuatan hukum.
Ushul fiqh adalah ilmu yang membicarakan berbagai ketentuan dan kaidah yang dapat
digunakan dalam menggali dan merumuskan hukum syari’at Islam dari sumbernya.
DAFTAR PUSTAKA
Nurhayati. 2018. Memahami Konsep Syariah, Fikih, Hukum dan Ushul Fiqih. Jurnal
Hukum Ekonomi Syariah Volume 2 Nomor 2 Juli-Desember 2018
Noor Harisudin, M. Fil. I. 2019. Pengantar Ilmu Fiqih. Surabaya : Penerbit Buku Pena
Salsabila