Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP DASAR & CIRI KHAS SYARI’AH, ILMU FIQIH, DAN USHUL FIQIH

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Ilmu Fiqih

Dosen Pengampu : Moh. Arifin, S.Ag., M.Hum

Disusun oleh

Kelompok 1:

1. Laila Nurbaiti (1807026076)


2. Nadia Ulfah (1807026081)
3. Faridhotul Muafa (1807026086)

GIZI 5C

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk menciptakan tatanan hidup yang seimbang diperlukan adanya hukum
untuk mengatur tatanan tersebut. Dalam Islam, syari’ah menjadi aspek penentuan
kehidupan manusia, hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan
manusia dengan lingkungan. Menurut Mahmud Syaltut syari’ah adalah hukum Allah
atau peraturan yang diturunkan Allah kepada manusia untuk dijadikan pedoman
dalam hubungannya secara tiga dimensi. Namun perlu disadari bahwa sumber utama
hukum islam adalah Alqur’an dan Hadist.
Di Indonesia hukum Islam diasosiasikan sebagai fiqih. Ilmu Fiqih sering kita
artikan sebagai ilmu yang membahas tentang hukum-hukum islam, syariat, dan
ketetapan dalam beribadah kepada Allah SWT. Para ulama fiqih di Indonesia
memandang kitab-kitab fiqih klasik sebagai kitab yang berisi mengenai hukum Islam
dan telah dijadikan rujukan utama dalam pengambilan keputusan hukum. Padahal,
kitab-kitab fiqih klasik yang ditulis lima atau enam abad yang lalu lebih mengenai
ekspresi budaya tertentu di tempat tinggal para penyusun. Sebenarnya cakupan fiqih
sangat luas, tetapi memang lebih membahas mengenai hukum dan aturan dalam
Islam.
Fiqih sendiri berasal dari ushul fiqih, yang artinya asal-usul fiqih. Para ahli
ushul fiqih mengartikan ushul fiqih sebagai ilmu yang membicarakan berbagai
ketentuan dan kaidah yang digunakan dalam menggali dan merumuskan hukum
syari’at Islam dari sumbernya. Dengan demikian, ushul fiqih diartikan sebagai kaidah-
kaidah yang dapat digunakan oleh ahli hukum untuk menetapkan hukum dari dalil-
dalil syara’.
Lalu apakah arti dari syari’ah, fiqih, dan ushul fiqih yang sesungguhnya, dan
apa ciri serta perbedaan dari ketiganya. Untuk menjawab semua itu, maka dari itu
makala ini kami susun.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Dasar dari Syari’ah, Fiqih, dan Ushul Fiqih?
2. Apakah Definisi dari Syari’ah, Fiqih, dan Ushul Fiqih?
3. Apakah Perbedaan dari Syari’ah, Fiqih, dan Ushul Fiqih?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep Dasar dari Syari’ah, Fiqih, dan Ushul Fiqih
2. Untuk Mengetahui Definisi dari Syari’ah, Fiqih, dan Ushul Fiqih
3. Untuk Mengetahui Perbedaan dari Syari’ah, Fiqih, dan Ushul Fiqih
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Syariah Dan Ushul Fiqh


1. Syariah
a) Pengertian Syariah
Syariah (‫ )شريعة‬dalam bahasa Arab berarti undang-undang, syari’ah juga (‫قانون‬
‫ )إسالمي‬adalah moral dan hukum Islam. Syari’ah berkaitan dengan banyak topik
dibanding dengan yang dimuat oleh hukum sekuler, termasuk kejahatan, politik,
dan ekonomi serta hal-hal pribadi seperti hubungan seksual, kebersihan, pola
makan, ibadah, dan puasa. Meskipun intrepetasi syari’ah bervariasi diantara
budaya, dalam definisi itu dinyatakan sebagai hukum Allah yang sempurna dan
berbeda dengan interpretasi manusia tentang hukum (fiqh). Syariah memiliki
status resmi, dam ditafsirkan oleh hakim Islam (qadi), berbagai tanggungjawab
ada pada para pemimpin agama (imam). Untuk persoalan yang tidak langsung
disebut dalam sumber-sumber primer, penerapan syari’ah diperluas melalui
konsensus para ulama yang disebut dengan ijma’.
Syari’ah merupakan norma utama atau prinsip inti atau aturan yang disebut
bersifat global (ijmal), didefinisikan juga sebagai “seperangkat aturan”. Syari’ah
ditandai sebagai pemahaman tentang agama (tafaqquhu fi ad-din) perihal tugas-
tugas muslim yang didasarkan pada kedua pendapat dari masyarakat muslim dan
literatur yang luas.

b) Sumber syari’ah islam


Ada dua sumber syari’ah yang dipahami sebagai hukum ilahi ; yaitu al-Quran
dan as-Sunnah. Al-Quran adalah firman Allah yang tidak dapat diubah, sebagian
aturan-aturan nilai-nilai moral dalam al-Quran mengharuskan umat Islam untuk
mengikutinya. As-Sunnah merupakan kehidupan dan contoh-contoh perilaku dari
Nabi Muhammad SAW yang terkandung dalam hadits atau periwayatan Nabi
SAW.
Sementar aal-Quran hanya ada satu, terdapat kompilasi banyak hadits yang
disusun secara otentik atau shohih selama periode 850-915 Masehi. Beberapa
perawi hadits tersebut yaitu : Muhammad al-Bukhori, Muslim bin Hajjaj, Abu
Dawud, Tirmidzi, al-Nasa’i, ibnuMajah (sesuai urutan periodisasi). Koleksi yang
disusun oleh al-Bukhori dan Muslim dianggap paling otentik yang mana masing-
masing mengandung sekitar 7.000 hingga 12.000 hadits, meskipun sebagian besar
berupa deretan pengulangan . untuk menentukan ke-‘adalahan dilihat dari silsilah
perawinya.

2. Fiqh
Kata fiqih berasal dari bahasa arab ‫ فقه‬yang artinya pemahaman yang
mendalam atau pemahaman penuh. Dalam hal ini ilmu fiqih adalah ilmu yang
membahas mengenai ketentuan norma-norma hukum dasar yang terdapat dalam Al-
qur’an dan Hadist Nabi. Fiqih adalah pemahaman para ulama terhadap ayat-ayat Al-
qur’an dan Hadist yang merupakan sumber hukum utama dalam Islam, kemudian
diistimbatkan oleh para fuqaha sebagai hukum islam sesuai dengan pemahaman
mereka. Jadi, sangat mungkin jika terjadi perbedaan pendapat antar ulama. Perbedaan
tersebut dipengaruhi oleh faktor seperti kemampuan bahasa, pengetahuan dan disiplin
ilmu yang dimiliki, situasi dan kondisi secara meneluruh saat itu.
Al-Ghazali berpendapat bahwa fiqih bermakna al-‘ilm wa al-fahm (ilmu dan
pemahaman). Ibnu Khaldun mendefinisikan fiqih sebagai pengetahuan tentang aturan
Allah terkait tindakan manusia untuk melakukan apa yang diharusakan (wajib),
dilarang (haram), diperbolehkan (mandub), ditolak (makruh), dan netral (mubah).
Definisi dari Ibnu Khaldun tersebut dikenal secara konsisten dikalangan fuqaha
(Mudawan, 2012) .
Para ulama mengkategorikan hukum perbuatan manusia menjadi lima
kategori, yaitu:
1. Wajib atau fardhu, artinya segala sesuatu yang jika dikerjakan mendapat pahala
dan jika ditinggalkan mendapat dosa.
2. Mandhub atau sunnah adalah segala sesuatu yang jika dikerjakan mendapat
pahala, dan jika tidak dikerjakan tidak dosa.
3. Mubah, artinya segala sesuatu yang boleh dilakukan atau tidak dilakukan.
Keduanya tidak mendatangkan pahala ataupun dosa.
4. Makruh adalah sesuatu yang jika dikerjakan tidak mendapat dosa dan jika
ditinggalkan mendapat pahala.
5. Haram adalah segala sesuatu yang jika dikerjakan mendapat dosa, dan jika
ditinggalkan mendapat pahala.

Fiqih sebagai ilmu yang digali dari dalil-dalil secara terperinci, dalam membahas tiap
masalah selalu ada unsur-unsur berikut :

1. Dalil/ayat dan hadist yang menjadi landasan hukum permasalahan.


2. Sebab, keberadaannya sebagai tanda keberadaan suatu hukum bagi sesuatu, seperti
sebab wajibna shalat.
3. Syarat, yaitu segala sesuatu tergantung padanya. Seperti syarat shalat adalah
wudhu.
4. Rukun, yaitu sesuatu yang harus ada dalam melakukan perbuatan hukum, jika
rukun tidak dilakukan maka perbuatan tersebut tidak sah. Contoh, sala satu rukun
shalat adalah membaca surat al-fatihah, jika dalam shalat tidak membaca al-
fatihah maka shalat tersebut tidak sah.
5. Azima’ dan rukhsha’. Azima’ adalah kewajiban-kewajiban, sedangkan rukhsha’
adalah keringanan meninggalkan kewajiban karena ada udzur atau halangan.
6. Sah, batal, dan fasad. Sah artinya terlaksanannya suatu perbuatan sesuai dengan
aturan. Batal dan fasad artinya perbuatan yang pelaksanaannya tidak sesuai aturan
yang telah ditetapkan.

3. Ushul Fiqh
a) Pengertian Ushul Fiqh
Kalimat ushul fiqh berasal dari bahasa arab yang terdiri dari dua kata yaitu al-
ushul dan al-fiqh. Kata al-ushul merupakan jamak dari dari kata al-ashl yang
artinya pondasi atau landasan untuk membangun sesuatu. Sedangkan al-fiqh
berarti pemahaman secara mendalam.
Ushul fiqh adalah ilmu yang membicarakan berbagai ketentuan dan kaidah
yang dapat digunakan dalam menggali dan merumuskan hukum syari’at Islam dari
sumbernya.
Menurut Syeikh Kamaluddin ibn Himam dalam bukunya yang berjudul Tahrir,
memberikan definisi Ushul fiqh adalah pengertian tentang kaidah-kaidah yang
dijadikan sarana untuk menggali hukum-hukum fiqh, atau dengan kata lain, ushul
fiqh adalah kaidah-kaidah yang menjelaskan tentang cara penggalian hukum yang
berkaitan dengan perbuatan manusia dari dalil-dalil syar’i.
Oleh karena itu, ushul fiqh merupakan metode yang harus ditempuh oleh ahli
fiqh dalam menetapkan hukum-hukum syara’ berdasarkan dalil-dalil syar’i, serta
mengklasifikasikan dalil-dalil tersebut berdasarkan kualitasnya.
Kata al-ashl mengandung beberapa pengertian, antara lain :
1. Ad-Dalil (landasan hokum)
2. Al-Qaidah (dasar atau pondasi)
3. Ar-Rajih (yang terkuat)
b) Aliran-aliranushulfiqh
Seiring dengan perkembangan zaman serta berbagai permasalahan yang
semakin kompleks, maka munculah perbedaan-perbedaan pendapat. Berdasarkan
sejarah, bahwa perbedaan yang muncul dalam membangun teori (kaidah-kaidah)
ushul fiqh yang digunakan dalam menggali hukum islam, terbagi menjadi 2
kelompok besar yaitu: 1) aliran jumhur (mayoritas) dan 2) aliran fuqoha
(hanafiah)
1. Aliran jumhur (mayoritas)
Aliran ini dikenal sebagai aliran syafi’iyah atau aliran mutakallimin.
Disebut aliran jumhur karena merupakan aliran yang dianut oleh mayoritas
ulama, baik dari kalangan ulama malikiyah, syafi’iyah, maupun hanabilah.
Beberapa ciri dari aliran ini adalah bahwa pembahasan ushul fiqh disajikan
secara rasional, filosofis, dan teoritis tanpa disertai contoh, dan murni tanpa
mengacu kepada madzhab fiqh tertentu yang sudah ada. Kaidah-kaidah ushul
fiqh yang mereka rumuskan tanpa memperdulikan apakah mendukung
madzhab yang dianut atau justru berbeda, bahkan bertujuan untuk dijadikan
timbangan bagi kebenaran madzhab fiqh yang sudah terbentuk.
Berikut ini beberapa kitab standar yang pernah disusun dan popular dalam
aliran ini :
 Kitab al-Amd, karangan qadi abdul-jabbar al-mu’tazil
 Kitab al-Mu’tamad fi ushul al-Fiqh, karangan abu al-Husain al-Bashri
al-Mu’tazili
 Kitab al-Burhan Fiushul al-Fiqh,karangan iman al-Haramain
 Kitab al-Musthafa fi ‘ilm al-Ushul, karangan abu Hamid al-Ghazali

Periode selanjutnya, keempat kitab ini kemudian diringkas dan dirangkum


dalam sebuah kitab yang diberi nama al-Mashul fi ilm al-Ushuloleh Fakhr
al-Razi

2. Aliran fuqoha
Aliran fuqoha adalah aliran yang dikembangkan oleh kalangan ulama-
ulama hanafiah. Disebut aliran fuqoha, karena dalam sistem penulisan dan
kaidah perumusan ushul fiqh nya banyak diwarnai dengan contoh-contoh fiqh
terutama pendapat-pendapat fiqh Abu Hanifah serta pendapat para muridnya
Beberapa kitab standar yang pernah disusun dan popular dalam aliran ini,
antara lain :
 Kitab Ta’sis al-Nazhar, karangan Abu Zaid al-Dabbasi
 Kitab Ushul al-Badzawi, karangan Ali ibn Muhammad al-Badzawi
 Kitab Ushul al-Syarakhsh, karangan Abu Bakr Syams al-Aimmah al-
Syarakhshi
3. Aliran campuran
Merupakan metode campuran atau campuran dari aliran mutakallimin dan
hanafiah. Metode yang ditempuh ialah dengan cara mengombinasikan kedua
aliran terdahulu (mutakallimin dan hanafiah). Mereka memerhatikan kaidah-
kaidah ushuliyah dan mengemukakan dalil-dalil atas kaidah itu, juga
memperhatikan penerapannya terhadap masalah fiqh far’iyah. Kitab-kitab
yang termasuk dalam aliran campuran ini yaitu :
 Kitab al-Nizam, karangan al-Bazdawi
 Kitab al-Ahkam, karangan Mudhoffaruddin al-Baghdadi al-Hanafi
 Kitab al-Taudhih, karangan Shadrus Syariah
 Kitabat-Tahrir, karanganal-Kamal bin Hamman
B. Ruang Lingkup Syariah, Fiqh Dan Ushul Fiqh
Secara umum, ilmu fiqih membahas dua bidang yaitu fiqih ibadah dan fiqih
muamalah. Fiqih ibadah mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, seperti
shalat, zakat, haji, memenuhi nazar, dan membayar kafarat terhadap pelanggar
sumpah. Yang kedua fiqih muamalah, yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia lainnya, seperti ketentuan-ketentuan jual beli, sewa-menyewa, perkawinan,
jinayah, dan lain-lain. (Hafsah, 2016).

Musthafa A. Zarqa membagi kajian fiqih menjadi enam bidang, yaitu :


1. Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan bidang ubudiyah, seperti
shalat, puasa, dan ibadah haji. Yang kemudian disebut fiqih ibadah.
2. Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan kehidupan keluarga, seperti
perkawinan, perceraian, nafkah, dan ketentuan nasab. Yang kemudian disebut
ahwal syakhsiyah.
3. Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan hubungan sosial antara umat
islam dalam hubungan ekonomi dan jasa, seperti jual beli, sewa-menewa, dan
gadai. Yang kemudian disebut fiqih muamalah.
4. Ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan sanksi-sanksi terhadap tindak
kejahatan kriminal, seperti perkawinan, qiyas, diyat, dan hudud. Yang kemudian
disebut fiqih jinayah.
5. Ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur hubungan warga negara dengan
pemerintahannya, seperti politik dan birokrasi. Yang kemudian disebut fiqih
siyasah.
6. Ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur etika pergaulan seorang muslim
dengan lainnya dalam tatanan kehidupan sosial, bidang ini disebut ahlam
khuluqiyah.
Ulama fiqih membagi pembahasan fiqih menjadi empat bagian, yaitu :

1. Bagian ibadah, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah manusia


kepada Allah, seperti hukum bersuci, shalat, zakat, puasa, haji, aqiqah, qurban,
dan lain-lain.
2. Bagian muamalah, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia
dengan sesama manusia tentang harta, seperti jual beli, sewa-menyewa, upah,
hutang, gadai, hibah, dan lainnya.
3. Bagian munakahat, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan perkawinan,
seperti pelaksanaan perkawinan, perceraian, rujuk, kewajiban suami/istri, dan
lainnya.
4. Bagian jinayah, yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan tindak pidana
misalnya ukum membunuh, mencuri, berzina, merampok, minum-minuman keras,
hukum ketatanegaraan, hukum perang, dan lainnya.

Selain itu ada pembahasan terkait hukum yang berkaitan dengan jenazah, warisan,
hak milik, pakaian, dan sebagainya yang dibahas secara tersendiri.

C. Perbedaan Syariah, Fiqih dan Ushul Fiqih

Pembeda Syariah Fiqih Ushul Fiqih


Pengertian Syari’ah merupakan Ilmu fiqih adalah Kumpulan kaidah-
norma utama atau ilmu untuk kaidah yang
prinsip inti atau menentukan dan menjelaskan kepada
aturan yang disebut menguraikan norma- faqih (ahli hukum
bersifat global norma hukum dasar Islam) cara-cara
(ijmal). yang terdapat di mengeluarkan
dalam al-Qur’an dan hukumhukum dari
ketentuan-ketentuan dalil-dalil syara’.
umum yang terdapat Ushul Fiqih
dalam Sunnah Nabi merupakan metode
yang direkam dalam yang harus ditempuh
kitab-kitab hadis. oleh ahli fiqih dalam
menetapkan hukum-
hukum syara’
berdasarkan dalil-
dalil syar’I, serta
mengklasifikasikan
dalil-dalil tersebut
berdasarkan
kualitasnya.
Ruang Lingkup Meliputi moral, etika Meliputi hukum Obyek utama dalam
pembinaan umat, yang mengatur pembahasan Ushul
ibadah formal, perbuatan manusia, Fikih ialah Adillah
hukum publik dan yang biasanya Syar'iyah (dalil-dalil
perorangan, disebut sebagai syar'i) yang
kesopanan, perbuatan hukum merupakan sumber
kesehatan, kejahatan, hukum dalam ajaran
politik, dan ekonomi Islam (Nurhayati,
serta hal-hal pribadi 2018).
seperti hubungan
seksual, kebersihan,
pola makan, ibadah,
dan puasa.
Sifat Syariat bersifat Sedangkan fikih Ushul fiqih juga
fundamental dan bersifat instrumental, bersifat instrumental
mempunyai ruang ruang lingkupnya karena ruang lingkup
lingkup yang lebih terbatas pada hukum yang terbatas, dengan
luas karena ke yang mengatur objek utamanya
dalamnya, oleh perbuatan manusia, sumber hukum dalam
banyak ahli, yang biasanya ajaran islam.
dimasukkan juga disebut sebagai
akidah dan akhlak perbuatan hukum
Pengaplikasian Syariat berisi tentang Ilmu fiqih berbicara Ushul fiqih bicara
norma hukum dasar tentang hukum dari tentang metode dan
yang ditetapkan sesuatu perbuatan. proses bagaimana
Allah, yang wajib fiqih akan menjawab menemukan hukum
diaplikasikan oleh pertanyaan “apa itu sendiri. ushul fiqih
orang beragama hukum dari suatu akan menjawab
Islam dalam perbuatan” pertanyaan
kehidupan sehari- “bagaimana proses
hari, baik dalam atau cara menemukan
hubungan dengan hukum yang
Allah, manusia, dan digunakan sebagai
makhluk ciptaan jawaban
Allah yang lain. permasalahan yang
dipertanyakan
tersebut (Noor, 2019).
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Syari’ah merupakan norma utama atau prinsip inti atau aturan yang disebut bersifat
global (ijmal), didefinisikan juga sebagai “seperangkat aturan”. Syari’ah ditandai sebagai
pemahaman tentang agama (tafaqquhu fi ad-din) perihal tugas-tugas muslim yang didasarkan
pada kedua pendapat dari masyarakat muslim dan literatur yang luas. Ruang lingkup syariah
meliputi moral, etika pembinaan umat, ibadah formal, hukum publik dan perorangan,
kesopanan, kesehatan, kejahatan, politik, dan ekonomi serta hal-hal pribadi seperti hubungan
seksual, kebersihan, pola makan, ibadah, dan puasa.

Ilmu fiqih adalah ilmu yang membahas mengenai ketentuan norma-norma hukum
dasar yang terdapat dalam Al-qur’an dan Hadist Nabi. Ruang lingkup ilmu fiqih meliputi
hukum yang mengatur perbuatan manusia, yang biasanya disebut sebagai perbuatan hukum.

Ushul fiqh adalah ilmu yang membicarakan berbagai ketentuan dan kaidah yang dapat
digunakan dalam menggali dan merumuskan hukum syari’at Islam dari sumbernya.
DAFTAR PUSTAKA

Hafsah, 2016. Pembelajaran Fiqih. Bandung. Citapustaka Media Perintis.

Hermawan, Iwan. 2019. UshulFiqhMetodeKajian DanHukum Islam.


Kuningan :Hidayatul Quran

Mudawam, Syafaul. SyariahhukumFiqh Islam


StudiTentangKonstruksiPemikirabKontemporer.AsySyariahJurnalIlmuSyari’ahdanHukum.
Vol,46No.11 Juli-Desember 2012

Nurhayati. 2018. Memahami Konsep Syariah, Fikih, Hukum dan Ushul Fiqih. Jurnal
Hukum Ekonomi Syariah Volume 2 Nomor 2 Juli-Desember 2018

Noor Harisudin, M. Fil. I. 2019. Pengantar Ilmu Fiqih. Surabaya : Penerbit Buku Pena
Salsabila

Shidiq, Sapiudin. 2017. UshulFiqhEdisiPertama. Jakarta :Kencana

Anda mungkin juga menyukai