Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH MINERALOGI

07 Oct

Mineral sudah dikenal sejak zaman pra-sejarah. Lma sebelum kesusastraan berkembang
manusia telah menganal zat warna alam seperti hematit (merah) dan mangan oksida (hitam)
yang digunakan untuk lukisan di dalam gua.

Manusia zaman Batu telah kenal akan kekerasan dan keuletan aktinolite berserabut (nepherite
jade) dan menggunakannya sebagai beliung. Distribusi alat nefrit ini membuktikan bahwa
material ini pernah digunakan dalam kehidupan, karena alat tersebut dijumpai jauh dari
tempat bahan mentahnya. Penambangan dan peleburan mineral logam untuk mendapatkan
besi, tembaga, perunggu, timah dan perak diperkirakan dimulai sejak 4.000 tahu ang lalu atau
lebih, meskipun demikian, kita tidak mempunyai bukti tertulis tentang hal ini. Salah satu
buku yang pertama kali berisi tentang mineral ialah On Stones ditulis oleh filosof Yunani,
Theophratus (372-287 SM). Pliny, pada abad ke satu Masehi, mencatat banyak sekali
pengetahuan alam yang sudah dikenal oleh orang Romawi, dan ia menerangkan tentang
beberapa macam mineral yang ditambang untuk dipergunakan sebagai : batu perhiasan, zat
warna dan bijih logam. Selama zaman milenium (masa 1.000 tahun zaman Masehi), sedikit
yang kita ketahui mengenai perkembangan ilmu ini, tetapi pada zaman Renaissance di Eropa
timbul perhatian terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pengolahan mineral secara klasik pernah ditulis oleh ahli tambang Jerman, Agricola, yang
menertibkan De Re Metallica (1556) dan De Nature Fossilium (15 46). Dalam buku tersebut
ia mencatat tentang keadaan geologi, mineralogi, pertambangan dan metalurgi pada saat itu.
Tulisan ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Herbert Hoover, Presiden AS,
pada tahun 1912 dan tersimpan di banyak perpustakaan. Setelah Agricola, perkembangan
selanjutnya mengenai mineralogi dilanjutkan oleh seorang Denmark, Niels Stense, (lebih
dikenal dengan nama latinnya, nama yang umum dipakai seorang ilmuwan pada zaman itu
Nicolaus Steno). Steno dalam tahun 1669 membuktikan bahwa sudut dalam (interfacial
angles) kristal kuarsa adalah tetap dan tidak tergantung kepada bentuk dan ukuran kristalnya,
sejak itu ia tertarik akan bentuk kristal dan telah merintis perkembangan ilmu kristalografi.

Selama abad ke 18 tercatat bahwa kemajuan mineralogi lambat. Mineral baru ditemukan dan
dideskripsi, berbagai usaha dicoba untuk membuat klasifikasi yang rasional. Yang paling
aktif dalam usaha ini ialah negara Swedia dan Jerman, A.G. Wermer (1750-1817), seorang
mahaguru pada Mining Academy di Freberg, telah menarik perhatian banyak mahasiswa dari
seluruh bagian Eropa. Pada saat ini mineral erat hubungannya dengan ilmu kimia, karena
para ahli kimia mempergunakan mineral sebagai bahan baku penelitiannya. Akibatnya
banyak penemuan unsur baru. Arti kristalografi dalam studi tentang mineral dikembangkan
secara luas oleh ahli Perancis, Hauy (1743-1882). Dalam tahun – tahun pertama abad ke 19
terlihat kemajuaan yang pesat dari mineralogi dengan adanya teori atom dan pernyataan
bahwa mineral adalah senyawa kimia dengan komposisi yang lebih teliti dan klasifikasi
bentuk serta sistem yang memenuhi syarat.

Ahli kimia Swedia, Berzelius (1779-1848), dan murid-muridnya terutama Mitserlich (1794 –
1863), mempelajari kimia kristal dan kemudian mengumumkan klasifikasi mineral secara
kimia. Selama abad 19 banyak ditemukan dan dideskripsi mineral baru, tidak jarang sebagai
hasil dari pembukaan distrik pertambangan baru yang semula merupakan daerah yang belum
diselidiki. Sampai sekarang sudah diketahui ada lebih dari 2300 macam mineral (tahun 1989).
Jumlah ini bertambah terus, setiap tahun dapat diketahui ada 25 macam mineral baru.

Perkembangan mikroskop polarisasi dan penggunaannya untuk menentukan sifat mineral


pada kira-kira tahun 1870 menghasilkan alat baru yang sangat berguna bagi ahli mineralogi.
Perkembangan terbesar pada abad sekarang telah didemonstrasikan oleh Von Laue pada
tahun 1912, yaitu bahwa kristal membiaskan sinar X, akibatnya posisi sebenarnya dari atom
di dalam kristal dapat diinterpretasikan dari pola hasil pembiasan tersebut. Ahli mineralogi
yang semula penelitiannya terbatas hanya pada penyelidikan bentuk luar, sifat optik dan
penentuan komposisi kimia; sekarang telah sanggup untuk menyelidiki struktur dari banyak
mineral yang telah ditemukan dan masih banyak lagi yang sedang dianalisa.

Anda mungkin juga menyukai