Anda di halaman 1dari 54

PT.

MENCIRIM MEDAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


l/ryrta/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
J1. Sei Mencirim No. 77, Babula. Kec. Medan Baru, Kota Medan, Surnatera Uura 20154 Telp. 061 - 452 z'u86
CalI Centrc 08 I I 620 7 177 E-,[,aiL rsmatamTT@gmail.com Website" www.rsmata-m?7 .com

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTURRUMAH SAKIT KHUSUS MATA
MENCIRIM TUJUH TUJUII
NOMOR :120 |I{77EH IDIR i SK itr /2022

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN ANESTESIOLOGI


DAN TERAPI INTENSIF RUMAII SAKIT
KIIUSUS MATA MENCIRIM TUJTIH TUJUH
Menimbang a. bahwa pelayanan anestesiologi dan terapi intensif di rumah sakit merupakan
salah satu bagian dari pelayanan kesehatan yang saat ini peranannya
berkembang dengan cepat:
b. bahwa Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 779lJvIenkes/SK/VIII/2008
tentang Standar Pelayanan Anestesiologi dan Reanimasi di Rumah Sakit
tidaksesuai Iagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedotteran;
c. bahwa brdasarkan pertimbangqn sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan huruf b, perlu ditetapkan Panduan Pelayanan Anestesiologi dan
Terapi Intensif di Rumah Sakit;
Mengingat L. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara RepuHik Indonesia Tehun 2004 Nomor 116.
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 443 1);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
'Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran N-egara Republik Indoresia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahrn 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indoresia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512l]vlenkes/PerllV/2007 tentang
Izia Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269lMenkes/PerlllV2008 tentang
Rekam Medis;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes{Per/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor I I 44lMenkes/Per/MlV20 l0 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
5l9,4VIenkes/Per/IIU201 1 tentang Panduan Penyelenggaraan Pelayanan
,Anestesiologi dan Terapi Intensif;
PI. MEI{CIRIM MEDAI{ MA'{DIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


//oqU
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. sei Mencirim No.77, Babur4 Kec. Medan Baru, KoA Medan, Sumatem Utrra 20154 Tetp,061 -4522886
Cell Centre. 081I 620 7l?7 E-mail rsmalarnl'l@gol'^11. com Wcbsite. www.nmata-m77.com

MEMUTUSKAN:
MenetapKan : PANDUAN PELAYANAN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
BAB I KETENTUA T]MUM
Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:


(I )
Prosedur anestesi umum adalah prosedur yang menggunakan obat-obatan anestesi secara
intravena, inhalasi, atau keduanya dengan manajemenjalan napas khusus seperti masker,
laryngeal mask, sampai intubasi indorakheal, dimana prosedur ini waj ib dikefakan oleh
dokler spesialis anestesi.
(2) Prosedw sedasi ringan adalah prosedur dimana hanya digunakan obat-obat ansiolitik dan
tidak mengganggu tingkat kesadaran penderita dalam hal ini masih boleh diberikan oleh
petugas selain anestesi.
(3) Prosedur sedasi sedang adalah prosedur dimana mulai digunakan obat-obat injeksi
intravenameliputi midazolam, petidine, fentanil, ketamin, ataupun propofol dengan dosis
minimal. Prosedw ini harus dike{akan oleh petugas anestesi dalam hal ini
penata/perawat dengen pengawasan oleh dokter spesialis anestesiologi.
(4) Prosedur sedasi dalam adalah prosedur yang menggunakan obat-obatan sedasi maupun
anestesi intravena secsm total TIY A (Total Intravenous Anesthesia),TCl ('l'otal Control
Infusion), irt:r.lasidengan masker, laryngeal mask, sampai intubasi indotrakheal, drmana
prosedur ini wajib dikerjakan oleh dokter spesialis anestesi.
(5) Petugas anestesi adalah dokter spesialis anestesi, penata/perawat anestesi. dan perawat
RR (Recorvery Room)

BAB II
TUruAN PENGATIJRAN PELAYANAN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF

Pasal 2
RUMAH SAKIT
Pengaturan Panduan Pedoman Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif
KHUSUS MATA MENCIRIM TUJUH TUJUH bertujuan untuk memberi acuan bagi
pelaksanaan dan pengembangan serta meningkatkan mutu pelayanan anestesiologi dan terapi
intensif di rumah sakit.
BAB III
PROSES ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF

Pasal 3
Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif

(l) Prosedur anestesi regional termasuk didalamnya SAB (Sub Arachnoid Block), peridural
anesthesia, blok-blok syarafatau pleksus waj ib dike{akan oleh doller spesialis anestesi.
(2\ Pelayanan anestesi dimulai sejak pre op visit dan harus dapat mengidentifikasi masalah
danpertimbangan khusus lainnya sampai minimal 24 jam pasca prosedur anestesi.
(3) Assesmen pra anestesi wajib dikefakan pada setiap pasien yang akan menjalani operasi
dengan anestesi umum maupun regional.
(4) Assesmen pra induksi dilaksanakan untuk reevaluasi pasien sesaat sebelum diberikan
induksi anestesi.
(5) Assesmen pada pasal 5 dan 6 dikerjakan oleh petugas yang kompeten untuk
melakukannyadalam hal ini adalah dokler anestesi dan dibantu oleh penata/perawat
anestesi.
(6) Kegiatan pre op visit dicatat dalam lembar evaluasi pre op yang terdapat dalam status
PT. MENCIRIM MEDAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


llrcprtat
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei M€flcirim No. 77, Babua, Kec. Medan Baru, Ko(a Medan, Sumalera Ulara 20154 Telp.06l -45228E6
Crll Centre- 081I 620 7l?7 E-mril rsrnatamTT@gmail. com Websit€. www-r$ra(a-m77.com

anestesi sehingga dapat dimanfaatkan untuk komunikasi secara efektif antara dokter
spesialis anestesi dengan penata/perawat anestesi dan antara dokter spesialis anestesi
dengandokter spesialis lainnya.
(7) Persetujuan tindakan sedasi atau inform consent sedasi harus ditandatangani terpisah
dengantindakan persetujuan bedah.
(8) Selama pemberian anestesi status fisiologis pasien harus terus menerus dimonitor dan
ditulisdalam rekam medis pasien.
(9) Setrap pasien selama operasi dengan anestesi umum / regional harus dimonitor secara
seragam untuk setiap pasien yang menerima tindakan anestesi yang sama. Hal ini
meliputi tensi, nadi, saturasi oksigen, ECG, minimal setiap 5 menit.
(10) Pasienjuga harus dimonitor meliputi tensi, nadi, respirasi, dan saturasi oksigen selama
masapemulihan pasca anestesi.
(11) Assessment anestesi, tindakan anestesi, hasil monitoring, dan personel yang terlibat
danbertanggungjawab harus tercaat dalam lembar status anestesi.
(12) Petugas anestesi harus mempunyai kualifikasi dan keterampilan khusus sesuai dengan
ijazahatau sertifikat yang telah diterbitkan oleh instansi yang legal.
(13) Setiap tindakan anestesi harus menggunak'an peralatan spesialistik yang memadai
sesuaidengan standard nasional.
PT, MEI{CIRIM MEDAX MAI'IDIRI
T

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


ti
I
llryttd
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mencirim No. 7?, Babum, Kec. Medan BaIu, Kota Mcdan, Surnatera Ulara 20154 Telp' 061 - 4522
886
Call Centre. 08 t I 620 7117 E-mail. rsmatamTT@)gmail com Wcbsite. www,rsmata-m77.com

BAB III
PROSES ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF

Pasal 4
Pelayanan Sedasi:

(l) Pelayanan sedasi dimulai sejak pre op visit dan harus dapat mengidentifikasi masalah
antarapopulasi dewasa, anak, dan pertimbangan khusus lainnya misalnya pasien geriatri.
(2) Kegiatan pre op visit dicatat dalam lembar evaluasi pre op yang terdapat dalam status
anestesi sehingga dapat dimanfaatkan untuk komunikasi secara efektif antara dokler
spesialis anestesi dengan penata,/perawat anestesi dan antara dokter spesialis anestesi
dengandokter spesiahs lainnya.
(3) Persetujuan tindakan sedasi atau inform consent sedasi harus ditandatangani terpisah
dengantindakan persetujuan bedah.
(4) Setiap tindakan sedasi sedang dan dalam harus dicatat dan dilakukan monitoring dalam
kartustatus anestesi.
(5) Petugas yang mengerjakan prosedur sedasi harus mempunyai kualifikasi dan
keterarnpilan khusus sesuai dengan ijazah atau sertifikat yang telah diterbitkan oleh
instansi yang legal.
(6) Setiap tindakan sedasi harus menggunakan peralatan spesialistik yang memadai sesuai
dengan standard nasional.

BAB IV
KOMPETENSI PETUGAS ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF

Pasal 5
Setiap ptrgas anestesi harus kompeten dalam teknik berbagai modus sedasi, monitoring
yang tepat, respons terhadap komplikasi yang timbul, penggunaan zalzat reversal dan
bantuan hidupdasar.
Pasal 6
Setiap petugas anestesi harus ih* bertanggung jawab untuk menjalankan suatu
assesmer/penilaian pra sedasi untuk memastikan bahwa perencanaan sedasi dan
tingkatannyaadalah tepat bagi pasien.

Pasal 7
Kualifikasi petugas yang melaksanakan monitoring, dan monitoring peralatan serta suplainya
adalah sama seperti pada pemberian sedasi univtempat yang lain di RS Bakti KARS, misalnya
dalam kamar operasi atau klinik rawat jalan.
Pasal 8
Termasuk dalam petugas anestesi ini adalah dokter spesialis anestesi, penata./perawat
anestesi,dan perawat RR/ROI IGD.
PT. MENCIRIM MEDAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


loeptta/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mencirim No. 77, Babua, Kec- Medan Baru, Kota Meda , Sumatora Ulara 20154 Telp. 061 - 4522
886
Call Ce ntre. 081 I 620 7l'77 E-msil, tsmatamTT@gmail com Wcbsite- www.rsmata-m77.com

BAB V
PANDUAN ASSESMEN PRA SEDASUANESTI{ESIA

Pasal 9
Bahwa assesmen pra sedasi merupakan suatu hal yang sangat penting demi keselamatan
penderita.
l0 Pasal
Assesmen pra se&si bertujuan mengevahusi rmua resiko yang mungkin teladi atau bisa
dialamioleh penderita yang akan menjalani operasi dan anestesi.

Pasal I 1

Ketepatan pemilihan prosedur sedasi ditentukan oleh assesmen pra sedasi yang tepat

Pasal 12
Assesmen pra sedasi meliputi evaluasi makan terakhir dan minum terakhir (puasanya)

Pasal 13
Vital sign juga herus dicatat dalam status anestesi meliputi tekanan darah, nadi atau heart
rate,respirasi rate, temperature, SpO2 dan skor nyeri.

Pasal 14
Evaluasi masalah pada saat sebelum induki juga harus dicatat dalam evaluasi ini

Pasal 15
Jika ada perubahar rencana anestesi harus dicatatjuga dalam eval uasi pra induksi atau assesmen
pra sedasi
Pasal 16
Dokter spesialis anest€si sebagai DPJP harus membubuhkan tanda tangannnya pada kolom
evaluasi pra induksi atau assesmen pra sedasi.

Pasal 17
Petugas anestesi dalam hal ini penata/perawat anestesi atau dokter spesialis anestesi harus
membubuhkan tanda tangannya untuk kolom premedikasi meliputi obaVagen yang telah
diberikan,nama petugas yang memberikan, dan tanggal serta jam pemberian.
FT. MEiICIRIM MEDAI{ MANOIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


Hawrtat
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mencirim No. 77, Babua, Kec. Medan Baru Kota Medan' Sumatera Utara 20154 Telp' 061 - 452 z 886
C.ll Centr€.081I 620 7177 E-meil rsmatamTT@gDail -com Wcbdte- www.rsnuta-m77.com

BAB VI
TUGAS PETUGAS ANESTESI

Pasal 18
Petugas anestesi harus kompeten memonitor selama prosedur sedasi sedang dan dalam

Pasal 19
kugas anestesi bertugas rnernantau sprnua tandatanda vital dan dicatat dalam kartu status
anestesi-

Pasal 20
Perawat RR harus mencatat dokumentasi untuk kriteria pemulihan dan discharge atau
pemindahan ke ruangan dari ruang RR"/Ruang Rawat Inap

Pasal 2 I
Tugas utama dolcter spesialis anestesi adalah sebagai koordinator pelayanan dalam lingkup
instalasi anestesiologi dan terapi intensif

Pasal22
Tugas utama penata/perawat anestesi adalah melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis
anestesi.
Pasal 23
Tugas utama perawat RR/ROI IGD adalah membantu pengawasan pasien pasca bedah dan
bertangggung j awab terhadap dokter spesialis anestesi.

Pasal 24
Tugas dan tanggung jawab petugas enestesi yang lebih detail dianrr dalam lampiran salinan
Panduan uaian tugas petugas anestesi.
PT. MENCIRIM MEDAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


//osrta/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mencirim No. ?7, Babura, Kec. Medan BanL Kota Medan, Sumatera Utara 20154 Tdp' 061 - 452 2
EE6

Clll Cenke.08l I 620 7177 E+neil rcmatarn71@g$all. com Wcbsitc, www.rsmata-m77.com

BAB VII
MONITORING SELAMA TINDAKAN ANESTESU SEDASI

Pasal 25
Monitoring selama pembiusan harus dikegakan minimal tiap 5 menit meliputr tensi, nadi, ECG,
dan SpO2
Pasal 26
Jenis monitoring anestesi polanla harus seragam untuli pasien yang serupa yang menenma
trndakan anestesi yang sama.
Pa*al 27
Status fisiologis pasien harus dimonitor secara terus menerus selama pemberian teknik anestesi
sampai selesai operasi.
Pasal 28
Setiap pasien post anestesi dimorutor dan didokumentasikan kedalam status anestesi pasren
dipindahkan ke ruang recovery oleh p€tugas yang kompeten dengan menggunakan kriteria yang
baku.

Pasal 29
Pasien dari ruang pulih sadari dihentikan monitoring selama masa pemulihan, dapat dipindahkan
ke ruangan memakai salah satu criteria altemative brikut :
a. dengan persetuj uan dokter anestesi yang berkompeten penuh.
b. dipindahkan oleh seorang perawat atau seorang petugas yangsetaraf kompetensinya
sesuaidengan criteria pasca anestesi.
c. pasien dapat dipindahkan ke unit lain sebagai tempat yang mampu memberikan
pelayanan pasca anestesi/ pasca sedasi terhadap pasien tertentu antara lain RR
(Recorvery Room)
Pasal 30
Hasil monitoring dituliskan kedalam rekam medis status anestesi pasien pada kolom monitoring
pasca anestesi.
Pasal 3 1
Pemindahan pasien dari nung pulih sadar harus dilakukan serah terima oleh petugas RR
danpetugas dari unit lain.
Ditetapkan di Medan
Pada tanggal 08 Februari
2022Direktur,
Rumah Sakit Khusus Mata
Mecirim Tujuh Tu.1uh

I
R SAXIT I AT
TU'UH TU'UF
dr. Syarituddin A, Sp M
PT. MENCIRIM MEDAN MANDIRI
,
ln
frI RUMAH SAKIT KHUSUS MATA
llosrta/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Sei Mencirim No. 77, Babura" Kec. Medan Baru Kota Medan, Sumatera Ulam 20 I 54 Tetp. 06 I - 452 2
EE6
I-
Cell Centre- 081 I 620 ? 177 E-mail rsnr,atamT?@gmail.com Wcbsite- www.rsmata-m?7.com

LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKITKHUSUS MATA
MENCIRIM TUJUH TUJUH
NOMOR:
PT. MEiTIRIM MEDAI{ MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


tlwu MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mencirim No.77, Babum, Kec. Medan BaIu, Kota Medan, Sumatera Utara 20154 Telp' 06l - 4522886
CrU Centre- 081I 620 7177 E-mail. rsrulan7l@gn.ul.com Wcbiite- www-rsmata-m77.com

PEDOMAN Pf,LAYANAN ANESTESIOLOGI DANTERAPI INTENSIF Rt]MAH

SAKIT KH USI.]S MATA MENCIRIM TT]JIIH'TIIJTIH

BAB I PENDAHTILT|A]\'

Pelayanal anestesiologi dan terapi intensildi rumah sakit merupakan salah satu bagian

daripelayanan kesehatan yang berkembang dengan cepat seiring dengan peningkatan ilmu

pengetahuan dan teknologi di bidang anesthesia. Peningkatan keburuhan pelayanan

anestesiologi dan terapi intensif ini tidak diimbangi dengan jumlah dan distribusi dokter

spesialis anestesiologisecara merata. Keadaan tersebut menyebabkan tindakan anestesi di

rumah sakit dilakukan olehperawat anestesi sehingga tanggungjawab terhadap pelayanan ini

menjadi tidak jelas khususnya untuk rumah sakit yang tidak memiliki dokter spesialis

anestesiologi.

Pelayanan anesthesia di Rumah Sakit Khusus Mata mencirim Tu.yuh Tujuh meliputi

pelayanan anesthesia./ analgesia di kamarbedah dan di luar kamar bedatr, pelayanan bedah

Mata dan Bedah Retrn4 pelayanan kegawatdaruratan dan terapi intensif.


PT. MEI{CIRIM MEDAT{ MANOIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


llwtal MENCIRIM TUJUH TUJUH
Sei Meflcirim No. 77, Babum, Kec. Medan Baru, Kota Meda& Sunatem ulara 20 I 54 Telp, 06 I - 452 2
I. 886
Crlt Ccntrc- 08 I I 620 7 117 E nti,l- rsmatamT?@gmail com Wcbsite. www.rsmata-m77.com

BABII
PENGERTIAN PELAYANAN ANESTESIOLOGIDAN TERAPI INTENSI F

.d Pengertian

Anestesiologi arlalah suatu ilmu kedokleran yang melibatkan:

. evaluasi pasien preoperatif

. rencana tindakan anestesi

. pemwatan intra- dan pasca-operatif

. marujemen sistem dan petugas yang termasuk drdalamnya

. konsultasiperioperatif

. pencegahan dan penanganan kondisi perioperatifyang tak diinginkan

. tatalaksana nyen akut dan kronis

. perawatan pasien dengan sakit berat / kitis

Kesemua pelayanan ini diberikan aau dirnstrukikan oleh anestesiologis.

America! Society of Anesth*iologisb (ASA) mendukung konsep pelayanan rawat

jalao untuk pembedaban dan anestesi. Anestesiologis diharapkan memegang peranan

sebagai dokterperioperatif di semua rumah sakit, fasilitas pembedahan rawat jalan, dan

berpartisipasi dalamakreditasi rumah sakit sebagai salah satu sarana untuk menstrndarisasi

dan meningkatkan kualitaspelayanan kesehatan.

Panduan ini diaplikasikan untuk semua layanan, termasuk petugas yang terlibat dalam

tatakelola rawat jalan anestesi. Ini adalah Panduan minimal yang dapat dikembangkan

kapanpundengan berdasarkan pada pertimbangan i kebijakan petugas anestesi yang terlibat.

Tim Anestesi: spesialis anestesi mengawasi penata/perawat anestesi dalam melakukan


PT. MENCIRIM MEDAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


llaprtd
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mencirim No. 77' Babura' Kec. Medan B u' Kotr Meda& SumaEra Utara 20 1 54 Telp' 06 1 - 452 2 886
CrU Cetrtre. 08 1 I 620 1 117 E mail- rsnr,atam?7@gmail .com Wcbsite" www.rsmata-m77.com

pelayanan anestesi di mana dokter dapat mendelegasikan


tugas pemantauan sambil

tetap bertanggungjawab kepada pasien secara keseluruhan.

Personel anestesi yang kompeten dan memenuhi syarat:


anestesiologis, penata

anestesTperawat anestesi, dan perawat recovery room.

Penata/Perawat anestesi: adalah perawat terdaftar dengan SIp yang


terlatih yang
sesuai dengan kebijakan, Panduan, dan standar institusi
dan nasional dalam memberikan

obat anestesidan analgesik, serta memantau pasien selama pemberian


sedasi ringan

(ansiolitik), sedasi sedang, dan sedasi berat/anestesi umum. perawat


dan asisten anestesi

harus bekerja dengansupervisi langsung oreh dokter yang kompeten


dan terlatih baik

B TUJUAN

Meningkatkan kualitas pelayanan pasien

Menerapkan budaya keselamatan pasien

Menstandarisasi layanan kesehatan di rumah sakit yang sesuai dengan akeditasi


PT. MENCIRIM MEDAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


llrcprlat
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mencirim No. 77, Babur4 Kec. Medan Baru, Kota Medan' Sumtera Ulara 20 I 54
TelP. 061 -452211E6
Cell Ceotre- 081 I 620 7177 E-mail rsmalam77(d.email. com Websilf,- www.rsmala-m77.com

C. PRINSIP-PRINSIP

1' Dokter yang berwenang harus dapat dihubungi


24 jam: baikpada kasus-kasus perayanan
rawatinap, siap sedia menerima telepon / konsultasi
dari paramedis rainnya, avairabiritas

sepanjang waktu selama penanganan dan fase pemulihan


pasien, Iungga pasren

diperbolehkan pulang darirumah sakit.

2. Fasilitas rumah sakit harus diorganisir, direngkapi,


dan dioperasikan sejaran dengan regurasi

dan kebijakan pemerintah setempat dan nasional. Seruruh struktur perayanan,


minimalnya, harusrnemiliki sumber daya oksigen, s uction, pararanresusitasi,
dan obat-

obatan emergensi yangdapat diandalkan.

3 Petugas harus memiriki kompetursi daram perawatan pasien


dan mampu merakukan
prosedur-prosedur yang diperlukan dalam suatu
rumah sakit, yang terdiri atas:

l) Petugas profesional

a. Dokter dan sejawat lainnya yang mempunyai Surat Izin praktik (SIp) i sertifikat
yangmemenuhi syarat

b. Penata/perawat yang memiliki sumt izin dan memenuhi svarat

2) Petugas administrafif

3) Petugas Kebersihan dan pemeliharaan Rumah Sakit

4. Dokter pelayanan medis bertanggungjawab daram melakukan peninjauan urang,

penyesuaiankewenangan, jaminan mutu, dan evaluasi rekan sejawat.

5. Petugas dan peralatan yang berkuaritas dan tersedia setiap saat diperlukan
untuk

menangani situasi emergensi. Harus dibuat suatu kebijakan dan prosedur


untuk

menangani situasi emergensi dan transfer pasien yang tidak diantisipasi ke fasilitas

pelayanan akut.

6. Layanan pasien minimal meliputi:

I) Instruksi dan persiapan preoperatif

2) Evaluasi dan pemeriksaan pre-anestesi yang memadai oreh anestesiologis,


al FT. MENCIRIM MEDAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


llc,gtrlat
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl- Sci Mcncirim No. 77. Babura, Kec. Mcdan Baq Kou Mcdan, SumBtsra UhIa 20 I 54 TdF 06 -
I 452 2 886
Crll Cctrtse 08 I I 620 ? I ?7 tr,-mril rsrnalsm?7@gmail'con Webdtc. wtvw.rsrnah-m7?.com

sebelum dilalokan tindakan anestesi dan pembedahan pada kondisi di mana tidak

terdapat petugasmedis, anestesiologis harus memverifikasi informasi yang didapat

dan mengulangi sertamencatat elemen-elemen penting dalam evaluasi.

3) Studi dan konsultasi preoperatif, rsuai indikasi medis.

4) Rencana anestesi dibuat oleh anestesiologis, didiskusikan dengan pasien,

kemudian mendapat perse[rjuan pasien. Kesemuanya ini harus dicarar di rekam medis

pasien.

5) Tfudalan anestesi dilahrlon oleh anestesiologis, dokter lain yang kompeterL atau

petugas anestesi non-dokter yang dipandu/dibimbing secara langsung oleh

anestesiologis. Dokternon-anestesi yang melakukan / mengawasi findakan anestesi

harus kompeten dalam edukasi, pelatihan, merniliki sur* izin praktik, dan dipercaya

oleh nrmah sakit.

6) Pemulangan pasien menrpakan anggungjawab doher

7) Pasien yang tidak hanya menjalani anestesi lokal harus didampingr oleh orang dewasa

saatpemulangan pasien.

8) Instrulai pascaoperasi dan pemantauan selanj&iya hanrs dicatat dalam rekam medis

9) Memiliki rekam medis yang akurat, terpercay4 dan terbaru.


PT. METIICIRIM MEDAI{ MAI{DIRI
I
RUMAH SAKIT KHUSUS MATA
llc,svrla/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Sci Mencirim No. 77, Babura, Kcc. Mcdan Brq Kota Mcdan' Sumllcra Utard 20 I 54 Tdp
I. 061 -4522886
Crll CtnEe. oEl I 620 7 t77 f,-oriL rsmatam?7@gmait. com Wehitc. www.n uta-m77.com

BAB III
PELAYANAN ANf,STESIOIOGI DAN TERAPI INTENSIF

A" Pdayanen An€stesiologi dan Terapi Intensif

Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensifbisa dikategorikan sebagai berikut:

l. Mengelola pasien yang akan dilalarkan tindakan pembedahan mulai dari sebelum, selam4

danpasca pembedahan

2. Mengelola pasien secara intensif pada pasien sakit berat dan kritis baik yang

disebabkan penyakit atau cedera, atau penyulitpenyulit yang mengancam nyawa atau

potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia, dengan melibatkan tenaga

kesehatan terlatih danspesialistilq serta didukung dengan kemampuarl sarana, prasaran4

s€rta peraalatan khusus diinstalasi gawat darurat dan instalasi rawat intensif

3. Melakukan assesemen dan manajemen nyeri pada pasien secara obyekif sesuai standar

yangberlaku

B Jenis Thdakan Anestesi yang Dilakukan untuk Prcsedur Pembedahan

Jenis Tindakan Anestesi yang dilahrkan untuk prosedur pembedahan bisa dikategorikan

sebagaiberikut:

l. Anesbsi wnun: tindakan anestesi berupa pemberian obat melalui inhavena atau inhalasi,

yangmengakibatkan hilangnya rasa nyeri dan hilangnya kesadaran yang revenible.

2. Anestesi lokal: tindakan anestesi berupa penyuntikan obat atau aplikasi obat topikal di

suatubagian tert€rltu dari tubuh yang mengakibatkan hilangnya sensasi sensoris, terutarna

nyeri.

3. Anestesi regional: tindakan anestesi berupa penyuntikan obat di suatu regio syaraftertentu

baiksentral mauprm perifer untuk pembedahan atau manajemen nyen.


PT. MENC|RIM MEOAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


llrtsr{a/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
I 452 2 886
Jl. Sei Mencirim No- 77, Babur4 Kec. Mcdan Baru, Kou Mcdan, Sumatcra Utara 20 I 54 Tc'Ip' 06 -
Ifl niil
Crll CeoEe. 08I I 620 ? E rsrnatam?7@gmail. com Web6ite. www.rflnau-m77.com

a. Anestesi Neuaksial: tindakan anestesi berupa obat anestesi lokal di

sekitarsistem sarafpusat, yaitu rongp subarachnoid, rongga epidural, dan rongg

kaudal.

b. Anestesi blok saraf perifer tindakan anestesi yang menginjeksikan obat anestesi

lokaldengan bantuan nerve stimuldtor atau USG untuk mengeblok inervasi pada

regio atauganglion saraf tertentu.


n PT, MEIICIRIM MEDATI MANDIRI

a RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


MENCIRIM TUJUH TUJUH
061 4522tE6
-
Jl- Sci Mencirim No. 7?, Babura, Kec. Mcdan Bmr KoB Mcdan, Sumatcra Utara 201 54 Telp.
Crll Cotsr. 081 I 620 71fl tr oril
r$natsm77@-gmail.com Webdtc. www .rsmau{n77-com

BABTV

PENYELENCCARAAI\ PELAYAI{AI\ AI\IESTESIOIJOGI DAI{ TERAPI INTENSIF.

A" ANGGOTA INTI TIM ANI,STESI

l. Tim anestesi melibatkan dokter dan non-dokter.

2. Setiap anggota tim memilih kewajiban untuk mengidentifikasi mereka sendiri dan anggota

timlainnya secara akurat kepada pasien dan keluarganya.

3. Anestesiologis bertanggungiawab untuk mencegah agar tidak te{iadi salah penafsiran

/ anggapan tertradap peurgas non-dokter sebagai dokter residen atau dokter umum.

4. Tindakan / layamn anest€si dilahrkan oleh tim anestesi, tennasuk pemantauan dan

pelaksanaantindakan anestesi.

5. Instruksi diberikan oleh anestesiologis dan harus sejalan dengan kebijakan dan regulasi

pemerintah serta kebijakan rumah sakit.

6. Tanggung jauab keseluruhan terludap kinerja tim anesEsi dan keselamatan pasien

terletakpada anestesiologi s.

7. Anestesiologis barus mewujudkan keselamatan pasien yang optimal dan memberikan

pelayanan yangberkualitas kepada setiap pasien yang menjalani tindakan anestesi. Setain

iQanestesiologis juga diharapkan memberikan pengajaran / edukasi kepada siswa dalam

hal inidokter muda dan mahasiswa perawat.

8. Berikur adalah anggota tim anestesi:

l) Dokter

Anestesiologis (spesielis anestesi) - Pimpinan Tim Anestesi

Merupakan seorang dokter yang memiliki SIP dan telah menyelesaikan program

studispesialisasi di bidang anestesi yang terakreditasi.

2) Non-dokter Penata/perawat anestesi

Merupakan perawat &ngan SIP yang telah menyelesaikan program studi Perawat

Anestesiterakeditasi.
rT. MENCIRIM MEOAN MANDIRI
I
RUMAH SAKIT KHUSUS MATA
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sci Mmcirim No- 77, Babura, Kcc. Mcdan Buu, Kou Mcdan, Sumatcra Utara 20 154 Telp 061 -4522886
CrIl CeoEe. oEl I 620 7 l77 E-mriL rsmatsm?7@gmatl. com Wetrtitc. ivww.nmata{77.com
B MANAJEMEN KESEIIIJT{A.TAI{ PASIEN oLEH TIM ATTESTESI

Untuk mencapai tenrujudnya keselamatan pasien yang optimal, anestesiologis

bertanggunglawabterhadap hal-hal berikut ini:

l. ManajemenKepegawaian

Anestesiologis harus memastikan terlaksananya penugasan penata/ perawat anestesi,

perawatRRr/ IGD yang kompeten dan berkualitas dalam mernberikan layanar/ prosedur

anestesi kepadaseti ap pasien.

Evaluasi Pre-anestesi Pasien

a- Suafu evaluasi pre-anestesi munungkinkan terwujudnya perencanaan arrcstesi yang

bailq dimfira perencansan ersebutjuga mempertimbangkan kondisi dan penyakit pasien

yang dapafinempengaruhi tindakan anestesi.

b. Meskip l peh€as non-dokter dapat berkonfibusi dalam pengumpulan dan pencatatan

datapre-operatif pasien, anestesiologis yang memegang tanggung jawab terhadap

syalrrasi kese luruhan pasien.

2. Perencanean Tindakan Anestesi

a Anestesiologis beranggungiawab dalam menyusun rencana tindakan anestesi yang

bertujuan untuk mewujudkan kualius pelayanan pasien yang terbaik dan

tercapainya keselamatan pasien dengan optimal.

b. Anestesiologis sebaiknya melakukan diskusi dengan pasien (lika kondisi pasien

memungkinkan) mengenai risiko tindakan anestesi, keuntungan dan altematifyang ada,

danmemperoleh izin persetujuan tindakan (rnfortted cortent).

c. Ketika terdapat situasi di mana suatu bagian dari layanan anestesi akan dilakukan

oleh petugs anestesi kompeten lainny4 spesialis anestesi harus memberiahukan

kepada pasienbahwa pendelegasian tugas ini termasuk dalam pelayanan anestesi oleh

Tim Anestesi.
PT. MEITCIRIM MEDAIT MA DIRI

a RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


MENCIRIM TUJUH TUJUH
I 452 2 886
Jl. Sei Mencirim No. 77, Babura, Kcc. Mcdan Baru, KoE Mcdan, Surnatcra Utara 20 I 54 Tclp 06 -
Cell Csrtre.08l I 620 ?177 Frmsil r$!a{8m77@gmail'con WebEitc. www.rsnuttr-m77.com
3. Puasa preprcsedur

a. Prosedr.n elektif memprmyai waktu yang cukup untuk pengosongan lambung

b. Situasi emergensi: berpotensi te{adi pneurnonia aspirasi, apakah perlu penundaan

proseduratau teknik khusus untuk proteksi jalan napas.

4. Manajemen Tindakan Anesteci

a Manajemen tindakan anestesi bergantung pada banyak faktor, termasuk kondisi medis

setiappasien dan prosedur yang akan di lakukan.

b. Anestesiologis lrarus menenfirkan tugas perioperatif mana yang dapat didelegasikan.

c. Atrestesiologis dapt mendelegasikan tugas spesifik kepada petugas non-dokter

yang tergabrmg dalam Tim Anestesi, dengan syarat kualitas pelayanan pasien dan

keselamaanpasien teap tedaga dengan baih tetap berpartisipasi dalam bagian-bagian

penting tindakan anestesi dan tetap siap sedia untr:k menangani situasi emergensi

dengan cepat

5. PerawrtrnPssca-an6t6i

a. PerauEtan pasca-arEstesi rUin bisa didelegsikan kepada perawat pasca-anestesi.

b. Evaluasi dm Atalaksana komplikasi yang teCiadi &lun lx24 jam pasca-anestesi

menrpakantanggung jawab anestesiologis.

6. Konsultasi Anestgi

a Konsultasi kepada Anestesiologi diperlukan untuk menentukan toleransi pasien

terhadap prosedur anesEsi dan pemHahan, serta rencana diagnosis / tindakan

selanjuurya yang perludikerj akan

b. Penjelamn ke pasien mengenai risiko, keuntungan, ket€rbatasan, dan alternatif

tindakananestesi yang ada


t I PT. MENCIRIM MEDA'{ MANDIRI

a RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


lbsnial
MENCIRIM TUJUH TUJUH
06 I - 452 2 686
Jl. Sci Mencirim No. 77, Babura, Kcc. Mcdan Bam, Kota Mcdan, Sumatcra Ular,l 20 I 54 Tclp.
CrI CeotsG.08l I 620 ?177 F,-mriL rsmatamTT@gmail. com Weboitc. www.rsrnau-m77.com

c. Konsultasi anestesi juga diperlukan untuk manajemen nyeri akut dan kronis

yangmemerlukan obat-obatan narkotik atau manajemen nyeriintervensi

d. Seperti jenis konsulasi medis lainnya, tidak dapat didelegasikan kepada non-dokter

7. Perrlatan emergensi (lihat lampiran 5)

a. &Etion,Wralatm patensi jalan napas dengan be6agai ukuran, ventilasi tekanan positif

b. Peralatan intraven4 obat-obatan antagonis, dan obar-obatan resusiasi dasar

c. Peralatan posedur intubasi tracheal, masker laring (LMA), sampai trakeostomi

d Defibrillaor yang tersedia setiap saat dan dapat segera dipakai (unnrk untuk semua

pasien khususnya dengan penyakit kardiovaskular)

& O&rigen trmbah*n

a- Tersedianya peralatan oksigenasi cadmgan

b. Pemberian oksigBn terbalun jika sumber oksigen utama mati

c. Untuk posedur anestssi regional / blok syaraf: pemberian oksigen sesuai indikasi

9. KaEgori obatobatan anest€si

a. Sedatif untuk mengurangi ansietas / kecemasan, menyebabkan kondisi somnolen

b. Analgesik: unh* mengurangi nyen

1) Induksi: rntuk mencapai tingkat kedalaman anesEsi yang diinginkan

2) Pelumpuh otot: untuk relaksasi otot-otot pemapasan j ika dilakukan intubasi

endotracheal

c. Anesftesi lokal: untuk prosedur anestesi regional / blok syaraf


PT. MENCIRIM MEDAI{ MANDIRI

D RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sci Mencirim No. 77, Baburq Kec. Mdatr Bru, Kou Mcdan, Sumtcra Utara 201 54 Telp
061 - 452 2 E86
Crtl Ceotre. 08 I I 620 7 I ?7 F-sril rsllntsm?7@gtnail.com Webritc' www .rsmatadT.com
10. Titrasi dosis

a Pengobatan intravena diberikan secara bertahap dengan interval yang cukup anar-

pemberianunnrk memperoleh efek yang optimal

b. Pengurangan dosis yang sesuai jika menggrmakan sedatifdan analgesik

c. Pemberian bemlang dosis obat-obatan oral untuk menambah edek sedasi / analgesik

tidakdirekomendasikan

ll. Penggunaan obat anestesi umum

a" Digunakan rnark anesthesia umum, atau ajwan anestesi regional

b. Intravena: Propofol, midazolam, ketamine, dan thiopental unhtk induksi maupun

rumatananesEsi umum

c. Inhalasi: sevoflurane dan desflurane untuk induksi dan nrmatan anestesi umum,

sedangkanisoflurane hanya untuk rumatan anestesi umum

d Pasien harts dipanbu secara konsisbq brmasuk penanganan matpasien mengalami

penurunankesadaran.

12. Akses htravem

a. Semua pasien yang menjdani prosedur anesesi harus memiliki akses intravena yang

paten

b, Perbhankan akrs intavena dengan baik selama prosedur hingga pasien terbebas dan

risikodepresi kardiorespirasi.

c. Pemberian obat sedasi melalui jalur lain: keputusan diambil berdasarkan kasus per-kasus

jikaakses intravena sulit didapatkan.

d. Tersedia personel / petugas yang memiliki keterampilan / keahlian mengaksesjalur

intravena

13. Obat antagonis:

a. Harus ters€dia naloksonjika pasien diberikan obat opioid

b. Harus tersedia flr.rnazeniljika pasien diberikan benzodiazepine


FT, MEI{CIBtM MEDAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


MENCIRIM TUJUH TUJUH
061 - 452 2 886
Jl. Sci Mencirim No. 77, Babura, Kec. Mcdan Baru, Kom Mcdan' Surnatrra Utam 20154 Tc'lp
Crll C$tre. 08 I I 620 ? I ?? F-mail rsfiratam?7(Ognail' com Websitc. www.r$nalfl-m77.com

c. Harus brsedia lipid emulsion 2trlo jika pasien diberikan obat anestesi regional / lokal

14. Pemulihan

a Obsewasi sampai pasien terbebas dari risiko depresi sistem kardiorespirasi

b. Oksigenasi harus dipantau secara rutin dan terahr saflpai pasien terbebas dari risiko

hipoksemia

c. Ventilasi dan sirkulasi harus dipantau secara rutin dan teratur sampai pasien

diperbolehkanpulang.

d. Gunakan kriteria pemindahan pasien yang sesuai untuk meminimalisir risiko

depresikardiovaskular / pemapsan setelah pasien dipindahkan (lihat tampiran 6).

15. Situasikhusus

a. Semua masalah medis berat yang berisiko meningkatkan morbiditas/mortalitas pasien

daa ditemukan sebelum prosedur anestesi (usia saagat laaju! penyakit jantung/ panr/

giqial heparyang berat): bisa dikonsulasikan dengan spesialis yang sesuai

b. Semua prosedur yang berisiko adanya gangguan kardiovaskular / pemapasan yang berat

atau diperlukannya ketidaksadaran total pada pasien untuk menciptakan kondisi

prosedural yangmemadai: konsultasikan dengan anestesiologis.3

16. Surat Persetujurn Tindakan

a. Dokter spesialis anestesi bertanggungiawab untuk memastikan bahwa setiap pasien

(atau keluarganya) memahami khwa s€lama proses anestesi berlangsmg di kamar operasi /

tindaka4 terdapat kernungkinan hanya ada penata/perawat anastesi, meskiprm tetap di

bawah pengarahanoleh anestesiologis yang bertanggungiawab terhadap pasien.

b. Pasierfirali/keluarga hans membaca formulir tindakan anestesi secara lengkap dan

memahami semua resiko atau komplikasi dan menandatangani di form yang ada
disaksikan oleh petugasyang kompeten. Berikurnya petugas tersebutjuga menandatangani

form yang ada.


I PT. MENCIRIM MEDAI{ MAI{DIRI

o RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sci Mcncirim No. 77, Babura, Kec. Mcdan Bru' Kote Mcdan, Sumatcra Utara 201 54 Tdp 06 -
I 452 2 686
fl
Crll CertrG, 08 I I 620 ? I f,.Dril r$natlm77@$nail.com Wcbtitc. www .rsmsu-m77.com

c. Jika pasien atau keluarganya telah paham dan setuju akan hal ini, tahap selanjutnya

adalah menandatangani surat persetujuan tindakan anestesi. Formulir tersebut juga

ditandatangani oleh saksi lain dari pihak keluargq saksi pihak rumah sakit dan dokler

penanggung jawab anestesi.

C, PELAYANAN A}IESTESI SELAMA PROSEDUR INTER\T,NSI DENGAN RASA

NYEru

l. Sebagian besar pelaksanaan prosedur dengan nyeri minor tidak memerlukan pelayanan

anestesi selain anestesi lokal. Penanganan nyeri kronis dilaksanakan dipa in cl inic atauklinik

nyeri. Alatyang dibutuhkan di klinik nyeri adalah USG, C-Arm, New stimulator, dan radio

ablation.

2. Contoh posedur ini adalah:

a injeksi steroid epidural

b. epidwal blood parch

c. triwer poinl injection

d. injeksi sendi sakroiliaka

e. bursal iryection

f blok sarafoksipital (occipital nerve block)

g. facet injection

h. dll

3. Penggunaan anestesi umum untuk prosedur yang menimbulkan nyeri minor hanya

dibenarkandalam kondisi-kondisi khusus, di mana diperlukan perawatan / layanan anestesi

yang terampildan terlatih.

4. Berikut adalah kondisi-kondisi yang memerlukan layanan anestesi khusus:

a. Komorbiditas mayor

b. Cangguan mental / psikologis yang manbuat pasien tidak kooperatif


t-1 PT. MENCIRIM MEDAN MANDIRI
It
a RUMAH SAKIT KHUSUS MATA
fus,itat
MENCIRIM TUJUH TUJUH
{X I -4522886
Jt. Sci Mencirim No. 77, Babura, Kec. Mcdan Baru, Kota Mcdan, SumBtcrs Utara 201 54 Tdp
I
Crll Ceatre. 08 I I 620 7 I 7? E BriL rsmal8m77@.gmail. com ebtitc. www.rsmata'm77.com
5. Penggunaan sedasi dan obat anestesi lainnya harus seimbang dengan potensi risiko i
bahayayang diakibatkan dari pelaksanaan prosedur dengan nyeri minor terhadap pasien

dengan anestesi umurL teruhma pada pasien yang menjalani prosed,r tulang belakang

servikal.

6. Prosedur yang berkepanjangan (lama) dan atau nyeri sering memerlukan sedasi intravena

dan penggunaan monitor anestesi (Monttored Anesthesia care-MAC). prosedur ini

meliputi:

a. Blok sarafsimpatis (ganglion stelata, fleksus seliak4 paraverEbral lunbal)

b. Ablasr radiofrequency W)
c. Dskognfi(diwgrqhy)

d Disektryni perhfran

e. Trial spinal cord stimulator led plecemet t

f Blok fleksusl saraf utama lebih jarang dilahrkan di klinik penangamn nyeri kronis,

tetapidiyakini bahwa prosedur blok ini mungkin memerlukan penggruuan anestesi

intravena danMAC (misalnya: blok fleksus brakialis, blok saraf scjarrba, teknik

kateterisasi kontinutertentu).
PT, MENCIRIM MEDAN MANDIRI

a RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


MENCIRIM TUJUH TUJUH
06 I - 452 2 886
Jl. Sci Mencirim No. 77, Babura, Kec. Mcdan Baq Kou Msdan, Snmatcra Utarn 20 I 54 Tdp
Cell Gntre. 08 I I 620 7 I 77 E mriL rsmatsm77@gmailcom Webdtc. www.r$nata-m77.com

BABV

PROSEDT]RSEDASI

Anestesiologis mempunyai keahlian spesifik dalam hal farmakologi, fisiologi, dan

manajemenklinis tertadap pasien-pasien yang mendapat sedasi dan analgesik. OIeh karena itu,

anestesiologis sering diminta untuk berpartisipasi dalam mengembangkan kebijakan dan

prosedur rumah sakitunfuk sedasi dan analgesik yang digunal€n pada saat melakukan prosedur

diagnostik atau &raper"rtik. Panduan ini diaplikasikan secara spesifik untuk sedasi sedang

(sering disebut sebagai anestesi dimana pasiennya sadar) dan sdasi berat / dalam. Panduan ini

juga tidak ditujukan untuk msien yangmenjalani anestesi umum / anestesi induksi (misalnya

blok spinal /epidural / kaudal) di mana harusdiawasi dan dilakukan oleh dokter spesialis

anesbsi, dokter bedah atau dokter lainnya yang telahmengikuti pelatihan khusus mengenai

teknik sedasi, anestesi, dan resusitasi.

Keuntuagen yang didapat dari pemberian sedasi /analgesic, diantaranya: pasien dapat

menoleransi prosedur yang tidak menyenangkan dengan mengurangi kecemasan,

ketidahqramrnan,atau nyeri yang mereka rasakan Pada anak-anak dan orang dewasa yang

tidak kooperatif: sedasi / anelgesik dapat mempercepat dan memperlancar pelaksanaan

prosedur yang memerh


'kan
pasienuntuk diam i tidak bergerak.

Risiko pemberian sedasi: berpotensi menimbulkan depresi kardirespirasi, sehingga

potugas /persoil€l yang memberikan sedasi harus dapat segera mengenali dan menangerninya

unflrk mencegahkejadian: kerusakan otak akrbat hipoksi4 hentijantung, atau kematian.

Pemberian sedasi / analgesik yang tidak adekuat dapat menimbulkan ketidaknyamanan

pada pasierL meningka&an risiko cedera karena pasien menjadi kurang / tidak kooperatif,

timbulnya efetfisiologis aau psikologis akibat respons Erhadap stress yang dialami pasien.
r_1 PT. MENCIRIM MEOAN MANDIRI
t/

n RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


llrtgttat
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mencirim No. 77, Babur4 Kec. Mc&n Bru, Kole Mcdan, SumBtcrs Utar,l 20154 Tefp.
06I' 452 2 886
Cdl Ccntse. 0E I I 620 7 177 f,.mril r$naum77@gnail. com \ryeMfi. tYww.rsmflb-m77.com
A-TUJUAN

1. Membantu dokter dan pasien dalam membuat keputusan mengenai pelayarnn kesehatan.

2. Membantu doller memberikan keuntungan dilalcukannya se.l"si / analgesik

sementarameminimalisasi risiko yang dapat te{adi.

3. Memberikan panduan ke4a bagi penrgas anestesi agar dapat memberikan pelayanan yang

baikpada pasien.

4. Memberikan acuan kerja bagi instalasi di RLIMAH SAKIT KHUSUS MATA

MENCIRJI,I TUJUH TUJIJH khususnya instalasi Anestesi dan perawatan intensip

dalam rqlalankan pelayanan yang baik kepada penderita

B. PRINSIP-PRINSIP

I . Panduan ini dapat dimodifikasi dan diadapatasi sesuai dengan kebutuhan klinis dan

keterba&sanyang ada.

2. Panduan ini tidak dimaksudkan sebagai persyaratan yang mutlak alau standar.

3. Pemilihan teknik dan obat-obatan sedasi / analgesik yang digunakan bergantung pada:

a. Prefercnsi dan pengalaman masing-masing dokter

b. Keb*uhan dan keterbatasan yang terdapat pada pasien atau prosedurKecenderungan

tet'adinya efek sedasi yang lebih dalam daripada yang diinginkan /diantisipasi

4. Penerapan Panduan ini tidak dapat menjamin hasil akhir yang spesifik.

5. Panduan ini harus direvisi karena pengetahuan, teknologi, dan praktik kedo'kteran

selaluberkembang sepanjang waktu.

6. Panduan ini menyediakan rekomendasi dasar yang didukung dengan analisis literatur

terkinidan pengolahan opini para ahli / pakar kedokteraq forum telbuka, dan data klinis.

7. Didesain agar dapat diaplikasikan oleh dokrer non-anestesiologis di berbagai fasilitas,


T PT. MENCIRIM MEOATTI MANDIRI

n RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


' //c,g.//ta/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jt. Sci Mencirim No. 77, Babura, Kcc. Mcdan Brrl Kols Mcdan' Smatcra Utara 20 I 54
Tdp 06 I - 457 2 E86
Crtl Ceotse. 08 I I 620 7 I ?7 E-mril Ematlm77@gmait. com Wsbsitc. lYww.rsmata'rn77.com
yaitunnnah sakit, klinik swasta, praktik dokter, dokter grgi, dan fasilitas lainnya.

C. PAI{DUAN (UNTUK SEDASI SEDANG DAN BERAT / DALAM) Kategori Sedasi

l. sedasi ringan: suatu kondisi yang disebabkan karena pemberian obat di mana pasien

mengalami penurunan fungsi kognisi dan koordinasi, namun masih bisa merespon

verbal,fungsi ventilasi dan kardiovaskuler tidak terganggu

2. sedasi sedang (pasien sadar): suatu kondisi yang disebabkan karena pemberian obat

dimana p65is1 mengalami depresi kesadaran namun masih membenkan respon

terhadap perinah verbal danlatau terhadap stimulus sentuhan, Tidak diperlukan

intervensi untuk mempertahankan patensi jalan napas, dan ventilasi spontan masih

adekuat. Fungsi kardiovaskular biasanya terjaga dengan baik.

3. Sedasi berat / dalam: suatu kondisi yang disebabkan karena pemberian obat dimana

pasienmengalami depresi kesadaran berat di mana pesien perlu stimulus berulang /

nyeri untuk memberikan respon. Fungsi ventilasi spontan dapat terganggu / tidak

adekuat. Pasien mungkin membutuhkan bantuan untuk mempertahankan patensi jalan

napas. Fungsi kardiovaskular biasanya terjaga dengan baik.

Sedasi adalah suatu proses yang berkelanjutan / kontinu, sehingga tidak selalu mungkin

untuk memprediksi bagaimana respons setiap pasien yang mendapat sedasi. Oleh karena

itu, petugas anestesi yang memberikan sedasi harus dapat melakukan penanganan segera

terhadappasien yang efek sedasinya lebih dalam / berat daripada efek yang seharusnya

te{adi (misalnya: petugas anestesi yang memberikan anestesi sedang harus dapat

melakukan penanganan terhadap pasien yang jatuh ke dalam kondisi sedasi berat).4

Sedasi adalah suatu proses yang berkelanjutan / konting s€hingga tidak selalu mungkin

untukmemprediksi bagaimana respons setiap pasien yang mendapat sedasi. Oleh karena itu,
PT. MENCIRIM MEOAT{ MANDIRI
Tl
n RUMAH SAKIT KHUSUS MATA
//cs,rbr
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sci Mencirim No. 77, Baburq Kcc. Mcdan Bau, Kou Mcdan, Sumatcra Utara 20154 TdF 061 -4522886
Crtl Ceotss OEl I 620 717 f,-odl r$natam?7@gmail. com Wcbtltc. vww.rsmala-m77.com
petugasanestesi yang memberikan sedasi harus dapat melakukan penanganan segera terhadap

pasien yangefek sedasinya lebih dalam / berat daripada efek yang seharusnya terjadi (misalnya:

petugas anestesi yang memberikan anestesi sedang harus dapat melakukan penanganan

terhadap pasien yangjatuhke dalam kondisi sedasi berat).

ksirhgen/ Sedasi sedsng Sedasi berst /

rtrinimSl dalam

(anxiolysis)

Respons Respons normal Mcrespo,ns setelah Tidak sadar,

f6x[".lrF diberikar stimulus rne*iprm dengar

simulusverbal berulang / stirnulus stimulus nyeri

nyeri

Jalan napas Tidak Mungkin perlu Sering memalukan

tsrpengaruh intervensi rntervensi

Ventilasi Tidak Dapal tidak adekuat Sering tidak adek'uat

spontan terpengaruh

Fungsi Tidak Biasalya dapat Dapat terganggu

kardiovaskular terpengaruh diperaha*ar dengar

baik

I. Evaluaripreprosedur

a- Untuk meningkatkan efikasi klinis (proses pemberian sedasi dan analgesik yang

be{alanlancar)

b. Menurunkan risiko kejadian efek samping.

2. Konseling pasien

Mengenai risiko, keunlmgaq kete6atasaq dan alternatifyang ada


PT. MENCIRIM MEDAN MANOIRI
T/
a RUMAH SAKIT KHUSUS MATA
llrruinr MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sci Mencirim No. 77, Babura, Kcc. Mcdan Bru Kota Mcdan, Sumatcra Utard 201 54 Tdp 061 - 4s? 2 E86

Cr[ Celtre 0E I I 620 ? l?? E mril r$natam77@.gnail.com Webdtc. www .rsmaa-m?7.com

3. Puase proprogedur

a. Prosedrn elektif mempmyai waktu yang cukup rmtuk pengosongan lambung

b. sifuasi emergensi: berpotensi tedadi pneumonia aspirasi, pertimbangkan dalam

menentukantingkat/ kategori sedasi, apekah perlu penundaan prosedur, dan apakah perlu

proteksi takeadengan intubasi.

4. Pemsntrurn intra-prosed u r
a. Data harus dicatat dengan interval yang teratur sebelum, selam4 dan setelah

prosedur dilakukan:

b. Data yang dicatat adalah: tingkat kesadaran pasien, stadium anesthesi4 patensi jalan

napas,sistem respirasi, dan sistem sirkulasi

5. Personel/pefugas

a. Sebaikryaterdapat petugas anestesi non-dokter yang ikut hadirdalam proses sedasi,

bertugasrmtuk memantau pasien sepanjang prosedrberlangsung

b. Memiliki kemampuan untuk mempertahankan patensi jalan napas, melakukan

ventilasitstanan positif, dan resusitasi (bartuan hidup lanjlrt) selama prosedur

bedangflmg.

c. PeUrgas ini boleh membantu dengan melala*an tugas-tugas ringan lainnya saat pasien

tslahstabil

d. Untuk sedasi beiat/ dalam: petugas yang melakukan pemantauan tidak boleh diberikan

trrgaq i pekerjaan lain.

6. Pelatihan

a" Farmakologi obat-obataa arcsEsi dan analgesik

b. Fannakologi obat-obatan antagonis yang tenedia

c. Keterampilan bantuan hidup dasar

d. Keterampilan bantuan hidup lanj*

e. Untuk sedasi berat/ dalam: kaerampilan banhun hidup lanjut di kamartindakan/


PT. MENCIRIM MEOAT{ MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sci Mcncirim No. 77, Babura, Ke.. Mcdan Bru, Kola Mcdan, Sunatcra Utara 201 54
Tdp.06l -45228E6
Cdl Cotse. 0811 620 ? l7? F,-oril rsrmlsm?7@-gtruil.com Webdtc. vww .rsmata-m77.com
prosdur.

7. Peralatan emergersi (lihat tampiran 5)

a. suction,walfiznpatemi jalan napas dengan berbagi ukurarL ventilasi tekanan

positif

b. Peralatan intraven4 obat-obaan antagonis, dan oba-obatan res,sitasi dasar

c. Peralatan imubasi

d. Defibrillator yang tersedia setiap saat dan dapat segera dipakai (untuk pasien-

pasiendengan penyakit kardiovaskular)

e. untuk sedasi llr,rar I ddan: defibrillatortersedia setiap saat dan .rapat segera dipakai

(untuksemua pasien)

& Okrigen tembahan

a. Tersedianyaperalaanolsigenasi

b. Pemberian oksigcn tambahan jil<a teqadi hipoksemia

c. Untuk sedasi berat / dalam: pemberian oksigen kepada semua pasien (kecuali

dikonfaindikasikan)

9. Pilihsn obat-obetrn sedasi

a- Sedatif untuk mengurangi ansietas / kecernasrn, menyebabkan kondisi somnolen

b. Analgesik untuk mengurangi nyeri

c. Kombinasi sedatif dan analgesik: efektif untuk sedasi sedang dibandingkan

denganpenggunaan satu jenis obat

10. Titrasi dosis

a. Pengobatan intmvena diberikan secara bertahap dengan interval yang cukup

antar-pemberian untuk memperoleh efek yang optimal

b. Pengurangan dosis yang sesuaijika menggrmakan sedatifdan analgesik

c. Pemberian berulang dosis obat-obatan oral untuk menambah *k sedasi / analgesik

tidakdirekomendasikan
PT. MENclRIM MEDAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


//c,g.)th
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. sei Mencirim No. 7?, BaburE Kcc. Mcdan Bru, Kou Mcdan, sumatcra utara 20154 Telp 061 -
452 2886

Cdl CenEe. 081 I 620 ? 177 E-mril r$nalrm77@-gnuil.con Webdtc. www. rsnula-m?7 com

11. Penggunaan obat enestesi induksi (propofol, ketamin)

a. Biasanya digunakan untuk anestesi umurn

b. Propofol dan ketamin efektifdipakat untuk sedasi sedang

c. Ihiopntal efektif untuk sedasi dalam / berat

d Tanpa memandang rute pemberian dan tingkat sedasi yang diinginkarq pasien

dengansElqsi berat harus dipantau secara konsisteq termasuk penangananjika pasien

jatuh dalamkeadaan anestesi umum.

12. AksB intravena

a. Pemberian obat sedasi melarui jalur intravena: pertahankan akses intravena


dengan

baiksehun posed.r hingga pasien te6ebas dari risiko depresi kardiorespirasi.

b. Pemberian obat sedasi melalui jalur laiu keputusan diambil berdasarkan kasus per-

kasus.

c. Tersedia personel / petugas yang memiliki keterampilan / keahlian mengakses

jalur inhavena

13. obet intigoni!: tersedia nalokson dan flumazenil jika pasien diberikan obat

opioid /benzodiazepin.

14. Pemulihan

a" Observasi sampai posien terbebas dari risiko depresi sisem kardiorespirasi

b. oksigenasi harus dipantau secara rutin dan teratur sampai pasien terbebas dari

risikohipoksemia

c. Ventilasi dan sirkulasi harus dipantau secara rutin dan taatur sampai pasien

dipe6oletrkanpulang.

d Gunakan kriteria pemulangan yang sesuai untuk meminimalisir risiko depresi

kardiovashlar / pemapasan setelah pasien dipulangkan (ihaf lampiran 6).

15. Situasi khusug

a Masalah medis berat yang mendasari (usia sangat lanjut, penyakit jantung/ paru/
PT. MENCIRIM MEDA''I MAI{DIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


//osnd MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mencirim No.77,Babw4K*. Medan Barq Kota Medan, Surnatera Utara 20154 Telp.06l -452 2 8E6
Crll C0ntre oEl I 620 7177 E-mril rsmaumTT@gmail.com Wcbsite www.rsmaur-m77.com

ginjalhqnr yang berat): konsultasikan dcngan spesialis yang sesuai

b. Risiko gangguan kardiovaskular / pemapasan yang berat atau diperlukannya

ketidaksadaran total pada pasien untuk menciptakan kondisi operasi yang

memadai : konsultasikan dengan anestesiologis.r

D. MANAJEMEN KESEI-AMATAN PASIEN DALAM PENGGT]NAAN SEDASI

SEDANGDAN DALAM OLEH PENATA,/PERAWAT ANESTESI

l. Dokter Anestesiologi adalah penanggung jawab utama untuk semua aspek ;rang

terlibat selama perarlatan pasien (pre-, intsa-, dan pasca-prosedur).

2. Saat pasien disedasi, dokter yang bertanggung jawab harus hadir i mendampingi di

ruangtindakan.

3. Praktisi yang melakukan sedasi harus terlatih dengan baik dalam mengevaluasi

pasien sebelwn prosedur dilakukan untuk mengenali kapan terdapat peningkatan risiko

anestesi.

4. Kcbijahn &n proscdur yang rcrkait harus nrcmpcrbolchlan pralhsi untuk mcnolali

berpartisipasi dalam kasus-kasus tertentu jika mereka merasa tidak kompeten dalam

melakukan suatu tindakan anestesi dan terdapat kemungkinan dapat membahayakan

pasien /menurunkan kualitas pelayanan pasien.

5. Dokter yang mengawasi bertanggung jawab memimpin timnya dalam situasr

emergensi dimana diperlukan tindakan resusitasi, termasuk manajemen jalan napas.

6. Sertifikat ACLS merupakan standar persyaratan minimal yang harus dimiliki oleh

praktisiyang melakukan sedasi / anestesi.

Ditetapkan di Medan
Pada tanggal 08 Februari 2022
Direknr,
Rumah Sakil Khusus Mata
Mencirim uh Tujuh

SAKIT T. A
RIM TU'['H '\
I.UIUI"
dr Sy arituddin A, Sp.M
PT. MENCIRIM MEOAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


llosta/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jt. sci Mencirim No. 77, Babura, Kec. Mcdan Banl Kola Medan, sumaGra utara 20 I 54 Tdp. 06 I - 452 2
AA6

Crll Cetrlre. 061 I 620 717 E-mril" rsnuttam7T@gmai[ com Websitc. www.rsrnata-m77.com

LAMPIRAN I

ANGGOTA TIM ANESIESI TAMBAEAN

Anggota Tim Anestesi lainnya yang dapat terlibat dalam perawatan peri-anestesi:

l. Perawat pasca-anestesi: adalah perawat yang merawat pasien dalam fase pemulihan

daripengaruh anestesi.

2. Perawat peri-opemtif: adalah perawat yang merawat pasien selama di kamar operasi.

3. Perawat unfuk layanan intensif: adalah perawat yang merawat pasien di ruang rawat

inap.

4. Terapis pempasan: adalah petugas kesehatan professional yang memberikan

perawatan /manajemeapennpasan kepada pasien.

Anggoa pendukung yang menangani masalah teknis, pengadaan ala! dan pemeliharaan alat:

l. Teknisi anestesi

2. Petugaspernbantu arrcstrsi (anesfiesia aide$

3. Teknisi pemeriksaan gas darah (blood gclt technicians)

4. Teknisimanajemenpernapasan (re$pirabry technicidns)

5. Teknisi mesin monitor (zor itoring technicians)


PT. MENCIRIM MEOAI{ MANDIRT

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


//asna/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. sci Mcncirim No. 77, Babur4 Kec. Mcdan Baru, Kola Mcdan, Sumatsra Utare 20 I 54 Tclp. 06 I - 452 2
aA6
Ce[ CeDtre, 08 1 I 620 7 177 fi-E,LiJ. r$natam77@8nail. com Websitc. www.rsrnata-m77.com

LAMPIRAN2

PEMERIKSAAN PATENSI JAI-AN NAPAS UNTUK PEMBERIAN SEDASI DAN

ANALGESIK

Pemberian ventilasi tekanan positif (vrP), dengan atau tanpa intubasi trakea mungkin diperlukan

jikatimbul gangguan pemapasan selama proses pemberian sedasi /analgesik.

1 wP ini dapat lebih sulit dilakukan pada pasien dengan anatomi jalan napas yang atipikal /

tidaklazim

2. Abnormalitas jalan napas dapat meningkatkan kemungkinan te{adinya obstruksi jalan

napassaat ventilasi spontan

3 Beberapa faktor yang dapar menimbulkan kesulitan dalam manajemen jalan napas antara

Iain:

1) Riwayat pasien

a. Adanya masalah dengan anestesi / sedasi s€belumfiya

b. Stridor, mengorok (.r,norrng), apnea saatti&x (sleep apneu)

c. Arfitis rematoid yang lanjut / berat

2) Pemeriksoan fuil
a" Habitus / postur tubuh: obesitas yang signifikan (terutama di struktur wajah dan

leher)

b. Kepala dan leher:

(l) Leher pendek

(2) Eksensi leher terbatas

(3) Pendeknya jarak antara mentalis - lryoid (< 3 cm pada dewasa)

(4) Massa di leher

(5) Penyaliit / trauma pada tulang spinal servikal

(6) Deviasi trakea

(7 ) Gambaran wajah dismorfik (misalnya: sindrom Piene-Robin)


PT. MENCIRIM MEDAN MA DIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


//wrtat
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sci Mencirim No.77, Babura, Kec. Mcdan Bar], Kola Mcdatr, Sumatera Utara 20154 TdP.06l -452 2 886
Crlt Ceotre. 08 I I 620 7 I 77 E-mril mnatamTT@gmail.com Website- www.rsmata-m77.com

c. Mulut:

(I ) Pembukaan kecil (< 3 cm pada dewasa)

(2) Gigi seri yang menonj ol I maju@rotruding)

(3) Gigiyanggoyang

(4) Menggunakan peralaUn gigi (misalnya: kawat, gigi palsu)

(5) Lengkung langit-langit yang finggi

(6) tvlakroglosia (lidah besar)


PT. MENCIRIM MEDAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


llwta/ MENCIRIM TUJUH TUJUH
886
Jl. Sci Menclrim No. 77, Babura, Kec. Mcrlan Baru, Kota Mcdan, Surnaiera Utara 20 I 54 Tclp. 06 I - 452 2
Crtl CeDtre. 08 I I 620 7 I 77 E-meil rsmalamTT@8mail. com Websitc. wwl,v.rsrnala-m77.Gom

LAMPIRANS

PETUNJUK WAKTTi PUASA SEBELUM ilMNJAI.ANI PROSf,DT]R }IENURTiT

AMERICAN SOCIETY OF ANESTHFSIOLOGIST

Jenis makanan Periode pua-sa minimal

Cairan bening / jemih 2 jarn

Air Susu Ibu (ASI) 41am

Susu formula untuk bayi 6jam

Susu sapi 6jam

Makanan ringan 6 jam

Rekomendasi ini diaplikasikan untuk pasien sehat yang akan menjalanr prosedur elel'-trf.

Tidakditujukan untuk wanita hamil. Perlu diingat bahwa dengan mengikuti Panduan ini tidak

menjamin pengosongan lambmg yang sempuma, Periode puasa minimal diaplikasikan untuk

semua usla.

Contob cairan bening /jernih adalah: air putih, jus buah tanpa bulir / ampas, minuman

berkarbsors{ te,h, &n ko$. Korui$ensi susu sapi mirip dengan makanan padat dalam waktu

pengosongan lambung jumlah susu yang diminum harus dipertimbangkan saa, menentukan

periodewaktu puasa yang tepat.

Contoh makanan ringan adalah roti dan cairan bening. Makanan yang digoreng atau

berlemakatau daging dapat memperlama waktu pengosongan lambung. Jumlah dan jenis

makanan yang dikonsumsi harus dipertimbangkan saat menentukan periode waktu puasa yang

tepat.
PT. MENCIRIM MEDAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


//osta/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sci Mcncirim No. 77, Babur4 K€c. Mcdan Baru, Kota Mcdan, sumatera utara 20 I 54 Tclp. 06 I - 452 2
886
CrII Ccotre, 0E I I 620 7 I 77 E-msil rsmatamTT@Smail.com Website. www.rsrnta-m77.com

LAMPIRAN4

PERALATAN DAN OBAT UNTUK TINDAKAN ANESTMSI DAN SEDASI

l. Peralatan dan obat-obatan yang sesuai harus tersedia saat melakukan pemberian anesthesia

dansedasi karena berpotensi unnrk menyebabkan depresi kardiorespirasi.

2. Berikut adalah Panduan mengenai peralatan apa saja yang harus tersedra, dapat dimodifikasi

sesuaidengan kondisi tempat praktik / institusi.

1) Peralatan intravena

a. Sarung tangan

b. Tourniquet

c. .SwaD alkohol

d. Kassa steril

e. Kabter futravena / tanula inf,s (ukwan24,22)

f Selang infus (unok amk-arak m€ngguna&atr tetcsan miko: 60 tcteyml )

g. Cairan intravena / cairan infise

h. Jarum suntik untuk aspirasi obat ,injeksi intramuscular (pda anak danbayi:3arum

untuki nj eksi izrrao.r..seozs sumsum tulang)

i. Spuit dengan beragam ukuran

j. Perekat

2) Peralatan untuk manajemen jalan napas dasar

a. Sumber oksigen yang bertekanan

h. Mesinsrction
PT. ME clRIM MEDAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


//osta/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. sei Mcncirim No. 77, Babura, Kec. Mcdan Baru, Kota Mcdan, Sumatcra utars 20154 Telp. 061 - 452 2 886
Crll Ccotr€. 061 I 620 7177 E-mril" rsmal,amTT@gmail. com Websitc. www.rsmata-m77.com

c. KaEter rmitk strcl ion

d. Srctiontip-Yankauer

e. Sungkup wajah (berbagar uhran dari bayi - dewasa)

f Satu set peralatan nafas dengan balon mengembang sendiri dan balon tidak

mengembangsendiri

g. Peralaan jalan nafas non invasif. Orophurwgeal airways dan nasophurymgeul

airways

h. Stetoskop

3) Peralatan untuk manajemen jalan napas lanjut (untuk petugas dengan keahlian

intubasi)

a. Semua peralatan manajemenjalan napas dasar

b. Lairryxkoptlirect

e Perulatan jalan nafas invasive: Laryngeal Mask Airway (LW\), Endorrucheal

tube

@TT\ Tr ac lu os to my C a nul e

d. Jarum 14G

e. Stilet/ mandrin Intnxlucer EIT

f Selotip unluk fiksasi (hipafix/ micropore)

g. Lubrikan / gel pelumas


PT. MEITCIRIM MEDAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


//osta/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. sci Mcncirim No. ?7, Babura, Kec. Mcdan Baru, Kota Mcdan, surnatcra utara 20154 TClp, 061 - 452 2
886
Cell Ccntre- 0E I I 620 7177 E-mail. rsmatamTT@)Bmail.com Websitg www.rsnrala-m77.com

4) Obat-obatan anestesi/ sedatif

a. BenzodiazepineMidazolam

(1) Dosis sedasi sedang

a) IM:70-80mcg/kgBB

b) IV: 0,01 - 0,1 mg / kgBB

(2) Dosis sedasi berat

-0 /ketsB

(3)

kgBB

I ) Dosis sedasi sedang / analgesilV: 0,5 - 2 mcg / kgBB

2) Dosis sedasi berat / induksi anesthesialV: 2 - 20 mcg / kgBB

3) Dosis rumatan

IV: 1-2mcg/kgtsB/jam

(2) Morfin

a) Dosis Analgesi
PT. M€]{CIRIM MEDAI{ MAI{OINI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


llospta/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mcncirim No. 77, Babur4 Kcc. Mcdan Baru, Kota Medan, Sunatera Utar,r 20 I 54 Telp. 06 I
452 2 886
t
Call Ccntre. 081I 620 7177 E-r,Isi/L natamTT@,gmail.com rrYebritc, www.nmau-m77.com

b) Dosis Sedasi Tidak dianjurtan

(3) Pethidin

a) Dosis Analgesi

IV: lG25 mg sesuai kebutuhan

Ilvll sribkutan: l -1,8 md keBB/ 3a jam

b) Dosis Sedasi Tidak dianjudran

c) Dosis rumatan

IV: l0-35mg/jam

d. Sedatif-hipnotik khusus

(1) Thiopental

a) Dosis sedasi sedang Tidak ada data/ referansi

b) Dosis sedasi berat / induksi anesthesialV: I,5 - 3,5 mg kgBB

c) Dosis rumatan

IV bolus: t mgi kgBB PRN atau 3-5 mg/ kgBBl jam melalui infus

(2) Propofol

a) Dosis sedasi sedang

IV: 0,1 - 0,5 mg / kgBB

b) Dosis sedasi berat

IY:2 -2,5 mg/ kgBB

c) Dosis rumatan

IV: 0,15 - 0,75 mg / kgBB PRN atau0,025 -0)mgl kgBB / menit

(3) Dexmedetomidin

a) Dosis sedasi sedang / analgesiclV: 0,2 - I mcg / kgBB

b) Dosis sedasi berat

IV: 1 mcg / kgBB dalam l0 menit

c) Dosis rumatan
PI. MEI{(IRIM MEDAI{ MANDINI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


llosotta/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mencirim No. 77, Babura, Kec. Medan BarU Kota Meda4 Surnatera Utara 20 I 54 Tclp, 06 I - 452 2 886
CrI Centre, 081I 620 7177 f,-mril rsnnatamT7@gmail.com Website www.rsmau-m77.com

IV: 0,2 - 0,6 mcgi kgBB titrasi

(4) Ketamin

a) Dosis sedasi sedang / analgesiclM: 4 10mg/kgBB

IV:0,5-lmg/kgBB

b) Dosis sedasi berat

IM: 6,5 l3mg/kgBBIV: I 4,5mg/kgBB

c) Dosis rumatan

IV: 50% dosis awal PRN atau I 0 - 50 mcg / kgBB / menit titrasi

5) Obatobatan antidot

a. Nalokson untuk antidot€ opioid

b. Flumazenil untuk antidote benzodiazepine

t o, Emulsi lipid untuk

6) Obat-obrtrnemergensi

(1) Epinefrin

a) Dosis syok dan hentijantunglV: 0,5- I mg.

b) Dosis Maintenance

IV: 30-300 ng&g/menit.

c) Dosis reaksi anafilaktik beratlV: 100-500 mcg.

(2) Afropine

Dosis rmtuk bradikardi

IV: 5-10 mcg/ kgBB/ 5 menit dosis maksimal 3 mg

(3) Amiodaron

Dosis untuk ariunia

IV: I mg/ menit dalam 6 jam dilanjtrtkan dengan 0,5 mg/ menit dalam 18 jam

(4) Lidokain

a) Dosis untuk oriunia venhicular


PT. MENCIRIM MEDAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


Abqttal
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei M€ncirim No. 77, Babur4 Kcc. Medan Baru, Kota Medaq Sumatera Utara 20 I 54 Telp. 06 I - 452 2 886
Crll Centre 081 I 620 7117 E-frNiL rsmatamTT(@gmail.com Website. www.rsmata-m77.com

IV:0,54,75 mgl keBB/ l0 medt dosis malsimal 3 md kCBB

b) Dosis rumatan

IV: 30-50 mcg/ kgBB/ menit

(5) Aminofilin

a) Dosis loading untuk bronkospasmefv: 5-7 mg/ kgtsB

b) Dosis rumatan

IV: 0,,1-0,6 mg/ kgtsB/ jam

(6)

IV: 0,2-l mg/kgBBi 6jam

(7)
PT. MEI{CIRIM MEDAI{ MATTDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


lrbspA
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei MencirimNo.77, Babura, Kec. Medan Banf Kota Meda& Surnatera Utara 20154 Telp. 061 -4522886
CrU Cetrtre. 081 I 620 7177 E-f,,ei/, rsma(am77@.tlnail.com Website www.rsmata-m77.com

I,AMPIRANS

KRITERIA PEMULIHAN DAN PEMINDAIIAN PASIEN SETEI-AII PROSEDTJR

ANESTESI DAN SEDASI

Setiap rumah sakit harus mempunyai kriteria pemulihan dan pemindahan pasca anestesi/

sedasiyang sesuai dengan pasien dan prosedur yang dilakukan. Beberapa prinsip dasar yang

harus milikiadalah.

l. Primip umum

a. Pengawasan medis dalam fa-se pemulihan pasien setelah prosedur anestesii scdasi

merupakantanggung jawab dokter yang melakukan sedasi.

b, Ruang pemulihan harus dilengkapi dengan monitor dan peralaan resusiasi yang adekuat

c. Pasien yang menjalani prosedur anestesi/ sedasi harus dipantau sampai critena

pemindahanterpenuhi.

d. Tingkat kesadaran dan tanda vital harus dicatat dengan sistematis

e. Perawat atau petugas terlatih lainnya yang bertugas mernantau pasien dan

mengidentifikasiadanya komplikasi harus dapat hadir / mendampingr pasien hingga

kriteria pemindahan terpenuhi.

f Petugas yang kompeten dalam menangani komplikasi (misalnya mempertahankan

patensijalan napas, memberikan ventilasi tekanan positif) harus dapat segera hadir

kapanpun diperlukan hingga kriteria pemindahan terpenuhi.

2. Kriteria Pemindahan Pasien

a. Pasien harus sadar dan memiliki onentasi yang baik

b. Bayi dan pasien dengan gangguan status mental harus kembali ke status semula /arval

(sebelum menjalani anestesi / analgesik).

c. Petugas kesehatan dan keluarga harus menyadari bahwa pasien anak-anak yang

memilikirisiko obstruksi jalan napas harus duduk dengan posisi kepala menunduk ke

depan.
PT. ME CIRIM MEDAI{ MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


llospia/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mcncirim No. 77, Babua, Kec. Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara 20 I 54 Telp, 06 I - 452 Z EE6
Crll Centre" oEl1 620 7177 E-mril rsmatamTT@,gnail.com Websits www.rsmata-m77.com

d. Tanda vital harus sabil

e. Penggunaan sistem skoring dapat membantu pencatatan untuk kiteria pemulangan

f Telah melewati waltu yang cukup (hingga 2 jam) setelah pemberian terakhir obat

antagonis unhrk mernastikan kembali kondisi pasien setelah efek obat antagoois

menghilang.

g. Pasien rawat jalan boleh dipulangkan dengan didampingr oleh orang dewasa yang

dapat mengantarkan pa-sien sampai ke rumah dan dapat melaporkan jika tegadi

komplikasi pasca-prosedur.

h. Pasien rawat jalan dan pendampingnya harus diberikan instnrksi tertulis mengenai diet

pasca- prosedq obat-obatan, aktivitas, dan nomor telepon yang dapat dihubungi jika

teiadi keadaanemergensi.

i. Skoring untuk memulangkani memindahkan pasien pasca tindakan anestesi/ sedasi

adalahmenggunakan:

(l ) PADS (Post Anesthetic Discharge.\corlrg) untuk pasien pasca sedasi sedang/dalam

a. Aldrette Score untuk pasien pasca anesthesia umum

b. Stewart Score untuk pasien pediatric pasca anesthesia umum

c. Bromage Score untuk pasien pasca anesthesia regional neuraksial

(2) Jika dalam 2jam evaluasi. skor pasien tidak memenuhi, pasien wajib

dipindahlian keruang perawatan intensifyang sesu,ai atau di rujuk ke rumah sakit

yang mempunyar ke4a sama.


PT. MEI{CIRIM MEDA MAI{DIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


iosgtta/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mencirim No. 77, Babur4 Kcc. Medan Baru, Kota Medan, Surnatem Utara 20154 Telp, 061 - 4522 886
Cell Cenfte. 081 I 620 7177 E-msil rsmatamT7@gmail.com Web3ite. www.rsmaul-m77.com

LAMPIRAN 6

ASSESMI,N PRA SEDASUANESTHESIA

Evaluasi pra sedasi/anesthesia ini meliptrti:

I ) Anamnesis (AMPLE)

a. Riwayat alergi

b. Riwayat medikasi

(l) obat-obaan yang dikonsumsi saat ini

(2) riwayat merokok, alkohol, atau penyalahgunaan obat-obatan

(3) interaksi obat yang mungkin te{adi

c. Riwayal penyakit pasien yang relevan

(l) abnormalitas sistem organ utama

(2) riwayat anestesi / sedasi sebelumnya, dan efek samping yang pemah

terjadi /dialami

d. Riwayat asupan makan terakhir

e. fuwayat hal-hal terkait yang mendasari penyakit sehingga perlu dilakukan

proseduranesthesia

2) Pemeriksaan fisik terfol:us (B I -86)


a. Breath:

(I ) Evalu,asi patensi jalan napas, adanya obstruksi / penyempitan

(2) Evaluasi kemungkinan sulit ventilasi/ intubasi

(3) Evaluasi fungsi ventilasi, nafas spontan/ dengan bantuan

(4) Evaluasi fungsi oksigenasi, saturasi SpOz, AGD kalau perlu

(5 ) Evaluasi adanya penyakiv kelainan pada sistem respirasi


rI. MENCIRIM MEDAf{ MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


lhsg/ta/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mencirim No. 77, Babur4 Kec. Medan Ban! Kola Medan, Sumatera Utan 20 I 54 Telp. 06 I - 452 2 EE6
Crll Centre.OEl I 620 7177 E-mfiJ, tsmatan77@gnail.com \rycDsite www.rsmata-m77.com

b. Blood:

(l ) Evaluasi akal / perfusi

(2) Evaluasi nadi, regularitas, kuat angkat

(3) Evaluasi irama dan suara detak jantung, Sl dan 52

(4) Evaluasi tekanan darah sistol, diastol, tekanan nadi

(5 ) Evaluasi adanya penyakit/ kelainan sistem sirkulasi

c. Brain:

(I ) Evaluasi kesadaran secara kuantitatifl kuatitrtif

(2) Evaluasi adanya penyakit/ kelainan sistem sarafpusar/ perifer

d. Bladder:

(1) Evaluasi fungsi ginjal dan saluran kemih

(2) Evaluasi produksi urine

e. Bowel:

(1) Evaluasi sistem pencemaan

(2) Bentuk dan kontur aMomen, bising usus, organ-organ di rongga abdomen

f. Bone:

(1) Evaluasi siston muskuloskeletal

g. Pemeriksaan laboratorium (berdasarkan pada kondisi yang mendasari dan efek

yangmungkin terjadi dalam penanganan pasien)

h. Temuan klinis dikonfirmasi segera sebelum melakukan anestesi / sedasi.

i. Konsultasi dengan SMF lainjika diperlukan

1. Membuat kesimpulan evaluasi pasien dengan klasifikasi skor status fisik ASA I -6

(1 ) ASA I : pasien yang dinyatakan sehat fisik dan mental

(2) ASA 2: pasien dengan penyakrt sistemik ringan yang tidak menyebabkan

limitasikualitas hidup
PI. MENCIRIM MEDAN MA DIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


Abqw MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sci Mencirim No. 77, Babur4 Kec. Medan BanI Kora Meda& Sunatera Utara 20 I 54 Telp. 06 I - 452 2 886
Crll Cetrtre, 081I 620 7177 E-[,,ii,, tsmaramTT@gnnil.com WeDsite, www.rsmata-m77.com

(3) ASA 3: pasien dengan penyakit sistemik berat yang menyebabkan

limitasikualitas hidup

(4) ASA 4: pasien dengan penyakit sistemik berat yang secara konstan

mengancamjiwa

(5) ASA 5: pasien dengan penyakit moribund yang diprediksi tidak bisa

bertahandalam 24 jam tanpa dilakukan operasi

(6) ASA 6: pasien yang dinyatakan mati otak dan akan melakukan donor organ
PT. MENCIRIM MEDAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


lloeitd
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mcncirim No. 77, Babura, Kec. Medan Baru, Kota Mgdan, Sumatem Utara 20 I 54 Telp. 06 I - 452 2 EE6
C.ll Centse. 0811 620 7177 E-oriJ. rsmatamTT@,gnail.com Website. www.Nmao-m77.com

LAMPIR{N 7

TUGAS DAN TANGGTING JAWAB PETTIGAS ANESTESIF

l. Tugas dan tanggung jawab khusus dokter spesialis anestesi

a. Tugas:

I ) Mengawasi pelaksanaan pelayanan anestesi setiap hari;

2 ) Mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan anestesi;

3 ) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan membuat laporan kegiatan berkala:

b. Tanggungjawab:

l) Menjamin terlaksananya pelayanan anestesiologi dan terapi intensip yanS

bermutudengan mengutamakan keselamatan pasien;

2) Pelaksanaan pencatatan, evaluasi dan pembuatan laporan kegiatan di lingkup

Rumah Sakit Khusus Mata Mencirim Tujuh Tujuh.

3) Pelaksanaan program menjaga mutu pelayanan anestesi dan keselamatan

pasien dilingkup Rumah Sakit Khusus Mata Mencirim Tujuh Tujuh.

2. Tugas dan tanggungjawab penata/perawat anestesi

a. Tugas:

1) Melakukan asuhan keperawatan pra anestesi yang meliputi:

a) Pengakaj ian keperawatan pra-anestesi:

b) Pemeriksaan dan penilaian status fisik pasien;

c) Pemeriksaan tanda-tanda vital.

d1 Persiapan admisrtrasi pasien:

e) Analisis hasil pengkajian dan merumuskan masalah pasien;

0 Evaluasi tindakan keperawatan pra-anestesi, mengevaluasi secara mandin

maupun kolaboratif;

g) Mendokumentasikan hasil anamnesis pengkajian.


PT. MEI{CIRIM MEDA'I MA DIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


AtupA
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. S€i Mencirim No. 77, Babur4 Kec. Medan tsaru. Kota Medan, Sumatera Utara 20154 Telp. 06 t - 452 Z EE6
C.u Cetrtre.06l I 620 7177 E-freil" rsrna6m77@tmail.com Website. wlvw.rsmata-m77.com

h) Persiapan mesin anestesi secara menyeluruh setiap kali akan digunakan dan

memastikan bahwa mesin dan monitor dalam keadaan baik dan siap pakai.

i) Pengontrolan persediaan obat-obatan dan cairan setiap hari untuk memastikan

bahwa semua obat-obatan baik obat anestesi maupun obat emergensi tersedia

sesuai standar rumah sakit.

j) Memastikan tersedianya sarana prasarana anestesi berdasarkan jadrval, waktu

danjenis operasi tersebut.

2) Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anestesi yang meliputi:

a) Menyiapkan peralatan obat-obatan sesuai dengan perencanaan teknik

anestesi;

b) Membantu pelaksanaan anestesi sesuai dengan instruksi dokter spesialis

anestesi;

c) Membantu pemasangan alat monitoring non invasif;

d) Membantu dokter melakukan pemasangan alat monitoring invasif;

e) Pemberian obat anestesi,

f) Mengatasi penyulit yang timbul

g) Pemeliharaan jalan napas

h) Pemasangan alat ventilasi mekanik

i) Pemasangan alat nebulasi

j) Pengakhiran tindakan anestesi

k) Pendokumentasian semua tindakan yang dilakukan agar seluruh trndakan

tercatatbaik dan benar.

3) Metakukan asuhan keperawatan pasca anestesi yang meliputi:

a) Merencanakan tindakan keperawatan pasca tindakan anestesi

b) Pelaksanaan tindakan dalam manajemen nyeri


PT. MENCIRIM MEDAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


//osta/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mencirim No. 77, Babura, Kec. Mcdan Baru, Kota Mcdan, sumatcra utam 20 I 54 Tclp. 06 I - 452 2 486
Cell Cmte. 081I 620 7177 E-m&il. rsmatamTT@8mail. com Websito. www.rsmaB-m77.com

c) Pemantauan kondisi pasien pasca pem,rsangan kateter epidural dan

pemberianobat anestetika regional

d) Evaluasi hasil pemasangan kateter epidural dan pengobatan anestesi regional

e) Pelaksanaan tindakan dalam mengatasi kondisi gawat;

f1 Pendokumentasian pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan yang dipakai;

g) Pemeliharaan peralatan agar siap untuk dipakai pada tindakan anestesi

selanjutnya.

b. Tanggungjawab:

l) Penata/perawat anestesi bertanggung jawab langsung kepada dokter

penanggunglawab pelayanan anestesi

2) Menjamin terlaksananya pelayanar/asuhan keperawatan anestesi di rumah sakit

3) Pelaksanaan asuhan keperawatan anestesi sesuai dengan standar yang berlaku di

Rumah Sakit Khusus Mata Mencirim Tujuh Tujuh.

3. Tugas dan tanggung jawab perawat RfuIGD

a Tugas :

1) Menjaga jalan napas tetap bebas sampai pasien sadar baik

2) Memberikan oksigen nasal prong/ masker sesuai kebutuhan penderita dan

memonitorSpO2 pasien

3) Observasi hemodinamik meliputi tensi, nadi, perfusi dan mempertahankan

pemberian infuse sesuai kebutuhan

4) Observasi tingkat kesadaran sampai pasien sadar baik.

5) Memonitor produksi urine dan melporkan hal-hal yang dianggap abnormal.

6) Mencatat semua hasil p€ngamatan ke dalam monitoring pasca anestesi.


PT. MENCIRIM MEDAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


hwrd MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mcncirim No. 77, Bahra, Kec. Medan Baru, Kota Medan, SuMtera Utara 20 I 54 Telp. 06 I - 452 2 EE6
Crll Ceatre. 08 I I 620 7I 77 E-mril rsnutam?7@).gmail.com Webite- www.rsmata-m77 .com

b. Tanggungjawab:

1) Perawat RR/ IGD bertanggung jawab langsung kepada dolter penanggung jawab

pelayanan anestesi

2) Menjamin terlaksananya pelayanar/asuhan keperawatan anestesi di rumah sakit

3) Pelaksanaan asuhan keperawatan anestesi sesuai dengan standar yang berlaku di

Rumah Sakit Khusus Mata Mencirim Tujuh Tujuh.


PT, MENCIRIM MEDAN MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


llosrtdl
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mcncirim No.77, Bahrr4 Kec. Medan Ban\ Kota Medan, Sumtera Utara 20154 Telp.06l -4522t186
Csll Certre 081'l 620 717? E-mril. rsrnatamTT@)gmail.com Website. www.rsmata-m77.com

I"{.MPIRAN 8

MONITORII{G SELAMA TINDAKAN ANESTIIESI/ SEDASI

I . Anestesiologis beranggungjawab terhadsp monitor kondisi pasien sebelurn, selama, dan

setelahprosedur dilakukan

2. Data yang harus dimonitor dan dicatat dengan interval yang terarur

3. Monitoring sedasii anesthesia

a) Tingkat kesadaran pasien (drnilai dan respons pasien terhadap stimulus)

( I ) Respon mata, verbal atau motoris (GCS)

b) Analgesi

('l) Semua pasien yang menjalani prosedur sedasi/ anestesi untuk pembedahan harus

terjaminmendapatkan analgesia adekuat dan dipantau secara terus-menerus

(2) Subyektif Respon verbal, motoris, peningkatan aktrvitas simpatis karena nyeri

(3) Obyektif: Menggunakan nociception level index

c) Relaksasi otot

(l) Semua pasien yang menjalaru prosedur anestesi harus tercapai relakasi otot adekuat

untukmemfasilitasi prosedur pembedahan

(2) Subyektif: Gerakan otat-otot volunteer pada bagian tubuh yang dilakukan

prosedurpembedahan

(3) Obyehif: Menggunakan tren of four

d) Kedalamananesthesia

(I ) Semua pasien .vang menjalani prosedur anestesi umum harus tercapai

kedalamananesthesia adekuat dan dipantau secara terus-menerus

(2) Subyektif: perubahan hemodinamik lakrimasi, hyperhidrosis, ukuran pupil

(3) Obyektif: Menggunakan bispectral index, auditorian<lvisal evoke p()tentidl


PT, ME qRIM MEDA'{ MAI{DIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


llryrtd MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mencirim No. 77, Babur4 Kec. Meden Buu, Kota Medan, Sumatera Ulara 20154 Telp.06l - 452 2ltE6
Crll Cetrtr€. 081 I 620 ? I ?7 f,-meil rsmatam?7@gmail.com Webeitc. www.rsmate-m77.com

e) Patensijalan napas

(1) Semua pasien yang menjalani prosedur sedasi/ anestesi harus terjamin patensi

jalannapasnya dan dipantau secara terus-menerus

12i Subyektif suara nafas tambahr\ snoring gngling stridor

(3 ) Obyektif: modalitas USC, monitor tekanan airway pada mesin ventilator

(4) Jika terpasang ETT / LMA: pastikan posisi terpasang dengan benar

f) Ventilasi paru (obsewasi, auskultasi)

(I ) Semua pasien yang menjalani prosedur sedasi/ anestesi harus teryamin ventilasinya

adehraldar dipantau secara terus-menerus

(2) Subyektif pergerakan dinding dada, auskultasi dada

(3) Obyektif: Pemartauan karbon dioksida dengan kapnograf

g) Oksigenasi

(1) Semua pasien yang menjalani prosedur sedasi/ anest€si harus terjamin

oksigenasinyaadekuat dan dipantau secara terus-menerus

@ Subyektif akraVperfusi sianosis, aktivitas saraf simpatls, iryperhidrosis

(3) Obyektif: pulse oksimetri, analisa gas darah 5

h) Sirkulasi

(1) Semua pasien yang menjalani prosedur sedasi/ anestesi harus teqamin sistem

sirkulasinyaadekuat dan dipantau secara terus-menerus

(2) SubyeLtit: Akral/perfusi, palpasi denyut nadi dan auskultasi bunyi jantung

dengansthetoscope precordial

(3) Obyektif: Elektrokardiogram (EKG), frekuensi denyutjantung, tekanan darah

invasiflnon-invasif

i) Temperatur tubuh

(l) Semua pasien yang menjalani prosedur sedasi/ anestesi harus terjamin

temperarurtubuhnya optimal dan dipantau secara terus-menerus


PT, MEITCIRIM MEDAI MANDIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


llxprta/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mencirin No. 77, Babura, Kec. Medan Barq Kola Medan, Sumatera UtaB 20 I 54 Telp. 06 I - 452 2 EE6
CrI Cetrtre. 081I 620 ? 177 E-mril rsnratamTT@).gmail.crm Website- www.rsmata-m77.com
(2) Temperatur hrbuh optimal menyesuaikan kebutuhan pasien:

(3) Normothermia: semua pasien @iatric dan pasien pada umurnnya

(4) Permissive hypothermia: digrunkan sesuai indikasi pada kondisi pasca henti

jantung,prosedur bedahjantung, srateg proteksi otak pada prosedur bedah saraf

4. Pencalatan data untuk sedasi berat / dalam:

a. Respons Erhadap perintah verbal atau stimulus yang lebih intens (kecuali

dikontraindikasikan)

b. Pemantauan kontinuu seperti pada prosedw anesthesia r.unum


PT. MEI{CIRIM MEDAN MAi{DIRI

RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


lasuta/
MENCIRIM TUJUH TUJUH
Jl. Sei Mcncirim No. 7?, Babura, Kec. Medan Bam, Kou Medan, SunaEra Ulara 2o154 T€lp. 06l - 452 2 EE6
Crll Ceotre. 081 I 620 7177 f,-mril rsrnalamTT@gmail.com Website. www-rffiuta-m77.com

REFERENSI

l. Anesthesia Care Team. Statement on the anesthesia care team. Disetujui oleh ASA House

ofDelegates, 2009.

2. Ambulatory Surgical Care. Guidelines tbr ambulatory anesthesia and surgery. Disetujui

olehASA House ofDelegates; 2008.

3. American Society of Anesthesiologist. Practice guidelines for sedation and analgesia by

non-anesthesiologists: an updated report by the American Society of Anesthesiologist

Task Force on sedation and analgesia by non-anesthesiologts. Anesthesiolog,.

2002;96:10o4-17.

4. Pain lvledicine. Statement on anesthetic care during interventional pain procedures for

adults.Disetujui oleh ASA House of Delegates; 2010.

5. Standards and Practice Parameters. Standards for basic anesthetic monitoring. Disetujui

olehASA House ofDelegates; 2010.

6. Isngadi, Jaya W, Basuki DR, Karmini, Asmoro A, Laksono RM, et al. Panduan Praktik

Klinis Pelayanan Anestesi. 'l"t ed. Malang: SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif

RSUD DR. Saiful AnwarMalang;2018.

7. Baldini G, Butterworth JF, Cowles CE, Frolich MA, Giesecke NM, Ilfeld BM, et al.

Morganand Mikhail's Clinical Anesthesiology. 6& ed. New York: Mccraw Hill; 2018.

Anda mungkin juga menyukai