Anda di halaman 1dari 3

SOP HORDEOLUM

No. Dokumen :…………

SOP No. Revisi : …………


(huruf
capital
dan tebal)
Tanggal Terbit : ………….

Halaman : ………….

Puskesmas Tanda tangan Kapus Edita Linda,SKM

Menjalin NIP.197901302005022003

1. Pengertian Hordeolum adalah peradangan supuratif kelenjar kelopak mata.


Biasanya merupakan infeksi Staphylococcus pada kelenjar sebasea
kelopak. Dikenal dua bentuk hordeolum internum dan eksternum.
Hordolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau
Moll. Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang
terletak di dalam tarsus.Hordeolum mudah timbul pada individu yang
menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk


penatalaksanaanpasien dengan Hordeolum

3. Kebiajakan SK Kepala Puskesmas No.004/2014 tentang pelayanan klinis

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07 /


MENKES / 1186 / 2022 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

5. Alat dan 1.
bahan

6. Langkah - a. Petugas mempersiapkan alat pemeriksaan berupa tensimeter,


langkah stetoskop, senter, dan set bedah minor
b. Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien. Keluhan yang
ditemukan kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan
mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan, serta perasaan tidak
nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata.
c. Melakukan pemeriksaan fisik dasar dan penunjang oftalmologis.
d. Menemukan hasil pemeriksaan berupa kelopak mata bengkak,
merah, dan nyeri pada perabaan. Nanah dapat keluar dari
pangkal rambut (hordeolum eksternum). Apabila sudah terjadi
abses dapat timbul undulasi.
e. Melakukan penegakan diagnosis dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
f. Menentukan diagnosis banding yang berupa selulitis preseptal,
kalazion, granuloma piogenik.
g. Memberikan penatalaksanaan berupa :
1) Mengompres mata dengan air hangat 4-6 kali sehari selama 15
menit setiap kalinya untuk membantu drainase. Tindakan
dilakukan dengan mata tertutup.
2) Membersihkan kelopak mata denga air atau sabun atau
sampu yang tidak iritatif.
3) Tidak menusuk hordeolum.
4) Menghindari make-up pada mata.
5) Tidak memakai lensa kontak.
6) Dan memberikan obat berupa Oxytetrasiklin salep mata atau
kloramfenikol salep mata setiap 8 jam. Apabila menggunakan
kloramfenikol tetes mata sebanyak 1 tetes tiap 2 jam.
7) Bila perlu, memberikan terapi oral sistemik erithromisin 500
mg pada dewasa dan anak sesuai berat badan atau
diklosasilin 4x sehari selama 3 hari.
h. Memberikan konseling dan edukasi berupa hordeolum dapat
berulang sehingga perlu diberi tahu pasien dan keluarga untuk
menjaga higiene dan kebersihan lingkungan.
i. Merencanakan tindak lanjut berupa Bila dengan pengobatan
konservatif tidak berespon dengan baik, maka prosedur
pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada
hordeolum.
j. Mempertimbangkan merujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut
apabila tidak ada respon dengan pengobatan konservatif dan
hordeolum berulang

8) Bagan Alir
Melakukan melakukan vital Menegakan diagnose
sign dan berdasarkan hasil
anamnesis
pemeriksaan fisik pemeriksaan
pada pasien

menulis hasil
Menulis Memberikan tata
anamnesa, laksana pada pasien
diagnose pasien
ke buku register pemeriksaan dan sesuai hasil
diagnose ke pemeriksaan
rekam medic
9) Hal – hal Kaji Ulang Untuk Ketepatan Diagnosia
yang perlu
diperhatikan

9. Unit terkait 1. Poli Umum

10. Dokumen 1. Rekam medis dan catatan tindakan


terkait

11. Rekam No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan


Historis

Anda mungkin juga menyukai