Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN

RAWAT INAP

I. Pendahuluan
Puskesmas perawatan atau puskesmas rawat inap adalah
Puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk
menolong penderita gawat darurat, baik berupa tindakan operatif
terbatas maupun rawat inap sementara.
Puskesmas Menjalin dijadikan Puskesmas Perawatan atau
Puskesmas rawat inap karena :
1. Puskesmas Terletak kurang lebih 60 km dari rumah sakit.
2. Puskesmas mudah dijangkau dengan kendaraan bermotor
3. Puskesmas dipimpin oleh SKM (memiliki 4 dokter) dan
memiliki tenaga keperawatan 4 PNS dan 16 Non PNS
4. Jumlah kunjungan Puskesmas lebih dari 50 orang per hari
5. Pemerintah Daerah bersedia menyediakan dana rutin yang
memadai.
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Menjalin yang
tersebar di 8 desa adalah 21.382 jiwa. Mayoritas penduduk terdiri
dari Suku Dayak (75%), sisanya Suku Jawa, Melayu, Bugis, Cina
Keturunan dan lain-lain. Sedangkan agama yang dianut mayoritas
beragama Katolik. Tingkat pendidikan penduduk rata-rata Sekolah
Dasar (SD) dan bermata pencaharian sebagian besar di bidang
pertanian dan perkebunan.
Sarana umum yang tersedia meliputi sarana pendidikan (TK 2
buah, SD 28, SMP 7 buah SMU/SMK 4 buah). Sarana peribadatan
(Masjid 2 buah, Surau 6 buah, Gereja 20 buah, Kapel 34 buah), pasar
tradisional dan beberapa sarana umum lainnya.
Karakter wilayah Kecamatan Menjalin sebagian berbukit dan
rawa, serta dilewati oleh enam sungai yakni ; Sungai Mempawah,
Sungai Sompak, Sungai Pantan, Sungai Nyawan dan Sungai Sabunga.
Transportasi 90% melewati darat dengan kondisi jalan yang
sebagian besar berupa jalan tanah dan masih banyak jalan yang tidak
bisa dilalui kendaraan bermotor, dan sisanya melalui transportasi air.
Bangunan rumah sebagian besar parmanen dengan sistem
pembuangan sampah dibakar dan dibuang kedalam hutan. Sumber
air minum berasal dari air Gunung, air sungai, air hujan dan air
tanah. Pada musim kemarau kebanyakan daerah di Kecamatan
Menjalin mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih yang
disebabkan oleh rusaknya hutan di hulu sungai, dan sebaliknya
ketika musim penghujan sebagian wilayah Kecamatan Menjalin
terkena banjir.

II. Tujuan
Pedoman rawat inap Puskesmas Menjalin bertujuan untuk
menjadi acuan dalam memberi pelayanan kepada pasien rawat inap
baik pasien anak maupun dewasa. Sehingga pada akhirnya pelayanan
klinis dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

III. Ruang Lingkup


Ruang lingkup pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Menjalin
meliputi pelayanan orang sakit pada :
1. Pasien Dewasa
2. Pasien Geriatri
3. Pasien anak
Pelayanan yang diberikan pada pasien yang di rawat inap pada
Puskesmas Menjalin dengan kriteria penyakit yang sudah ditetapkan
pada SK Kepala Puskesmas Menjalin. Pelayanan di rawat inap juga
mencakup pemberian konsultasi kepada pasien jika didapatkan
pasien yang membutuhkan konsultasi lebih lanjut misalnya gizi
buruk, TB dll . Jika pasien di rawat inap di Puskesmas Menjalin tidak
menunjukkan kondisi perbaikan atau ditemukan diagnosa lain dari
hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium) yang tidak bisa di layani
di rawat inap Puskesmas maka dilakukan proses rujukan ke Rumah
Sakit yang terdekat.

IV. Batasan Operasional


1. Rawat Inap adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien
untuk tujuan pengamatan, diagnostis, pengobatan.
2. Pasien rawat inap adalah pasien Puskesmas yang mendapatkan
pelayanan kesehatan dengan kondisi harus dilakukan perawatan
lebih lanjut di Puskesmas.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tambahan terhadap pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan dokter untuk mendapatkan kepastian diagnosa dan
ketepatan terapi terhadap pasien.
4. Konsultasi
Upaya memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien
mengenai hal hal yang harus diketahui berhubungan dengan
kondisi kesehatannya.

V. Sumber daya
1. PNS
- Nur Rochman, S. Kep., Ners
- Ns. Ari Fatria Darma, S.Kep
- Utin H. S A.Md. Kep
- Frengki Suhermin A.Md. Kep
- Bona Ventura F.V.C, A.Md.Kep
- Dr. Utin
- Dr. Vio
- Dr. Neo
2. Non PNS
- Torina Eka, A.Md. Kep
- Suminarti Ado, A.Md.Kep
- Elaria, A.Md.Kep
- Agustina R.F Lia, A.Md.Kep
- Ignatius Febri, A.Md.Kep
- Mayang Sari, A.Md.Kep
- Faula Della, A.Md.Kep
- Vlagia Junita, A.Md.Kep
- Gantoro, A.Md.Kep
- Oviella Resty, A.Md.Kep
- Ns. Ryan Pamuka Ari, S.Kep
- Vemmi, Amd.Kep
- Yeremias Ferry, Amd.Kep
- Ns. Fransiska Berti, S.Kep

VI. Alur layanana Rawat Inap


- Petugas menerima pasien dari UGD.
- Petugas menyiapkan tempat tidur untuk pasien sesuai dengan
pesanan kamar,
- Petugas memindahkan pasien ke dalam ruangan yang telah
disediakan.
- Petugas mengorientasikan fasilitas yang ada di rawat inap
- Petugas memberi informasi hal-hal yang boleh dan yang tidak
boleh dilakukan
- Petugas memberi informasi kepada pasien agar melaporkan
kepada petugas jika ada hal-hal yang kurang berkenan,
- Petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital setiap jam
06.00 WIB, jam 12.00 WIB, , dan jam 17.00 WIB sekaligus
menganamnesa keluhan yang di alami pasien saat itu untuk
dituliskan pada lembar perjalanan penyakit.
- Dokter melakukan visite setiap hari pada jam 09.00 WIB atau
jika suatu saat pasien benar-benar membutuhkan visite karena
kondisi penyakitnya.
- Petugas Rawat inap melengkapi terapi yang diresepkan dokter saat
visite.
- Jika ada terapi injeksi antibiotika petugas melakukan skin test
terlebih dahulu untuk menghindari anafilaktik syok
- Petugas memberikan terapi injeksi antibiotika jam 07.00 WIB dan
19.00 atau jam 11.00 WIB dan 23.00 WIB jika terapi 2 kali
pemberian dalam 24 jam, Jika pemberian 3 kali dalam 24 jam
diberikan pada jam 07.00 WIB, jam 15.00 WIB dan jam 23.00 WIB.
- Petugas mencatat semua tindakan yang dilakukan pada pasien
dalam rekam medis
- Petugas melaporkan pada dokter jika didapatkan ada hal yang
penting dilaporkan mengenai kondisi kesehatannya pasien,
- Petugas melaporkan kepada koordinator rawat inap jika
didapatkan KTD, KTC, KPC dan KNC pada pasien untuk segera di

VII. Peralatan
 Tabung O2 dan humidifier
 Nebulizer set
 Suction
 Lampu tindakan
 Sterilisator
 Sketsel
 Heacting set
 Spuit
 Aligator
 Nierbeken
 Kom
 Tromol kassa
 Timbangan bayi
 Timbangan dewasa
 Stetoscope
 Tensimeter
 Termometer

VIII. LOGISTIK
Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan klinis yang
bermutu, maka perlu didukung oleh penyediaan logistik yang
memadai dan optimal, melalui perencanaan yang baik dan
berdasarkan kebutuhan pasien dan usulan petugas rawat inap atas
dasar kebutuhan pasien dan demi kelancaran dari pelayanan di rawat
inap. Ketersediaan logistik harus dijamin kecukupannya dan
pemeliharaan yang sudah dianggarkan dan dijadwalkan. Pengadaan
alat dan bahan dalam pelaksanaan upaya klinis Puskesmas
diselenggarakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dalam pengadaan logistik rawat inap melakukan usulan kepada
dokter penanggung jawab rawat inap untuk disampaikan pada
pimpinan Puskesmasdalam rangka mendapatkan persetujuan.
Sumber dana untuk pembelian logistik berasal dari APBD dan
swadaya rawat inap sendiri.

IX. Keselamatan Pasien


Ada enam sasaran keselamatan pasien, yaitu:
1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien
2. Komunikasi efektif
3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat
4. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan
keperawatan
5. Pengurangan terjadinya resiko infeksi di Puskesmas
6. Tidak Terjadinya pasien jatuh
Upaya Puskesmas untuk mencapai enam sasaran keselamatan pasien
tersebut adalah :
1. Melakukan identifikasi pasien dengan benar
Indikator melakukan identifikasi pasien secara benar adalah:
a.Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, seperti nama
pasien dan tanggal lahir pasien, tidak termasuk nomor dan lokasi kamar.
b.Pasien diidentifikasi sebelum melakukan pemberian obat atau tindakan
lainnya.
c.Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah, dan specimen lain untuk
keperluan pemeriksaan.
d.Pasien diidentifikasi sebelum memberikan perawatan atau prosedur
lainnya.
Prosedur dalam identifikasi pasien :
1.Petugas Puskesmas mengidentifikasi pasien dilakukan mulai saat pasien
mendaftar, memperoleh pelayanan sampai pasien pulang terutama pasien
anak dan bayi,
2.Petugas Puskesmas mengawali dengan memperkenalkan diri pada pasien,
3.Petugas Puskesmas menanyakan data pasien meliputi: nama lengkap
pasien, umur/tanggal lahir dan pernah di rawat di Puskesmas Menjalin
untuk pencarian nomor rekam medis yang lama (Jangan menyebutkan
nama atau menanyakan apakah nama pasien sudah benar,
Sebaliknya, minta pasien untuk menyebutkan namanya),
4.Setiap sebelum memberikan pelayanan pasien, petugas rawat inap
harus melakukan identifikasi pasien,
5.Petugas Puskesmas menggunakan komunikasi aktif (berupa pertanyaan
terbuka) dalam mengidentifikasi pasien,
6.Petugas rawat inap memberikan pertanyaan terbuka menanyakan
nama lengkap pasien; “Siapa nama lengkap Bapak / Ibu?”
7.Saat pasien menyebutkan nama lengkapnya, petugas rawat inap
mencocokkan dengan gelang identitas pasien.
8.Petugas Puskesmas memberikan pertanyaan terbuka menanyakan tanggal
lahir pasien/ umur ; “Kapan tanggal lahir/ umur Bapak / Ibu?”
9.Saat pasien menyebutkan tanggal lahirnya, Petugas Puskesmas
mencocokkan dengan gelang identitas pasien.
10.Petugas Puskesmas dapat melanjutkan pelayanan medis yang akan
diberikannya bila kedua identitas yang disebutkan pasien telah sesuai
dengan yang tercantum dalam gelang identitas,
11.Petugas Puskesmas melakukan konfirmasi dengan keluarga bila salah
satu identitas yang disebutkan pasien tidak sesuai dengan yang tercantum
dalam gelang identitas,
12.Petugas Puskesmas menjelaskan kepada pasien mengenai pelayanan
medis yang kan diberikannya.
13.Pada kondisi pasien yang tidak dapat berkomunikasi mis pada pasien
tidak sadar , tidak dapat berkomunikasi karena terhalangmasalah bahasa
dan tidak ada penterjemah, karena usia (bayi), gangguan kognitif (dementia
atau kelainan mental), Identifikasi dilakukan dengan memeriksa Nama
lengkap pasien dan Identitas lain (seperti tanggal lahir, KTP) pada gelang
identitas pasien, dicocokan dengan informasi yang telah dimiliki ruang
rawat inap (rekam medis, resep, atau tabung specimen).
14.Petugas Puskesmas yang memasanggelang identitas pasien harus
menuliskan tanggal dan jam masuk Puskesmas pada gelang
identitas,Untuk identifikasi pasien terlantar/ tidak ada keluarga,
15.Petugas Puskesmas dalam mengidentifikasi pasien terlantar/ tidak ada
keluarga (Mr X1, Mr X2 dst) dengan mencocokkan gelang identitas pasien
yang meliputi nama pasien, tanggal dan jam masuk UGD Puskesmas dan
nomor rekam medis,
16.Dalam mengidentifikasi bayi baru lahir petugas Puskesmas memberikan
gelang identitas bayi lahir denganmemberikan nama lengkap ibu (Contoh:
By Ny. Ana Suryana) dan nomor rekam medis ibu. Dalam waktu 24 jam
pada gelang identitas bayi ditambahkan nomor rekam medis bayi dan
dibuatkan rekam medik baru dan terpisah dari ibu,
17.Petugas Puskesmas memberikan gelang identitas sesuai waktu bayi lahir
dengan memberikan nama ibu dan nomor rekam medis ibu ditambah nomor
urut kelahiran (Contoh: By Ny. Ana Suryana 1, By. Ny Ana Suryana 2)
untuk mengidentifikasi bayi kembar baru lahir,
18.Koordinator rawat inap dan PONED melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan identifikasi pasien di tiap-tiap unit masing-masing,
Koordinator rawat inap dan PONED merencanakan tindak lanjut jika
pelaksanaan tidak sesuai dengan tujuan.
2. Pemasangan Gelang Identifikasi Pasien
Prosedur pemasangan gelang pasien yang benar adalah
a) Petugas Puskesmas menganamnesa identitas pasien pada saat proses
identifikasi pasien,
b) Petugas Puskesmas membuat label pada gelang identitas pasien memuat
4 (empat) identitas pasien, yaitu nama lengkap di sisi kiri atas, tanggal
lahir/ umur di sisi kiri bawah, jenis kelamin (P untuk perempuan dan L
untuk laki-laki) di sisi kanan bawah, dan nomor rekam medis di sisi kanan
atas.
c)Petugas UGD dan PONED memasangkan gelang identitas pasien sewaktu
pasien masuk pada unitnya masing-masing,
d)Petugas menanyakan nama lengkap dan tanggal lahir pasien sebelum
memasangkan gelang identitas pasien,
e)Petugas memasang gelang identitas pasien pada tangan yang tidak
dipasang infuse,
f)Pasang gelang identitas pasien dengan memberi ruang/ jarak kulit dengan
gelang ± 2 cm. (lihat gambar)

g)Petugas mengganti gelang identitas bila selama perawatan gelang identitas


rusak atau terjadi infeksi pada lokasi pemasangan gelang, .
h)Petugas melepaskan gelang identitas di ruang rawat inap / PONED bila
pasien pulang atau meninggal oleh perawat/ bidan penanggung jawab
pasien,
i)Petugas melepaskan gelang identitas dengan cara memasukkan jari
diantara tangan pasiendan gelang Identitas kemudian menggunting gelang
identitas tersebut,

Cara pengguntingan lihat gambar

a)Petugas membuang gelang yang sudah digunting ke tempat sampah,


b)Bila pasien menolak pemasangan gelang identitas maka pasien harus
menandatangani formulir penolakan tindakan,
c)Koordinator rawat inap dan PONED melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan pemasangan gelang identifikasi pasien di tiap-tiap unit masing-
masing,
d)Koordinator rawat inap dan PONED merencanakan tindak lanjut jika
pelaksanaan tidak sesuai dengan tujuan.

3.Meningkatkan komunikasi effektif


Prosedurnya adalah :
Metode Komunikasi Verbal
1.Petugas rawat inap/ PONED melaporkan kondisi pasien/ hasil test
laboratorium yang kritis kepada Dokter penaggungjawab menggunakan
teknik Komunikasi SBAR (Situation - Background – Assessment –
Recommendation),
2.Dokter memberi instruksi verbal kepada maka Petugas rawat inap/
PONED,
3.Petugas rawat inap/ PONEDmenerapkan write down read back/ TBaK 
Tulis Baca Kembali,
4.Petugas rawat inap/ PONEDyang menerima instruksi per telepon/ lisan/
hasil test laboratorium yang kritis menuliskan/ Tulis (write down) pesan
yang disampaikan pengirim di catatan terintegrasi,
5.Petugas rawat inap/ PONED yang menerima instruksi secara verbal /
lisan bertanggung jawab untuk mencatatinstruksi tersebut pada lembar
catatan terintegrasi di status rekam medis pasien meliputi :
a.Tanggal dan jam pesan diterima.
b.Dosis yang akan diberikan dan waktu pemberian harus spesifik untuk
menghindarikesalahan penafsiran.
6.Petugas rawat inap/ PONEDmembacakan kembali /BaK (read back)
kepada pengirim pesan per telepon/ lisan untuk konfirmasi kebenaran
pesan yang dituliskan, termasuk nama pasien, tanggal lahir dan
diagnosis.setelah dituliskan, pesan/ hasil test laboratorium yang kritis ,
7.Petugas rawat inap/ PONEDmenulis nama dokter yang memberikan
pesan,
8.Petugas rawat inap/ PONED menulis nama dan tanda tangan sebagai
tanda yang menerima pesan,
9.Petugas rawat inap/ PONEDmemverifikasi dokter pengirim pesan dengan
menandatangani catatan pesan yang ditulis penerima pesan sebagai tanda
persetujuan dalam waktu 1 x 24 jam.
Metode Komunikasi Tertulis:
10.Dokter menuliskan instruksi harus dilakukan secara lengkap dapat
terbaca dengan jelas agar sumber instruksi dapat dilacak bila diperlukan
verifikasi,
11.Dokter menuliskan harus menuliskan nama lengkap dan tanda tangan
penulis, serta tanggal dan waktu penulisan instruksi setiap penulisan
instruksi,
12.Dalam menuliskan instruksi dokter hendaknya menghindari penggunaan
singkatan, akronim, dan simbol yang berpotensi menimbulkan masalah
dalam penulisan instruksi dan dokumentasi medis (misalnya catatan
lanjutan keperawatan, anamnesis, pemeriksaan fisis, pengkajian awal
keperawatan,),
13.Koordinator rawat inap dan PONED melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan komunikasi effektif di tiap-tiap unit masing-masing,
14.Koordinator rawat inap dan PONED merencanakan tindak lanjut jika
pelaksanaan tidak sesuai dengan tujuan.

4.Penerapan 7 benar dalam menunjang medication safety


Prosedur
a.Benar Pasien:
1.Petugas menggunakan minimal 2 identitas pasien dalam mengidentifikasi
pasien,
2.Petugas mencocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi terapi
tertulis,
3.Petugasmenganamnesis riwayat alergi pasien,
4.Petugasmenganamnesis kehamilan/ menyusui,
5.Petugas menganamnesis lengkap riwayat obat/ penggunaan obat saat ini
dan membuat daftar obat- obat tersebut,
6.Petugasmembandingkan pemberian obat saat ini dengan daftar obat yang
digunakan pasien di rumah (termasuk kelalaian, duplikasi, penyesuaian,
kehilangan/ menghilangkan, interaksi, atau tambahan obat).
7.Petugasmengidentifikasi pasien yang akan mendapat obat dengan
kewaspadaan tinggi dilakukan oleh dua orang yang kompeten  double
check.
b.Benar Obat
8.Petugasmemberi label semua obat dan tempat obat (syringes, cangkir
obat, baskom obat), dan larutan lain.
9.Petugasmenuliskan pada label nama obat, kekuatan, jumlah, kuantitas,
pengenceran dan volume, tanggal persiapan, tanggal kadaluarsa jika tidak
digunakan dalam 24 jam dan tanggal kadaluarsa jika kurang dari 24 jam.
10.Petugas melakukan verifikasi semua obat dan larutan minimal 2 orang
secara verbal dan visual jika orang yang menyiapkan obat bukan yang
memberikannya ke pasien,
11.Petugasmelakukan pemberian label tiap obat atau larutan segera setelah
obat disiapkan jika tidak segera diberikan,
12.Petugas memberi label pada syringes setelah obat disiapkan/diisi
( jangan pada saat syringe masih kosong)
13.Petugasmenyiapkan satu obat atau larutan pada satu saat. Beri label
hanya untuk satu obat atau larutan pada satu saat,
14.Petugasmembuang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada
labelnya,
15.Saat pergantian tugas/ jaga, petugas mereview semua obat dan larutan
oleh etugas lama dan petugas baru secara bersama,
16.petugas mengubah daftar obat/ kardeks jika terdapat perubahan obat,
17.Dua petugas yang berkompeten mengecek kebenaran jenis obat yang
perlu kewaspadaan tinggi ,
c.Benar Dosis
18.Dua orang yang berkompeten mengngecek dan menghitung (double cek)
jika ada untuk dosis/ volume obat, terutama yang memerlukan
kewaspadaan tinggi,
19.Petugas mengkonsultasikan dengan dokter yang menuliskan resep jika
ragu,.
20.Petugas saat menyiapkan obat berkonsentrasi penuh untuk menghindari
gangguan.
d.Benar Waktu
21.Petugas memberikan obat dan menginformasikan sesuai waktu yang
ditentukan:
•Sebelum makan, setelah makan, saat makan.
•Perhatikan waktu pemberian:
•3 x sehari  tiap 8 jam.
•2 x sehari  tiap 12 jam. Sehari sekali  tiap 24 jam. Selang sehari  tiap
48 jam
22. Petugas memberikan obat dengan segera setelah diinstruksikan oleh
dokter,
23. Petugas meneliti dengan benar bahwa obat belum memasuki masa
kadaluarsa.
e.Benar Cara/ Route Pemberian
24.Petugas memberikan obat sesuai dengan cara pemberian obat, bentuk
dan jenis obat :
•Slow-Release tidak boleh digerus
•Enteric coated tidak boleh digerus.
•Obat-obat yang akan diberikan per NGT sebaiknya adalah obat cair/ sirup,
25.Petugas dalam memberikan obat obat sedapat mungkin berjarak dan
jadwal pemberian obat dan nutrisi juga berjarak.
f.Benar Dokumentasi
26.Petugas mendokumentasikan setiap perubahan yang terjadi pada pasien
setelah mendapat obat,
27.Petugas langsung menuliskan bukti nama dan tanda tangan/ paraf
setelah memberikan obat pada dokumen rekam medik,
28.Petugas/ dokter menuliskan nama dan paraf jika ada perubahan jenis/
dosis/ jadwal/ cara pemberian obat
29.Dokter memberikan coretan dan terakhir garis( ujungnya) diberi paraf
jika penulisan resep salah,
Contoh:
Lasix tab, 1 x 40 mg Jcmd  Lasix inj, 1 x 40 mg iv.
30.Petugas mendokumentasikan respon pasien terhadap pengobatan: Efek
Samping Obat (ESO) dicatat dalam rekam medik & Form Pelaporan Insiden
+ Formulir Pelaporan Efek Samping Obat
31.Petugas melaporkan Insiden dikirim ke Tim Keselamatan Pasien di Unit
Pelayanan Jaminan Mutu. Pelaporan Efek Samping Obat dikirim ke Komite
Farmasi dan Terapi,
32.Petugas mendokumentasikan KNC terkait pengobatan, :
•Format PelaporanInsiden ke Tim Keselamatan Pasien.
•Dokumentasikan Kejadian Tidak Diharapkan
•Format Pelaporan Insiden ke Tim Keselamatan Pasien.
g.Benar Informasi
33.Petugas mengkomunikasikan semua rencana tindakan/ pengobatan
harus dikomunikasikan pada pasien & atau keluarganya,
34.Petugas menjelaskan tujuan & cara mengkonsumsi obat yang benar,
35.Petugas menjelaskan efek samping yang mungkin timbul.
36.Petugas mengkomunikasikan rencana lama terapi pada pasien,

X. Penutup
Penanggung jawab penyelenggaraan pelayanan klinis di rawat
inap Puskesmas Menjalin adalah Kepala Puskesmas Menjalin.
Sedangkan penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten Landak adalah dinas
kesehatan kabupaten Landak. Puskesmas bertanggungjawab
hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten Landak sesuai dengan
kemampuannya. Tujuan pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya
tujuan pembangunan kesehatan nasional. Yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas, agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Penanggung Jawab Kegiatan

EDITA LINDA, SKM NUR ROCHMAN, S.KEP.,NERS


NIP. 19790130 200502 2 003 NIP. 19931230 202203 1 008

Anda mungkin juga menyukai