Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN HASIL MINI RISET

“PENGARUH PESERTA DIDIK SULIT DALAM MEMAHAMI


PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII DAN IX DI SMP
SWASTA CERDAS MURNI”

Mini Riset ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Mohammad Aji Prasetya, M.Pd

Disusun Oleh :

PMM-2/Sem.III

Kelompok 4

Ahmadsyah Fauzian Rambe (0305212083)

Farizi Aqfi (0305212088)

Atika Rahmah (0305212086)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan mini riset yang berjudul “Pengaruh Peserta Didik Sulit Dalam Memahami
Pembelajaran Matematika Kelas VIII dan IX di SMP Swasta Cerdas Murni”. Shalawat serta
salam semoga tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad Saw yang selalu kita
harapkan syafa’atnya kelak di yaumul akhir kelak.

Selanjutnya, dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, arahan dan motivasi kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mini riset ini dengan baik, dan khususnya kepada
Bapak dosen pengampu yaitu Bapak Mohamad Aji Prasetia, M. Pd.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan mini riset ini masih terdapat banyak sekali
kekurangan dan jauh sekali dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami
harapkan demi perbaikan kedepannya. Semoga mini riset ini tidak hanya bermanfaat bagi kami,
tapi juga bagi para pembaca. Akhirnya, hanya kehendak Allah-lah kami mohon petunjuk dan
berserah diri serta memohon ampunan dan perlindungan. Aamiin yaa rabbal’alamiin.

Medan, 28 November 2022

Penulis (Kelompok 4)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN........................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah................................................................................................................2
C. Rumusan Masalah...................................................................................................................3
D. Tujuan Penelitian....................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
LANDASAN TEORI.......................................................................................................................4
A. Bangunan Teori / Grand Teori................................................................................................4
BAB III..........................................................................................................................................12
METODE PENELITIAN..............................................................................................................12
A. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................................................12
B. Metode Penelitian................................................................................................................12
C. Identifikasi Variabel.............................................................................................................12
D. Populasi dan Sampel Penelitian...........................................................................................12
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................................13
BAB IV..........................................................................................................................................16
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................................................................16
A. Statistik Deskriptif................................................................................................................16
B. Mean, Median, dan Modus...................................................................................................17
C. Uji Normalitas......................................................................................................................18
BAB 5............................................................................................................................................21
PENUTUP DAN KESIMPULAN.................................................................................................21
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................21
B. SARAN.................................................................................................................................21
C. KETERBATASAN PENELITIAN.......................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................22
DOKUMENTASI PENELITIAN..................................................................................................23
BAB I

LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur,


mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat menumbuhkan
dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar. Pembelajaran juga dikatakan sebagai
proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam melakukan proses
belajar. Peran dari guru sebagai pembimbing bertolak dari banyaknya peserta didik yang
bermasalah. Dalam belajar tentunya banyak perbedaan, seperti adanya peserta didik yang
mampu mencerna materi pelajaran, ada pula peserta didik yang lambah dalam mencerna
materi pelajaran. Kedua perbedaan inilah yang menyebabkan guru mampu mengatur strategi
dalam pembelajaran yang sesuai dengan keadaan setiap peserta didik. Oleh karena itu, jika
hakikat belajar adalah “perubahan”, maka hakikat pembelajaran adalah “pengaturan”.
Kesulitan belajar merupakan salah satu hambatan yang biasa dialami oleh siswa yang
sedang belajar sesuatu. Kesulitan dalam belajar ini bisa berasal dari berbagai faktor, dan
tentunya kesulitan belajar ini harus segera diketahui agar nantinya bisa ditemukan juga solusi
yang tepat untuk menghadapi dan menyelesaikannya. Seorang siswa apalagi masih ditingkat
sekolah dasar pasti belum bisa menyadari kesulitan-kesulitan belajar yang mereka alami,
untuk itu peneliti sangat ingin membantu dengan mencari tau dan menganalisis kesulitan
belajar apa saja yang dialami oleh siswa. Mata pelajaran matematika hampir bisa dikatakan
sebagai mata pelajaran yang menampilkan momok mengerikan karena ada banyak persoalan
yang terkait dengan angka-angka yang sulit dipecahkan.

Setiap generasi manusia menyadari pentingnya mempelajari matematika. Pada masa


Plato, matematika diajarkan sebagai pengasah otak untuk kebutuhan filsafat. Pada abad
pertengahan, matematika diajarkan untuk tujuan teologis. Dewasa ini, matematika diajarkan
untuk memenuhi kebutuhan industri, ilmu pengetahuan, perdagangan, teknologi, dan untuk
hampir semua kebutuhan sehari-hari. Dalam dunia pendidikan, pelajaran matematika
dianggap sebagai pelajaran yang sangat penting yang penerapannya berguna dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pendidikan matematika penting diajarkan di sekolah
terutama sekolah dasar, karena dalam tingkatan sekolah dasar inilah matematika dasar
diajarkan untuk menjadi bekal mempelajari matematika pada tingkat selanjutnya yang
mungkin lebih rumit. Materi-materi sederhana seperti penjumlahan, pengurangan, dan
pembagian akan menjadi dasar bagi mereka untuk mengetahui cara berhitung yang kemudian
bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, banyak siswa yang menganggap

1
bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Ada berbagai faktor
yang dapat menyebabkan kesulitan belajar tersebut yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Ada banyak kesulitan belajar yang dialami siswa salah satunya adalah kesulitan dalam
materi yang berkaitan dengan angka dan berhitung. Masalah bisa timbul dalam wujud
kesulitan membedakan angka, simbol-simbol, serta bangun-bangun ruang (kemampuan
persepsi visual yang buruk), tidak sanggup mengingat dalil-dalil matematis (ingatan yang
buruk), menulis angka yang tidak terbaca atau dalam ukuran kecil (kelemahan fungsi
motorik), dan tidak memahami makna simbol-simbol matematis (pemahaman yang lemah
terhadap istilah-istilah matematis). Bentuk kelemahan lainnya meliputi lemahnya
kemampuan berpikir abstrak (memecahkan soal-soal dan melakukan perbandingan) serta
metakognisi (mengidentifikasi serta memanfaatkan algoritma dalam memecahkan soal-soal
matematika). Jadi dapat diperoleh pengertian bahwa kesulitan belajar matematika adalah
suatu kondisi dimana anak mengalami gangguan atau hambatan ketika mempelajari hal-hal
yang berkaitan dengan angka atau simbol.

Berdasarkan data dari angket yang telah kami buat dapat disimpulkan bahwa masih
banyak siswa dari kelas VIII dan IX mengalami kesulitan ketika memahami penjelasan yang
disampaikan oleh guru khususnya dalam pembelajaran matematika, potensi yang dimiliki
oleh masing-masing peserta didik berbeda-beda, dan metode pembelajaran yang digunakan
oleh guru sangat disiplin sehingga membuat peserta didik merasa tertekan.

Dari beberapa pemaparan diatas maka kami tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
tentang kesulitan belajar yang dialami siswa terutama dalam mata pelajaran matematika
sehingga kami akan melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Peserta Didik Sulit
Dalam Memahami Pembelajaran Matematika kelas VIII dan IX di SMP Swasta Cerdas
Murni”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan penelitian yang kami
lakukan dapat diidentifikasikan antara lain sebagai berikut :
1. Penjelasan yang disampaikan oleh guru masih belum dapat dipahami sepenuhnya oleh
peserta didik
2. Peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda dan dalam hal ini kebanyakan peserta
didik memiliki potensi diluar dari bidang matematika
3. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat disiplin sehingga membuat
peserta didik merasa tertekan

2
C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pokok masalah dalam
penelitian ini yaitu : Apa saja masalah yang mempengaruhi peserta didik kesulitan dalam
memahami pembelajaran matematika kelas VIII dan IX di SMPS Cerdas Murni ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian kami ini adalah untuk
mengetahui masalah yang mempengaruhi peserta didik kesulitan dalam memahami
pembelajaran matematika kelas VIII dan IX di SMPS Cerdas Murni.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Bangunan Teori / Grand Teori

a. Pengertian Peserta Didik

Pengertian siswa atau peserta didik menurut ketentuan umum undangundang RI


No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Dengan demikian peserta didik adalah orang
yang mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa
depan.

Oemar Hamalik mendefinisikan peserta didik sebagai suatu komponen masukan


dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga
menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Menurut
Abu Ahmadi peserta didik adalah sosok manusia sebagai individu/pribadi (manusia
seutuhnya). Individu di artikan "orang seorang tidak tergantung dari orang lain, dalam
arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar,
mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri".Sedangkan Hasbullah berpendapat bahwa
siswa sebagai peserta didik merupakan salah satu input yang ikut menentukan
keberhasilan proses pendidikan. Tanpa adanya peserta didik, sesungguhnya tidak akan
terjadi proses pengajaran. Sebabnya ialah karena peserta didiklah yang membutuhkan
pengajaran dan bukan guru, guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang ada pada
peserta didik.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, bisa dikatakan bahwa peserta didik


adalah orang/individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai
kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh pendidiknya.

b. Pengertian Kesulitan Belajar Matematika


Pengertian kesulitan dalam kamus umum Bahasa Indonesia menurut
Poerwadarminta (2007) adalah suatu keadaan yang sulit. Sedangkan pengertian belajar
menurut Winkel (1996), belajar adalah suatu aktifitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Sedangkan
menurut Slameto (2013), belajar adalah merupakan suatu usaha yang dilakukan

4
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa, belajar adalah proses perubahan
tingkah laku manusia yang telah berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan tersebut
dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan, pengetahuan, pemahaman, sikap dan
tingkah laku, kebiasaan, dan perubahan aspek lain yang ada pada manusia.
James dan James (Suwangsih, 2006), menyatakan matematika adalah ilmu
tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan
satu dengan yang lain dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang
yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang
eksak dan terorganisir secara sistematik.
Jadi kesulitan belajar matematika adalah keadaan dimana seseorang mengalami
kesulitan dalam melakukan suatu perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah
laku, kebiasaan, dan perubahan aspek lain yang ada pada manusia setelah berinteraksi
dengan lingkungan tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep
yang berhubungan satu dengan yang lain dengan jumlah yang banyak yang terbagi
kedalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri.

c. Faktor-faktor Kesulitan Belajar


Faktor penyebab kesulitan belajar siswa baik dalam diri siswa maupun diluar diri
siswa dapat dikelompokkan menjadi :
1. Faktor Intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang meliputi :
a. Sebab yang bersifat fisik :
1) Sakit
Seorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf
sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui
inderanya tidak dapat diteruskan ke otak.
2) Kurang Sehat
Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah
capek, mengantuk, pusing, daya kensentrasinya hilang, kurang semangat,
pikiran terganggu. Karena hal-hal ini maka penerimaan dan respon pelajaran
berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secar optimal memproses,
mengelola, menginterpretasi dan mengorganisasikan bahan pelajaran melalui
inderanya.
3) Cacat Tubuh
Cacat tubuh dikategorikan kedalam cacat ringan dan serius. Cacat ringan
seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, gangguan psikomotor.

5
Sedangkan cacat tubuh serius seperti buta, tuli, bisu, hilang tangan dan
kakinya.

2. Faktor Ekstern (faktor dari luar manusia)


a. Faktor Keluarga
1) Faktor Orang Tua
a) Cara mendidik anak Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan
anakanaknya, tidak memperhatikan kemajuan belajar anakanaknya akan
menjadi penyebab kesulitan belajarnya.
b) Hubungan orang tua dan anak Kasih sayang dari orang tua, perhatian atau
penghargaan kepada anak-anak menimbulkan mental yang sehat bagi
anak.
c) Bimbingan dari orang tua Orang tua merupakan contoh terdekat dari anak-
anaknya. Segala yang diperbuat orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh
anak-anaknya. Karenanya sikap orang tua yang bermalas-malasan tidak
baik, hendaknya dibuang jauh-jauh.
d) Suasana keluarga yang sangat ramai/gaduh, tidak mungkin anak dapat
belajar dengan baik. Anak akan selalu terganggu konsentrasinya, sehingga
sukar untuk belajar
2) Sarana/Prasarana
Kurangnya alat-alat belajar, kurangnya biaya yang disediakan oleh orang tua
dan tidak adanya tempat belajar yang baik akan menghambat kemajuan belajar
anak. Dan keadaan diamana ekonomi keluarga berlimpah ruah maka anak
akan menjadi segan belajar karena ia terlalu banyak bersenang-senang.
b. Faktor Sekolah
1) Guru
Guru dapat menjadi penyebab kesulitan belajar apabila :
a) Guru tidak berkualitas, baik dalam pengambilan metode yang digunakan
atau dalam mata pelajaran yang dipegangnya.
b) Hubungan guru dengan murid kurang baik, karena adanya sikap guru yang
tidak disenangi oleh murid-muridnya.
c) Guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan anak.
d) Guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar
siswa. Misalnya dalam bakat, minat, sifat, kebutuhan anak-anak, dan
sebagainya.
e) Metode mengajar guru yang dapat menimbulkan kesulitan belajar.

6
2) Faktor Alat
Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran yang tidak
baik. Tiadanya alat-alat membuat guru cenderung menggunakan metode
ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi anak, sehingga tidak mustahil
timbul kesulitan belajar.
3) Kondisi Gedung
Ruangan tempat belajar anak harus memenuhi syarat kesehatan seperti :
a) Ruangan harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar dapat masuk
ruangan, sinar dapat menerangi ruangan.
b) Dinding harus bersih, putih dan tidak kotor.
c) Lantai tidak becek, licin atau kotor.
d) Keadaan gedung yang jauh dari tempat keramaian, sehingga anak mudah
konsentrasi dalam belajar.

Apabila beberapa hal diatas tidak terpenuhi, maka situasi belajar kurang baik.
Anak-anak akan selalu gaduh, sehingga memungkinkan pelajaran terhambat.

4) Waktu Sekolah dan Disiplin Kurang


Apabila sekolah masuk sore, siang, malam, maka kondisi anak tidak lagi
dalam keadaan yang optimal untuk menerima pelajaran, sebab energi sudah
berkurang. Disamping itu, pelaksanaan disiplin yang kurang misalnya murid-
murid liar, sering terlambat datang, tugas yang diberikan tidak dilaksanakan,
kewajiban dilalaikan, sekolah berjalan tanpa kendali.
5) Faktor Media Massa dan Lingkungan Sosial
a) Faktor media massa meliputi : bioskop, TV, surat kabar, majalah, buku-
buku komik yang ada disekeliling kita. Hal itu akan menghambat belajar
apabila anak terlalu banyak waktu yang dipergunakan untuk itu, hingga
lupa akan tugasnya belajar.
b) Lingkungan Sosial
1. Teman bergaul Teman bergaul pengaruhnya sangat besar dan lebih
cepat masuk dalam jiwa anak. Apabila anak suka bergaul dengan
mereka yang tidak sekolah, maka ia akan malas belajar, sebab cara
hidup anak yang bersekolah berlainan dengan anak yang tidak
bersekolah.
2. Lingkungan tetangga Corak kehidupan tetangga, misalnya suka main
judi, minum arak, menganggur, pedagang, tidak suka belajar, akan
mempengaruhi anak-anak yang bersekolah. Minimal tidak ada
motivasi bagi anak untuk belajar.

7
3. Aktivitas dalam masyarakat Terlalu banyak berorganisasi, kursus ini
itu, akan menyebabkan belajar anak menjadi terbengkelai. Orang tua
harus mengawasi, agar kegiatan ekstra diluar belajar dapat diikuti
tanpa melupakan tugas belajarnya.

d. Dampak Kesulitan Belajar


Kesulitan belajar akan memberikan dampak yang besar bagi peserta didik, tidak
hanya berdampak pada pertumbuhan dan perkembangannya saja, tetapi juga dapat
mempengaruhi interaksi peserta didik dengan lingkungannya. Berbagai dampak kesulitan
belajar menurut antara lain :
1) Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik akan terhambat
Peserta didik berkesulitan belajar cenderung pendiam, menutup diri dan tidak mau
bergaul dengan teman lainnya. Hal ini mengakibatkan peserta didik merasa kesulitan
untuk bertanya jika ada materi yang belum dipahami. Ditambah lagi apabila orangtua
juga menekan untuk mencapai hasil yang maksimal tanpa memahami kondisi anak.
Anak akan lebih memilih untuk diam daripada mencari penyelesaian masalahnya.
Pada akhirnya, anak akan membiarkan dirinya tidak paham dengan apa yang
disampaikan gurunya.
Masalah ini tentu akan membuat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
menjadi terhambat. Peserta didik akan mengalami kesulitan melaksanakan kegiatan
sehari-hari sebagaimana yang dilakukan anak seusianya, seperti mengurus dirinya
sendiri.
2) Interaksi peserta didik dengan lingkungan akan terganggu
Peserta didik berkesulitan belajar menunjukkan gejala kurang mampu
meyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dampaknya adalah peserta didik akan
menjadi kurang percaya diri, cemas dan takut melakukan kesalahan karena akan
menjadi ejekan dan tertawaan teman-temannya, sehingga ia menjadi ragu-ragu dan
takut berinteraksi dengan lingkungannya.
3) Peserta didik menjadi frustasi
Frustasi akan dialami oleh peserta didik berkesulitan belajar karena ia merasa
memiliki masalah dan gangguan dalam belajar, sehingga ia merasa tertekan. Kondisi
seperti ini dapat menimbulkan frustasi atau cemas yang berlebihan karena selalu
mengalami kegagalan dalam memenuhi tuntutan dan tugas belajar.
Peserta didik berkesulitan belajar yang mengalami berbagai tekanan seperti
tekanan di sekolah dan di rumah akan menyebabkan frustasi bertambah. Tekanan juga
bisa timbul dari orangtua yang menuntut harus mencapai prestasi yang tinggi, tanpa
disertai dengan memahami kondisi peserta didik berkesulitan belajar, akan

8
menjadikan peserta didik tegang, cemas dan proses belajar menjadi hal yang
menyakitkan.
4) Peserta didik berkesulitan belajar seringkali menuding dirinya sebagai anak yang
bodoh, lambat, berbeda, aneh dan terbelakang
Peserta didik berkesulitan belajar kurang mampu melakukan strategi untuk
memecahkan masalah akademik karena sering mengalami kegagalan. Hal ini
menyebabkan ia belum mampu membaca seperti teman sebayanya, sehingga peserta
didik berkesulitan belajar seringkali menuding dirinya adalah anak yang bodoh dan
berbeda dengan teman lainnya, juga berdampak buruk pada kepercayaan diri karena
ia belum bisa membaca kata-kata.
5) Peserta didik menjadi malu, rendah diri, tegang, berperilaku nakal, agresif, impulsif
atau bahkan menyendiri/menarik diri untuk menutupi kekurangan pada dirinya
Menurut James Le Fanu, peserta didik berkesulitan belajar sering mendapat
julukan yang tidak layak, seperti bodoh atau malas dari orang-orang di sekitarnya.
Bila yang mengeluarkan kata-kata tersebut adalah anak kecil di sekolah masih bisa
dimaklumi karena tidak paham mengenai masalah kesulitan belajar. Tetapi ketika
yang mengatakannya adalah guru atau orangtuanya, tentu akan melukai harga diri
anak. Peserta didik yang sering gagal dalam bidang akademik cenderung menjadi
tidak percaya diri. Kegagalan ini akan membuat peserta didik menjadi pasif.
6) Seringkali peserta didik tampak sulit berinteraksi dengan teman-teman sebayanya.
Hal ini menandakan terganggunya sistem harga diri anak
Kondisi ini merupakan sinyal bahwa anak membutuhkan pertolongan segera.
Pada umumnya peserta didik berkesulitan belajar sering mengalami kegagalan yang
berdampak pada menurunnya percaya diri, cemas dan takut melakukan kesalahan
yang akan menjadi bahan ejekan dan tertawaan temantemannya, sehingga ragu-ragu
untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
7) Peserta didik menjadi sasaran kemarahan orangtuanya yang kecewa, putus asa, dan
merasa bersalah karena keadaan anaknya yang seringkali gagal
Hal ini akan memperburuk keadaan peserta didik menjadi semakin terpojok
dengan kekurangannya.
8) Peserta didik mengalami dampak ketidakharmonisan keluarga karena kondisi
kesulitan belajar yang dialaminya
Kedua orangtua akan saling menyalahkan karena tidak dapat mendidik anak
dengan baik sejak kecil sehingga akhirnya mengalami kesulitan belajar.
9) Peserta didik yang mengalami gangguan pemusatan perhatian menyebabkan
kemampuan perseptualnya (motoriknya) menjadi terhambat
Peserta didik ini juga memiliki masalah dalam koordinasi dan disorientasi yang
mengakibatkan canggung dan kaku dalam gerakannya.

9
B. Kerangka Berpikir

Berangkat dari landasan teori, objek yang dipelajari dalam matematika meliputi fakta,
konsep, operasi dan prinsip. Kesulitan belajar matematika dimungkinkan karena kesulitan
mempelajari fakta, konsep, operasi dan prinsip. Mempelajari matematika berarti mempelajari
objek-objek tersebut. Ketidakmampuan siswa dalam memahami objek-objek tersebut berarti
siswa mengalami kesulitan belajar. Adanya kesulitan yang dialami oleh siswa, maka perlu
dilakukan suatu analisis untuk mengetahui letak kesulitannya. Kesulitan siswa dalam
mempelajari materi tersebut dapat difokuskan pada dua jenis pengetahuan yaitu pengctahuan
konsep-konsep dan pengetahuan prinsip-prinsip. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam
mempelajai matematika juga perlu diketahui dan ditelusuri kemungkinan-kemungkinan
penyebabnya. Faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar antara lain : 1). Faktor
intern, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dalam diri siswa sendiri, 2). Faktor
ekstern, yakni hal-hal atau keadaan yang datang dari luar diri siswa.

C. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan dari salah satu hasil penelitian terdahulu, antara lain :
1. Rofiah Nur (2018) Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan (UIN-SU), dengan judul:
“Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pada Pembelajaran
Matematika Di MTs Swasta Aisyiyah Sumatera Utara”. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk :
1) Mengetahui jenis kesulitan apa saja yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal,
2) Mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan siswa melakukan kesulitan dalam
menyelesaikan soal,
3) Mengetahui bagaimana cara mengatasi kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan
soal.
Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif deskriptif dengan meneliti langsung
kelapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, wawancara,

10
dan dokumentasi dengan sample kelas VIII-A di MTs Swasta Aisyiyah Sumatera Utara.
Hasil penelitian ini menunjukkan :
1) Jenis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal pada materi lingkaran ada 7 kesulitan
yang menyebabkan siswa mendapatkan kesulitan pada saat menyelesaikan soal,
2) Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa tersebut adalah faktor motivasi
baik itu dari keluarga, sekolah dan lingkungan,
3) Cara mengatasi kesulitan belajar dalam menyelesaikan soal adalah mengevaluasi
keberhasilan siswa dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi serta prosedur yang
dipilih oleh siswa.
2. Hasmira (2016) dengan penelitian yang berjudul: “Analisis Kesulitan Belajar Matematika
Pada Peserta Didik Tunarungu Kelas Dasar III di SLB YPAC Makassar.” Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Subyek
penelitian adalah 1 orang peserta didik tunarungu kelas III di SLB YPAC Makassar.
Teknik pengumpulan data melalui teknik observasi dan wawancara. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: penyebab kesulitan belajar matematika pada peserta didik
tunarungu pada faktor internal adalah minat belajar matematika subyek kurang, subyek
memiliki kebiasaan belajar matematika yang kurang, dan subyek memiliki motivasi
belajar matematika kurang sedangkan pada faktor ekternal pada lingkungan keluarga
ialah kurangnya perhatian orang tua akibat dari kesibukan kerja, serta kurangnya fasilitas
belajar yang dimiliki subyek di rumah seperti alat belajar atau media belajar matematika.
Sedangkan pada lingkungan sekolah ialah keadaan lingkungan sekolah seperti kurangnya
ketersediaan alat peraga, tidak dibaginya peserta didik sesuai dengan ketunaan, pembatas
kelas yang tingginya tidak sampai atap, serta faktor kekurangan guru dan kurangnya
ruang kelas akan berdampak pada kurang maksimalnya proses pembelajaran yang sedang
berlangsung khususnya pada pembelajaran matematika dan berdampak pada hasil belajar
atau prestasi belajar peserta didik.
Penelitian-penelitian di atas mempunyai perbedaan dan persamaan terhadap penelitian
yang akan saya lakukan.
1) Penelitian pertama bersifat kualitatif deskriptif dan membahas tentang Analisis
kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal pada pembelajaran matematika,
sedangkan penelitian yang saya lakukan bersifat kualitatif dan dalam matapelajaran
matematika pada materi lingkaran,
2) Penelitian kedua bersifat kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus, dengan
menggunakan Analisis kesulitan belajar matematika pada peserta didik SD
Tunarungu Kelas III, sedangkan penelitian yang akan saya lakukan adalah pada siswa
kelas XI MAS Al-Washliyah Kampung Mesjid yang bersifat kualitatif dalam
matapelajaran matematika pada materi lingkaran.

11
D. Hipotesis Penelitian
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan kepada peserta didik terhadap kesulitan dalam
memahami pembelajaran matematika.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan kepada peserta didik terhadap kesulitan dalam
memahami pembelajaran matematika.

12
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat : SMP Swasta Cerdas Murni

Alamat : Jl. Beringin Ps. 7 Pasar 7 Tembung No.33, Hutan, Percut Sei Tuan,

Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20371, Indonesia

Waktu Penelitian

Hari/Tanggal : Jumat, 18 November 2022

Pukul : 08.00-10.00 WIB

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan penelitian
ex-post facto, berupa penelitian hubungan kausal. Hubungan Kasual adalah hubungan sebab
akibat, dimana pada penelitian ini terdapat variabel independent (variabel yang
mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Menurut Sukardi (2012)
dalam (Asmurti, Unde, & Rahamma, 2017) penelitian ex post facto merupakan penelitian
yang berhubungan dengan variabel yang telah terjadi dan tidak perlu memberikan perlakuan
terhadap variabel yang diteliti.

C. Identifikasi Variabel

Adapun variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dua variabel, yaitu :
1. Variabel terikat atau dependent variable (Y) adalah variabel penelitian yang diukur untuk
mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain. Besar efek tersebut diamati dari
ada tidaknya, timbul hilangnya, besar-mengecilnya, atau berubahnya variasi yang tampak
sebagai akibat perubahan pada variabel lain termaksud (Azwar, 2007: 62).
2. Variabel bebas atau independent variable (X) yaitu suatu variabel yang variasinya
mempengaruhi variabel lain. Dapat pula dikatakan bahwa variabel bebas adalah variabel
yang pengaruhnya terhadap variabel lain ingin diketahui. Variabel ini dipilih dan sengaja
dimanipulasi oleh peneliti agar efeknya terhadap variabel lain tersebut dapat diamati dan
diukur (Azwar, 2007: 62).

Identifikasi variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel terikat atau dependent variableI (Y) : Kesulitan Belajar Matematika


2. Variabel bebas atau independent variable (X) : Peserta Didik

13
D. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap siswa SMP Kelas VIII dan IX di SMP Cerdas Murni.
Jumlah Kelas VIII dan IX jika digabungkan ada sebanyak 8 kelas dan dalam hal ini kami
mengambil sampel sebanyak 2 kelas yang terdiri dari 59 siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data


a. Dokumentasi

Gambar 1. Siswa ketika melakukan pengisian angket

Gambar 2. Foto bersama dengan siswa setelah pengisian angket

14
b. Observasi
Secara umum ada 2 metode dalam observasi, yakni observasi partisipasi dan non-
partisipasi. Dan kami disini sebagai peneliti memakai observasi partisipasi yaitu
pengamatan yang dilakukan dimana kami sebagai peneliti ikut berpartisipasi dalam
kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang diteliti.
Jadi, berdasarkan dari hasil penelitian yang kami lakukan dapat kami simpulkan
bahwasannya masih banyak siswa yang kesulitan dalam memahami pembelajaran
matematika baik dari segi potensi yang dimiliki oleh tiap siswa dan penjelasan yang
disampaikan oleh guru matematika tersebut belum bisa mereka pahami sepenuhnyaserta
metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru matematika tersebut yang terlalu disiplin
membuat siswa menjadi jenuh dengan pelajaran matematika.

c. Angket

ANGKET PENGARUH PESERTA DIDIK SULIT DALAM MEMAHAMI


PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP SWASTA CERDAS MURNI
Nama :
Kelas :
Petunjuk Pengisian : Berilah tanda ceklis (√ ¿ pada kolom yang tersedia sesuai dengan
pendapatmu. Jawaban terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS),
Sangat Tidak Setuju (STS).
Catatan : Jika kamu memilih option Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju
(STS), berikan alasan kamu pada kolom keterangannya.

Tabel 1. Angket Pengaruh Peserta Didik Sulit dalam Memahami Pembelajaran


Matematika
No. Pernyataan Jawaban Keterangan
SS S TS ST
S
1 Pesertadidiktidakmerasabosan
Belajarmatematika
2 Pesertadidik mencatat materi
Pelajaranmatematika
3 Peserta didik
memperhatikanguru
ketika pelajaran
Matematikaberlangsung
4 Peserta didik membawa
Perlengkapanyangmenunjangpelajara
nmatematika
5 Pesertadidikmaumengerjakan
Soalmatematika
6 Padasaatmengikutipelajaranmatemati
kapesertadidik tidak

15
memperhatikankegiatanlain dan focus
pada pelajaran matematika
7 Pesertadidikmengulangbahan
Pelajaranmatematika
8 Pesertadidikmengerjakansoal
Matematikatepatwaktu
9 Peserta mengerjakan tugas
matematikadirumah(PR)
1 Pesertadidikdatangtepatwaktu
0
1 Peserta didik sering
1
masuksekolahkhususnyapadamata
Pelajaranmatematika
1 Pesertadidik t i d a k
2 mengangguteman
yangsedangbelajarpadamata
pelajaranmatematika
1 Peserta didik sering
3
keluarmasukruangansaatpelajaran
Matematikaberlangsung
1 Pesertadidikseringmenyontek
4 Pekerjaantemansaatpelajaranmatema
tikaberlangsung
1 Pesertadidikseringtidakmenyelesaika
5 n tugas
matematikayangdiberikanolehgurudi
Kelas
1 Pesertadidikinginpulanglebih
6 Awal sebelum pelajaran
matematikaselesai
1 Pesertadidikberkelahidenganteman
7 setelah pelajaran
Matematikaselesai
1 Peserta didik antusias dalam
8 Belajarmatematika
1 Peserta didik menjawab
9 Pertanyaandariguru
2 Pesertadidikinginbelajarlebih
0 Dalamtentangmatematika
2 Pesertadidikmaumemecahkanmasala
1 hyangberhubungandenganmatematik
asecara mandiri
2 Pesertadidikbelajarmatematikakaren
2 a ingin mendapatkan
Hadiah
2 Peserta didik mendapatkan
3 Dorongandarikeluarga
2 Peserta didik mendapatkan
4 Dorongandariguru
25 Guru pelajaran matematika saya
sangat menyenangkan
26 Saya suka dengan pelajaran
matematika
27 Pembelajaran matematika sangatlah
penting bagi saya
28 Saya begitu sulit untuk memahami
pembelajaran matematika ( jika setuju

16
dan sangat setuju sertakan alasannya)
29 Soal pada pelarajaran matematika
yang diberikan guru kepada peserta
didik tidak sesuai pada materi yang
disampaikan
30 Peserta didik dapat memahami
penjelasan yang disampaikan oleh
guru pada pelajaran matematika

17
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Statistik Deskriptif

Hasil penelitian menunjukkan kondisi awal dan kondisi akhir setiap variable yang diteliti
yaitu variabel x dan variabel y. Dan disini kami membagi variabel x menjadi variabel x 1
(Peserta Didik Kelas VIII) dan variabel x 2 (Peserta Didik Kelas IX). Data hasil penelitian
diperoleh dari angket yang telah kami buat dan bagikan kepada peserta didik antara lain
sebagai berikut :

GRAFIK HISTOGRAM KELAS VIII


SANGAT SETUJU SETUJU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU

74%

19%
6%
0%

PRESENTASE

Gambar 3. Grafik Histogram Variabel x 1 (Peserta Didik Kelas VIII)

Berdasarkan grafik histogram di atas dapat disimpulkan bahwasannya hasil presentase


tertinggi peserta didik kelas VIII terdapat pada opsi “SETUJU” dengan nilai 74% dan hasil
presentase terendah terdapat pada opsi “SANGAT TIDAK SETUJU” dengan nilai 0%.

18
Gambar 4. Grafik Histogram Variabel x 2 (Peserta Didik Kelas IX)

Berdasarkan grafik histogram di atas dapat disimpulkan bahwasannya hasil presentase


tertinggi peserta didik kelas IX terdapat pada opsi “SETUJU” dengan nilai 72% dan hasil
presentase terendah terdapat pada opsi “TIDAK SETUJU” dan “SANGAT TIDAK
SETUJU” dengan nilai 0%.

GRAFIK HISTOGRAM
SANGAT SETUJU SETUJU
TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU
73%

23%
3% 0%

PRESENTASE

Gambar 5. Grafik Histogram Variabel y tentang Kesulitan Belajar Matematika

Berdasarkan grafik histogram di atas dapat disimpulkan bahwasannya hasil presentase


tertinggi tentang kesulitan belajar matematika terdapat pada opsi “SETUJU” dengan nilai
73% dan hasil presentase terendah terdapat pada opsi “SANGAT TIDAK SETUJU”
dengan nilai 0%.

a. Mean, Median, dan Modus


a) Mean
Mean (rata-rata) merupakan suatu ukuran pemusatan data. Mean suatu data juga
merupakan statistik karena mampu menggambarkan bahwa data tersebut berada pada

19
kisaran mean data tersebut. Mean tidak dapat digunakan sebagai ukuran pemusatan
untuk jenis data nominal dan ordinal.
Berdasarkan defenisi dari mean adalah jumlah seluruh data dibagi dengan
banyaknya data. Dengan kata lain jika kita memiliki N data sebagai berikut maka
mean data berikut dapat kita tuliskan sebagai berikut :

Mean = Jumlah data / jumlah variabel x 1 atau x 2

Maka :

Mean (rata-rata) dari variabel x 1 = 2.564 / 31 = 82,70

Dan Mean (rata-rata) dari variabel x 2 = 2579 / 29 = 88,93

b) Median
Median adalah menentukan letak tengah data setelah data disusun menurut urutan
nilainya. Bisa juga nilai tengah dari data-data yang terurut. Simbol untuk median
adalah Me dengan median Me maka 50% dari banyak data nilainya paling tinggi
sama dengan Me, dan 50% dari banyak data nilainya paling rendah sama dengan Me.
Dalam mencari median, dibedakan untuk banyak data ganjil dan banyak data genap.
Untuk banyak data ganjil, setelah data disusun menurut nilainya, maka median Me
adalah data yang terletak tepat di tengah.
Berdasarkan defenisi dari median diatas, kami mendapatkan nilai median sesuai
dengan data yang kami teliti yaitu untuk variabel x 1 = 85 dan variabel x 2 = 90.

c) Modus
Modus adalah nilai yang mempunyai frekuensi terbanyak dalam kumpulan data.
Ukuran ini biasanya digunakan untuk mengetahui tingkat seringnya terjadi suatu
peristiwa. (ukuran ini (sebenarnya) cocok digunakan untuk data berskala nominal.
Pada data yang tidak dikelompokkan, modus diperoleh dengan menghitung
frekuensi dari masing-masing niai pengamatan, dan kemudian dicari nilai pengamatan
yang mempunyai frekuensi observasi paling banyak (nilai data yang paling sering
muncul).
Berdasarkan pengertian modus diatas, kami dapat menyimpulkan bahwasannya
nilai modus pada data penelitian kami adalah sebagai berikut.

Modus variabel x 1 = 85

Dan Modus variabel x 2 = 90

20
B. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model regresi nilai
residual memiliki distribusi normal atau tidak. Menurut Ghozali (2017:127) terdapat dua
cara dalam memprediksi apakah residual memiliki distribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan analisis statistik.
Dan disini kami menggunakan analisis statistik yang dimana Menurut Suliyanto
(2011: 75) analisis statistik ini adalah dasar pengambilan keputusan dari analisis ini
apakah model regresi memenuhi asumsi normalitas sebagai berikut :
1) Apabila nilai Sig > alpha maka nilai residual bersdistribsi normal.
2) Apabila nilai Sig < alpha maka nilai residual bersdistribsi tidak normal.

Tabel 2. Uji Normalitas

21
Xi Fi Fkum fs z ft ft-fs [ft-fs]
56 2 2 0.033333 -3.43948 0.000291 -0.03304 0.033042
71 2 4 0.066667 -1.70335 0.044252 -0.02241 0.022415
75 2 6 0.1 -1.24038 0.107418 0.007418 0.007418
76 2 8 0.133333 -1.12463 0.130372 -0.00296 0.002961
77 2 10 0.166667 -1.00889 0.156514 -0.01015 0.010153
79 2 12 0.2 -0.7774 0.21846 0.01846 0.01846
81 2 14 0.233333 -0.54592 0.292561 0.059227 0.059227
82 2 16 0.266667 -0.43018 0.333534 0.066867 0.066867
83 2 18 0.3 -0.31443 0.376596 0.076596 0.076596
85 5 23 0.383333 -0.08295 0.466946 0.083613 0.083613
86 5 28 0.466667 0.032794 0.51308 0.046414 0.046414
87 2 30 0.5 0.148536 0.55904 0.05904 0.05904
88 4 34 0.566667 0.264279 0.604218 0.037551 0.037551
89 4 38 0.633333 0.380022 0.648035 0.014702 0.014702
90 8 46 0.766667 0.495764 0.68997 -0.0767 0.076697
91 2 48 0.8 0.611507 0.729568 -0.07043 0.070432
92 2 50 0.833333 0.727249 0.766463 -0.06687 0.06687
93 2 52 0.866667 0.842992 0.800384 -0.06628 0.066283
94 2 54 0.9 0.958735 0.831154 -0.06885 0.068846
97 4 58 0.966667 1.305963 0.904217 -0.06245 0.062449
99 2 60 1 1.537448 0.937908 -0.06209 0.062092
60

Berdasarkan tabel hasil uji normalitas di atas dapat disimpulkan antara lain
sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas

rata-rata 85.71666667
Simpangan Baku 8.639859671
D 0.083612761
K 0,172

Dan Hasil = D (|Ft-Fs|< K)


Maka dapat disimpulkan bahwasannya tabel dari uji normalitas di atas berdistribusi
normal.

22
b. Uji Homogenitas

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas

x1 x2
Mean 82,70967742 88,93103448
Variance 97,81290323 31,78078818
Observations 31 29
Df 30 28
F 3,07773686
P(F<=f) one-tail 0,001840023
F Critical one-tail 1,868709158

Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa :

F hitung = 3,07773686

F tabel = 1,868709158

Dikarenakan F hitung > F tabel, maka dapat disimpulkan kedua data tersebut tidak
homogen.

23
BAB V
PENUTUP DAN KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kami tentang pengaruh peserta


didik sulit dalam pembelajaran matematika kelas VIII dan IX di SMP Swasta Cerdas
Murni diperoleh kesimpulan kesulitan dalam keterampilan berhitung dan kesulitan
dalam memecahkan masalah. Adapun faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa
terdiri dari faktor internal peserta didik dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi
faktor intelektual berupa kurang dalam memahami materi dan belum menguasai
kemampuan prasyarat, faktor dalam diri berupa potensi yang kurang menyukai mata
pelajaran matematika sehingga menyebabkan sikap negatif tidak memperhatikan ketika
guru menjelaskan materi dan tidak aktif saat pembelajaran, dan faktor fisiologis berupa
siswa merasa pusing saat pelajaran matematika. Faktor eksternal meliputi metode yang
digunakan masih belum bervariasi yaitu ceramah dan terlalu disiplin membuat siswa
merasa jenuh. Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika
yang dialami siswa yaitu dengan melakukan tes ulang atau remedial serta memberikan
pelajaran tambahan. Selain itu, dalam pernyataan angket yang dijawab siswa juga
ditemukan ada beberapa siswa yang yang menyukai matematika.

B. Saran

Penulis menyadari dalam pembuatan laporan hasil mini riset ini masih banyak
terdapat kesalahan maupun kekurangan. Untuk itu, kami mohon kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun demi penyempurnaan mini riset ini di masa yang
akan datang.

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih belum sempurna, terdapat kelemahan,
kekurangan dan keterbatasan. Peneliti merasa hal itu memang pantas terjadi sebagai
pembelajaran peneliti dan penelitian yang selanjutnya. Dalam hal ini peneliti
memaparkan kekurangan, kelemahan dan keterbatasan yang terjadi. Penelitian ini telah
diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah, namun demikian masih
memiliki keterbatasan yaitu :
1. Keterbatasan penelitian dari waktu yang membuat peneliti sulit menentukan jadwal
penelitian.

24
2. Keterbatasan pengetahuan penulis dalam membuat dan menyusun penelitian ini,
sehingga perlu di uji kembali penelitian ini.
3. Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan kusioner yaitu terkadang
jawaban yang diberikan oleh sampel tidak menunjukkan keadaan sesungguhnya.

D. Daftar Pustaka

Afandi, Mohammad, Djunaini, Putri, Khoiri, Nashiroh. 2020. "Pengaruh

Penggunaan Smartphono Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI


MIPA SMAN 10 Semarang", Jurnal Pendidikan. Semarang.

Fajriyani, Ety. 2020. "Kesulitan Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran

Matematika Kelas V MIS Islamitah Margasari 01 Sidareja Cilacap",


Skripsi IAIN Purwokerto. Purwokerto.

Miranda, Agnes, Eninta, Melfina, Lis, Asmara, Maria, Soviani, Sri Hertati.

2020. "Analisis Pemahaman Konsep Pemusatan Data Pada


Mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Negeri Medan", Mini Riset.
Medan.

Pane, Aprida, Muhammad, Darwis, Dasopang. 2017. "Belajar dan

Pembelajaran", Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman. Padang


Sidempuan.

25
DOKUMENTASI PENELITIAN

26

Anda mungkin juga menyukai