PAKET INSTRUKSI
METEOROLOGI
PAKET INSTRUKSI
METEOROLOGI
DAFTAR ISI
Bab Halaman
1. Judul............................................................................................................ 1
2. Daftar Isi...................................................................................................... 2
3. Rencana Pembelajaran............................................................................... 3
4. Program Pembelajaran.…………………………………………..……..…….. 4
5. Bab I Pengukuran Cuaca............................................................................ 5
6. Atmosfer...................................................................................................... 5
7. Suhu, Kelembapan, Titik Embun, Titik Beku............................................... 6
8. Tekanan Atmosfer, Angin.………………………………………........…..…... 10
9. Awan, Penguapan.……............................................................................... 11
10. Hujan, Salju.……......................................................................................... 14
11. Visibility, Kabut Adveksi, Kabut Radiasi ……………………...........………. 16
12. Sistem Tekanan.………………………………………………..........………... 17
13. Lembar Pertanyaan..................................................................................... 19
14. Program Pembelajaran.……………………………………............................ 20
15. Bab II Angin................................................................................................. 21
16. Angin Geostropik, Angin Anabatik dan Katabatik………………..........…… 21
17. Alat ukur Suhu, Tekanan, dan Angin……………………………..........…… 23
18. Lembar Pertanyaan.................................................................................... 28
19. Program Pembelajaran.……………………………………............................ 29
20. Bab III Prakiraan Cuaca ………………………............................................. 30
21. Peta Sinoptik ………………………………………………………...........…… 30
22. Prakiraan Cuaca ......................................................................................... 32
23. Lembar Pertanyaan..................................................................................... 36
24. Lembar Latihan Peserta didik………………………………....……………... 37
25. Lembar Penyusun….................................................................................... 38
4
RENCANA PEMBELAJARAN
4. Waktu Pembahasan :
a. Lecture : 5 JP
b. Tutorial : 2 JP
c. Practical : 5 JP
d. Self Guide : 3 JP
5. Kepustakaan :
a. Diktat Meteorologi
b. Meteorologi Maritim.
5
PROGRAM PEMBELAJARAN
3. Waktu Pembahasan :
a. Lecture : 3 JP
b. Tutorial : - JP
c. Practical : 1 JP
d. Self Guide : 1 JP
5. Penugasan Siswa :
a. Mempelajari Bab II ini dengan sebaik-baiknya.
b. Sebagai latihan agar lembar pertanyaan-pertanyaan dapat dijawab.
c. Selanjutnya jawaban tersebut dikumpulkan/diserahkan kepada instruktur.
6
BAB I
PENGUKURAN CUACA
1. Atmosfer.
Atmosfer adalah selubung gas atau lapisan udara yang menyelimuti permukaan
bumi. Gaya gravitasi memiliki peran penting dalam pembentukan gas di atmosfer. Sekitar
4,5 miliar tahun yang lalu, atmosfer terbentuk dengan didominasikan oleh hidrogen,
helium, metana, dan amonia. Lapisan atmosfer diperkirakan memiliki ketebalan sekitar
500 km dimana 99% gas yang menyusun atmosfer berada di bawah ketinggian 32 km.
Atmosfer memanjang lebih dari 560 km di atas permukaan bumi yang terbagi menjadi
beberapa lapisan. Lapisan Atmosfer sebagai berikut:
a. Troposfer :
1) Lapisan terbawah dari Atmosfer
2) Ketinggian sekitar 0 – 12 KM di atas permukaan bumi.
3) Tempat terjadinya peristiwa Cuaca dan Iklim.
4) 80% dari seluruh gas penyusun atmosfer ada di troposfer.
b. Stratosfer :
1) Lapisan terbawah kedua setelah Troposfer.
2) Ketinggian sekitar 12 – 50 KM di atas permukaan bumi.
3) Hampir terbebas dari cuaca iklim.
4) Konsentrasi gas ozon tertinggi, yaitu di ketinggian 20KM
c. Mesosfer :
1) Lapisan terbawah ketiga setelah stratosfer.
2) Ketinggian sekitar 50 – 80 KM di atas permukaan bumi.
3) Suhu udara kurang stabil
4) Suhunya rendah sekitar -500C sampai -700C
d. Termosfer.
1) Lapisan ke empat setelah Mesosfer.
2) Ketinggian sekitar 80 - 500 KM di atas permukaan bumi.
3) Adanya ionisasi Partikel.
4) rata-rata suhu sekitar 5000C sampai 2.0000C.
e. Eksosfer
1) Lapisan teratas dari Atmosfer.
2) Ketinggian sekitar lebih 500 KM di atas permukaan bumi.
3) Suhu mencapai 2.0000C.
7
b. Kelembapan
Kelembapan udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer. Udara
atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air. Kelembaban udara
merupakan komponen cuaca yang mempunyai peranan sangat penting bagi
stabilitas kehidupan organisme di bumi maupun unsur-unsur cuaca yang
lain.Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air
selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat
lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak
mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat
menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yang
9
mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.
Jenis-jenis Kelembaban udara sebagai berikut:
c. Titik Embun
Udara pada temperatur tertentu mampu memegang sejumlah uap air. Ketika itu
jumlah maksimum uap air tercapai, yang disebut sebagai saturasi. Hal ini juga
dikenal sebagai kelembaban relatif 100 persen, bila ini tercapai, suhu udara telah
mencapai suhu titik embun. Hal ini juga disebut kondensasi suhu, suhu titik embun
tidak pernah bisa lebih tinggi dari suhu udara. Suhu titik embun adalah merupakan
sesuatu yang menunjukkan suhu di mana udara harus menjadi didinginkan dalam
rangka untuk menjadi benar-benar jenuh dengan uap air. Jika udara didinginkan ke
suhu titik embun, itu akan menjadi jenuh, dan kondensasi akan mulai terbentuk. Hal
ini bisa dalam bentuk awan, embun, kabut , kabut, embun beku, hujan, atau salju.
Embun suhu titik yang menyebabkan embun terbentuk pada rumput di pagi
hari. pagi hari, sebelum matahari terbit, adalah suhu udara terendah hari, sehingga
waktu ketika suhu titik embun yang paling mungkin untuk dicapai. Kelembaban
menguap ke udara dari tanah jenuh udara di sekitar rumput. Ketika suhu permukaan
rumput hits titik embun, kelembaban keluar dari udara dan mengembun di rumput.
Tinggi di langit di mana udara dingin pada titik embun, menguap kelembaban
10
menjadi awan. Pada tingkat dasar, itu kabut ketika lapisan bentuk kabut pada titik
lepas permukaan tanah, dan itu proses yang sama. air menguap di udara mencapai
titik embun pada saat itu ketinggian rendah, dan kondensasi terjadi.
Titik embun adalah suhu dimana udara harus didinginkan menjadi jenuh
dengan uap air. Ketika didinginkan lebih lanjut, uap air di udara akan mengembun
membentuk air cair (embun). Ketika udara mendingin ke titik embunnya melalui
kontak dengan permukaan yang lebih dingin dari udara, air akan mengembun di
permukaan. Ketika suhu di bawah titik beku air, titik embun disebut titik embun beku
karena embun beku terbentuk daripada embun. Pengukuran titik embun terkait
dengan kelembaban. Titik embun yang lebih tinggi berarti akan ada lebih banyak uap
air di udara. Kedua suhu titik embun. Ketika objek mendingin di udara, ketika suhu
turun di bawah suhu tertentu, embun terbentuk di permukaan, suhu pada saat itu.
Suhu di mana tekanan uap air ( kelembaban ) udara diambil sebagai tekanan uap air
jenuh. Instrumen yang mengukur titik embun disebut titik embun meter. Ada
berbagai hal, tetapi titik embun Lambrecht adalah representatif. Ada wadah kecil
berisi cairan yang mudah menguap seperti eter di balik permukaan cermin berlapis
perak. Udara dikirim, dan suhu diturunkan karena panas penguapan eter, dan
embun terbentuk di permukaan cermin, dan suhu pada saat itu diukur dengan
pengukuran termometer. Baru-baru ini, pengukur titik embun menggunakan
pendingin elektronik telah menjadi populer.
d. Titik Beku
Titik beku adalah suhu pada saat suatu cairan membeku. Pada suhu ini, fasa
cair suatu zat berada dalam kesetimbangan dengan fasa padatannya. Proses
pembekuan sendiri adalah suatu proses dimana gerakan partikel-partikel zat cair
melambat sehingga mereka memiliki kesempatan untuk berikatan dengan partikel-
partikel sesamanya untuk membentuk suatu kristal padatan. Sama halnya dengan
titik didih, titik beku normal didefinisikan sebagai titik beku pada tekanan udara 1
o
atm. Untuk air (murni), titik beku normal adalah sebesar 0 C. (meskipun
sebenarnya, tekanan udara luar tidak banyak berpengaruh pada titik beku, namun
untuk keseragaman dengan titik didih, maka digunakan patokan tekanan udara 1
atm). Sekarang kita lihat, titik beku air murni adalah 0 oC. Bagaimana jika ada zat
terlarut dalam air tersebut, apa yang akan terjadi dengan titik bekunya? Jawabannya
titik beku akan turun menjadi di bawah 0 oC (titik beku normal).
Ketika suatu zat cair melarutkan suatu padatan (misalnya air melarutkan gula),
maka ketika larutan ini akan membeku, partikel air akan membeku terlebih dahulu
11
sebelum partikel gula. Partikel-partikel air akan berkumpul sesamanya, dan partikel
gula pun akan berkumpul dengan sesamanya pula, masing-masing membentuk
kristal yang kompak. Hal ini harus dilakukan, karena ukuran kristal air dan kristal
gula tidaklah sama, dan padatan kristal tidak akan terbentuk jika partikel-partikel
penyusun kristalnya tidak sama. Karena larutan gula merupakan larutan yang
homogen, maka ketika dilakukan proses pembekuan (suhunya diturunkan), masing-
masing partikel (air dan gula) akan berusaha berkumpul dengan “kawan-kawannya”.
Pada titik beku air (0°C), hal ini mustahil terjadi, karena proses pembekuan air
terhalangi oleh adanya partikel gula. Akibatnya, supaya pembekuan dapat
berlangsung, maka suhu harus diturunkan beberapa derajat lagi agar gerakan
partikel semakin melambat sehingga proses pembekuan (paksa) dapat terjadi.
Keterangan :
Ph : Tekanan pada ketinggian h
Pu : Tekanan udara permukaan air laut (Mean Sea Level Pressure) = 1013 mb
h : Tinggi suatu tempat
12
b. Angin
Angin merupakan unsur cuaca yang berupa udara, yaitu udara yang bergerak
karena rotasi bumi dan akibat dari adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya.
Angin adalah gerakan perpindahan massa udara dari daerah yang bertekanan tinggi
ke daerah yang bertekanan rendah. Semakin besar perbedaan tekanan, semakin
kuat arus angin yang terjadi. Perbedaan tekanan terjadi akibat dari adanya
perbedaan pemanasan oleh sinar matahari pada suatu tempat/daerah. Apabila
dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga
naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun karena udaranya berkurang. Udara
dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara
menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjdi panas
lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini
dikarenakan konveksi. Gerakan arus angin ini tidak hanya terjadi pada permukaan
bumi, tetapi terjadi pula pada lapisan atas permukaan bumi (atmosfer). Gerakan
angin jarang terjadi dalam keadaan rata atau tenang, tetapi sering adanya gangguan
turbulensi (gerakan arus angin yang terjadi tidak teratur). Turbulensi di daerah
penggunungan dan hutan lebih besar dari permukaan laut yang rata.
4. Awan, Penguapan
a) Awan
Awan adalah gumpalan uap air dan kristal es yang terapung di atmosfer yang
sangat kecil atau campuran keduanya dengan konsentrasi berorde 100 per
centimeter kubik dan mempunyai radius sekitar 10 mikrometer yang terjadi karena
adanya pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah
melampaui keadaan jenuh. Awan terlihat seperti asap berwarna putih atau kelabu di
langit. Awan berwarna putih disebabkan karena sinar matahari serta kombinasi dari
berbagai sinar dengan panjang gelombang (warna) yang berbeda-beda.
Butiran air dan es dalam awan membaur secara merata ke berbagai arah
seluruh komponensinar matahari. Pembauran sinar dengan panjang gelombang
yang berbeda secara merata itu menghasilkan warna putih. Secara global sistem
perawanan sangat berperan untuk menyaring, mengurangi, bahkan mengeleminasi
radiasi matahari sama sekali. Awan adalah cikal-bakal terjadinya hujan. Akan tetapi,
kemampuan awan menimbulkan hujan tergantung kepada musim.
Awan merupakan massa yang dapat dilihat dari tetesan air atau kristal beku
tergantung di atmosfer di atas permukaan bumi atau permukaan planet lain. Awan
juga massa terlihat yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang
13
yang disebut awan antar bintang dan nebula. Kondisi awan dapat pula berupa
cairan, gas, ataupun padat karena sangat dipengaruhi oleh keadaan suhu.
b) Penguapan
Penguapan adalah proses perubahan molekul air yang menguap diri dari
permukaan bumi dan memasuki atmosfer sebagai uap air. Penguapan terjadi ketika
molekul air menguap dari badan kolektif air. Ini bisa terjadi pada genangan, danau,
sungai, atau hanya tetesan air. Ketika molekul air menguap, mereka mengambil
beberapa panas dari objek yang menguap. Panas ini disimpan dalam molekul air,
dan disebut sebagai panas laten. Hasilnya adalah bahwa suhu objek sedikit
diturunkan. bayangkan apa yang terjadi pada tubuh kita di hari yang panas. ketika
suhu naik, tubuh kita mulai untuk memproduksi keringat. ketika keringat menguap,
itu disertai dengan beberapa panas dari tubuh, menyebabkan tubuh kita menjadi
15
mendinginkan. Beberapa faktor penting yang mempengaruhi kecepatan penguapan
adalah suhu, jumlah uap air yang sudah di udara, dan kecepatan angin lokal.
5. Hujan, Salju
a) Hujan
Proses terjadinya hujan adalah gejala alam yang membentuk siklus perputaran
air di bumi. Secara sederhana, tahapan terjadinya hujan ini menggambarkan proses
perpindahan air dari samudera, laut, sungai, danau dan sumber air lainnya ke
atmosfer lalu kembali lagi menuju daratan. Indonesia sendiri memiliki 2 musim yakni
musim kemarau dan musim hujan. Hal ini dikarenakan Indonesia terletak didekat
garis khatulistiwa sehingga memiliki iklim tropis dan suhu yang tinggi sehingga
menyebabkan terjadinya banyak proses penguapan sehingga memiliki curah hujan
yang cukup tinggi.
Adapun proses terjadinya hujan sebagai berikut:
a. Panas matahari menyebabkan air di sungai, danau, dan laut menguap ke udara.
Selain bentuk air secara fisik, air yang menguap ke udara juga 6yst berasal dari
tubuh manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lain yang mengandung
air. Kemudian uap air naik terus ke atas hingga menyatu ke udara 6ystem6 uap-uap
air lainnya.
b. Suhu udara yang tinggi akibat panas matahari akan membuat uap air tersebut
mengalami proses kondensasi (pemadatan) dan menjadi embun. Embun berbentuk
titik-titik air kecil sedangkan suhu yang semakin tinggi membuat jumlah titik-titik
embun semakin banyak hingga kemudian berkumpul memadat dan membentuk
awan. Menurut kajian Neilburger tahun 1995, pada tahapan ini, tetes-tetes air
memiliki ukuran jari-jari sekitar 5-20 mm. Dalam ukuran ini tetesan air akan jatuh
dengan kecepatan 0,01-5 cm/detik sedangkan kecepatan aliran udara ke atas jauh
lebih tinggi sehingga tetes air tersebut tidak akan jatuh ke bumi. Supaya sebuah
16
tetes air dapat jatuh ke bumi dibutuhkan ukuran sebesar 1 mm karena hanya dengan
ukuran sebesar itulah tetes air dapat mengalahkan 6ystem6 udara ke atas.
c. Dengan bantuan angin, awan-awan tersebut 6yst bergerak ke tempat lain.
Pergerakan angin ini dapat membuat beberapa awan kecil menyatu dan membentuk
awan yang lebih besar lalu bergerak ke langit atau ke tempat yang memiliki suhu
lebih rendah. Semakin banyak butiran air terkumpul maka akan membuat warna
awan semakin kelabu.
d. Akibat dari jumlah titik air yang semakin berat akan membuat butiran-butiran
tersebut jatuh ke bumi dalam bentuk hujan.
b) Salju
Salju terbentuk ketika partikel es kecil di awan menyatu dan membentuk kristal
es. Saat kristal es itu terbentuk, dia akan semakin membesar dengan cara menyerap
air yang ada di sekitarnya. Ketika sudah menjadi cukup berat, mereka kemudian
jatuh ke atas tanah. Kumpulan kristal es ini yang kita lihat sebagai titik-titik salju.
Salju itu sendiri terbentuk ketika suhu udara sangat rendah dan ada kelembaban di
atmosfir cukup untuk membentuk kristal es. Proses terjadinya salju yaitu terbentuk
ketika suhu atmosfir udara berada di bawah titik beku seperti 0 derajat celsius atau
32 derajat fahrenheit. Ada pula muatan minimal untuk kelembaban di udara.
Bila suhu tanah pada titik beku atau di bawahnya, salju akan mencapai tanah.
Namun, salju masih bisa mencapai tanah saat suhu tanah berada di atas titik beku
bila kondisinya tepat. Dalam kasus ini, kristal salju akan mulai meleleh ketika mereka
mencapai lapisan udara yang lebih panas. Lelehannya ini menciptakan pendinginan
yang menurunkan suhu udara segera di sekitar kristal salju yang meleleh ini. Pada
umumnya, salju tidak akan terbentuk bila temperatur tanah tidak kurang dari 5
derajat celsius (atau 41 derajat Fahrenheit). Salju bisa terjadi sekalipun suhu begitu
17
rendah, selama masih ada sumber kelembaban dan udara masih terasa dingin.
Namun hujan salju yang deras akan terjadi ketika ada udara hangat di sekitar tanah,
biasanya sekitar 9 derajat celsius (15 derajat Fahrenheit) atau lebih hangat lagi.
Karena udara yang hangat bisa mengandung lebih banyak uap air.
Karena proses terjadinya salju memerlukan kelembaban, maka area yang
sangat dingin namun sangat panas bisa menjadi sangat jarang mengalami hujan
salju. Lembah Kering Antartika, misalnya, membentuk wilayah bebas salju terluas di
benua tersebut. Lembah Kering ini cukup dingin namun memiliki angin yang sangat
kuat untuk membantu mengurangi kelembaban di udara. Akibatnya daerah ekstrim
bersuhu dingin ini tidak mengalami banyak salju.
7. Sistem Tekanan
Udara adalah campuran berbagai gas yang mempunyai sifat meluas dan juga dapat
ditekan. Oleh karena itu tekanan udara yang terbesar adalah pada permukaan tanah.
Tekanan udara akan berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat (elevasi atau
ketinggian). Hal ini dapat terjadi karena kerapatan udara makin kecil dan kolom udaranya
makin pendek. Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa
udara dalam setiap satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan barometer.
Satuan tekanan udara adalah milibar (mb). Garis yang menghubungkan tempat-
tempat yang sama tekanan udaranya disebut sebagai isobar. Tekanan udara dapat diukur
dengan menggunakan barometer. Toricelli pada tahun 1643 menciptakan barometer air
raksa. Karena barometer air raksa tidak mudah dibawa ke mana-mana, dapat
menggunakan barometer aneroid sebagai penggantinya. Tekanan udara diukur
berdasarkan tekanan gaya pada permukaan yang mempunyai luas tertentu, misal 1cm3.
Satuan luas yang digunakan dalam pengukuran tekanan udara adalah atmosfer (atm),
milimeter kolom air raksa (mm Hg) atau milibar (mbar). Tekanan udara dasar (tekanan
udara normal) adalah setara dengan tekanan kolom udara setinggi lapisan atmosfer bumi
pada garis lintang 45 derajat dan suhu 0 derajat.
Besarnya tekanan udara pada kondisi ini dinyatakan sebesar 1 atmosfer (1 atm).
Tekanan udara sebesar 1 atm, ini setara dengan tekanan yang ditimbulkan oleh kolom
raksa setinggi 760 mm. Satuan tekanan udara lain adalah km/m2, lb/inchi2 sering
disingkat psi (pound per square inchi). Konversi tekanan udara antar satuan 1 atm = 760
mmHg = 14,7 psi = 1.013 mbar. Tekanan udara pada umumnya turus sebesar 11 mbar
untuk tiap pertambahan tinggi 100 meter. Tekanan udara dipengaruhi oleh suhu.
Dikarenakan fluktuasi suhu di daerah tropis kecil, maka fluktuasi tekanan udara di daerah
tropis juga relatif kecil (konstan). Tekanan udara yang tidak berfluktuasi besar ini
menyebabkan kecepatan angin di kawasan dekat garis ekuator seperti halnya Indonesia
pada umumnya relatif lemah. Tekanan udara akan berbanding terbalik dengan ketinggian
19
suatu tempat sehingga semakin tinggi tempat dari permukaan laut semakin rendah
tekanan udarannya. Kondisi ini karena makin tinggi tempat akan makin berkurang udara
yang menekannya. Satuan hitung tekanan udara adalah milibar, sedangkan garis pada
peta yang menghubungkan tempat-tempat dengan tekanan udara yang sama disebut
isobar.
Ketinggian suatu tempat dari permukaan laut juga dapat diukur dengan
menggunakan barometer. Kenaikan 10 m suatu tempat akan menurunkan permukaan air
raksa dalam tabung sebesar 1 mm. Dalam satuan milibar (mb), setiap kenaikan 8 m pada
lapisan atmosfer bawah, tekanan udara turun 1 mb, sedangkan pada atmosfer atas
dengan kenaikan > 8 m tekanan udara akan turun 1 mb. Barometer aneroid sebagai alat
pengukur ketinggian tempat dinamakan juga altimeter yang biasa digunakan untuk
mengukur ketinggian kapal udara yang sedang terbang. Tekanan udara antara satu
tempat dengan tempat lain berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor
sebagai berikut:
20
LEMBAR PERTANYAAN
PROGRAM PEMBELAJARAN
1. Bab II : Angin
5. Penugasan Siswa :
a. Mempelajari Bab II ini dengan sebaik-baiknya.
b. Sebagai latihan agar lembar pertanyaan-pertanyaan dapat dijawab.
c. Selanjutnya jawaban tersebut dikumpulkan/diserahkan kepada instruktur.
22
BAB II
ANGIN
Geostropik berasal dari kata geostrophic. Geo berarti bumi dan strophic yang
berarti berputar yang mengacu pada gaya coriolis dalam konteks rotasi bumi. Seperti
terlihat pada Gambar 2.1 di atas, garis biru ke kanan adalah aliran angin geostropik.
Pada awalnya angin berhembus tegak lurus dari daerah tekanan tinggi ke daerah
tekanan rendah. Pada titik ini gaya gradien tekanan lebih dominan sehingga angin
terlihat memotong garis isobar. Selanjutnya adanya gaya coriolis yang berlawanan
dengan gaya gradien tekanan menyebabkan arah angin mulai condong ke kanan.
Ilustrasi angin geostropik pada Gambar 2.1 di atas merupakan kondisi untuk sirkulasi
atmosfer pada bumi belahan utara (BBU). Pada bumi belahan selatan (BBS) adalah
kebalikannya di mana angin geostropik akan bergerak ke kiri dari garis isobar.
23
Pada saat gaya gradien tekanan setimbang dengan gaya coriolis maka
resultan yang terbentuk adalah vektor angin yang tegak lurus terhadap kedua gaya
tersebut. Hasilnya adalah angin geostropik yang mengalir sejajar garis isobar
tersebut. Jika aliran angin geostopis berada dekat permukaan bumi maka ada gaya
friksi yang masih mempengaruhi arah alirannya. Pada ketinggian di atas 2 kilometer
friksi dapat diabaikan sehingga yang berperan hanya gradien tekanan dan gaya
coriolis saja.
b. Angin Anabatik
Pada siang hari, lereng gunung mendapatkan panas secara cepat akibat
radiasi yang direima lebih besar. Di dataran rendah udara menjadi lebih dingin
dibandingkan udara di atas lereng gunung. Karena itu udara lereng gunung menjadi
labil dan cenderung menaiki lereng. Disebuut juga angin anabatik (anabatic flows).
c. Angin Katabatik
Pada malam hari, daratan tinggi (puncak gunung / di atas lereng gunung)
menjadi dingin secara cepat akibat kehilangan radiasi. Oleh sebab itu, di puncak
gunung bertekanan lebih tinggi dibandingkan dengan di lembah. Udara yang lebih
dingin memiliki densitas (kerapatan udara) yang lebih besar kemudian akan
mengalirkan udara ke lembah. Disebut juga angin Katabatik (catabatic flows).
24
Selain air raksa, alkohol juga dapat digunakan untuk mengisi termometer,
dengan kelebihan yakni dapat mengukur suhu yang sangat rendah (mencapai -130
°C) karena titik beku alkohol yang lebih rendah jika dibanding raksa, tetapi
termometer alkohol tidak dapat digunakan untuk mengukur air mendidih karena titik
didih alkohol hanya 78 °C.
Termometer Maksimum
Termometer Minimum
Cup Anemometer
Wind Vane
LEMBAR PERTANYAAN
29
PROGRAM PEMBELAJARAN
30
3. Waktu Pembahasan :
a. Lecture : 1 JP
b. Tutorial : 1 JP
c. Practical : 2 JP
d. Selg Guide : 1 JP
5. Penugasan Siswa :
a. Mempelajari Bab III ini dengan sebaik-baiknya.
b. Sebagai latihan agar lembar pertanyaan-pertanyaan dapat dijawab.
c. Selanjutnya jawaban tersebut dikumpulkan/diserahkan kepada instruktur.
BAB III
31
PRAKIRAAN CUACA
1. Peta Sinoptik
Secara sederhana artinya adalah peta cuaca. Peta sinoptik berisikan simbol-simbol
cuaca yang menggambarkan keadaan atmosfer pada daerah yang bersangkutan. Simbol
tersebut mewakili keadaan angin, tekanan, suhu dan lain sebagainya yang berkaitan
dengan unsur cuaca. Berdasarkan World Meteorological Organization (WMO) peta
sinoptik dapat memuat lebih dari 20 simbol di dalamnya, seperti pada gambar dibawah ini.
Simbol meteorologi terbagi menjadi 2 jenis yaitu surface station model (stasiun
permukaan) dan upper air model (udara atas). Berikut ini model dan penjelasan stasiun
permukaan yang sudah disederhanakan:
Tiap-tiap laporan disimpan dalam tiga folder yang berbeda. Dalam satu folder
induk Cuaca Meteo, dan 3 (tiga) sub folder berikut :
a. Folder Arsip Streamline Dishidros
b. Folder Cuaca Telegram Rutin
c. Folder Cuaca Teluk Jakarta Rutin
d. Sedangkan untuk file gambar streamline BMKG dari unduhan situsnya, di
simpan dalam folder Arsip Streamline BMKG
Ada beberapa analisa yang dilaporkan dalam sebuah berita cuaca, Garis shear
(shearline), ITCZ, Garis Konvergensi, Sumbu Doldrum, Daerah hujan, Daerah badai
Guntur, posisi badai tropis (TD/Tropical Cyclone), Posisi tekanan rendah (L/Low),
posisi tekanan tinggi (H/High), dan liputan awan Indonesia. Adapun penjelasan dari
ketujuh tipe analisa diatas adalah sebagai berikut :
1) Analisa Berita Cuaca, diklasifikasikan kedalam simbol-simbol dibawah ini,
yang merepresentasikan ketujuh analisa berita cuaca Indonesia. Untuk
menganalisa berita cuaca, sering terjadi perbedaan persepsi oleh setiap
personel penganalisa berita. Diakhir buku panduan ini terdapat sketsa
mengenai bagaimana peletakan atau penarikan garis analisa dibawah ini
kedalam sebuah berita cuaca, untuk meminimalisir perbedaan persepsi yang
mungkin terjadi.
36
LEMBAR PENYUSUN