Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit untuk Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan
Kesehatan TA 2023. Untuk konfirmasi kehadiran, mohon dapat mengisi link :
https://link.kemkes.go.id/KonfirmasiHadirPertemuanIndikator. Informasi lebih lanjut dapat
menghubungi Tim Kerja Laboratorium Surveilans dengan narahubung drg. Esther Raflesya
Bellsayda (085297202838)
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Tembusan:
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran I : Daftar Undangan
Nomor : SR.05.01/C.V/17784/2023
Tanggal : 13 September 2023
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
28. Kepala KKP Kelas II Tanjung Balai Karimun
29. Kepala KKP Kelas II Palembang
30. Kepala KKP Kelas II Kupang
31. Kepala KKP Kelas II Ambon
32. Kepala KKP Kelas II Samarinda
33. Kepala KKP Kelas II Banjarmasin
34. Kepala KKP Kelas II Mataram
35. Kepala KKP Kelas II Probolinggo
36. Kepala KKP Kelas II Manado
37. Kepala KKP Kelas II Tanjung Pinang
38. Kepala KKP Kelas II Tarakan
39. Kepala KKP Kelas II Banten
40. Kepala KKP Kelas II Banda Aceh
41. Kepala KKP Kelas II Jayapura
42. Kepala KKP Kelas II Gorontalo
43. Kepala KKP Kelas II Kendari
44. Kepala KKP Kelas II Dumai
45. Kepala KKP Kelas II Ternate
46. Kepala KKP Kelas II Pekanbaru
47. Kepala KKP Kelas II Padang
48. Kepala KKP Kelas II Cilacap
49. Kepala KKP Kelas III Jambi
50. Kepala KKP Kelas III Bengkulu
51. Kepala KKP Kelas III Bitung
52. Kepala KKP Kelas III Pangkal Pinang
53. Kepala KKP Kelas III Sorong
54. Kepala KKP Kelas III Biak
55. Kepala KKP Kelas III Poso
56. Kepala KKP Kelas III Yogyakarta
57. Kepala KKP Kelas III Palangkaraya
58. Kepala KKP Kelas III Sabang
59. Kepala KKP Kelas III Merauke
60. Kepala KKP Kelas III Tembilahan
61. Kepala KKP Kelas III Sampit
62. Kepala KKP Kelas III Manokwari
63. Kepala KKP Kelas III Lhokseumawe
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
64. Kepala KKP Kelas III Palu
65. Kepala KKP Kelas IV Entikong
66. Kepala KKP Kelas IV Labuan Bajo
67. Ketua Tim Kerja Percepatan Penurunan Stunting, Dit. Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
68. Ketua Tim Kerja Informasi dan Kerjasama, Sekretariat Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
69. Ketua Tim Kerja Laboratorium Surveilans, Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan
Kesehatan (4 orang)
70. Ketua Tim Kerja Surveilans, Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan (3 orang)
71. Ketua Tim Kerja Penyakit Infeksi Emerging, Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan
Kesehatan (3 orang)
72. Ketua Tim Kerja Pengendalian Vektor, Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan
(3 orang)
73. Ketua Tim Kerja Kekarantinaan Kesehatan, Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan
Kesehatan (3 orang)
74. Kepala Sub Bagian Administrasi dan Umum, Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan
Kesehatan (6 orang)
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
93. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat
94. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat
95. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur
96. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah
97. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
98. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara
99. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara
100. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo
101. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
102. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
103. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
104. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat
105. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
106. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara
107. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua
108. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat
109. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Daya
110. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah
111. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Selatan
112. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Pegunungan
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
127. Kepala Balai Laboratorium Kesehatan Pengujian dan Kalibrasi Provinsi Nusa
Tenggara Barat
128. Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur
129. Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat
130. Kepala UPT Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Provinsi Kalimantan Tengah
131. Kepala Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
132. Kepala UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur
133. Kepala Balai Penunjang Yankes Provinsi Sulawesi Utara
134. Kepala UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
135. Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
136. Kepala UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
137. Kepala UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Gorontalo
138. Kepala UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Daerah dan Transfusi Darah
Provinsi Sulawesi Barat
139. Kepala Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Alkes Provinsi Maluku
140. Kepala Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Papua
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
159. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bangli – Bali
160. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bima – NTB
161. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Sumba Barat Daya – NTT
162. Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak – Kalimantan Barat
163. Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya – Kalimantan Tengah
164. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Banjar – Kalimantan Selatan
165. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Paser – Kalimantan Timur
166. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tarakan – Kalimantan Utara
167. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bolaang Mongondow – Sulawesi Utara
168. Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu – Sulawesi Tengah
169. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bone – Sulawesi Selatan
170. Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari – Sulawesi Tenggara
171. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Gorontalo - Gorontalo
172. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Polewali Mandar – Sulawesi Barat
173. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tual – Maluku
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran II : Jadwal Kegiatan
Nomor : SR.05.01/C.V/17784/2023
Tanggal : 13 September 2023
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Hari, Tanggal Jam Kegiatan Narasumber
Diskusi
Diskusi
Diskusi
Diskusi
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Hari, Tanggal Jam Kegiatan Narasumber
Diskusi
10.00 – 10.15 WIB Coffee Break
15.15 – 16.00 WIB Lanjutan Diskusi Strategi PMO Direktorat Surveilans dan
Pencapaian Indikator Kinerja Kekarantinaan Kesehatan
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Hari, Tanggal Jam Kegiatan Narasumber
(ISS, IKP, IKK) Direktorat
Surveilans dan Kekarantinaan
Kesehatan
Hari, Tanggal Jam Kegiatan Narasumber
Kamis, 08.00 – 10.00 WIB Rencana Tindak Lanjut Katimker & PMO Dit. Surveilans dan
28 September Kekarantinaan Kesehatan
2023
10.00 – 10.30 WIB Penutupan Direktorat Surveilans dan
Kekarantinaan Kesehatan
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran III : Format Surat Tugas
Nomor : SR.05.01/C.V/17784/2023
Tanggal : 13 September 2023
SURAT TUGAS
Nomor :
nama : .............................................................
NIP : ........................................................
Pangkat/Gol : ........................................................
Jabatan : ........................................................
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran IV : Kerangka Acuan Kegiatan
Nomor : SR.05.01/C.V/17784/2023
Tanggal : 13 September 2023
A. PENDAHULUAN
Era kemajuan teknologi transportasi saat ini menyebabkan mobilitas manusia,
hewan, alat angkut maupun barang menjadi sangat tinggi, yang berpengaruh terjadinya
risiko perpindahan penyakit menular dari satu daerah ke daerah lain atau dari suatu negara
ke negara lain tanpa memandang batas wilayah adminitratif, sehingga kondisi tersebut
berpengaruh terhadap penularan penyakit secara global. Ancaman munculnya berbagai
penyakit baru (new emerging) dan re-emerging menjadi tantangan global yang harus
tanggap dilakukan antisipasi, deteksi dini, kewaspadaan, pencegahan dan
penanggulangannya
Transformasi sistem kesehatan merupakan upaya perbaikan sistem kesehatan yang
terdiri dari 6 pilar transformasi penopang sistem kesehatan Indonesia, yaitu 1) Transformasi
layanan primer, 2) Transformasi layanan rujukan, 3) Transformasi sistem ketahanan
kesehatan, 4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan, 5) Transformasi SDM
kesehatan, dan 6) Transformasi teknologi kesehatan. Upaya transformasi ini sejalan
dengan visi presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan
berkeadilan. Pilar ketiga, transformasi sistem ketahanan kesehatan ditunjukan untuk
melakukan dua fungsi besar, yakni meningkatkan ketahanan sektor farmasi dan alat
kesehatan untuk dapat melakukan produksi dalam negeri 14 vaksin rutin, 10 obat
unggulan, serta 10 alat kesehatan unggulan by volume and by value dan memperkuat
ketahanan tanggap darurat dengan membangun jejaring nasional surveilans berbasis
laboratorium baik terhadap penyakit dan faktor risiko, menyediakan tenaga cadangan yang
tanggap darurat, serta table top exercise kesiapsiagaan krisis. Pilar transformasi sistem
ketahanan kesehatan menjadi landasan untuk penyelenggaran surveilans yang optimal
sejalan dengan visi Presiden RI.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Pengalaman pandemi COVID-19 di Indonesia yang kita rasakan selama lebih dari 3
tahun menunjukkan bahwa kapasitas surveilans dalam melakukan deteksi dini terhadap
suatu penyakit baru atau mendeteksi kenaikan trend kasus penyakit yang diperkuat dengan
konfirmasi pemeriksaan laboratorium masih sangat terbatas. Sistem surveilans yang
selama ini dibangun dan dikembangkan merupakan kegiatan pengamatan yang sistematis
dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah
kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna
mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Beberapa penyakit yang dilakukan pengamatan merupakan penyakit potensial
KLB/wabah dengan kumpulan banyak gejala dan atau tanda klinis dengan tujuan early
warning system atau deteksi dan kewaspadaan dini terhadap ancaman dampak kesehatan
untuk segera dilakukan respon kesehatan masyarakat yang efektif. Lebarnya spektrum
diagnosa penyakit dengan kumpulan gejala yang hampir sama, masih terbatas
selektifitasnya dalam diagnosa konfirmasi yang diperkuat dengan pemeriksaan
laboratorium.
Untuk mendukung pencapaian surveilans yang adekuat dengan sasaran program
yaitu Persentase Kab/kota yang melakukan deteksi dan respon potensi KLB/wabah serta
pengendalian faktor resiko Kesehatan yang berpotensi KLB/wabah diperlukan kegiatan
yang meliputi : merespon terhadap sinyal SKDR < 24 jam; penyelenggaraan kekarantinaan
kesehatan dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dan/atau faktor risiko
potensi KLB/wabah di pintu masuk internasional (Pelabuhan, Bandar Udara, Pos Lintas
Batas Darat Negara); pengendalian vektor dan/atau binatang pembawa penyakit;
penyusunan dokumen rekomendasi dari hasil pemetaan risiko penyakit infeksi emerging;
pelaksanaan pemeriksaan penyakit dan /atau faktor resiko Kesehatan berpotensi
KLB/wabah pada laboratorium Kesehatan yang terintegrasi dengan sistem informasi
Kemenkes. Dari semua kegiatan tersebut diperlukan koordinasi antara pemerintah pusat
dan pemerintah daerah melalui peningkatan sumber daya yang terintegrasi dan
terkolaborasi.
Menindaklanjuti hal tersebut maka perlu adanya penguatan dan pengembangan
terhadap semua kegiatan dengan melakukan monitoring dan evaluasi capaian kinerja
kegiatan secara rutin untuk mencari gap-gap yang ada dilapangan dan perlu tindak lanjut
segera agar target kinerja tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan. berdasarkan hal
tersebut, maka dilakukan pertemuan monitoring dan evaluasi pencapaian indikator
Direktorat surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan dengan melibatkan seluruh lintas
program dan lintas sektor terkait.
B. TUJUAN
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranyan respon terhadap sinyal SKDR < 24
b. Terselenggaranya kekarantinaan kesehatan dalam upaya deteksi dan respon
penyakit dan/atau faktor risiko potensi KLB/wabah di pintu masuk internasional
(Pelabuhan, Bandar Udara, Pos Lintas Batas Darat Negara)
c. Terselenggaranya pengendalian vektor dan/atau binatang pembawa penyakit
d. Terselenggaranya penyusunan dokumen rekomendasi dari hasil pemetaan risiko
penyakit infeksi emerging
e. Terselenggaranya pelaksanaan pemeriksaan penyakit dan /atau faktor resiko
Kesehatan berpotensi KLB/wabah pada laboratorium Kesehatan yang terintegrasi
dengan sistem informasi Kemenkes
C. METODE PELAKSANAAN
1. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Pertemuan Pembahasan Indikator Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan
Kesehatan akan dilaksanakan pada:
a. tanggal: 25 – 28 September 2023
b. tempat: Aston Imperial Bekasi Hotel & Conference Center, Jl. KH. Noer Ali No.177
Kayuringin Jaya Bekasi Barat, Kayuringin Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kota Bekasi,
Jawa Barat 17144
c. Kegiatan berupa pemaparan materi, diskusi tanya jawab, dan rencana tindak lanjut
2. Narasumber
a. Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran – Kementerian Kesehatan
b. Direktur Tata Kelola Kesehatan Masyarakat – Ditjen Kesmas
c. Deputi Kebijakan Penjaminan Manfaat Rujukan, BPJS Kesehatan
d. Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi, OR Kesehatan,BRIN
e. Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
f. Kepala Pusat Kebijakan Sistem Ketahanan Kesehatan dan Sumber Daya
Kesehatan, BKPK
g. Direktur Pengelolaan Imunisasi – Ditjen P2P
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
h. Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan
i. WHO – Indonesia
j. FETP Indonesia
k. Koordinator ABVC Indonesia
3. Peserta
Peserta pada kegiatan ini adalah Lintas Program di Kementerian Kesehatan,
B/BTKLPP, KKP, Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota (Seksi Surveilans – Bidang P2P),
Laboratorium Kesehatan Provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia.
D. PENERIMA MANFAAT
Kegiatan ini memberikan manfaat kepada para pengambil kebijakan baik di pusat/provinsi
dan Kab/Kota, petugas Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota, Laboratorium
Kesehatan Masyarakat dan KKP.
E. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN
a. Pelaksanaan
Pelaksanaan oleh Satker Setditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit untuk
digunakan oleh Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan melalui pihak
ketiga.
b. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan dilakukan secara swakelola sesuai dengan peraturan
erundang-undangan.
F. BIAYA YANG DIPERLUKAN
Biaya kegiatan ini bersumber pada DIPA Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit untuk Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan TA 2023.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran V : Ketentuan Peserta
Nomor : SR.05.01/C.V/17784/2023
Tanggal : 13 September 2023
KETENTUAN PESERTA
1. Untuk tertib administrasi, peserta harus mengisi konfirmasi kehadiran yang tertera pada
surat undangan maksimal hari kedua pertemuan tanggal 26 September 2023 Jam
16.00. Bagi peserta yang tidak menggunakan tiket pesawat (Jawa Barat, Banten, DKI
Jakarta) upload bukti Tiket PP dan Boarding pass dapat berupa upload dokumen
kosong.
2. Peserta harus menyerahkan Surat Tugas, Bukti Tiket PP dan Transportasi pada saat
registrasi peserta, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Panitia hanya memfasilitasi akomodasi (kamar untuk 2 peserta dan makan) selama
kegiatan berlangsung (25 – 28 September 2023), hal – hal diluar itu menjadi tanggung
jawab peserta (seperti laundry, makanan dan minuman diluar yang disediakan panitia)
4. Peserta Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota membawa :
- Data capaian indikator Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan sampai dengan
Bulan September 2023.
- Data trend penyakit potensial wabah, 5 penyakit tertinggi pada tahun 2023 (Januari
– 20 September 2023).
5. Peserta B/BTKL, Labkesda dan KKP membawa:
- Data trend 5 penyakit tertinggi pada tahun 2023 (Januari – 20 September 2023)
yang ditemukan / diperiksa
- update data kemampuan pemeriksaan penyakit potensial wabah dan faktor risiko
Kesehatan sesuai format terlampir sebagai berikut :
Instansi
Provinsi
Kemampuan
Pemeriksaan Kemampuan Peralatan Laboratorium
Penyakit Pemeriksaan Faktor update yang dimiliki
Kemampua
Potensial wabah Risiko Kesehatan Tahun 2023 (RT – PCR,
n Surveilans Jejaring
(24 jenis penyakit, (Lingkungan, Elisa, WGS, Kultur, dll)
dan Laboratorium
penyakit Infeksi Makanan, Minuman,
Emerging/ New Resistensi Obat, dll) Respons
Jenis alat
Emerging dan Re- Jumlah
Emerging) dan merk
1. 1. 1.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
6. Satuan Biaya Tiket Pesawat Perjalanan Dinas Dalam Negeri Pergi Pulang sesuai dengan
Standar Biaya Masukan (SBM):
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN