Anda di halaman 1dari 17

3

MAKALAH

“PANCASILA DAN AGAMA”

PANCASILA

TUGAS KELOMPOK 7

Dosen Pengampu : Putu Windi Ridayanti.,SPd.,MSI

DISUSUN OLEH :

I Komang Yustikantara (23089014011)


Ayu Kadek Devi Ariska Putri (23089014017)
Ni Kadek Diah Ayu Oktarina (23089901422)
Ni Putu Mariani (23089014016)
Ni Kadek Sari Wati (23089014050)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2023
3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas
anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang merupakan
tugas dari mata kuliah Pancasila dalam pembuatan makalah dengan judul
“Pancasila dan Agama”. Kami sampaikan terimakasih kepada Ibu Putu Windi
Ridayanti.,SPd.,MSI selaku dosen pengampu mata kuliah dan semua pihak yang
turut membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan
kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.

Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para


pembaca dan khususnya bagi penyusun sendiri.

Bungkulan, 23 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1
1.3 Tujuan ............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pancasila dan Agama....................................................3
2.2 Hubungan Pancasila dan Agama....................................................3
2.3 Makna Ketuhanan Yang Maha Esa................................................5
2.4. Kontrovensi Pancasila dan Agama................................................7
2.5 Makna Sila Pancasila dalam Agama...............................................8
2.6 Peran pancasila dalam beragama di Negara Pancasila...................9
2.7 Implikasi Agama dalam Kehidupan Berdasarkan Pancasila..........10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

ii
3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang
majemuk. Pancasila juga jati diri bangsa Indonesia, sebagai falsafah, ideologi, dan
alat pemersatu bangsa Indonesia. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila
terhadap bangsa dan negara Indonesia? Hal ini dikarena bangsa Indonesia
memilki keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan
budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi hal -hal atau
perbedaan di atas harus dipersatukan.

Sejarah Pancasila adalah bagian dari sejarah inti negara Indonesia. Sehingga
tidak heran bagi sebagian rakyat Indonesia, Pancasila dianggap sebagai sesuatu
yang sakral yang harus kita hafalkan dan mematuhi apa yang diatur didalamnya.
Ada pula sebagian pihak yang sudah hampir tidak mempedulikan lagi semua
aturan-aturan yang dimiliki oleh Pancasila. Namun, di lain pihak muncul orang-
orang yang tidak sepihak atau menolak akan adanya Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia. Mungkin kita masih ingat dengan kasus kudeta Partai Komunis
Indonesia yang menginginkan mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi
komunis. Sugakasus kudeta DI/II yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan
mendirikan sebuah negara Islam. Atau kasus yang masih hangat di telinga kita
masalah pemberontakan tentara GAM.

Mengapa banyak orang yang menetang pancasila dengan alasan agama.


Masalah pokoknya adalah kurangnya pemahaman mereka tentang ideologi
pancasila dan juga kesalahan mereka dalam menafsirkan pelajaran pelajaran atau
ilmu agama yang mereka dapatkan. Atau mungkin juga mereka mudah di
pengaruhi dan di hasut dengan alasan agama atau kebebasan. Dengan demikian
sangat mudah bagi orang orang yang ingin menghancurkan negri ini
memanfaatkan mereka

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut;

1. Apa yang dimaksud dengan pancasila dan agama?


2. Apa hubungan pancasila dan agama?
3. Apakah Pancasila masih bisa menjadi ideologi yang dianut oleh bangsa
Indonesia yangterdapat beragam kepercayaan (agama)
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, terdapat tujuan sebagai berikut:
2

1. Mengetahui pengertian pancasila dan agama


2. Hubungan pancasila dan agama
3. Untuk mengetahui apakah pancasila masih bisa menjadi ideologi yang
dianut oleh bangsa Indonesia yang terdapat beragam kepercayaan (agama)
3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pancasila dan Agama
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini
terdiri dari dua kata dari sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti
prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusandan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila adalah
pedoman luhur yang wajib di taati dan dijalankan oleh setiap warga negara
Indonesia untuk menuju kehidupan yang sejahtera tentram, adil, aman,
sentosa.
Agama adalah ajaran sistem yang mengatur tata keimanan kepada
Tuhan Yang Maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia serta lingkungan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
2.2 Hubungan Pancasila dan Agama
Hubungan Negara/ Pancasila dan agama seringkali menjadi
”rumit”. Agama seringkali di pergunakan untuk bertentangan dengan
pemerintahan atau pemerintahan sering dijadikan kekuatan untuk menekan
agama. Dalam diskursus politik dan ketatanegaraan serta agama jalinan
tersebut masih diperdebatkan dan dikaji baik di (negara) Barat maupun di
(negara) Timur.
Agar hubungan antar agama dan negara tetap harmonis di tengah-
tengah dinamika kehidupan politik, ekonomi, dan budaya kita perlu
mendiskusikannya terus menerus, sehingga kita sampai pada pemahaman
bahwa agama dan negara bagai dua sisi mata uang, di mana keduanya bisa
dibedakan, namun tidak bisa dipisahkan satu sama lain karena keduanya
saling membutuhkan.
Pancasila yang ada didalamnya terkandung dasar filsafat hubungan
negara dan agama merupakan karya besar bangsa Indonesia melalui
TheFounding Fathers negara Republik Indonesia.
Menurut Notonegoro, asal muasal pancasila secara langsung salah
satunya asal mula bahan (kuasa materialis) yang menyatakan bahwa
“bangsa indonesia adalah sebagai asal dari nilai-nilai pancasila, yang di
4

gali dari bangsa indonesia yang berupa nilai-nilai adat istiadat


kebudayaaan serta nilai-nilai religius yang terdapat kehidupan sehari-hari
bangsa indonesia”.
Sejak zaman purbakala hingga pintu gerbang (kemerdekaan)
negara Indonesia, masyarakat nusantara telah melewati ribuan tahun
pengaruh agama-agama lokal, (sekitar) 14 abad pengaruh hinduisme dan
budhisme, sekitar tujuh abad pengaruh islam, dan sekitar empat abad
pengaruh kristen.
Dalam buku Sutasoma karangan Empu Tantular di jumpai kalimat
yang kemudian di kenal Bhinneka Tunggal Ika. Sebenarnya kalimat
tersebut secara lengkap berbunyi Bhinneka tunggal Ika Tan Hanna
Dharma Mangrua, artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua,
sebab tidak ada agama yang mempunyai tujuan yang berbeda: Kuatnya
faham keagamaaan dalam formasi kebangsaan Indonesia membuat arus
besar pendiri bangsa tidak dapat membayangkan ruang publik hampa
Tuhan. Sejak dekade 1920-an, ketika indonesia mulai dibayangkan sebagai
komunitas politik bersama, mengatasi komunitas kultular dari ragametnis
dan agam, ide kebangsaan tidak terlepas dari ketuhanan.
Secara lengkap pentingnya dasar ketuhanan ketika dirumuskan
oleh founding fathers negarakita dapat dibaca pada pidato Ir.Soekarno
pada 1 juni 1945, ketika berbicara mengenai dasar negara (philosophisce
grondslag) yang menyatakan, “Prinsip Ketuhanan ! bukan saja bangsa
indonesia ber-tuhan, tetapi masing-masingorang indonesia hendaknya
bertuhan, tuhannya sendiri.”
Dalam hubungan antara agama Islam dan Pancasila, keduanya
dapat berjalan saling mengokohkan. Keduanya tidak bertentangan dan
tidak boleh di pertentangkan. Juga tidak harus dipilih salah satu dengan
sekaligus membuang atau meninggalkan yang lain. Selanjutnya Kyai
Achmad Shiddiq menyatakan bahwa salah satu hambatan utama bagi
proporsionalisasi ini berwujud hambatan psikologis, yaitu kecurigaan dan
kekhawatiran yang datang dari dua arah. Hubungan negara dengan agama
menurut NKRI yang berdasarkan pancasila adalah sebagai berikut.
5

 Negara adalah berdasar atas ketuhanan yang Maha Esa.


 Bangsa Indonesia ialah sebagai bangsa yang ber-Ketuhanan yang Maha
Esa. Konsekuensinya setiap warga memiliki hak asasiuntuk memeluk dan
menjalankan ibadah sesuai dengan agamamasing-masing.
 Tidak ada tempat atheisme dan sekularisme karena hakikatnya manusia
berkedudukan kodrat sebagai makhluk tuhan.
 Tidak ada paksaan bagi setiap agama karena ketakwaan itu bukan hasil
paksaan bagi siapapun juga.
 Memberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankanagama
dalam negara.
 Segala aspek dalam melaksanakan dan menyelenggarakan Negara harus
sesuai dengan nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa terutama norma-
norma hukum positif maupun norma moral baikmoral agama maupun
moral para penyelenggara negara.
 Negara adalah pada hakikatnya merupakan “...berakhmat Allah yang Maha
Esa”.
Berdasarkan kesimpulan Kongres Pancasila (Wahyudi (ed.), 2009:
58),dijelaskan bahwa bangsa Indonseia adalah bangsa yang religius.

Religiusitas bangsa indonesia ini, secara filosofis merupakan nilai


fundamental yang meneguhkan eksistensi negara indonesia sebagai negara
yang ber-KetuhananYang Maha Esa. Ketuhanan yang merupakan dasar
kerohanian bangsa dan menjadi penopang utama bagi persatuan dan kesatuan
bangsa dalam rangkamenjamin keutuhan NKRI. Karena itu, agar terjalin
hubungan selaras danharmonisantara agama dan negara, maka negara sesuai
dengan Dasar negaraPancasila wajib memberikan perlindungan pada agama-
agama di Indonesia

2.3 Makna Ketuhanan Yang Maha Esa

"Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa" Pasal 29 ayat


(1) UUD 1945serta penempatan "Ketuhanan Yang Maha Esa" sebagai sila
pertama dalam Pancasila mempunyai beberapa makna yaitu:
Pertama, Pancasila lahir dalam suasana kebatinan untuk melawan
kolonialisme dan imperialisme, sehingga diperlukan persatuan dan
persaudaraan di antara komponen bangsa. Sila pertama dalam Pancasila
6

"Ketuhanan Yang Maha Esa" menjadi faktor penting untuk mempererat


persatuan dan persaudaraan, karena sejarah bangsa Indonesia penuh
dengan penghormatan terhadap nilai-nilai "Ketuhanan Yang Maha Esa"
Kerelaan tokoh-tokoh Islam untuk menghapus kalimat "dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" setelah
"Ketuhanan Yang Maha Esa" pada saat pengesahan UUD, 18 Agustus
1945, tidak lepas dari cita-cita bahwa Pancasila harus mampu menjaga dan
memelihara persatuan dan persaudaraan antarsemua komponen bangsaIni
berarti, tokoh-tokoh Islam yang menjadi founding fathers bangsa
Indonesia telah menjadikan persatuan dan persaudaraan di antara
komponen bangsa sebagai tujuan utama yang harus berada di atas
kepentingan primordial lainnya.
Kedua, Seminar Pancasila ke-1 Tahun 1959 di Yogyakarta
berkesimpulan bahwa sila "Ketuhanan Yang Maha Esa" adalah sebab yang
pertama atau causa prima dan sila "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam pemmusyawaratan/perwakilan" adalah kekuasaan
rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk melaksanakan
amanat negara dari rakyat, negara bagi rakyat, dan negara oleh rakyat. Ini
berarti, "Ketuhanan Yang Maha Esa" harus menjadi landasan dalam
melaksanakan pengelolaan negara dari rakyat, negara bagi rakyat, dan
negara oleh rakyat.
Ketiga,Seminar Pancasila ke-1 Tahun 1959 di Yogyakarta juga
berkesimpulan bahwa sila "Ketuhanan Yang Maha Esa" harus dibaca
sebagai satu kesatuan dengan sila-sila lain dalam Pancasila secara utuh.
Hal ini dipertegas dalam kesimpulan nomor 8 dari seminar tadi bahwa,
Pancasila adalah:
 Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab,
yang berpersatuan Indonesia (berkebangsaan) yang berkerakyatan dan
yang berkeadilan sosial;
 Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
yang berpersatuan Indonesia (berkebangsaan), yang berkerakyatan dan
yang berkeadilan sosial;
7

 Persatuan Indonesia (kebangsaan) yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,


yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, berkerakyatan dan
berkeadilan sosial;
 Kerakyatan, yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan
yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia (berkebangsaan) dan
berkeadilan sosial;
 Keadilan sosial, yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang bepersatuan Indonesia
(berkebangsaan) dan berkerakyatanIni berarti bahwa sila-sila lain dalam
Pancasila harus bermuatan Ketuhanan Yang Maha Esa dan sebaliknya
Ketuhanan Yang Maha Esa harus mampu mengejewantah dalam soal
kebangsaan (persatuan), keadilan, kemanusiaandan kerakyatan.
Keempat, "Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa" juga harus
dimaknai bahwa negara melarang ajaran atau paham yang secara terang-
terangan menolak Ketuhanan Yang Maha Esa, seperti komunisme dan
atheismeKarena itu, Ketetapan MPRS NoXXV Tahun 1966 tentang
Larangan Setiap Kegiatan untuk Menyebarkan atau Mengembangkan
Faham atau Ajaran Komunis/Marxisme Leninisme masih tetap relevan dan
kontekstualPasal 29 ayat 2 UUD bahwa "Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing- masing..."
bermakna bahwa negara hanya menjamin kemerdekaan untuk beragama.
Sebaliknya negara tidak menjamin kebebasan untuk tidak beragama
(atheis). Kata ‘tidak menjamin’ ini sudah sangat dekat dengan pengertian
‘tidak membolehkan’ terutama jika atheisme itu hanya tidak dianut secara
personal, melainkan juga didakwahkan kepada orang lain
2.4. Kontrovensi Pancasila dan Agama
Sebagai sebuah negara yang mayoritas penduduknya memeluk
agama islam,maka Pancasila sendiri sebagai dasar negara Indonesia tidak
bisa lepas dari pengaruhagama yang tertuang dalam sila pertama yang
berbunyi sila ‘Ketuhanan yang Maha Esa’. yang pada awalnya berbunyi
“dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya”
yangsejak saat itu dikenal sebagai Piagam $akarta. "amun ada dua ormas
8

Islam terbesar saat itu yang menentang bunyi sila pertama tersebut, karena
dua ormas Islam tersebut menyadari bahwa jika syariatIslam diterapkan
maka secara tidak langsung akan menjadikan.Indonesia sebagai negara
Islam yang utuhmaka hal tersebut dapat memojokkan umat beragama
lainnya. 1ang lebih buruk lagi adalah akan memecah belah bangsa ini
khususnya bagi provinsi-provinsi yang sebagian besar penduduknya
nonmuslim. Karena itulah sampai detik ini bunyi sila pertama adalah
“ketuhanan yang maha esa” yang berarti bahwa Pancasila mengakui dan
dan menyakralkan keberadaan Agama, tidak hanya Islam namun termasuk
juga Kristen, Katolik, Budha, Khonhucu dan Hindu sebagai agama resmi
negara pada saat itu.
2.5. Makna Sila Pancasila dalam Agama
keterkaitan hubungan antara rukun Islam sebagai landasan agama
Isalam dan Pancasila sebagai landasan negara Indonesia. Adapun
hubungan itu yaitu pertama dari segi jumlah, rukun Islam berjumlah lima
begitupun pancasila Kedua, dari segi makna yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini kerat aitannya denagn rukun Islam
yang pertama yaitu syahadat. Secara umum, sila ini menerangkan tentang
ketuhanan begitu pun syahadat yang mempunyai makna pengakuan
terhadap tuhan yaitu Allah SWT. Selain itu, kata Esa sendiri berarti
tunggal, yang sebagaimana yang kita ketahui bahwa Isalm sebagai agama
mayoritas penduduk negeri ini mempunyai tuhan tunggal Allah SWT
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab sila kedua pancasila, berkaitan
dengan rukun Islam kedua yaitu Shalat. Shalat dalam Islam selain sebagai
ibadah wajib juga dilakukan untuk mendidik manusia menjadi manusia
yang beradab. Sholat adalah sebuah media untuk mencegah perbuatan
yang tidak terpuji, sebagai mana yang di firmankan oleh Allah bahwa
Shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar.
3. Persatuan Indonesia yang artinya seluruh elemen rakyat yang ada di
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan adat bersatu dan
membentuk kesatuan dalam wadah bangsa Indonesia. Kaitannya dengan
itu, persatuan terbentuk ketika jurang pemisah sudah tidak ada lagi di
9

masyarakat. salah satu jurang pemisah yang paling nyata yaitu jurang
antara yang miskin dan yang kaya. Untuk menyatukan jurang pemisah
tersebut maka di agama Islam diwajibkan membayar zakat bagi orang-
orang kaya yang akan disalurkan untuk kepentingan kaum miskin dan
duafa. Zakat yang notabennya adalah rukun Islam ketiga sangat erat
kaitannya dengan poin pancasila ketiga tersebut. Dengan zakat akan
terbentuk rasa kasih sayang pada umat yang akan menghasilkan persatuan
yang di cita-citakan.
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan sangat erat kaitannya dengan rukun islam
keempat yaitu puasa. Dengan pusas akan terbentuk sifat bijaksana dan
kepemimpinan. Ciri orang bijaksana, yaitu ia mampu merasakan dan
mempumnyuai rasa kasih sayang sesame, semua itu adalah hikmah dari
puasa. Selain itu, dalam menentukan waktu puasa, perlu dilakukan suatu
musyawarah yang dikenal dengan siding istbat.
5. Keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indionesia. Pada rukun Islam,
terdapat yang namanya haji. Haji adalah proses sosial yang terbesar di
dunia ini, dimana setiap orang datang dari berbagai negara dengan
berbagai bahasa dan kebiasaan bergabung menjadi satu dalam satu tempat
dan waktu dalam kedudukan yang sama Di dalalam haji, tidak memandang
itu siapa dan siapa, semuanya sama, pakaiannya sama dan peraturan dan
hukumnya samaSemua itu adalah cerminan dari keadilan tuhan.
2.6 Peran pancasila dalam beragama di Negara pancasila

Kebebasan Beragama dalam Pancasila ialah diperjelas dalam


beberapa Pasal-pasal dalam UUD 1945,yaitu Pasal 28E “bahwa setiap
orang bebas Memeluk agama dan beribadah menurut agamanya” serta
Pasal 29 ayat (1) UUD “bahwa Negara berdasar atas Ketuhanan yang
Maha Esa”dan Pasal 29 ayat(2)“bahwa Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk Agamanya masing-masing dan untuk
beribadah menurut agamanya dan Kepercayaannya itu”Konsekuensi dari
keilmuan di atas adalah:

1. Negara hanya menjamin kebebasan warga Negara untuk memelukAgama


masing-masing ini berarti, kebebasan untuk tidak memeluk Agama
10

tidakdijamin, bahkan bisa dikatakan dilarang jika disertai Dengan upaya


mengajak oranglain untuk melakukan hal yang Sama, karena secara tidak
langsung merusakjaminan Negara Kepada warganya untuk memeluk
agamnya masing-masing.
2. Setiap warga Negara harus patuh pada ketentuan peribadatanBerlaku pada
agamanitya masing-masing. Kalau memeluk Agama Islam harus beribadah
menurut Islam, bukan berdasarkan cara lain. Begitu pula kalu memelukK
atolik, Protestan, Hindu, Budha, Khonghucu, Kristen.
3. Ritus-ritus keagamaan yang dijalankan ististusi agama
bersamaPemeluknya harus dapat mempertegas pelaksanaan prinsip
Ketuhanan yang MahaEsa dalam segala aspeknya serta dapat
Memperteguh persatuan dan persaudaraan dikalangan masyarakat
Indonesia,bukan sebaliknya menjadi pemicu terjadinya konflik Horizontal.
2.7 Implikasi Agama dalam Kehidupan Berdasarkan Pancasila
Pancasila dan agama dapat diaplikasikan seiring sejalan dan saling
mendukung. Agama dapat mendorong nilai Pancasila, begitu pula
Pancasila luasnya terhadap aplikasi nilai- memberikan ruang gerak yang
seluas- usaha-usaha peningkatan pemahaman, penghayatan dan
pengamalan agama (Eksan, 2000)Abdurrahman Wahid (Gusdur) pun
menjelaskan bahwa sudah tidak relevan lagi untuk melihat apakah nilai-
nilai dasar itu ditarik oleh Pancasila dari agama-agama dan Tuhan Yang
Maha Esa, karena ajaran agama-agama juga kepercayaan terhadap tetap
menjadi referensi umum bagi Pancasila, dan agamaagama harus
memperhitungkan eksistensi Pancasila sebagai "polisi lalu lintas" yang
akan menjamin semua pihak dapat menggunakan jalan raya kehidupan
bangsa tanpa terkecuali (Oesman dan Alfian1990167-168)Moral Pancasila
bersifat rasional, objektif dan universal dalam arti berlaku bagi seluruh
bangsa Indonesia Moral Pancasila juga dapat disebut otonom karena
nilainilainya tidak mendapat pengaruh dari luar hakikat secara
filosofisTidak dapat pula diletakkan adanya.nilai agama, adat, dan budaya,
karena agama secara manusia Indonesia, dan dapat
11

dipertanggungjawabkan bantuan dari nilai-de facto nilai-nilai Pancasila


berasal dari
agama serta budaya manusia Indonesia. Hanya saja nilainilai yang hidup tersebut
tidak menentukan dasar-dasar Pancasila, tetapi memberikan bantuan dan
memperkuat 177).Sejalan dengan pendapat tersebutPresiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) menyatakan dalam Sambutan pada Peringatan Hari Kesaktian
Pancasila pada 1 Oktober 2005.
"Bangsa kita adalah bangsa yang relijius; juga, bangsa yang
menjunjung tinggi, menghormati dan mengamalkan ajaran agama masing-
masing. Karena itu, setiap umat beragama hendaknya memahami falsafah
Pancasila itu sejalan dengan nilai-nilai ajaran agamanya masing-
masingDengan demikian, kita akan menempatkan falsafah negara di
posisinya yang wajar Saya berkeyakinan dengan sedalam-dalamnya bahwa
lima sila di dalam Pancasila itu selaras dengan ajaran agama-agama yang
hidup dan berkembang di tanah airDengan demikian, kita dapat
menghindari adanya perasaan kesenjangan antara meyakini dan
mengamalkan ajaran-ajaran
Dengan penerimaan Pancasila oleh hampir seluruh kekuatan
bangsa, sebenamya tidak ada alasan lagi untuk
Agama serta untuk menerima Pancasila sebagai falsafah negara (Yudhoyono
dalam Wildan (ed.), 2010172). mempertentangkan nilai-
nilai Pancasila dengan agama mana pun di Indonesia. Penerimaan sadar ini
memerlukan waktu lama tidak kurang dari 40 tahun dalam perhitungan Maarif,
sebuah pergulatan sengit yang telah menguras energi kita sebagai bangsa. Sebagai
buah dari pergumulan panjang itu, sekarang secara teoretik dari kelima nilai
Pancasila tidak satu pun lagi yang dianggap berlawanan dengan agamaSila
pertama berupa "Ketuhanan Yang Maha Esa" dikunci oleh sila kelima
Diharapkan sebagai bangsa indonesia yang rakyatnya memiliki
berbagai macam suku, budaya dan agama harus saling
menghormatimanghargai dan menyayangi antara satu suku dan suku
lainnya dan antara satu agama dan agama lainnyaAgar timbul kedamaian
dan kerukunan di negara ini. Jangan Hanya karena merasa berasal dari
12

agama mayoritas, kita merendahkan umat yang berbeda agama ataupun


membuat aturan yang secara langsung dan tidak langsung memaksakan
aturan agama yang dianut atau standar agama tertentu kepada pemeluk
agama lainya dengan dalih moralitas. Hendaknya kita tidak menggunakan
standar sebuah agama tertentu untuk dijadikan tolak ukur nilai moralitas
bangsa Indonesia.
Untuk semakin memperkuatrasa bangga terhadap Pancasila dan
memahami tentang kerukunan beragama maka perlu adanya peningkatan
pengamalan butirbutir Pancasila khususnya sila Untuk menjadi sebuah
negara Pancasila yang nyaman bagi rakyatnya diperlukan adanya jaminan
keamanan dan kesejahteraan setiap masyarakat yang ada di dalamnya.
Khususnya jaminan keamanan dalam melaksanakan kegiatan beribadah.
3

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut: Sebagai negara yang terdiri dari berbagai macam agama, suku,
ras dan bahasa Pancasila adalah ideologi yang sangat baik untuk diterapkan di
negara Indonesia. Sehingga jika ideologi Pancasila diganti oleh ideologi yang
berlatar belakang agama, akan terjadi ketidaknyamanan bagi rakyat yang
memeluk agama di luar agama yang dijadikan ideologi tersebut Dengan tetap
menjunjung tinggi ideologi Pancasila sebagai dasar negara,

3.2 Saran
Untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila dan memadukannya dengan
agama, harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggiSelain itu, kita juga harus
mempunyai kemauan yang keras guna mewujudkan negara Indonesia yang aman,
makmur dan nyaman bagi setiap orang yang berada di dalamnya serta selalu
rukun antar umat beragam dengan cara saling menghormati dan menghargai.
14

DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/263131756/Pancasila-Dan-Agama

https://www.academia.edu/39599311/
_HUBUNGAN_PANCASILA_DAN_AGAMA

Anda mungkin juga menyukai