Bab Ii Revisi
Bab Ii Revisi
TINJAUAN PUSTAKA
Lanjut usia merupakan suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Menua merupakan suatu proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahapan dalam
kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara
misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memburuk, gerakan melambat, dan figur tubuh yang tidak proporsional (Untari,
2019:16).
Lansia adalah mereka yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia
fisik meliputi penurunan kekuatan, stamina, dan penampilan. Hal ini dapat
menyebabkan beberapa orang menjadi depresi atau tidak bahagia saat memasuki
usia tua. Jika mereka mengandalkan kekuatan fisik yang tidak lagi mereka miliki,
mereka menjadi tidak efektif dalam pekerjaan dan peran sosial mereka (Azizah,
2017).
Lansia merupakan proses penuaan dengan bertambahnya usia individu yang
ditandai dengan penurunan fungsi organ tubuh seperti otak, jantung, hati dan
ginjal serta peningkatan kehilangan jaringan aktif tubuh berupa otot-otot tubuh.
Penurunan fungsi organ tubuh pada lansia akibat dari berkurangnya jumlah dan
kategori, yaitu:
usia lanjut (60-69 tahun) dan usia lanjut dengan risiko tinggi (lebih dari 70
degeneratif yang biasanya akan berdampak pada perubahan- perubahan pada jiwa
atau diri manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan,
a. Perubahan fisik
Dimana banyak sistem tubuh kita yang mengalami perubahan seiring umur
telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi,
suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas
tidak elastis kering dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga
sebasea dan glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada kulit
b. Perubahan Kognitif
anak- anak muda juga pernah mengalaminya seperti: Memory (Daya ingat,
Ingatan)
c. Perubahan Psikososial
1) Kesepian Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal
pendengaran.
muda dan berhubungan dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek
Ada beberapa dampak serius gangguan tidur pada lansia misalnya mengantuk
berlebihan di siang hari, gangguan atensi dan memori, mood depresi, sering
hidup. Angka kematian, angka sakit jantung dan kanker lebih tinggi pada
seseorang yang lama tidurnya lebih dari 9 jam atau kurang dari 6 jam per hari
bila dibandingkan. dengan seseorang yang lama tidurnya antara 7-8 jam per
mental lain, gangguan tidur akibat kondisi medik umum, dan gangguan tidur
turun, namun aktivitas otak tetap memainkan peran yang luar biasa dalam
mengatur fungsinya, seperti mengatur fungsi pencernaan, aktivitas jantung
dan pembuluh darah, serta fungsi kekebalan dalam memberikan energi pada
Ada dua tahap tidur, yaitu non-rapid eye movement (NREM) atau tidur
slow eye movement dan tidur rapid eye movement (REM) (Sukandar & Putra,
2019) :
daripada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan oleh individu yang
sadar. Tidur NREM adalah tidur yang nyaman dan dalam, dan tanda-tanda
Tidur REM adalah tidur dalam keadaan aktif atau paradoks dimana
sebagian besar mimpi terjadi. Selama tidur REM, otak menjadi aktif dan
sering kali detak jantung dan pernapasan tidak teratur. Tidur REM penting
jangkaI panjang.
otak untuk dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh
kewaspadaan dan tidur (Wibowo, 2019). Fisiologi tidur dapat dilihat melalui
gambaran elektrofisiologik sel-sel otak selama tidur. Tidur terjadi dalam siklus
yang diselingi periode terjaga. Siklus tidur atau terjaga umumnya mengikuti
irama sirkadian dalam siklus siang atau malam. Irama sirkandian atau irama
diurnal merupakan pola bioritme yang berulang selama rentan waktu 24 jam.
Fluktuasi dan perkiraan suhu tubuh, denyut jantung, tekanan darah, sekresi,
gelap,saat siang hari pineal tidak efektif tetapi jika matahari sudah tenggelam
dan hari mulai gelap, pineal mulai memproduksi melatonin yang akan dilepas
Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dialami seseorang individu
al., 2020). Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga
dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata
kepala dan sering menguap atau mengantuk. (Agustini & Esterlita, 2021).
Menurut Rusiana et al., (2021) kualitas tidur dapt dilihat melalui tujuh
komponen yaitu:
Adanya perasaan terganggu dan tidak nyaman pada diri sendiri berperan
b. Durasi tidur
Dinilai dari waktu mulai tidur sampai waktu terbangun, waktu tidur
c. Letensi tidur
d. Efisiensi tidur
menilai jam tidur seseorang dan durasi tidur seseorang ,durasi tidur
e. Gangguan tidur
sudah sangat terganggu pola tidurnya dan obat tidur diaggap perlu untuk
membantu tidur.
lansia yang gampang sekali terkena penyakit, salah satunya adalah Gangguan
Tidur pada lansia dimana sering dipengaruhi beberapa faktor seperti usia,
makan, konsumsi alkohol, dan konsumsi kafein. yang paling terkecil yaitu
Menurunnya kualitas tidur disebabkan oleh banyak hal yang paling utama
juga menggangu sistem tubuh sehingga tidak sehat dan akan banyak
Kandungan kafein akan tetap di dalam tubuh untuk jangka waktu yang
relatif lama, kurang lebih 6 jam untuk menghilangkan hanya setengah dari
berlebihan dari takaran normal, maka tubuh yang akan sulit untuk rileks.
b. Pola makan
kualitas tidur Dalam studi yang berjudul Effects of Diet on Sleep Quality
menunjukkan bahwa produk susu, ikan, buah, dan sayuran bisa
dikaitkan dengan waktu tidur yang kurang nyenyak dan jangka waktu tidur
yang lebih pendek. Makan sebelum tidur juga bisa membuat merasa sulit
untuk tidur.
antidepresan tertentu dan obat untuk asma atau tekanan darah. Banyak
juga obat yang dijual bebas seperti beberapa obat penghilang rasa sakit,
alergi dan obat flu, dan produk penurun berat badan mengandung kafein
menyebabkan gangguan tidur pada lansia panti sangat beragam. Antara lain
masa kini dan masa depan, mimipi buruk dan perasaan gelisah. Lansia yang
stress dan memilih menghabiskan waktu siang nya untuk tidur dapat memicu
gangguan tidur di malam hari. Hal ini mempengaruhi kualitas tidur secara
gizi pada lanjut usia harus mendapatkan perhatian khusus karena dapat
mortalitas. Gizi kurang maupun gizi lebih pada masa dewasa akhir dapat
Sedangkan faktor gaya hidup dan aktivitas fisik dipengaruhi oleh keaktifan
mengganggu ritme sikardian / dan ritme waktu tidur. Terlalu lama berbaring
hari dan kualitas tidur lansia menjadi buruk. (Friska et al., 2020).
signifikan. Ada beberapa dampak serius gangguan tidur pada lansia misalnya
angka kematian, angka sakit jantung dan kanker lebih tinggi pada seseorang
yang lama tidurnya lebih dari 9 jam atau kurang dari 6 jam per hari bila
dibandingkan dengan seseorang yang lama tidurnya antara 7-8 jam per hari.
penggunaan minimum kopi, teh, soda, dan alcohol, serta merokok sebelum
tidur dapat mengganggu kualitas tidur lansia, hindari tidur siang terutama
setelah pukul 14.00 WITA dan batas untuk tidur kurang dari 30 menit, pergi
tempat tidur, suara gaduh, cahaya dan temperature dapat mengganggu tidur,
lebih 18% penduduk dunia pernah mengalami gangguan sulit tidur. (Rusiana
et al., 2021).
kualitas tidur di Indonesia pada lansia masih tergolong tinggi yaitu sekitar
67%. Angka ini diperoleh dari populasi yang berusia diatas 65 tahun. Menurut
perempuan yaitu sebesar 78,1% pada usia 60-74 tahun (Ariana, 2020).
insomnia atau kualitas tidur yang tidak baik berjumlah 40% dari sampel yang
diteliti dan berdasarkan kelompok usia yang ada lansia berusia antara 60-70
pola tidur yang cukup drastis. Itulah mengapa para lansia rentan mengalami
gangguan tidur, seperti insomnia. Mereka mungkin jadi bangun lebih awal,
sulit tidur lelap, dan terus mengantuk saat siang hari. Padahal mendapatkan
istirahat yang cukup sangat memengaruhi ketahanan fisik dan emosional para
lansia. Lantas, bagaimana cara mengatasi susah tidur nyenyak pada lansia.
Banyak orang mengupayakan agar bisa tidur dengan teratur salah satunya
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), PSQI adalah salah satu instrument
untuk mengukur kualitas tidur, PSQI mengukur tujuh indikator kualitas tidur
seperti : kulitas tidur subyektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi kebiasaan
tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan gangguan atau keluhan saat