Zakat KB. 2 (Zakat Profesi)
Zakat KB. 2 (Zakat Profesi)
Bentuk Ijtihad
b. Zakat Perusahaan
➢ Pemilik perusahaan wajib mengeluarkan zakat
➢ dua kekayaan yang mengalami pertumbuhan yang
diwajibkan zakatnya
1) kekayaan yang dipungut zakatnya dari pangkal dan
pertumbuhannya, yaitu dari modal dan keuntungan
investasi, setelah setahun Besaran zakatnya adalah
2,5 %
2) kekayaan yang dipungut zakatnya dari hasil investasi
dan keuntungannya saja pada saat keuntungan itu
diperoleh tanpa menunggu masa setahun, baik
modal itu tetap, seperti tanah pertanian, maupun
tidak tetap seperti lebah madu. Besaran zakatnya
adalah 10% atau 5%
Harta (modal)
perniagaan
c. Surat-surat Berharga
➢ Sebagian ulama mengatakan saham dan surat-surat
berharga (obligasi) merupakan salah satu objek zakat
yang tercantum dalam literatur fikih zakat kontemporer.
Saham dan surat-surat berharga adalah harta yang
berkaitan dengan perusahaan dan kepemilikan saham
➢ Muktamar Internasional Pertama tentang zakat (Kuwait,
29 Rajab 1404 H) juga memutuskan bahwa jika
perusahaan telah mengeluarkan zakatnya sebelum
deviden dibagikan kepada para pemegang saham, maka
para pemegang saham tidak perlu lagi mengeluarkan
zakatnya. Akan tetapi, jika pemegang saham belum
mengeluarkan, maka para pemegang saham
berkewajiban mengeluarkan zakatnya. Kewajiban terebut
harus dituangkan dalam peraturan perusahaan
d. Perdagangan Kurensi
➢ Transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Tidak untuk spekulasi (untung-untungan)
2) Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga
(simpanan)
3) Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang
sejenis maka nilainya harus sama dan secara tunai
(at-taqabudh)
4) Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan
dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat
transaksi dan secara tunai
e. Investasi Properti
➢ Fikih menyebut zakat investasi sebagai zakat
“Almustaghillat”. Artinya, zakat yang dikenakan terhadap
harta yang diperoleh dari hasil investasi
2. Golongan dan Syarat Penerima Zakat
Fakir
Golongan
Fi Sabilillah Penerima Zakat Amil
Gharim Muallaf
Budak
g) Ibnu Sabil
Mazhab Hanibilah dan Syafi’iyah mendefinisikan
Ibnu Sabil sebagai seorang musafir yang akan
bepergian atau yang sedang melewati tempat adanya
harta zakat dan membutuhkan biaya perjalanan