Anda di halaman 1dari 23

PENDAHULUAN

1. Teori Flebotomi
Flebotomi adalah pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan
laboratorium dengan tujuan untuk menegakkan diagnosis, memantau
pengobatan dan untuk terapi penyakit tertentu, misalnya pada orang yang
mengalami kelebihan sel darah merah atau zat besi dalam darah.. Bagian
tubuh yang paling sering menjadi lokasi prosedur ini adalah lipatan siku
bagian dalam.
Prosesnya dengan melakukan melakukan penusukan pembuluh darah
sehingga terjadi perlukaan yang dapat menimbulkan perdarahan, infeksi dan
efek yang tidak di harapkan seperti hematom dan efek bahaya yang lain. Oleh
karena itu, pelaksaan flebotomi hendaknya dilakukan dengan hati – hati dan
aseptic untuk mencegah terjadinya komplikasi.

2. Tujuan Flebotomi
Tujuan dilakukannya flebotomi adalah
a. Memastikan diagnosis
b. Sebagai langkah pengobatan

3. Lingkup Flebotomi
Flebotomi yang dilakukan adalah penusukan vena ( venipuncture ) dan
penusukan kapiler ( capillary puncture ). Venipuncture di lakukan pada vena
khususnya vena yang berada di fossa cubiti. Ada tiga vena utama sebagai
pilihan dengan urutan pilihan pertama adalah :
1. Vena Mediana Cubiti
2. Vena Cephalica
3. Vena Basilica
Bila ketiga vena tersebut tidak dapat dipilih untuk penusukan, dapat di pilih
vena lainnya misalnya Vena Dorsalismanus.
Lokasi penusukan kapiler dapat dipilih ujung jari ke – 3 dan jari ke – 4.
Pada bayi berusia kurang dari 6 bulan, penusukan dilakukan pada area
medial atau lateral tumit dengan teknik heel – prick.
4. Mutu Flebotomi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai dasar penilaian kualitas
sampel antara lain :
a. Identitas sample
b. Ketepatan antikoagulan
c. Ketepatan volume sample
d. Perubahan fisik sample seperti lisis dan beku pada sample yang
berantikoagulan
Sample ditolak karena tidak sesuai untuk pemeriksaan laboratorium yakni
sample yang tidak berlabel, sample lisis, sample beku pada sample
berantikoagulan, volume tidak mencukupi serta ketidak tepatan antikoagulan.

5. Prosedur Flebotomi
Untuk mendapatkan sample yang berkualitas sesuai dengan standar
harus melakukan cek prosedur pelaksanaan flebotomi sebagai berikut :
a. Tindakan 1 :
Sapa pasien
Flebotomis memperkenalkan diri
Konfirmasi identitas pasien dan lembar formulir permintaan
pemeriksaan
b. Tindakan 2 :
Persiapan posisi pasien
Rawat jalan posisi duduk
Rawat inap posisi berbaring
c. Tindakan 3 :
Baca permintaan tes laboratorium
Cek persiapan bila perlu puasa
Cek lama puasa
Cek bila perlu ada waktu tertentu
d. Tindakan 4 :
Mempersiapkan peralatan untuk veni puncture atau capillary puncture
1. Swab alkohol
2. Jarum
3. Holder
4. Tourniquet
5. Plester
6. Mempersiapkan tabung tanpa atau berantikoagulan
7. Melabeli tabung
e. Tindakan 5 :
Petugas menggunakan APD
Jas lab
Sarung tangan
Masker
f. Tindakan 6 : MemasangTorniquet 7-10 cm ( 4jari) diatas fossa cubiti.
g. Tindakan 7 : Ketepatan memilih vena sesuai Teknik flebotomi
(venipuncture, capillary puncture)
h. Tindakan 8 : Melakukan disinfeksi sirkuler dengan swab alcohol,
menunggu 30 detik.
i. Tindakan 9 : Memasang jarum ke holder
j. Tindakan 10 : Melakukan penusukan vena terpilih
k. Tindakan 11 : Melepaskan tourniquet dan melepaskan jarum lalu
menekan bekas tusukan dengan kasa kering
l. Tindakan 12 : Memasukkan darah ke dalam tabung sesuai urutan order
m. Tindakan 13 : Membuang jarum ke tempat sharp container
n. Tindakan 14 : Menghomogenkan sample
o. Tindakan 15 : Melakukan pengecekan bekas tusukan, memasang
plester
p. Tindakan 16 : melakukan verifikasi mutu sample
TEKNIK PHLEBOTOMI VENIPUNTURE

a. Venipuncture
adalah pengambilan darah dengan menusuk vena
b. Teknik
1. Menggunakan spuit disposble
2. Menggunakan tabung vakum
c. Pemilihan Vena
1. Utama : Vena Mediana Cubiti (biasanya lebih dekat dengan
permukaan,
lebih stasioner dan menempati daerah dengan letak syaraf
yang sedikit)
2. Kedua : Vena Cephalica ( pembuluh darah vena yang terletak di lengan
bagian bawah pada posisi radial lengan yang posisinya sejajar
dengan ibu jari. )
3. Ketiga : Vena Basilica ( vena superfisial besar pada ekstremitas yang
membantu mengeringkan bagian tangan dan lengan bawah )
Persiapkan Jarum Dan Lakukan Venipuncture

a. Persiapan spuit : jarum diputar hingga kencang


b. Tarik piston cek bebas bergerak
c. Tekan piston untuk membuang udara dalam spuit
d. Pasang ulang tourniquet
e. Lakukan prosedur penusukan
f. Darah tampak pada syringe hub indikasi jarum sudah masuk vena

Pengisian Spuit

 Darah tidak langsung masuk spuit , sehingga tarik dengan lembut bersamaan
masuknya darah
 Letakkan tangan phlebotomist dengan posisi mempertahankan jarum
 Hentakkan keras piston dapat menyebabkan hemolisis atau vena kolap

Pencabutan Jarum

1. Kendorkan tourniquet
2. Siapkan kapas/kasa kering, cabut jarum perlahan – lahan
3. Tutup jarum dengan pengaman → gunakan safety device atau one hand
metode

Pemindahan Darah

1. Spuit disposble ditusukkan pada safety device dengan posisi diatas,


selanjutnya ke evacuted tube. Biarkan masuk sendiri tanpa dorongan. Bila
dengan dorongan dapat lisis
2. Bila gunakan beberapa tabung, cabut jarum tusukkan ke evacuated tube yang
lain dengan urutan : blood culture, light, blue, dst. Tutup jangan di buka.

Pembuangan Spuit Disposble

Buang spuit disposble dan safety divice keseluruhannya kedalam sharp container

Penyelesaian Venipuncture Dengan Spuit Disposble

 Cek perdarahan, pasang plester


 Cek kualitas sample : kesesuaian sample darah, cek label sample
VENIPUNCTURE MENGGUNAKAN SPUIT DISPOSBLE

 Alasan
1. Vena kecil : bayi, anak, tipe vena secara anatomi
2. Vena rapuh : pasien kemoterapi
3. Vena pada orang tua

 Lokasi penusukan vena


1. Vena mediana cubiti
2. Vena cephalica
3. Vena basilic

PERSIAPAN ALAT

 Persiapkan peralatan
 Pilih vena
 Bersihkan area tusukan
 Cek jarum sebelum ditusukkan, karena jarum lebih kecil potensi darah rusak /
hemolisis
 Tusukkan jarum ke tutup tabung dengan adapter

VENIPUNCTURE DENGAN MENGGUNAKAN TABUNG VAKUM

ALASAN PENGGUNAAN TABUNG VAKUM UNTUK VENIPUNCTURE

1. Pengambilan darah dengan sistem tertutup sehingga :


a. Mencegah kontaminasi
b. Human error seperti tertusuk jarum, volume kurang, kesalahan saat
pemindahan darah dari spuit ke tabung
c. Membutuhkan beberapa tabung dengan beberapa antikoagulan
2. Sesuai untuk pengambilan beberapa tabung sekaligus tanpa mencabut
jarum
3. Standar ISO terkait dengan pengambilan spesimen darah
PROSEDUR

 Peralatan sama dengan venipuncture dengan spuit disposible, tetapi perlu


tambahan jarum flashback dan tabung vakum
 Lokasi tusukan : pilih vena dangan urutan :
a. Vena mediana cubiti
b. Vena cephalica
c. Vena basilica
 Tabung vakum :
a. Tutup ungu : EDTA → darah utuh → darah lengkap
b. Tutup merah : tanpa antikoagulan ( perlu didiamkan dulu selama +- 30
menit karena tidak ada gel clott activator ) → kimia dan imunoserologi
c. Tutup kuning : tanpa antikoagulan + gel clott activator → kimia dan
imunoserologi
d. Tutup biru muda : natrium sitrat 3,8 % → faal koagulasi
 Langkah 2 :
1. Pilih vena untuk tusukan
2. Pasang tourniquet dan beri tekanan sedang, maksimal 60 detik ( 1 menit )
3. Desinfeksi dengan swab alkohol, biarkan kering sendiri
4. Siapkan jarum flashback → tusukkan ke vena → selanjutnya ambil tabung
vakum, tusukkan pada bagian belakang jarum flashback, biarkan darah
masuk ke dalam tabung hingga berhenti → kocok → homogenisasi merata
5. Tarik tabung ganti dengan tabung berikutnya
6. Kendorkan tourniquet dan cabut jarum
7. Cek bekas tusukkan kemudian plester

CAPILLARY PUNCTURE
MENGAPA DI LAKUKAN CAPILLARY PUNCTURE

 Capillary collection : dermal puncture, skin puncture : prosedur pengambilan


darah untuk bayi ( infan )
 Dewasa :
1. Perlu volume darah sedikit untuk tes ( POCT )
2. Venipuncture tidak memungkinkan
 Penting :
a. Kedalaman tusukkan → kelancaran aliran darah
b. Tusukkan tepat
c. Mikrosample container
d. Ukuran yang tepat sample yang di butuhkan
e. Pengumpulan darah dari tempat tusukan

PASIEN PERLU CAPILLARY PUNCTURE

 Capillary pada dewasa : monitoring glukosa berulang kali, pasien obese, vena
sukar ditemukan, pasien geriatri, pasien vena kecil, vena fragil
 Kontra indikasi vena puncture : pasien luka bakar, scarr pada area
phlebotomy, resiko venous thrombosis
 Resiko lain : komplikasi deep venipuncture termasuk iatrogenic anemia,
perdarahan, infeksi, kerusakan organ atau jaringan

CAPILLARY PUNCTURE KONTRA INDIKASI


 Blood culture, tes koagulasi
 Tidak tepat , pasien dehidrasi → tidak akurat
 Bengkak, odem
 Gangguan sirkulasi pada tangan sisi mastektomi

PROSEDUR CAPILLARY PUNCTURE

Pengecekan dokumen

 Pengecekan lembar permintaan, ID pasien, umur, dan dokumentasikan


 Gunakan sarung tangan
 Pengecekatan lembar permintaan, dokumentasikan
 Bersihkan tangan dan dokumentasi
 Pilih peralatan sesuai umur pasien
 Pilih jenis collecting tube
 Deteksi apakah peralatan membahayakan
 Posisi dan area tusukan :

1. Pegang jari dengan kuat untuk menghindari pergerakan selama


penusukan
2. Pegang jari dengan permukaan telapak tangan, pertahankan antara
jempol dan telunjuk

 Penusukan :
1. Luruskan alat tusuk, tusukkan menyilang fingerprint ridges
2. Darah keluar dalam bentuk tetesan
3. Tusukkan sedikit kelateral ujung jari
4. Masukkan tetesan ke container
5. Jangan segera jarum di cabut, yakinkan pisau masuk penuh dan cabut
sepenuhnya

 Persiapan pengumpulan

a. Bersihkan tetesan pertama dengan kasa / kapas kering untuk menghindari


kontaminasi dengan cairan jaringan
b. Pertahankan jari posisi di bawah untuk membantu kelancaran aliran darah
c. Dapat melakukan pemijatan ringan di proksimalujung jari untuk
meningkatkan aliran darah, hindari pemijatan terus menerus dapat
menyebabkan hemolisis dan merangsang cairan jaringan masuk ke
sample
 Pengumpulan sample

1. Saat darah menetes posisikan container dengan benar


2. Microcollection tube posisikan miring dan lebih rendah
3. Sendokkan dengan pelan ke tetesan darah, biarkan darah mengalir ke
dalam tabung mikro
4. Jangan mengusap kulit ujung jari dengan container, dapat menyebabkan
lisis, aktivasi paltelet dan kontaminasi dengan epitel kulit
5. Gerakkan container perlahan sampai darah ke bawah container, tutup
container bila sudah sellesai dan homogenisasi dengan gerakkan
membalik 8 – 10 kali
6. Jangan isi berlebih dapat mempengaruhi perbandingan antikoagulan,
terjadi mikroklot, perlu ambil ulang

 Order of collection
 Prosedur selesai

1. Tekan bekas tusukan dengan kapas kering, setelah perdarahan berhenti


dapat di plester/perban
2. Jangan memerban pada anak kurang dari 2 tahun
3. Semua peralatan di ambil dan rel tempat tidur dikembalikan keposisi yang
benar
4. Label container, bawa sampel ke lab dengan menempatkan ke wadah
yang tepat
5. Ucapakan terimakasih

PLEBOTOMI PEDIATRIK

● Pada anak usia 2 th vena lebih dalam, sukar mendapatkan vena superfisial ( di
permukaan )
● Lokasi :
1. vena fosa antecubital ( Fossa antecubital merupakan lokasi yang ideal
untuk pungsi vena. Area ini mudah diakses dan memiliki beberapa vena menonjol
yang biasanya terletak pada jarak yang aman dari saraf dan arteri) dan lengan
depan.
2. tempat lain : kepala, dorsal kaki, medial ankle
● Volume darah bayi/anak :
1. sedikit, pengambilan darah banyak menyebabkan anemia
2. bila > 10 % vol darah/pengambilan menyebabkan shoct dan carrd arrest
METODE PENGAMBILAN DARAH PEDIATRIK
● METODE :
1. 2 Metode : ● microcapillary skin puncture
● venipuncture
2. microcapillary skin puncture : perlu darah sedikit dan perlu cepat
3. perhatian : pengambilan darah pada bayi dalam jumlah banyak →
menyebabkan anemia
4. vol. Darah :
○● 115 mL/kg : premature infant
○● 80 – 110 mL/kg : newborns
○● 75 – 100 mL/kg : infant dan children
○● 70 mL/kg : dewasa
VOLUME DARAH DAN VOL AMAN PER PENGAMBILAN UNTUK BAYI DAN
ANAK
No Umur Vol Vol BB Maksimal Vol aman
darah darah pasien aman mL/24jam
per BB (ml) (Kg) diambil
(mL/Kg) (3%)
1. Bayi Prematur 95 256.5 2.7 0.03 7.70
2. Bayi Cukup 85 255 3.0 0.03 7.65
Umur
3. Bayi Baru Lahir 80 240 3.0 0.03 7.20
4. Anak umur 1-12 75 450 6.0 0.03 13.50
Bulan

Contoh Bayi 80 256 3.2 0.03 7.68


baru lahir

POSISI PASIEN ANAK


● Dudukkan anak di pangkuan orang tua / pendamping
● Buat nyaman keduanya
● Katakan kepada anak : sakit sedikit seperti di gigit semut, jangan berbohong “tidak
sakit”
● Ajak komunikasi agar suasana tidak menakutkan bagi anak

PERSIAPAN CAPILLARY PUNCTURE

Blade Depth : 2.0 mm Blade Depth : 1.5 mm


Blade Width : 1.5 mm Blade Width : 1.5 mm
Blood Volume : High/Medium Blood Volume : Medium
Catalog #366582 Catalog #366581

Blade Depth : 1.0 mm Needle Depth : 2.25 mm


Blade Width : 1,5 mm Needle Gauge : 23 g
Blood Volume : Low Blood Volume : Single Drop
Catalog #366580 Catalog #366583
Bayi baru lahir menggunakan yang pink
Needle Depth : 1.25 mm
Needle Gauge : 28 g
Blood Volume : Single Drop
Catalog #366583

PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH PEDIATRIK


 Langkah 1 :
 Pilih tempat tusukan ( jari tengah atau jari manis )
 Langkah 2 :
 Posisi tangan agak rendah
TUJUANNYA : UNTUK MENEKAN BEKAS TUSUKAN
UNTUK PROSES HEMOSTASIS PRIMER ATAU
SUMBATAN PRIMER : UNTUK
MEMBUNTU BEKAS TUSUKAN SEBELUM TERJADI
HEMOSTASIS SEKUNDER/SUMBATAN SEKUNDER
 Langkah 3 :
 Buka tutup lanset dengan hati-hati
 Letakkan pada tempat tusukkan
 Tekan tombol lanset
 Buang lanset ke tempat kotak pembuangan
 Langkah 4 :
 Posisikan tangan lebih rendah, pijat pelan-pelan
 Tetesan darah pertama di bersihkan, tetesan darah kedua ditampung
di microtainner
 Homgenisasi dengan lembut kemudian beri label
 Segera kirim ke ruang proses
PERHATIKAN FINGER PUNCTURE
 Jangan lakukan pada anak usia kurang dari 1 tahun, karena jaringan antara
kulit dan tulang jari sangat tipis, bahaya infeksi , komplikasi bahaya gangrene
 Jangan tusuk jari kelingking, karena jaringan antara kulit dan tulang jari
sangat tipis, bahaya infeksi
 Jangan tusuk jari pada sisi masektomi, ada efek limfositosis
 Jangan tusuk jari telunjuk, karena lebih keras , lebih sensitif, lebih sakit dan
sering digunakan
 Jangan tusuk ibu jari, denyut – arteri , kulit lebih tebal dan keras, lebih sukar
mendapatkan specimen

PHLEBOTOMI PADA GERIATRI

GERIATRI VENIPUNCTRURE

● Geriatri usia 65 tahun ke atas


● Masalah :
1. kulit keriput, pendengaran menurun, penglihatan kurang tajam, gangguan
pergerakan / osteoporosis
2. penyakit : Diabetes militus, perubahan mental dan emosional
3. memerlukan keckapan khusus
● Pasien di kursi roda
1. hati – hati : memindahkan pasien dari ruang tunggu ke ruang sampling
2. kunci kursi roda saat phlebotomi
3. jangan pindahkan dari kursi roda ke kursi phlebotomi → bisa cedera

PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH


● Identifikasi pasien
1. gangguan pendengaran dan mental → verifikasi dengan benar, gunakan
bahasa verbal dan non verbal
● Pemilihan peralatan
1. jarum kupu – kupu, jarum pediatrik tabung short draw
2. vena tampak menonjol → mudah bergerak atau kolaps
3. pilih alat sesuai ukuran, kondisi, lokasi vena
4. vena mudah pecah → gunakan syringe atau tusuk jari
● Pemasangan tourniquet
1. cukup kekencangannya untuk menghindari kerusakan kulit
2. kencang → vena kolaps atau membuntu aliran darah ke tabung
3. penusukan tidak tepat → hematom
4. dapat gunakan pelapis baju atau kain kering / bersih sebelum di pasangkan
tourniquet
● Pemilihan tempat tusukan
1. memar ( venipuncture sebelumnya ) → hindari, karena menyebabkan sakit
dan proses hemostasis → ketidaktepatan tes
2. bila kedua tangan tanda memar → gunakan area tusukan dibawahnya
3. bial vena sukar ditemukan → gerakan dengan lembut atau pijat dari arah
pergelangan tangan kearah siku, bila di hangatkan atau posisi di rendahkan agar
aliran darah lancar
4. vena sudah di tentukan → kendurkan tourniquet sebelum mulai penusukan
→ aliran darah lancar.
● Sterilisasi area tusukan
1. lakukan dengan lembut → jangan merusak kulit
2. memerlukak waktu beberapa detik → beberapa pasien tidak bisa di
lakukan secara reguler
● Pelaksanaan venipuncture
1. vena tampak menonjol → mudah bergerak
2. fiksasi vena → tusukkan jarum perlahan dengan lembut
3. bila kulit atau vena sukar di fiksasi → cengkeram kulit dari sisi belakang,
gunakan jempol untuk memfiksasi vena
4. tusukkan jarum dengan sudut dangkal / kecil

Anda mungkin juga menyukai