RPL Konsentrasi Belajar
RPL Konsentrasi Belajar
Penilaian
Penilaian Proses Guru melakukan evaluasi dengan memperhatikan proses keaktifan
peserta didik selama mengikuti layanan klasikal
Melakukan Refleksi hasil materi “konsentrasi belajar”,
setiap peserta didik menuliskan di kertas yang sudah
disiapkan.
Mengamati sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti
kegiatan bimbingan klasikal
Mengamati cara peserta didik dalam menyampaikan
pendapat atau bertanya.
Mengamati cara peserta didik memberikan penjelasan dari
pertanyaan guru tentang konsentrasi belajar
Penilaian Hasil Merasakan pemahaman baru mendapatkan pengetahuan
tentang konsentrasi belajar
Merasakan perasaan positif tentang topik yang dibahas dan
cara Guru menyampaikan : mudah dipahami/tidak
mudah/sulit dipahami.
Merencanakan kegiatan setelah mendapatkan materi
konsentrasi belajar
Tindak Lanjut Memonitoring jurnal praktik penerapan konsentrasi belajar
Mengetahui,
Pamong Guru BK/Konselor
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konsentrasi merupakan pemusatan perhatian
atau pikiran pada suatu hal. Dalam psikologi umum dalam Nugraha (2008), konsentrasi belajar adalah
kemampuan untuk memusatkan pikiran terhadap aktivitas belajar. Menurut Hendra Surya (2009)
Konsentrasi belajar itu maksudnya adalah pemusatan daya pikiran dan perbuatan pada suatu objek yang
dipelajari dengan menghalau atau menyisihkan segala hal yang tidak ada hubungannya dengan objek
yang dipelajari. Kemampuan anak berkonsentrasi berbeda-beda sesuai usianya. Rentang perhatian anak
dalam menerima informasi melalui aktivitas apapun juga berbeda. Pada dasarnya individu tidak akan
dapat berkonsentrasi apabila berada dalam keadaan yang terlalu menegangkan atau berada dalam
tekanan, individu juga tidak dapat berkonsentrasi apabila berada dalam keadaan yang terlalu rileks.
Konsentrasi dapat terbentuk apabila individu berada dalam keadaan diatara keduanya. Walaupun
konsentrasi merupakan pemusatan perhatian yang dilakukan secara sengaja, tetapi apabila dilakukan
dalam jangka waktu yang relatif lama, dapat berpindah ke kondisi yang dapat menurunkan konsentrasi.
1. Pemusatan pikiran yaitu suatu keadaan belajar yang membutuhkan ketenangan, nyaman, perhatian
seseorang dalam memahami isi pelajaran yang dihadapi.
2. Motivasi merupakan keinginan atau dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha
mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
3. Rasa khawatir merupakan perasaan yang tidak tenang karena seseorang merasa tidak optimal dalam
melakukan pekerjaannya.
4. Gangguan pemikiran ini merupakan hambatan seseorang yang berasal dari dalam individu maupun
orang sekitar sendiri. Misalnya, masalah ekonomi keluarga ataupun masalah pribadi individu.
5. Gangguan kepanikan merupakan hambatan dalam berkonsentrasi dalam bentuk rasa was-was akan
menunggu hasil yang akan dilakukan maupun yang sudah dilakukan oleh seseorang tersebut.
6. Kesiapan belajar adalah keadaan seseorang yang sudah siap akan menerima pelajaran, sehingga
individu dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Gejala-gejala yang nampak pada anak yang mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi belajar
sebagai berikut:
1. Pada umumnya anak merasa betah berjam-jam untuk kongkow-kongkow, nonton di luar kegiatan
belajar, tetapi kalau belajar sebentar sudah merasa tidak tahan
2. Mudah kena rangsangan lingkungannya (seperti: suara radio, tv, gangguan teman, adik atau
kakak)
3. Kadangkala selalu mondar-mandir kesana kemari untuk mencari perlengkapan belajar
4. Selesai belajar tidak tahu apa yang baru saja dipelajari
B. CIRI-CIRI SISWA YANG DAPAT BERKONSENTRASI BELAJAR
Ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar berkaitan dengan perilaku belajar yang meliputi perilaku
kognitif, perilaku afektif, dan perilaku psikomotor. Engkoswara dalam Tabrani Rusyan 1998: 10 menjelaskan
klasifikasi perilaku 10 belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang dapat
berkonsentrasi belajar sebagai berikut:
a. Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan masalah
kecakapan intelektual. Pada perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat
ditengarai dengan:
1. kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan;
2. komprehensif dalam penafsiran informasi;
3. mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh; dan
4. mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh.
b. Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi. Pada perilaku ini, siswa yang
memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan:
1. adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu;
2. respon, yaitu keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan; dan
3. mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai integrasi dari suatu keyakinan, ide,
dan sikap seseorang.
c. Perilaku psikomotor, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan;
1. adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru; dan
2. komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti.
Konsentrasi belajar ketekunan seorang siswa dalam belajar menurut Abin Syamsuddin 2003: 86 dapat
diamati dari hal-hal sebagai berikut:
a. Konsentrasi perhatian, memperhatikan sumber informasi dengan seksama guru atau buku atau siswa
yang sedang presentasi, fokus pandangan tertuju pada guru atau instruktur atau papan tulis atau alat
peraga, dan 11 memperhatikan hal yang lain menengok ke arah teman yang bertanya atau
menanggapi jawaban.
b. Sambutan lisan verbal response, yaitu bertanya mencari informasi tambahan penguji, pendapat
hipotetiknya, menjadi pembicara.
c. Memberikan pernyataan menguatkan, menyetujui, menentang dan menyanggah atau
membandingkan dengan alasan, tanpa alasan.
d. Menjawab, jawaban hasil diskusi atau jawaban teman sesuai dengan masalah, menyimpang dari
masalah atau ragu-ragu tidak menentu.
e. Sambutan psikomotorik,dengan membuat catatan atau menulis informasi, membuat jawaban atau
mengerjakan tugas.
Indikator atau alat mengukur konsentrasi dalam belajar yang dikemukakan oleh Super dan Crities yang
dikutip oleh Kuntoro dalam Rachman, 2010: 7 antara lain sebagai berikut:
a. Memperhatikan setiap materi pelajaran yang disampaikan guru
b. Dapat merespon dan memahami setiap materi pelajaran yang diberikan
c. Selalu bersikap aktif dengan bertanya dan memberikan argumentasi mengenai materi pelajaran yang
disampaikan guru
d. Menjawab dengan baik dan benar setiap pertanyaan yang diberikan guru
e. Kondisi kelas tenang dan tidak gaduh saat menerima materi pelajaran.
Menurut Nugroho (2007), terdapat berbagai strategi dan upaya yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan konsentrasi dalam belajar, antara lain yaitu sebagai berikut:
a. Kenali karakter
Setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, tidak semua individu memiliki gaya belajar
yang sama. Gaya belajar seseorang bermacam macam, ada yang dapat berkonsentrasi jika keadaan
sekitar benar-benar sunyi dan sepi, ada juga yang dapat berkonsentrasi jika ada suara musik (tidak
dalam keadaan sunyi).
Reward dan punishment ditujukan kepada orang tua untuk memberikan penghargaan jika anak
mencapai suatu prestasi. Hal ini terbukti dapat meningkatkan konsentrasi dalam belajar anak untuk
mencapai suatu prestasi tertentu. Karena dengan reward seseorang akan berusaha seoptimal mungkin
untuk belajar secara bersungguh-sungguh untuk mendapatkan prestasi yang baik. Jika prestasi
menurun akan diberikan punishment yang telah di sepakati sebelumnya.
Mengubah cara belajar bertujuan untuk mengurangi ketegangan serta kejenuhan dalam belajar untuk
meningkatkan konsentrasi belajarnya. Belajar tidak selamanya harus di dalam kamar. Tidak ada
salahnya apabila sekali-sekali siswa diajak belajar di luar rumah. Bahkan bila perlu belajar di mal atau
pun tempat yang menyenangkan lainnya. Yang penting siswa dapat melakukan belajar dengan baik.
Hal ini juga dapat mengurangi ketegangan serta kejenuhan siswa dalam belajar.
e. Kebutuhan yang diperlukan pada saat belajar diusahakan dekat dan mudah terjangkau, hal ini
dilakukan agar individu tidak perlu berpindah dari tempat atau posisinya untuk mengambil barang
tersebut, sehingga konsentrasi belajar tidak akan terpecah. Kelengkapan saran dan prasarana
pendukung belajar dapat pula meningkatkan konsentrasi belajar. Sebisa mungkin posisikan ruangan
belajar siswa jauh dari TV. Dengan meletakkan semua kebutuhan yang diperlukan selama proses
belajar dekat dengan posisi siswa, diharapkan siswa tidak perlu meninggalkan posisi belajarnya hanya
sekedar untuk mengambil beberapa kebutuhan perlengkapan belajar. Dengan demikian konsentrasi
siswa tidak akan terpecah.
Sumber materi :
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPKIMIA/article/view/1657
Nugroho, W. 2007. Belajar Mengatasi Hambatan Belajar. Surabaya: Prestasi Pustaka.
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), 27. 20 Purwa
Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media,2013), 226. 21 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo & Pustaka Belajar Jogjakarta), 33. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
LAMPIRAN 1 MIND MAPING
MIND MAPPING
berkonsentrasi dalam
diri sendiri
Kel : …Nama
Anggota Kelompok
LAMPIRAN 2
Petunjuk :
Bacalah pernyataan di bawah ini dan berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan penilaian anda.
SKOR
NO PERNYATAAN
1 2 3 4
1 Peserta didik terlibat aktif
Jumlah skor
Keterangan :
- 1 = Kurang baik
- 2 = Cukup baik
- 3 = Baik
- 4 = Sangat baik
Skor minimal yang dicapai adalah 1x8 = 8, dan skor tertinggi adalah 4x8 = 32
Kategori Hasil:
Rentangan Persentase Kategori
28 – 32 100% Sangat baik
23 – 27 75% Baik
22 – 26 50% Cukup baik
21 25% Kurang baik
Petunjuk :
1. Berilah tanda centang (V) pada kolom skor setiap item sesuai hasil penilaian Anda.
2. Jumlahkan seluruh skor yang Anda diperoleh.
3. Tentukan kategori yang Anda sesuai kriteria.
SKOR
No PERNYATAAN
1 2 3 4
1 Siswa dapat menguraikan pengertian konsentrasi
belajar
2 Siswa dapat menyimpulkan ciri-ciri siswa yang
konsentrasi belajarnya baik
Keterangan:
- 1 = Kurang Sesuai
- 2 = Cukup Sesuai
- 3 = Sesuai
- 4 = Sangat Sesuai
Skor minimal yang dicapai 1x6 = 6, dan skor tertinggi adalah 4 x 6 = 24
Kategori Hasil :
a. Sangat Sesuai : 21 – 24
b. Sesuai : 17 – 20
c. Cukup Sesuai : 13 – 16
d. Kurang Sesuai : - 12
Nama :
Kelas :
Petunjuk pengisian : Silahkan ditulis sesuai dengan kegiatan yang mencerminkan penerapan
konsentrasi belajarmu di tabel yang sudah disediakan.