ii
Daftar Isi
iv
Daftar Gambar
vi
Gambar 3.54 - Hubungan defleksi beban menggunakan beban kerja maksimum Broms ... 264
Gambar 3.55 - Defleksi lateral pada permukaan tanah dari tiang pada tanah kohesif ........ 265
Gambar 3.56 - Defleksi lateral pada permukaan tanah dari tiang pada tanah nonkohesif .. 265
Gambar 3.57 - Faktor reduksi kelompok tiang.................................................................... 272
Gambar 3.58 - Konsep fondasi ekivalen ............................................................................ 275
Gambar 3.59 - Distribusi tekanan di bawah fondasi ekivalen untuk kelompok tiang ........... 277
Gambar 3.60 - Nilai indeks kapasitas dukung (C’) untuk tanah berbutir ............................. 281
Gambar 3.61 - Reaksi tanah dan momen tekuk pada tiang (a) ujung bebas (b) ujung jepit, tiang
pada tanah kohesif (c) ujung bebas (d) ujung jepit pada tanah non kehesif (e) ujung bebas (f)
ujung jepit .......................................................................................................................... 289
Gambar 3.62 - Reaksi tanah dan momen tekuk pada tiang panjang pada tanah kohesif (a)
ujung bebas (b) ujung jepit, dalam tanah non kehesif (c ) ujung bebas (d) ujung jepit ........ 290
Gambar 3.63 - Beban terpusat dan momen-momen .......................................................... 291
Gambar 3.64 - Perencanaan lentur pile cap....................................................................... 292
Gambar 3.65 - Perencanaan lentur pile cap (lanjutan) ....................................................... 293
Gambar 3.66 - Variasi nilai faktor reduksi dengan batas regangan tarik untuk tulangan
nonprategang dan prategang ............................................................................................. 296
Gambar 3.67 - Perencanaan geser pile cap....................................................................... 298
vii
Daftar Tabel
viii
1 Pendahuluan
Panduan ini digunakan sebagai acuan dalam tahapan perencanaan jembatan yang berisi
tentang perencanaan struktur bangunan bawah dan fondasi pada jembatan. Objek utama
dalam panduan ini adalah jembatan standar, sebagaimana yang diatur dalam Surat Edaran
Ditjen Bina Marga No. 05/SE/Db/2017, sedangkan untuk jembatan pejalan kaki, jembatan
kereta api, dan jembatan utilitas tidak termasuk dalam lingkup panduan ini.
Panduan ini merujuk kepada perkembangan terbaru teknologi perencanaan jembatan yang
juga sudah diakomodir pada BMS Peraturan Teknik Jembatan dan BMS Panduan
Perencanaan Jembatan terbaru. Rujukan utama BMS Peraturan Teknik Jembatan terbaru
adalah AASTHO LRFD Bridge Design Specifications 8th Edition (2017). Penjelasan dalam
panduan ini juga merujuk kepada dokumen terbaru dari Federal Highway Administration
(FHWA) dan National Highway Institue (NHI).
Pembahasan tentang kriteria perencanaan merujuk kepada dokumen terbaru yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) atau yang
lebih khusus adalah dokumen yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga
Kementerian PUPR. Daftar lengkap rujukan terdapat pada Daftar Pustaka pada setiap bab.
Tujuan panduan praktis perencanaan teknis jembatan ini adalah sebagai acuan dalam
perencanaan jembatan dan pedoman pelatihan tentang tahapan perencanaan jembatan.
Panduan ini diharapkan menjadi referensi bagi praktisi jembatan dalam menerjemahkan
peraturan, norma, standar, pedoman, kriteria dan manual ke dalam praktik perencanaan.
Selain itu, panduan ini juga dapat digunakan sebagai referensi bagi akademisi.
Untuk mencapai pokok tujuan panduan perencanaan di atas, urutan pembahasan pada
Volume 3 disusun sebagai berikut:
1) Bab 1 : Pendahuluan
2) Bab 2 : Perencanaan struktur bangunan bawah
3) Bab 3 : Perencanaan fondasi dan kepala tiang (pile cap)
1
1.5 Penggunaan panduan
Panduan ini disusun berdasarkan alur tahapan perencanaan jembatan yang dibagi menjadi
lima volume. Sebelum masuk ketahap perencanaan bangunan bawah, pembaca disarankan
untuk memahami tipe-tipe bangunan bawah yang akan direncanakan dan langkah yang akan
dilakukan dengan mengacu pada bagan alir yang telah disediakan pada masing-masing tipe-
tipe bangunan bawah dan fondasi.
Panduan ini menyajikan tahapan perencanaan jembatan standar dari awal hingga akhir,
yang dapat digunakan bagi perencana, praktisi maupun akademisi. Semoga panduan ini
bermanfaat dan dapat digunakan hingga masa yang akan datang. Meskipun kelak terdapat
pembaruan peraturan atau code yang menjadi referensi di panduan saat ini, namun
hakikatnya dasar-dasar perencanaan jembatan yang ada dalam panduan masih dapat
digunakan sampai kapanpun.
2
2 Perencanaan struktur bangunan bawah
2.1 Pendahuluan
Pada bagian ini membahas perencanaan struktur bawah yang mencakup pilar dan abutment.
Perencanaan pilar meliputi pilar tunggal, pilar portal, dan pilar dinding. Sedangkan
perencanaan abutment meliputi abutment tipe dinding, abutment jenis gravitasi, dan
abutment jenis penopang (counterfort).
2.2 Daftar istilah dan notasi
2.2.1 Daftar istilah
2.2.1.1
beton
suatu campuran semen, agregat dan air, dengan atau tanpa menambah dengan bahan
tambahan kimiawi
2.2.1.2
selimut beton
jarak antara tulangan atau tendon paling tepi dengan permukaan beton terdekat dengan
tidak memperhitungkan ketebalan plesteran
2.2.1.3
tinggi efektif
jarak antara serat paling tertekan dari beton dengan resultan gaya tarik tulangan dan tendon
pada daerah tarik pada kondisi kekuatan ultimit akibat momen lentur
2.2.1.4
beton ringan
beton yang dibuat dari agregat kasar yang ringan dan agregat halus yang mempunyai berat
normal dan mempunyai kepadatan kering jenuh permukaan antara 1800 kg/m3 sampai 2100
kg/m3
2.2.1.5
beton pratekan
beton ke dalam mana tegangan diberikan sengaja oleh tendon, dan mencakup beton yang
umumnya disebut sebagai prategang parsial
2.2.1.6
beton bertulang
Beton yang diberi baja tulangan dengan luas dan jumlah yang tidak kurang dari nilai
minimum yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang dan direncanakan berdasarkan
asumsi bahwa kedua material tersebut bekerja sama dalam menahan gaya yang bekerja
2.2.1.7
beton normal
Beton yang mempunyai massa jenis 2200-2500 kg/m3 dan dibuat menggunakan agregat
alam yang dipecah atau tanpa pecah
3
2.2.1.8
beban mati
berat semua bagian dari suatu jembatan yang bersifat tetap, termasuk segala beban
tambahan yang tidak terpisahkan dari struktur jembatan
2.2.1.9
beban terfaktor
beban kerja yang telah dikalikan dengan faktor beban yang sesuai
2.2.1.10
kuat rencana
kuat nominal dikalikan dengan suatu faktor reduksi ɸ
2.2.1.11
kuat tekan beton yang disyaratkan (fc’)
kuat tekan beton yang ditetapkan oleh perencana struktur (benda uji berbentuk silinder
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm) untuk dipakai dalam perencanaan struktur beton
2.2.1.12
modulus elastisitas
rasio tegangan normal atau tekan terhadap yang timbul akibat tegangan tersebut. Nilai
tegangan ini berlaku untuk tegangan di bawah batas proporsional material
2.2.1.13
pasca tarik
cara pemberian tarikan, dalam sistem prategang dimana tendon ditarik sesudah beton
mengeras
2.2.1.14
pratarik
pemberian gaya prategang dengan menarik tendon sebelum dicor
2.2.1.15
tulangan
batang baja berbentuk polos atau ulir atau pipa yang berfungsi untuk menahan gaya tarik
pada komponen struktur, tidak termasuk tendon prategang, kecuali secara khusus
diikutsertakan
2.2.1.16
tulangan spiral
tulangan yang dililitkan secara menerus membentuk suatu ulir lingkar silindris
2.2.1.17
tulangan ulir
batang baja yang permukaan sisi luarnya tidak rata, yang berbentuk sirip atau berukir
4
2.2.1.18
tinggi efektif
jarak antara serat paling tertekan dari beton dengan resultan gaya tarik tulangan dan tendon
pada daerah tarik pada kondisi kekuatan ultimit akibat momen lentur
2.2.2 Notasi
Berikut ini notasi-notasi yang ada di dalam perencanaan struktur bangunan bawah.
Av Luas total tulangan pengontrol retak vertikal dengan spasi sv; Luas penampang
tulangan transversal dalam jarak s (mm2)
An Luas tulangan yang menahan gaya tarik (mm 2)
av Jarak beban ke muka pilar (mm)
Avf Luas tulangan geser friksi (mm2)
B Lebar badan, apabila terdapat selongsong; lebar badan efektif, diambil
sebagai lebar badan minimum, diukur paralel terhadap garis netral, di antara
resultan gaya tarik dan tekan akibat lentur. Untuk penampang lingkaran,
diambil sebagai diameter penampang. Modifikasi harus dilakukan jika terdapat
selongsong (mm)
bw Lebar badan (mm); atau ketebalan minimum dinding dari penampang yang
berongga
bo Perimeter bagian kritis untuk geser yang menutupi bearing pad (mm)
c Jarak dari tengah perletakan ke gelagar tepi ujung (mm)
d Tinggi efektif penampang melintang (mm)
dc Diameter inti pilar, diukur ke diameter luar spiral atau sengkang tertutup (mm)
df Jarak dari tepi atas ke tulangan longitudinal bawah (mm)
D Diameter bearing pad bundar (mm)
Es Modulus elastisitas tulangan (MPa)
Ec Modulus elastisitas beton pada umur 28 hari (MPa)
fy Kuat leleh tulangan (MPa)
f yh Kuat leleh minimum tulangan spiral yang dispesifikasikan (MPa)
fc' Kuat tekan karakteristik beton
h Tinggi penampang (mm)
5
K Faktor panjang efektif komponen struktur tekan
L Panjang bearing pad (mm)
Panjang tanpa bracing (mm)
u
Mn Tahanan lentur nominal (N.mm)
M1 Momen ujung terkecil pada kondisi batas kekuatan akibat beban terfaktor yang
bekerja pada komponen tekan
M2 Momen ujung terbesar pada kondisi batas kekuatan akibat beban terfaktor
yang bekerja pada komponen tekan
Mb Tahanan lentur kondisi seimbang (N.mm)
6
2.3 Perencanaan pilar
2.3.1 Umum
Pilar memberikan dukungan dan menahan beban struktur atas, kemudian beban-beban
struktur atas tersebut diteruskan ke fondasi serta pilar menahan gaya horizontal yang bekerja
pada jembatan.
Dalam perencanaan pilar, dimensi awal pilar (pilar penampang segi empat berongga, pilar
dinding, pilar lingkaran berongga dan pilar segi empat) dapat ditentukan berdasarkan
keterangan pada Gambar 2.1.
Kepala pilar harus direncanakan untuk menahan beban-beban yang bekerja yaitu beban
mati, beban hidup akibat lalu lintas, beban pelaksanaan, beban angin pada struktur atas,
pengaruh suhu dan susut, serta beban gempa.
Korbel disebut juga konsol pendek yang berguna untuk memikul beban terpusat atau reaksi
dari gelagar. Biasanya korbel memikul beban dari gelagar pracetak yang berada di dekat
muka pilar pemikulnya. Korbel berperilaku sebagai komponen lentur (gelagar) yang sangat
pendek dan tinggi. Perencanaan kepala pilar meliputi perencanaan tulangan tarik dan
sengkang horizontal, punching shear, perencanaan tulangan hanger, dan perencanaan kuat
tumpu.
7
L/18
Min. 1'-3' (380mm) Tinggi 50' (15m)
Kemiringan 1:16
Wc
Monolit
Wc/3
Wc
Monolit
(a)
L/18
Min. 2'-0'
(500mm)
L= (10m - 30m)
8
Kepala pilar
L hingga (10m)
Wc
Wc/3
Jepit atau bebas
L/18
Min. 2'-0'
(500mm)
L/18
Min. 1'-3' (380mm)
Monolit Jepit atau bebas
Wc Wc
L/9
L/9
L= (15m - 25m)
Kepala pilar
(c) Pilar bundar tunggal
L/18
L/18
Pilar majemuk
(d) Pilar persegi panjang majemuk
9
Monolit Jepit atau bebas
Wc Wc
L/10 L/10
Min. 3'-0' Min. 3'-0'
L= 10m - 25m
(1m) (1m)
Pilar majemuk
(e) Pilar bundar majemuk
Wc
Min. 3'-0' (1m)
L= 10m - 25m
L/12
Wc/2
10
Monolit Jepit atau bebas
Wc Wc
L=36 m - 90m)
2'-6' 2'-6'
L/18
L/20 L/20
Bagan alir perencanaan kepala pilar tipe korbel untuk tulangan tarik dan sengkang horizontal
dijelaskan lebih rinci pada Gambar 2.2.
11
Mulai
0, 05Acv
Avf
fy
Tulangan geser friksi
Acv bd e
2 Avf
As An Luas penulangan tarik
3
Ah 0, 5( As An ) Sengkang horizontal
Selesai
Penampang dari korbel harus didesain untuk menahan secara bersamaan menahan geser
terfaktor (Vu), momen terfaktor (Mu), dan gaya tarik horizontal terfaktor (Nuc).
M u Vu av Nuc (h de ) (1)
12
Nuc 0, 2Vu (2)
Keterangan:
av adalah jarak dari muka pilar ke titk tengah tumpuan gelagar (mm)
h adalah tinggi korbel (mm)
d e adalah tinggi efektif korbel (mm)
Gaya tarik horizontal terfaktor dapat disebabkan oleh rangkak, susut dan suhu. Tulangan
geser friksi (Avf) digunakan untuk memikul gaya geser langsung (Vu), menggunakan
persamaan berikut ini:
0, 05Acv
Avf (3)
fy
Keterangan:
Avf adalah luas tulangan geser friksi (mm 2)
Selanjutnya, luas tulangan yang memikul gaya tarik (Nuc), dapat menggunakan persamaan
berikut:
Nuc
An (4)
fy
Keterangan:
An adalah luas tulangan yang menahan gaya tarik (mm2)
Luas tulangan lentur untuk memikul momen terfaktor (Mu), yaitu menggunakan persamaan
berikut ini:
2 Avf
As An (5)
3
Untuk tulangan sengkang horizontal harus disebarkan di 2⁄3 dari tinggi efektif,dengan
menggunakan persamaan berikut ini:
Ah 0,5( As An ) (6)
Keterangan:
Ah adalah luas tulangan sengkang horizontal (mm 2)
13
Bagan alir punching shear pada korbel dapa dilihat pada gambar berikut ini.
Mulai
Mencegah overlap:
1) Antara tumpuan
1) S 2d f W yang berdekatan
Tidak dengan balok tepi.
2) bw 2av L 2d f 2) antara tumpuan
pada tepi yang
berlawanan
Ya
1) bo W 2 L 2d f
Keliling penampang kritis ( b ),jika:
bo 0, 5W L d f c W 2 L 2d f
o
2) 1) Pada pad persegi interior
2) Pada pad persegi eksterior
3) bo D d f D
2
3) Pada pad bundar interior
4) Pada pad bundar eksterior
bo D d f c D d f D
D
4)
4 2 2
Vn = 0,125λ f'c bo d f
Tidak sdsfdfsfdsfdf
V Vu
v n vVn Vu
Ya
Selesai
Untuk mencegah overlap kegagalan permukaan atau punching shear, maka harus
memenuhi persyaratan berikut ini:
14
1) Antara perletakan (bearing) yang berdekatan pada gelagar tepi,
S 2d f W (7)
2) Antara perletakan (bearing) pada tepi yang berlawanan pada badan gelagar T terbalik,
bw 2 av L 2d f (8)
Keterangan:
W adalah lebar bearing pad (mm)
df adalah jarak dari tepi atas ke tulangan longitudinal bawah (mm)
S adalah spasi dari tengah ke tengah di sepanjang perletakan dari gelagar tepi
(mm)
bw adalah lebar gelagar T terbalik (mm)
Keterangan:
𝑑𝑓 adalah jarak dari tepi atas ke tulangan longitudinal bawah (mm)
bo adalah perimeter bagian kritis untuk geser yang menutupi pad (mm)
Menghitung bo untuk bearing pad persegi atau bundar dengan kegagalan permukaan yang
tidak overlap, harus diambil sebagai berikut:
bo W 2 L 2d f (10)
bo 0, 5W L d f c W 2 L 2d f (11)
bo
2
D d f D (12)
15
d) Pada bearing pad eksterior
bo
4
D d f c D d f D
D
2
2
(13)
Keterangan:
𝑐 adalah jarak dari tengah perletakan ke gelagar tepi ujung (mm)
D adalah diameter bearing pad bundar (mm)
Syarat:
vVn Vu (14)
Keterangan:
v adalah faktor reduksi geser
Bagan alir perencanaan tulangan hanger dapat dilihat pada berikut ini:
16
mulai
A V - 0,063λ f'c b d A2
Ambil nilai minimum 1) hr = u v f f
Tcr = 0.328 f `c Vc =
1
f'c bv de
diantara keduanya atau s f y (W + 2d ) pcp 6
f Gunakan
jika didapatkan kecil
hr = Vu v
A
dari nol, maka ambil nol 2) tulangan
s f yS minimum
Tu 0, 25Tcr
b s
tidak perlu
Tu 0, 25Tcr Vu > 0,5vVc Tidak Av 0,083λ f'c v
Jika tulangan ada dua 2(At A ) tulangan fy
hr torsi
sisi (kiri dan kanan) s
Ya
Ya Perlu tulagan geser
Subtitusi At/s Perlu tulangan torsi
V
2(At + Ahr ) At Tn Vs = u -Vc
Luas tulangan hanger v
yang di butuhkan s =
s s 2Ao f y cotθ
Subtitusi At/s Av Vs Av bv
= = 0.083 f `c
s f y de s f y de
A f yt
A = t p cotθ
s f yl
l h
Substitusi nilai Av/s
yang diperoleh
Selesai
Gambar 2.4 - Perencanaan tulangan hanger, tulangan torsi, dan tulangan geser
Tulangan hanger sebagai tulangan tambahan untuk tulangan geser. Berikut ini bagan alir
menghitung tulangan hanger pada korbel sesuai dengan Gambar 2.4.
A fy
Vn hr S (15)
s
A
Vn (0,063λ f'c b f d f ) hr f y (W + 2d f ) (16)
s
17
Keterangan:
Ahr adalah luas satu kaki tulangan hanger (mm2)
𝑠 adalah spasi tulangan hanger (mm)
𝑆 adalah spasi dari tengah ke tengah perletakan di sepanjang gelagar tepi (mm)
𝜆 adalah faktor modifikasi kepadatan beton
bf adalah lebar gelagar T terbalik (mm)
W adalah lebar bearing pad (mm)
df adalah jarak dari tepi atas ke tulangan longitudinal bawah (mm)
Ahr Vu
= (18)
s fyS
Ambil nilai minimal di antara dua persamaan tersebut, namun nilai 𝐴 ℎ𝑟⁄ tidak boleh
𝑠
kecil dari nol.
2) Penampang beton perlu diperiksa untuk mengetahui kebutuhan tulangan torsi. Berikut
ini persamaan untuk tulangan torsi yaitu:
A2
Tcr = 0.33 fc' (19)
pcp
Menghitung tulangan torsi per jarak yaitu dengan menggunakan persamaan berikut ini:
At Tu
= (21)
s 2Ao f y cotθ
18
A f yt
A = t p cotθ (22)
s
l h f
yl
Keterangan:
At adalah luas tulangan torsi (mm2)
3) Gunakan 𝐴𝑡⁄𝑠 untuk menghitung total tulangan sengkang dan asumsikan spasi yang
digunakan.
2(At + Ahr )
s (23)
s
Keterangan:
At adalah luas tulangan torsi (mm 2)
1
Vc = f'c bv de (24)
6
Keterangan:
Vc adalah kuat geser yang disumbangkan oleh beton (kN)
Gaya geser yang disumbangkan oleh beton diperiksa terhadap gaya geser terfaktor
pada gelagar dengan persamaan berikut ini:
Apabila syarat tersebut terpenuhi maka dibutuhkan tulangan geser untuk menahan gaya
geser terfaktor. Namun, Jika tidak terpenuhi maka digunakan tulangan geser minimum
dengan persamaan berikut ini:
b s
Av 0,083λ f'c v (26)
fy
19
Untuk tahanan geser yang disumbangkan oleh tulangan geser dapat dihitung dengan
persamaan berikut ini:
V
Vs = u -Vc (27)
v
Untuk luas tulangan geser yang dibutuhkan dihitung dengan persamaan berikut:
Av Vs
= (28)
s f y de
Keterangan:
Vs adalah tahanan geser yang disumbangkan oleh tulangan geser (kN)
Av adalah luas tulangan geser (mm 2)
s adalah jarak tulangan geser (mm)
A
Av_req = v s (29)
s
Keterangan:
Av adalah luas tulangan geser (mm 2)
At adalah luas tulangan torsi (mm 2)
Bagan alir korbel perlu direncanakan kekuatan tumpu seperti pada bagan alir berikut ini:
20
Mulai
A2 Penentuan (m )
1) m 2
A1 1) apabila beban mengalami
tegangan tumpuan yang
A2 didistribusikan secara merata
2) m 0, 75 1,5 2) apabila beban mengalami
A1 tegangan tumpuan yang
didistribusikan secara tidak merata
Pr Pn
Pr Pu )
Tidak (ghbcgdgf Pr Pu
Ya
Selesai
Jika muka tumpuan lebih lebar dari luasan yang dibebani di semua sisi, faktor modifikasi ( m
) dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini:
1) Jika luasan yang dibebani mengalami tegangan yang terdistribusi secara merata,
A2
m 2 (30)
A1
2) Jika luasan yang dibebani mengalami tegangan yang terdistribusi secara tidak merata,
A2
m 0, 75 1,5 (31)
A1
21
Keterangan:
m adalah faktor modifikasi confinement
A2 adalah luas fiktif distribusi beban dari bearing pad (mm2)
Pr Pn (33)
Tahanan perletakan terfaktor harus lebih besar dari gaya geser terfaktor dengan persamaan
sebagai berikut:
Pr Pu (34)
Keterangan:
Pr adalah tahanan perletakan terfaktor (kN)
22
Gambar potongan melintang
Momen positif
23
Gambar momen akibat kombinasi ekstrim
Momen negatif
Mutu beton yang digunakan = 30 MPa dan Mutu baja tulangan = 420 MPa
Mnegatif : 7426.47kN m
Tulangan atas :
Tulangan
Tulangan atas
atas :
Mutu betonatas :
Tulangan
Mutu beton f' : 30MPa
fcc: 30MPa
Mutu baja
Mutu baja
beton :
fffyyc : 400MPa
: 420MPa
30MPa
Mutu
Lebarbaja
bawah pier fy : 420MPa : 2100mm
Lebar
Lebar bawah
bawah pier bb bawah : 2100mm
kepala pilar bawah : 2100mm
bbawah
Lebar bawah pier
hb : : 2100mm
Tinggi
Tinggi pier head
kepala pilar hbawah
: 2854mm
2854mm
Tinggi efektif
pier head dh :
: 2804mm
2854mm
Tinggi efektif de : 2804mm
Tinggi efektif βd1: 2804mm
0.85
4
A
3 s.req
2
Luas_Tul_dibutuhkan 10990.88 mm
Tulangan atas yang digunakan:
Tulangan atas yang digunakan:
Diamater tulangan D : 32mm
Diamater tulangan D : 32mm 1 2 2
Luas satu tulangan As.tul : π D 804.25 mm
1
4 2 2
Luas satu tulangan As.tul : π D 804.25 mm
Jumlah tulangan ntul : 184
Jumlah tulangan ntul : 18 2
Luas tulangan yang digunakan As.used : As.tul ntul 14476.46 mm
2
Luas tulangan yang digunakan As.used : As.tul ntul 14476.46 mm
Periksa As.used As.req ...Oke
Periksa As.used As.req ...Oke
Resume digunakan tulangan 18D32
Resume
Resume digunakan tulangan
digunakan tulangan18D32
18D32(H1)
25
Pemeriksaan kepala pilar terhadap kapasitas lentur
Jika tulangan tarik adalah tulangan atas:
As.used fy
Tinggi blok tegangan persegi ekivalen a : 113.54 mm
0.85 f'c bbawah
a
Jarak dari serat tekan terluar c : a 133.58 mm
Jarak dari netral
ke sumbu serat tekan terluar c : β 1 133.58 mm
ke sumbu netral β1
dde-c c
Regangan baja
Regangan Baja : dee c eε c = 0.06
εss:= 0.06
Regangan baja ε s : cc εcc 0.06
c
Batas regangan tarik ε tl : 0.005
Batas regangan tarik ε tl : 0.005
Karena regangan
Karena baja yang
regangan baja didapatkan besar dari
yang didapatkan batas
besar regangan
dari tarik maka tarik
batas regangan faktormaka faktor
reduksi yang telah digunakan sebesar 0.9 sudah tepat.
reduksi yang telah digunakan sebesar 0,9 sudah tepat.
ε s ε tl maka ϕ f : 0.9
Tahanan lentur terfaktor M : ϕ Mn 15033.12 kN m
Tahanan
Momen lentur terfaktor
tahanan nominal penampang Mrr : ϕ ff Mn 15033.12 kN m
M : ϕ f Mn 15033.119 kN m
Modulus rupture r fr : 0.63 f'c MPa 3.45 MPa
1N Ig
Modulus rupture fr : 0.63 fc 3.451 MPa
Momen retak 1mm Mcr : γ 3 γ 1 fr 15314.04 kN m
yt
Ig
Persyaratan
Momen retak Mcr : γminimum
tulangan
3 γ 1 fr y 15314.037 kN m
t
1.33 Mu 9877.21 kN m
Maka luas tulangan minimum ditentukan berdasarkan nilai terkecil dari 1,33 Mu atau 1,2
Mcr Karena 1,33 Mu lebih kecil dari 1,2 Mcr , maka yang menentukan luas tulangan
minimum adalah 1,33 Mu.
Dari perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan tulangan lentur 18D32
diperoleh momen tahanan nominal penampang sebesar 15033,12kN.m. Nilai ini lebih
besar dari nilai momen tulangan minimum 1,33 Mu, sehingga pesyaratan tulangan
minimum sudah terpenuhi.
26
Tulangan bawah
Mutu betonbawah
Tulangan f'c 30MPa
Tulangan
Mutu betonbawah fc : 30MPa
Mutu baja fy 420 MPa
Mutu beton fc : 30MPa
Mutu baja fy : 420MPa
Lebar atas pier batas : 1000 mm
fby : 420MPa
atas : 1000mm
Mutu
Lebarbaja
atas pier
Tinggi kepala pilar
Lebar atas pier h 2854
batas mm
: 1000mm
Tinggi pier head h : 2854mm
Tinggi efektif d 2854mm
2804 mm
Tinggi pier head
efektif d e:
h : 2804mm
Tinggi efektif ββ11::
d 2804mm
0.85
β 1 : 0.85
Faktor reduksi lentur f 0.9: 0.9
ϕϕ lentur
ϕ lentur : 0.9
Faktor reduksi Mu : 105.29kN m
Momen ultimit
Mu : 105.29kN m
Momen ultimit ε c : 0.003
c : 0.003
ε0.003
Regangan beton εεc :
c : 0.003 12
Regangan
Regangan betonbeton 4
Regangan beton Ig : 3.4 10 mm
Inersia gross penampang 4 4
Inersia gross penampang IIg. ::I3.4
g. :
103400000000000mm
12
3400000000000mm
mm
4
Inersia gross
Inersia penampang
gross penampang g
Jarak dari serat tarik ke sumbu netral yt : 1100mm
Jarak dari serat tarik ke sumbu netral yt : 1100mm
Faktor variabilitas retak lentur γ 1 : 1.6
Faktor variabilitas retak lentur γ 1 : 1.6
Rasio kuat leleh minimum γ 3 : 0.75
dengan kuatleleh
Rasio kuat tarikminimum
ultimit γ 3 : 0.75
dengan kuat tarik ultimit Mu 2
As.req : MM 116.869 mm
ϕ lenturu
fyu 0.85 d 2 2
Luas tulangan yang diperlukan s.req.:: ϕϕ f 0.85
As.req 116.869
116.87 mm mm
f y fy 0.85
lentur de d
f'c MPa 2
Luas tulangan minimum 1 As_min1. : batas de 9141.75mm
4 fy
Resume
Resume digunakan 21D19 (H10)
digunakan 21D19
Pemeriksaan balok terhadap kapasitas lentur
Jika tulangan tarik adalah tulangan atas:
As.used fy
Tinggi blok tegangan persegi ekivalen a : 98.07 mm
0.85 f'c batas
a
As.used fyf dde a = 6889.41
: A 6870.06kN
Momen nominal penampang Mn :=
M kN m
m
n s.used y e 22
ϕ f Mn 5910.21 kN m
Karena
Karena regangan baja yang
regangan baja yangdidapatkan
didapatkanbesar
besardari
daribatas
batas regangan
regangan tarik
tarik maka
maka faktor
faktor
reduksi
reduksi yang
yang telah digunakansebesar
telah digunakan sebesar0.9
0,9sudah
sudahtepat.
tepat.
ε s ε tl maka ϕ f 0.9
28
Maka luas tulangan minimum ditentukan berdasarkan nilai terkecil dari 1,33 Mu atau 1,2
Mcr Karena 1,33 Mu lebih kecil dari 1,2 Mcr , maka yang menentukan luas tulangan
minimum adalah 1,33 Mu.
Dari perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan tulangan lentur 21D19
diperoleh momen tahanan nominal penampang sebesar 6200,47 kN.m. Nilai ini lebih
besar dari nilai momen tulangan minimum1,33 Mu, sehingga pesyaratan tulangan
minimum sudah terpenuhi.
b) Desain tulangan geser kepala pilar
Gaya
Gaya geser
geserultimit
ultimit Vu::6424.07kN
Vu 6424.07kN
θ θ::45deg
45deg
Faktor
Faktor reduksi
reduksikuat
kuatgeser
geser v v::0.75
ϕϕ 0.75
Lebar
Lebar
Lebar bbbawah
batas
bawah1000 mm
2100
2100 mm
mm
tinggi efektif de 2804 mm
tinggi efektif de 2804 mm
0.5 ϕ v Vc 959.88 kN
Cek: Vu 0.5 ϕ v Vc perlu tulangan geser
Kuat
Kuatgeser
geser yang disumbangkanoleh
yang disumbangkan olehtulangan
tulangangeser
geser( V(sV
) s),
Vu
Vs : Vc 3190.08 kN
ϕv
Av Vs mm2
Luas tulangan/jarak 5.10
s fy de mm
A b mm2
v_min
Luas tulangan geser minimum/jarak =0.083 f`c bawah =5.10
s fy mm
29
c) Desain korbel
Desain terhadap geser
af
av Keterangan retak akibat:
Vu 1. Lentur, geser, dan tarik langsung
2 Nuc 2. Gaya tarik
3. Punching shear
4. Bearing force
3 4
de h
1
av S c
vu vu
de
W
W + 4av 2c
Desain geser pada korbel
Sumber: AASHTO LFRD 2017
sehingga
b : min S , 2.c , W 4 av 1600 mm
30
sehingga b : 1600mm
h : 1567mm
d : h 50mm 1.517 m
de. : h 50mm 1517 mm
6 2
Acv : b d 2.427 10 mm2
Acv : b de. 2427200 mm
Perencanaan geser
Perencanaan geser friksi
friksi
reaksi perletakan girder:
Reaksi tumpuan:
PCI girder
Gelagar PCI MS 1 : 70.56kN
Diafragma MS 3 : 11.44kN
Cek_Vn :
"Oke" if Vn min Vn1 , Vn2 "Oke"
31
Desain terhadap lentur dan tarik
af S c
vu vu
Nuc
As de h W
aff :
a : 450mm
450mm
Lebar
Lebar penampang
penampang untuk
untuk pemasangan
pemasangan tulangan
tulangan diambil
diambil yang
yangterkecil
terkecildari
dari
Lebar
berikutpenampang
berikut ini:
ini: untuk pemasangan tulangan diambil yang terkecil dari berikut ini:
2c = 1600mm
2c = 1600mm 3
W 5 af 2.75 10 mm
W 5 af 2750 mm
W 5penampang
Lebar untuk pemasangan tulangan b : 1600mm
af 2750 mm
Lebar penampang untuk pemasangan tulangan
Lebar penampang untuk pemasangan tulangan b 1600 mm
b : min S , 2.c , W 5 af 1600 mm
Menghitung gaya
Menghitung gaya dalam
dalamkorbel
korbel
Vu 847.87 kN
h 1567 mm
de. 1517 mm
Mu. : Vu av Nuc h de. 347.63 kN m
2Avf 2
As : An 769.41 mm
3
Digunakan D : 19mm
s : 150mm
b
A s. := 0.25 π D2 = 3024.31mm2
used s
32
2 b 2
As.used. : 0.25 π D 3024.31 mm
s
Periksa:
As.used As ...Oke
Resume
ResumeD19
D19 -- 150
150 mm
mm ( H14)
Tulangan sengkang horizontal:
Ah_req : 0.5 As An 96.32 mm
2
Digunakan D : 13mm
s : 300mm
n : 3
2 b 2
A := 0.25 π D n = 2831.62mm
n b
h.used 2 b 22
Ah.used:
A
s 0.25
: 0.25 π
π D
D2 n 2831.62mm
2123.72 mm
Periksa:
h.used s
s
Periksa:
A
h.used Ah
A
Ah.used ...Oke
...Oke
h_req
Resume D13 - 150 mm
Resume D13 - k300 mm (H15 dan H16)
d) Desain punching shear
bw
df
df vu df
vu
df
df /2
df /2 W df /2 df /2 W/2 c
av : 400mm df : 1517mm
W : 500mm c : 800mm
L : 430mm Faktor tahanan ϕ c 0.7
Menghitung lebar
Menghitung lebar efektif bo
3
Untuk pad persegi interior bo.1 : W 2 L 2 df 4394
4.394 mm
10 mm
Untuk pad persegi eksterior
:
: : W
W
LLLddf c W 2L L
222Ld dff 2 df
eksterior b f dcf cWW
2
Untukpad
Untuk padpersegi
persegieksterior bo.2
bo.2 0.5
0.50.5 W
o.2
3
bo.2. : 0.5 W L df c 2.997 10 mm
bo.2. : 0.5 W L df c 2997.00 mm
1N 3
Vni : 0.125 1 fc bo.1 df 4.564 10 kN
1mm
33
Gaya geser nominal interior Vni : 0.125 1 f'c MPa bo.1 df 4563.69 kN
Gaya geser nominal eksterior Vne : 0.125 1 f'c MPa bo.2 df 3112.74 kN
Periksa:
ϕ c.V.n.i : ϕ c Vni 3194.58 kN ϕ cV.ni Vu ...Oke
df W
bf W+2df
Lebar pad W 500 mm
A Vn 2 A A
Ahr.used mmdiantara mm2
hr.3 yaitu diambil nilai minimal
Min hr.1 , hr.2 0.25
3.39 s
s 0.5 fy W 3 av mm s mm
s
34
f) Desain tulangan puntir
Keliling
Keliling dalam
dalam tulangan
tulangan Ph :
: 10830.70 mm
10830.70mm
sengkang
Faktor reduksitorsi
faktor reduksi torsi ϕ : 0.75
ϕ tt : 0.75
Mutu tulangan fyl : f 420 MPa
Mutu tulangan fyl : fyy 420 MPa
A2
Momen retak torsi Tcr : 0.33 f`c MPa 5122.15 kN m
Pcp
i
Cek_tulangan_torsi : "Perlu tulangan torsi" if Tu 0.25 ϕ t Tcr
sebaliknya
"Tidak" otherwise
y Tu
Tn : 2809.60kN m
Torsi nominal ϕt
2
Luas beton dalam sengkang Ao : 4319955mm
At Tn 2 H
mm
= 0.77
s 1 mm2
mm
2 Ao fy
tan( 45deg) mm
H
A
t : Tn mm2
0.77
s 2Ao fy cot mm
A f
yt
A : t
l s Ph cot 45 8385.76 mm2
f
yl
35
Digunakan tulangan torsi sebagai berikut:
Dt : 19mm
n : 30
2 2
Al.used : 0.25 π Dt n 8505.86 mm
:
Periksa : "Oke" ifif A A "Oke"
Al.used
Periksa "Oke" l.used All "Oke"
"Tidak oke"
"Tidak sebaliknya
oke" otherwise
otherwise
Spasi digunakan = 150 mm
At Ahr req A t Ahr
262.20mm mm2
2
A A s 307.81
tA hr
t Ahr
reqreq s 262.200mm2 mm
AAv.req
vreq mm2 mm2
Luas
Luas tulangan sengkang yang
tulangan sengkang yangdibutuhkan
dibutuhkanper
perspasi
spasi 5.10
3.409
ss mm mm
Digunakan spasi s 150 mm
Digunakan spasi s 150 mm Av.req
Jadi, luas tulangan yang digunakan s 511.350mm
s
A vreq
s 764.95mm2
Luas
2 A tulangan
A t hr
Asengkang yang
773.550
v.req mm
2
digunakan
s
A )kait
Av 2
Sengkang
2(A
t hr req 1072.75mm
tertutup
Dtulangan : 25mm
Sengkang kait tertutup
ntulangan : 2
Dtulangan : 25mm
At Ahr used
ntulangan : 2
981.748 mm
2
Periksa :
At Ahr used 981.75
used A
t Ahr req
2
mmOK
Periksa :
Resume = 2 kaki D25-150
At Ahr used At Ahr req ...Oke
Resume digunakan
Resume = 2 kaki D25-150 (H11)
2 kaki D25-150
36
Tulangan geser dalam penampang
Ds : 16mm
n4
1 2 2
Luas tulangan Av.used : π Ds n 804.25 mm
4
Av.used Av.req ...Oke
h
Resume digunakan 4 kaki D16-150 (H12 dan H18)
2(A A ) Av 1786mm2
t hr used
37
Gambar penulangan kepala pilar
38
Korbel
Back wall dudukan
penggantian
bearing
Pada perencanaan kepala pilar pada jembatan tertentu, sering juga dibuat korbel tambahan
di kepala pilar yang difungsikan sebagai tumpuan untuk keperluan penggantian perletakan
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.6. Korbel ini direncanakan dengan cara yang
sama dengan korbel untuk dudukan gelagar. Dan yang harus diperhatikan dalam
perencanaan kepala pilar adalah pada kepala pilar harus disediakan back wall yang
berfungsi untuk mencegah terjadinya benturan antar gelagar yang berdekatan saat gempa
terjadi.
Bagan alir perencanaan pilar pendek terhadap lentur dan aksial lebih rinci dijelaskan di
bawah ini:
Kekuatan pilar pendek yang dibebani secara konsentrik terdiri atas komponen beton dan
sumbangan baja, dapat ditentukan dari persamaan berikut:
39
Keterangan:
Perencanaan pilar pendek biasanya dilakukan secara langsung dari hasil analisis struktur,
dengan memperhitungkan pengaruh interaksi antara beban aksial terfaktor dengan momen
lentur terfaktor.
40
Mulai
L KLu Periksa
r kelangsingan
KLu KLu M
22 34 12 1
r r M2
Ya Ya
M c b M 2b s M 2 s
Cm
Tidak b 1, 0 Tidak
P
1 u
k Pe
Pembesaran
1 EI
s ; Pe momen
Pu K u
2
1
k Pe
M 1b
Cm 0, 6 0, 4
M 2b
41
K
A
· Tekan murni
Po 0,85 f'c Ag As As f y
Pengikat spiral : Pr 0,85 Po
· Lentur murni
a Ast f y
f M n Ast f y d ; a gambarkan diagram
2 0, 85bf'c interaksi Pilar
· Kondisi seimbang
'' a
f M b f [0, 85 f'c bab d e d
2
' '
' ''
''
A f s d d d As f y d ]
s
Pb 0,85 f c'bab As' f s' As f y
Mr
Tidak 1
Mu
Ya
Selesai
Gambar 2.7 - Bagan alir perencanaan aksial dan lentur pilar (lanjutan)
Prosedur perencanaan kapasitas pilar terhadap kombinasi aksial dan lentur adalah sebagai
berikut:
1) Tentukan karakteristik material (mutu beton dan mutu tulangan) dan karakteristik
penampang (lebar dan tinggi penampang) yang digunakan,
2) Hitung gaya-gaya dalam momen, geser, dan aksial akibat kombinasi beban yang
bekerja,
42
3) Tentukan kategori struktur pilar, suatu sistem struktur dikatakan tidak bergoyang jika
pada struktur terdapat pengaku lateral serta periksa rasio kelangsingan pada kedua arah
sumbu penampang (sumbu kuat dan sumbu lemah penampang),
4) Hitung kapasitas lentur dan aksial pada kondisi seimbang dengan persamaan berikut:
a
M n As f y d (40)
2
As f y
a (41)
0.85bf c'
Keterangan:
As' adalah luas tulangan tarik (mm 2)
6) Gambarkan bagan interaksi, plot nilai-nilai yang sudah dihitung. Kemudian periksa
kombinasi beban terfaktor apakah berada dalam bagan interaksi.
43
Pn
Po
cil
Zona keruntuhan tekan
isitas ke
Garis radial e = Mn / Pn konstan
Eksentr
e=0
eb :Keruntuhan seimbang
as besar
Eksentrisit Zona keruntuhan tarik
Mn
e=8
44
2.3.4.1.2 Perencanaan geser pilar
Perencanaan pilar terhadap geser lebih rinci dijabarkan pada gambar di bawah ini:
Mulai
1 Nilai geser
Vc = f'c bv d e
6 beton
Periksa nilai
Gunakan tulangan Tidak Vu > 0,5vVc geser beton
Geser minimum
Ya
bv s
Av 0,083λ f'c Av f y d e
Nilai geser
fy Vs = tulangan
s
Kekuatan Geser
Vn = Vc +Vs
nominal balok
Tahanan geser
Vr = vVn
terfaktor
Periksa kapasitas
Geser nominal
terhada gaya geser
terfaktor
Ya
Selesai
Penjelasan pada Volume 2 dapat diterapkan untuk perencanaan kuat geser pilar. Struktur
pilar harus direncanakan berperilaku daktail, terutama pada daerah gempa. Daktilitas
merupakan kemampuan struktur untuk berdeformasi di luar batas elastis tanpa pengurangan
kekuatan yang signifikan. Dalam istilah matematis, daktilitas didefinisikan rasio perpindahan
45
maksimum dengan perpindahan pada pelelehan pertama struktur. Daktilitas struktur dapat
disediakan oleh tulangan confinement. Kebutuhan tulangan confinement dapat ditentukan
sebagai berikut:
Keterangan:
Asp adalah luas penampang sengkang tertutup (hoop) atau spiral (mm2)
dc adalah diameter inti pilar, diukur ke diameter luar spiral atau sengkang tertutup
(mm)
f c' adalah kuat tekan beton untuk keperluan desain (MPa)
Ac adalah luas inti pilar yang diukur hingga diameter luar dari spiral (mm2)
Di dalam zona sendi plastik, sambungan dalam tulangan spiral harus dibuat dengan
sambungan las penuh atau sambungan mekanis penuh.
Luas penampang bruto, ( Ash ), tulangan kait persegi harus memenuhi kedua hal berikut:
f c' Ag
Ash 0.30shc 1 (44)
f yh Ac
fc'
Ash 0.12shc (45)
f yh
Keterangan:
s adalah spasi vertikal sengkang, tidak melebihi 100 mm
Ac adalah luas inti pilar yang diukur dari luar sengkang (mm 2)
Ash adalah luas total penampang tulangan kait (tie reinforcement) (mm2)
f yh adalah kuat leleh tulangan sengkang atau spiral (MPa) ≤ 517 MPa
46
hc adalah dimensi inti pilar dengan sengkang dalam arah yang ditinjau, diukur
dari luar sengkang (mm). Lihat gambar Gambar 2.10.
maks
350 mm
maks
350 mm
6d
maks 150 mm
45
d
D
47
Contoh perhitungan 2.2: Perhitungan pilar tunggal
1) Data stuktur pilar
Berikut gambar sebuah pilar jembatan.
48
Gambar potongan melintang
2) Data penampang dan material
Data penampang
Tinggi penampang pilar h : 4000 mm
Lebar penampang pilar b : 1500 mm
Tinggi kaki pilar H 7600 mm
2
Luas penampang pilar Ag : b h 6000000 mm
Momen inersia:
Ix : 0.7 b h 5600000000000 mm
1 3 4
arah trans (sumbu x) 12
Iy : 0.7
1 3 4
arah long (sumbu y) b h 787500000000 mm
12
49
Radius girasi penampang:
Ix
arah trans (sumbu x) rx : 966.09 mm
Ag
Iy
arah long (sumbu y) ry : 362.28 mm
Ag
Data material
Defleksi lateral:
Arah longitudinal Δ o1 : 15.6 mm
50
4) Periksa kelangsingan dan pembesaran momen
Faktor panjang efektif pilar:
Arah transversal kx : 2.1
Cm
C
Cm
Faktor pembesaran
Faktor pembesaran momen
Faktor pembesaran momen ns.long :
ns.long :
m 1.10
1.10
arah long
arah long
momen ns.long : Pu
P
P
1.10
arah long 1 u
u
1 0.75 P
1
0.75 P
0.75 e
Pe
e
Momen terfaktor
terfaktor yang : ns.long M
M2 : 2495.56
M2long 2495.56 kN
kN m
m
Momen
Momen terfaktor yang
yang M2 : ns.long
M2
ns.long M2long
2long 2495.56 kN m
diperbesar
diperbesar 51
diperbesar
ky L
Cm
Faktor pembesaran momen ns.long : 1.10
arah long Pu
1
0.75 Pe
P M2 M3
Kombinasi
KN KNm KNm
Kuat 1 18072.919 2495.56 7195.46
Kuat 3 10880.239 3420.25 0
Ekstrim 1A 13343.55 9324.25 16419.15
Ekstrim 1B 13412.44 22692.12 5765.21
Kapasitas suatu penampang pilar dapat dinyatakan dalam bentuk diagram interaksi (Mn
Vs Pn). Diagram interaksi menunjukkan hubungan beban aksial vs momen lentur pada
elemen struktur tekan. Setiap titik pada diagram interaksi menunjukkan satu kombinasi
Pn dan Mn untuk penampang dengan kondisi/lokasi sumbu netral yang tertentu.
P ( kN)
200000
160000
120000 (Pmax)
80000
40000
M (30°) ( k N m)
(Pmin)
-40000
Setiap kombinasi beban Pu dan Mu yang berada dalam diagram interaksi menandakan
penampang pilar dapat memikul beban yang terjadi. Diagram interaksi di atas merupakan
diagram interaksi penampang pier leg menggunakan tulangan utama 106D32 (P1 dan
P2)
52
6) Desain tulangan geser kaki pilar
Gaya rencana diambil dari dua nilai terkecil dari dua kondisi yaitu geser elastis dan geser
kapasitas, yaitu sebagai berikut ini:
· Arah longitudinal
Mp.long 41273.69 m kN
Mp.long
Gaya geser kapasitas Vkap.long : 4203.02 kN
Hlong
(gaya sendi inelastik)
Vlong : min Vkap.long , Vmod.long 3908.58 kN
· Arah transversal
Mp.trans 88213.77 m kN
Mp.trans
Gaya geser kapasitas Vkap.trans : 8983.07 kN
(gaya sendi inelastik) Htrans
Vtrans : min Vkap.trans , Vmod.trans 2997.63 kN
53
Perhitungan kapasitas geser pada daerah sendi plastis
Perhitungan geser penampang pada daerah sendi plastis didasarkan pada dua kondisi :
1. Kuat geser beton
jika Pu > 0.1A gf'c maka V := 0.083 f'c b de
c1
Pu
jika Pu < 0.1A gf'c maka V := V
c2 (0.1A f' ) c1
g c
2. Confinement
Luas penampang total tulangan pengikat diambil dari nilai terbesar dua persamaan
berikut:
f' A g
A := 0.3 s hc c -1
sh.1 f'y Ac
f'
A := 0.12 s hc c
sh.2 f'y
Tulangan pada daerah sendi plastis harus disediakan sepanjang nilai terbesar diantara 3
ketentuan Tulangan
berikut: pada daerah sendi plastis harus disediakan sepanjang tiga ketentuan berikut:
· Dimensi penampang terbesar
· 1/6 dari tinggi bersih kaki pilar
· Besar atau sama dengan 450mm
Pada arah vertikal spasi tulangan tidak melampui seperempat dimensi penampang
Dengan spasi tulangan kecil atau sama dari 1/4 dari penampang terkecil atau kecil
terkecil atau150mm
atau sama 100 mm pusat ke pusat tulangan.
de.trans : h dc 3950 mm
Arah longitudinal:
0.1Ag f'c 18000 kN
Vc.long 5273.47 kN
Vlong 3908.58 kN
54
Karena Vlong > 0.5 ϕ v Vc.long maka perlu tulangan geser.
Vlong 3908.58 kN
Vlong
Kuat geser tulangan Vs.long : Vc.long 62.03 kN
ϕv
Vs.long s 2
Luas tulangan geser Av.long1 : 10.19 mm
fy de.long
h s 2
Luas tulangan minimum Av.min1 : 0.083 f'c MPa 432.96 mm
fy
Karena Av.long1 < Av.min1 maka luas tulangan yang digunakan adalah luas tulangan
minimum
2
Luas tulangan yang digunakan Av.1 432.962 mm
Arah transversal
0.1Ag f'c 18000 kN
Vc.trans 5387.13 kN
Vtrans 2997.63 kN
Vs.trans s 2
Luas tulangan geser Av.trans1 : 83.8 mm
fy de.trans
b s 2
Luas tulangan minimum Av.min2 : 0.083 f'c MPa 162.36 mm
fy
Karena A < Av.min2 maka luas tulangan yang digunakan adalah luas
Karena Av.trans1
v.trans1 < Av.min2 maka luas tulangan yang digunakan adalah luas tulangan
tulangan minimum
minimum
2
Luas tulangan yang digunakan Av.2 : Av.min2 162.361 mm
2
Luas tulangan yang digunakan Av.2 : Av.min2 162.36 mm
2. Confinement
2.2.Confinement
Confinement
Dimensi inti pilar hc.long : h 2 dc 3900 mm
hc.trans : b 2 dc 1400 mm
2
Luas penampang kotor Ag 6000000 mm
55
Luas inti pilar Ac : hc.long hc.trans
2
Ac 5460000 mm
2
Luas penampang bruto Ag 6000000 mm
2
Ac 5460000 mm
Luas penampang total tulangan pengikat diambil dari nilai terbesar dua persamaan
p
berikut:
Arah longitudinal
f'c Ag 2
Ash.1long : 0.3 s hc.long 1 826.53 mm
fy Ac
f'c 2
Ash.2long : 0.12 s hc.long 3342.86 mm
fy
Ash.long : max Ash.1long , Ash.2long 3342.86 mm
2
Arah transversal
f'c Ag 2
Ash.1trans : 0.3 s hc.trans 1 296.7 mm
fy Ac
f'c 2
Ash.2trans : 0.12 s hc.trans 1200 mm
fy
Ash.trans : max Ash.1trans , Ash.2trans 1200 mm
2
Luas tulangan geser yang digunakan adalah nilai terbesar dari dua kondisi di atas
sehingga:
Av long : max Av.1 , Ash.long 3342.86 mm
2
Av trans : max Av.2 , Ash.trans 1200 mm
2
nlong1 : 14 kaki
ntrans1 : 6 kaki
2 2
Arah longitudinal Av.use.long1 : nlong1 0.25 π Ds 3969.4 mm
2 2
Arah transversal Av.use.trans1 : ntrans1 0.25 π Ds2 1701.17 mm2
Arah transversal Av.use.trans1 : ntrans1 0.25 π Ds 1701.17 mm
Maka gunakan tulangan geser yang digunakan untuk daerah sendi plastis yaitu:
Jarak antar
Jarak antar tulangan
tulangansengkang
sengkangpada
padaarah horizontal
arah di daerah
horizontal sendisendi
di daerah plastis tidak tidak lebih
plastis
lebih dari 350 mm (SNI 2833:2016 pasal 7.4.1.4 Gambar
dari 350 mm (SNI 2833:2016 pasal 7.4.1.4 Gambar 9). 9)
Periksa jarak tulangan
Periksa spasi tulangan pengikat arah long:
b
350 mm
ntrans1
Arah longitudinal
Vlong 3908.58 kN
Gaya geser terfaktor
57
Karena Av.long2 < Av.min3 maka luas tulangan yang digunakan adalah luas tulangan
minimum
2
Luas tulangan yang digunakan Av.3 : Av.min3 865.923 mm
Av.use.long2 Av.3
...Oke
Arah transversal
Vtrans 2997.63 kN
Gaya geser terfaktor
b s 2
Luas tulangan geser minimum Av.min4 : 0.083 f'c MPa 324.72 mm
fy
Karena Av.trans2 < Av.min4 maka luas tulangan yang digunakan adalah luas tulangan
minimum
2
Luas tulangan yang digunakan Av.4 : Av.min4 324.72 mm
58
Penulangan geser kaki pilar arah longitudinal
59
Penulangan geser kaki pilar arah transversal
60
Detail penulangan geser kaki pilar di daerah sendi plastis
61
2.3.4.2 Perencanaan pilar tunggal langsing
Bagan alir perencanaan pilar kuat lentur dan aksial pada pilar langsing dapat dilihat pada
Gambar 2.11 dan Gambar 2.12.
Mulai
L KLu Periksa
r kelangsingan
KLu KLu M
22 34 12 1
r r M2
Ya Ya
M c b M 2b s M 2 s
Cm
Tidak b 1, 0 Tidak
P
1 u
k Pe
Pembesaran
1 EI
s ; Pe momen
Pu K u
2
1
k Pe
M 1b
Cm 0, 6 0, 4
M 2b
62
K
A
· Tekan murni
Po 0,85 f'c Ag As As f y
Pengikat spiral : Pr 0,85 Po
· Lentur murni
a Ast f y
f M n Ast f y d ; a gambarkan diagram
2 0, 85bf'c interaksi Pilar
· Kondisi seimbang
'' a
f M b f [0, 85 f'c bab d e d
2
' '
' ''
''
A f s d d d As f y d ]
s
Pb 0,85 f c'bab As' f s' As f y
Mr
Tidak 1
Mu
Ya
Selesai
Prosedur perencanaan kapasitas pilar langsing terhadap kombinasi aksial dan lentur adalah
sebagai berikut:
1) Tentukan karakteristik material (mutu beton dan mutu tulangan) dan karakteristik
penampang (lebar dan tinggi penampang) yang digunakan,
2) Hitung gaya-gaya dalam momen, geser, dan aksial akibat kombinasi beban yang
bekerja,
63
3) Tentukan kategori struktur pilar, suatu sistem struktur dikatakan tidak bergoyang jika
pada struktur terdapat pengaku lateral,
4) Periksa syarat kelangsingan struktur pilar dengan menggunakan persamaan berikut:
KLu
22 (46)
r
KLu M
34 12 1 (47)
r M2
Keterangan:
K adalah faktor panjang efektif komponen struktur tekan
u adalah panjang tanpa bracing (mm)
M1 adalah momen ujung terkecil pada kondisi batas kekuatan akibat beban
terfaktor yang bekerja pada komponen tekan
M2 adalah momen ujung terbesar pada kondisi batas kekuatan akibat beban
terfaktor yang bekerja pada komponen tekan
r adalah radius girasi penampang bruto (mm)
5) Untuk struktur langsing momen terfaktor pada ujung-ujung pilar harus diperbesar
dengan peramaan berikut:
M c b M 2b s M 2 s (48)
Cm
b 1.0
Pu (49)
1
k Pe
1
s
P (50)
1 u
k Pe
EI
Pe (51)
K u
2
M
Cm = 0.6 0.4𝑀1𝑏1b
0,6+0,4 (52)
𝑀
M2𝑏2b
6) Kapasitas nominal penampang pilar ditentukan berdasarkan diagram interaksi.
a) Hitung kapasitas beban aksial (Po)dan tentukan nilai (Pn) untuk kondisi tekan
dengan persamaan berikut:
Kapasitas aksial pilar:
𝑃𝑜 = 0,85 𝑓 ′ 𝑐 (𝐴𝑔 − 𝐴𝑠 ) + 𝐴𝑠 𝑓𝑠 (53)
64
Tahanan nominal terfaktor pengikat spiral:
Pr 0.85
0,85P𝑃𝑜
o (54)
Pr 0.85
0,80P𝑃𝑜
o (55)
Keterangan:
As adalah luas tulangan tarik non prategang (mm 2)
𝐴𝑔 adalah luas bruto penampang (mm 2)
𝑓𝑐 ′ adalah kuat tekan beton untuk keperluan desain (MPa)
𝑓𝑦 adalah kuat tarik minimum tulangan yang dispesifikasikan (MPa)
𝑃𝑟 adalah tahanan aksial terfaktor (kN)
𝑃𝑜 adalah tahanan aksial nominal (kN)
adalah faktor reduksi
7) Hitung kapasitas lentur dan aksial pada kondisi seimbang dengan persamaan berikut:
Keterangan:
As' adalah luas tulangan tarik (mm 2)
65
Pb adalah tahanan aksial kondisi seimbang (kN)
adalah faktor reduksi
9) Gambarkan diagram interaksi, plot nilai-nilai yang sudah dihitung. Kemudian periksa
kombinasi beban terfaktor apakah berada dalam diagram interaksi.
Pn
Po
cil
eb :Keruntuhan seimbang
s besar
Eksentrisita Zona keruntuhan tarik
Mn
e=8
66
2.3.4.2.2 Perencanaan geser
Bagan alir perencanaan geser pilar dapat dilihat pada Gambar 2.14.
Mulai
1 Nilai geser
Vc = f'c bv d e
6 beton
Periksa nilai
Gunakan tulangan Tidak Vu > 0,5vVc geser beton
Geser minimum
Ya
bs
Av 0,083λ f'c v Av f y d e
Nilai geser
fy tulangan
Vs =
s
Kekuatan Geser
Vn = Vc +Vs
nominal balok
Tahanan geser
Vr = vVn
terfaktor
Periksa kapasitas
Geser nominal
terhada gaya geser
terfaktor
Ya
Selesai
Penjelasan pada Volume 2 dapat diterapkan untuk perencanaan kuat geser pilar. Struktur
pilar harus direncanakan berperilaku daktail, terutama pada daerah gempa. Daktilitas
merupakan kemampuan struktur untuk berdeformasi di luar batas elastis tanpa pengurangan
kekuatan yang signifikan. Dalam istilah matematis, daktilitas didefinisikan rasio perpindahan
maksimum dengan perpindahan pada pelelehan pertama struktur. Daktilitas struktur dapat
67
disediakan oleh tulangan confinement. Kebutuhan tulangan confinement dapat merujuk
pada penjelasan di Sub bab 2.3.4.1.2
Perencanaan pilar portal pendek portal mengacu pada Sub bab 2.3.4.1
1) Perencanaan kuat lentur dan aksial
Ketentuan pada Sub bab 2.3.4.1.1 dapat diterapkan pada perencanaan kuat lentur dan
aksial pilar portal pendek.
2) Perencanaan geser pilar
Ketentuan pada Sub bab 2.3.4.1.2 dapat diterapkan pada perencanaan kuat geser pilar
portal pendek.
68
Contoh perhitungan 2.3: Perencanaan pilar portal pendek
Gambar di bawah ini adalah struktur pilar tipe portal, hitunglah kapasitas penampang pilar
dengan resume gaya-gaya yang bekerja pada pilar adalah sebagai berikut:
69
`
Gambar potongan memanjang jembatan
1) Data penampang dan material
Data penampang
TinggiTinggi
pilar pilar H : 5200mm
H : 5200mm
Tinggi penampang h : 2000mm
2
Luas penampang Ag : b h 3200000 mm
Momen
Momen inersia:
inersia:
0.7 1 b 3
1 3 4
x : 0.7 12 h
arah
arah trans
trans (sumbu
(sumbu x)
x) IIx : b h 477866666667 mm
477866666667 mm
4
12
h
1
1 3 4
y : 0.7 12
arah
arah long
long (sumbu
(sumbu y)
y) IIy : 0.7 b
b h
3 746666666667 mm
746666666667 mm
4
12
Modulus
Modulus girasi
girasi penampang
penampang arah
arah X
X
IIx
rrx : x 386.44 mm
arah
arah trans
trans (sumbu
(sumbu x)
x) x : A
Ag
386.44 mm
g
arah IIy
arah long
long (sumbu
(sumbu y)
y) rry : y 483.05 mm
y : A
Ag
483.05 mm
g
70
Data material
Mutu beton f'c : 30MPa
Modulus elastisitas beton Ec : 4700 f'c MPa 25742.96 MPa
Defleksi lateral:
Arah longitudinal Δ o1 : 4 mm
PPu2 Δ
Δo2
Arah
Arahtransversal
transversal QQtrans :: u2 o20.002 0.002
trans VVu2 IcI
u2 c
struktur
strukturkategori
kategori
QQlong 0.05
0.05 tidak
long tidakbergoyang
bergoyang
3) Periksa
4) Periksa kelangsingan
kelangsingan
Momen ujung
ujung terkecil
Momen ujung terkecil M
M1long : 3570.47 kN
: 3570.47 kN m
m
Momen terkecil M 1long :
1long 3570.47 kN m
M
M1trans : 2124.49 kN
: 2124.49 kN m
m
M 1trans :
1trans 2124.49 kN m
Momen
Momen ujung
ujung terbesar
terbesar M
M2long : 11812.42 kN
: 11812.42 kN m
m
Momen ujung terbesar M 2long :
2long 11812.42 kN m
M
M2trans : 4506.24 kN
: 4506.24 kN m
m
M 2trans :
2trans 4506.24 kN m
Faktor
Faktor panjang
panjang efektif:
efektif:
Faktor panjang efektif:
Arah
Arah long
long kky :
: 2.1
2.1
Arah long kyy : 2.1
Arah
Arah trans
trans kkx :
: 1.2
1.2
Arah trans kxx : 1.2
Tinggi
Tinggi kolom
Tinggi kolom tak
kolom tak terkekang
tak terkekang
terkekang L :
L
L : H
: H
H 5200 mm
5200
5200 mm
mm
71
Periksa syarat kelangsingan pilar:
Arah longitudinal
ky L M1long
34 12
ry
M2long
28.251 30.37 Kelangsingan dapat diabaikan
Arah transversal
kx L M1trans
34 12
rx
M2trans
12.89 28.34 Kelangsingan dapat diabaikan
Pilar portal disebut pendek karena kelangsingan pilar dapat diabaikan sehingga tidak
menyebabkan terjadinya pembesaran momen.
Kombinasi P M2 M3
pembebanan KN KNm KNm
Kuat 1 18664.63 1294.75 1495.24
Kuat 1 18300.63 377.47 2654.99
Ekstrem 1A 9744.58 467.76 1864.05
Ekstrem 1B 10429.59 2681.01 976.38
Ekstrem 1B 10088.44 3055.34 976.38
72
P ( kN)
100000
80000
(Pmax)
60000
40000
20000
4
M (8°) ( k N m)
(Pmin)
-20000
Setiap kombinasi beban Pu dan Mu yang berada dalam diagram interaksi menandakan
penampang pilar dapat memikul beban yang terjadi. Diagram interaksi di atas merupakan
diagram interaksi penampang pilar menggunakan tulangan utama 44D32.
5) Analisis kapasitas geser
a) Menentukan gaya geser rencana
Gaya geser rencana diambil dari dua nilai terkecil dari dua kondisi yaitu berdasarkan gaya
geser modifikasi atau gaya geser kapasitas pada arah yang ditinjau.
· arah transversal
· Arah transversal
Kapasitas lentur Mn.trans : 20140 kN m
Vkap.trans 7427.52 kN
Tulangan pada daerah sendi plastis harus disediakan sepanjang tiga ketentuan
berikut :
· Dimensi penampang terbesar
· 1/6 dari tinggi bersih kaki pilar
· Besar atau sama dengan 450mm
Pada arah vertikal spasi tulangan tidak melampui seperempat dimensi penampang terkecil
atau 100 mm pusat ke pusat tulangan.
74
1.Faktor
Kuatindikasi
geser beton : 2
Faktor indikasi : 2
Faktor indikasi : 2
Gaya aksial Pu : 18329.11 kN
Gaya aksial Pu : 18329.11 kN
Gaya aksial Pu : 18329.11 kN2
Ag 3200000 mm2
Luas penampang
Ag 3200000 mm2
Luas penampang
Luas penampang Ag 3200000 mm
Dimensi penampang b 1600 mm
Dimensi penampang b 1600 mm
Dimensi penampang b 1600 mm
h 2000 mm
h 2000 mm
h 2000 mm
de.long : h dc 1950 mm
Tinggi efektif penampang
de.long : h dc 1950 mm
Tinggi efektif penampang
Tinggi efektif penampang de.long : h dc 1950 mm
de.trans : b dc 1550 mm
de.trans : b dc 1550 mm
de.trans : b dc 1550 mm
Arah longitudinal:
Arah longitudinal:
Arah f'c 9600 kN
0.1Aglongitudinal:
0.1Ag f'c 9600 kN
0.1Ag f'c 9600 kN
Pu 0.1Ag f'c maka Vc.long : 0.083 f'c MPa b de.long
Pu 0.1Ag f'c maka Vc.long : 0.083 f'c MPa b de.long
Pu 0.1Ag f'c maka Vc.long : 0.083 f'c MPa b de.long
Vc.long 2836.76 kN
Vc.long 2836.76 kN
Vc.long 2836.76 kN
0.5 v Vc.long 1063.79 kN
0.5 v Vc.long 1063.79 kN
0.5 v Vc.long 1063.79 kN
Vlong 2917 kN
Vlong 2917 kN
Vlong V2917> kN
Karena 0.5ϕϕ vV
Vc.long maka perlu
perlu tulangan
tulangan geser.
geser.
Karena Vlong
long > 0.5 v c.long maka
Vlong
Kuat geser tulangan Vs.long : Vc.long 1052.57 kN
ϕv
Vs.long s
2
Luas tulangan geser Av.long1 : 128.52 mm
fy de.long
b s 2
Luas tulangan minimum Av.min1 : 0.083 f'c MPa b173.18 mm
: 0.083
0.083 f'f'c MPa
fy b ss 2
Luastulangan
Luas tulanganminimum
minimum v.min1:
AAv.min1 c
MPa
f 173.18
173.18 mm
mm2
fyy
Karena Av.long1 < Av.min1 maka luas tulangan yang digunakan adalah luas tulangan
Karena
Karena AAAv.long1 < Av.min1 maka
maka luas
luas tulangan
tulangan yang
yang digunakan
digunakanadalahadalahluas luastulangan
tulanganminimum.
minimum.
Karena
minimum v.long1<<AAv.min1
v.long1 v.min1maka luas tulangan yang digunakan adalah luas tulangan
minimum 22 2
Luas tulangan
tulangan yang
Luas tulangan yang digunakan
yang digunakan
digunakan : Av.min1 173.18
:
Av.1 :
A 173.185
173.18 mm
mm
mm
v.1 Av.min1 2
Luas tulangan yang digunakan Av.1 : Av.min1 173.185 mm
Arah transversal
Vc.trans 2818.58 kN
Vtrans 1716.00 kN
75
Vtrans
Kuat geser tulangan ( Vs ) Vs.trans : Vc.trans 530.58 kN
v
V s
Karena
KarenaVtrans > 0.5
V > 0.5 ϕ v V
trans V
ϕc.trans makamaka
perlu perlu
v
tulangan
c.trans
geser. geser.
tulangan
Vtrans
Kuat geser tulangan Vs.trans : Vc.trans 530.58 kN
ϕv
Vs.trans s
2
Luas tulangan geser Av.trans1 : 81.5 mm
fy de.trans
h s 2
Luas tulangan minimum Av.min2 : 0.083 f'c MPa 216.48 mm
fy
Karena Av.trans < Av.min2 maka luas tulangan yang digunakan adalah luas tulangan
minimum.
2
Luas tulangan yang digunakan Av.2 : Av.min2 216.48 mm
2. Confinement
Dimensi inti pilar:
hc.long : b 2 dc 1500 mm
Arah longitudinal
Ash.long : max Ash.1long , Ash.2long 1285.71 mm2
Ash.long : max Ash.1long , Ash.2long 1285.71 mm 2
Arah transversal
Arah transversal
f'c Ag
Ash.1trans : 0.3 s hc.trans c 1 500 mm2
f' Ag 2
Ash.1trans : 0.3 s hc.trans f 1 500 mm
fyy
Ac
Ac
f'c
f' 2
Ash.2trans : 0.12 s hc.trans c 1628.57 mm2
Ash.2trans : 0.12 s hc.trans f 1628.57 mm
fyy
Ash.trans : max Ash.1trans , Ash.2trans 1628.57 mm2
Ash.trans : max Ash.1trans , Ash.2trans 1628.57 mm 2
Luas tulangan geser yang digunakan adalah nilai terbesar dari dua kondisi di atas sehingga:
Luas tulangan geser yang digunakan adalah nilai terbesar dari tiga kondisi di atas
Luas tulangan geser yang digunakan adalah nilai terbesar dari tiga kondisi di atas
sehingga:
sehingga: 76
Av long : max Av.1 , Ash.long 1285.71 mm2
Av long : max Av.1 , Ash.long 1285.71 mm
2
2
Av trans : max Av.2 , Ash.trans 1628.57 mm2
Av : max A , A 1628.57 mm
Luas tulangan geser yang digunakan adalah nilai terbesar dari tiga kondisi di atas
Luas tulangan geser yang digunakan adalah nilai terbesar dari tiga kondisi di atas
sehingga:
Luas tulangan geser yang digunakan adalah nilai terbesar dari tiga kondisi di atas
sehingga:
sehingga:
Av long : max Av.1 , Ash.long 1285.71 mm2
2
Av long : max Av.1 , Ash.long 1285.71 mm2
Av long : max Av.1 , Ash.long 1285.71 mm 22
long :: max
Av trans max A
v.2 ,,A
Av.1 Ash.long
sh.trans 1285.71
1628.57 mm
mm2
Av trans
long :: max
max A
Av.1
v.2 ,,A
Ash.long
sh.trans
Av trans : max Av.2 , Ash.trans 1628.57 mm
1285.71
1628.57 mm
Avtrans : max Av.2 , Ash.trans 1628.57 mm
22
mm 2
Gunakan
Avtrans :
Gunakan
tulangan
max A , A Ds : 19mm
tulangan v.2 sh.trans
D :
1628.57 mm
19mm
2
Gunakan tulangan Dss : 19mm
Gunakan tulangan s : 19
nDlong1 : mm
5 kaki
n : 5 kaki
Gunakan tulangan long1 : mm
s : 19
nDlong1 5 kaki
::
long1 56 kaki
ntrans1 kaki
ntrans1 : 6 kaki
ntrans1 :: 56 kaki
kaki
nlong1
trans1 : 6 kaki
Jarak antar tulangan sn 100 :mm 6 kaki
Jarak antar tulangan s
trans1
100 mm
Jarak antar tulangan s 100 mm
2 2
Arah longitudinal Av.use.long1 : nlong1 0.25 Ds2 1417.64 mm2
Arah longitudinal Av.use.long1 : nlong1 0.25 Ds2 1417.64 mm2
Arah longitudinal Av.use.long1 : nlong1 0.25 Ds 1417.64 mm
Av.use.long1 Av long ...Oke
Av.use.long1 Av long ...Oke
Av.use.long1 Av long ...Oke
2 2
Arah transversal Av.use.trans1 : ntrans1 0.25 Ds2 1701.17 mm2
Arah transversal Av.use.trans1 : ntrans1 0.25 Ds2 1701.17 mm2
Arah transversal Av.use.trans1 : ntrans1 0.25 Ds 1701.17 mm
Av.use.trans1 Av trans ...Oke
Av.use.trans1 Av trans ...Oke
Av.use.trans1 Av trans ...Oke
Maka gunakan tulangan geser yang digunakan untuk daerah sendi plastis yaitu:
Arah longitudinal 5 D19- 100mm
Arah longitudinal
Mutu beton f'c 30 MPa
Arah longitudinal
Arah longitudinal
Arah
Gaya longitudinal
geser terfaktor
Arah longitudinal Vlong 2917 kN
Gaya geser terfaktor Vlong 2917 kN
Gaya geser terfaktor Vlong 2917 kN
Gaya gesergeser
Kapasitas terfaktor
beton 2917 kN
kN kN
long 2917
Gaya geser terfaktor V
Vc.long
long 2836.76
Kapasitas geser beton Vc.long 2836.76 kN
Kapasitas geser beton Vc.long 2836.76 kN
Kapasitas geser beton
beton
tulangan 1052.57
2836.76 kN
2836.76
c.long 1052.57
Kapasitas geser V
Vs.long
c.long kN
Kapasitas geser tulangan Vs.long kN
Kapasitas geser tulangan Vs.long 1052.57 kN
Kapasitas geser tulangan
tulangan 1052.57 kN
0.5
Kapasitas geser V
Vs.long 1052.57 kN
Periksa nilai geser beton V s.long
long ϕ v Vc.long
Periksa nilai geser beton Vlong 0.5 ϕ v Vc.long
Periksa nilai geser beton Vlong 0.5 ϕ v Vc.long
Periksa nilai geser
Periksa nilai geser beton
beton V
Vlong 0.5
0.5 ϕ vV
2917
long kN 1063.79 v Vc.long
c.long2 kN Perlu tulangan geser
2917 kN 1063.79 kN Perlu tulangan geser
2917
2917 kN
2917 kN
kN
Vs.longkN
1063.79
1063.79 s
kN
kN
Perlu
Perlu
tulangan
Perlu tulangan
tulangan
2
geser
geser
geser
Luas tulangan geser Av.long2 : 1063.79
Vs.long
s 257.04 mm 2
Luas tulangan geser ( A ) Av.long2 : fys.long
V de.long s 257.04 mm
Luas tulangan geser ( Avv) Av.long2 : fV de.long
s.long s 257.04 mm22
Luas tulangan geser ( Av) Vy
Av.long2 : fys.long
V s
de.long 257.04 mm 22
s
: s.long
Luas
Luas tulangan geser (( AAv))
tulangan geser A
Av.long2 : fy de.long 257.04 b s mm
257.04 mm 2
v v.long2
Luas tulangan geser minimum Av.min3 : 0.083 ffyd de.longf'c MPa b s 346.37 mm2
y e.long
Luas tulangan geser minimum Av.min3 : 0.083 f'c MPa bfys 346.37 mm2
Luas tulangan geser minimum Av.min3 : 0.083 f'c MPa bfys 346.37 mm 2
Luas tulangan geser minimum Av.min3 : 0.083 f'c MPa b bf s 346.37 mm22
Karena
Luas
Luas Av.long2
tulangan
tulangan < Av.min3
geser
geser minimum
minimum maka A
A v.min3 :
luas tulangan
: 0.083
0.083 c MPa
yangf'f'digunakanMPa fyy sadalah
346.37
luasmm
346.37 tulangan
mm
Karena Av.long2 < Av.min3 maka luas tulangan yang cdigunakan
v.min3 fy adalah luas tulangan
f
Karena
minimumA < Av.min3 maka luas tulangan yang digunakan y adalah luas tulangan
minimumAv.long2
Karena v.long2 < Av.min3 maka luas tulangan yang digunakan adalah luas tulangan
Karena
Karena A
minimum Av.long2 <
<A maka luas
Av.min3 maka luas tulangan
tulangan yang yangdigunakan
digunakanadalah adalahluas
luastulangan
tulangan
minimum v.long2 v.min3
minimum
77
2
Luas tulangan yang digunakan Av.5 : Av.min3 346.369 mm
Gunakan tulangan Ds 19 mm
Karena Av.long2 < Av.min3 maka luas tulangan yang digunakan adalah luas tulangan
minimum
2
Luas
Luas tulangan
tulangan yang
yang digunakan A : A 346.37 mm2
digunakan v.3 : Av.min3
Av.3 v.min3 346.37 mm
Gunakan
Gunakan tulangan D 19 mm
tulangan s 19 mm
Ds
n : 2 kaki
long2 : 2 kaki
nlong2
Luas
Luas total
total tulangan
tulangan geser
geser digunakan:
digunakan:
2 2
A : n 0.25 π D 2 567.06 mm2
v.use.long2 : nlong2
Av.use.long2 long2 0.25 π Ds
s 567.06 mm
A
v.use.long2 Av.3
A
Av.use.long2 ...Oke
...Oke
v.3
Arah transversal
Vtrans 1716 kN
Gaya geser terfaktor
Gunakan tulangan
Gunakan tulangan 19
DsDs 19 mm mm
ntrans2 : 2:kaki
ntrans2 2 kaki
Total
Luasluas
Total uas tulangan
l total tulangan
tulangan geser digunakan:
geserdigunakan:
geser digunakan
22 22
AAv.use.trans2::ntrans2
v.use.trans2 ntrans2 0.25
0.25 πDsDs 567.06
567.06 mm
mm
AAv.use.trans2 Av.4
v.use.trans2 Av.6
...Oke
...Oke
79
Gambar potongan 1-1 (daerah selain sendi plastis)
80
Gambar potongan 3-3 detail tulangan arah transversal jembatan
81
2.3.5.2 Perencanaan pilar portal langsing
Ketentuan pada Sub bab 2.3.4.2.1 dapat diterapkan pada perencanaan kuat lentur dan aksial
pilar langsing pada portal.
2.3.5.2.2 Perencanaan geser pilar
Ketentuan pada Sub bab 2.3.4.2.2 dapat diterapkan pada perencanaan kuat lentur dan aksial
pilar pendek pada portal.
2.3.6 Perencanaan pilar tipe dinding
Untuk perencanaan lentur pilar tipe dinding sama dengan perencanaan lentur pilar tipe
pendek yang terdapat pada Sub bab 2.3.4.1.1. Perbedaan antara pilar tipe dinding dengan
pilar pendek pada tulangan gesernya. Perencanaan geser pilar tipe dinding lebih rinci
dijabarkan di bawah ini:
Mulai
· Karakteristik penampang:
lebar (b), tinggi efektif (d e)
· Karakteristik material : mutu
beton ( f'c), mutu tulangan ( f y )
Nilai gaya geser terfaktor (Vu )
Vr vVn
Ya
Selesai
82
Perencanaan geser dinding didasarkan pada 2 kondisi:
1) Arah longitudinal jembatan
Ketentuan pada Sub bab 2.3.4.1.2 dapat diterapkan untuk perencanaan geser struktur
dinding.
2) Arah transversal jembatan
Tahanan geser nominal terfaktor dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
Vr = vVn (61)
Dimana:
ρh adalah rasio luas tulangan geser horizontal terhadap luas beton bruto dari suatu area
83
Contoh perhitungan 2.4 Perhtiungan pilar tipe dinding
Data struktur pilar
Gambar di bawah ini adalah struktur pilar tipe dinding, hitunglah kapasitas penampang
pilar dengan resume gaya-gaya yang bekerja pada pilar adalah sebagai berikut:
84
Gambar potongan melintang jembatan
Data penampang dan material
Data penampang:
Tinggi
Tinggi penampang
penampang h :
h : 5000mm
5000mm
Lebar
Lebar penampang
penampang pilar
pilar b :
b : 1000mm
1000mm
Tinggi
Tinggi kaki
kaki pilar
pilar H
H 5500 mm
5500 mm
Luas
Luas penampang
penampang 2
: b h 5000000 mm 2
g : b h 5000000 mm
A
Ag
Data
Momen
Momenmaterial:
inersia:
inersia:
: 0.7 11 b h33 7291666666666.67 mm44
30 MPa
Mutu beton f'IIxc :
: 0.7 b h 7291666666666.67 mm
arah
arah trans
trans (sumbu
(sumbu x)
x) x
12
12
Modulus elastisitas beton Ec : 4700 f'c MPa 25742.96 MPa
1 33 h 291666666666.67 mm44
1 b
IIy :
: 0.7
0.7 b h 291666666666.67 mm
fyy : 420MPa
arah
arah long
Mutu baja(sumbu
long tulangany)
(sumbu y) 12
12
IIy
rry : y
y : A 241.52 mm
241.52 mm
Ag
g
85
Menentukan kategori struktur (bergoyang atau tidak bergoyang)
Gaya aksial maksimum kaki pilar:
Defleksi lateral:
Arah longitudinal Δ o1 : 9.50 mm
Pu2 Δ o2
Arah transversal Qtrans : 0.00033
Vu2 lc
struktur kategori
Qlong 0.05 tidak bergoyang
Periksa kelangsingan dan pembesaran momen
4) Periksa kelangsingan dan pembesaran momen
Faktor panjang efektif pilar:
Arah transversal kx : 2.1
Momen arah
arah longitudinal:
longitudinal:
Momen minimum
minimum :1long
M1long M 1065.37 kN m kN m
: 1065.37
Momen maksimum
maksimum :2long
M2long M 2087.53 kN m kN m
: 2087.53
Momen arah
arah transversal:
transversal:
Momen minimum
minimum M1transM:1trans
0 kN:
m 0 kN m
Momen maksimum
maksimum M2transM:2trans
0 kN:
m 0 kN m
Cm
ns.long : 1.07
Faktor pembesaran momen arah long Pu
1
0.75 Pe
Momen terfaktor yang diperbesar Mc.long : ns.long M2long 2224.46 kN m
Pembesaran dihitung pada setiap kombinasi pembebanan pada struktur yang mengalami
kelangsingan. Berikut ini
b) Analisa pembesaran padadiberikan tabel
kombinasi resume
Ekstrim 1A gaya dalam yang terjadi pada kaki pilar
yang sudah dikali dengan faktor pembesaran pada arah long:
Gaya aksial terfaktor akibat P u : 6343.93 kN
beban total (Beban matiKombinasi
dan P M2 M3
beban hidup) kN kNm kNm
Gaya aksial akibat beban Kuat
mati 1 10693.5 2224.46
Pu : 6343.93 kN 0
Ekstrem 1A 6343.93 4525.74 12123.74
Momen arah longitudinal:Ekstrem 1B 6343.93 13672.73 3890
Momen minimum M : 581.39 kN m
Analisis kapasitas lentur kaki pilar 1long
Kapasitas suatu penampang pilar dapat
Momen maksimum dinyatakan
M2long : 4181.17dalam
kNbentuk
m diagram interaksi (Mn
dan Pn). Diagram interaksi menunjukkan hubungan beban aksial dan momen lentur pada
Momenstruktur
elemen arah transversal:
tekan. Setiap titik pada diagram interaksi menunjukkan satu kombinasi Pn
dan Mn untuk
Momen penampang dengan kondisi
minimum atau:lokasi
M1trans kN m
sumbu
5352.35 netral yang tertentu.
120000
(Pmax)
80000
40000
M (74°) ( k N m)
(Pmin)
-40000
Setiap kombinasi beban Pu dan Mu yang berada dalam diagram interaksi menandakan
penampang pilar dapat memikul beban yang terjadi. Diagram interaksi di atas merupakan
diagram interaksi penampang pilar menggunakan tulangan utama 76D32.
88
Analisis kapasitas geser
Menentukan gaya geser rencana
Gaya geser rencana diambil dari dua nilai terkecil dari dua kondisi berikut:
Arah longitudinal
Kapasitas lentur Mn.long : 15335.19 kN m
Vkap.long 3624.68 kN
Nilai gaya gempa rencana yang digunakan merupakan yang terkecil dari gaya geser
kapasitas dan gaya geser modifikasi, sehingga:
Vlong : min Vmod.long , Vkap.long 3624.68 kN
Arah transversal
Kapasitas lentur Mn.trans : 44195.25 kN m
Mp.trans
Gaya geser kapasitas Vkap.trans : 10446.15 kN
(gaya sendi inelastik) H
Nilai gaya gempa rencana yang digunakan merupakan yang terkecil dari gaya geser
kapasitas dan gaya geser modifikasi, sehingga:
Vtrans : min Vmod.trans , Vkap.trans 3531.58 kN
89
Perhitungan kapasitas geser pada daerah sendi plastis
1. Kuat geser beton
jika Pu > 0.1A gf'c maka V := 0.083 f'c b de
c1
Pu
jika Pu < 0.1A gf'c maka V := V
c2 (0.1A f' ) c1
g c
2. Confinement
Luas penampang total tulangan pengikat diambil dari nilai terbesar dua persamaan
berikut:
f' A g
A := 0.3 s hc c -1
sh.1 f'y Ac
f'
A := 0.12 s hc c
sh.2 f'y
Tulangan pada daerah sendi plastis harus disediakan sepanjang tiga ketentuan
berikut :
· Dimensi penampang terbesar
· 1/6 dari tinggi bersih kaki pilar
· Besar atau sama dengan 450mm
Pada arah vertikal spasi tulangan tidak melampui seperempat dimensi penampang terkecil
atau 100 mm pusat ke pusat tulangan.
Jarak antar tulangan s 100 mm
Faktor reduksi geser v : 0.75
Selimut beton dc : 50 mm
b 1000 mm
de.trans : h dc 4950 mm
Arah longitudinal:
0.1Ag f'c 15000 kN
Vc1.long 4318.79 kN
Pu
Vc2.long : Vc1.long 3078.86 kN
0.1 Ag f'90
c
Arah Arah
longitudinal:
longitudinal:
f'c g15000
0.1Ag0.1A kN kN
f'c 15000
Pu P
0.1A f'c gmaka
u g0.1A f'maka
Vc1.long
c maka : 0.083β
Vc1.long f'cMPa
: 0.083β f'c h de.long
MPa h de.long
a
Vc1.long 4318.79
Vc1.long kN kN
4318.79
Pu Pu
: : Vc1.long 3078.86
Vc1.long 3078.86
Vc2.long
Vc2.long kN kN
0.1 Ag f' A
0.1 c g f'c
Vlong 3624.68 kN
Vlong
Kuat geser tulangan Vs.long : Vc2.long 1754.04 kN
ϕv
Vs.long s
2
Luas tulangan geser Av.long1 : 439.61 mm
fy de.long
h s 2
Luas tulangan minimum Av.min1 : 0.083 f'c MPa 541.2 mm
fy
Karena Av.long1 < Av.min1 maka luas tulangan yang digunakan adalah luas tulangan
minimum.
2
Luas tulangan yang digunakan Av.1 : Av.min1 541.20 mm
transversal
ArahArah transversal
0.1Ag f'c g f'15000
0.1A kN
c 15000
kN kN
Vs.trans s 2
Luas tulangan geser ( Av) Av.trans1 : 10.01 mm
fy de.trans
b s 2
Luas tulangan minimum Av.min2 : 0.083 f'c MPa 108.24 mm
fy
91
2
Luas tulangan yang digunakan Av.2 : Av.min2 108.24 mm
0.5 ϕ
0.5 ϕ v V 1203.19
Vc2.trans 1203.19 kN
kN
v c2.trans
3531.58 kN
Vtrans
Vtrans 3531.58 kN
Karena V > 0.5 ϕ Vc2.trans maka
Vlong > maka perlu
perlu tulangan
tulangan geser.
geser.
Karena long 0.5 ϕ vv Vc2.trans
Vtrans
V
Kuat geser
geser tulangan
tulangan :
Vs.trans : trans V 1500.27
1500.27 kN
kN
ϕ v Vc2.trans
c2.trans
Kuat Vs.trans ϕ v
Vs.trans ss
V s.trans 2
Luas tulangan
Luas tulangan geser
geser A :
v.trans1 : f d
Av.trans1 72.16
72.16 mm
mm2
fyy de.trans
e.trans
b s
MPa b s
2
Luas tulangan
Luas tulangan minimum
minimum : 0.083
Av.min2 :
A 0.083 f'f'c MPa 108.24
108.24 mm
mm2
v.min2 c ffy
y
2
Luas tulangan
Luas tulangan yang
yang digunakan
digunakan : Av.min2
Av.2 :
A 108.24
108.24 mm
mm2
v.2 Av.min2
2. Confinement
2. Confinement
hc.long : h 2 dc 4900 mm
Dimensi inti pilar
hc.trans : b 2 dc 900 mm
2
Luas
Luas penampang
penampang bruto A 5000000 mm2
kotor g 5000000 mm
Ag
Luas inti pilar Ac : hc.long hc.trans
2
Ac 4410000 mm
Luas penampang total tulangan pengikat diambil dari nilai terbesar dua persamaan
p
berikut:
Arah longitudinal
f' A g
A := 0.3 h c -1 = 1404.76mm2
sh.long c.long f A
y c
f'c
2
Ash.2long : 0.12 s hc.long 4200 mm
fy
Ash.long : max Ash.1long , Ash.2long 4200 mm
2
Arah transversal
f'c Ag 2
Ash.1trans : 0.3 s hc.trans 1 258.02 mm
fy Ac
f'c 2
Ash.2trans : 0.12 s hc.trans 771.43 mm
fy
Ash.trans : max Ash.1trans , Ash.2trans 771.43 mm
2
Luas tulangan geser yang digunakan adalah nilai terbesar dari dua kondisi di atas
sehingga:
92
Av long : max Av.1 , Ash.long 4200 mm2
2
Av trans : max Av.2 , Ash.trans 771.43 mm2
2
Gunakan tulangan Ds : 16 mm
nlong1 : 22 kaki
ntrans1 : 6 kaki
2 2
Arah longitudinal Av.use.long1 : nlong1 0.25 Ds2 4423.36 mm2
2 2
Arah transversal Av.use.trans1 : ntrans1 0.25 Ds2 1206.37 mm2
Maka gunakan tulangan geser yang digunakan untuk daerah sendi plastis yaitu:
Arah longitudinal 22 D16 - 100mm
b
350 mm
ntrans1
93
Arah longitudinal
Vs.long s
2
Luas tulangan geser Av.long2 : 1318.83 mm
fy de.long
h s 2
Luas tulangan minimum Av.min3 : 0.083 f'c MPa 1623.61 mm
fy
Karena
KarenaAA
Karena Av.long2<<
v.long2 <AA v.min3 maka
Av.min3 luastulangan
maka luas
maka luas tulangan
tulangan yang
yang
yang digunakan
digunakan
digunakan adalahadalah
adalah luas tulangan
luas tulangan
luas tulangan
v.long2 v.min3
Karena A
minimum.v.long2 < Av.min3 maka luas tulangan yang digunakan adalah luas tulangan
minimum.
minimum.
minimum. 2
Luas tulangan
tulangan yang
yang digunakan
digunakan : A
: 1623.61 mm2
Av.min3
v.min3 1623.61 mm2
Luas Av.3
Av.3
Luas tulangan yang
Gunakan tulangan
tulangan digunakan Av.3 : Av.min3 1623.61 mm
Gunakan
Gunakan tulangan diameter tulangan
Ds 16 mm
diameter tulangan D s 16 mm
diameter tulangan Ds 16 mm
jumlah kaki
jumlah kaki nlong2 :
n : 22
22 kaki
kaki
long2
jumlah kaki nlong2 : 22 kaki
Luas tulangan
Luas tulangan yang
yang digunakan
digunakan
Luas tulangan yang digunakan 2 2
: n
Av use.long2 : nlong2 0.25
0.25 D 4423.36 mm2
Ds2
Av use.long2 long2 s2 4423.36 mm2
Av use.long2 : nlong2 0.25 Ds 4423.36 mm
Av use.long2 Av.3 ...Oke
94
Tinggi
Tinggi efektif
efektif penampang
penampang dinding d : h d 4950 mm
dinding dee : h dcc 4950 mm
Jumlah
Jumlah tulangan
tulangan total n : 42
total tot : 42
ntot
2
Luas
Luas tulangan
tulangan horizontal
horizontal Ah :
Ah : n 0.25 π D 2
tot 0.25 π Dss
ntot
2
Ag : H b
b 5500000 mm
Luas 2
Luas penampang
penampang vertikal
vertikal Ag : H 5500000 mm
Ah
Ah 0.002
Rasio
Rasio tulangan
tulangan horizontal
horizontal ρh :
ρh : Ag
0.002
Ag
1.57
1.57 0.0157
Rasio
Rasio tulangan
tulangan vertikal
vertikal ρv :
ρv : 100 0.0157
100
Tahanan geser terfaktor pada pilar diambil nilai terkecil dari 2 ketentuan berikut:
Vr1 : 0.665 f'c MPa b de 18029.66 kN
Vn : 0.165 f'c MPa h fy b de 7665.58 kN
Vr2 : v Vn 5749.19 kN
95
Gambar penulangan arah transversal jembatan
96
Gambar potongan C-C
97
2.4 Perencanaan abutment
2.4.1 Umum
Abutment atau kepala jembatan merupakan struktur bawah dari jembatan yang terletak pada
ujung jembatan yang berfungsi untuk mendukung bangunan atas dan juga penahan tanah.
Jenis-jenis abutment yang direncanakan yaitu perencanaan abutment jenis gravitasi,
abutment jenis T, dan abutment jenis penopang (Counterfort).
2.4.2 Perencanaan abutment tipe dinding
Bagan alir perencanaan abutment tipe dinding dapat dilihat pada Gambar 2.16.
Mulai
Perencanaan
Perencanaan
tulangan geser
tulangan utama
1
Plot (Pu, Mu) ke Vc f `c bv d e
dalam diagram 6
Tulangan Geser
interaksi Minimum
Tidak
bs
Av 0, 083 f `c Tidak Vu 0,5V Vc Tidak
fy
Mr
1,33
Mu
Ya
Ya AYa
v f y de
Vs
s
Vn Vc Vs
Geser nominal
lebih besar dari V Vn Vu Tidak ( V V )
dscx
Vn u
geser terfaktor
Ya
Selesai
98
Perencanaan tulangan utama abutment menggunakan diagram interaksi dengan
memplotkan nilai aksial dan momen terfaktor pada abutment.
Contoh perhitungan 2.5 Abutment tipe dinding
Rencanakanlah abutment tipe dinding berikut ini, dimana beban struktur atas yang dipikul oleh
abutment sama dengan Contoh perhitungan pada Volume 2.
1) Data struktur abutment
Gambar di bawah ini adalah struktur abutment tipe dinding:
99
2) Perhitungan beban dan gaya dalam
Jumlah gelagar ng : 5
Panjang bentang Lb : 16.6m
a) Berat sendiri
Berat sendiri struktur abutment dihitung sebagai berikut:
2
Luas penampang abutment Aabt : 7456000 mm
2
Luas penampang badan Atot : 16506000 mm
abutmen dan pile cap
kN
Berat jenis beton γ c : 25
3
m
Panjang abutment Pabt : 10000 mm
100
Berat akibat pembebanan gelagar, pelat, diafragma, dan RC plate berdasarkan contoh
perhitungan pada Volume 2 adalah:
Berat total W MS : 1803.87kN
Reaksi
Reaksi tumpuan strukturatas
tumpuan struktur atasyang
yangbekerja
bekerjapada
padaabutment:
abutment:
W MS
Rv_MS : 901.93 kN
2
Gaya dalam akibat beban mati pada pangkal badan abutment
Gaya vertikal VMS1 : W abt Rv_MS 2765.93 kN
1
Momen MTA2 : htot HTA2 6654.99 kN m
3
d) Beban tanah di belakang abutment di atas pile cap (TA')
101
d) Beban tanah
d) Beban di belakang
tanah abutment
di belakang di atas
abutment pile cap
di atas pile (TA')
cap (TA')
2
Atim : 12715000mm
Luas timbunan dibelakang abutment
etim : 1600mm
Eksentrisitas timbunan dibelakang abutment
PTA'.pc 2288.7 kN
1
Momen MTA'2 : PTA'.pc etim 1830.96 kN m
2
e)e ) Beban
Beban Tekanan
Tekanan surcharge
surcharge (PS) (PS)
kN
Beban merata pada oprit qoprit : 12.6
2
m
kN
Tekanan surcharge PS : qoprit Pabt Ka 41.58
m
Gaya dalam akibat surcharge pada pangkal badan abutment:
102
kN
PS : qoprit Pabt Ka 41.58
m
Gaya dalam akibat surcharge pada pangkal badan abutment:
Gaya horizontal Hps1 : PS habt 228.69 kN
1
Momen Mps1 : habt Hps1 628.9 m kN
2
Gaya dalam akibat surcharge pada bottom pile cap :
Gaya horizontal Hps2 : PS htot 364.24 kN
Momen 1
Mps2 : htot Hps2 1595.37 kN m
2
f) Beban lalulalu
f) Beban lintas
lintas
Berdasarkan Contoh perhitungan pada Volume 2, didapatkan beban TD sebagai berikut:
kN
Beban BTR W BTR : 18.9
m
Beban PBGT PBGT : 144.06kN
Beban TD yang bekerja pada abutment adalah setengah dari panjang bentang, sehingga:
Berat akibat beban TD W .BTR L.b P.BGT
W .TD : W BTR Lb PBGT n.g 1144.5 kN
W TD : 2 2 ng 1144.5 kN
2 2
Gaya dalam akibat beban TD pada pangkal badan abutment:
Gaya vertikal VTD1 : W TD 1144.5 kN
Gaya dalam akibat beban TD pada bottom pile cap :
103
h) Beban Gempa
Berdasarkan Contoh Perhitungan pada Volume 2, beban gempa yang terjadi pada abutment
tipe dinding yaitu:
· Gaya gempa akibat struktur atas
Gaya gempa akibat struktur atas yang Hlong1 : 1445.75 kN
bekerja pada abutment dan bottom pile
cap
Berat tekanan tanah di atas pile cap wtim : Atim Ppc γ s 2288.7 kN
Gaya gempa akibat berat tekanan tanah Htim : 0.5As wtim 389.08 kN
belakang abutment di atas pile cap
Gaya gempa di bottom pile cap PIRtot : Htot Htim 1090.58 kN
104
Gambar tinggi titik massa timbunan
105
Tekanan tanah aktif
Tekanan tanahgempa pada pada
aktif gempa PAE1 : 2126.59kN
PAE1 : 2126.59kN
pangkal abutment
pangkal abutment
Koefisien tekanan aktif seismik KAE :K0.45: 0.45
Koefisien tekanan aktif seismik AE
Koefisien percepatan vertikal Kv : 0K : 0
Koefisien percepatan vertikal v
Tekanan tanah aktif 1
tanahgempa pada pada 2
Tekanan
bottombottom
pile cap
aktif gempa
pile cap
PAE2 : γ h 1 γ 1h K2v 1
2 s: tot
PAE2
2 s tot
KAE
Kv Pabt
KAE P
3107.87
abt
kN
3107.87 kN
Gaya gempa tekanan tanah aktif bekerja pada ketinggian 0.6H, sehingga:
i ) Kombinasi Pembebanan
106
j) Summary Gaya Dalam
Summary gaya dalam pada pangkal badan abutment:
V H M
kN kN kN.m
MS: 2765.9 0.0 0.0
MA: 547.7 0.0 0.0
TA: 0.0 1565.4 2869.9
TA': 0.0 0.0 0.0
PS: 0.0 228.7 628.9
TD: 1144.5 0.0 0.0
TB 0.0 56.3 1257.8
EQ 0.0 4278.3 19118.5 gempa elastik
Maka summary gaya dalam ultimit akibat kombinasi pada pangkal badan abutment:
V H M
kN kN kN.m
Kuat I 6751.2 2343.9 6637.6
Kuat II 6293.4 2321.4 6134.5
Kuat III 4691.1 2242.6 4373.5
Ekstrem I 4691.1 6520.9 23492.1
Ekstrem II 5263.3 2270.8 5002.4
Summary gaya dalam service akibat kombinasi pada bottom pile cap:
V H M
kN kN kN.m
Daya layan I 9009.8 2699.6 8134.6
Daya layan II 9353.2 2716.5 8649.1
Daya layan III 8780.9 2688.4 7791.5
Daya layan IV 7865.3 2643.4 6419.4
Ekstrem I 7865.3 8287.6 39159.5
Service Gempa 9009.8 6650.5 31052.6
107
3) Desain tulangan vertikal abutment
V H M
kN kN kN.m
Kuat I 6751.2 2343.9 6637.6
Kuat II 6293.4 2321.4 6134.5
Kuat III 4691.1 2242.6 4373.5
Ekstrem I 4691.1 6520.9 23492.1
Ekstrem II 5263.3 2270.8 5002.4
Tulangan vertikal abutment dihitung dengan diagram interaksi berikut:
Setiap kombinasi beban Pu dan Mu yang berada dalam diagram interaksi menandakan
penampang pilar dapat memikul beban yang terjadi. Diagram interaksi di atas merupakan
diagram interaksi penampang abutment menggunakan tulangan utama D32-150mm (A8 dan
A9).
4) Desain tulangan geser abutment
Arah longitudinal
Mutu beton f'c 30 MPa
Mutu baja fy 420 MPa
Vs s 2
Av : 3646.98 mm
Luas tulangan yang diperlukan f y d e
b s 2
Luas tulangan minimum Av.min1 : 0.083 f'c MPa 10824.04 mm
fy
Karena A < Av.min1 maka digunakanAv.min1.
Karena Avv< Av.min1 maka digunakanAv.min1.
A.v_use : π D.s
1 2 b s 2
11170.11 mm
4 s.h s.v
Periksa : Av_use Av.min1
109
Gambar penulangan abutment arah longitudinal
110
c) Desain tulangan transversal abutment
Gaya gempa akibat berat Hsw : 0.5As W tot 701.5 kN
sendiri abutment dan pile cap
Berat struktur atas W D : 2899.23kN (Contoh perhitungan 6.5)
Vu 0.5 ϕ v Vc2
111
Gambar tulangan transversal abutment
112
2.4.3 Perencanaan abutment jenis gravitasi
Bagan alir perencanaan abutment jenis gravitasi dapat mengacu pada Sub bab 3.4.2.
Diketahui:
kN
Berat jenis tanah timbunan γ tim : 19
3
m
kN
Berat jenis tanah γ tanah : 19
3
m
kN
Berat jenis batu γ batu : 22
3
m
Lebar Abutment L : 4500mm
113
Tinggi abutment + pilecap h1 : 6800mm
Solusi:
Tahap 1. Tentukan total berat vertikal yang terjadi pada abutment tipe gravitasi.
Luas2 p2 : 6300mm
l2 : 750mm
2
A2 : p2 l2 4725000 mm
Luas3
Luas3 : 2900mm
pp33 :
: 2900mm
Luas3 p 3 2900mm
: 500mm
l3 : 500mm
3 : 500mm
ll3
2
A : p l 1450000 mm2 2
A33 : p33 l33 1450000 mm
W : A L γ batu 143.55 kN
W 33 : A33 L γ batu 143.55 kN
- Berat tanah di belakang abutment yang menahan abutment ke arah vertikal (no 4 dari
gambar contoh perhitungan).
Luas4 a2 : 1950mm
Luas4
Luas4 a2a2::1950mm
1950mm
t2 : 6300mm
t2t2::6300mm
6300mm
a 2 t2
A4 : a2a2t2 t2 6142500 mm 2
2
A4A4:: 22 6142500 mm
6142500 2
mm
2
W 4 : A4 L γ tanah 525.18 kN
WW : A L γ tanah 525.18
525.18 kN
4 4: A44L γ tanah kN
114
- Total berat vertikal yang merupakan berat abutment tipe gravitasi berupa pasangan
batu, berat tanah di belakang abutment yang menahan secara vertikal dan gaya aksial
dari struktur jembatan.
Σ V : Q W 1 W 2 W 3 W 4 11682.25 kN
kN
kN
p'
p'a2 :
: γγtanahhh1kka 28.09
20.67
a2 tanah 1 a 22
m
m
Pa2 :
p'a2 h1 L 429.83 kN
2
2
ϕ 22
k : tan 45 ° 2 4.60
kpp : tan45 ° 2 4.60
2
kN
p'p : γ tanah h2 kp 174.76
2
m
115
Tekanan
Tekananlateral
lateraltanah
tanahpasif
pasif
pp h h
p'p' 22 L L
PPp :: 786.41
786.41 kN
kN
p 22
FK :
Σ V tan ϕ 2 Pp 20.43
Σ Pa
Solusi:
Tahap 1. Tentukan lengan momen dari gaya-gaya penahan dan hitung momen penahan
guling.
Lengan momen
Gaya menahan Berat (kN) Momen (kNm)
(m)
1. Q (gaya aksial
dari struktur 10000 0.4 4000
jembatan)
2. Berat sendiri
abutment:
W1 545.74 1.53 834.98
W2 467.77 0.58 271.31
W3 143.55 1.45 208.15
3. Berat tanah di
belakang 525.18 2.25 1181.66
abutment (W 4)
4. Pp (tekanan 786.41 1.33 1045.93
tanah pasif)
ΣMR = 7542.03
116
Tahap 3. Hitung faktor keamanan terhadap guling
Σ MR : 7542.03kN m
Σ M0 : 1276.58 kN m
Σ M0 : 2415.89 kN m
Σ MR
FK : 5.91
ΣΣM
M0
R
c. FK :
Pemeriksaan 3.12
stabilitas terhadap daya dukung
Tahap 1.ΣHitung
M0 rencana daya dukung ultimit dengan rumus sederhana
Karena resultan reaksi tanah eksentris, maka digunakan luas daya dukung ekuivalen
persegi.
Dari Tabel faktor daya dukung rumus yang sesuai adalah:
qu : c Nc γ s Df Nq 0.5 B γ ' Nγ
Karena, c : 0
ϕ f : 40
Untuk ϕ f : 40 ° dapat diperoleh nilai Nq dan N g dari tabel faktor daya dukung:
kN
Nq : 64.2 γ s : 19 Df : 2000mm
3
m
kN
Nγ : 79.54 γ ' : 19 B : 2900mm
3
m
N : 75.31
Ncc : 75.31
Maka,
kN
qu : c Nc γ s Df Nq 0.5 B γ ' Nγ 4630.93
2
m
Tahap 2. Hitung faktor keamanan terhadap daya dukung
Tegangan vertikal yang bekerja di bawah fondasi adalah:
Total beban vertikal yang terjadi Σ V 11682.25 kN
2
Luas total fondasi
Luas total Atotal : B L 13050000 mm
2
A5 : B L 13050000 mm
ΣV kN
σv : 895.19
Atotal 2
m
qu
FKdayadukung : 5.17
σv
Jadi, faktor keamanan abutment terhadap daya dukung yang diperoleh yaitu 5,17 dimana
nilai ini lebih besar dari faktor keamanan yang disyaratkan 3, sehingga dapat disimpulkan
bahwa abutment aman terhadap daya dukung.
Perencanaan tulangan lentur dan tulangan geser abutment jenis counterfort dapat dilihat
pada Sub bab 2.4.2. Sedangkan bagan alir perencanaan tulangan counterfort dapat dilihat
pada Gambar 2.17.
117
Mulai
Tulangan Tulangan
vertikal horizontal
2
Fx
2 Av = 0,003bw s
Ftotal = + Fy
F A
As-req = total n= V
fy At
As-req
n= Selesai
At
Abutment tipe counterfort mirip dengan abutment tipe T terbalik. Abutment tipe ini adalah
abutment tipe kantilever dimana untuk menjaga stabilitas guling dan gesernya diberi
penopang pada sisi belakangnya (counterfort) yang berfungsi untuk memperkecil gaya yang
bekerja pada tembok memanjang dan tumpuannya. Pada umumnya abutment tipe
penopang digunakan pada keadaan struktur dengan tinggi abutment berkisar antara 9-20 m.
Struktur dari abutment jenis penopang (counterfort) ini menggunakan material beton
bertulang.
118
1) Tulangan tarik counterfort
2
Fx
2
Ftotal = + Fy (63)
Keterangan:
Fy adalah gaya aksial pada arah vertikal (kN)
Selanjutnya, menghitung luas tulangan yang diperlukan dengan persamaan berikut ini:
F
As-req = total (64)
fy
Keterangan:
As-req adalah luas tulangan yang diperlukan (mm 2)
119
Keterangan:
𝐴 𝑣 adalah luas tulangan geser (mm 2)
𝑏𝑤 adalah lebar badan abutment (mm)
𝑠 adalah jarak antar tulangan (mm)
120
Contoh perhitungan 2.7: Perhitungan abutment counterfort
Sebuah jembatan rangka baja kelas B bentang 70 m, ditopang oleh 2 abutment. Berikut ini
data gambar abutment:
121
Gambar potongan melintang abutment
: 6519 kN
Vu :
u 6519 kN
Geser abutment V
Gaya aksial
Gaya aksial pada
pada conterfort
conterfort
Arah horizontal
horizontal : 170kN
Fx :
Arah F x 170kN
Arah vertikal
vertikal : 900kN
Fy :
Arah F y 900kN
123
Desain tulangan
Desain tulangan abutment
abutment
Desain tulangan
1) Tulangan abutment
Vertikal
1) Tulangan Vertikal
1) Tulangan
Mutu beton Vertikal : 30MPa
30MPa
Mutu beton ff'cc :
Mutu beton fc : 30MPa
Mutu baja fy : 420MPa
Mutu baja fy : 420MPa
Lebar penampang b : 1000mm
Lebar penampang b : 1000mm
Tinggi penampang h : 1000mm
Tinggi penampang h : 1000mm
Diameter tulangan lentur D : 19mm
Diameter tulangan lentur D : 19mm
Selimut beton dc : 50mm
Selimut beton dc : 50mm
11
Tinggi
Tinggi efektif
efektif dde::h h dcdc 1 D D 0.94 m mm
940.50
Tinggi efektif d : h dc 2 2 D 0.94 m
β : 2
Faktor
Faktor indikasi
indikasi β1 1 : 0.85
0.85
Faktor indikasi β 1 : 0.85
Momen ultimit Mu1 400 kN m
Momen ultimit Mu1 400 kNMu1 m 2
Luas tulangan yang dibutuhkan As req : 1323.7 mm
As req : 0.9Mu1 fy 0.85d 1323.7 mm22
Mu1
Luas tulangan yang dibutuhkan
Luas tulangan yang dibutuhkan Asreq : 0.9 f 0.85d 1323.70 mm
0.9 f y 0.85d
Diameter tulangan lentur D 19 mm y
1 2 2
Diameter
Luas tulangan
tulangan
Diameter lentur
lentur
tulangan lentur Dt
D
A :19
19 mm
π D 283.53 mm
4 mm
Jarak antar tulangan digunakan s 150 mm
As req
Jumlah tulangan yang diperlukan n : 4.669
At 2 2
Luas satu tulangan At : 0.25 π D 283.53 mm
b
Jarak antar tulangan diperlukan sreq : b214.19 mm 2
Luas tulangan lentur total digunakan Asused n: At 1890.19 mm
s
Jarak antar tulangan
Digunakan tulangandigunakan
D19-150 sused : 150mm
Digunakan tulangan D19-150
Asused fy
Tinggi blok tegangan tekan a : 31.13 mm
0.85 f'c b
a
Momen nominal M := As fy de - = 734.29 kN m
n1 used 2
124
2) Tulangan Horizontal
Mutu beton f'fcc 30 MPa
30MPa
dc 50 mm
Selimut beton
d 940.5 mm
Tinggi efektif
Faktor indikasi β 1 0.85
b b 2 2
Luas tulangan lentur total Asused. : A A 1890.19
1890.19
t mm mm
used. t
ssused
Asused. fy
atrial. : 31.13 mm
Tinggi blok tegangan tekan 0.85 fc b
a
Momen nominal M := As fy de - = 734.29 kN m
n1 used 2
Kapasitas momen nominal ϕ f Mn2 660.86 kN m
c) Perhitungan geser
c) Perhitungan geser
c) Perhitungan geser ϕ v : 0.75
Faktor reduksi geser ϕ v : 0.75
Faktor reduksi geser
fy 420 MPa
Mutu baja tulangan
Mutu baja tulangan fy 420 MPa
f'c 30 MPa
Mutu beton
Mutu beton f'c 30 MPa
b : 10000 mm
Lebar penampang
Lebar penampang b : 10000 mm
Tinggi penampang h 1000 mm
Tinggi penampang h 1000 mm
125
Faktor reduksi geser
1
Kapasitas geser beton Vc : f'c MPa b de 8585.55 kN
6
Vu
Kapasitas geser tulangan Vs : Vc 106.45 kN
ϕv
0.5 ϕ v Vc 3219.58 kN
stul1 : 600 mm
stul2 : 600 mm
stul2 : 600s mm b
2 2
Av.used : 0.25 π Ds s b 368.7 mm
2 stul1 stul2 2
Luas tulangan geser yang Av.used : 0.25 π Ds 3687.01 mm
digunakan stul1 stul2
Av.used Av.req
...Oke
126
Titik tinjau (Fx = 170 kN)
127
Gaya aksial arah x Fx 170 kN
Gaya maksimum pada titik tinjau diasumsikan bekerja dengan lebar 1000 mm, sehingga
gaya resultan bisa dihitung sebagai berikut:
2 2
Resultan gaya F total : F x F y 915.91 kN
fy 420 MPa
Mutu tulangan
F
Ftotal
total 22
Luas total tulangan
tulangan dibutuhkan
dibutuhkan As_req : 2180.75
2180.75mm
mm
ffy
y
1 2 2
Luas satu tulangan As : π D 380.13 mm
4
As_req
Jumlah tulangan n. : 5.74
As
1
1 π D22 283.529 mm 22
A
As. :
: π D 283.53 mm
Luas
Luas satu
satu tulangan
tulangan s. 4
4
128
Gambar penulangan abutment counterfort (tampak memanjang jembatan)
129
Gambar penulangan abutment counterfort (tampak atas)
130
2.5 Daftar pustaka
AASHTO. 2017. AASHTO LRFD Bridge Design Specifications. Washington D.C: AASHTO.
ACI 343R-95. Reapproved 2004. Analysis and Design of Reinforced Bridge Structure.
American Concrete Institute.
Badan Standardisasi Nasional. 2004. RSNI T-12-2004 Perencanaan Struktur Beton untuk
Jembatan: Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Chen, W.F dan Duan, L. 2000. Bridge Engeneering Handbook. New York: CRC Press LLC.
Imran, I dan Hendrik, F. 2014. Perencanaan Lanjut Struktur Beton Bertulang. Bandung: ITB.
Imran, I dan Zulkifli, E. 2014. Perencanaan Dasar Struktur Beton Bertulang. Bandung: ITB.
Wight, J.K dan MacGregor, J.G. 2016. Reinfoced Concrete Mechanics and Design, Seventh
Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.
131
3 Perencanaan fondasi dan kepala tiang (pile cap)
3.1 Pendahuluan
Pada bagian ini membahas perencanaan fondasi dangkal, fondasi sumuran, fondasi tiang
beserta pile cap (kepala tiang).
3.2.1.1
cofferdam
jenis konstruksi kedap air yang dirancang untuk memfasilitasi proyek konstruksi di daerah
yang biasanya terendam, seperti jembatan dan dermaga
3.2.1.2
defleksi
perubahan bentuk pada gelagar dalam arah y akibat adanya pembebanan vertikal yang
diberikan pada gelagar atau batang
3.2.1.3
deformasi
transformasi sebuah benda dari kondisi semula ke kondisi terkini. Makna dari “kondisi” dapat
diartikan sebagai rangkaian posisi dari semua partikel yang ada di dalam benda tersebut
3.2.1.4
fondasi
bagian dari struktur bangunan yang berfungsi untuk menahan berat bangunan ke permukaan
3.2.1.5
konsolidasi
proses pemampatan tanah akibat adanya beban tetap dalam jangka waktu tertentu
3.2.1.6
lateral
gaya yang ditimbulkan oleh akibat dorongan tanah di belakang struktur penahan tanah
3.2.1.7
konstruksi
suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan atau konstruksi yang menyatu dengan
lahan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan
lainnya
132
3.2.2 Notasi
Notasi Definisi
As Luas selimut tiang (m2)
At Luas ujung tiang (m2)
B Lebar atau diameter fondasi (m)
bc , bq , bg , bws Faktor kemiringan dasar
c Kohesi tanah (kN/m 2)
ca Adhesi (kN/m2)
133
S c , S q , Sg Faktor bentuk
Si Penurunan segera
Ss Konsolidasi sekunder
Vn Gaya geser nominal
z Kedalaman bawah muka tanah pada lapisan bagian tengah dari kedalaman (m)
Faktor adhesi
c Regangan beton
s Batas regangan baja
'
No Nilai N’-SPT koreksi rata-rata dari lapisan di atas lapisan pendukung
'
NB Nilai N’-SPT koreksi rata-rata dari lapisan pendukung
Faktor reduksi (o)
gs Berat jenis tanah (kN/m3)
gw Berat jenis air (kN/m3)
g' Berat jenis tanah efektif (kN/m3)
3.3.1 Umum
Fondasi dangkal umumnya terbuat dari beton bertulang dan terletak di atas lapisan batuan
atau lapisan tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup pada kedalaman yang
dangkal dari permukaan tanah. Keuntungan dari penggunaan fondasi dangkal adalah
ekonomis dalam desain, konstruksi dan pengendalian kontrol, pelaksanaan pekerjaan
fondasi dangkal relatif mudah dan cepat, serta tidak memerlukan peralatan khusus.
Gambar 3.1 - Contoh gambar fondasi dangkal yang digunakan pada jembatan
3.3.2 Metodologi perencanaan
1) Pokok perencanaan fondasi dangkal
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam perencanaan fondasi dangkal adalah:
a) Faktor aman terhadap keruntuhan akibat terlampauinya daya dukung harus dipenuhi.
Berdasarkan SNI 8460-2017- Persyaratan Perancangan Geoteknik, berikut faktor
aman yang harus dipenuhi:
a. Dalam perhitungan daya dukung, umumnya faktor keamanan yang digunakan
minimum 3,
b. Ketahanan terhadap geser, faktor keamanan yang digunakan minimum 1,5
(statik) dan 1,1 (seismik atau gempa),
c. Ketahanan terhadap guling, faktor keamanan digunakan minimum 2.
134
b) Penurunan fondasi harus masih dalam batas-batas nilai yang ditoleransikan.
Khususnya penurunan yang tak seragam (differential settlement) harus tidak
mengakibatkan kerusakan pada struktur,
c) Fondasi dangkal, fondasi telapak atau fondasi langsung (dihindarkan untuk daerah
potensi scouring besar), bebas dari pengaruh scouring, kedalaman maksimum 3
meter (Surat Edaran Ditjen Bina Marga Nomor 05/SE/Db/2017),
d) Fondasi dangkal tidak disarankan digunakan pada daerah dengan morfologi sungai
yang berubah-ubah,
e) Berdasarkan Surat Edaran Menteri PUPR No 07/SE/M/2015 tentang Pedoman
Persyaratan Umum Perencanaan Jembatan dijelaskan bahwa sebisa mungkin
fondasi telapak diletakkan di atas batuan atau material yang tidak mudah tererosi,
apabila fondasi telapak diletakkan di atas pasir atau tanah yang mudah tererosi,
dasar sungai harus diperkuat dengan beton bertulang, atau fondasi telapak dilindungi
dengan turap atau semacamnya.
2) Tahap perencanaan
Langkah-langkah perencanaan fondasi dangkal secara umum dapat dilakukan dengan
cara berikut:
135
Berikut diberikan bagan alir perencanaan fondasi dangkal.
Mulai
FK memenuhi
Tidak A
persyaratan
Ya
Prinsip perhitungan
stabilitas terhadap guling
Pengecekan stabilitas terhadap guling
sama dengan perhitungan
fondasi sumuran
FK memenuhi
Tidak A
persyaratan
D f B 1
qu cN c g s D f N q B g ' Ng s
qu g s D f 5c 1 0, 2 1 0, 2 qu 1,3cN c g s D f N q 0, 4 B g ' Ng
B L 2
qu Df
Hitung daya dukung qa Untuk tipe persegi panjang > 2,5 di atas
FK B
ijin fondasi
tanah kohesif atau untuk semua tipe persegi
Df
Hitung penurunan panjang (tiap ) di atas tanah nonkohesif
S Si S c S s B
fondasi
Lakukan perancangan
struktural fondasi
Selesai
136
Keterangan:
Dalam menganalisis daya dukung fondasi dangkal dilakukan dengan cara pendekatan agar
mempermudah dalam perhitungannya. Persamaan umum untuk daya dukung ultimit pada
fondasi memanjang menurut Terzaghi adalah sebagai berikut:
Df
Untuk tipe persegi panjang dengan > 2,5 di atas tanah kohesif atau untuk semua tipe
B
Df
persegi panjang (tiap ) di atas tanah nonkohesif:
B
1
qu cNc g s D f N q B g ' Ng s (68)
2
Df
Untuk tipe persegi panjang dengan < 2,5 di atas tanah kohesif:
B
Df B
(69)
qu g s D f 5c 1 0, 2 1 0, 2
B L
Untuk tipe bujur sangkar di atas tanah kohesif atau tanah nonkohesif:
Keterangan:
qu adalah daya dukung ultimit (kN/m2)
c adalah kohesi rencana (kN/m2)
gs adalah satuan berat tanah (kN/m 3)
137
Df adalah kedalaman fondasi (m)
N c , N q , Ng merupakan fungsi dari besarnya sudut geser dalam () yang diberikan Terzaghi
yang nilainya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
a) Jika muka air tanah sangat dalam dibandingkan dengan lebar fondasinya atau z >
B, dengan z adalah jarak muka air tanah di bawah dasar fondasi (Gambar 3.3a),
nilai g dalam suku ke-2 dari persamaan daya dukung dipakai gb atau gd, demikian
pula dalam suku persamaan ke-3 dipakai nilai berat volume basah (gb) atau kering
gd. Untuk kondisi ini, nilai parameter kuat geser yang digunakan dalam hitungan
adalah parameter kuat geser dalam tinjauan tegangan efektif (c' dan ').
138
b) Bila muka air tanah terletak di atas atau sama dengan dasar fondasinya (Gambar
3.3b), nilai berat volume yang dipakai dalam suku persamaan ke-3 harus berat
volume efektifnya (g'), karena zona geser yang terletak di bawah fondasi
sepenuhnya terendam air. Pada kondisi ini, nilai p0 pada suku persamaan ke-2,
menjadi:
(71)
g ' D f dw g s dw
Keterangan:
dw adalah kedalaman muka air tanah dari permukaan (m)
c) Jika muka air tanah di permukaan atau dw = 0 maka g pada suku persamaan ke-2,
digantikan dengan g', sedang g pada suku persamaan ke-3 dipakai berat volume
tanah efektif (g').
d) Jika muka air tanah terletak pada kedalaman z di bawah dasar fondasi (z<B)
(Gambar 3.3), nilai g pada suku persamaan ke-2 digantikan dengan gb jika tanahnya
basah, dan diganti dengan gd bila tanahnya kering. Karena massa tanah dalam
zona geser sebagian terendam air, berat volume tanah yang diterapkan dalam suku
ke-3 dari persamaan daya dukung suku ke-2, dapat didekati dengan:
z
g rt g ' g b g '
B (72)
Keterangan:
g rt adalah berat volume tanah rata-rata (kN/m3)
m.a.t
dw m.a.t
Df Df dw Df
B dw B B B
z<B
z>B m.a.t
m.a.t
a b c d
139
3.3.4 Kapasitas daya dukung yang diizinkan
Besar daya dukung yang diizinkan ditentukan dengan membagi daya dukung ultimit dengan
faktor keamanan tertentu yang sesuai, nilai faktor keamanan minimum untuk fondasi dangkal
berdasarkan SNI 8460:2017 adalah 3. Setelah kapasitas izin daya dukung didapat, masih
harus dikontrol terhadap penurunan yang terjadi yang dihitung berdasarkan nilai daya
dukung yang telah dihitung sebelumnya. Jika penurunan yang dihitung lebih besar dari
syarat penurunan yang ditoleransikan, nilai daya dukung harus dihitung kembali, sampai
syarat besarnya penurunan terpenuhi.
Contoh perhitungan 3.1: Daya dukung ultimit fondasi tipe persegi panjang (Muka air
tanah sangat dalam)
Fondasi tipe persegi panjang terletak pada tanah seperti yang ditunjukkan pada gambar
di bawah ini. Beban terbagi rata di atas permukaan (q0) sebesar 2000 kN/m2. Berapakah
daya dukung ultimit jika letak muka air tanah sangat dalam dan berapakah daya dukung
ultimit jika tidak terdapat beban terbagi rata serta daya dukung izin fondasi?
Lapisan Tanah 1
1 = 25o
g1 = 19 kN/m3
c1 = 20 kN/m2
Lapisan Tanah 2
2 = 30o
g2 = 20 kN/m3
c2 = 30 kN/m2
Diketahui:
Tanah 1: Tanah
Tanah 2: 2:
Solusi:
Solusi:
1
qu : c2 Nc Df γ 1 q0 Nq γ 2 B Nγ
2
Maka daya
Maka daya dukung
dukungultimate terdapat beban
ultimit terdapat beban rata
rata qq00 yaitu:
yaitu:
kN
qu : c2 Nc p0 q0 Nq 0.5 1γ 2 B Nγ 46898.1 kN
qu : c2 Nc Df γ 1 q0 Nq γ 2 B Nγ 46898.10 2
2 m 2
m
Bila tidak terdapat beban terbagi rata:
kN kN
qu :
q u
: cc2 N
2 c
p
Nc Df γ N
0 1 q
N
0.5
0.5
q γ 2
γB2 N
B N
γ γ 1898.10
1898.1
2 2
m m
Tahap
Tahap 3.
4. Hitung
Hitung daya dukungijin
daya dukung izin fondasi
fondasi jikajika tidak
tidak adaada beban
beban terbagi
terbagi ratarata
qu
q :
q u 632.70 kN
kN
qaa : 3 632.7 2
3 mm2
Jadi, nilai daya dukung fondasi jika terdapat beban terbagi rata yaitu 46898,10 kN/m 2,
sedangkan jika tidak terdapat beban terbagi rata yaitu 1898,10 kN/m 2 dan nilai daya
dukung izin fondasi jika tidak terdapat beban merata adalah 632,70 kN/m2.
141
Contoh perhitungan 3.2: Daya dukung ultimit fondasi tipe persegi panjang (Muka air
tanah di atas fondasi)
Fondasi tipe persegi panjang terletak pada tanah seperti yang ditunjukkan pada gambar
di bawah ini. Beban terbagi rata di atas permukaan (q0) sebesar 2000 kN/m2. Berapakah
daya dukung ultimit jika letak muka air tanah di atas fondasi dan berapakah daya dukung
ultimit jika tidak terdapat beban terbagi rata serta daya dukung izin fondasi?
Lapisan Tanah 1
1 = 25o
g1 = 19 kN/m3
c1 = 20 kN/m2
Lapisan Tanah 2
2 = 30o
g2 = 18 kN/m3
c2 = 30 kN/m2
Diketahui:
Data kondisi fondasi:
Lebar fondasi B : 1.80 m
Kedalaman fondasi Df : 1 m
kN
Beban yang bekerja q0 : 2000
2
Tanah 1: Tanah 2: m
Parameter tanah:
Parameter tanah:
Tanahgeser
Sudut
Tanah 1:
1: 1 ϕ 1 : 25 ° Tanahgeser
Sudut
Tanah 2:
2: 2 ϕ 2 : 30 °
Tanah 1: Tanah 2:
Sudut geser
Sudut geser 11 ϕϕ 1 :: 25
25 °°kN Sudut geser
Sudut geser 22 ϕϕ 2 :: 30
30 °°kN
Berat jenis
gesertanah 1 γ 11 : 19 Berat jenis
gesertanah 2 γ 22 : 18
Sudut 1 ϕ 1 : 25 ° 3 Sudut 2 ϕ 2 : 30 ° 3
m
kN mkN
Berat jenis
Berat jenis tanah 1 γγ 1 :
tanah 1 19 kN
: 19 kN Berat jenis
Berat jenis tanah
tanah 2
2 γγ 22 : 18 kN
: 18 kN
1
Berat jenis tanah 1 γ 1 : 19 kN 3 Berat jenis tanah 2 γ 2 : 18 kN 3
Kohesi 1 c1 : 20 m m33 Kohesi 2 c2 : 30 m m3 3
m2 m2
mkN mkN
Kohesi 1
Kohesi 1 1 :
cc1 20 kN
: 20 kN Kohesi 2
Kohesi 2 2 :
cc2 30 kN
: 30 kN
Kohesi 1 c1 : 20 m2 2 Kohesi 2 c2 : 30 m2 2
m2 m2
m m
kN kN
Berat jenis air γ w : 9.8 Berat jenis efektif tanah γ '2 : γ 2 γ w 8.2
3 3
m
kN
kN m
kN
kN
Berat jenis
Berat jenis air
air γγ w
w :: 9.8
9.8 kN Berat jenis
Berat jenis efektif
efektif tanah
tanah γγ ''2 : γγ 2
2 : γγ w
8.2
γ w : 9.8 m3 γ '2 : γ 2 w 8.2 kN3
Solusi: 2 γ w 8.2 m
Berat jenis air 3 Berat jenis efektif tanah 3
m3 m3
m m
Tahap 1. Menentukan nilai faktor daya dukung
ο
Dari nilai = 30 , berdasarkan Tabel faktor daya dukung Terzaghi dapat diperoleh nilai:
142
Nγ : 19.70
Nγ : 19.70
Nc : 37.20
Nc : 37.20
Nq : 22.50
Nq : 22.50
1 kN
qu. : c2 Nc γ 1 dw γ '2 Df dw q0 Nq γ '2 B Nγ 46518.79
2 2
m
Bila tidak terdapat beban terbagi rata:
1 kN
qu : c2 Nc γ 1 dw γ '2 Df dw Nq γ '2 B Nγ 1518.79
2 2
m
Tahap 3. Hitung daya dukung izin fondasi jika tidak ada beban terbagi rata
qu kN
qa : 506.26
3 2
m
Jadi, nilai daya dukung fondasi jika terdapat beban terbagi rata yaitu 46518,79 kN/m 2,
sedangkan jika tidak terdapat beban terbagi rata yaitu 1518,79 kN/m 2 dan nilai daya
dukung izin fondasi jika tidak terdapat beban merata adalah 506,26 kN/m2.
Penurunan (settlement) fondasi yang terletak pada tanah yang jenuh dapat dibagi menjadi 3
komponen, yaitu:
1) Penurunan segera (immediate settlement) adalah penurunan yang terjadi segera
sesudah penerapan bebannya,
2) Penurunan konsolidasi primer adalah penurunan yang terjadi sebagai hasil dari
pengurangan volume tanah akibat aliran air meninggalkan zona tertekan yang diikuti
oleh pengurangan kelebihan tekanan air pori,
3) Penurunan konsolidasi sekunder adalah penurunan yang tergantung waktu, namun
berlangsung pada waktu setelah konsolidasi primer selesai, yang tegangan efektif akibat
bebannya telah konstan.
Penurunan total adalah jumlah dari ketiga komponen penurunan tersebut, atau bila
dinyatakan dalam persamaan:
S S S Si c s
(73)
Keterangan:
S adalah penurunan total
Si adalah penurunan segera
143
Menurut SNI 8460 : 2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik, besarnya penurunan total
dan beda penurunan yang diizinkan ditentukan berdasarkan toleransi struktur atas dan
bangunan sekitar yang harus ditinjau berdasarkan masing-masing kasus tersendiri dengan
mengacu pada integritas, stabilitas dan fungsi dari struktur di atasnya.
Penurunan izin < 15 cm + 𝑏⁄600 (dimana: b adalah diameter atau lebar fondasi dalam satuan
cm), untuk bangunan tinggi dan bisa dibuktikan struktur atas masih aman.
Perbedaan penurunan (Differential settlement) adalah penurunan bangunan yang tidak
merata dan dapat terjadi bila sifat tanah di bawah bangunan tidak homogen. Beda penurunan
(differential settlement) yang diperkirakan akan terjadi harus ditentukan secara saksama dan
konservatif, serta pengaruhnya terhadap bangunan di atasnya harus dicek untuk menjamin
bahwa beda penurunan tersebut masih memenuhi kriteria kekuatan dan kemampulayanan
sebesar 1/300.
Besarnya penurunan bergantung pada karakteristik tanah dan penyebaran tekanan fondasi
ke tanah di bawahnya. Penurunan fondasi bangunan dapat diestimasi dari hasil-hasil
pengujian laboratorium pada contoh-contoh tanah tak terganggu yang diambil dari
pengeboran, atau dari persamaan-persamaan empiris yang dihubungkan dengan hasil
pengujian di lapangan secara langsung.
1) Penurunan segera
a) Tanah homogen dengan tebal tak terhingga
Persamaan penurunan segera dari fondasi yang terletak di permukaan tanah yang
homogen, elastis, isotropis dinyatakan sebagai berikut:
Si
qB
E
1 l
2
p
(74)
Keterangan:
S i adalah penurunan segera
q adalah tekanan pada dasar fondasi (kN/m2)
B adalah lebar fondasi (m)
E adalah modulus elastisitas (Tabel 3.4)
adalah angka Poisson (Tabel 3.3)
144
Tabel 3.2 Faktor pengaruh lm dan lp untuk fondasi kaku dan fondasi fleksibel
145
b) Lapisan tanah pendukung fondasi dibatasi lapisan keras
Jika tebal lapisan terbatas (H) dan lapisan yang mendasari lapisan tersebut berupa
lapisan keras tak terhingga, maka penurunan segera pada sudut luasan beban
terbagi rata empat persegi panjang fleksibel yang terletak di permukaan, dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
qB
Si lp (75)
E
dengan, l p 1 2 F1 1 2 2 F2 (76)
146
Gambar 3.5 - Faktor koreksi kedalaman untuk penurunan segera
pada fondasi empat persegi panjang
Sumber: Fox dan Bowles, 1977
qB
Si 1 0 (untuk 0, 5 ) (77)
E
Keterangan:
Si adalah penurunan segera (m)
B adalah lebar fondasi empat persegi panjang atau diameter lingkaran (m)
q adalah tekanan fondasi (kN/m2)
E adalah modulus elastis tanah
147
Gambar 3.6 - Grafik faktor koreksi 1 dan 0
Sumber: Janbu, Bjerrum, & Kjaernsli, 1956
148
q B
Si , (untuk pasir dan kerikil)
2N (79)
6 B
Si , (untuk pasir berlanau)
N
Keterangan: (80)
q adalah intensitas beban (kN/m2)
B adalah lebar fondasi (m)
S i adalah penurunan (m)
N adalah jumlah pukulan pada pengujian SPT
e e e
Sc H 1 0 H (81)
1 e0 1 e0
H P ' P '
Sc Cc log 0 (83)
1 e0 P0 '
c) Terkonsolidasi berlebihan II (Over consolidated II), jika P0' Pc' P0' P '
Keterangan:
e0 adalah angka pori awal
149
Pc ' adalah tekanan tanah vertikal efektif akibat beban tanah (kN/m2)
e
Ca
t (86)
log 2
t1
Keterangan:
Ss adalah penurunan konsolidasi sekunder (m)
Hingga sekarang, belum ada cara yang tepat untuk menghitung besarnya penurunan
konsolidasi sekunder. Pada waktu terjadinya konsolidasi sekunder, dua faktor dapat
mempengaruhi prosesnya. Pertama, pengurangan volume tanah pada tegangan efektif
konstan, dan yang kedua, regangan vertikal akibat gerakan tanah secara lateral di
bawah strukturnya. Terzaghi (1948) menyatakan bahwa kedua faktor tersebut dapat
menghasilkan tipe penurunan yang sangat berbeda dari struktur yang satu ke struktur
lainnya, dan besarnya penurunan masih tergantung, antara lain, dari tingkat tegangan
dan macam tanah lempungnya.
150
Berat jenis tanah γ sat : 20 kN/m3, C = 0,50, C = 0,03, tekanan prakonsolidasi P ' = 75 kN/m2, C =
= 20 c r c v
2
0,45 m /tahun, w = 40%, dan Gs = 2,67. Di bawah lapisan lempung terdapat lapisan
batu yang kedap air. Muka air tanah pada kedalaman 4 m dan fondasi pada
kedalaman 3 m. Hitung besarnya penurunan akhir total dan penurunan setelah 3
tahun, bila tekanan pada dasar fondasi q = 182 kN/m2.
Diketahui:
Lebar fondasi B : 2 m
kN
Tekanan prakonsolidasi Pc' : 75
2
m
kN
Tekanan pada dasar fondasi q : 182
2
m
2
Koefisien konsolidasi pada m
Cv : 0.45
interval tekanan tertentu tahun
Parameter tanah:
kN kN
Elastisitas E1 : 36000 Elastisitas E2 : 16000
2 2
m m
kN kN
Berat jenis tanah γ b : 18 kN Berat jenis tanah γ sat : 20 kN
γ b : 18 3 γ sat : 20 3
m3 m3
m m
μ 1 : 0.30 μ 2 : 0.50
Angka Poisson μ 1 : 0.30 μ2 : 0.50
Solusi:
kN
kN
Tekanan fondasi
Tekanan fondasi netto
netto q
qn :
: q
q
1
1 γmb γ 164
164
n b 2
mm2
Tahap 1. Menentukan Penurunan pada lapisan pasir
Tahap 1. Menentukan penurunan pada lapisan pasir
Penurunan pada lapisan pasir akan berupa penurunan segera. Penurunan pada pusat
fondasi dihitung dengan cara Steinbrener. Untuk itu luasan fondasi dibagi menjadi 4
bagian yang sama dengan:
2
2
lp : 1 2 F 1 1 2 2 F 2
lp : 1 F 1 1 2 F 2
lp : 0.91 F 1 0.52 F 2
lp : 0.91 F 1 0.52 F 2
HH L1 L
:
: 2 B , : L11 : 1
22, 1 1
BBH1 : 1 1 B1 : 1
,
,
,
B11 1 B1 1
dari gambar di bawah ini (gambar grafik dalam menentukan nilai F1 dan F2) diperoleh
nilai F1 dan F2 yaitu:
F : 0.28
F 1 : 0.28
1
F : 0.07
F 2 : 0.07
2
152
Gambar menentukan nilai F1 dan F2 (Steinbrenner, 1934)
Jadi,
1 qn
1 qn
Si :
Si : E H1
E1
H1 lp 0.005 m
lp 0.053 m
1
a. Penurunan segera
Bila dianggap lapisan lempung tebal H = 6 m (di bawah dasar fondasi), dengan 2 =
0,50 dan E2 = 1600 kN/m2, maka:
H : 6 m
lp : 0.75F1
H L1
: 6 , : 1
B1 B1
dari gambar grafik untuk menentukan nilai F1 dan F2, diperoleh nilai F1 yaitu:
F1 : 0.46
Maka,
lp : 0.75F1 0.35
153
1 qn
Si1 :
E2
H1 lp 0.014 m
Penurunan lapisan lempung tebal H1 = 3 m (di bawah dasar fondasi) dengan m = 0,50
dan E = 1600 kN/m2.
HH1
1 L1
:
: 33 , : 1
BB11 B1
dari gambar grafik untuk menentukan nilai F1 dan F2, diperoleh nilai F1 yaitu:
F1 : 0.36
maka,
lp : 0.75F1 0.27
1 q
1 164
n
Si2 : 44
m lp lp 0.111
0.011m
mm
E
E22
Penurunan segera
Penurunan segera lapisan
lapisanlempung
lempungdengan tebal
(Si1 - Si2). (Si1 - Si2) adalah:
SI : Si1 Si2 0.003
0.031 m m
b. Penurunan konsolidasi
Tekanan overburden efektif di tengah-tengah lapisan lempung
Tekanan
yaitu: overburden efektif di tengah-tengah lapisan lempung yaitu:
kN
γ w : 9.8
10
3
m
154
Gambar Faktor pengaruh l untuk tegangan vertikal di bawah
sudut luasan beban terbagi rata berbentuk persegi panjang yang
fleksibel (U.S. Navy, 1971)
Sehingga nilai,
kN kN
Δ p : 14.43
karena, Pc' 75 > P0' 69
2 2
m m
p'c p'o Δ p
Δ e : tanah
maka Ctanah
Cr logtermasuk c log lempung terkonsolidasi berlebihan. Untuk itu, dipakai:
p'o p'c
Pc' P0' P
e : Cr log C log 0.02
Δ e : 0.48 c
P0' Pc'
Untuk lempung jenuh berlaku persamaan angka pori:
e0 : w
wG
Gss 1.07
1.068
0
Penurunan konsolidasi:
155
Δe
Sc : H 0.696 m
1 e0 2
Δ e : 0.48
e0 : w Gs 1.068
Penurunan konsolidasi:
Δ
Δee
Scc :
S : 1 e HH22 0.03 m m
0.696
1 e00
c.c.Penurunan
Penurunan total
total dan
dan penurunan setelah 33 tahun
penurunan setelah tahun.
Penurunan total:
Penurunan total adalah jumlah penurunan segera pada lapisan pasir dan penurunan
segera pada lapisan lempung ditambah penurunan konsolidasi pada lapisan lempung,
maka penurunan total yaitu:
S : Si SI Sc 0.04 m
Dianggap lapisan batu kedap air, jadi lapisan lempung hanya terdrainase ke arah atas.
Untuk drainase tunggal, H = H2 = 3 m.
t : 3 tahun
Cv t
Tv : Cv t 0.15
Tv : 2 0.15
H22
H2
Jika dianggap U < 60%, berlaku persamaan berikut:
Jika dianggap U < 60%, berlaku persamaan berikut:
1
11
2
4 Tv 2 2
U : 44T T
v v 0.437 < 0.6
UU:: π 0.4370.44 <
< 0.6
0.6
π
Jadi anggapan U < 60% benar.
Derajat
Jadi konsolidasi
anggapan rata-rata:
U < 60% benar.
Derajat konsolidasi rata-rata:
SSt
t
U :
U : SSt
U : c Sc
Sc
Penurunan konsolidasi pada t = 3 tahun:
Penurunan konsolidasi pada t = 3 tahun:
Stt :
S : UU S
Scc
0.015
0.304 mm
St : U Sc 0.304 m
Penurunan konsolidasi setelah 3 tahun: Σ Si St
Penurunan konsolidasi setelah 3 tahun:
Penurunan
Σ Si St I
S : Si Skonsolidasi setelah
St 0.02 m 3 tahun:
Σ Si St
S :
S S mm
: 20 St 1.05 m
S : S St 1.05 m
Jadi
S : besar
1050 penurunan
mm setelah 3 tahun adalah sebesar 20 mm.
S : 1050 mm
156
3.3.6 Perencanaan struktural
Perencanaan struktur fondasi didasarkan pada momen-momen dan tegangan geser yang
terjadi akibat tekanan-sentuh antara dasar fondasi dan tanah. Oleh karena itu, besar
distribusi tekanan-sentuh pada dasar fondasi harus diketahui. Dalam analisis, dianggap
bahwa fondasi sangat kaku dan tekanan fondasi didistribusikan secara linier pada dasar
fondasi.
Jika resultan beban berimpit dengan pusat berat luasan fondasi, tekanan pada dasar fondasi
dapat dianggap disebarkan sama ke seluruh luasan fondasi. Pada kondisi ini, tekanan yang
terjadi pada dasar fondasi adalah:
P (88)
q
A
Keterangan:
q adalah tekanan sentuh (tekanan pada dasar fondasi) (kN/m2).
P adalah beban vertikal (kN)
A adalah Iuas dasar fondasi (m 2)
Jika resultan beban-beban eksentris dan terdapat momen lentur yang harus didukung
fondasi, momen-momen tersebut dapat digantikan dengan beban vertikal yang titik tangkap
gayanya pada jarak e dari pusat berat fondasi (Gambar 3.7), dengan:
Momen M
e (89)
Bebanvertikal P
Jika beban eksentris 2 arah, tekanan pada dasar fondasi dihitung dengan persamaan:
P Mxyo Myxo
q (90)
A Ix Iy
Keterangan:
q adalah tekanan sentuh, yaitu tekanan yang terjadi pada kontak antara
157
y y
L
ex
B x x
My P P ex
P Mxyo Myxo
Pada Persamaan, q , titik perpotongan sumbu-x dan y, dibuat berimpit
A Ix Iy
dengan pusat berat luasan fondasinya. Untuk fondasi yang berbentuk empat persegi
panjang, persamaan tersebut dapat diubah menjadi:
P 6e 6e
q (1 l b ) (91)
A L B
P 6e 6e
q (1 l b ) menjadi: (92)
A L B
P 6e L
q (1 x ), untuk ( ex ) (93)
A L 6
Dengan ex adalah eksentrisitas searah sumbu-x (lihat Gambar 3.7). Jika resultan beban P
dan momen M terletak pada ex L , q dari persamaan P 6e
q
(1 x ) menjadi negatif,
6 A L
atau gaya tarik terjadi pada dasar fondasinya. Tetapi pada kenyataannya, tegangan tarik
tidak dapat berkembang dan tekanan tanah yang terjadi akan seperti pada Gambar 3.9.
158
qmax
L 1 2 R 3R 2
qmax D
4 1 R R 2
P e
qmax 1 6 eL / L 6 b
BL B
N
R
M
6P
qmax
L M 1 R R 2
qmax
qmax
KP
qmax qmax
3P
BL BGH
x dan y dari grafik
Gambar 3.8 - Hitungan tekanan maksimum pada dasar fondasi un tuk fondasi empat
persegi panjang
Sumber: Teng, 1962
159
L
y
Resultan beban
qmaks
R
Gambar 3.9 - Distribusi tekanan pada dasar fondasi bila ex > 𝐋⁄𝟔,
Sumber: Teknik Fondasi 1 Hary Christady Hardiyatmo, 1996
qmax Bx
q , (94)
2
2P
Atau, q , (95)
Bx
x L
Dan,
3 2 ex
(96)
L
x 3
2 ex
4P
qmaks (97)
3 B ( L 2ex )
Dengan qmax tekanan dasar fondasi maksimum pada tanah di salah satu sisi fondasinya.
Besar penurunan sangat penting dipertimbangkan bila fondasi terletak pada tanah pasir dan
mengalami pembebanan eksentris. Jika kemiringan fondasi berlebihan, dapat menyebabkan
eksentrisitas menjadi bertambah, dengan demikian menambah qmax yang diikuti oleh
luluhnya tanah di tepi fondasi, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan bangunan. Oleh
karena itu, sering disyaratkan q qa .
160
L
Untuk beban eksentris yang diakibatkan oleh momen lentur, pilar-pilar dapat diletakkan
seperti pada Gambar 3.10. Dengan cara ini resultan dari gaya aksial dan momen lentur akan
berada pada pusat fondasinya.
Meyerhof (1957) memberikan persamaan daya dukung untuk fondasi memanjang yang
terletak pada lereng (Gambar 3.11), sebagai berikut:
qu c N cq 0,5 g B Ng q (98)
Keterangan:
qu adalah daya dukung ultimit (kN/m2)
c adalah kohesi tanah (kN/m 2)
g adalah berat volume tanah (kN/m3)
B adalah lebar fondasi (m)
Ncq , Ng q adalah faktor daya dukung
161
CATATAN: Posisi fondasi yang terletak pada lereng harus berada di luar daerah keruntuhan
longsor.
162
Gambar 3.11 - Daya dukung ultimit untuk fondasi memanjang yang
terletak pada tanah miring
Sumber: Meyerhof, 1957; dari Teng, 1962
CATATAN: Untuk fondasi pada lereng, posisi fondasi harus ditempatkan pada posisi
di luar bidang longsor
163
Contoh Perhitungan 3.4: Fondasi pada lereng
Fondasi persegi panjang dengan lebar B = 1,50 m terletak di atas lereng seperti gambar
di bawah ini. Tinggi lereng H = 5,50 m, kemiringan = 30° dan jarak tepi fondasi dan tepi
atas lereng b = 2 m. Berat volume tanah 18 kN/m3, c = 20 kN/m2, dan = 30°. Jika fondasi
di permukaan, berapakah daya dukung ultimit fondasi tersebut?
Diketahui:
Diketahui:
Data kondisi fondasi:
Data kondisi fondasi:
Lebar fondasi
fondasi B : 1.50 m
Lebar B : 1.5 m
Lebar fondasi B : 1.5 m
Jarak tepi fondasi dan tepi lereng b : 2 m
Parameter tanah:
164
Tahap 2. Menentukan nilai Ncq dan Ngq
Ncq : 3.10
3.1
Nγ q : 5
Gambar daya dukung ultimit untuk fondasi memanjang yang terletak pada tanah
miring (Meyerhof, 1957; dari Teng, 1962)
Jadi, nilai daya dukung fondasi pada lereng yaitu 129,50 kN/m2.
3.4.1 Umum
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan fondasi dangkal dan fondasi
sumuran yaitu:
1) Daya dukung tanah atau batuan pada kemampuan pelayanannya dan keadaan batas
ultimit,
2) Penurunan total, diferensial dan pergerakan lainnya yang dapat diterima,
165
3) Lamanya dan sifat pembebanan,
4) Tipe struktur dan kedalaman fondasi.
Jika merencanakan fondasi baru dimana lokasinya dekat dengan bangunan yang sudah ada,
maka pengaruh bangunan baru terhadap bangunan yang ada harus dipertimbangkan baik
pada waktu pelaksanaan maupun sesudahnya.
Material dinding fondasi sumuran dibuat dari beton bertulang dan bahan pengisi sumuran
adalah beton siklop.
1) Pendahuluan
Bagian ini menjelaskan tentang perencanaan fondasi, dimensi fondasi serta pedoman
analisis untuk memeriksa fondasi terhadap keawetan, stabilitas, kelayanan, dan
kekuatan ultimit.
Jika perbandingan kedalaman tertanam ( D f ) fondasi sumuran terhadap diameter ( d )
Df
melebihi 4 ( >4), maka fondasi tersebut diperlakukan sebagai tiang dan
d
direncanakan berdasarkan cara-cara pada perencanaan fondasi tiang.
3) Tahap perencanaan
Tahap perencanaan fondasi diuraikan pada Tabel 3.5 di bawah ini, jika salah satu tahap
menyatakan bahwa dimensi fondasi kurang memadai (terlalu kecil atau terlalu besar),
166
maka dimensi fondasi harus disesuaikan kembali, analisis struktur diulang kemudian
diperiksa kembali agar memenuhi persyaratan yang ada.
Tahap perencanaan fondasi sumuran dapat dilihat pada tabel berikut.
167
Berikut diberikan bagan alir perencanaan fondasi sumuran.
Mulai
FR V tan
Hitung Jumlah gaya
Pp
2 yang menahan geser
Tidak
Hitung Jumlah gaya
Fd Pa yang menayebabkan
geser
FR FKgeser
FR 1,1
FKgeser
Fd
1, 5
Fd
Ya
168
B
Kondisi Layan
FKguling
MR 2 Tidak A
M0
Ya
P ' W
v
A Hitung nilai tegangan
Dimana, vertikal maksimum
W Berat sendiri fondasi yang bekerja di bawah
A Luas penampang fondasi dasar fondasi
Ya
Selesai
169
3.4.3 Pemeriksaan stabilitas terhadap geser
Stabilitas terhadap geser adalah akibat kombinasi ketahanan geser di bawah fondasi
dangkal dan ketahanan pasif pada sisi fondasi dangkal. Pemeriksaan stabilitas terhadap
geser pada bangunan bawah fondasi dangkal dilakukan untuk memastikan bahwa fondasi
dangkal harus mempunyai faktor keamanan terhadap geser paling sedikit 1,5 untuk kondisi
layan dan paling sedikit 1,1 untuk kondisi gempa. Faktor keamanan (FK) terhadap geser
dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
FR
FK ( geser ) (100)
Fd
Keterangan:
∑𝐹𝑅 adalah jumlah gaya yang menahan geser (kN)
∑𝐹𝑑 adalah jumlah gaya yang cenderung menyebabkan geser (kN)
a) Tanah nonkohesif
Gaya penahan maksimum di bawah dasar fondasi persatuan panjang dinding dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan TR V tan '
2f Bc2 ,dimana untuk
tanah nonkohesif (c = 0) sehingga persamaan dapat disederhanakan menjadi:
Keterangan:
V adalah jumlah dari gaya-gaya vertikal dan variabel lain (kN)
'2 f adalah sudut geser dalam yang bekerja pada alas fondasi, untuk fondasi
beton cor di tempat nilai '2 f tetap digunakan sedangkan untuk fondasi beton
pracetak yang halus nilai '2 f harus direduksi sebesar 2⁄3 '2 f .
170
Berikut gambar tahanan geser pada dasar fondasi di atas tanah nonkohesif.
Lapisan 1
Lapisan 2 Lapisan 2
g2, c2’=0, 2’ g2, c2’=0, 2’
H2
𝝓′𝟐
gsat, c2’=0, 2’
45 +
𝟐
Dari Gambar 3.13. dapat dihitung tekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif:
Pada titik D, Pa ' ka 2 . pv ' ka 2 . q g 1 H1 g 2 H 2 H w
Pada titik E, Pa ' ka 2 . pv ' ka 2 . q g 1 H1 g 2 H 2 H w g sat g w H w
Tekanan hidrostatik (u) diabaikan
171
Pada titik I, Pp ' k p 2 pv ' k p 2 g 1 H1 H 3 g 2 H 2 H w
Tanah kohesif:
TR' 0, 4 A f cu (102)
Keterangan:
cu adalah nilai rencana (dengan faktor) dari kuat geser tak ter-alirkan (kN/m2)
Af adalah luas efektif yaitu luas yang konsentrik terhadap beban rencana yang
bekerja pada fondasi (m 2)
Berikut gambar Tekanan tanah lateral ultimit rencana dan tahanan geser pada dasar
fondasi di atas tanah kohesif yang berlapis.
Lempung
H1 g1, cu1, 1’=0
Lempung
g1, cu1, 1’=0
Lempung Lempung
g2, cu2, g2, cu2, 2’=0
H2
2’=0
Lempung
gsat, cu2, 2’=0
CATATAN:
1. Dalam jangka waktu pendek (segera setelah pelaksanaan konstruksi) dimana c’ = c u dan ’
= 0, tekanan-tekanan tanah adalah sesuai dengan di atas (muka air tanah diabaikan),
2. Dalam jangka waktu yang panjang dimana c’ = c’(drained) 0 (berarti kecil) dan ’ = ’(drained),
tekanan-tekanan tanah mirip dengan kasus tanah nonkohesif,
3. Nilai rencana dari parameter c’ dan ’ pada keadaan batas ultimit adalah nilai dengan faktor
reduksi,
4. Bila gerakan yang diperlukan untuk menghasilkan tekanan pasif penuh tidak dapat diperoleh
tanpa terjadi keruntuhan bangunan atas, harus digunakan tekanan pemulihan yang lebih
rendah (dikurangi sampai tekanan “at rest – diam”),
Gambar 3.14 - Tekanan tanah lateral ultimit rencana dan tahanan
geser pada dasar fondasi di atas tanah kohesif yang berlapis
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 9, 2017
172
Dari Gambar 3.14 di atas dapat dihitung tekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif:
Tekanan tanah aktif
Pada titik A,
Pada titik B,
Pada titik C,
PaC ' ka1 pv ' 2c ka1 q g b Hb ka1 2cu1 ka1 0,6 g b g b Hb 2cu1
Pada titik E,
p 'aE ka1 p 'v 2c ka1 q g b H b g 1 H1 H b ka1 2cu1 ka1
0,6 g b g b H b g 1 H1 H b 2cu1
Pada titik F,
Pada titik G,
Pada titik F,
Pada titik G,
Pada titik J,
p ' pJ k p 2 p 'v 2c k p 2 g 1 H1 H b g 2 H 2 k p 2 2cu 2 k p 2
g 1 H1 H b g 2 H 2 2cu 2
173
2) Rencana tahanan pasif ultimit yang dihasilkan pada sisi fondasi dan bangunan bawah
Tekanan tanah pasif harus diabaikan bila tanah pendukung dapat hilang oleh pengaruh
gerusan (scouring). Nilai tekanan tanah pasif sangat tergantung pada translasi besar
dalam tanah. Translasi umumnya tidak dapat terjadi tanpa penekanan pada pangkal oleh
bangunan atas. Bila penekanan ini dapat mengakibatkan keruntuhan tekuk bangunan
atas, harus digunakan suatu nilai tahanan yang direduksi. Distribusi tegangan tanah
lateral pada fondasi sebagai dinding penahan tanah dapat dilihat pada Gambar 3.13
untuk tanah nonkohesif dan Gambar 3.14 untuk tanah kohesif.
3) Cara-cara untuk meningkatkan tahanan geser ultimit rencana
Bila beban-beban rencana melebihi rencana tahanan geser horizontal ultimit maka dapat
digunakan baji atau keystone pada dasar fondasi langsung untuk meningkatkan tahanan
geser tanah. Bila baji atau keystone tidak dapat memberikan tahanan yang cukup,
jangkar dengan gelagar penahan yang dibahas dalam Peraturan Jembatan dapat
merupakan penanganan ekonomis. Kedua cara tersebut diuraikan dalam Gambar 3.15
di bawah ini:
Tahanan pasif
Tekanan aktif diabaikan bila
akan terjadi
penggerusan
b. Jangkar Penahan
Gambar 3.15 - Baji atau keystone dan jangkar penahan
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 9, 2017
174
Dapat ditentukan kapasitas lateral ultimit dari gelagar penahan, Q 'd dengan panjang
L adalah:
Untuk H h dan L H ,
Q d' K R Pp Pa (103)
Untuk H h dan L H ,
CATATAN:
2c
· Untuk kondisi jangka pendek pada tanah kohesif Pa dapat diabaikan pada tinggi
g
· Untuk jangka panjang Qd berdasarkan c 0
175
Diketahui:
Berat sendiri bangunan P' : 2500 kN
Panjang balok L : 7 m
Diketahui:
Diketahui:
Berat
Berat sendiri
Berat bangunan
sendiri bangunan
bawah
bangunan P'
P'W:
:: 2400 kN
2500
2500 kN
kN
Panjang balok LL h:
: 77 m
1 : 0.70 m
Panjang balok ekuivalen
Tinggi urugan m
Berat
Berat bangunan bawah
Tinggibangunan bawah
tanah urug dengan
WW :: 2400
2400 kN
kN
beban drainase H1 : 2 m
hh1 : 0.7 m
1 : 0.7 m
Tinggi fondasi sumuran H2 : 6 m
HH11 :
: 22 m
m
Tinggi tanah di depan H : 6 m
fondasi sumuran 2 3::6 4 m m
H2H
Lapisan
Lapisan lempung:
lempung:
kN
Berat jenis tanah lempung g 2 : 18 kN kNkN
Berat
Berat jenis
jenistanah
tanahlempung
lempung g2γ 2::1818 m33
33
mmm
Sudut geser tanah lempung 2 : 20 °
Sudut
Sudut geser
gesertanah
tanahlempung
lempung ϕ2 ::2020
2
° °
kN
Kohesi undrained cu : 50 kNkN
Kohesi
Kohesi undrained
undrained cuc ::5050 2
u m2
2
mm
Lapisan kerikil padat:
Lapisan kerikil padat:
kN
kN
Berat jenis kerikil padat g sat : 20 kNkN
Berat jenis
Berat jenis kerikil
kerikilpadat
padat γ
g sat :
sat: 20 m333
20
m3 m
m
Sudut
Sudut geser
geserkerikil
kerikilpadat ϕ : 40 ° °
Sudut geser kerikil padat
padat 33 3::4040
°
kN
Kohesi kerikil padat c : 0 kN kN
Kohesi kerikil
Kohesi kerikilpadat
padat c :
c : 0 0 2
2 m
m m2
Solusi:
Solusi:
Solusi:
Tahap 1. Rencanakan
Tahap 1. Langkah pertama
dimensiyang dilakukan
fondasi, B : 3 untuk pemeriksaan stabilitas fondasi
Tahap 1. Rencanakan dimensi fondasi, B : 3
terhadap geser adalah merencanakan dimensi fondasi, untuk contoh perhitungan
Tahap
ini 2. Menentukan
dimensi faktor-faktor
fondasi yang beban pada
direncanakan yaitu,keadaan batas . Lihat Tabel
B = 3 m.
Tahap
3.dan 2. Menentukan
Tabel faktor-faktor
5. SNI 1725-2016 beban pada keadaan batas . Lihat Tabel
3.dan Tabel 5. SNI 1725-2016
176
Tahap 2. Pada tahap ini hitung gaya-gaya tekanan tanah yang terjadi akibat beban
yang ada
1. Gaya aktif akibat urugan ekivalen beban kendaraan pada tanah urug (Pa1)
Pada kedalaman H = 0
Untuk menghitung nilai koefisien tekanan tanah aktif maka nilai harus dikalikan
dengan faktor reduksi kekuatan untuk kondisi biasa atau maksimum (lihat Tabel
di bawah ini):
Tabel Nilai-nilai Rencana dari besaran-besaran tanah
Besaran bahan Keadaan batas ultimit
untuk
perhitungan Biasa Terkurangi
tekanan tanah
Aktif :
g*s (1) g*s g*s
* tan-1(KR tan ) tan-1(tan /KR)
c* KRc c c/KRc
* tan-1(KR tan ) tan-1(tan /KR)
Pasif :
g*s (1) g*s g*s
*
tan ((tan )/ KR)
-1
tan (KR tan )
-1
c* c/KRc KRc c
* tan (tan /KR)
-1
tan (KR tan )
-1
CATATAN: Nilai rencana berat volume tanah (g*s) adalah sama dengan
nilai nominal untuk semua perhitungan tekanan tanah
Sumber: Tabel 4.3.5-3 Nilai-nilai Rencana dari besaran-besaran tanah (Peraturan
Perencanaan Teknik Jembatan Volume 1 : Bagian 4-Fondasi)
sehingga:
Nilai sudut
sudut geser dalam( )
geserdalam ()yang
yangdireduksi
direduksi tan1
= =tan
1
[00.8
.8 (tan
tan30
0
30°)24
o
] .=8 24.80
, o
ka1 : 0.41
Besarnya beban tambahan ini adalah setara dengan tanah setebal 0,7 m yang
bekerja secara merata pada bagian tanah yang dilewati oleh beban lalu lintas
tersebut (SNI 1725-2016).
177
kN
kN
p'a1 : 0.7 γm1 γ1ka1
ka1 5.45
5.453
2
m2
m
76.34 kN kN
Pa1 : H1 p'a1 L 76.342
2. Tekanan tanah aktif di belakang tembok penutup akibat tanah urug nonkohesif,
diperhitungkan berdasarkan teori tekanan aktif Rankine:
Pada
Padakedalaman
kedalamanHH==22m
m (sedikit
(sedikit di
diatas):
atas):
Tekanan
Tekananlateral
lateraltanah
tanahurug:
urug:
kN
kN
a2:
p'p'a2 a1 γγ11 HH11 15.58
: kka1 15.58
22
m 2
m
Gaya
Gayatekan
tekantanah
tanahlateral
lateralrencana
rencana dari
daritanah
tanahurug:
urug:
1
Pa2 : p'a2 H1 L 109.06 kN
2
Pada
Pada kedalaman
kedalaman H1 (sedikit
Huntuk di bawah):
3. Tekanan tanah aktif 1 (sedikit
tanah di bawah)
lempung:
Pada kedalaman
Dalam H1 pendek,
jangka waktu (sedikit cc::ccu dan
pendek,di bawah): ϕ : 0 sehingga nilai,
Dalam jangka waktu u dan ϕ : 0 sehingga nilai,
1 nilai,
Dalam jangka
Sehingga 0.8 ϕ )pendek,
sin (waktu c : cu dan ϕ : 0 sehingga nilai,
k :
a2 1
1 sin ( 0.8 ϕ )
1 sin ( 0.8 ϕ )
ka2 : 1
γ b : 19
1 sin ( 0.8 ϕ )
kN kN
γ ba3::
p'
p'a3
:190.7
0.7γ m
b γ
γ 1 1 γH1 H 20.7
1 1 2
c0.7
u c18.7
u 18.70
2
m m2
kN
p'a3 : 0.7γ b γ 1 H1 2 0.7cu 18.7
Pada kedalaman H2 : 2
Pada kedalaman H2: m
kN
p'a4 :kedalaman
0.7γ 1 γH2
1 H: 1 γ 2 H2 2 0.7cu 89.3
Pada kN
p'a4 : 0.7 m γ 1 γ 1 H1 γ 2 H2 2 0.7cu 89.30 m 2
2
kN m
p'a4 : 0.7γ 1 γ 1 H1 γ 2 H2 2 0.7cu 89.3
2
m
Berdasarkan tekanan-tekanan tersebut diperhitungkan panjang retak tarik di
belakang tembok. Kedalaman retak tarik pada tanah lempung berdasarkan
gambar distribusi tegangan dapat dihitung sebagai berikut:
6
x :
p' a4
1
p' a3
178
6
x :
p'a4
1
p'a3
xx :
: 1.03 m
1.03 m
Jadi,
1
1 3
: p' (( 6
6mx) xB)2B21.331 10 kN
a3 : 2 1331.46kN
P
Pa3 p'a4 (untuk
(untuk 22 sumuran)
sumuran)
2 a4
Jika kedalaman
Jika kedalamanretak
retaktarik
tarikdianggap
dianggapterisi air,air,
terisi maka:
maka:
1 kN
γ w : 9.81
P x( 9.81 x) B 2 31.222
(Berat jenis air)kN (untuk 2 sumuran)
2 3
m
1 2
Pw : x γ w B 2 31.22 kN (untuk 2 sumuran)
2
k0 : 1 sin ϕ 2
Nilai sudut geser dalam () yang direduksi = tan 1[ 0.8 ( tan 20 °) ] = 16.23 o, sehingga:
p1 : k0 pv'
kN
p1 : k0 γ 0 0
2
m
kN
p2' : k0 γ 2 H3 51.88
2
m
1
Po : p2' H3 B 2 622.52 kN
2
Berikut ini adalah gambar distribusi tekanan tanah lateral yang bekerja pada
fondasi sumuran:
179
O
Tahap 3. Hitung jumlah gaya-gaya tekanan vertikal dan jumlah momen dari gaya-
gaya yang menahan guling di titik O:
Beban yang bekerja adalah:
Deskripsi gaya Simbol Besar gaya (kN)
Berat bangunan atas P’ 2500
Berat bangunan bawah W 2400
Gaya-gaya tekanan tanah aktif: Pa1 76,34
Pa2 109,06
Pa3 1331,40
Pw 31,22
Σ Vtanϕ f Pp
FK geser :
Σ Pa
Nilai sudut geser dalam ( ) yang direduksi = tan 1[ 0.8 ( tan 40 °) ] = 33.80 o, Sehingga:
Sehingga:
FK ( geser) : 2.52
Karena FK adalah 2,52 dan lebih besar dari FK yang disyaratkan yaitu 1,5 (statik),
maka fondasi mempunyai ketahanan cukup terhadap geser.
180
3.4.4 Pemeriksaan stabilitas terhadap guling
Bangunan bawah pada suatu fondasi dangkal harus mempunyai faktor keamanan terhadap
guling yang besarnya paling sedikit 2, seperti yang dijelaskan pada persamaan di bawah ini:
M R
FK ( guling ) (105)
M 0
Keterangan:
M o adalah jumlah momen yang cenderung menyebabkan guling (kNm)
M R adalah jumlah momen yang menahan guling (kNm)
Berikut adalah gambar gaya-gaya pada keadaan batas ultimit yang harus digunakan untuk
perhitungan momen-momen.
Momen penahan
Momen guling
Momen penahan
Momen guling
181
Contoh perhitungan 3.6: Pemeriksaan stabilitas terhadap guling
Hitunglah Faktor Keamanan terhadap guling dari bangunan bawah fondasi sumuran
berdasarkan contoh perhitungan sebelumnya.
Solusi:
Tahap 1. Untuk menentukan faktor keamanan terhadap guling, langkah pertama tentukan
lengan momen dari gaya-gaya menahan terhadap O dan hitung momen penahan guling.
Tahap 2.
Tahap 2.Hitung momen
Setelah penyebab
momen penahanguling
guling diperoleh, selanjutnya hitung momen penyebab
guling
Σ MR
FK ( guling) :
Σ Mo
9430.03
FK ( guling) :7780.5
FKguling : 3627.68 1.952
3985.3
FK ( guling) : 2.60
Jadi faktor kemanan fondasi terhadap guling yang diperoleh yaitu 2,60 dimana nilai ini
lebih besar dari faktor keamanan yang disyaratkan 2, sehingga dapat disimpulkan bahwa
fondasi aman terhadap guling.
182
3.4.5 Pemeriksaan stabilitas terhadap daya dukung ultimit
Rencana kapasitas daya dukung ultimit pada fondasi dangkal dan fondasi sumuran harus
sama atau melebihi jumlah beban yang bekerja. Faktor keamanan terhadap daya dukung
paling sedikit adalah 3.
qu
FK daya dukung (106)
v max
Keterangan:
qu adalah kapasitas dukung ultimit rencana (kN/m2)
v max adalah tegangan vertikal maksimum yang bekerja di bawah dasar fondasi
(kN/m2)
Kapasitas dukung ultimit rencana diperoleh dari rumus kapasitas daya dukung yang akan
dibahas berikut ini:
Untuk faktor bentuk, kedalaman, dan inklinasi bisa dilihat di bawah ini:
a) Faktor Bentuk
B Nq
Sc 1
L Nc
183
B
Sq 1 tan '
L
B
Sg 1 0.4
L
b) Faktor kedalaman
Df
· Jika, 1
B
Untuk = 0
Df
d g 1 0.4 tan 1
B
dq 1
dc 1
Untuk > 0
1 dq
d g dq
Nc tan
Df
dq 1 2 tan (1 sin ) 2
B
dc 1
Df
· Jika, 1
B
Untuk = 0
Df
d g 1 0.4 tan 1
B
dq 1
dc 1
Untuk > 0
1 dq
d g dq
Nc tan
Df
dq 1 2 tan 1 sin tan 1
2
B
dc 1
184
c) Faktor kemiringan-inklinasi beban
2
o
ig iq 1 o
90
2
o
ic 1
d) Kemiringan dasar
o
bc 1 o
satuan disini dalam radian (bukan derajat (o))
147
e) Muka tanah
o
gc 1 o
147
Keterangan:
c adalah kohesi rencana (kPa)
adalah sudut geser dalam rencana (o)
N q , Nc , Ng , adalah faktor daya dukung yang ditentukan dari tabel berikut ini:
185
Tabel 3.6 Faktor daya dukung ultimit
ɸ Nc Nq Ng ɸ Nc Nq Ng
Rumus-rumus ini diturunkan untuk beban vertikal konsentrik pada fondasi dengan
dasar horisontal dan permukaan tanah sekitarnya horizontal. Bila keadaan ini tidak
diwakili maka dibuat modifikasi berikut:
Beban miring.
Bila beban pada gelagar fondasi adalah bersudut terhadap vertikal, yang umum pada
tembok pangkal penahan, mekanisme keruntuhan di bawah gelagar fondasi tidak
simetrik lagi tetapi menjadi miring terhadap 1 sisi seperti dijelaskan dalam Gambar 7,
akibatnya adalah suatu reduksi kapasitas yang diperkirakan dengan penggunaan
faktor reduksi dalam Gambar 3.18.
186
Bidang kontak efektif Af
= panjang efektif
b. Luas dukung ekuivalen untuk bentuk tidak persegi boleh digunakan dalam
rumus daya dukung
187
c. Grafik tanpa dimensi dari luas ekuivalen A dan dimensi B’ dan L’ dari fondasi
sumuran, untuk penggunaan dalam rumus daya dukung
Gambar 3.17 - Ketentuan istilah yang digunakan dalam rumus daya
dukung
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 9, 2017
188
Tanah kohesif
dan batuan
189
Gambar 3.20 - Fondasi dangkal berdekatan dengan puncak lereng
Sumber: BMS Code Bagian 4 Fondasi, 2017
Gambar 3.21 - Modifikasi faktor kapasitas dukung fondasi dangkal pada tanah
kohesif dan pada permukaan lereng
Sumber: BMS Code Bagian 4 Fondasi, 2017
190
Gambar 3.22 - Modifikasi faktor kapasitas dukung fondasi dangkal pada tanah
nonkohesif dan pada permukaan lereng
Sumber: BMS Code Bagian 4 Fondasi, 2017
191
Gambar 3.24 - Modifikasi faktor kapasitas dukung fondasi dangkal pada tanah
nonkohesif dan berdekatan dengan puncak lereng
Sumber: BMS Code Bagian 4 Fondasi, 2017
Pada tanah kohesif. Untuk tanah lempung kondisi kritis berada pada keadaan tak
teralirkan (undrained). Nilai-nilai Nc , Nq dan Ng untuk kasus ini diperoleh dari Tabel
Faktor Daya Dukung Fondasi c cu dan 0 .
Pada tanah nonkohesif. Satuan berat efektif digunakan dalam rumus kapasitas daya
dukung. Muka air tinggi menyebabkan kapasitas daya dukung lebih rendah, karena
persyaratan penggunaan reduksi berat tanah (terendam) efektif.
Bila muka air tanah tertinggi diharapkan berada di bawah daerah ‘segitiga’, yang kurang
lebih adalah lebar gelagar fondasi, B di bawah dasar fondasi, maka pengaruh muka air
dapat diabaikan. Bila muka air berada dalam daerah segitiga, maka umumnya tidak
terlalu konservatif untuk mengabaikan besaran 0,5 g B Ng secara keseluruhan sebagai
alternatif, nilai tengah dapat diinterpolasi antara nilai-nilai untuk muka air pada elevasi
gelagar fondasi dan di bawah ‘segitiga’.
192
c1 H1 c2 H 2 c3 H 3 ... cn H n
crata rata (110)
Hi
H1 tan 1 H 2 tan 2 H 3 tan 3 ... H n tan n
rata rata tan 1 (111)
H i
Solusi:
Karena resultan reaksi tanah eksentris, maka digunakan luas daya dukung ekuivalen
persegi.
Karena, c = 0.
Nilai sudut geser dalam pada keadaan ultimit kondisi terkurangi dikalikan dengan
faktor reduksi dimana untuk ketentuan faktor reduksi dapat dilihat pada tabel berikut:
Pasif :
g*s (1) g*s g*s
* tan ((tan )/ KR)
-1
tan (KR tan )
-1
c* c/KRc KRc c
* tan (tan /KR)
-1
tan (KR tan )
-1
CATATAN: Nilai rencana berat volume tanah (g*s) adalah sama dengan
nilai nominal untuk semua perhitungan tekanan tanah
Sumber: Tabel 4.3.5-3 Nilai-nilai Rencana dari besaran-besaran tanah (Peraturan
Perencanaan Teknik Jembatan Volume 1 : Bagian 4-Fondasi)
193
Nilai sudut geser dalam ( ) yang direduksi = tan 1[ 0.8 ( tan 40 °) ] = 33.87 o
ϕ : 33.87 °
Untuk = 33.87 o, dapat diperoleh nilai Nq dan N g dari tabel faktor daya dukung.
kN
Nq : 29 γ s : 18
3
m
N : 29
γ :
Nγ
Nq 2
2 γ s : 18
kN
Nγ : 2 m
3
Nγ : 2 kN
Df : 4 m γ ' : 10
kN
3
D : 4 γ ' : 10 m
3
m
maka:
: 18.4
qu :
qu 18.40 290.5
29 10 10
0.50 B28
B 28
Tahap 2. Pada tahap ini hitung faktor reduksi akibat kemiringan beban yang bekerja
Beban vertikal
α : 10.70 °
Df
Df : 1.33
B : 1.33
B
Df
Dari gambar faktor reduksi (Ri), untuk : 1.33 dan : 10.70 ° Ri : 0.74
B
maka:
Maka:
qu : 1545.12 103.60 B
194
Tahap 3. Hitung eksentrisitas e dari reaksi tanah sebagai jarak reaksi terhadap titik O
Jumlah
jumlah momen
momen terhadap
terhadap OO
ee ==
Jumlah
Jumlah gaya vertikal
gaya vertikal
( 2500 2) ( 2400 1.50 ) 622.52
4
3627.68
e :
3
( 2500 ) ( 2400 )
e : 1.18 m
Tahap 4. Hitung luas daya dukung ekuivalen persegi. Sebagai alternatif, dimensi ini
e
dapat dimana: : 0.295
diperoleh langsung daridalam
dari grafik gambar dibawah
gambar didapatkan
di bawah ini: nilai:
D
Qu
FK ( dayadukung)
P
FK ( dayadukung) : 2.33
Jadi, faktor keamanan fondasi terhadap daya dukung yang diperoleh yaitu 2,33
dimana nilai ini kecil dari faktor keamanan yang disyaratkan 3, sehingga dapat
disimpulkan bahwa fondasi tidak aman terhadap stabilitas daya dukung.
195
Contoh perhitungan 3.8: Pemeriksaan stabilitas terhadap daya dukung untuk
fondasi dekat lereng (Tanah kohesif atau lempung)
Gambar di bawah ini menunjukan fondasi menerus pada puncak lereng lempung
jenuh. Perkirakan kapasitas dukung ultimit dengan metode Meyerhof.
Diketahui:
kN
γγ::18
18 kN
Berat jenis
volumetanah
tanah kN 3
γ : 18 3m
m3
ϕ : 0 m
°
Sudut geser
geser tanah
tanah ϕ : 0 °
Sudut geser tanah ϕ : 0 ° kN
Kohesi tanah
tanah c : 50kN 2
Kohesi c : 50 m
2
m
Tinggi tanah ke dasar fondasi Df : 1.6
Tinggi tanah ke dasar fondasi Df : 1.60 m
Lebar fondasi B : 1.6
Lebar fondasi B : 1.60 m
Tinggi lereng H : 8
Tinggi lereng H : 8 m
Jarak dari puncak lereng ke fondasi b : 0 m
Jarak dari puncak lereng ke fondasi b : 0 m
Solusi:
Karena fondasi berada pada puncak lereng tanah lempung maka persamaan
kapasitas dukung ultimit adalah:
qu : c Ncq
Df b Df
Diberikan: 1, 0 , karena 1 , maka gunakan Ns : 0
B B B
Dari Gambar 3.23 Modifikasi faktor kapasitas dukung fondasi dangkal pada tanah
Dari Gambar
nonkohesif 4.4.7-2 (BMS
berdekatan Code Bagian
dengan puncak4 lereng
Pondasi)
didapatkan nilai Ngq = 120.
196
Diperoleh:
Df b
1, 0 , sudut lereng, i : 30 °
B B
kN
qu : c Ncq 292.50
2
m
o
Dengan lebar fondasi 1,60 m, tinggi lereng 30 diperoleh kapasitas dukung ultimit
dengan metode Meyerhof sebesar 292,50 kN/m2.
197
Contoh perhitungan 3.9: Pemeriksaan stabilitas terhadap daya dukung untuk
fondasi dekat lereng (Tanah nonkohesif atau pasir)
Gambar di bawah ini menunjukkan fondasi sumuran pada puncak lereng tanah
nonkohesif. Perkirakan kapasitas dukung ultimit dengan metode Meyerhof.
g = 17 kN/m3
= 40o
c = 0 kN/m2
Diketahui:
kN
Berat jenis
volume tanah 17 kN
: 17
γγ :
Berat tanah 33
mm
Sudut geser
geser tanah
tanah ϕ : 40 °
Sudut ϕ : 40 °
kN
c : 0 kN 2kN
Kohesi tanah
Kohesi tanah c : 0 m2
2m
Tinggi tanah ke dasar fondasi m m
Df : 1.6
B f::1.6
1.6m
Tinggi tanah ke dasar fondasi
Lebar fondasi D m
Tinggi fondasi
Lebar lereng H : 1.6
B 8 mm
Jarak dari
Tinggi puncak lereng ke fondasi
lereng b :
H : 1.6
8 m m
Solusi:
Karena fondasi berada pada puncak lereng tanah nonkohesif maka persamaan
kapasitas dukung ultimit adalah:
qu : 0.5 γ B Nγ q
198
Df b
Diberikan: 1, 1 , sudut lereng, i : 30 ° dan ϕ : 40 °
B B
Dari Gambar 3.24 yaitu gambar modifikasi faktor kapasitas dukung fondasi dangkal
pada tanah nonkohesif berdekatan dengan puncak lereng didapatkan nilai Ngq = 120.
kN
qu : 0.5 γ B Nγ q 1632
2
m
Sehingga kapasitas dukung ultimate yaitu:
o
Dengan lebar fondasi 1,60 m, tinggi lereng 30 diperoleh kapasitas dukung ultimit
2
dengan metode Meyerhof sebesar 1632
kN kN/m .
3
qu : 0.5 γ B Nγ q 1.632 10
2
m
199
3.4.6 Pemeriksaan daya layan
Pemeriksaan daya layan pada fondasi diperlukan karena beban keadaan batas layan dapat
menyebabkan penurunan, pergeseran atau gulingnya fondasi sumuran seperti yang dilihat
pada gambar di bawah ini:
qu
qa untuk tanah nonkohesif (112)
2
qu
qa untuk tanah kohesif
3 (113)
Daya dukung rencana pada tiap titik di bawah fondasi akibat beban S.L.S dihitung sesuai
rumus dalam gambar berikut.
200
𝑷∗𝒎𝒂𝒙 𝑫𝟐
𝑷∗
𝑷𝒐∗ 𝑷𝒂∗
Dari grafik (a) diperoleh: dan dari Grafik (b) diperoleh:
𝑷∗𝒎𝒂𝒙 𝑫𝟐 𝑷∗𝒎𝒂𝒙 𝑫𝟐
Gambar 3.26 - Grafik untuk perhitungan tekanan maksimum dasar dan luas tekanan di bawah
fondasi sumuran bundar yang dibebani eksentris
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 9, 2017
201
𝑷∗𝒎𝒂𝒙 𝑩𝑳𝟐
𝑷∗
𝑷𝒆∗ 𝑷𝒂∗
Dari grafik (a) diperoleh: dan dari Grafik (b) diperoleh:
𝑷∗𝒎𝒂𝒙 𝑩𝑳𝟐 𝑷∗𝒎𝒂𝒙 𝑩𝒍𝟐
Gambar 3.27 - Grafik untuk perhitungan tekanan maksimum dasar dan luas tekanan di bawah fondasi sumuran
oval yang dibebani eksentris
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 9, 2017
202
Perbedaan Penurunan (Differential Settlement)
Perbedaan penurunan (Differential settlement) adalah penurunan bangunan yang tidak
merata dan dapat terjadi bila sifat tanah di bawah bangunan tidak homogen. Menurut SNI
8460 : 2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik, beda penurunan (differential settlement)
yang diperkirakan akan terjadi harus ditentukan secara saksama dan konservatif, serta
pengaruhnya terhadap bangunan di atasnya harus dicek untuk menjamin bahwa beda
penurunan tersebut masih memenuhi kriteria kekuatan dan kemampulayanan sebesar 1/300.
2) Pergeseran
Perpindahan lateral fondasi akibat gaya geser tergantung pada karakteristik tegangan-
regangan tanah. Besaran tersebut diukur dan digunakan pada perkiraan perpindahan
lateral.
Perpindahan lateral akibat geseran dianggap mencapai fondasi yang layan jika tahanan
lateral efektif dihasilkan oleh gesekan di bawah fondasi. Lihat gambar di bawah ini.
Tahanan lateral dihasilkan oleh kombinasi geser di bawah fondasi dan tekanan tanah
diam ‘at rest’.
Berikut gambar rencana kelayanan tekanan tanah lateral dan ketahanan geser dasar
dalam tanah kohesif berlapis.
Gambar 3.28 - Rencana kelayanan tekanan tanah lateral dan ketahanan geser dasar
dalam tanah kohesif berlapis
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 9, 2017
203
3) Rotasi terangkat
a) Fondasi pelat
Guling atau rotasi terangkat pada fondasi pelat dangkal jarang menjadi kriteria
perencanaan karena jika daya dukung maksimum rencana tidak melebihi daya
dukung izin maka umumnya gerakan yang terjadi hanya kecil.
b) Sumuran
Perbandingan lebar dengan kedalaman fondasi yang rendah dapat menyebabkan
terjadinya guling pada fondasi sumuran.
Fondasi sumuran dianggap berada pada keadaan batas layan yang cenderung
menyebabkan guling jika momen terhadap pertengahan dasar fondasi dapat ditahan
oleh bahan urug tanah nonkohesif.
Contoh perhitungan 3.10: Pemeriksaan kelayanan fondasi sumuran akibat
pergeseran lateral
Tahap 1.Solusi:
Hitung Gaya "Diam-at rest" pada fondasi
Tahap 1. Langkah pertama adalah menghitung gaya “Diam-at rest” pada fondasi
S’01
Hb = 2 m
P’01
2400 kN
S’02 P’02
h = 6m
P’03
P’04
Rs ’
Untuk tekanan tanah dalam keadaan diam maka faktor reduksi tidak diperlukan.
204
Sehingga:
1 2
P'o1 : k γ H B
2 0 b b
1 2
P'o1 : ( 1 sin ( 30 °) ) 19 2 7 133 kN
2
1 2
P'o3 : k0 γ s h D 2
2
1 2
P'o3 : ( 1 sin ( 20 °) ) 18 6 3 2 1279.11 kN
2
1 2
P'o4 : k γ h D 2
2 0 s
1 2
P'o4 : ( 1 sin ( 20 °) ) 18 6 3 2 1279.11 kN
2
Tahap 2. Hitung resultan gaya lateral yang cenderung menyebabkan pergeseran pada
dasar sumuran
Resultan : 79.8 133 900 1279 270 1279 1382.80 kN
205
Contoh perhitungan 3.11: Pemeriksaan kelayanan fondasi sumuran akibat gaya
yang cenderung menyebabkan guling atau rotasi terangkat.
Periksa kelayanan fondasi sumuran akibat gaya yang cenderung menyebabkan guling
atau rotasi terangkat. Tentukan apakah fondasi sumuran dalam contoh sebelumnya
dapat menahan gaya rem 400 kN dan beban hidup vertikal eksentris 1000 kN.
Solusi:
Reaksi tanah urug maksimum berkaitan dengan perubahan neto dalam tegangan dari
diam (at rest) sampai pasif dengan kp = 2.
2
H
R : kp k0 γ s b2
R k p k o γs 2H
b 2 0.5 17.2
2.4 2
7 520 kN
2.42 2
2
R : ( 2 0.5) 17.2 7 520.13 kN
2
Reaksi tersebut bekerja pada tinggi 6.67 m di atas dasar.
Reaksi tersebut bekerja pada tinggi 6.67 m di atas dasar.
1000 kN
Reaksi
tanah urug 400 kN
maksimum
0,15 m
Tanah urug
padat tidak
kohesif 0,5 m
6,67 m
Tahap 2. Karena tembok berputar terhadap dasar, maka hitung reaksi tanah urug yang
diperlukan untuk menahan semua gaya layan:
Tahap 3. Karena reaksi yang diperlukan adalah lebih kecil dari reaksi kelayanan izin
dalam tanah urug, sumuran dianggap layan.
206
Contoh perhitungan 3.12: Pemeriksaan kelayanan fondasi sumuran akibat
penurunan
Periksa kelayanan fondasi sumuran akibat penurunan. Tentukan apakah fondasi
sumuran yang dijelaskan pada contoh perhitungan sebelumnya adalah layan dengan
meninjau penurunan, bila beban hidup total yang bekerja adalah 1000 kN.
Solusi:
Tahap 1. Hitung resultan reaksi vertikal S.L.S pada fondasi.
Tahap1.
Tahap 1. Langkah
Hitung resultan
pertamareaksi vertikal
hitung S.L.Sreaksi
resultan pada vertikal
fondasi.S.L.S pada fondasi
( 2400 2500 1000)
Daya dukung rencana S.L.S fondasi = kN/sumuran
( 2400 2500
2 1000) kN/sumuran
Daya dukung rencana S.L.S fondasi =
2
2950
Tekanan daya dukung rencana = 417.34 kPa
2
π 1.5
Tahap 3. Hitung daya dukung izin qa, menggunakan rumus untuk bentuk sirkular yang
diberikan dalam Tabel faktor daya dukung dan faktor reduksi kekuatan modifikasi
berikut ini:
Sub tahap 4. Jelas bahwa konsep utama dari layanan adalah dengan meninjau
penurunan
207
3.4.7 Rencanakan fondasi untuk keawetan dan syarat struktural
Segi-segi perencanaan khas berikut untuk gelagar fondasi dan sumuran dibahas dalam
Bagian:
1) Keawetan beton bertulang.
2) Potongan kritikal untuk geser dan momen pada gelagar fondasi langsung dan gelagar
cap sumuran.
3) Rencana kapasitas geser dan momen ultimit dari dinding sumuran.
4) Rencana kapasitas geser dan momen ultimit pada hubungan antara sumuran dan gelagar
cap.
2) Potongan kritikal untuk geser dan momen pada gelagar fondasi langsung dan gelagar
cap sumuran
Rencana gaya geser dan momen lentur pada gelagar fondasi dan gelagar cap sumuran
akan mencapai nilai maksimum pada potongan kritikal yang dijelaskan dalam gambar di
bawah ini.
208
Potongan kritikal untuk ujung gelagar Potongan kritikal untuk tumit gelagar
a) Gelagar fondasi langsung-potongan kritikal untuk geser dan momen
209
3) Kapasitas geser dan momen dari fondasi sumuran
Dalam praktek, dimensi sumuran umumnya ditentukan oleh keperluan konstruksi.
Umumnya persyaratan konstruksi adalah 3 m untuk diameter luar dengan tebal dinding
300 mm. Tulangan nominal untuk sumuran dengan dimensi tersebut, umumnya akan
mempunyai kekuatan lebih.
Gaya geser dan momen lentur sepanjang sumuran dapat ditentukan dengan statika
sederhana, dengan meninjau tekanan tanah lateral yang dijelaskan dalam materi
sebelumnya. Tulangan spiral geser yang diperlukan, Av dapat diperkirakan sebagai
berikut:
vus* s
Av (114)
0,6 f sy f y
Keterangan:
vus * adalah rencana gaya geser yang dikurangi dengan kekuatan geser beton
(kekuatan geser beton umumnya secara konservatif dianggap nol terhadap
ketahanan geser)
s adalah jarak antar spiral
f sy , f y adalah kuat leleh dari tulangan spiral
0, 6 adalah faktor reduksi kapasitas dari peraturan jembatan
R adalah jari-jari spiral
S L 0, 6 u f sy A (115)
f
Keterangan:
Af adalah tulangan geser-gesek yang diperlukan
f sy adalah kuat leleh dari tulangan tegak-vertikal yang disediakan untuk menahan SL
u adalah faktor gesek (0,4 untuk beton diperkasar)
Kapasitas Momen
Untuk mengembangkan kapasitas momen penuh dari dinding sumuran pada gelagar cap,
tulangan dinding sumuran harus dijangkar ke dalam gelagar cap, panjang jangkar minimal
ditentukan dalam peraturan jembatan.
210
3.5 Perencanaan fondasi tiang
3.5.1 Umum
Fungsi utama dari fondasi tiang adalah untuk mentransfer beban ke lapisan tanah yang lebih
dalam yang dapat memikul beban kerja dengan faktor keamanan yang cukup agar tidak terjadi
keruntuhan dan tanpa menyebabkan penurunan yang dapat mengurangi fungsi struktur yang
dipikulnya.
Pada pedoman ini metode yang digunakan dalam perencanaan fondasi tiang adalah metode
analisis statik. Metode analisis statik dikategorikan sebagai metode analitik yang
menggunakan sifat-sifat kompresibilitas dan kekuatan tanah untuk penentuan kinerja dan
kapasitas tiang. Kapasitas tiang statik didapatkan dari penjumlahan tahanan tanah atau
batuan di sepanjang sisi tiang dan pada ujung tiang yang dapat menggunakan data sebagai
berikut:
1) Data uji laboratorium untuk menentukan parameter kuat geser tanah dan batuan di sekitar
tiang,
2) Data uji in-situ (Cone Penetration Test atau CPT atau sondir) dan uji penetrasi standar
(Standard Penetration Test atau SPT data),
Jika pengujian laboratorium tidak dilakukan dan data yang ada hanya data N-SPT maka untuk
memperkirakan nilai parameter tanah menurut Bowless, 1977 dapat digunakan tabel korelasi
seperti Tabel 3.7 (untuk tanah nonkohesif) dan Tabel 3.8 (untuk tanah kohesif).
Tabel 3.7 Nilai empiris untuk , Dr dan berat volume dari tanah nonkohesif atau
berbutir berdasarkan nilai N koreksi (N’)
Sangat Sangat
Deskripsi Lepas Sedang Padat
lepas Padat
Relatif density (Dr) 0-0,15 0,15-0,35 0,35-0,65 0,65-0,85 0,85-1
Nilai N’-SPT koreksi 0-4 4-10 10-30 30-50 > 50
Perkiraan sudut
25-30 27-32 30-35 35-40 38-43
geser dalam, (o)
Perkiraan berat
volume tanah, g 11-15,70 14,10-18,10 17,30-20,40 17,30-22 20,40-23,60
(kN/m3)
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017
Cheney dan Chassie (1993), menganjurkan tahanan gesek ultimit dengan mengabaikan
gaya-gaya pengunci partikel. Untuk perhitungan tahanan gesek dinding tiang pada endapan
kerikil:
1) Sudut geser dalam () maksimum 32o untuk kerikil yang terdiri dari partikel bulat yang
lunak.
211
2) Sudut geser dalam () maksimum 36o untuk kerikil yang terdiri dari partikel bersudut yang
keras.
Tabel 3.8 Nilai empiris untuk kuat tekan bebas (qu) dan konsistensi dari tanah
kohesif berdasarkan N koreksi (N’)
Sangat
Konsistensi Sangat lunak Lunak Sedang Kaku Keras
kaku
qu (kPa) 0-24 24-48 48-96 96-192 192-384 >384
Nilai N-SPT
0-2 2-4 4-8 8-16 16-32 >32
koreksi (N’)
CATATAN - Nilai korelasi tidak dapat diandalkan. Penggunaan hanya untuk perkiraan awal.
Analisis statik menghasilkan kapasitas tiang ultimit.
Untuk memperoleh kapasitas izin tiang (beban rencana tiang atau beban kerja) maka
kapasitas ultimit tiang dibagi dengan faktor aman tertentu. Tujuan memberikan faktor aman
adalah:
1) Untuk memberikan keamanan terhadap ketidakpastian metode hitungan yang digunakan,
2) Memberikan keamanan terhadap variasi kuat geser dan kompresibilitas dari tanah,
3) Meyakinkan bahwa bahan tiang cukup aman untuk mendukung beban yang bekerja,
4) Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang tunggal atau kelompok
tiang masih dalam batas-batas toleransi,
5) Untuk meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam di antara tiang-tiang yang masih
dalam batas-batas toleransi.
Besar daya dukung yang diizinkan ditentukan dengan membagi daya dukung ultimit dengan
faktor keamanan tertentu yang sesuai, nilai faktor keamanan minimum untuk fondasi dalam
berdasarkan SNI 8460:2017 adalah 2,5.
212
· Tidak boleh banyak mengurangi umur layanan jembatan.
2) Tahapan perencanaan
Tahap perencanaan fondasi tiang dapat dilihat Tabel 3.9, dimana pada tabel tersebut
akan memberikan suatu pendekatan sistematik untuk mencapai perencanaan tersebut.
Cara perhitungan bertahap di bawah ini menggunakan dimensi tersebut dan hasil
analisis untuk memeriksa bahwa fondasi tiang akan menjadi awet, stabil, layak dan
mempunyai kekuatan memadai. Bila salah satu tahap dalam perhitungan
mengungkapkan bahwa dimensi fondasi kurang memadai, maka dimensi tersebut harus
diperbaiki dan struktur dianalisis kembali.
Periksa apakah rencana kapasitas beban lateral ultimit melebihi rencana pembebanan
Tahap 2
lateral ultimit.
Periksa apakah lendutan lateral tidak menyebabkan keruntuhan dalam struktur tipe
monolitik bersatu, akibat pembebanan keadaan ultimit dan tidak melebihi nilai-nilai
yang wajar untuk semua tipe struktur pada keadaan beban layan. Umumnya
Tahap 4 pemeriksaan lendutan lateral hanya diperlukan pada tipe jembatan yang monolitik tidak
bersatu, bila dikhawatirkan akan terjadi perpindahan lateral besar akibat tanah lemah
atau lepas sekitar bagian atas tiang.
Periksa stabilitas keseluruhan untuk fondasi tiang bila kelompok tiang berada pada
Tahap 5
lereng tinggi dan terjal.
Tahap 6 Rencanakan tiang dan kepala tiang (pile cap) untuk keawetan dan syarat struktural.
213
3.5.3 Kapasitas aksial fondasi tiang pancang
Bagan alir perencanaan fondasi tiang pancang dapat dilihat pada Gambar 3.31
Mulai
Tahanan ujung
Untuk tiang dengan tiang persatuan
perpindahan dasar tiang berada dekat luas Metode
f s 2 N ' 100 kPa dengan antarmuka (interface) Meyerhof
dari dua lapisan dengan
Untuk tiang tanpa perpindahan lapisan tanah lunak berada di
f s N ' 100 kPa atas lapisan pendukung
Hitung Daya Hitung Daya
Dukung Sisi Dukung Ujung
Tiang, Tanah Tiang, Tanah
Lempung Lempung
Metode Metode
Meyerhof Meyerhof
Hitung Daya
Hitung Daya
Rs fs. As Dukung Ujung Rt qt. At
Dukung Sisi Tiang, Rt qt. At Tiang, Tanah Rs fs. As
fs.Cd .d Tanah Pasir
Pasir Metode fs.Cd .d
Metode Meyerhof
Meyerhof
Qu
Qa Hitung Daya Dukung Izin
FK
Selesai
Gambar 3.31 - Bagan alir perencanaan fondasi tiang pancang metode Meyerhof
214
Keterangan:
Qu adalah kapasitas ultimit tiang (kN)
pemancangan tiang, untuk fondasi dalam berbentuk lingkaran nilai Nc biasanya diambil 9.
Pokok perencanaan untuk keadaan beban batas ultimit adalah bahwa kapasitas aksial ultimit
tiang ( Qu ) harus melebihi beban aksial batas ultimit yang bekerja ( S ) yaitu:
Qu S (116)
Jika tiang mengalami pembebanan tekan, maka ada tiga cara untuk menahan beban tersebut
Gambar 3.32 yaitu dengan mengerahkan:
1) Tahanan gesek dinding tiang ( Rs ), dimana beban ditahan oleh gesekan dalam tanah
nonkohesif atau adhesi dalam tanah kohesif,
2) Tahanan ujung tiang ( Rt ) dimana beban ditahan pada dasar tiang,
3) Kombinasi dari tahanan gesek dinding tiang dan tahanan ujung tiang ( Qu ).
215
Qu Qu Qu
Tanah
Tanah lunak
Rs Tanah D D Rs
D lunak
lunak
Lapisan
Tanah DBb
keras
Batuan Rt Rt
Qu Rs Rt (117)
Atau
Qu f s As qt At (118)
Keterangan:
Qu adalah kapasitas ultimit tiang (kN)
Dalam analisis statik, suatu kedalaman pemancangan tiang coba-coba dipilih dan kapasitas
ultimit tiang ( Qu ) dihitung. Kapasitas ultimit meliputi perhitungan tahanan tanah dari seluruh
lapisan Gambar 3.33 yang meliputi tahanan gesek dinding tiang pada lapisan yang rentan
terhadap gerusan ( Rs1 ), tahanan gesek dinding tiang pada lapisan lempung lunak yang tidak
sesuai ( Rs 2 ) dan tahanan gesek dinding tiang pada material pendukung yang sesuai ( Rs 3 )
216
Qu Rs1 Rs 2 Rs3 Rt (119)
Beban rencana atau beban izin ( Qa ), adalah jumlah dari tahanan gesek dari material
pendukung yang sesuai dibagi dengan faktor aman. Qa dapat dihitung dalam bentuk
persamaan sebagai berikut:
Qu R Rt
Qa s (120)
FK FK
3.5.3.1 Kapasitas aksial tiang pancang dalam tanah nonkohesif (metode Meyerhof
berdasarkan data SPT)
1) Tahanan gesek rata-rata persatuan luas dari dinding tiang, fs (kPa) untuk tiang yang
dipancangkan pada tanah nonkohesif menurut Meyerhof (1976) dapat diambil sebagai
berikut:
a) Untuk tiang dengan perpindahan (tiang pipa ujung tertutup dan tiang beton pracetak)
dalam kPa:
'
f s 2 N 100 kPa (121)
217
2) Tahanan ujung persatuan luas dari tiang, qt (kPa) untuk tiang yang dipancangkan di
DB
kedalaman pada tanah nonkohesif (pasir dan kerikil) berdasarkan metode Meyerhof
dapat diambil sebagai berikut:
qt 400 N
'
o
' '
40 N B 40 N o DB 400 N
'
B
(123)
b
Keterangan:
b adalah lebar tiang atau diameter tiang (m)
DB adalah kedalaman penanaman tiang pada lapisan pendukung (m)
'
No adalah nilai N’-SPT koreksi rata-rata dari lapisan di atas lapisan pendukung
'
NB adalah nilai N’-SPT koreksi rata-rata dari lapisan pendukung
'
Nilai batas dari 400 N B dicapai ketika kedalaman tiang pada lapisan pendukung 10x
diameter tiang. Persamaan di atas diterapkan ketika dasar tiang berada dekat dengan
antarmuka (interface) dari dua lapisan dengan lapisan tanah lunak yang mana berada di
atas lapisan pendukung.
Untuk tiang pancang yang berada pada tanah nonkohesif seragam, maka tahanan ujung
tiang dapat dihitung sebagai berikut:
'
40 N B DB ' (124)
qt 400 N B
b
Nilai N-SPT koreksi (N’) berdasarkan pengaruh tegangan vertikal efektif akibat berat
sendiri dapat dihitung sebagai berikut:
N ' CN N (125)
Yang mana:
40
CN 0,77 log10 dan CN 2 (126)
0,021 p0
Keterangan:
p0 adalah tegangan overburden efektif
'
Nilai N B dihitung dengan meratakan nilai N ' pada zona 3x diameter di bawah dasar
tiang. Faktor koreksi ( CN ) dapat juga ditentukan dari grafik berikut ini:
218
Faktor koreksi, CN
Tekanan overburden
vertikal efektif (kPa)
Gambar 3.34 - Grafik untuk nilai N koreksi pada pasir akibat pengaruh
tegangan overburden efektif
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017
Contoh perhitungan 3.13: Kapasitas aksial tiang pancang dalam tanah nonkohesif
(metode Meyerhof berdasarkan data SPT)
Suatu fondasi tiang pancang memikul beban aksial struktur sebesar 600 kN. Tentukan
kapasitas aksial dengan metode meyerhof, hasil investigasi tanah diberikan pada gambar
di bawah ini (tanah nonkohesif):
1m
1m
DD
Pasir Pasir
Pasir
N’-SPT
N’-SPT
N’-SPT rata-rata
rata-arata = 25
rata-rata= =2525
g=18 kN/m
g g = 18 kN/m3
9 3
kN/m 3
Diketahui:
Diketahui:
Parameter Tanah:
kN
Berat jenis tanah jenuh γ sat : 20
3
m
219
kN
Berat jenis tanah γ : 18
3
m
Data fondasi:
2
Luas selimut tiang As : π b D 16m
1 2 2
Luas ujung tiang At : π b 0.07 m
4
Solusi
Untuk profil tanah seperti yang diperlihatkan pada gambar di atas, panjang tiang yang
dicoba yaitu, D = 17 m, diameter tiang beton berukuran 0,3 m.
Pada z : 0 p0 : γ 0 m 0 kPa
g 17 m 1 m 99.52 kPa
Pada z : 9 p0 : 18 kPa dry
2
Pada z : 17 p0 : 18 kPa γ dry 16 m 181.04 kPa
Tahap 2. Hitung nilai N'-SPT rata-rata N untuk setiap lapisan tanah pada soal ini nilai N'-
SPT rata-rata di sepanjang tiang yang tertanam ke dalam tanah adalah:
N : 25
Tahap 3. Hitung tahanan gesek dinding tiang persatuan luas, fs (kPa) untuk setiap lapisan
tanah menggunakan persamaan untuk tiang pancang dengan perpindahan sebagai berikut:
fs : 2 N 100 kPa
fs : 2 25 50
50 100 kPa
220
Tahap 4. Hitung tahanan gesek ultimit, Rs (kN)
Rs : fs As
Rs : fs As 801.106 kN
Tanah dekat ujung tiang adalah tanah pasir homogen, maka nilai N'-SPT rata-rata pada
lapisan pendukung adalah N = 25.
40 N kPa D
qt. : 56666.67 kPa
b
Rt : qt At 706.86 kN
Qu : Rs Rt 1508 kN
CATATAN:
Faktor aman harus dipilih berdasarkan metode kontrol konstruksi yang diperlukan. Untuk analisis
statik dianjurkan menggunakan FK pada rentang 2-4.
FK : 2.5
Qu
Qa : 603.19 kN > 600 kN
FK
Nilai daya dukung ijin tiang lebih besar daripada beban yang dipikul fondasi, sehingga
dimensi tiang yang direncanakan mencukupi.
221
3.5.3.2 Kapasitas aksial tiang pancang dalam tanah kohesif menggunakan metode
alpha
1) Tahanan gesek dinding tiang persatuan luas, fs (kPa) dapat dihitung dengan metode
tegangan total ( ) sebagai berikut:
fs ca cu (127)
Keterangan:
ca adalah adhesi (kPa) (Gambar 3.35)
qt cu Nc 9 cu (128)
Keterangan:
Nc adalah faktor kapasitas dukung tak berdimensi tergantung pada diameter dan
222
Kerikil
berpasir
atau pasir
Lempung
kaku
(a)
Lempung
lunak
Lempung
kaku
(b)
Lempung
(c )
Gambar 3.36 - Kurva hubungan antara faktor adhesi dan kohesi untuk
tiang pancang pada tanah lempung
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017
223
Contoh perhitungan 3.14: Kapasitas aksial tiang pancang dalam tanah kohesif
menggunakan metode alpha
Suatu fondasi tiang pancang memikul beban aksial struktur sebesar 600 kN. Tentukan
kapasitas aksial, hasil investigasi tanah diberikan pada gambar di bawah ini (tanah kohesif):
Lempung
Lem pung kenyal
cu = 53 kPa
c u = 80 kPa
g = 18 kN/m3
g sat = 17 kN/m 3
gsat = 20 kN/m3
25 m
Diketahui:
Parameter tanah:
kN
Berat jenis tanah γ sat : 20
3
m
Data fondasi:
1 2 2
Luas ujung tiang At : π b 0.07 m
4
Solusi:
Untuk profil tanah seperti yang diperlihatkan pada gambar di atas, panjang tiang yang
dicoba yaitu D = 17 m, diameter tiang beton pracetak berukuran 0,30 m.
224
Dengan memasukkan nilai cu ke dalam gambar di bawah ini untuk diameter tiang pancang
beton pracetak berukuran 0,30 m, maka didapatkan nilai adhesi yaitu:
ca : 55.8 kPa
Rs : fs As 894.03 kN
qt : 9 cu 477 kPa
Rt : qt At 33.72 kN
Qu : Rt Rs 927.75 kN
FK : 2.5
Qu
Qa : 371.10 kN < 600
FK
Jadi, beban aksial ultimit struktur yang dipukul sebesar 600 kN jika dibandingkan dengan
kapasitas yang ada sebesar 371,10 kN, maka dapat disimpulkan bahwa fondasi TIDAK
mampu memikul beban tersebut.
225
Fondasi tiang pancang pipa baja
Ada 2 jenis pipa pancang baja yang bisa digunakan, yakni fondasi tiang dengan ujung tertutup
(Closed-section foundation) dan Fondasi tiang dengan ujung terbuka (Open-section
foundation)
a) Fondasi tiang dengan ujung tertutup (Closed-section foundation)
Semua jenis fondasi termasuk fondasi tiang dengan ujung tertutup kecuali tiang baja profil
H. Karena geometri fondasi tiang dengan ujung tertutup yang sederhana, maka mudah
untuk menganalisis area daya dukung ujung tiang ( Rt ) dan area daya dukung sisi ( Rs ).
Untuk jenis fondasi ini, desain untuk nilai daya dukung ujung tiang ( Rt ) adalah area
potongan melintang (the solid-cross sectional) tiang yang menyentuh tanah dan desain
untuk nilai daya dukung sisi tiang ( Rs ) adalah area permukaan tiang yang menyentuh
tanah.
Pipa dengan ujung terbuka dibedakan atas 2 kondisi, yaitu unplugged open – section
foundation dan plugged open – section foundation.
Keterangan:
Qu adalah daya dukung ultimit tiang tunggal (kN)
CATATAN: Dalam penggunaan tiang pancang baja jenis ujung terbuka kondisi unplugged, tidak
dapat dipastikan besarnya daya dukung friksi bagian dalam tiang karena tidak diketahui kedalaman
tanah yang masuk ke dalam tiang, jika tanah benar-benar naik dan masuk ke dalam tiang maka
daya dukung friksi dalam dapat digunakan. Kondisi unpulged dapat digunakan jika dapat dibuktikan
melalui uji dinamik.
226
laju penetrasi tiang, dan sebagainya (Paikowsky and Whitman, 1990; Miller and
Latenegger, 1997).
Saat dipancangkan, pada titik tertentu tanah di dalam fondasi mulai kaku, dan tanah mulai
bergerak bersamaan dengan fondasi tiang, ini dinamakan dengan suatu kondisi ujung
fondasi tertutup tanah (plugged). Pada kondisi ini fondasi menjadi fondasi dengan ujung
tertutup (closed-end pipe).
Ketika tiang pancang pipa ujung terbuka menjadi tertahan (plugged), tiang pancang ini
memiliki area kontak sisi yang sama dengan tiang pancang pipa ujung tertutup (closed-end
pile), hanya menggunakan tahanan sisi keliling luar dari fondasi ketika menghitung daya
dukung sisi tiang, tidak termasuk friksi antara ujung tanah tertahan dan sisi di dalam
fondasi.
Keterangan:
Qu adalah daya dukung ultimit tiang tunggal (kN)
227
3.5.4 Kapasitas aksial fondasi tiang bor
Bagan alir perencanaan fondasi tiang bor dapat dilihat pada Gambar 3.37.
Mulai
Perhitungan Daya
Dukung Tiang Tunggal
Fondasi Tiang Bor
Untuk
cu Menentukan
Untuk No 15
Menentukan 1,5
nilai Pa nilai D 9
Nc 6 1 0, 2
Untuk N 60 15 b
Untuk No 15 Pasir berkerikil
Tanah berpasir dan kerikil
Untuk N 60 15 0,55 cu 1, 5
0, 55 0,1.
Pa qt Nc.Cu
N 60
.(1, 5 0,135 z ) 2 0, 06 z fs 2 N ' 100kPa
0,75
1, 5 0,135 z
15
cu
Untuk 1, 5 2, 5
Pa
fs .cu
fs .Po
Hitung daya
dukung sisi tiang Rs fs. As Rt qt. At
Hitung daya Rs fs. As
dukung sisi tiang
Qu
qt 1, 2 N 60 Po Po
0,8
Qa Hitung daya
qt 0, 59 N 60 dukung izin
FK
P
Selesai
Hitung daya dukung
ujung tiang
Rt qt. At
Gambar 3.37 - Bagan alir perencanaan fondasi tiang bor metode O’Neill dan Reese
228
Keterangan:
cu adalah kuat geser tak teralirkan (kPa)
adalah faktor adhesi
Pa adalah tekanan atmosfir
b adalah diameter dari tiang bor (m)
D adalah kedalaman pemancangan tiang (m)
p0 adalah tegangan overburden efektif pada lapisan tanah bagian tengah (kPa)
adalah koefisien transfer beban
z adalah kedalaman bawah muka tanah, pada lapisan tanah bagian tengah dari kedalaman (m)
N60 adalah nilai N rata-rata dari uji SPT (Koreksi hanya untuk efisiensi hammer) harus dibatasi
𝑝𝑢𝑘𝑢𝑙𝑎𝑛⁄
hingga 100 ( 𝑚)
Untuk fondasi tiang bor cetak di tempat dalam tanah nonkohesif harus direncanakan dengan
metode tegangan efektif untuk kondisi pembebanan terdrainase atau dengan metode empiris
didasarkan pada hasil uji in-situ.
1) Tahanan gesek dinding tiang persatuan luas, fs (kPa) dari tiang bor pada tanah
nonkohesif dengan metode harus dihitung sebagai berikut:
Untuk N60 15
Untuk N60 15
(133)
N 60
15
1, 5 0,135 z
Keterangan:
po adalah tegangan overburden efektif pada lapisan tanah bagian tengah (kPa)
229
N60 adalah Nilai N rata-rata dari uji SPT (Koreksi hanya untuk efisiensi hammer)
𝑝𝑢𝑘𝑢𝑙𝑎⁄
( 𝑚)
Untuk N60 15
2 0, 06 z (134)
0.75
2) Tahanan ujung tiang, qt (kPa) untuk tiang bor pada tanah nonkohesif menurut metode
O’Neil and Reese (1999) adalah:
Untuk N60 50 ,
Untuk N60 50 ,
Maka harus diperlakukan sebagai Intermediate Geo-Material (IGM). IGM adalah tanah
dengan sifat-sifat kekuatan yang berada antara tanah dan batuan. Untuk tanah
nonkohesif IGM didefinisikan oleh O’Neill dkk sebagai geomaterial atau berbutir sangat
padat dengan nilai SPT N60 antara 50–100. Sedangkan untuk tanah kohesif IGM
didefinisikan sebagai material yang memiliki kuat tekan bebas 478,8 kPa < qu < 4788
kPa.
0,8
Pa
qt 0,59 N 60 (137)
p0
Keterangan:
Pa adalah tekanan atmosfir
p0 adalah tegangan overburden efektif pada bagian ujung tiang (kPa)
230
N60 adalah Nilai N rata-rata dari uji SPT (Koreksi hanya untuk efisiensi hammer)
𝑝𝑢𝑘𝑢𝑙𝑎⁄
harus dibatasi hingga 100 ( 𝑚)
Nilai N-SPT harus juga dikoreksi terhadap efisiensi hammer ( N60 ) dengan persamaan
sebagai berikut:
ER (138)
N 60 N
60%
Keterangan:
ER adalah efisiensi hammer dalam persen (%), ER = 60% untuk convensional drop
1m
Muka Air Tanah
Pasir
17 m Pasir
N’-SPT rata-rata = 25
N’-SPTg rata-rata
= 18 kN/m3= 25
g = 9 kN/m 3
gsat = 20 kN/m3
gsat = 19 kN/m3
Diketahui:
kN
Berat jenis tanah γ : 18
3
m
kN
Berat jenis tanah jenuh γ sat : 20
3
m
Diameter fondasi b : 1 m
231
Kedalaman fondasi D : 17 m
2
Luas selimut tiang As : π b D 53.41 m
1 2 2
Luas ujung tiang At : π b 0.79 m
4
1 2 2
At : π b 0.79 m
Kedalaman bawah muka 4
tanah, padabawah
Kedalaman lapisanmuka
bagian
tengah dari kedalaman
tanah, pada lapisan bagian z : 8.5 m
tengah dari kedalaman
Solusi:
Solusi:
a. Hitung Daya dukung sisi tiang (Rs)
Solusi:
a. Hitung Daya dukung sisi tiang
Tahap 1. Tentukan nilai
Rs
a. Hitung Daya dukung sisi tiang
Tahap 1. Tentukan nilai β Rs
Nilai ditentukan berdasarkan jenis tanah fondasi (Lihat penjelasan pada bab ini untuk
Tahap 1. Tentukan nilai β
ER :bor
tiang 80% 0.8
pada (automatic
tanah trip hammer)
nonkohesif).
ER : 80% 0.8 (automatic trip hammer)
N60 : ER N 33.333
ER
N60 :60% N 33.33
ER
N60 : 60%
N 33.333
Karena jenis
60%tanah adalah pasir, maka untuk menghitung nilai β
menggunakan persamaan
Karena jenis tanah adalah berikut
pasir,ini.
maka nilai dihitung dengan persamaan berikut,
Karena jenis tanah adalah pasir, maka untuk menghitung nilai β
menggunakan persamaan berikut ini.
Untuk, N60 15 (Pada bagian ini, Lihat penjelasan pada bab
untuk tiang bor pada tanah non kohesif
Untuk, N60 15
Maka, β : 1.5 0.135 untuk z tiang
metoda
(Pada tegangan
bagian efektif
ini, Lihat atau β) pada bab
penjelasan
1.11 bor pada tanah non kohesif
metoda tegangan efektif atau β)
Maka, β : 1.5 0.135 z 1.156
Tahap 2. Hitung nilai tahanan gesek dinding tiang persatuan luas (f ) s
Maka, β : 1.5 0.135 z 1.156
fs : β p0
po merupakan tegangan overburden efektif pada lapisan tanah bagian tengah, berikut
perhitungan untuk nilai p0.
Pada z = 0 m, p0 : γ 0 m 0
232
p0 : 18 kPa g sat 9.81
kN
( 7.5 m) 94.42 kPa
3
Pada z = 8.5 m,
m
zz :
Maka: 6.5 mmpo : 59.545 kPa
nilai,
8.5
ppo :
0 tahanan kPa
Maka
Maka nilai,
nilai,besar
Sehingga 59.545
94.42 kPa dinding yaitu:
gesek
Sehingga
fs : 1.156besar tahanan
59.545 gesekkPa
68.834 dinding yaitu:
: 1.156
ffss : β p0 59.545
104.47 kPa
68.834 kPa
Tahap 3. Hitung daya dukung sisi tiang Rs
kN Rs
Tahap 3. Tahap
Hitung 3. Hitung daya
sisidukung
3 sisi tiang (Rs)
Rs : fdaya dukung
s As 3.579 10
tiang
R : f A 5579.59 kN 3
Rss : fss Ass 3.579 10 kN
b. Hitung Daya dukung ujung tiang Rt
b. Hitung Daya dukung ujung tiang (Rt)
b. Hitung Daya dukung ujung tiang Rt
Tahap 1. Hitung daya dukung ujung tiang
qt (q )
Tahap 1. Hitung tahanan ujung tiang t
Tahap 1. Hitung
Karena,daya
N60dukung
50 ujung tiang q t
Karena,
Maka, N
Maka, : 1.2
qqt60 50 N 40 kPa
60 kPa
R : qqdaya
Tahap 2. Hitung
Rt :
t
A dukung
31.42kN
tt Att 40
ujung
kN tiang Rt
: qt Atdaya
RtHitung
c. 40dukung
kN ultimit tiang (Q ) dan daya dukung ijin tiang (Q )
c. Hitung kapasitas aksial tiang u a
c. Hitung Tahap 1. aksial
Hitung daya dukung ultimit tiang (Qu)
Tahap 1. kapasitas tiang
Hitung daya dukung ultimit tiang Qu
Tahap 1. Qu : daya
Hitung Rs Rt 5611
dukung ultimit
Q : R R 3.619 10
3 u
kN tiang Q
kN
u s t
Tahap 2. Hitung daya dukung
3 ijin (Qa)
Qu : Rs Rt 3.619 10 kN
Tahap 2. Hitung daya dukung ijin Qa
(Nilai FK merupakan nilai faktor
FK : 2.5
Tahap 2. Hitung
keamanan,
FK : 3daya dukung ijin Qa digunaka FK
untuk contoh
(Nilai FK merupakan
= 2.5)
nilaisoal ini
faktor
keamanan, untuk contoh soal ini
digunaka
(Nilai FK = 3)
FK merupakan nilai faktor
FK : 3Qu keamanan, untuk contoh soal ini
Qa : Q 2244.4 kN
FKu 3 digunaka FK = 3)
Qa : 1.206 10 kN
FK
Qu 3
Qa : 1.206 10 kN
FK 233
Qu
Qa : 2244.40 kN
FK
Dari soal diketahui bahwa fondasi tiang bor memikul beban aksial ultimit struktur sebesar
700 kN, berdasarkan perhitungan kapasitas aksial tiang yang telah dilakukan bahwa daya
dukung tiang yang diijinkan yaitu sebesar 2244,40 kN. Dapat disimpulkan bahwa dimensi
fondasi tiang bor cukup kuat untuk memikul beban struktur yang ada.
1) Tahanan gesek dinding tiang persatuan luas, fs (kPa), untuk tiang bor pada tanah
kohesif dibebani terhadap kondisi pembebanan tak teralirkan dengan metode harus
diambil:
fs cu (139)
c (140)
0,55 untuk u 1,5
Pa
cu c (141)
0,55 0,1 1,5 untuk 1,5 u 2,5
Pa Pa
Keterangan:
cu adalah kuat geser tak teralirkan (kPa)
adalah faktor adhesi
Pa adalah tekanan atmosfir
Menurut (O’Neil dan Reese, 1999), ada bagian-bagian dari fondasi tiang bor yang tidak
memberikan konstribusi terhadap tahanan gesek dinding pada tiang, bagian-bagian
tersebut adalah dapat dilihat pada gambar Gambar 3.38.
234
1,5 m dari atas tiang
nonkonstribusi
Sekeliling selimut
beli non konstribusi
Ujung tiang
Gambar 3.38 - Bagian dari fondasi tiang bor yang diabaikan dalam
perhitungan tahanan gesek dinding tiang
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017
2) Tahanan ujung tiang persatuan luas, qt (kPa) dengan metode tegangan total diberikan
oleh O’Neill dan Reese (1999) sbb:
D
N c 6 1 0, 2 9
b (143)
Keterangan:
b adalah diameter dari tiang bor (m)
D adalah kedalaman pemancangan tiang (m)
cu adalah kuat geser tak teralirkan (kPa)
Nilai cu seharusnya ditentukan dari hasil uji laboratorium atau in-situ dari contoh tanah tak
terganggu yang diperoleh pada kedalaman 2x diameter di bawah ujung tiang. Jika tanah pada
kedalaman 2x diameter dari ujung tiang memiliki cu < 0,5 x 47,88 kPa, maka nilai dari Nc
harus dikalikan dengan 0,67.
Suatu fondasi tiang bor memikul beban aksial ultimit struktur sebesar 700 kN. Hitunglah
kapasitas aksial tiang bor, dimana hasil investigasi tanah diberikan pada gambar di bawah
ini:
235
0m
Muka Air Tanah
1m
Lempung kenyal
Lempung Kenyal
cu = 53 kPa
g = 53
Cu = 18kPa
kN/m3
ggsat
sat= =17
20kN/m
kN/m3
3
g’ = 7 kN/m3
17 m
Diketahui:
kN
Berat jenis tanah jenuh γ sat : 20
3
m
kN
Berat jenis tanah γ : 18
3
m
Tekanan atmosfir Pa : 2.12 47.88 kPa 101.51 kPa
Diameter fondasi b : 1 m
2
Luas selimut tiang As : π b D 53.41 m
1 2 2
Luas ujung tiang At : π b 0.79m
4
Solusi:
236
Maka nilai, α : 0.55
fs : α cu 29.15 kPa
D
Nc : 6 1 0.2 26.40
b
Rt : qt At 1098.93 kN
c. Hitung daya dukung ultimit tiang (Qu) dan daya dukung ijin tiang (Qa)
Qu : Rs Rt 2655.75 kN
FK : 2.5
Dari soal diketahui bahwa fondasi tiang bor memikul beban aksial ultimit struktur sebesar
700 kN, berdasarkan perhitungan kapasitas aksial tiang yang telah dilakukan bahwa daya
dukung tiang yang diizinkan yaitu sebesar 1062,30 kN. Dapat disimpulkan bahwa dimensi
fondasi tiang bor cukup kuat untuk memikul beban struktur yang ada.
237
3.5.5 Kapasitas aksial tiang berdasarkan data CPT atau sondir
Diagram alir kapasitas aksial tiang berdasarkan data CPT atau sondir menggunakan Metode
Nottingham dan Schmertmann dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Mulai
Jika tahanan Daya Dukung Daya Dukung Daya Dukung Daya Dukung
Jika tahanan
gesek dinding Sisi Tiang ( Rs ) Ujung Tiang ( Rt) Sisi Tiang ( Rs ) Ujung Tiang (Rt )
gesek dinding Hitung
diketahui
tidak tersedia tahanan
Hitung tahanan ujung tiang
ujung tiang
1 qc1 qc 2 Rs .' f s . As qc1 qc 2
Rs K ( ( f s . As )0 8b ( f s . As )8b D
2
Rs C f qc. As qt
2
qt
2
Hitung daya
ujung tiang Hitung daya
Rt qt . At Rt qt . At ujung tiang
Hitung daya Qu Rs Rt
dukung ultimit
Hitung daya Qu
Qa
dukung ijin FK
Selesai
Gambar 3.39 - Kapasitas aksial tiang berdasarkan data CPT atau sondir menggunakan
metode Nottingham dan Schmertmann
Metode ini adalah salah satu metode empiris yang digunakan untuk menghitung kapasitas
ultimit tiang berdasarkan data sondir (CPT).
1) Tahanan ujung tiang persatuan luas untuk Metode Nottingham dan Schmertmann dapat
ditentukan seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.40.
qc1 qc 2
qt (144)
2
Keterangan:
qc1 adalah nilai qc rata-rata dari ujung tiang sampai 0,7D-4D di bawah ujung tiang (kPa)
qc 2 adalah nilai qc rata-rata dari ujung tiang sampai 8D di atas ujung tiang (kPa)
238
Selubung dari nilai
qc minimum
Kedalaman
2) Tahanan gesek dinding tiang, Rs (kN) untuk tiang yang dipancangkan pada tanah
nonkohesif dapat diambil sbb:
1
(145)
Rs K f s As f s As
8b D
2 0 8 b
Keterangan:
K adalah rasio tahanan gesek dinding tiang persatuan luas terhadap gesekan
konus (Gambar 3.41) sebagai suatu fungsi dari kedalaman penetrasi penuh ( D
)
fs̅ f adalah tahanan gesek dinding tiang rata-rata persatuan luas (kPa)
239
K untuk tiang beton
K untuk tiang pipa baja bujur sangkar
D/b
Gambar 3.41 - Kurva rencana penetrometer untuk gesekan dinding tiang pada tanah
nonkohesif
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017
Jika data gesekan konus tidak tersedia, maka Rs dapat ditentukan dari tahanan ujung
konus sebagai berikut:
Rs C f q A c s
(146)
Keterangan:
C f adalah koefisien sisi tiang yang diperoleh dari Tabel 3.10
Tipe tiang Cf
240
Tahanan gesek dinding tiang, Rs (kN) pada tanah kohesif dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:
Rs ' f s As (147)
Keterangan:
' adalah rasio tahanan batang tiang terhadap gesekan ujung konus (Gambar 3.42)
Ratio gesek
tiang pada
Penetrometer,
’
Contoh perhitungan 3.17: Kapasitas ultimit tiang dengan data CPT atau Sondir
Hitunglah kapasitas ijin tiang dengan menggunakan data CPT atau sondir, jenis tanah
berupa tanah kepasiran (nonkohesif).
Diketahui:
Rata-rata tahanan gesek dinding pada kedalaman 0-8b fs1 : 20 kPa
Rata-rata tahanan gesek dinding pada kedalaman 8b-D fs2 : 30 kPa
Rasio tahanan batang tiang terhadap gesekan ujung konus α' : 0.60
qc rata-rata dari ujung tiang sampai 0.7D-4D di bawah ujung tiang qc1 : 200 kPa
qc rata-rata dari ujung tiang sampai 8D di atas ujung tiang qc2 : 300 kPa
241
Solusi:
Tahap 1. Hitung luas selimut fondasi yang direncanakan untuk masing-masingn rentang
kedalaman
2
As1 : Cd 8 b 16.08 m (Kedalaman 0-8b)
2
As2 : Cd ( D 8 b) 59.31 m (Kedalaman 8b-D)
1
Rs K 1 fs As 08b fs As 8bD
Rs K 2 fs A s 08b fs A s 8bD
2
qc1
Tahap 1. Hitung
qt :
qc2 ujung tiang persatuan luas
tahanan
250 kPa q t
2
qc1 qc2
Tahap
qt : 2. Hitung daya
250dukung
kPa ujung tiang (Rt)
2
1 2 2
At : π b 0.5 m (Luas dasar tiang)
4
Tahap 2. Hitung daya dukung ujung tiang Rt
Rt : qt At 125.66 kN
2
π b
t : 4 daya
c. AHitung 0.503 (Luas dasar
dukung ultimit tiangtiang)
(Qu)
Qu : Rs Rt 1677.86 kN
t : qt Adaya
d.RHitung t 125.664 kN tiang (Qa)
dukung ijin
Daya dukung izin tiang (Qa) diperoleh dengan cara membagi daya dukung ultimit tiang
terhadap faktor keamanan.
c. Hitung daya dukung ultimit tiang Qu
Qu 3
Qu : Rs Q aR: 10 kN
671.14
1.678
t 2.5 kN (2.5 merupakan faktor keamanan yang diambil)
Jadi daya dukung izin fondasi yang diperoleh untuk diameter 0,80 m dengan kedalaman
d. Hitung daya dukung ijin tiang Qa
fondasi tertanam 30 m adalah
671,14 kN.
Qu 242
Qa : 559.287 kN (3 merupakan faktor keamanan yang diambil)
3
3.5.6 Kapasitas tiang pada tanah berlapis
Kapasitas ultimit dari tiang pada tanah berlapis dapat dihitung dengan kombinasi metode-
metode yang dijelaskan sebelumnya untuk tanah nonkohesif dan tanah kohesif.
Bagaimanapun tanah sering terjadi dalam lapisan berbagai tipe tanah dan tahanan total
tergantung pada:
1) Letak dasar tiang
Pada umumnya tiang dalam tanah kohesif mempunyai tahanan permukaan relatif tinggi
dan tahanan dasar yang rendah dan dalam tanah nonkohesif, berlaku sebaliknya.
Dengan demikian dalam tanah berlapis letak dasar tiang adalah sangat penting.
Gesekan permukaan total dari perpaduan lapisan nonkohesif dan lapisan kohesif adalah
jumlah gesekan permukaan dari lapisan-lapisan penyumbang. Dalam kasus lapis-lapis
nonkohesif, tegangan vertikal efektif diambil sebesar nilai terkecil dari tegangan efektif aktual
dan tegangan efektif batas dihitung dengan anggapan bahwa semua lapis tanah mempunyai
besaran-besaran sama seperti lapis yang ditinjau.
Jika diperhatikan (Gambar 3.43) dimana lapisan tanah yang mengalami penurunan (tanah
lempung lunak) dengan muka air di atas permukaan tanah lempung, kemudian di atas
lapisan tanah lempung tersebut diletakkan tanah timbunan baru (pasir). Akibat berat
timbunan, tekanan air pori akan bertambah.
Kondisi ini merupakan kondisi yang serius, karena penempatan tanah timbunan di atas
tanah lunak biasanya diikuti oleh penurunan yang besar. Sedangkan tanah timbunan
sering terdiri dari tanah granular dengan kuat geser yang tinggi yang menghasilkan gesek
dinding negatif yang berkapasitas tinggi (Gambar 3.43).
243
Gambar 3.43 - Penurunan di sekitar tiang yang mendukung kepala jembatan yang
menyebabkan gaya gesek dinding negatif
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017
Jika gesek dinding negatif terjadi pada tanah lempung, maka kecepatan pembebanan
harus dipertimbangkan.
Briaud dan Tucker (1993) memberikan beberapa kriteria untuk mengidentifikasi kapan
gaya gesek dinding negatif terjadi. Jika salah satu dari kriteria ini ditemui maka gaya gesek
dinding negatif harus dipertimbangkan dalam perencanaan. Kriteria tersebut adalah:
a) Penurunan total dari permukaan tanah akan lebih besar dari 100 mm,
b) Penurunan total dari permukaan tanah sesudah pemancangan tiang lebih besar dari
10 mm (0,4 in),
c) Tinggi timbunan yang diletakkan di atas permukaan tanah lebih dari 2 m,
d) Ketebalan lapisan lempung lunak lebih besar dari 10 m (33 ft),
e) Muka air tanah terendah lebih dari 4 m (13 ft),
f) Panjang tiang lebih dari 25 m (82 ft).
Qs ca As (148)
Untuk tanah nonkohesif yang berada di atas lapisan tanah yang terkonsolidasi dihitung
dari tahanan gesek dinding tiang pada tanah nonkohesif.
244
Tahap-tahap untuk menganalisis gaya gesek dinding negatif:
Tahap 1. Tentukan sifat-sifat tanah dan profil tanah untuk menghitung penurunan.
Tahap 2. Tentukan kenaikan tegangan ( p ) terhadap kedalaman akibat beban
timbunan.
q B B B
p 1 2 1 2 1 2 (149)
B2 B2
q g H (150)
Keterangan:
g adalah berat volume tanah timbunan (kN/m 3)
H adalah tinggi timbunan (m)
B1 B2 1 B1
1 radian tan 1 tan z (151)
z
B1
2 tan 1 (152)
z
Sub tahap 3. Hitung penurunan tanah untuk lapisan tanah di sepanjang tiang yang
tertanam.
a) Tentukan parameter uji konsolidasi untuk setiap lapisan tanah dari hasil uji konsolidasi
di laboratorium,
b) Hitung penurunan dari setiap lapisan tanah menggunakan persamaan penurunan,
c) Hitung penurunan total di sepanjang tiang yang tertanam dimana sama dengan jumlah
penurunan dari setiap lapisan tanah. Jangan memasukkan penurunan tanah di bawah
ujung tiang dalam perhitungan.
245
Sub tahap 4. Tentukan panjang tiang yang akan mengalami gaya gesek dinding negatif.
Gaya gesek dinding negatif terjadi akibat penurunan antara tanah dan tiang. Jumlah
penurunan antara tanah dan tiang perlu untuk mengerahkan gaya gesek dinding negatif
sekitar 10 mm. Namun gaya gesek dinding negatif akan terjadi pada sisi tiang di setiap
lapisan tanah dengan penurunan lebih besar dari 10 mm.
Sub tahap 5. Tentukan besarnya gaya gesek dinding negatif ( Qs ).
Metode yang digunakan untuk menghitung gaya gesek dinding negatif di sepanjang tiang
yang ditentukan pada Sub tahap 4 harus sama dengan metode yang digunakan untuk
menghitung tahanan gesek dinding ultimit (positif) kecuali gaya dalam arah yang
berlawanan.
Sub tahap 6. Hitung kapasitas tiang ultimit dari tahanan gesek dinding tiang positif dan
tahanan ujung tiang ( Qu ).
Tahanan ujung dan tahanan gesek positif akan terjadi pada kedalaman dimana
pergerakan tanah-tiang relatif kurang dari 10 mm.
net
Sub tahap 7. Hitung kapasitas tiang ultimit neto ( Qu )
Qunet Qu Qs (153)
Sub tahap 8. Pertimbangkan alternatif untuk memperoleh kapasitas tiang ultimit neto yang
lebih tinggi
Alternatif yang digunakan mencakup:
a) Penggunaan coating bitumen pada tiang untuk mengurangi tahanan gesek dinding
negatif,
b) Penggunaan tiang yang lebih panjang,
c) Dilakukan perbaikan tanah dengan metode pembebanan awal dan drainase vertikal
untuk mengurangi penurunan sebelum pemasangan tiang,
d) Penggunaan timbunan ringan untuk mengurangi gaya gesek dinding negatif dll.
3.5.8 Kapasitas gaya angkat aksial dari tiang
Kadang-kadang tiang harus dirancang untuk kuat menahan gaya angkat aksial. Tahanan
gaya angkat aksial yang merupakan tahanan gesek dari dinding tiang dengan tanah di
sekitarnya. Pada tiang bor, tambahan gaya angkat aksial dapat diberikan dengan pembesaran
pada ujungnya.
Bila fondasi tiang dirancang untuk menahan gaya angkat aksial, maka perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
1) Kapasitas gaya angkat aksial dari tiang tunggal
Perencanaan dari tiang untuk kondisi pembebanan gaya angkat (uplift) sudah menjadi
semakin penting untuk struktur yang mengalami beban gempa (seismic loading). Dalam
beberapa kasus kapasitas gaya angkat tiang menentukan persyaratan pemancangan
tiang minimum,
2) Kapasitas gaya angkat aksial dari kelompok tiang
Kapasitas gaya angkat dari kelompok tiang sering menjadi faktor yang penting untuk
menentukan persyaratan kedalaman pemancangan tiang minimum dan dalam beberapa
246
kasus dapat mengontrol perencanaan fondasi. Beberapa kondisi umum dimana kapasitas
gaya angkat kelompok tiang secara signifikan dapat mempengaruhi perencanaan fondasi
mencakup cofferdam, konstruksi jembatan segmental kantilever, gempa, tumbukan kapal
atau beban benda hanyutan.
a) Kapasitas gaya angkat kelompok tiang menurut AASHTO
AASHTO specifications (2002) menggunakan nilai terendah dari tiga kriteria di bawah
ini untuk perhitungan kapasitas gaya angkat dari kelompok tiang. Tiga kriteria tersebut
adalah:
· Kapasitas gaya angkat dari kelompok tiang adalah kapasitas gaya angkat dari
tiang tunggal dikali dengan jumlah tiang dalam satu kelompok tiang. Kapasitas
gaya angkat tiang tunggal adalah 1/3 dari tahanan sisi tiang yang dihitung dengan
metode analisis statik, atau ½ dari beban runtuh yang ditentukan dari uji gaya
angkat tiang,
· 2/3 dari berat efektif dari kelompok tiang dan tanah dalam suatu blok yang
didefinisikan sebagai keliling dari kelompok tiang dan panjang tiang yang tertanam,
· ½ dari berat efektif dari kelompok tiang dan tanah dalam suatu blok yang
didefinisikan oleh keliling dari kelompok tiang dan panjang tiang yang tertanam
ditambah ½ total tahanan geser tanah pada keliling permukaan dari kelompok
tiang.
b) Metode Tomlinson, 1994 untuk menghitung kapasitas gaya angkat kelompok tiang.
· Kapasitas gaya angkat aksial dari kelompok tiang ( Qug ) adalah jumlah dari 3
komponen, yaitu:
- Berat pelat kepala tiang (pile cap) ditambah berat tanah di atasnya jika ada,
- Berat tanah di dalam blok,
- Tahanan gesek tanah disekitar area blok.
· Tiang dalam tanah nonkohesif
Berat tiang yang berada dalam area kelompok tiang dapat dianggap sama dengan
berat tanah yang dipindahkan. Untuk tanah nonkohesif, cara transfer tiang dari
tiang ke tanah sekitarnya merupakan masalah yang kompleks, yang bergantung
pada elastisitas tiang, lapisan tanah dan gangguan tanah waktu pemasangan
tiang.
Blok tanah
terangkat oleh tiang
247
- Tiang dalam tanah kohesif
Blok tanah
terangkat oleh tiang
Tahanan kelompok tiang dalam menahan gaya tarik ke atas ( Qug ) dinyatakan
dalam persamaan berikut:
Keterangan:
D adalah kedalaman blok (m)
B adalah lebar kelompok tiang (m)
Z adalah panjang dari kelompok tianh (m)
cu1 adalah kohesi undrained tanah rata-rata di sekitar kelompok tiang
(kN/m2)
Wg adalah berat total dari tanah dalam kelompok tiang + berat tiang + berat
pelat kepala tiang (pile cap) (kN)
3.5.9 Reduksi kapasitas aksial untuk beban miring atau tiang miring
Kapasitas aksial dari tiang panjang fleksibel biasa dikembangkan tanpa tergantung dari
kapasitas lateral. Dengan demikian, tiang vertikal yang memikul beban miring atau tiang
miring, boleh dipertimbangkan sebagai tiang vertikal ekivalen yang memikul beban yang
dihitung kembali untuk arah vertikal dan horizontal. Hal ini tidak benar untuk tiang pendek dan
fondasi sumuran.
Banyak cara untuk menganalisis kelompok tiang yang mendukung beban lateral dan momen,
salah satunya adalah hitungan cara analitis. Dalam cara ini besarnya gaya yang bekerja pada
masing-masing kelompok tiang di dalam kelompoknya dilakukan dengan asumsi dimana
kelompok tiang dianggap sabagai satu sistem statik tertentu dengan mengabaikan pengaruh
tanah, dan tiang-tiang hanya dianggap menahan gaya desak dan tarik. Langkah hitungannya
sebagai berikut:
248
1) Hitung resultan gaya-gaya yang bekerja pada tiang-tiang. Uraikan resultan gaya R
menurut sumbu vertikal dan horizontal.
2) Hitung gaya vertikal yang terjadi pada masing-masing tiang (tiang hanya dianggap
menahan gaya vertikal). Beban vertikal pada masing-masing tiang dihitung dengan
persamaan berikut:
Qv
V M x M y
y x
(155)
n x y 2 2
M x ey V (156)
M y ex V (157)
Keterangan:
Qv adalah beban vertikal pada masing-masing tiang (kN)
n adalah jumlah tiang
x, y adalah berturut-turut jarak-jarak tiang terhadap sumbu x dan y
V adalah jumlah beban vertikal yang bekerja pada pusat kelompok tiang
ex , ey adalah berturut-turut eksentrisitas searah sumbu x dan y
Mx, My adalah berturut-turut momen terhadap sumbu x dan y
y
ex
S1 Mx
ey
x
S1
My
S2 S2
ex
249
Masing-masing tiang dianggap mendukung beban aksial Q1 , Q2 ,… Qn . Besarnya
beban aksial pada tiang miring adalah:
Qv
Qn (158)
cos
Keterangan:
adalah sudut antara tiang dengan sumbu vertikal
Gaya vertikal yang didukung oleh tiang miring dengan kemiringan ctg m (m
vertikal:1 horizontal) sehingga persamaan juga dapat ditulis sebagai berikut:
1 m
2
Qn Qv (159)
m
Untuk tiang-tiang yang dipancang tegak maka:
Qn Qv (160)
Qv Qn
Qh atau Qh
1 m
m 2 (161)
Kapasitas kelompok tiang tidak selalu sama dengan jumlah kapasitas tiang tunggal yang
berada dalam kelompoknya. Hal ini terjadi jika tiang dipancang dalam lapisan pendukung yang
mudah mampat atau dipancang pada lapisan tanah yang tidak mudah mampat namun di
bawahnya terdapat lapisan lunak.
Efisiensi kelompok tiang yang mendukung beban fondasi didefinisikan sebagai rasio dari
kapasitas ultimit dari kelompok tiang terhadap jumlah kapasitas ultimit dari tiang tunggal yang
berada dalam kelompoknya, dapat digambarkan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
Qug
g (162)
n Qu
Keterangan:
g adalah efisiensi kelompok tiang
250
ultimit dari tiang tunggal. Hal ini disebabkan kerena adanya tumpang tindih (overlap)
dari zona pemadatan tanah disekitar tiang tunggal dimana tahanan gesek dinding
tiang bertambah. Tiang dalam kelompok dengan jarak dari pusat ke pusat lebih besar
dari 3x diameter tiang rata-rata umumnya berkelakuan sebagai tiang tunggal.
Pada kelompok tiang yang dasarnya bertumpu pada lapisan lempung lunak dengan
artian perencanaan fondasi yang hanya mengandalkan friksi saja sebagai daya
dukungnya, faktor aman terhadap keruntuhan blok harus diperhitungkan terutama
untuk jarak tiang-tiang yang dekat. Pada tiang yang dipasang pada jarak yang besar,
tanah di antara tiang tidak bergerak sama sekali ketika tiang bergerak ke bawah oleh
akibat beban yang bekerja. Tetapi jika jarak tiang terlalu dekat maka saat tiang turun
oleh akibat beban, maka tanah diantara tiang juga ikut bergerak turun. Pada kondisi
ini, kelompok tiang dapat dianggap sebagai satu tiang besar dengan lebar yang sama
dengan lebar kelompok tiang.
251
· Untuk tiang pada tanah lempung dengan kuat geser tak teralirkan kurang dari 95
kPa dan kepala tiang kontak dengan tanah, maka efisiensi kelompok tiang () = 1
dapat digunakan,
· Untuk kelompok tiang pada tanah lempung dengan kuat geser tak teralirkan lebih
dari 95 kPa, maka efisiensi kelompok tiang 1 dapat digunakan,
· Hitung kapasitas ultimit kelompok tiang terhadap keruntuhan blok menggunakan
prosedur yang telah ditentukan,
· Tiang pada tanah kohesif tidak harus dipasang pada jarak dari pusat ke pusat
tiang kurang dari 3x diameter tiang rata-rata dan tidak kurang dari 1 m.
D B (164)
N c 5 1 1 9
5 B 5z
252
Gambar 3.48 - Kelompok tiang dalam tanah lempung yang bekerja sebagai blok
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017
253
Contoh perhitungan 3.18: Kapasitas ultimit untuk pengaruh kelompok tiang
Untuk profil tanah seperti gambar di bawah ini, hitunglah kapasitas kelompok tiang pada tanah
kohesif. Dimana jumlah tiang dalam kelompok tiang adalah 24 buah seperti pada gambar
rencana fondasi tiang di bawah ini dan kapasitas tiang ultimit sebesar 1830 kN.
Lempung berlanau
sedang
g = 19 kN/m3
g’ = 9.2 kN/m3
Lempung berlanau
kenyal
g = 19.5 kN/m3
g’ = 9.7 kN/m3
Lempung berlanau
sangat kenyal
g = 20.3 kN/m3
g’ = 10.5 kN/m3
254
Gambar rencana fondasi tiang
Diketahui:
cu1 adala kuat geser tak teralirkan rata-rata pada kedalaman dari tiang yang tertanam pada
tanah kohesif disepanjang keliling kelompok tiang, sesuai gambar profil tanah di atas terdapat
3 lapis tanah yaitu:
Lapisan 1 cu1 : 33 kPa
cu2 adalah kuat geser tak teralirkan rata-rata dari tanah kohesif pada dasar kelompok tiang
pada sampai kedalaman 2B di bawah ujung kelompok tiang:
255
Solusi:
Sub tahap 2. Tahap kedua yaitu mengitung kapasitas ultimit dari kelompok tiang, Qug (kN)
Tahanan gesek dinding dari kelompok tiang terhadap keruntuhan blok adalah:
Lapisan
Lapisan 2:
2: R : 2 ( 9.5) ( 3.36 10.86) ( 93) 25127 kN
sg2 : 2 ( 9.5) ( 3.36 10.86) ( 93) 25127
Rsg2 kN
Lapisan
Lapisan 3:
3: R : 2 ( 2.5) ( 3.36 10.86) ( 157) 11163 kN
sg3 : 2 ( 2.5) ( 3.36 10.86) ( 157) 11163
Rsg3 kN
Kapasitas ultimit dari kelompok tiang pada tanah kohesif harus diambil lebih rendah dari
kapasitas ultimit kelompok tiang yang dihitung terhadap keruntuhan blok. Kapasitas ultimit dari
kelompok tiang dihitung sebesar 24 x 1830 kN = 43920 kN dan nilai ini lebih rendah dari
kapasitas ultimit tiang terhadap keruntuhan blok 94554 kN, sehingga keruntuhan blok tidak
menjadi suatu masalah.
256
Gesekan antara
tiang dan tanah
Tahanan tanah akibat beban lateral adalah suatu kombinasi dari tekanan tanah dan
tahanan geser tanah seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.49.
Tekanan lateral
neto terhadap
tanah
Gesekan antara
tiang dan tanah
Tanah, tiang dan parameter beban memiliki pengaruh yang penting terhadap kapasitas
beban lateral dari tiang. Faktor-faktor yang mempengaruhi parameter ini adalah:
· Parameter tanah
- Tipe tanah dan sifat-sifat fisik dari tanah seperti kuat geser, sudut geser,
kepadatan, level muka air, dan kadar air,
- Koefisien reaksi subgrade horizontal (kN/m3).
· Parameter tiang
- Sifat-sifat fisik seperti bentuk, material dan dimensi,
- Kondisi kepala tiang,
- Metode penempatan tiang seperti dipancang (driving), semprotan (jetting),
- Aksi kelompok tiang.
· Parameter beban lateral
- Statik atau dinamik,
- Eksentrisitas,
- Metode perencanaan kapasitas lateral.
Pendekatan perencanaan dasar untuk analisis kapasitas tiang lateral dari tiang vertikal
dapat ditentukan dengan dua metode yaitu:
· Metode uji beban lateral
· Metode Analitik
- Metode Broms (metode semi grafis),
- Metode Reese (metode beda hingga /finite difference).
257
CATATAN:
Pada bagian ini hanya membahas metode Broms untuk menentukan kapasitas lateral tiang,
namun metode ini hanya dipakai untuk perkiraan awal, untuk tahap lanjut bisa digunakan
metode lainnya, seperti Metode Evans dan Duncan, Metode Reese, dll
Adapun tahap-tahap prosedur metode Broms untuk kapasitas lateral tiang
tunggal adalah:
Tahap 1. Menentukan tipe tanah umum (yaitu tanah kohesif atau nonkohesif) pada
kedalaman kritis di bawah muka tanah kira-kira 4 – 5 kali diameter tiang).
Tahap 2. Menentukan koefisien reaksi subgrade horizontal ( K h ) pada kedalaman
kritis untuk tanah kohesif dan tanah nonkohesif.
a) Untuk tanah kohesif
n1 n2 80 qu (165)
Kh
b
Keterangan:
qu adalah kuat tekan bebas (kPa)
b adalah lebar atau diameter tiang (m)
n1 dan n2 adalah koefisien empiris Tabel 3.11
Kh (kN/m3)
Kerapatan tanah
di atas muka air di bawah muka air
Lepas 1,900 1,086
Medium 8,143 5,429
Padat 17,644 10,857
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017
258
Tahap 3. Menyesuaikan Kh dengan pembebanan dan kondisi tanah
a) Beban siklik (untuk beban gempa) pada tanah nonkohesif
1
· K h K h dari langkah 2 untuk medium hingga tanah padat
2
1
· K h K h dari langkah 2 untuk tanah lepas
4
b) Beban statik mengakibatkan rangkak pada tanah (tanah kohesif)
· Lempung terkonsolidasi normal lunak dan sangat lunak
1 1
K h K h dari langkah 2
3 6
· Lempung kaku dan sangat kaku
1 1
K h K h dari langkah 2
4 2
Tahap 4. Penentuan parameter tiang
· Modulus elastisitas, E (MPa)
· Momen inersia, I (m4)
· Modulus penampang, S (m3)
· Tegangan leleh dari material tiang, f y (MPa) untuk baja atau kuat tekan
ultimit, fc ' (MPa) untuk beton
· Panjang tiang, D (m)
· Diameter atau lebar tiang, b (m)
· Eksentrisitas dari beban yang diterapkan, ec untuk tiang ujung bebas, yaitu
jarak vertikal antara permukaan tanah dan beban lateral (m)
· Faktor bentuk tak berdimensi, Cs hanya untuk tiang baja
· Gunakan 1,3 untuk tiang dengan penampang melintang lingkaran
· Gunakan 1,1 untuk penampang tiang H ketika beban lateral diterapkan
dalam arah dari momen penahan maksimum (normal terhadap sayap)
· Gunakan 1,5 untuk penampang tiang H ketika beban lateral diterapkan
dalam arah dari momen penahan minimum (paralel terhadap sayap)
· M y , momen penahan dari tiang
· M y Cs f y S , dalam kNm untuk tiang baja
M y f 'c S , dalam kNm untuk tiang beton
Kh b
· h 4 , untuk tanah kohesif
EI
259
Kh
· 5 , untuk tanah nonkohesif
EI
b) Tanah nonkohesif
· D 4 (tiang panjang)
· D 2 (tiang pendek)
· 2 D 4 (tiang menengah)
k p tan 2 45o (166)
2
Dimana adalah sudut geser dalam (o)
· Kohesi, cu (kPa)
qu
Dimana cu ( qu = kuat tekan bebas)
2
Tahap 9. Tentukan beban lateral ultimit untuk tiang tunggal ( Qu )
a) Tiang pendek ujung bebas atau ujung jepit pada tanah kohesif.
D ec
Gunakan ( untuk kasus ujung bebas), masukan nilai tersebut pada
b b
260
Qu
Gambar 3.50. pilihlah nilai yang sesuai dari , dapatkan nilai Qu dalam kN.
cu b 2
Gambar 3.50 - Kapasitas lateral ultimit dari tiang pendek pada tanah kohesif
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017
b) Tiang panjang ujung bebas atau ujung jepit pada tanah kohesif.
My
Gunakan 3
, ( ec untuk kasus ujung bebas), masukan nilai tersebut pada
cu b b
Qu
Gambar 3.51. pilihlah nilai yang sesuai dari , dapatkan nilai Qu dalam kN
cu b 2
261
Gambar 3.51 - Kapasitas lateral ultimit dari tiang panjang pada tanah kohesif
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017
c) Tiang pendek ujung bebas atau ujung jepit pada tanah nonkohesif.
D ec
Gunakan ( untuk kasus ujung bebas), masukan nilai tersebut pada
b b
Qu Qu
Gambar 3.52. pilihlah nilai yang sesuai dari , dapatkan nilai dalam
k p b3 g
kN.
d) Tiang panjang ujung bebas atau ujung jepit pada tanah nonkohesif.
M e
Gunakan 4 y , ( c untuk kasus ujung bebas), masukan nilai tersebut pada
b g kp b
Qu Qu
Gambar 3.53. pilihlah nilai yang sesuai dari , dapatkan nilai dalam
k p b3 g
kN.
e) Tiang menengah ujung bebas atau ujung jepit pada tanah nonkohesif.
Hitunglah Qu dalam kN untuk tiang pendek dan tiang panjang dan gunakan
nilai terkecil.
262
Gambar 3.52 - Kapasitas lateral ultimit dari tiang pendek pada
tanah nonkohesif
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017
Gambar 3.53 - Kapasitas lateral ultimit dari tiang panjang pada tanah nonkohesif
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017
Tahap 10. Hitung beban kerja izin maksimum untuk tiang tunggal ( Qm )
Hitung Qm dalam kN dari beban ultimit ( Qu ) dalam kN yang ditentukan dari sub
tahap 9 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.54.
263
Beban (runtuh) Ultimit
Beban, Q
(kN)
Beban kerja
izin maksimum
Qm
Qa
Qa
Adjusted 2.5
Qa
y ym
Defleksi, y (m)
Gambar 3.54 - Hubungan defleksi beban menggunakan beban kerja maksimum Broms
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017
Hitung Qa sesuai dengan defleksi rencana yang diberikan pada permukaan tanah
(y) dalam meter atau hitung defleksi sesuai dengan beban rencana yang diberikan.
Jika Qa dan y tidak diberikan, subtitusi nilai Qm dalam kN dari sub tahap 10 untuk
264
Gambar 3.55 - Defleksi lateral pada permukaan tanah dari tiang pada tanah kohesif
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017
Gambar 3.56 - Defleksi lateral pada permukaan tanah dari tiang pada tanah
nonkohesif
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017
265
Contoh perhitungan 3.19: Kapasitas lateral tiang tunggal metode Broms
Fondasi jembatan dengan panjang tiang 11,50 m menerima rentang beban lateral
kelompok tiang pada rentang 600 kN untuk tiang bagian dalam dan 900 kN untuk kepala
tiang (abutment). Jika beban lateral maksimum pertiang dibatasi hingga 40 kN dan defleksi
horizontal yang diizinkan hanya 10 mm akibat beban lateral. Hitunglah kapasitas lateral
tiang tunggal.
Kedalaman
3m
2m
Pasir halus
1m berlanau lepas 3.5 m
g = 16.5 kN/m3
5m
3m g’ = 6.7 kN/m3
6.5 m
8m
Pasir halus berlanau
9.5m
padat sedang
7m
g = 17.6 kN/m3
11 m
g’ = 7.8 kN/m3
12.5m
14 m
0.5 m
15.5m
Kerikil dan pasir
padat 17 m
g = 19.6 kN/m3
5.5 g’ = 9.8 kN/m3 18.5m
m
20 m
Solusi:
Tahap 1. Tentukan tipe tanah umum pada kedalaman kritis di bawah muka tanah kira-kira
4-5 kali diameter tiang.
Diketahui diameter tiang adalah 0,36 m sehingga kedalaman kritis di bawah permukaan
tanah adalah 4 x 0,36 = 1,44 m hingga 5 x 0,36 = 1,80 m. Umumnya tipe tanah yang berada
pada kedalaman kritis di bawah permukaan tanah adalah tanah non kehesif pasir halus
berlanau lepas.
Tahap 2. Tentukan koefisien reaksi subgrade horizontal (Kh) pada kedalaman kritis untuk
tanah nonkohesif.
Untuk tanah nonkohesif, nilai Kh dapat diambil dari tabel di bawah ini dimana untuk pasir
halus berlanau lepas memiliki nilai Kh antara 1086 kN/m3 di bawah muka air dan 1900
266
kN/m3 di atas muka air. Ketika muka air tanah berada di daerah kedalaman kristis, maka
interpolasi linier antara dua nilai ini harus digunakan untuk menghitung Kh.
Kerapatan Kh (kN/m3)
tanah di atas muka air di bawah muka air
Lepas 1900 1086
Medium 8143 5429
Padat 17644 10857
Dari Tahap 1 asumsikan kedalaman kritis 1,6 m di bawah dasar galian. Berdasarkan
Gambar di atas, muka air tanah berada pada kedalaman 1 m di bawah dasar galian.
Dengan demikian, maka interpolasi linier harus digunakan untuk menghitung nilai Kh yaitu:
kN 1 m kN kN kN
Kh : 1086 1900 1086 1594.75
3 1.6 m 3 3 3
m m m m
1 kN
Kh : Kh. 398.69
4 3
m
Tahap 4. elastisitas
Modulus Penentuan parameter tiang E : 27800 MPa
Momen penahan
Momen penahan dari
dari tiang
tiang : fc'1000
My :
M S 257.4 kN m kNm
S 257.37
y fc'
5
Kh 1
η : 0.405
E I m
267
Tahap 6. Tentukan faktor panjang tak berdimensi pada tanah nonkohesif
ηD : η D 4.65
Tahap 7. Tentukan apakah tiang panjang atau tiang pendek untuk kriteria tanah
nonkohesif
Karena D = 4,65 > 4 maka tiang adalah termasuk kriteria tiang panjang
Tahap 8. Tentukan parameter tanah lainnya yang berada di sepanjang tiang tertanam
2
kp : tan 45 °
2
Dimana adalah sudut geser dalam rata-rata di sepanjang tiang yang tertanam.
Sudut geser dalam pada setiap lapisan dihitung dengan menggunakan nilai N'-SPT koreksi
yaitu:
Karena kelompok tiang menggunakan kepala tiang (pile cap) maka kelompok tiang
termasuk tiang panjang ujung jepit pada tanah nonkohesif, maka:
268
My
x : 395
4
b γ kp
Gambar Kapasitas lateral ultimit dari tiang panjang pada tanah nonkohesif
3
Qu : 140 kp b γ 253.38 kN
Tahap 10. Hitung beban kerja izin maksimum untuk tiang tunggal (Qm)
Hitung (Qm) dalam kN dari beban ultimit (Qu) dalam kN yang ditentukan dari Langkah 9
seperti yang ditunjukkan pada gambar hubungan defleksi beban menggunakan beban
kerja maksimum Broms:
269
Beban (runtuh) Ultimit
Beban, Q
(kN)
Beban kerja
izin maksimum
Qm
Qa
Qa
Adjusted
2.5
Qa
y ym
Defleksi, y (m)
Qu
Qm : 101.35 kN
2.5
Tahap 11. Hitung beban kerja untuk tiang tunggal (Qa) dalam kN
Hitung Qa sesuai dengan defleksi rencana yang diberikan pada permukaan tanah (y)
dalam meter atau hitung defleksi sesuai dengan beban rencana yang diberikan. Jika Qa
dan y tidak diberikan, subtitusi nilai Qm dalam kN dari langkah 10 untuk Qa dalam kasus
berikut dan selesaikan untuk y dalam meter.
Gambar defleksi lateral pada permukaan tanah dari tiang pada tanah Nonkohesif
270
Defleksi (y) untuk Qa = 40 kN adalah:
0.21 Qa D
y : 0.016 m 16mm
3 2
5
5
( E I) Kh
Beban rencana 40 kN akan menyebabkan defleksi kepala tiang sebasar 0,016 m atau 16
mm pada permukaan tanah dan nilai ini melebihi dari defleksi izin sebasar 10 mm. Oleh
karena itu beban rencana maksimum yang tidak melebihi defleksi 10 mm harus ditentukan.
3 2
Qa. :
5
0.01 m ( E I) Kh 5 24.89 kN
0.21 D
Karena Qa < Qm atau 24,89 kN < 101,35 kN, maka nilai yang digunakan adalah nilai Qa
= 24,89 kN dengan defleksi (y) = 10 mm.
271
lateral dari kelompok tiang kurang dari jumlah kapasitas lateral dari tiang tunggal dalam
kelompoknya. Sehingga beban lateral kelompok tiang memiliki efisiensi kurang dari 1.
Deretan depan
z Faktor reduksi
z z
8b 1
6b 0,8
Beban lateral
4b 0,5
3b 0,4
Deretan pengikut
Tahap 14. Tentukan kapasitas lateral dari kelompok tiang kapasitas beban lateral total
dari kelompok tiang sesuai dengan beban izin per tiang dari tahap 13b kali jumlah tiang.
Lendutan dari kelompok tiang adalah nilai yang dipilih dalam sub tahap 1-12 pada
penjelasan sebelumnya.
Setelah mengikuti tahapan 1 s/d 12 untuk kapasitas lateral tiang tunggal, maka untuk
menghitung kapasitas lateral dari kelompok tiang dapat dilanjutkan dengan tahapan berikut
ini:
Tahap 13. Reduksi beban izin dari langkah 12 untuk pengaruh kelompok tiang dan metode
dari pemasangan tiang.
272
1. a. Beban izin maksimum reduksi akibat pengaruh kelompok tiang
Faktor reduksi kelompok tiang ditentukan oleh jarak dari pusat ke pusat tiang (z) = 1,50 m
ke arah beban dan diameter tiang (b) adalah 0,36 m.
z : 1.5 m
b : 0.36 m
z
4.17
b
maka z : 4.17 b
z Faktor reduksi
8b 1
6b 0,8
4b 0,5
3b 0,4
maka x : 0.53
Nilai beban izin maksimum reduksi akibat pengaruh kelompok tiang adalah:
Qm. : 101.35 kN (Nilai ini sudah dihitung di contoh perhitungan sebelumnya pada
Tahap 10)
Qm : x Qm. 53.72 kN
273
3.5.12 Perkiraan penurunan tiang
0,96 p f BIf
s (167)
N'
Untuk pasir berlanau:
1,92 p f BIf
s (168)
N'
Dimana:
D
I f 1 0,5 (169)
8B
Keterangan:
s adalah perkiraan penurunan total (mm)
pf adalah tekanan fondasi (kPa)
N' adalah nilai N’-SPT koreksi rata-rata pada kedalaman B di bawah ujung tiang
D adalah kedalaman pemancangan tiang (m)
If adalah faktor pengaruh dari kelompok tiang
42 p f B I f
s (170)
qc
Keterangan:
s adalah penurunan total (mm)
pf adalah tekanan fondasi (kPa)
274
2) Penurunan kelompok tiang pada tanah kohesif
Terzaghi dan Peck (1967), menyarankan bahwa penurunan kelompok tiang dapat
1
dievaluasi menggunakan situasi fondasi ekivalen pada kedalaman D di atas ujung
3
tiang atau ujung dasar tiang (Gambar 3.58).
Keterangan:
s adalah penurunan total (mm)
H adalah ketebalan lapisan tanah (mm)
Ccr adalah indeks pemuaian (pengembangan)
p0 adalah tegangan overburden efektif pada bagian tengah dari lapisan tanah (kPa)
275
C p C p p
s H cr log c H c log 0
1 e0 1 e0
p0 pc (171)
C p p
s H cr log 0 (172)
1 e0 p0
Untuk tanah kohesif terkonsolidasi normal, penurunan dapat dihitung sebagai berikut:
C p p
s H c log 0 (173)
1 e0 p0
Gambar 3.59 menunjukkan distribusi tekanan di bawah fondasi ekivalen untuk kelompok
tiang yang didukung oleh berbagai kondisi tanah.
Tiang yang didukung oleh tanah Tiang yang didukung oleh tanah lempung
lempung keras atau pasir di atas
lempung lunak
Tiang yang didukung oleh pasir di atas Tiang yang didukung oleh tanah berlapis
tanah lempung
276
Gambar 3.59 - Distribusi tekanan di bawah fondasi ekivalen untuk kelompok tiang
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017
Hitunglah penurunan tiang yang terjadi pada kelompok tiang menggunakan metode fondasi
ekivalen untuk tiang dengan kedalaman 12 m. Dengan nilai parameter konsolidasi e0 = 0,8 dan
Cc = 0,2.
Diameter fondasi D : 1 m
m
1 5
2 6
3 7
4 8
278
Tanah Lempung
gsat = 19 kN/m3
Tanah Lempung
gsat = 19 kN/m3 Pe = 8000
Pe = 8000 L= 12000
L= 12000 Pondasi Ekivalen
Pondasi Ekivalen
4000
1/3L=
4000
1/3L=
10100
d=
10100
28000
d=
28000
20200
20200
H=
H= Z'=20.10 m
B'=15.10 m
Fondasi ekivalen berada pada kedalaman 2⁄3 L dari dasar kepala tiang (pile cap)
2
Pe : L 8 m
3
Tahap 2. Hitung dimensi dari fondasi ekivalen
Semua tiang dalam kelompok tiang memiliki dimensi pile cap 5 m x 10 m. Kedalaman
dasar dari fondasi ekivalen adalah 8 m, dengan penyebaran beban 2V:1V, maka:
Lebar fondasi ekivalen, (B’ = B + d)
d merupakan kedalaman tanah dari titik fondasi ekivalen ke titik tengah pada
kedalaman tanah yang mengalami konsolidasi.
H
d : 10.10 m
2
B' : 5 m d 15.10 m
Panjang fondasi ekivalen, (z’ = z + d)
z' : 10 m d 20.10 m
Tahap 3. Hitung kenaikan tegangan (Δp)
Beban yang dipikul pada pondasi P : 9000 kN
P kN
Kenaikan tegangan Δ p : 29.65
B' z' 2
m
Tahap 4. Hitung tegangan overburden pada lapisan tanah yang mengalami konsolidasi
Karena tanah yang mengalami konsolidasi berada di bawah muka air tanah, maka
yang digunakan adalah g’ (berat efektif tanah).
279
kN
Berat jenis air γ w : 10
3
m
kN
Berat jenis efektif tanah γ ' : γ sat γ w 9
3
m
kN
Tegangan overburden tanah p0 : γ ' ( Pe d) 162.90
2
m
Cc p0 p
s : d log 0.08 m
1 e0 p0
Cc p0 p
s : d log 0.08 m
1 e0 p 0
Kesimpulan:
Dari perhitungan penurunan tiang pada kelompok tiang didapatkan bahwa nilai penurunan
yang terjadi adalah 0,08 m atau 8 cm. Kapasitas izin penurunan tanah adalah 10 cm. Jadi
dengan beban yang dipikul oleh fondasi, penurunan yang terjadi kecil dari batas penurunan
yang diizinkan, dapat dikatakan fondasi pada daerah tersebut masih aman.
1 p0 p
sH log (174)
C ' p0
Nilai C ' dapat dilihat dari grafik pada gambar di bawah ini:
280
Gambar 3.60 - Nilai indeks kapasitas dukung (C’) untuk tanah berbutir
Sumber: Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, 2017
281
Contoh perhitungan 3.22: Penurunan kelompok tiang pada tanah berlapis
Hitunglah penurunan dari kelompok tiang menggunakan metode fondasi ekivalen untuk
tiang dengan kedalaman penanaman 17,50 m. Dari hasil uji konsolidasi di laboratorium
didapatkan nilai parameter konsolidasi sebagai berikut:
Diketahui:
Parameter konsolidasi
Lapisan tanah
pc e0 Cc Ccr
Solusi:
Fondasi ekivalen berada pada kedalaman 2⁄3 D dari dasar kepala tiang (pile cap), yaitu:
2
Di bawah dasar kepala tiang ( D) 11.67 m
3
Semua tiang dalam kelompok tiang adalah vertikal dan kelompok tiang memiliki dimensi
3,36 m x 10,86 m. Kedalaman dasar dari fondasi ekivalen adalah 11,67 m, dengan
penyebaran beban 4V : 1H, seperti gambar di bawah ini, sehingga:
3.36 m 2
11.67 m
Lebar pondasi ekivalen (B 1) 9.20 m
4
10.86 m 2
11.67 m
Panjang pondasi ekivalen (Z 1) 16.70 m
4
Tahap 3. Tentukan kenaikan tegangan (p) pada titik tengah lapisan tanah yang berada
di bawah fondasi ekivalen
282
Lapisan 2:
9.2 m 2
1.67 m
Lebar permukaan distribusi tegangan (B 2): 10.87 m
2
16.7 m 2
1.67 m 17.54 m
Panjang permukaan distribusi tegangan (Z2):
4
P : 12600 kN
B2 : 10.87 m
z2 : 17.54 m
P kN
Δ p : 66.09
B2 z2 2
m
Lapisan 3:
9.2 m 2
7.58 m 16.78 m
Lebar permukaan distribusi tegangan (B 3 ):
2
16.7 m 2
7.58 m 20.49 m
Panjang permukaan distribusi tegangan (z 3 ):
4
Maka kenaikan tegangan (Δp) pada lapisan 3 adalah:
B3 : 16.78 m
z3 : 20.49 m
P kN
Δ p : 36.65
B3 z3 2
m
283
P = 12,600 kN
0.5 m
1.5 m
Lempung
berlanau sedang
g = 19 kN/m3
g’ = 9.2 kN/m3 1H
5.5 m 4V
11.67 m
Lempung
berlanau 17.5 m
9.5 m kenyal
g = 19.5 kN/m3
g’ = 9.7 kN/m3
Fondasi ekivalen
0
1H
2V 1.67 m
2.5 m
10.33 m
Lempung berlanau
sangat kenyal
g = 20.3 kN/m3 Luas kelompok tiang 7.58 m
g’ = 10.5 kN/m3 3.36 m x 10.86 m
6m
4.25 m
0.57 m
10.86 m
12 m
1.5 m
1.5 m
0.57 m
4.5 m
Tahap 4. Tentukan tegangan overburden efektif pada titik tengah lapisan tanah yang
berada di bawah fondasi ekivalen
284
kN
γ 1 : 19 h1 : 0.5 m
3
m
kN
γ 2 : 19.5 h2 : 6.5 m
3
m
kN
γ 3 : 20.3 h3 : 9.5 m
3
m
kN
γ w : 9.8 h4 : 4.25 m
3
m
kN
Lapisan 2 : p0 : γ 1 h1 γ 1 γ w h2 γ 2 γ w h3 1.67 m 145.25
2
m
kN
Lapisan 3 : p0 : γ 1 h1 γ 1 γ w h2 γ 2 γ w h3 γ 3 γ w h4 206.07
2
m
Lapisan 2:
Adalah tanah kohesif terlalu terkonsolidasi dimana p0 + p > pc atau (145,25 + 66,09) =
211,34 kPa > 200 kPa, sehingga penurunan dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Lapisan 3:
Adalah tanah kohesif terlalu terkonsolidasi dimana p0 + p < pc atau (206,07 + 36,65) =
242,72 kPa < 297 kPa, sehingga penurunan dapat dihitung dengan persamaan berikut:
285
s2 : 0.02 m 20mm
s3 : 0.01 m 10mm
p p0 p0+p s
Lapisan
(kPa) (kPa) (kPa) (mm)
Tahap ini tidak lazim dilaksanakan untuk jembatan dengan bangunan atas terpisah dari
bangunan bawah, kecuali lendutan lateral pada beban keadaan batas layan diharapkan besar
akibat tanah kohesif lemah atau nonkohesif lepas sekitar tiang. Lendutan lateral diperbesar
bila lapis lemah atau lepas berada dekat permukaan. Ada kemungkinan untuk mengurangi
sebagian besar lendutan lateral pada gelagar fondasi cap oleh penggantian lapis-lapis lemah
dengan tanah lebih kuat yang dipadatkan penuh.
286
Tahap-tahap prosedur Metode Broms untuk penentuan tiang panjang atau tiang pendek
dengan ujung bebas atau terjepit pada tanah kohesif atau tanah nonkohesif sudah dijelaskan
di bawah ini mulai dari tahap 1 sampai dengan tahap 6 pada bagian ini.
Penentuan momen maksimum yang terjadi pada tiang panjang dan tiang pendek ujung bebas
dan ujung jepit pada tanah kohesif dan nonkehesif:
Untuk tiang panjang dan tiang pendek pada tanah kohesif maka letak momen
maksimum ( x0 ) dapat dihitung sebagai berikut:
Qu
x0 (175)
9 cu B
Dengan mengambil momen pada titik dimana momen pada tiang mencapai
maksimum, dapat diperoleh:
M max 2, 25 B cu L x0 (177)
Untuk tiang pendek ujung jepit pada tanah kohesif, kapasitas lateral ultimit tiang:
Qu 9 cu B L 1,5B (178)
Momen maksimum:
Untuk tiang panjang ujung jepit pada tanah kohesif, kapasitas lateral ultimit tiang:
Qu 9 cu B L 1,5B (180)
Momen maksimum:
M max 4,5 cu B L2 2, 25 B 2
(181)
287
2) Tiang dalam tanah nonkohesif
· Tiang ujung bebas
- Tiang pendek
Dengan mengambil momen terhadap ujung bawah tiang maka:
0,5 g ' L3 B k p
Qu
ec B (182)
Dan jarak x0 :
0,5
Qu
x0 0,82 (184)
g ' B kp
Momen maksimum:
M max Qu e 1,5 x0 (185)
- Tiang panjang
Momen maksimum:
M max Qu ec 0, 67 x0 (186)
288
Momen maksimum:
M max Qu ec 0, 67 x0 (191)
e Qu
L L
Pusat rotasi
(a) (b)
1.5B
1.5B
Mmax
x0
L
L-1.5B
Mmax 9cuB
9cuB
Momen lentur
Reaksi tanah Momen lentur Reaksi tanah
(c ) (d)
Mmax
x0
L
(L-x0)
P
3BgLKp Mmax 3Bg'LKp Momen lentur
Reaksi tanah Momen lentur Reaksi tanah
289
Qu
e 1.5B 1.5B Mu Mu
Qu
x0 x0
9cuB 9cuB
Qu
e Qu Mu Mu
x0 x0
x0
Mu
3g'Bx0Kp
3g'Bx0Kp
(c) (d)
Gambar 3.62 - Reaksi tanah dan momen tekuk pada tiang panjang pada
tanah kohesif (a) ujung bebas (b) ujung jepit, dalam tanah non kehesif (c )
ujung bebas (d) ujung jepit
Sumber : Shamser Prakash, Hari D. Sharma, Pile Foundation in Engineering Practice,
John Wiley & Sons, Inc., 1990
290
3.6 Perencanaan kepala tiang (pile cap)
3.6.1 Umum
Pile cap merupakan bagian struktur yang menghubungkan bangunan struktur atas dan
struktur bawah jembatan. Gaya- gaya yang bekerja pada bangunan atas akan diteruskan ke
abutment dan pilar, kemudian gaya-gaya tersebut disalurkan ke fondasi tiang melalui pile cap.
Untuk beban yang bekerja berupa beban luar terpusat, Q dan momen-momen di titik berat
grup, maka beban yang diterima masing-masing tiang dapat ditentukan dengan membaginya
sama rata kepada setiap tiang yang sebanding dengan jaraknya. Cara pembagian ini serupa
dengan cara sebelumnya sehingga menghasilkan beban-beban tiap tiang menjadi:
Q Mxyi Myxi
Qi
N N (193)
y x
N 2 2
i i
i 1 i 1
Keterangan:
Qi adalah beban tiap tiang ke-i (lihat Gambar 3.63)
M x adalah momen yang bekerja memutar sumbu x (dibidang sejajar sumbu y)
y i adalah koordinat y tiang ke-i terhadap titik berat grup (dapat bernilai + atau – )
M y adalah momen yang bekerja memutar sumbu y (dibidang sejajar sumbu x)
x i adalah koordinat x tiang ke-i terhadap titik berat grup (dapat bernilai + atau – )
Beban-beban yang terjadi pada tiap tiang ini dijadikan sebagai beban untuk merencanakan
pile cap.
291
3.6.3 Kuat lentur
Bagan alir perencanaan lentur pile cap sebagai berikut:
Mulai
1
de = h - d c - Ds - D Tinggi efektif
2
Mu
As-req = Luas tulangan yang
f f y (0,85d e ) diperlukan B
As-req f y
a= Tinggi tegangan blok
0,85f'c b persegi ekivalen
a Momen nominal
M n = As-req f y (d e - )
2 penampang
292
A
d -c
ε s = e εc Regangan baja
c
0,15( t cl )
f 0, 75
( tl cl )
Ya
Mr = f Mn
M r = 0,9M n
Ig
M cr = γ3 γ1 f r
yt
Momen retak (M cr)
Yang mana : fr 0, 63 f'c
Persyaratan tulangan
minimum, diambil nilai M r 1,33M u
Tidak
terkecil diantara 1,33M u
M r 1,2M cr
dan 1,2M cr
Ya
selesai
Perencanaan lentur pile cap memiliki langkah yang sama dengan gelagar beton bertulang.
Dalam perencanaan komponen struktur beton, langkah awal yang dilakukan adalah pemilihan
293
dimensi penampang yang cocok termasuk mutu tulangan, mutu baja, mutu beton, dan lainnya.
Hal tersebut berguna untuk menahan pengaruh momen terfaktor yang bekerja pada struktur
( Mu ).
Komponen beton yang mengalami lentur harus menggunakan tulangan tarik untuk mengatasi
komponen beton yang lemah dalam menahan tarik. Tulangan tarik diletakkan pada posisi
paling dekat dengan penampang yang mengalami lentur positif. Tahanan lentur nominal
gelagar dihitung berdasarkan asumsi distribusi tegangan persegi ekivalen yang diasumsikan
bahwa tegangan beton sebesar 0,85f'c terdistribusi merata pada daerah tekan ekivalen yang
dibatasi oleh serat tekan terluar penampang dan suatu garis yang sejajar dengan sumbu
netral pada jarak a 1c dari tepi serat tekan terluar. Hubungan tersebut digunakan dalam
perhitungan lentur untuk menentukan nilai c, dan dapat dinyatakan dalam persamaan di
bawah ini:
a 1c
(194)
a
c (195)
1
Nilai faktor 1 diambil 0,85 untuk kuat tekan beton yang tidak melebihi 30 Mpa. Sedangkan
untuk beton yang melebihi 30 MPa, 1 harus direduksi 0,05 untuk setiap 7 MPa, Sehingga
persamaanya menjadi:
Tinggi a dari blok tekan ekivalen beton digunakan persamaan berikut ini:
As f y
a=
0,85f'cb (197)
Keterangan:
a adalah tinggi blok tegangan tekan persegi ekivalen (mm)
As adalah luas tulangan tarik (mm 2)
294
Kekuatan nominal pile cap ( M n ), besarnya dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
a
M n = As f y de - (198)
2
Nilai regangan baja juga digunakan untuk menentukan faktor reduksi yaitu:
d -c
ε s = e εc (199)
c
Keterangan:
𝜀𝑠 adalah batas regangan baja
𝑑 adalah tinggi efektif komponen (mm)
𝜀𝑐 adalah regangan beton
𝑐 adalah jarak dari serat tekan terluar ke sumbu netral (mm)
Periksa regangan baja yang didapat terhadap regangan batas. Batas regangan baja
berdasarkan kuat leleh tulangan baja dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut ini:
Bagan alir yang telah dijabarkan merupakan untuk kuat leleh minimum tulangan 420 MPa.
Untuk kuat leleh minimum yang lebih dari tersebut, dapat dilihat pada Gambar 3.66 tentang
grafik batas regangan baja.
295
Gambar 3.66 - Variasi nilai faktor reduksi dengan batas regangan tarik untuk tulangan
nonprategang dan prategang
untuk bagian dimana regangan tarik bersih pada baja tulangan tarik terluar saat tahanan
nominal berada di antara batas regangan kontrol tekan ( cl ) dan batas regangan kontrol
tarik ( tl ), maka nilai faktor reduksi ( ) untuk tulangan nonprategang dapat dinyatakan pada
persamaan berikut:
0,15(εt - ε )
f = 0,75 + cl (200)
(ε - ε )
tl cl
Keterangan:
εt adalah regangan tarik bersih pada baja tulangan tarik terluar saat tahanan
nominal
εcl adalah regangan batas kontrol tekan pada baja tulangan tarik terluar
εtl adalah batas regangan kontrol tarik pada baja tulangan terluar
Faktor reduksi lentur gelagar dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
Mr = Mn
f
(201)
Keterangan:
Mn adalah kekuatan lentur nominal (kNm)
f adalah faktor reduksi
Periksa terhadap persyaratan tulangan minimum yang mana Mr lebih besar atau sama
dengan nilai yang terkecil dari dua persamaan berikut:
296
M r 1,33M u (202)
M r 1,2M cr (203)
Untuk penampang pile cap dengan tulangan non prategang, f cpe = 0 dan Sc = Snc untuk
penampang komposit yang menahan semua beban, sehingga:
Ig
M cr g 3g1 f r
y
t (205)
f r 0,63 f'c
Keterangan:
fr adalah modulus retak (MPa)
297
3.6.4 Kuat geser
Mulai
1 Nilai geser
Vc = f'c bde beton
6
Periksa nilai
Tidak Vu > 0,5vVc geser beton
Ya
Tidak
bs
Tulangan Geser Av 0,083λ f'c Av f y de (cotθ +cotα)sinα
Minimum fy Untuk beton
Vs = bertulang θ = 45
s
Geser nominal
lebih besar dari vVn Vu
geser terfaktor
Ya
Vu Tegangan
vu =
vbde geser
vu < 0,125f'c
Periksa jarak smax = 0,8de 600mm
tulangan geser vu 0,125f'c
smax = 0,4de 300mm
Ya
Selesai
298
Tulangan transversal diperlukan untuk menahan gaya geser terfaktor yang terjadi pada
gelagar. Menghitung tahanan geser yang disumbangkan beton pada penampang kritis
digunakan persamaan sebagai berikut:
1
Vc = f'c bd e (206)
6
Keterangan:
Vc adalah kuat geser yang disumbangkan oleh beton (kN)
Gaya geser yang disumbangkan oleh beton diperiksa terhadap gaya geser terfaktor pada
gelagar sesuai dengan beberapa zona geser berikut ini:
1. Tulangan geser minimum dipasang jika gaya geser terfaktor kecil dari 0,5vVc .
299
Perencanaan tulangan geser gelagar, spasi maksimum tulangan harus memenuhi persamaan
di bawah ini.
vu < 0,125f'c (213)
vu 0,125f'c (215)
Vu (217)
vu =
v bde
Keterangan:
Vn adalah tahanan nominal geser gelagar (kN)
300
Contoh perhitungan 3.23: Perencanaan pilecap
kolom 1 Kolom 2
baris 1 208.78 2798.70
baris 2 208.78 2798.70
baris 3 208.78 2798.70
baris 4 208.78 2798.70
jumlah 835.12 11194.80
Mutu beton yang digunakan 30 MPa dan Mutu baja tulangan 400 MPa
301
Solusi:
Tulangan atas
Tulangan atas :
Mutu beton
Tulangan atas : f'c : 30MPa
Mutu betonatas :
Tulangan fc : 20MPa
Mutu beton fc : 20MPa
Mutu baja
beton fyc : 420 MPa
20MPa
Mutu baja fy : 420 MPa
Mutu baja f : 420 MPa
Lebar penampang by: 10000mm
Lebar penampang b : 10000mm
Lebar penampang b : 10000mm
Tinggi penampang h : 2000 mm
Tinggi penampang h : 2000 mm
Tinggi penampang h : 2000 mm
Diameter tulangan utama D : 25mm
Diameter tulangan utama D : 25mm
Diameter tulangan utama D : 25mm
Mu_atas
As.req : 0
Luas tulangan yang diperlukan ϕ f fy 0.85 de
1 2 2
Luas satu tulangan utama As.tul : π D 490.87 mm
4
Jarak tulangan digunakan sused : 150mm
b 2 dc 2
luas tulangan yang digunakan As.used : As.tul 32397.67 mm
sused
Tulangan bawah
Tulangan bawah
Tulangan bawah
Tulangan bawah
beton
Mutu beton f'c : 20MPa
30MPa
Mutu fc : 20MPa
Mutu
Mutu beton ffc :: 20MPa
Mutu beton
baja ffyc : 20MPa
Mutu baja : 420MPa
420MPa
Mutu baja
Mutu baja y :
ffy
y : 420MPa
420MPa
Lebar penampang b : 10000mm
Lebar penampang
Lebar penampang b :
b : 10000mm
10000mm
Tinggi penampang h : 2000mm
Tinggi penampang
Tinggi penampang h :
h : 2000mm
2000mm
Diameter tulangan utama D : 32mm
Diameter tulangan
Diameter tulangan utama
utama D :
D : 32mm
32mm
Diameter sengkang Ds : 13mm
Diameter sengkang
sengkang : 13mm
s : 13mm
Diameter D
Ds
303
β 1 : 0.85
1 3 4
Inersia gross penampang Ig : b h 6666666666666.67 mm
12
Mu_bawah 2
As.req : 16460.88 mm
Luas tulangan yang diperlukan ϕ f fy 0.85 de
1 2 2
Luas satu tulangan utama As.tul : π D 804.25 mm
4
Jarak tulangan digunakan sused : 150mm
b 2 dc
2
luas tulangan yang digunakan As.used : As.tul 53080.35 mm
sused
ϕ f Mn 37345.55 kN m
304
a
Jarak dari serat tekan terluar c : 102.85 mm
ke sumbu netral β1
a
c : d 154.28 mm
c
ε s :βd1 - c ε c 0.05
Regangan baja ε s := e c ε c = 0.05
d c
ε s : c ε c 0.03
Regangan baja c
Batas regangan tarik ε tl : 0.005
Karena regangan baja yang didapatkan besar dari batas regangan tarik maka faktor reduksi
Karena
yang regangan
telah bajasebesar
digunakan yang didapatkan besar
0.9 sudah dari batas regangan tarik maka faktor
tepat.
reduksi yang telah digunakan sebesar 0.9 sudah tepat.
ε s ε tl maka ϕ f : 0.9
Ig
Momen retak Mcr : γ 3 γ 1 fr Ig 27605.22 kN m
Momen retak Mcr : γ 3 γ 1 fr yt 27605.22 kN m
yt
Maka luas tulangan minimum ditentukan berdasarkan nilai terkecil dari 1.33 Mu atau 1.2 Mcr.
Karena 1.33 Mu lebih kecil dari 1.2 Mcr, maka yang menentukan luas tulangan minimum
adalah 1.33 Mu.
Dari perhitungan yang telah dilakukan dengan diperoleh nilai tahanan lentur terfaktor sebesar
37345.55 kNm. Nilai ini lebih besar dari nilai momen tulangan minimum 1.33 Mu, sehingga
persyaratan tulangan minimum sudah terpenuhi.
Desain
Desain tulangan geser pile
tulangan geser pilecap cap
Desain tulangan geser pile cap
Desain tulangan geser pile cap
Gaya
Desaingeser Vu : 11194.80kN
ultimitgeser pile cap
tulangan
Gaya
Desaingeser Vu : 11194.80kN
ultimitgeser pile cap
tulangan
Gaya geser ultimit Vu : 11194.80kN
Mutu beton
Gaya geser ultimit f'Vc : : 30MPa
11194.80kN
Mutu
Gaya beton
geser ultimit f'Vcu :: 30MPa
11194.80kN
Mutu beton f'cu : 30MPa
Mutu
Mutu baja
beton f :
f'fyc : 420MPa
: 30MPa
Mutu
Mutu baja
beton f'yc : 420MPa
30MPa
Mutu baja fy : 420MPa
Tinggi
Mutu penampang
baja h :
fhy : 2000mm
: 420MPa
Tinggi penampang
Mutu baja fy : 2000mm
420MPa
Tinggi penampang h : 2000mm
Lebar penampang
Tinggi penampang
penampang bh :: 10000mm
2000mm
Lebar
Tinggi penampang bh :: 10000mm
2000mm
Lebar penampang b : 10000mm
Lebar penampang b : 10000mm
Lebar penampang b : 10000mm
305
Faktor reduksi ϕ v : 0.75
1
Kuat geser beton Vc : f'c MPa b d 17390.19 kN
6
0.5 ϕ v Vc 6521.32 kN
Vs s 2
Luas tulangan Av : 3079.35 mm
fy d
Faktor moifikasi kepadatan beton λ : 1
306
Vu
Tegangan geser di beton vu : 0.784 MPa
ϕ v b de
Karena, vu 0.125 f'cg maka syarat spasi maksimum: smax : 0.8 de 600 mm
0.8 de 1524 mm
307
Gambar Potongan 1-1
308
3.7 Daftar pustaka
AASHTO. 2017. AASHTO LRFD Bridge Design Specifications. Washington D.C: AASHTO.
Badan Standardisasi Nasional. 2004. RSNI T-12-2004 Perencanaan Struktur Beton untuk
Jembatan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Bina Marga. 2017. Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 8, Bina Marga.
Bina Marga. 2017. Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan Bagian 9, Bina Marga.
BMS. 2017. Bridge Management System, Panduan Perencanaan Jembatan Volume 2 (Bridge
Design Manual Section 8).
BMS. 2017. Bridge Management System, Panduan Perencanaan Jembatan Volume 2 (Bridge
Design Manual Section 9).
Chen, W.F dan Duan, L. 2000. Bridge Engeneering Handbook. New York: CRC Press LLC.
309