Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS JURNAL PEMBERIAN TERAPI MUSIK UNTUK MENINGKATKAN

KESADARAN PADA PASIEN CEDERA KEPALA BERAT

KELOMPOK: 18
1. Adityo Sony Septadi 2011040056
2. Irma Yuliana 2011040060
3. Nela Setia Resi 2011040061
4. Ernanda Arifka Maharani 2011040062
5. Mayzar Briliana W.N 2011040063

PROGRAM PROFESI NERS (PPN)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN 2020/2021
I. RESUME JURNAL
1. Judul

Pemberian Terapi Musik Untuk Meningkatkan Status Kesadaran Pada Asuhan


Keperawatan Tn. C Dengan Cedera Kepala Berat Di Instalasi Gawat Darurat (Igd)
Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga

2. Introduction
Cedera kepala adalah cedera yang meliputi trauma kulit kepala,
tengkorak, dan otak (Morton, 2012). Cedera kepala berat adalah cedera kepala
berat, di mana otak mengalami memar dengan memungkinkan adanya daerah
yang mengalami perdarahan (Batticaca, 2008).
Kesadaran mempunyai arti luas. Kesadaran dapat didefinisikan sebagai
keadaan yang mencerminkan pengintegrasian impuls eferen dan aferen
keseluruhan impuls aferen dapat disebut input susunan saraf pusat dan
keseluruhan dapat impuls aferen dapat disebut output output susunan saraf
(Muttaqin, 2008).
Terapi musik adalah aktivitas musik untuk mengatasi berbagai masalah
dalam aspek fisik, psikologis, kognitif, dan kebutuhan sosial individu yang
mengalami cacat fisik (Djohan, 2011). Di Negara-negara maju khususnya
amerika serikat (tempat aktivitas ini mulai dikembangkan) terapi musik telah
maju bagian dari proses kesehatan. Terapi musik merupakan sebuah pekerjaan
yang menggunakan musik dan aktivitas untuk mengatasi kekurangan dalam
aspek fisik, emosi, kognitif, dan sosial pada anak- anak serta orang dewasa yang
mengalami gangguan atau penyakit tertentu. Terapi musik memanfaatkan
kekuatan musik untuk membantu klien menata dirinya sehingga mereka mampu
mencari jalan keluar, mengalami perubahan atau akhirnya sembuh dari gangguan
yang diderita karena itu terapi musik bersifat humanistik.
Terapi musik sebagai terapi alternatif telah dikembangkan pada berbagai
bagian dirumah sakit untuk mengatasi berbagai jenis penyakit, khususnya dalam
rehabilitasi neurologis. Saat seseorang mendengarkan musik, gelombangnya
ditransmisikan melalui ossicles ditelinga tengah dan melalui cairan cochlear
berjalan menuju nervus auditori dn merangsang mengeluarkan hormon endrofin.
Endrofin memiliki efek relaksasi pada tubuh (Novita, 2011).
Efek yang ditimbulkan musik adalah menurunkan stimulus sistem syaraf
simpatis. Respon yang muncul dari penurunan aktivitas tersebut adalah
menurunkan aktivitas adrenali, menurunkan ketegangan neuromuskular,
meningkatkan kesadaran. Indikator yang biasa diukur adalah menurunnya heart
Rate, menurunnya asam lambung dan penurunan tekanan darah (Novita, 2011).
3. Methods
Subyek dalam aplikasi riset ini adalah Tn.S dengan Cedera Kepala Berat yang dirawat
di IGD RSUD Salatiga dengan GCS 3-8. Pengambilan kasus ini dilakukan di IGD RSUD
Salatiga Pada tanggal 7- 8 Januari 2016. Media yang digunakan yaitu musik yang
disenangi pasien. Di karenakan pasien tidak sadarkan diri musik dikondisikan dengan
keluarga yang disenangi yaitu musik murrotal (Al Qur’an), headset dan handphone.
4. Results
Evaluasi untuk diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
proses penyakit (trauma kepala) data subyektif pasien tidak sadar, tidak terkaji, data
obyektif keadaan umum lemah kesadaran sopor coma GCS E1M3V2, tanda-tanda vital
tekanan darah 150/50mmHg, nadi 112x/menit, pernapasan 28x/menit, suhu 36,50C,
saturasi oksigen 91%, data assesment masalah perfusi jaringan serebral belum teratasi
yaitu penurunan kesadaran, tekanan darah, data plainning lanjutkan inervensi, observasi
kesadaran dan GCS pasien, beri 02 RNM 10lpm, kolaborasi dengan dokter pemberian
terapi farmakologi dan non farmakologi yaitu pemberian terapi musik, intervensi
keperawatan di lanjutkan ke ruang ICU dengan kolaborasi dengan tim rehabilitasi.
Evaluasi melalui aplikasi riset diberikan pemberian terapi musik di ruang ICU. Dalam
aplikasi ini tidak dapat mengevaluasi dalam pemberian terapi musik untuk meningkatkan
status kesadaran karena pasien meninggal.
Pasien meninggal dikarenakan penurunan kesadaran, hiperventilsi, bradikardi, apnea.
Penurunan kesadaran adalah keadaan dimana penderita tidak sadar dalam arti tidak
terjaga atau tidak terbangun secara utuh sehingga tidak mampu memberikan respon yang
normal terhadap stimulus (Muttaqin, 2008). Hiperventilasi adalah keadaan nafas yang
berlebihan akibat kecemasan yang mungkin disertai dengan histeria atau serangan panik.
Bradikardi adalah suatu kondisi yang mana di tandai denyut jantung yang lebih lambat.
Apnea adalah henti nafas atau berhentinya irama nafas normal dengan waktu 6-8 menit.
5. Discussion

Hasil pengkajian terhadap Tn. S dengan cedera kepala berat didapatkan


adanya suara tambahan gargling, terdapat cairan darah, tampak sesak nafas, ada otot
bantu nafas, penurunan kesadaran, pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil
perubahan tanda-tanda vital, dengan tekanan darah meningkat, nadi dalam batas
normal, respirasi meningkat, suhudalam batas normal. Pada hasil CT-Scan
gambaran linier fraktur os temporalis dextra dan fracture dinding sinus ethmoidalis
dengan hematom extracranial dan gambaran hematosinus ethmoidalis, spkenoidalis
dan maxilaris sinistra dengan suspect sinusitas maxillaris dextra dan frontalis.
Gambaran SAH di regio frontotem poroparietalis sinistra dan ICH dilobus
frontotemporoparietalis sinistra dengan gambaran perifocal edema dengan volume
kurang lebih 70 cc disertai midline shitting ke kontralateral kurang lebih 7 mm dan
gambaran brain edema.

Pada asuhan keperawatan Tn.S Menunjukkan bahwa aplikasi pemberian terapi


musik untuk meningkatkan status kesadaran tidak dapat efektif di karenakan pasien
meninggal.
II. ANALISIS KRITIK JURNAL (Buat analisa per item dengan narasi)
Aspek Analisis Jurnal Hasil analisis jurnal Kelompok
Judul Pemberian Terapi Musik Untuk Meningkatkan Status Kesadaran Pada
Asuhan Keperawatan Tn.S Dengan Cedera Kepala Berat Di Instalasi
Gawat Darurat (Igd) Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga

Abstrak Cedera kepala adalah cedera yang meliputi trauma kulit kepala,
tengkorak, dan otak (Morton, 2012). Cedera kepala berat adalah
cedera kepala berat, di mana otak mengalami memar dengan
memungkinkan adanya daerah yang mengalami perdarahan.
Kesadaran mempunyai arti luas. Kesadaran dapat didefinisikan
sebagai keadaan yang mencerminkan pengintegrasian impuls eferen
dan aferen keseluruhan impuls aferen dapat disebut input susunan
saraf pusat dan keseluruhan dapat impuls aferen dapat disebut output
output susunan saraf .Terapi musik adalah aktivitas musik untuk
mengatasi berbagai masalah dalam aspek fisik, psikologis, kognitif,
dan kebutuhan sosial individu yang mengalami cacat fisik
Evaluasi untuk diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan proses penyakit (trauma kepala) data subyektif
pasien tidak sadar, tidak terkaji, data obyektif keadaan umum lemah
kesadaran sopor coma GCS E1M3V2, tanda-tanda vital tekanan darah
150/50mmHg, nadi 112x/menit, pernapasan 28x/menit, suhu 36,50C,
saturasi oksigen 91%, data assesment masalah perfusi jaringan
serebral belum teratasi yaitu penurunan kesadaran, tekanan darah,
data plainning lanjutkan inervensi, observasi kesadaran dan GCS
pasien, beri 02 RNM 10lpm, kolaborasi dengan dokter pemberian
terapi farmakologi dan non farmakologi yaitu pemberian terapi musik,
intervensi keperawatan di lanjutkan ke ruang ICU dengan kolaborasi
dengan tim rehabilitasi. Evaluasi melalui aplikasi riset diberikan
pemberian terapi musik di ruang ICU. Dalam aplikasi ini tidak dapat
mengevaluasi dalam pemberian terapi musik untuk meningkatkan
status kesadaran karena pasien meninggal.
Introduction
Pernyataan masalah Adakah pengaruh terapi musik terhadap tingkat kesadaran pada
pasien dengan cidera kepala berat
Review Literatur Terapi musik sebagai terapi alternatif telah dikembangkan pada
berbagai bagian dirumah sakit untuk mengatasi berbagai jenis
penyakit, khususnya dalam rehabilitasi neurologis. Saat seseorang
mendengarkan musik, gelombangnya ditransmisikan melalui ossicles
ditelinga tengah dan melalui cairan cochlear berjalan menuju nervus
auditori dn merangsang mengeluarkan hormon endrofin. Endrofin
memiliki efek relaksasi pada tubuh (Novita, 2011).
Efek yang ditimbulkan musik adalah menurunkan stimulus sistem
syaraf simpatis. Respon yang muncul dari penurunan aktivitas
tersebut adalah menurunkan aktivitas adrenali, menurunkan
ketegangan neuromuskular, meningkatkan kesadaran. Indikator yang
biasa diukur adalah menurunnya heart Rate, menurunnya asam
lambung dan penurunan tekanan darah (Novita, 2011).
Kerangka konseptual/ Untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap tingkat kesadaran
teori pada pasien dengan cidera kepala berat
Hipotesis/pertanyaan Tidak ada pengaruh terapi musik terhadap tingkat kesadaran pada
penelitian pasien dengan cidera kepala berat ( Pasien meninggal )
Methods
Desain penelitian Penilaian kesadaran secara kuantitatif dapat diukur dengan
menggunakan skala Glosgow Coma Scale dapat memberikan jalan
pintas yang sangat berguna.
Populasi dan sampel Tn.S dengan Cedera Kepala Berat yang dirawat di IGD RSUD Salatiga
dengan GCS 3-8.
Pengumpulan data dan Pengambilan kasus ini dilakukan di IGD RSUD Salatiga.
perhitungan
Pada tanggal 7- 8 Januari 2016.

Prosedur 1. Menyiapkan semua alat yang dibutuhkan, seperti:


a. Headphone
b. Headset
2. Persiapan pasien
Berdasarkan Jurnal tindakan ini terapi dilakukan sebanyak 3 kali
(session) sehari (pagi, siang, dan sore) selama 20-30 menit untuk
setiap session. Pasien diberikan penjelasan dan inform consent atau
keluarga.
3. Atur dan bantu posisi pasien senyaman mungkin Bantu pasien
untuk mendapakan posisi yang nyaman
4. Beri tahu pasien, bahwa dirinya tidak akan terganggu selama
pemberian terapi musik dilakukan, kecuali jika ada kepentingan medis
atau permintaan dari pasien itu sendiri.
5. Bantu pasien untuk memperbaiki perlengkapan terapi, sperti
earphone dan volume musik.
6. Atur dan bantu posisi pasien senyaman mungkin Bantu pasien
untuk mendapakan posisi yang nyaman
7. Beri tahu pasien, bahwa dirinya tidak akan terganggu selama
pemberian terapi musik dilakukan, kecuali jika ada kepentingan medis
atau permintaan dari pasien itu sendiri.
8. Bantu pasien untuk memperbaiki perlengkapan terapi, sperti
earphone dan volume musik.
9. Nyalakan musik dengan volume sedang
a. cek terlebih dahulu ke telinga pemberi intervensi relaksasi
musik sebelum diberikan kepada pasien
b. pasang headset di telinga pasien, tanyakan apakah volumenya
cukup.
10. Mainkan musik sesuai dengan waktu yang telah dispeakati,
yaitu 30 menit
11. Bimbing klien dengan memberi perintah sebagai berikut
a. Bimbing pasien untuk menutup mata
b. Dengarkan ritme musik dan alunannya
c. Anjurkan pasien untuk menbiarkan pikirnnya mengikuti ritme
musik
12. Biarkan musik dimainkan selama 30 menit
13. Anjukan dan bimbing pasien untuk melemaskan otot-ototnya
selam musik berlangsung
14. Anjurkan dan bimbing pasien untuk menarik nafas melalui
hidung, dan mengeluarkan napas secara perlahan melalui mulut secara
perlahan-lahan sambil mendengarkan musik relaksasi
15. Anjurkan pasien untuk tetap fokus pada pernapasannya dan
musik
16. Lakukan evaluasi kepada pasien
17. Setelah 30 menit, akhiri intervensi relaksasi musik
Results
Analisis Data Pengkajian primer dilakukan pada tanggal 07 Januari 2016 jam

19.15 WIB dengan metode Autoanamnesa. Di airway di dapatkan

terdapat suara tambahan gargling, terdapat cairan darah, di

breathing didapatkan RR 28x/menit, terlihat sesak, tidak ada

nafas cuping hidung, dan menggunakan otot bantu nafas, di

circulation di dapatkan HR: 116x/menit, TD : 202/98MMhG,

Capilarry Refil < 2 detik, akral hangat, suhu : 36,5 oC, warna kulit

hitam, dan kulit kering. Di disability kesadaran pasien didapatkan

hasil respon mata 1 : tidak ada respon, respon motorik 3: saat

diberi rangsang nyeri kedua tangan pasien menggengam dan

kedua sisi tubuh dibagian atas sternum atau posisi dekortikasi/

kedua tangan fleksi , dan respon verbal 2 : pasien tidak

menjawab pertanyaan pemeriksa sama sekali, dan hanya


mengeluarkan suara yang tidak membentuk kata

(bergumam)/mengerang. didapatkan nilai Glaslow Coma Scale

(GCS) adalah 6. Di exposure di dapatkan hematoma mata, kaki

kiri sobek.

Temuan Terapi musik


Discussion
Interpretasi dari temuan Elemen musik terdiri dari lima unsur penting, yaitu pitch (frekuensi),
volume (intensity), warna nada (timbre), interval, dan rhytme (tempo
atau durasi). Misalnya pitch yang tinggi, dengan rhytme yang lambat
dan volume yang keras akan meningkatkan ketegangan otot atau
menimbulkan perasaan tidak nyaman. Sebaliknya, pada pitch yang
rendah dengan rhytme yang lambat dan volume yang rendah akan
menimbulkan efek rileks. Tempo yang lambat dapat menurunkan
respiratory rate, sementara denyut nadi memiliki kesesuaian rhytm
dari musik. Pitch dan rhytm akan berpengaruhi pada sistem limbik
yang mempengaruhi emosi Musik harus didengarkan minimal 15 menit
supaya mendapatkan efek terapeutik. Dalam keadaan perawatan akut,
mendengarkan musik dapat memberikan hasil yang sangat efektif dalam
upaya pengobatan.

Implikasi/ rekomendasi Pasien dengan masalah penurunan kesadaran maka perlu dilakukakn
tindakan keperawatan untuk mengembalikan fungsi normal serebral.
Salah satu tindakan keperawatan yang di rekomendasikan adalah
dengan melakukan tindakan terapi musik untuk meningkatkan tingkat
kesadaran pasien dengan diagnosa cidera otak berat.
III. KORELASI ANTARA ISI JURNAL DENGAN REALITA KLINIS
No Hasil Penelitian di jurnal Kondisi riil diklinis/lapangan
Hasil dari penelitian jurnal menyatakan bahwa tidak ada Pada kondisi pasien dengan cedera otak berat dilapangan
pengaruh pemberian terapi musik pada pasien cedera otak belum dilakukan terapi musik pada tindakan keperawatan
berat dengan diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan untuk meningkatkan tingkat kesadaran pada pasien. Oleh
serebral berhubungan dengan proses penyakit (trauma karenanya sebagai perawat menjadi bahan kajian kita agar
kepala). tindakan keperawatan dilakukan salah satunya dengan
data subyektif pasien setelah diberikan pemberian terapi melkaukan tindakan terapi musik.
musik yaitu : pasien tidak sadar dan data data obyektif
keadaan umum lemah kesadaran sopor coma GCS
E1M3V2, tanda-tanda vital tekanan darah 150/50mmHg,
nadi 112x/menit, pernapasan 28x/menit, suhu 36,50C,
SPO2 91%, data assesment masalah perfusi jaringan
serebral belum teratasi yaitu penurunan kesadaran,
tekanan darah, data plainning lanjutkan intervensi,
observasi kesadaran dan GCS pasien, beri 02 RNM
10lpm, kolaborasi dengan dokter pemberian terapi
farmakologi dan non farmakologi yaitu pemberian terapi
musik, intervensi keperawatan di lanjutkan ke ruang ICU
dengan kolaborasi dengan tim rehabilitasi.
IV. PERBANDINGAN ISI JURNAL DENGAN TEORI ATAU HASIL PENELITIAN YANG SUDAH ADA
Isi Jurnal Hasil Penelitian Lain (metodenya bagaiaman Teori yang sudah ada di teks Book
dan tempatnya ) (tuliskan )
Penurunan kesadaran memerlukan Judul : Pengaruh Stimulasi Al Qur’an Terhadap Intensive Care Unit (ICU) merupakan
perawatan dan penanganan segera Glas Gow Scale Pasien Dengan Penurunan suatu bagian dari rumah sakit yang
untuk mengurangi kesakitan dan Kesadaran di Ruang ICU. mandiri dengan staf khusus dan
mencegah kematian. Oleh karena itu Jenis penelitian ini menggunakan desain pre perlengkapan yang khusus. Pasien yang
peran perawat sangat penting dalam experimen dengan desain one group pra post test. layak dirawat di ruang ini yaitu pasien
melakukan asuhan keperawatan untuk Sampel yang digunakan berjumlah 10 responden yang memerlukan intervensi medis
meningkatkan status kesadaran dan yang mengalami penurunan kesadaran di Ruang segera, pemantauan kontinyu serta
meminimalisir kecacatan. Berbagai ICU RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Gorontalo. pengelolaan fungsi sistem organ tubuh
upaya asuhan keperawatan yang telah secara terkoordinasi oleh tim intensive
dikembangkan untuk membantu care (Kemenkes RI,2012). Penurunan
meningkatkan kesadaran pasien, kesadaran memerlukan perawatan dan
antara lain: oksigenasi, pengaturan penanganan segera untuk mengurangi
posisi, dan stimulasi suara dan kesakitan dan mencegah kematian.
sentuhan (Mutaqqin, 2008). Salah satu
jenis intervensi yang dilakukan dalam
stimulasi suara yakni pemberian
stimulasi Al-Qur’an. Penelitian ini
terdapat pengaruh stimulasi Al-Qur’an
terhadap Glasgow Coma Scale pasien
dengan penurunan kesadaran di ruang
Intensive Care Unit (ICU).
V. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL
Kelebihan jurnal ini semua dijlaskan dengan apik dan bagus dari tujuan
penelitian,metode yang digunakan dan hasil temuan penelitian sehingga bisa dipahami
oleh pembaca.
Kekurangan jurnal pada jurnal belum dilakukan oleh peneliti dalam melakukan
terapi atau intervensi ini dikarenakan pasien sudah meninggal dunia sebelum diberikan
intervensi yang sudah direncanakan sehingga menjadi multi tafsir bagi para pembaca atau
para peneliti yang lain yang ini melakukakan tindakan intervensi yang serupa.

Anda mungkin juga menyukai