1 Konsep (Beberapa istilah 1. Marfu’atul asma’ adalah himpunan isim yang berposisi dan definisi) di KB sebagai marfu’ karena adanya ‘amil yang mempengaruhinya. 2. Terdapat tujuh jenis isim yang termasuk Marfu’atul asma’, yaitu: a. Fa’il adalah isim marfu’ yang bermakna pelaku dan terletak setelah fi’ mabni ma’lum. Ketentuan-ketentuan fa’il: 1) Fa’il adala isim marfu’ 2) Fa’il mesti berposisi setelah fi’l 3) Fi’l yang bersanding dengan fa’il adalah fi’l mabni ma’lum 4) Fi’l mesti berstatus mufrod 5) Jika fa’il berstatus mudzakkar maka fi’l mufrad mudzakkar. Jika fail berstatus mu’annats, maka fi’l mufrad mu’annats b. Na’ibul fa’il adalah isim marfu’ yang berposisi setelah fi’l mabni majhul Ketentuan-ketentuan na’ib fa’il: 1) Na’ib fa’il adalah isim marfu’ 2) Terkadang naib fa’il berupa isim mabni 3) Na’ib fa’il mesti berposisi setelah fi’l, namun tidak harus bersanding langsung. Bila Na’ib fa’il berstatus mu’annats dan tidak bersanding langsung dengan fi’il- nya, maka fi’l tersebut boleh mufrad mu’annats atau mufrad mudzakkar 4) Jika na’ib fa’il berupa jama’ taksir maka fi’l dapat berbentuk mufrad mudzakkar atau mufrad mu’anntas. 5) Fi’l yang bersanding dengan na’ib fa’il adalah fi’l mabni majhul 6) Fi’l mesti berstatus mufrad 7) Jika na’ib fa’il berstatus mudzakkar maka fi’l mufrad mudzakkar. Jika na’ib fail berstatus mu’annats, maka fi’l mufrad mu’annats 8) Apabila sebelumnya terdapat dua maf’ul bih, maka maf’ul bih yang pertama dijadikan na’ib fa’il, sedangkan maf’ul bih yang kedua tetap manshub c. Mubtada’ adalah isim marfu’ yang terdapat di awal kalimat sebagai subjek, sedangkan khabar menyempurnakan makna mubtada’ dan berposisi sebagai predikat. Mubtada’ dan khabar adalah isim marfu ’yang selalu sesuai dari sisi bilangan dan jenisnya. Jenis-jenis mubtada’ 1) Mubtada’ isim mu’rab 2) Mubtada isim mabni Jenis-jenis khabar 1) Khabar mufrad 2) Khabar murakkab d. Isim kana waakhawatuha merupakan isim yang awalnya berstatus sebagai mubtada’ tapi berubah status menjadi isim bagi kana dan saudari-saudarinya yang masuk ke dalam susunannya. Kana dan Saudari-saudarinya bertugas untuk me-rafa’-kan isim-nya dan me- nashab-kan khabar-nya. Saudari-saudari kana: ا99 م،تئ99ا ف99 م،رح99ا ب99 م،ا زال99 م، ما دام، صار، ليس، بات، أمسى، ظل، أضحى،أصبح انفك Jenis-jenis khabar kana 1) Khabar mufrad 2) Khabar murakkab e. Khabar inna dan saudari-saudarinya. Inna dan saudari-saudarinya bertugas untuk me-nashab- kan mubtada’ dan me-rafa’-kan khabar. Saudari-saudari inna ، ال النافية للجنس،لعل، لكن، كأن، ليت،أن f. At-tawabi’ lil marfu’ artinya isim-isim tabi’ yang mengikuti i’rab kata sebelumnya. Macam-macam tawabi’: 1) Na’at adala tabi’ yang menyifati isim sebelumnya 2) ‘Athaf adalah tabi’ yang berposisi setelah huruf-huruf athaf 3) Badal adalah tabi’ yang terdapat di dalam kalimat untuk mewakili kata sebelumnya, baik secara keseluruhan atau sebagian 4) Taukid adalah tabi’ yang disebutkan di dalam kalimat untuk menguatkan atau menghilangkan keraguan mukhatab Siswa seringkali menghadapi kesulitan saat mempelajari materi mubtada-khabar khususnya pada bagian khabar yang berupa jumlah fi’liyyah. Mereka tidak mampu menyesuaikan kata kerja, baik madhi maupun mudhari’, dengan mubtada’- nya. Permasalahan tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan mereka dalam men-tashrif kata kerja yang disesuaikan dengan Daftar materi pada KB 2 jenis mubtada’, terutama jika berupa isim dhamir. yang sulit dipahami Kesulitan lainnya mereka hadapi pada materi nai’bul fa’il, khususnya pada bagian perubahan fi’l tsulatsi mazid yang mabni ma’lum menjadi fi’l mabni majhul. Semakin banyak jumlah huruf zaidah-nya, siswa semakin sulit untuk mengubahnya.
Siswa tidak jarang keliru dalam mengindentifikasi badal pada
sebuah kalimat. Mereka menganggapnya sebagai fa’il pada jumlah fi’liyyah atau mubtada-khabar pada jumlah ismiyyah. Daftar materi yang sering Misalnya pada kalimat fi’liyyah berikut: 3 mengalami miskonsepsi قال الشيخ علي جمعة كذا dalam pembelajaran Sebagian siswa menganggap kata ‘Ali Jum’ah sebagai fa’il, padahal merupakan badal dari kata asy-syaikh. Kata yang tepat untuk menduduki posisi fa’il adalah asy-syaikh.