Anda di halaman 1dari 3

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : MODUL NAHWU 2


B. Kegiatan Belajar : MANSHUBAT AL-ASMA’ (KB 2)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Konsep (Beberapa istilah 1. Manshubat al-asma’ adalah himpunan isim yang
dan definisi) di KB berstatus manshub karena ‘amil yang
mempengaruhinya.
2. Macam-macam manshubat al-asma’:
a. Maf’ul bih merupakan isim manshub yang
berposisi sebagai objek dalam kalimat.
 Varian posisi maf’ul bih dalam struktur
kalimat:
1) Fi’l + fa’il + maf’ul bih
2) Fi’l + maf’ul bih + fa’il
3) Maf’ul bih + Fi’l + fa’il
b. Maf’ul muthlaq adalah isim manshub yang
dibentuk dari lafal fi’il yang berfungsi untuk
menguatkan makna, menjelaskan bilangan atau
sifat.
 Ketentuan-ketentuan maf’ul muthlaq
1) Maf’ul muthlaq harus berbentuk
Mashdar
2) Mashdar yang berdiri sendiri
berfungsi sebagai penguat
makna
3) Apabila mashdar di-idhafat-kan
atau disifati maka berfungsi
sebagai penjelas sifat atau jenis
4) Maf’ul muthlaq yang
menjelaskan bilangan biasanya
menggunakan wazn ‫فعلة‬
5) Terkadang fi’l dari Maf’ul
muthlaq dibuang
c. Maf’ul fih merupakan isim manshub yang
menunjukkan keterangan waktu (Zharaf zaman)
dan keterangan tempat (Zharaf makan)
 Zharaf terbagi dua macam
1) Zharaf mutasharrif adalah lafaz
zharaf yang dapat digunakan
untuk selain zharaf seperti kata
‫يوم‬
2) Zharaf ghair mutasharrif adalah
lafaz yang hanya digunakan
untuk zharaf ‫قبل‬
 Zharaf ghair mutasharrif
boleh di-jarr-kan dengan ‫من‬
 Terdapat zharaf yang berstatus mabni,
seperti ‫ حيث‬dan ‫أمس‬
d. Hal adalah isim manshub yang menerangkan
kondisi fa’il atau maf’ul saat peristiwa fi’il
 Ketentuan-ketentuan hal
1) Hal berbentuk isim nakirah,
sedangkan shahibul hal
berstatus ma’rifah.
2) Hal mengikuti shahibul hal dari
sisi mudzakkar-mu’annatas
(na’u) dan mufrad-mutsanna-
jama’ (‘adad)
e. Tamyiz adalah isim manshub nakirah yang
berfungsi menerangkan sesuatu yang masih
samar. Perkara yang dijelaskan oleh tamyiz
disebut mumayyaz
 Jenis-jenis mumayyaz
1) Mumayyaz malfuzh adalah
mumayyaz yang disebutkan
dalam kalimat. Terbagi empat
macam:
 Asma’ kayl (nama takaran)
 Asma’ wazn (nama
timbangan)
 Asma’ masahah (nama jarak)
 Asma al-‘adad (nama
bilangan)
2) Mumayyaz malhuzh yaitu
mumayyaz yang tidak
disebutkan di dalam kalimat.
Biasanya mengganti mubtada’
atau fa’il
f. Mustatsna adalah isim manshub yang
disebutkan setelah adat istitsna untuk
mengecualikan hukum kata yang ada sebelum
adat istitsna yang disebut mustatsna minhu
g. Isim la adalah isim manshub yang berada
setelah la nafyi jinsiyyah.
h. Munada adalah isim manshub yang berada
setelah huruf nida’
i. Maf’ul min ajlih adalah isim manshub yang
menjelaskan faktor terjadinya sebuah
perbuatan yang terbentuk dari amalan-amalan
hati.
 Maf’ul min ajlih dapat di-jarr-kan dengan
kata huruf lam
j. Maf’ul ma’ah adalah isim manshub yang
berposisi setelah huruf waw yang bermakna
“bersama” untuk mengindikasikan
kebersamaan
 Perbedaan waw ma’iyyah dengan waw
‘athaf:
1) Isim yang ada setelah waw
ma’iyyah selalu manshub,
sedangkan waw ‘athaf
tergantung i’rab ma’thuf-nya
2) Subjek pada waw ma’iyyah
hanya satu pihak, sedangkan
subjek pada waw ‘athaf minimal
dua pihak.
k. Khabar kana wa akhawatuha adalah isim
manshub yang menjadi khabar bagi ‘amil
nasikh kana dan saudari-saudarinya.
l. Isim inna wa akhawatuha adalah isim manshub
yang menjadi isim inna dan saudari-saudarinya.
m. Tawabi’ lil manshub’ artinya isim-isim tabi’ yang
mengikuti i’rab kata sebelumnya yang
manshub.

Siswa seringkali menghadapi kesulitan saat mempelajari


materi khabar kana wa akhawatuha khususnya pada bagian
khabar yang berupa jumlah fi’liyyah. Mereka tidak mampu
Daftar materi pada KB menyesuaikan kata kerja, baik madhi maupun mudhari’,
2
yang sulit dipahami dengan isim kana wa akhawatuha. Permasalahan tersebut
disebabkan oleh ketidakmampuan mereka dalam men-tashrif
kata kerja yang disesuaikan dengan jenis isim kana wa
akhawatuha, terutama jika berupa isim dhamir.

Siswa tidak jarang keliru dalam mengindentifikasi badal pada


sebuah kalimat. Mereka menganggapnya sebagai maf’ul bih
pada jumlah fi’liyyah atau khabar kana. Misalnya pada kalimat
Daftar materi yang sering
fi’liyyah berikut:
3 mengalami miskonsepsi
‫رأيت األستاذ عبد السالم‬
dalam pembelajaran
Sebagian siswa menganggap kata ‫ عبد السالم‬sebagai maf’ul bih,
padahal merupakan badal dari kata ‫تاذ‬VV‫األس‬. Kata yang tepat
untuk menduduki posisi maf’ul bih adalah ‫األستاذ‬.

Anda mungkin juga menyukai