1 Konsep (Beberapa istilah 1. Manshubat al-asma’ adalah himpunan isim yang dan definisi) di KB berstatus manshub karena ‘amil yang mempengaruhinya. 2. Macam-macam manshubat al-asma’: a. Maf’ul bih merupakan isim manshub yang berposisi sebagai objek dalam kalimat. Varian posisi maf’ul bih dalam struktur kalimat: 1) Fi’l + fa’il + maf’ul bih 2) Fi’l + maf’ul bih + fa’il 3) Maf’ul bih + Fi’l + fa’il b. Maf’ul muthlaq adalah isim manshub yang dibentuk dari lafal fi’il yang berfungsi untuk menguatkan makna, menjelaskan bilangan atau sifat. Ketentuan-ketentuan maf’ul muthlaq 1) Maf’ul muthlaq harus berbentuk Mashdar 2) Mashdar yang berdiri sendiri berfungsi sebagai penguat makna 3) Apabila mashdar di-idhafat-kan atau disifati maka berfungsi sebagai penjelas sifat atau jenis 4) Maf’ul muthlaq yang menjelaskan bilangan biasanya menggunakan wazn فعلة 5) Terkadang fi’l dari Maf’ul muthlaq dibuang c. Maf’ul fih merupakan isim manshub yang menunjukkan keterangan waktu (Zharaf zaman) dan keterangan tempat (Zharaf makan) Zharaf terbagi dua macam 1) Zharaf mutasharrif adalah lafaz zharaf yang dapat digunakan untuk selain zharaf seperti kata يوم 2) Zharaf ghair mutasharrif adalah lafaz yang hanya digunakan untuk zharaf قبل Zharaf ghair mutasharrif boleh di-jarr-kan dengan من Terdapat zharaf yang berstatus mabni, seperti حيثdan أمس d. Hal adalah isim manshub yang menerangkan kondisi fa’il atau maf’ul saat peristiwa fi’il Ketentuan-ketentuan hal 1) Hal berbentuk isim nakirah, sedangkan shahibul hal berstatus ma’rifah. 2) Hal mengikuti shahibul hal dari sisi mudzakkar-mu’annatas (na’u) dan mufrad-mutsanna- jama’ (‘adad) e. Tamyiz adalah isim manshub nakirah yang berfungsi menerangkan sesuatu yang masih samar. Perkara yang dijelaskan oleh tamyiz disebut mumayyaz Jenis-jenis mumayyaz 1) Mumayyaz malfuzh adalah mumayyaz yang disebutkan dalam kalimat. Terbagi empat macam: Asma’ kayl (nama takaran) Asma’ wazn (nama timbangan) Asma’ masahah (nama jarak) Asma al-‘adad (nama bilangan) 2) Mumayyaz malhuzh yaitu mumayyaz yang tidak disebutkan di dalam kalimat. Biasanya mengganti mubtada’ atau fa’il f. Mustatsna adalah isim manshub yang disebutkan setelah adat istitsna untuk mengecualikan hukum kata yang ada sebelum adat istitsna yang disebut mustatsna minhu g. Isim la adalah isim manshub yang berada setelah la nafyi jinsiyyah. h. Munada adalah isim manshub yang berada setelah huruf nida’ i. Maf’ul min ajlih adalah isim manshub yang menjelaskan faktor terjadinya sebuah perbuatan yang terbentuk dari amalan-amalan hati. Maf’ul min ajlih dapat di-jarr-kan dengan kata huruf lam j. Maf’ul ma’ah adalah isim manshub yang berposisi setelah huruf waw yang bermakna “bersama” untuk mengindikasikan kebersamaan Perbedaan waw ma’iyyah dengan waw ‘athaf: 1) Isim yang ada setelah waw ma’iyyah selalu manshub, sedangkan waw ‘athaf tergantung i’rab ma’thuf-nya 2) Subjek pada waw ma’iyyah hanya satu pihak, sedangkan subjek pada waw ‘athaf minimal dua pihak. k. Khabar kana wa akhawatuha adalah isim manshub yang menjadi khabar bagi ‘amil nasikh kana dan saudari-saudarinya. l. Isim inna wa akhawatuha adalah isim manshub yang menjadi isim inna dan saudari-saudarinya. m. Tawabi’ lil manshub’ artinya isim-isim tabi’ yang mengikuti i’rab kata sebelumnya yang manshub.
Siswa seringkali menghadapi kesulitan saat mempelajari
materi khabar kana wa akhawatuha khususnya pada bagian khabar yang berupa jumlah fi’liyyah. Mereka tidak mampu Daftar materi pada KB menyesuaikan kata kerja, baik madhi maupun mudhari’, 2 yang sulit dipahami dengan isim kana wa akhawatuha. Permasalahan tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan mereka dalam men-tashrif kata kerja yang disesuaikan dengan jenis isim kana wa akhawatuha, terutama jika berupa isim dhamir.
Siswa tidak jarang keliru dalam mengindentifikasi badal pada
sebuah kalimat. Mereka menganggapnya sebagai maf’ul bih pada jumlah fi’liyyah atau khabar kana. Misalnya pada kalimat Daftar materi yang sering fi’liyyah berikut: 3 mengalami miskonsepsi رأيت األستاذ عبد السالم dalam pembelajaran Sebagian siswa menganggap kata عبد السالمsebagai maf’ul bih, padahal merupakan badal dari kata تاذVVاألس. Kata yang tepat untuk menduduki posisi maf’ul bih adalah األستاذ.