Tor Investigasi Kasus Kipi
Tor Investigasi Kasus Kipi
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273);
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
c. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan
Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3447);
2. Gambaran Umum
1. Reaksi lokal adalah reaksi yang terjadi pada area tubuh tertentu seperti
nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan. Reaksi lokal lain yang
berat, misalnya selulitis. Antisipasi: kompres dingin pada titik yang
bermasalah dan konsumsi paracetamol.
2. Reaksi sistemik yang berhubungan dengan sistem atau keseluruhan
tubuh. Reaksi sistemik berupa demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia),
nyeri sendi (atralgia), badan lemah, atau sakit kepala. Antisipasi: minum
yang banyak, gunakan pakaian yang nyaman, kompres dingin di bagian
yang terasa nyeri, dan konsumsi paracetamol.
Reaksi Berat KIPI jenis ini memang jarang terjadi, namun perlu dipantau
apabila penerima vaksin mengalami gejala-gejala tertentu setelah divaksin.
Yang termasuk reaksi berat adalah kejang, trombositopenia (penurunan hebat
jumlah trombosit), Hypotonic Hyporesponsive Episode (kehilangan rasa sensorik
akut atau penurunan kesadaran disertai dengan pucat dan kelemahan otot),
serta menangis terus-menerus. Bila mengalami KIPI ini, hubungi kontak
fasilitas kesehatan tempat mendapatkan vaksin Covid-19. Nomor kontak
biasanya tertulis di kartu vaksinasi yang diberikan setelah vaksinasi.
Sekitar 28,6% dari 272 juta jumlah penduduk Indonesia saat ini,
merupakan sasaran program imunisasi rutin. Jumlah tersebut di luar sasaran
kegiatan pemberian imunisasi tambahan yang memiliki kelompok sasaran
sesuai kajian epidemiologi. Data BPJS Kesehatan saat ini menunjukkan
terdapat lebih dari 25,000 fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) pemerintah
maupun swasta yang terdiri dari Rumah Sakit (RS), Puskesmas, Tempat
Praktik Mandiri Tenaga Kesehatan, maupun klinik imunisasi. Lebih dari
separuhnya memberikan layanan imunisasi, baik imunisasi program maupun
imunisasi pilihan.
B. Penerima Manfaat
- Pemerintah Kota Banjarmasin
- Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin
- Pengelola Program Surveilans Dinas Kesehatan dan Puskesmas serta Rumah
Sakit.
- Lintas Sektor terkait
- Lintas program Puskesmas
- Masyarakat Kota Banjarmasin
-
C. Strategi Pencapaian Keluaran
1. Pelaksana
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pokja Surveilans dan Imunisasi Bidang P2P
Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin
2. Metode Pelaksanaan
Investigasi Kasus KIPI/Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi di Masyarakat.