Aziz Rio Kausar
Aziz Rio Kausar
PEMBAHASAN
1
karakteristik seorang peserta didik itu sendiri. Kemudian salah satu dari nya adalah
kebutuhan peserta didik.
Kebutuhan peserta didik adalah sesuatu kebutuhan yang harus didapatkan oleh
peserta didik untuk mendapat kedewasaan ilmu. Kebutuhan peserta didik tersebut wajib
dipenuhi atau diberikan oleh pendidik kepada peserta didiknya. Menurut buku yang
ditulis oleh Ramayulis, ada delapan kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Kebutuhan Fisik
Fisik seorang didik selalu mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Proses
pertumbuhan fisik ini terbagi menjadi tiga tahapan :
A. peserta didik pada usia 0 – 7 tahun, pada masa ini peserta didik masih mengalami
masa kanak-kanak
B. peserta didik pada usia 7 – 14 tahun, pada usia ini biasanya peserta didik tengah
mengalami masa sekolah yang didukung dengan peraihan pendidikan formal
C. peserta didik pada 14 – 21 tahun, pada masa ini peserta didik mulai mengalami
masa pubertas yang akan membawa kepada kedewasaan.
Pada masa perkembangan ini lah seorang pendidik perlu memperhatikan perubahan
dan perkembangan seorang didik. Karena pada usia ini seorang peserta didik mengalami
masa yang penuh dengan pengalaman (terutama pada masa pubertas) yang secara tidak
langsung akan membentuk kepribadian peserta didik itu sendiri.
Disamping memberikan memperhatikan hal tersebut, seorang pendidik harus selalu
memberikan bimbingan, arahan, serta dapat menuntun peserta didik kepada arah
kedewasaan yang pada akhirnya mampu menciptakan peserta didik yang dapat
mempertanggungjawabkan tentang ketentuan yang telah ia tentukan dalam perjalanan
hidupnya dalam lingkungan masyarakat.
2. Kebutuhan Sosial
Secara etimologi sosial adalah suatu lingkungan kehidupan. Pada hakekatnya kata
sosial selalu dikaitkan dengan lingkungan yang akan dilampaui oleh seorang peserta
didik dalam proses pendidikan.
Dengan demikian kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang berhubungan lansung
dengan masyarakat agar peserta didik dapat berinteraksi dengan masyarakat
2
lingkungannya, seperti yang diterima teman-temannya secara wajar. Begitu juga supaya
dapat diterima oleh orang lebih tinggi dari dia seperti orang tuanya, guru-gurunya dan
pemimpinnya. Kebutuhan ini perlu dipenuhi agar peserta didik dapat memperoleh posisi
dan berprestasi dalam pendidikan.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kebutuhan sosial adalah digunakan
untuk memberi pengakuan pada seorang peserta didik yang pada hakekatnya adalah
seorang individu yang ingin diterima eksistensi atau keberadaannya dalam lingkungan
masyarakat sesuai dengan keberadaan dirinya itu sendiri.
3. Kebutuhan Untuk Mendapatkan Status
Kebutuhan mendapatkan status adalah suatu yang dibutuhkan oleh peserta didik
untuk mendapatkan tempat dalam suatu lingkungan. Hal ini sangat dibutuhkan oleh
peserta didik terutama pada masa pubertas dengan tujuan untuk menumbuhkan sikap
kemandirian, identitas serta menumbuhkan rasa kebanggaan diri dalam lingkungan
masyarakat.
Dalam proses memperoleh kebutuhan ini biasanya seorang peserta didik ingin
menjadi orang yang dapat dibanggakan atau dapat menjadi seorang yang benar-benar
berguna dan dapat berbaur secara sempurna di dalam sebuah lingkungan masyarakat.
4. Kebutuhan Mandiri
Ketika seorang peserta didik telah melewati masa anak dan memasuki masa
keremajaan, maka seorang peserta perlu mendapat sikap pendidik yang memberikan
kebebasan kepada peserta didik untuk membentuk kepribadian berdasarkan pengalaman.
Hal ini disebabkan karena ketika peserta telah menjadi seorang remaja, dia akan memiliki
ambisi atau cita-cita yang mulai ditampakkan dan terfikir oleh peserta didik, inilah yang
akan menuntun peserta didik untuk dapat memilih langkah yang dipilihnya.
Karena pembentukan kepribadian yang berdasarkan pengalaman itulah yang
menyebabkan para peserta didik harus dapat bersikap mandiri, mulai dari cara pandang
mereka akan masa depan hingga bagaimana ia dapat mencapai ambisi mereka tersebut.
Kebutuhan mandiri ini pada dasarnya memiliki tujuan utama yaitu untuk menghindarkan
sifat pemberontak pada diri peserta didik, serta menghilangkan rasa tidak puas akan
kepercayaan dari orang tua atau pendidik, karena ketika seorang peserta didik terlalu
3
mendapat kekangan akan sangat menghambat daya kreatifitas dan kepercayaan diri untuk
berkembang.
4
akan membentuk sikap tidak percayadiri, merasa dilecehkan, beban masalah yang makin
menumpuk yang kesemuanya itu akan memacu emosi seorang peserta didik untuk
melakukan hal-hal yang berjalan ke arah keburukan atau negatif.
5
2. Fase prenatal (dalam kandungan)
3. Proses kelahiran (± 0-9 bulan)
4. Masa bayi/anak balita (± 0-1 tahun)
5. Masa kanak-kanak (± 1-5 tahun)
6. Masa anak-anak (± 5-12 tahun)
7. Masa remaja (± 12-18 tahun)
8. Masa dewasa awal (± 18-25 tahun)
9. Masa dewasa (± 25-45)
10. Masa dewasa akhir (± 45- 55)
11. Masa akhir kehidupan (± 55 tagu ke atas)
Pada pembahasan ini, kami hanya membahas materi sejak masa kanak-kanak hingga masa
dewasa awal saja sesuai usia pendidikan. Ada beberapa aspek yang dipengaruhi oleh usia :
a. Aspek Fisik
1. Secara Anatomis
2. Perubahan kuantitatif struktur tulang
3. Indeks tinggi dan berat badan
4. Proporsi antar bagian
5. Secara Fisiologi
6. Pada masa bayi (± 0-1 tahun) tulangnya masih lentur dan berpori, persambungannya
masih longgar) dengan BB : 2-4 kg, TB : 50-60 cm
7. Masa kanak-kanak, BB : 12-15 kg TB : 90-120 cm
8. Masa remaja awal, BB : 30-40 kg TB : 140-160 cm
Selanjutnya keceptan berangsur menurun bahkan menjadi mapan. Proporsi tinggi
kepala, badan bayi dan anak sekita 1:4 menjelang dewasa menjadi 1:8 atau 0.
b. Aspek Intelektual
Menurut John dan Conrad :
1. Laju perkembangan intelegensi berlangsung sangat pesat sampai masa remaja awal,
setelah itu kepesatannya langsung menurun.
2. Puncak perkembangan pada umumnya dicapai dipenghujung masa remaja akhir
(sekitar usia 20-an), selanjutnya perubahan-perubahan masa tipis berlangsung sampai
6
dengan usia 50 tahun. Setelah itu terjadi plateau (mapan)sampai usia 60 tahun untuk
selanjutnya berangsur-angsur turun (deklinasi).
3. Terdapat variasi dalam waktu dan laju kecepatan deklinasi menurut jenis-jenis
kecakapan tertentu.
c. Aspek Sosial
1. Masa kanak-kanak awal (0-3 tahun) : subjektif
2. Masa krisis (3-4 tahun) : trotz alter
3. Masa kanak-kanak akhir (4-6 tahun) : subjektif menuju objktif
4. Masa anak sekolah (6-12 tahun) : objektif
5. Masa kritis II (12-13 tahun) : pre-puber (anak tanggung)
d. Aspek Psikososial
Menurut Eric Erikson :
1. Anak adalah makhluk yang aktif dan penjelajah yang adaptif
2. Ego berfungsi untuk memahami realitas dunia sosial
3. Secara mendasar manusia adalah makhluk yang rasional, pikiran, perasaan, dan
tindakannya sebagian besar dikontrol ole ego
4. Prinsip epigenetik
e. Aspek Perspektif Kognitif
Menurut Jean Piaget :
1. Suatu fungsi kehidupan yang mendasar yang membantu organisme untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2. Tujuan aktivitas intelektual adalah untuk mencapai keseimbangan.
3. Lingkungan adalah suatu tempat yang menarik 7 penuh dengan berbagai rangsangan
baru yang tidak segera dapat dipahami anak yang aktif dengan penuh rasa ingin tahu.
4. Sutu atribut yang sangat majemuk, yang terdiri dari 3 komponen yang saling
berhubungan yaitu isi intelegensi, struktur kognitif, dan fungsi intelektual.
Tingkat perkembangan Kognitif :
- Periode sensori motor (± sejak lahir – 2 tahun)
- Periode praoperasional (± 2-7 tahun)
- Periode operasional konkret (± 7-11 tahun)
- Periode operasional formal (± 11-15 tahun)
7
Menurut Kurnia (2007) :
Karakteristik atau kepribadian seseorang dapat berkembang secara bertahap.
Berikut ini adalah krakteristik perkembangan pada masa anak samapai masa puber.
a. Krakteristik perkembangan masa anak awal (2-6 tahun)
Masa anak awal berlangsung dari usia 2-6 tahun, yaitu setelah anak meninggalkan
masa bayi dan mulai mengikuti pendidikan formal di SD. Tekanan dan harapan sosial
untuk mengikuti pendidikan sekolah menyebabkan perubahan perilaku, minat, dan
nilai pada diri anak. Pada masa ini, anak sedang dalam proses pengembangan
kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan. Perilaku anak sulit diatur, bandel,
keras kepala, dan sering membantah dan melawan orang tua. Hal ini memang sangat
menyulitkan para pendidik. Tak heran, apabila para guru Playgroup sampai SD harus
lebih bersabar dalam melangsungkan pembelajaran atau mendidik siswa. Disiplin
mulai bisa diterapkan pada anak sehingga anak dapat mulai belajar hidup secara tertib.
Dan sikap para pedidik sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak.
b. Krakteristik perkembangan masa anak akhir (6-12 tahun)
Karakteristik atau ciri-ciri periode masa anak akhir, sama halnya dengan ciri-ciri
periode masa anak awal dengan memperhatikan sebutan atau label yang digunakan
pendidik. Orang tua atau pendidik menyebut masa anak akhir sebagai masa yang
menyulitkan karena pada masa ini anak lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman
sebaya daripada oleh orang tuanya. Kebanyakan anak pada masa ini juga kurang
memperhatikan dan tidak bertanggung jawab terhadap pakaian dan benda-benda
miliknya. Para pendidik memberi sebutan anak usia sekolah dasar, karena pada
rentang usia ini (6-12 tahun) anak bersekolah di sekolah dasar. Di sekolah dasar, anak
diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang dianggap
penting untuk keberhasilan melanjutkan studi dan penyesuaian diri dalam
kehidupannya kelak.
c. Krakteristik perkembangan masa puber (11/12 – 14/15 tahun)
Masa puber adalah suatu periode tumpang tindih antara masa anak akhir dan masa
remaja awal. Periode ini terbagi atas tiga tahap, yaitu tahap: prapuber, puber, dan
pascapuber. Tahap prapuber bertumpang tindih dengan dua tahun terakhir masa anak
akhir. Tahap puber terjadi pada batas antara periode anak dan remaja, di mana ciri
8
kematangan seksual semakin jelas (haid dan mimpi basah). Tahap pascapuber
bertumpang tindih dengan dua tahun pertama masa remaja. Waktu masa puber relatif
singkat (2-4 tahun) ini terjadi pertumbuhan dan perubahan yang sangat pesat dan
mencolok dalam proporsi tubuh, sehingga menimbulkan keraguan dan perasaan tidak
aman pada anak puber. Peubahan fisik dan sikap puber ini berakibat pula pada
menurunnya prestasi belajar, permasalahan yang terkait dengan penerimaan konsep
diri, serta persoalan dalam berhubungan dengan orang di sekitarnya. Orang dewasa
maupun pendidik perlu memahami sikap perilaku anak puber yang kadang menaik
diri, emosional, perilaku negative dan lain-lain, serta membantunya agar anak dapat
menerima peran seks dalam kehidupan bersosialisasi dengan orang atau masyarakat
di sekitarnya.
9
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pengelolaan proses pembelajaran guru harus memiliki kemampuan
mendesain program, menguasai materi pelajaran, mampu menciptakan kondisi kelas yang
kondusif, terampil memanfaatkan media dan memilih sumber, memahami cara atau
metode yang digunakan sesuai kebutuhan dari karakteristik anak.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa memahami
karakteristik umum peserta didik khususnya dari segi usia, gender dan latar belakang
sangatlah penting bagi pendidik yang mengajar dengan beragam karakateristik siswa.
Guru akan dapat mengetahui bagaimana mengatasi karakteristik siswa pada usianya,
menangani adanya perbedaan gender pada siswa serta perbedaan latar belakang siswa
(budaya, etnik, ras, kelas sosial) sehingga guru dapat menyelenggarakan pendidikan
secara optimal.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,Abu dkk. Ilmu Pendidikan Cetakan ke II. PT Rineka Cipta. Jakarta. 2006.
http://www.scribd.com/doc/86538676/Karakteristik-Peserta-Didik-Dalam-Proses-Pembelajaran
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia. Jakarta. 2006.
11