Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

RISET SISTEM INFORMASI


AKUNTANSI DAN PEMERINTAHAN
(Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi)

Dosen Pengampu:
Dr. Muhammad Gowon, S.E., Ak., M.Si., C.A.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 4

1. APRILIANI DWI TANDY P2C323014


2. MUHAMMAD SONI P2C323012
3. MULIYATI P2C323007

MAGISTER ILMU AKUNTANSI


UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menuntaskan penulisan makalah
pendidikan yang berjudul “RISET SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN
PEMERINTAHAN (Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi)” dengan
maksimal, tanpa ada halangan yang berarti. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Riset Sistem Informasi Akuntansi dan Pemerintahan
yang diampu oleh Ibu Dr. Muhammad Gowon, S.E., A.k., M.Si., C.A.

Dengan segala keterbatasan, penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam


penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan atau masih jauh dari kata
sempurna, baik dalam pembahasan maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati penulis berharap agar para pembaca dapat memberikan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini.

Akhir kata, perkenankan penulis mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya


apabila dalam penelitian ini terdapat kesalahan maupun kekurangan. Semoga
penelitian ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang bersangkutan,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Jambi, 16 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
2.1 Pengertian Pengendalian................................................................................ 4
2.2 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ........................................................ 5
2.3 Jenis-jenis Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi .................................. 5
2.4 Kerangka Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi ................................... 7
2.5 Lingkungan Internal: Manajemen, Sistem Operasi, Resiko, dan Komitmen 8
2.6 Penetapan Tujuan Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi .................... 10
2.7 Otorisasi Aktivitas Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi ................... 10
2.8 Penelitian-penelitian Terkait Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi ... 11
BAB III PENUTUP............................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 15
3.2 Saran ............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Modern ini, sektor bisnis mengalami perubahan yang sangat cepat dan
berkelanjutan. Hal ini mendorong para pelaku bisnis untuk bertindak cepat
dalam memberikan respon terhadap perubahan tersebut. Tujuannya agar
perusahaan dapat mampu bertahan dan berdaya saing. Dalam pelaksanaannya,
para pengguna membutuhkan sistem informasi yang dapat diandalkan dalam
berbagai situasi. Dengan demikian, dunia bisnis dapat dikatakan menjadi sangat
bergantung pada sistem informasi khususnya akuntansi.

Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks guna


memenuhi kebutuhan informasi yang meningkat secara pesat. Perlu digaris
bawahi, ketika kompleksitas sistem dan ketergantungan terhadap sistem
informasi meningkat maka perusahaan akan menghadapi berbagai macam
resiko. Secara umum, terdapat 3 (tiga) jenis resiko yang dapat mengancam
sistem informasi akuntansi, yaitu: bencana alam dan politik, kesalahan
perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware), serta tindakan-
tindakan yang tidak disengaja dan disengaja.

Untuk mengatasi permasalahan diatas, maka diperlukan pengendalian


terhadap keamanan dan integritas sistem informasi pada tiap perusahaan.
Sebagian besar pegawai di bagian manajemen perusahaan menyatakan bahwa
pengendalian resiko membutuhkan perhatian lebih akibat mengalami
peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh kenaikan
jumlah sistem komputer client dan server yang berfungsi untuk menampung
data-data informasi perusahaan untuk dapat didistribusikan kepada banyak
pengguna.

1
Dalam beberapa kasus, perusahaan menganggap perlindungan data
sebagai hal yang sepele. Namun tidak banyak pula perusahaan yang
mengutamakan pengendalian sistem informasi. Karena pada dasarnya,
pengendalian dan pengamanan yang memadai terhadap sumber informasi
sebuah organisasi harus menjadi prioritas utama dalam manajemen puncak. Ini
bertujuan untuk membantu pihak manajemen dalam mengendalikan operasi
bisnis, terutama dalam perlindungan informasi akuntansi. Maka tidak heran bila
banyak perusahaan yang telah merancang sistem informasi internal yang efektif
dengan mengutamakan sistem pemeriksaan dan pengkajian ulang terhadap
sistem informasi akuntansi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk


membahas mengenai: “Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi”. Karena
tiap perusahaan memiliki kewajiban menyediakan pengendalian sistem
informasi akuntansi yang memadai. Tentunya, ini diharapkan mampu
mengantisipasi dan menanggulangi ancaman (threat) atau perwujudan
(exposure) resiko kerugian usaha.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, rumusan masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan Pengendalian?


2. Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi Akuntansi?
3. Apa saja jenis pengendalian sistem informasi akuntansi?
4. Bagaimana kerangka pengendalian sistem informasi akuntansi?
5. Apa yang dimaksud Lingkungan Internal?
6. Bagaimana penetapan tujuan pengendalian sistem informasi akuntansi?
7. Bagaimana otorisasi pada aktivitas pengendalian sistem informasi
akuntansi?
8. Bagaimana implementasi pengendalian sistem informasi akuntansi yang
dijelaskan dalam penelitian-penelitian terdahulu?

2
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
dikemukakan, maka tujuan dari penulisan ini antara lain:

1. Untuk mengetahui pengertian dari Pengendalian.


2. Untuk mengetahui pengertian dari Sistem Informasi Akuntansi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pengendalian sistem informasi akuntansi.
4. Untuk mengatahui bagaimana kerangka pengendalian sistem informasi
akuntansi.
5. Untuk mengetahui pengertian dan penjelasan Lingkungan Internal.
6. Untuk mengetahui penepatan tujuan pengendalian sistem informasi
akuntansi.
7. Untuk mengetahui bagaimana perlakuan otorisasi pada aktivitas
pengendalian sistem informasi akuntansi.
8. Untuk mengetahui implementasi pengendalian sistem informasi akuntansi
yang dijelaskan dalam penelitian-penelitian terdahulu.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengendalian


Pengendalian adalah proses memantau kegiatan untuk memastikan
bahwa kegiatan tersebut diselesaikan seperti yang telah direncanakan dan
proses mengkoreksi setiap penyimpangan yang berarti. Pengendalian
(control) adalah proses mempengaruhi atau mengarahkan aktivitas sebuah
obyek, organisasi atau sistem.

Pengendalian berkaitan erat dengan sistem operasi yang dijalankan


oleh pihak internal. Dimana pengendalian internal memiliki beberapa tujuan
sebagai berikut.

a. Mengamankan aset atau mencegah/mendeteksi perolehan, penggunaan,


dan penempatan yang tidak sah.
b. Mengelola catatan dengan detail yang baik untuk melaporkan aset
perusahaan secara akurat dan wajar.
c. Memberikan informasi yang akurat dan reliabel.
d. Menyiapkan laporan keuangan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
e. Mendorong ketaatan terhadap manajerial yang telah ditentukan.
f. Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.

Menurut Robert Simons (dalam Romney dan Steinbart, 2015),


pengendalian dalam hal penyelesaian konflik oleh manajemen menganut 4
(empat) sistem, yaitu:

1. Sistem Kepercayaan (Belief System), yaitu sistem yang menjelaskan cara


sebuah perusahaan menciptakan nilai, membantu pegawai memahami visi
perusahaan, mengkomunikasikan nilai-nilai dasar perusahaan, dan
menginspirasi pegawai untuk bekerja berdasarkan nilai-nilai tersebut.

4
2. Sistem Batas (Boundary System), yaitu sistem yang membantu pegawai
bertindak secara etis dengan membangun batas pada perilaku
kepegawaian.
3. Sistem Pengendalian Diagnostik (Diagnostic Control System), yaitu
sistem yang mengukur, mengawasi, dan membandingkan perkembangan
perusahaan aktual dengan anggaran dan tujuan kinerja.
4. Sistem Pengendalian Interaktif (Interactive Control System), yaitu sistem
yang membantu manajer untuk memfokuskan perhatian bawahan pada
isu-isu strategis utama dan lebih terlibat didalam keputusan mereka.

2.2 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi


Menurut Bodnard dan Hopwood (2000:23), sistem informasi
akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang
diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Sedangkan menurut
Baridwan (1996:4), sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen
organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa
dan komunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan
keputusan kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor dan
kreditur) dan pihak-pihak dalam (terutama manajemen).

2.3 Jenis-jenis Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi


Secara umum, pengendalian sistem informasi akuntansi dapat
dibedakan ke dalam beberapa jenis jenis-jenisnya, diantaranya: (Romney &
Steinbart (2017)

1. Berdasarkan Fungsi Pentingnya, terbagi menjadi 3 (tiga):


a. Pengendalian Preventif (Preventive Control), yaitu pengendalian
yang dilakukan sebelum timbul suatu masalah atau masalah tersebut
benar-benar terjadi.

5
b. Pengendalian Detektif (Detective Control), yaitu pengendalian yang
didesain untuk menemukan masalah pengendalian yang tidak
terelakkan.
a. Pengendalian Korektif (Corrective Control), yaitu pengendalian
yang mengidentifikasi dan memperbaiki masalah serta memperbaiki
dan memulihkan dari kesalahan yang dihasilkan.

2. Berdasarkan Kategorinya, terbagi menjadi 3 (tiga):


a. Pengendalian Umum (General Control), yaitu pengendalian yang
didesain untuk memastikan sistem informasi organisasi serta
pengendalian lingkungan stabil dan dikelola dengan baik. Jenis
pengendalian ini berfokus terhadap keamanan akses fisik dan logis
dan pengelolaan hak akses manajemen.
b. Pengendalian Aplikasi (Aplication Control), yaitu pengendalian
yang mencegah, mendeteksi dan mengoreksi kesalahan transaksi dan
penipuan dalam program aplikasi. Jenis pengendalian ini
menitikberatkan sistem informasi yang berikatan dengan validasi dan
verifikasi data, pemrosesan transaksi, dan keamanan akses otorisasi
aplikasi.
c. Pengendalian Teknologi (Technology Control), yaitu pengendalian
terhadap infrastruktur teknologi yang digunakan dalam sistem
informasi akuntansi. Jenis ini berfokus pada pengendalian keamanan
jaringan, akses, dan manajemen data.

3. Berdasarkan Bidangnya, terbagi menjadi 3 (tiga):


a. Pengendalian Internal, yaitu rencana organisasi dan metode yang
digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan
informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi,
dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen.
b. Pengendalian Administrasi, yaitu pengendalian yang menjamin
efisiensi operasional dan ketaatan kebijakan manajemen,

6
c. Pengendalian Akuntansi, yaitu pengendalian yang bertujuan
membantu menjaga aktiva dan menjamin akurasi dan daya andal
catatan keuangan perusahaan.

2.4 Kerangka Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi


Dalam melaksanakan pengendalian sistem informasi akuntansi,
perusahaan dapat menggunakan sekaligus mengembangkannya
menggunakan kerangka pengendalian. Kerangka pengendalian tersebut
dibedakan menjadi 2 (dua) kerangka antara lain sebagai berikut.

1. COBIT (Control Objective for Information and Related Technology)


COBIT adalah sebuah kerangka komprehensif yang membantu
perusahaan mencapai tujuan tata kelola dan manajemen teknologi
informasi. Model “COBIT 5” merupakan sistem pengendalian yang
mampu memberikan referensi proses manajemen dan melakukan
pemrosesan 32 manajemen sekaligus. Untuk proses manajemen, kerangka
ini memiliki 4 (empat) jenis domain, yakni:
• Menyelaraskan, merencanakan, dan mengatur (align, plan, and
organize atau APO).
• Membangun, mengakuisisi, dan menerapkan (build, acquire, and
implement atau BAI).
• Mengantar, melayani, dan mendukung (deliver, service, and support
atau DSS).
• Mengawasi, mengevaluasi, dan menilai (monitor, evaluate, and asses
atau MEA).

2. COSO (Committee of Sponsoring Organizations)


COSO adalah sebuah kelompok sektor swasta yang terdiri atas AAA
(American Accounting Association), AICPA (American Institute of
Certified Public Accountants), IIA (Institute of Internal Auditors), IMA
(Institute of ManagementAccountants), and FINEX (Financial Executives

7
International). Pada tahun 1992, COSO menerbitkan “Internal Control –
Integrated Framework” yang diterima secara luas sebagai otoritas untuk
pengendalian internal yang digabungkan kedalam kebijakan, peraturan
dan regulasi yang digunakan untuk mengendalikan aktivitas bisnis.
Selanjutnya, COSO mengembangkan kerangka pengendalian yang
disebut ERM (Enterprise Risk Management) atau dikenal dengan istilah
Manajemen Resiko. Jenis kerangka ini telah diadopsi secara luas sebagai
cara evaluasi internal berbasis pengendalian risiko.

2.5 Lingkungan Internal: Manajemen, Sistem Operasi, Resiko, dan


Komitmen
Lingkungan internal adalah semua sumber daya manusia dan fisik
yang mempengaruhi organisasi. Baik manajemen, gaya operasi, selera resiko
dan komitmen menjadi bagian dari lingkungan internal dalam sebuah
organisasi. Berikut adalah bagian-bagian yang membentuk lingkungan
internal suatu usaha.

Manajemen

Griffin (1997) mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses


perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa
tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai
dengan jadwal. Manajemen belum memiliki definisi yang luas dan diterima
secara universal.

Gaya Operasi

Gaya operasi merupakan wujud dari pola perilaku seseorang yang


konsisten. Dimana ini dapat dihasilkan dari pengamatan pihak lain atau pihak
yang berupaya membantu pihak lainnya dalam pencapaian tujuan.

8
Selera Resiko

Selera resiko atau disebut juga risk appetite dapat didefinisikan


bentuk kesediaan seseorang untuk menanggung segala resiko terkait
manajemen perusahaan. Dalam pengertian lain, selera resiko diartikan
sebagai jumlah dan jenis resiko yang rela ditanggung oleh organisasi demi
memenuhi tujuan strategisnya.

Komitmen

Komitmen dapat diartikan sebagai bentuk pengabdian atau perjanjian


pada tiap individu terhadap suatu hal dalam jangka panjang. Dimana
komitmen dalam pengendalian sistem informasi di lingkungan internal
difokuskan pada 3 (tiga) aspek, antara lain:

(1) Integritas, yakni su suatu konsep berkaitan dengan konsistensi dalam


tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip-
prinsip, ekspektasi-ekspektasi dan berbagai hal yang dihasilkan. Orang
berintegritas berarti memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter
kuat.
(2) Etis, yakni sesuatu hal yang berkaitan dengan atau berurusan dengan
moral atau prinsip-prinsip moralitas serta berkaitan dengan benar dan
salah dalam melakukan sesuatu. Etis adalah bertindak dengan cara yang
konsisten dengan apa yang masyarakat dan individu biasanya berfikir
bahwa hal tersebut adalah nilai-nilai yang baik yang mencakup kejujuran,
keadilan, kesetaraan martabat, keragaman dan hak-hak individu.
(3) Kompetensi, yakni suatu hal yang dikaitkan dengan kemampuan,
pengetahuan/wawasan, dan sikap yang dijadikan suatu pedoman dalam
melakukan tanggung jawab pekerjaan yang dikerjakan oleh pegawai.

9
2.6 Penetapan Tujuan Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi
Penetapan tujuan merupakan salah satu komponen ERM. Manajemen
menentukan hal yang ingin dicapai oleh perusahaan, sering disebut sebagai visi
dan misi perusahaan. Perusahaan menentukan hal yang harus berjalan dengan
benar untuk mencapai tujuan dan menetapkan ukuran kinerja guna menentukan
apakah ukuran kinerja tersebut terpenuhi. Dalam hal ini, tujuan dapat
dibedakan menjadi 4 (empat), antara lain:
a. Tujuan strategis: merupakan sasaran tingkat tinggi yang disejajarkan
dengan misi perusahaan, mendukungnya serta menciptakan nilai pemegang
saham.
b. Tujuan operasi: berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi operasi
perusahaan, menentukan cara mengalokasikan sumber daya.
c. Tujuan pelaporan: membantu memastikan ketelitian, kelengkapan dan
keterandalan laporan perusahaan, meningkatkan pembuatan keputusan dan
mengawasi aktivitas serta kinerja perusahaan.
d. Tujuan kepatuhan: membantu perusahaan mematuhi seluruh hukum dan
peraturan yang berlaku.

2.7 Otorisasi Aktivitas Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi


Otorisasi adalah penetapan kebijakan bagi para pegawai untuk diikuti
dan kemudian memberdayakan mereka guna melakukan fungsi organisasi
tertentu. Sedangkan aktivitas pengendalian adalah kebijakan, prosedur dan
aturan yang memberikan jaminan yang memadai bahwa tujuan pengendalian
telah dicapai dan respons resiko dilakukan.

Adapun tahapan dalam otorisasi aktivitas pengendalian terdiri atas 6


(enam) tahapan antara lain sebagai berikut.

• Pemisahan tugas;
• Pengembangan proyek dan pengendalian akuisisi;
• Perubahan pengendalian manajemen;
• Perancangan dan pencatatan dokumen/catatan;

10
• Pengamanan aset, catatan, dan data perusahaan;
• Pengecekan kinerja yang independen;
• Informasi dan Komunikasi; dan
• Pengawasan.

2.8 Penelitian-penelitian Terkait Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi


Pada era globalisasi saat ini, perusahaan dituntut untuk lebih efisien,
efektif, dan ekonomis dalam menentukan besaran biaya operasional. Ini
didorong oleh persaingan yang semakin ketat dan regulasi yang menuntut
pelaporan atas akuntansi dengan sistematis. Seiring dengan meningkatknya
persaingan, peningkatan teknologi dalam mengoperasikan kegiatan
operasional dikembangkan untuk mendukung aktivitas sumber daya manusia
atau karyawan. Tujuannya agar pekerjaan dapat menjadi lebih berkualitas dan
mampu mencapai tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Berdasarkan penjelasan materi pengendalian sistem informasi


akuntansi di atas, penulis merangkum beberapa penelitian yang berkaitan
antara lain sebagai berikut.

1. Dilansir dari penelitian Fibriyanti (2017) yang berjudul “Analisis Sistem


Informasi Akuntansi Penggajian dalam Rangka Efektivitas
Pengendalian Internal Perusahaan (Studi Kasus pada PT Populer
Sarana Medika, Surabaya)”. Penelitian ini menunjukkan bahwa sistem
informasi akuntansi penggajian karyawan yang diterapkan oleh
perusahaan dinilai sudah cukup baik dan sesuai dengan teori yang ada
karena telah dilengkapi dengan sistem pengendalian internal yang
memadai dan memenuhi keseluruhan unsur pengendalian internal.
Namun, masih terdapat beberapa kelemahan yang ditunjukkan dengan
fungsi-fungsi belum sesuai dengan teori yang ada. Dimana bagian
akuntansi masih merangkap fungsi sebagai pembuat daftar gaji sekaligus
membuat rekapitulasi kehadiran para pegawai. Sebagai alternatif,
perusahaan dapat menggunakan bantuan bagian personalia untuk

11
mengambil alih fungsi akuntansi dalam mencatat kehadiran para pegawai.
Hal ini dimaksudkan pula untuk menghindari kecurangan dalam
pembuatan daftar gaji hingga pembayaran jumlag gaji pokok beserta
tujangan dan potongan untuk karyawan. Selain itu, ini juga dapat
memudahkan manajemen untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya
operasional perusahaan.

2. Dilansir dari penelitian Jaya (2018) yang berjudul “Analisis Sistem


Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas dalam
Meningkatkan Pengendalian Internal (Studi Kasus pada PT Putra
Indo Cahaya, Batam)”. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian
sistem informasi akuntansi di PT Putra Indo Cahaya Batam masih belum
sesuai dengan teori karena struktur organisasi dalam penjualan dan
penerimaan kas masih terdapat perangkapan tugas dan fungsi. Dokumen
akuntansi yang digunakan pun dinilai masih kurang terperinci atau kurang
lengkap, dimana perusahaan hanya menggunakan jurnal penjualan, jurnal
penerimaan kas, dan kartu gudang. Sebagai alternatif, perusahaan dapat
menambah faktur penjualan, bukti setoran bank, surat jalan, dan surat
tanda terima barang (nota jalan) agar praktik operasional penjualan lebih
transparan dan terstruktur. Begitupun dengan penilaian terhadap praktik
yang sehat dalam pengendalian internal penjualan. Dimana perusahaan
secara rutin menyetorkan jumlah kas yang diterima setiap tiga hari ke
bank, tidak pada hari yang sama sesuai tanggal transaksi penjualan. Hal ini
dapat menimbulkan resiko penyalahgunaan dan penyelewengan kas yang
dapat merugikan perusahaan.

3. Dilansir dari penelitian Fitriyani dan Herawati (2019) yang berjudul


“Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis
Akrual, Sistem Pengendalian Intern dan Kualitas Laporan Keuangan
Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Kasus
Inspektorat Kabupaten Bengkulu Tengah)”. Penelitian ini

12
dilatarbelakangi oleh penyerahan laporan keuangan selama 6 tahun
terakhir oleh pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah pasca pemekaran
sebagai kabupaten baru. Dimana Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah
telah mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), tetapi masih
terdapat masalah yang harus diperhatikan diantaranya: Pengendalian,
Pencatatan, dan Pengendalian aset yang belum dilakukan secara
signifikan. Didorong dengan regulasi pemerintah pada Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 yang mewajibkan seluruh instansi pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah untuk mengganti pencatatan akuntansi
berbasis kas menjadi pencatatan akuntansi berbasis akrual terhitung sejak
tahun 2015. Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
akuntansi berbasis akrual yang didukung dengan sistem pengendalian
internal dan laporan keuangan yang berkualitas pada instansi pemerintah
Bengkulu Tengah dapat menghasilkan informasi ekonomi yang efisien
dan efektif pada pelayanan publik. Tidak hanya sekedar menghasilkan
laporan pertanggungjawaban dan laporan keuangan daerah yang baik,
pencatatan akuntansi berbasis akrual, sistem pengendalian internal dan
kualitas laporan keuangan dapat menjadi dasar bagi Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) dalam memberikan nilai dan masukan terhadap
pertanggungjawaban bupati. Di sisi lain, ini dapat difungsikan sebagai
akses yang baik dalam melakukan pemantauan kinerja pemerintah
Bengkulu Tengah.

4. Dilansir dari penelitian Lestari dan Dewi (2020) yang berjudul “Pengaruh
Pemahaman Akuntansi, Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi
dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan
Keuangan”. Penelitian ini dilakukan pada Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Badung, Bali. Berdasarkan 60
responden yang diambil seluruhnya dari pegawai BPKAD Kabupaten
Badung dengan kriteria tertentu, hasilnya menunjukkan bahwa
Pemahaman Akuntansi, Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi dan

13
Sistem Pengendalian Internal berpengaruh positif terhadap Kualitas
Laporan Keuangan. Ini berarti kualitas laporan keuangan yang dihasilkan
bergantung pada tingkat pemahaman akuntansi yang dimiliki oleh pegawai
BPKAD. Selain itu, sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian
internal amat dibutuhkan dalam mencegah indikasi kecurangan sekaligus
membantu pegawai mengidentifikasi resiko-resiko kecurangan yang dapat
terjadi di BPKAD. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik
pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem informasi akuntansi, dan
sistem pengendalian internal yang dimiliki pemerintah, semakin baik pula
kualitas laporan yang akan dihasilkan.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengendalian adalah proses mempengaruhi atau mengarahkan
aktivitas sebuah obyek, organisasi atau sistem. Pengendalian berkaitan erat
dengan sistem operasi yang dijalankan oleh pihak internal, salah satunya
sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan
sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data
menjadi informasi. Dimana pengendalian sistem informasi dapat digolongkan
ke dalam beragam jenis, baik berdasarkan fungsi pentingnya, kategorinya,
maupun bidangnya.

Pengendalian sistem informasi akuntansi memiliki 2 (dua) kerangka


pengendalian, yaikni COBIT dan COSO. Aktivitas ini tidak terlepas dari
campur tangan lingkungan internal, khususnya pihak manajemen perusahaan.
Pihak manajemen memiliki hak otorisasi bagi para pegawai untuk diikuti dan
kemudian memberdayakan mereka guna melakukan fungsi organisasi
tertentu sesuai dengan kebijakan, prosedur dan aturan yang memberikan
jaminan yang memadai bahwa tujuan pengendalian telah dicapai dan respons
resiko dilakukan.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu demi pemahaman bersama, mari kita membaca buku dan literatur
lain yang bisa menambah ilmu dan pengetahuan kita tentang pembahasan
Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi dalam mata kuliah Riset Sistem
Informasi Akuntansi dan Pemerintahan.

15
Penulis sangat mengharapkan kritik maupun saran yang sifatnya
membangun dari dosen pembimbing dan para pembaca, agar penulisan
makalah berikutnya dapat lebih baik lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Z. (1996). Sistem Informasi Akuntansi (Edisi II). Yogyakarta


Bodnar, G. H., & Hoopwood, W. S. (2000). Sistem Informasi Akuntansi
(Terjemahan Edisi Keenam, Buku Satu). Jakarta: Salemba Empat.
Fibriyanti, Y. V. (2017). “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dalam
Rangka Efektivitas Pengendalian Internal Perusahaan (Studi Kasus pada PT
Populer Sarana Medika, Surabaya)”. Jurnal Penelitian Ekonomi dan
Akuntansi, II (1), 371-384.
Fitriyani, N., & Herawati, H. (2019). “Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintah Berbasis Akrual, Sistem Pengendalian Intern dan Kualitas
Laporan Keuangan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(Studi Kasus Inspektorat Kabupaten Bengkulu Tengah)”. JAZ: Jurnal
Akuntansi Unihaz, 1 (2), 19-35.
Griffin, R. W. (1997). Fundamentals of Management. Boston: Cengage.
Jaya, H. (2018). “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan
Kas dalam Meningkatkan Pengendalian Intern (Studi Kasus PT Putra Indo
Cahaya Batam)”. Jurnal Measurement, 12 (2), 152-167.
Lestari, N. L. W. T., & Dewi, N. N. S. R. T. (2020). “Pengaruh Pemahaman
Akuntansi, Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi dan Sistem
Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan”. Jurnal
KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi, 11 (2), 170-178.
Romney, M. B., & Steinbart, P. J. (2015). Sistem Informasi Akuntansi (Accounting
Information System) Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat.
Romney, M. B., & Steinbart, P. J. (2017). Accounting Information System 14th
Edition. New Jersey: Pearson.

17

Anda mungkin juga menyukai