Tor Puskesmas Muara Telang
Tor Puskesmas Muara Telang
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MUARA TELANG
Jl. Telang Raya RT 007 RW 003 Desa Muara Telang Kec Sumber Marga Telang
Email : muaratelang2019@gmail.com
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan
Nasional dalam rangka Visi, Misi Presiden dan Impelementasi Nawa Cita ke lima
yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia untuk mewujudkan derajat
Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan Upaya Promotif
dan Preventif tanpa mengesampingkan kuratif dan rehabilitative secara terpadu,
menyeluruh dan berkesinambungan.
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan cara
preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun promotif, yang semuanya harus berjalan
secara komprehensif, berkesinambungan dan melibatkan semua unsur terkait,
terutama pemerintah maupun masyarakat yang salah satu tolak ukur
keberhasilan pembangunan dan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dimana bidang kesehatan salah satu
komponen penting dalam peningkatan IPM tersebut. Dalam rangka tercapainya
pembangunan kesehatan yang optimal, adil, bermutu dan merata perlu adanya
kerjasama secara berkesinambungan dalam rangkaian program pembangunan
yang menyuluruh, terarah dan terpadu. Sebagai hasil pembangunan kesehatan
selama ini, derajat kesehatan masyarakat telah meningkat dengan baik, meskipn
belum dinikmati secara merata oleh seluruh penduduk dan hasil yang dicapaipun
masih belum seluruhnya menyuluruh Anggaran merupakan pernyataan
mengenai estimasi kinerja yang akan dicapai oleh suatu organisasi dalam
periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran moneter.
Dalam organisasi sektor publik anggaran merupakan instrument
akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program
yang dibiayai dengan uang publik. Penganggaran dalam organisasi sektor publik
merupakan aktifitas yang penting karena berkaitan dengan proses penentuan
alokasi dana untuk setiap program maupun aktifitas. Anggaran sektor publik
berisi tentang besarnya belanja yang harus dikeluarkan untuk membiayai
program dan aktifitas yang direncanakan serta cara untuk mendapatkan dana
untuk membiayai program dan aktifitas tersebut.
Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan yang selanjutnya disebut
DAK Nonfisik adalah dana yang diberikan ke daerah untuk membiayai
operasional kegiatan program prioritas nasional di bidang kesehatan yang
menjadi urusan daerah guna meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan di daerah. Kementrian Kesehatan dalam membantu pemerintah
kabupaten/kota melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar
Pelayananan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan menuju Millenium Deveploment
Goals (MDGs), dengan meningkatkan kinerja puskesmas dan jaringan serta
Poskesdes dan posyandu dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
promotif dan preventif.
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan salah satu bantuan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mendukung operasional
puskesmas. Kementrian kesehatan telah melakukan upaya terobosan melalui
berbagai perubahan yang dilaksanakan secara berkesinambungan, salah
satunya adalah dengan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Pemanfaatan
dana BOK harus berdasarkan hasil perencanaan yang di sepakati dalam
Lokakarya Mini Puskesmas yang diselenggarakan secara rutin, periodik
bulanan/ triwulan sesuai kondisi di wilayah puskesmas. Pengelolaan keuangan
penatausahaan dana tugas pembantuan BOK di puskesmas di lakukan oleh
bendahara BOK. Puskesmas Muara Telang, sebagai salah satu sarana
pemerintah yang bertugas melaksanakan penanganan masalah kesehatan
masyarakat dalam mencapai Kecamatan Sumber Marga Telang sehat menuju
Kabupaten Banyuasin sehat, Puskesmas Muara Telang berkewajiban untuk
selalu meningkatkan kinerja dan kualitas dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
1. Dasar Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 204/PMK.07/2022 tentang Pengelolaan
Dana Alokasi Khusus Nonfisik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 1319)
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun
Anggaran 2023.
2. Gambaran Umum
UPTD Puskesmas Muara Telang merupakan Puskesmas Rawat Inap,
yang ada di Kecamatan Sumber Marga Telang terletak di Desa Muara Telang.
Unit Pelaksana Teknis Dinas Puskesmas Muara Telang didukung jaringan
dibawahnya sebanyak 4 Pustu, 9 Poskesdes, 27 Posyandu Balita serta 9
Posyandu Lansia dan 9 Posbindu PTM.
Secara geografis wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Muara
telang terletak di Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten Banyuasin
dengan luas wilayah ± 177,528 Km² yang mencakup 9 desa. Jumlah penduduk
24.942 jiwa, dengan jumlah ibu hamil 499 jiwa dan balita 2.269 jiwa. Kasus Ibu hamil
KEK dari tahun ke tahun mengalami peningkatan selama beberapa tahun terkhir, dimana
pada tahun 2020 jumlah ibu hamil KEK 9 jiwa, meningkat menjadi 15 pada tahun 2021
dan pada tahun 2022 kembali ada peningkatan menjadi 19 jiwa.
Kasus balita gizi kurang di Puskesmas Muara Telang berjumlah 4, dan angka ini
mengalami peningkatan juga dari tahun ke tahun.
B. PENERIMA MANFAAT
No Nama Menu/Komponen Jumlah Penerima Manfaat
1 Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal
a Persiapan pemberian makanan 30 PKK/Kader/Bidan
tambahan berbasis pangan lokal Desa
bagi ibu hamil kek dan balita gizi
kurang tingkat kab/kota dan
puskesmas
b Penyediaan bahan makanan 20 Balita Gizi Kurang
tambahan berbasis pangan lokal 10 Ibu Hamil KEK
bagi ibu hamil kek dan balita gizi
kurang
E. BIAYA
Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Pemberian Makanan Tamb
ahan (PMT) berbahan pangan lokal Puskesmas Muara telang sebesar
Rp.30.116.000 (Tiga Puluh Juta Seratus Enam Belas Ribu Rupiah), dengan
kebutuhan per rincian sebagai berikut :
No Rincian Menu/Komponen Kebutuhan Biaya
1. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal
a Persiapan pemberian Rp. 3.341.000
makanan tambahan berbasis
pangan lokal bagi ibu hamil
kek dan balita gizi kurang
tingkat kab/kota dan
puskesmas
b Penyediaan bahan makanan
tambahan berbasis pangan
lokal bagi ibu hamil kek dan
balita gizi kurang :
A) Belanja bahan, dan pen Rp. 7.425.000
yiapan PMT lokal Balita
gizi kurang
B) Belanja bahan, dan pen Rp. 19.350.000
yiapan PMT lokal Bumil
KEK
Jumlah Rp. 30.116.000
Asep D Pangguna,SST.SKM,M.Kes
NIP. 19880903201001 1 004
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MUARA TELANG
Jl. Plimer I Sungai Juaro Desa Muara telang Kecamatan Pulau Rimau
Kode Pos. 30759 Email : uptpkmdanamulya@gmail.com
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan
Nasional dalam rangka Visi, Misi Presiden dan Impelementasi Nawa Cita ke lima
yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia untuk mewujudkan derajat
Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan Upaya Promotif
dan Preventif tanpa mengesampingkan kuratif dan rehabilitative secara terpadu,
menyeluruh dan berkesinambungan.
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan cara
preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun promotif, yang semuanya harus berjalan
secara komprehensif, berkesinambungan dan melibatkan semua unsur terkait,
terutama pemerintah maupun masyarakat yang salah satu tolak ukur
keberhasilan pembangunan dan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dimana bidang kesehatan salah satu
komponen penting dalam peningkatan IPM tersebut. Dalam rangka tercapainya
pembangunan kesehatan yang optimal, adil, bermutu dan merata perlu adanya
kerjasama secara berkesinambungan dalam rangkaian program pembangunan
yang menyuluruh, terarah dan terpadu. Sebagai hasil pembangunan kesehatan
selama ini, derajat kesehatan masyarakat telah meningkat dengan baik, meskipn
belum dinikmati secara merata oleh seluruh penduduk dan hasil yang dicapaipun
masih belum seluruhnya menyuluruh Anggaran merupakan pernyataan
mengenai estimasi kinerja yang akan dicapai oleh suatu organisasi dalam
periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran moneter.
Dalam organisasi sektor publik anggaran merupakan instrument
akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program
yang dibiayai dengan uang publik. Penganggaran dalam organisasi sektor publik
merupakan aktifitas yang penting karena berkaitan dengan proses penentuan
alokasi dana untuk setiap program maupun aktifitas. Anggaran sektor publik
berisi tentang besarnya belanja yang harus dikeluarkan untuk membiayai
program dan aktifitas yang direncanakan serta cara untuk mendapatkan dana
untuk membiayai program dan aktifitas tersebut.
Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan yang selanjutnya disebut
DAK Nonfisik adalah dana yang diberikan ke daerah untuk membiayai
operasional kegiatan program prioritas nasional di bidang kesehatan yang
menjadi urusan daerah guna meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan di daerah. Kementrian Kesehatan dalam membantu pemerintah
kabupaten/kota melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar
Pelayananan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan menuju Millenium Deveploment
Goals (MDGs), dengan meningkatkan kinerja puskesmas dan jaringan serta
Poskesdes dan posyandu dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
promotif dan preventif.
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan salah satu bantuan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mendukung operasional
puskesmas. Kementrian kesehatan telah melakukan upaya terobosan melalui
berbagai perubahan yang dilaksanakan secara berkesinambungan, salah
satunya adalah dengan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Pemanfaatan
dana BOK harus berdasarkan hasil perencanaan yang di sepakati dalam
Lokakarya Mini Puskesmas yang diselenggarakan secara rutin, periodik
bulanan/ triwulan sesuai kondisi di wilayah puskesmas. Pengelolaan keuangan
penatausahaan dana tugas pembantuan BOK di puskesmas di lakukan oleh
bendahara BOK. Puskesmas Muara telang, sebagai salah satu sarana
pemerintah yang bertugas melaksanakan penanganan masalah kesehatan
masyarakat dalam mencapai Kecamatan Sumber Marga Telang sehat menuju
Kabupaten Banyuasin sehat, Puskesmas Muara telang berkewajiban untuk
selalu meningkatkan kinerja dan kualitas dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
1. Dasar Hukum
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 204/PMK.07/2022 tentang Pengelolaan
Dana Alokasi Khusus Nonfisik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 1319)
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun
Anggaran 2023.
2. Gambaran Umum
UPTD Puskesmas Muara telang merupakan Puskesmas Rawat Inap,
yang ada di Kecamatan Sumber Marga Telang terletak di desa Muara telang.
Unit Pelaksana Teknis Dinas Puskesmas Muara telang didukung jaringan
dibawahnya sebanyak 2 Pustu, 20 Poskesdes, 27 Posyandu Balita serta 10
Posyandu Lansia dan 10 Posbindu PTM.
Secara geografis wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Muara
telang terletak di Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten Banyuasin
dengan luas wilayah ± 122 Km² yang mencakup 10 desa. Jumlah penduduk
10.324 jiwa. Capaian KIA Tahun 2022, adalah Sebagai Berikut:
Target Pencapaian
Upaya Pelayanan Kesehatan/ Total
Tahun (dalam %Cakupan
No Program/Variabel/Sub Satuan sasaran Sasara
2022(T) satuan Riil
Variabel Program n (S)
dalam % sasaran)
2.1.3.Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu , Anak dan Keluarga Berencana
2.1.3.1.Kesehatan Ibu
1.Pelayanan kesehatan
untuk ibu hamil (K1)
100% ibu hamil 479 477 99,6
2.Pelayanan kesehatan
100% ibu hamil 479 458 95,6
untuk ibu hamil (K4)
3.Pelayanan Persalinan
100% orang 457 448 98,0
oleh tenaga kesehatan (Pn)
4.Pelayanan Persalinan
oleh tenaga kesehatan di 100% orang 457 447 97,8
fasilitas kesehatan
6.Penanganan komplikasi
80% orang 96 168 175,0
kebidanan (PK)
1.Pelayanan Kesehatan
100% bayi 432 447 103,5
neonatus pertama ( KN1)
2.Pelayanan Kesehatan
Neonatus 0 - 28 hari (KN 100% bayi 432 446 103,2
lengkap)
3.Penanganan komplikasi
80% bayi 65 71 109,2
neonatus
B. PENERIMA MANFAAT
No Nama Menu/Komponen Jumlah Penerima Manfaat
A Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal
1 Kunjungan lapangan Pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak
a Kunjungan lapangan bumil Kurang 2 Orang
Energi Kronik, Anemia, Bumil risti,
bayi Berat Lahir rendah, dan Bayi
Balita dengan masalah Gizi
b Kunjungan Pembinaan Pelayanan 2 Orang
ANC, Persalinan, PNC bagi
Posyandu Prima, Praktik Mandiri,
dan Posyandu
2 Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Ibu Hamil,
Kelas Ibu Balita)
a Pelaksanaan Kelas ibu balita 2 Orang
b Pelaksanaan Kelas ibu hamil 2 Orang
3 Pelayanan Kesehatan Pada Anak Usia
Sekolah dan Remaja
a Pembinaan Kesehatan Sekolah (term 4 Orang
asuk skrining kesehatan) pada anak
usia sekolah dan remaja
4 Pemantauan Tumbuh Kembang Balita
a Lokakarya pembuatan SOP 15 Orang
tatalaksana balita dengan masalah
gizi dan tumbuh kembang: weight
faltering, gizi kurang, gizi buruk,
stunting termasuk rujukan
b Pendampingan Pemberian MPASI 2 Orang
Dan ASI Eksklusif
c Pendampingan rujukan balita 2 Orang
stunting/gizi buruk
5 Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K)
a Biaya Transport calon pendonor 2 Orang
darah untuk mendukung P4K dari
dan/ke UTD
b Rapat Koordinasi dengan 2 Orang
OPD/perangkat desa dan
Masyarakat terkait Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K), termasuk
pemantauan ibu hamil risiko tinggi
6 Surveilans Kesehatan Gizi dan KIA
a Pelacakan dan pelaporan kematian 2 Orang
dan pelaksanaan otopsi verbal
kematian Ibu dan Bayi/balita
b Pertemuan validasi dan evaluasi data 15 Orang
Gikia
7 Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi
Calon Pengantin, Pasangan Usia Subur
(PUS)
a Pelaksanaan penyuluhan dan 2 Orang
pelayanan KB, praktik P2GP dan
kesehatan reproduksi,d pencegahan
kekerasan pada perempuan dan
anak dan kesehatan penyandang
disabilitas
b Pertemuan validasi dan evaluasi data 15 Orang
usia produktif dan lansia
E. BIAYA
Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Penurunan AKI dan AKB da
n Perbaikan Gizi Masyarakat Puskesmas Muara telang sebesar
Rp.235.755.000 (Dua Ratus Tiga Puluh Lima Juta Tujuh Ratus Lima Puluh
Lima Ribu Rupiah), dengan kebutuhan per rincian sebagai berikut :
No Rincian Menu/Komponen Kebutuhan Biaya
A Penurunan AKI dan AKB dan Perbaikan Gizi Masyarakat
1 Kunjungan lapangan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Anak
a Kunjungan lapangan bumil
Kurang Energi Kronik,
Anemia, Bumil risti, bayi
Berat Lahir rendah, dan
Bayi Balita dengan Rp. 13.680.000
masalah Gizi
Asep D Pangguna,SST.SKM,M.Kes
NIP. 19880903201001 1 004
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MUARA
TELANG
Jl. Plimer I Sungai Juaro Desa Muara telang Kecamatan Pulau Rimau
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan
Nasional dalam rangka Visi, Misi Presiden dan Impelementasi Nawa Cita ke lima
yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia untuk mewujudkan derajat
Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan Upaya Promotif
dan Preventif tanpa mengesampingkan kuratif dan rehabilitative secara terpadu,
menyeluruh dan berkesinambungan.
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan cara
preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun promotif, yang semuanya harus berjalan
secara komprehensif, berkesinambungan dan melibatkan semua unsur terkait,
terutama pemerintah maupun masyarakat yang salah satu tolak ukur
keberhasilan pembangunan dan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dimana bidang kesehatan salah satu
komponen penting dalam peningkatan IPM tersebut. Dalam rangka tercapainya
pembangunan kesehatan yang optimal, adil, bermutu dan merata perlu adanya
kerjasama secara berkesinambungan dalam rangkaian program pembangunan
yang menyuluruh, terarah dan terpadu. Sebagai hasil pembangunan kesehatan
selama ini, derajat kesehatan masyarakat telah meningkat dengan baik, meskipn
belum dinikmati secara merata oleh seluruh penduduk dan hasil yang dicapaipun
masih belum seluruhnya menyuluruh Anggaran merupakan pernyataan
mengenai estimasi kinerja yang akan dicapai oleh suatu organisasi dalam
periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran moneter.
Dalam organisasi sektor publik anggaran merupakan instrument
akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program
yang dibiayai dengan uang publik. Penganggaran dalam organisasi sektor publik
merupakan aktifitas yang penting karena berkaitan dengan proses penentuan
alokasi dana untuk setiap program maupun aktifitas. Anggaran sektor publik
berisi tentang besarnya belanja yang harus dikeluarkan untuk membiayai
program dan aktifitas yang direncanakan serta cara untuk mendapatkan dana
untuk membiayai program dan aktifitas tersebut.
Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan yang selanjutnya disebut
DAK Nonfisik adalah dana yang diberikan ke daerah untuk membiayai
operasional kegiatan program prioritas nasional di bidang kesehatan yang
menjadi urusan daerah guna meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan di daerah. Kementrian Kesehatan dalam membantu pemerintah
kabupaten/kota melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar
Pelayananan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan menuju Millenium Deveploment
Goals (MDGs), dengan meningkatkan kinerja puskesmas dan jaringan serta
Poskesdes dan posyandu dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
promotif dan preventif.
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan salah satu bantuan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mendukung operasional
puskesmas. Kementrian kesehatan telah melakukan upaya terobosan melalui
berbagai perubahan yang dilaksanakan secara berkesinambungan, salah
satunya adalah dengan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Pemanfaatan
dana BOK harus berdasarkan hasil perencanaan yang di sepakati dalam
Lokakarya Mini Puskesmas yang diselenggarakan secara rutin, periodik
bulanan/ triwulan sesuai kondisi di wilayah puskesmas. Pengelolaan keuangan
penatausahaan dana tugas pembantuan BOK di puskesmas di lakukan oleh
bendahara BOK. Puskesmas Muara telang, sebagai salah satu sarana
pemerintah yang bertugas melaksanakan penanganan masalah kesehatan
masyarakat dalam mencapai Kecamatan Sumber Marga Telang sehat menuju
Kabupaten Banyuasin sehat, Puskesmas Muara telang berkewajiban untuk
selalu meningkatkan kinerja dan kualitas dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
1. Dasar Hukum
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 204/PMK.07/2022 tentang Pengelolaan
Dana Alokasi Khusus Nonfisik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 1319)
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun
Anggaran 2023.
2. Gambaran Umum
UPTD Puskesmas Muara telang merupakan Puskesmas Rawat Inap,
yang ada di Kecamatan Sumber Marga Telang terletak di desa Muara telang.
Unit Pelaksana Teknis Dinas Puskesmas Muara telang didukung jaringan
dibawahnya sebanyak 2 Pustu, 20 Poskesdes, 27 Posyandu Balita serta 10
Posyandu Lansia dan 10 Posbindu PTM.
Secara geografis wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Muara
telang terletak di Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten Banyuasin
dengan luas wilayah ± 122 Km² yang mencakup 10 desa. Jumlah penduduk
10.324 jiwa.
Target Pencapaian
Upaya Pelayanan Kesehatan/ Total
Tahun Satuan (dalam %Cakupan
No Program/Variabel/Sub Variabel Sasaran
2022 (T) sasaran satuan Riil
Program (S)
dalam % sasaran)
1 2 3 4 5 7 8 = 7/5
1. Desa/ Kelurahan yang 100% Desa 10 10 100,0
melaksanakan kegiatan Posbindu
PTM
2.Sekolah yang ada di wilayah 100% Sekolah 19 19 100,0
Puskesmas melaksanakan KTR
3. Setiap warga negara Indonesia 100% penduduk 6182 4472 72,3
usia 15 - 59 tahun mendapatkan usia 15 - 59
skrining kesehatan sesuai standar th
4.Cakupan penderita hipertensi 100% penduduk 267 260 97,4
usia 15 - 59
th
5.Cakupan penderita Diabetes 100% penduduk 83 73 88,0
Melitus usia 15 - 59
th
6.Cakupan pelayanan pada 100% penduduk 182 150 82,4
penderita faktor resiko obesitas usia 15 - 59
th
Pencapaia
Upaya Pelayanan Kesehatan/ Target Tahun Total
Satuan n (dalam %Cakupan
No Program/Variabel/Sub Variabel 2022 (T) Sasara
sasaran satuan Riil
Program dalam % n (S)
sasaran)
2.1.5.9. Pelayanan Imunisasi
Pencapaia
Target Tahun Total
N Upaya Pelayanan Kesehatan/ Satuan n (dalam %Cakupan
2022 (T) Sasara
o Program/Variabel/Sub Variabel Program sasaran satuan Riil
dalam % n (S)
sasaran)
2.1.2. Upaya Kesehatan Lingkungan
2.1.2.1.Penyehatan Air
Pencapaian
Upaya Pelayanan Kesehatan/ Target Tahun Total
Satuan (dalam %Cakupan
No Program/Variabel/Sub Variabel 2022 (T) Sasaran
sasaran satuan Riil
Program dalam % (S)
sasaran)
2.1.5.4.Tuberculosis Bacillus (TB) Paru
1. Angka Bebas Jentik (ABJ) lebih dari 95% rumah 10656 9133 85,7
B. PENERIMA MANFAAT
No Nama Menu/Komponen Jumlah Penerima Manfaat
A Upaya deteksi dini, preventif dan respons penyakit
1 Deteksi/penemuan dini/skrining faktor
risiko dan Penyakit Tidak Menular pri
oritas di masyarakat
a Deteksi/penemuan dini/skrining faktor 4 orang
risiko dan Penyakit Tidak Menular
prioritas di masyarakat
b Pelaksanaan Follow Up Layanan 2 orang
Quitline Terintegrasi dengan
Layanan UBM di FKTP
2 Pelayanan Imunisasi
a Pelayanan Imunisasi (imunisasi bayi, 3 orang
baduta, WUS, antigen baru, BIAS,
sweeping, DOFU, Catch up, ORI,
BLF, crash program, imunisasi
tambahan lainnya, skrining status
imunisasi) di Posyandu/ Sekolah/ Pos
Imunisasi Lainnya
b Pemantauan Kasus KIPI 2 orang
3 Penemuan kasus aktif dan pemantauan
pengobatan penyakit menular, serta
Program Pemberian Obat Pencegahan
Masal (POPM)
a Pemberian Obat Pencegah Masal (P 3 orang
OPM) untuk pencegahan penyakit Fil
ariasis dan Kecacingan, dan pemanta
uan minum oralit dan Zink pada balita
diare serta care seeking Pneumonia
4 Penemuan kasus aktif penyakit menular
a Penemuan kasus PD3I (AFP, 2 orang
campak rubela, dan PD3I lainnya)
b Deteksi Dini HIV dan IMS 3 orang
c Pelaksanaan Mobile Tes HIV dan 3 orang
IMS pada populasi kunci
d Tracing Loss to Follow up (LTFU) 2 orang
dan pendampingan minum obat bagi
ODHIV
e Penemuan kasus hepatitis B (HBsAg 3 orang
reaktif) pada bayi usia 9-12 bulan di
masyarakat dan pemantauan ibu
hamil reaktif HbsAg
f Intensifikasi penemuan kasus Kusta 3 orang
Frambusia serta tatalaksana kontak
kasus Kusta Frambusia
5 Penemuan kasus aktif TBC
a Pemantau minum obat dan terapi 2 orang
pencegahan TBC
b Penemuan kasus aktif, investigasi 3 orang
kontak, dan pelacakan kasus mangkir
6 Survei vector (DBD, Malaria dan
Leptosprirosis) dan pengendalian vector
(pengasapan/fogging, penyemprotan
dinding rumah (IRS), larvasidasi
DBD/Malaria dan PSN)
a Survei Vektor Malaria, DBD dan 3 orang
Reservoar Leptospirosis
b Pengendalian vektor 3 orang
(pengasapan/fogging, penyemprotan
dinding rumah (IRS), larvasidasi
DBD/Malaria dan PSN
7 Inpeksi kesehatan lingkungan di Tempat
Pengelolaan Pangan (TPP), Tempat
Fasilitas Umum (TFU), Sarana Air Minum
(SAM), dan Fasyankes
a Inspeksi Kesling di Sarana Tempat 3 orang
dan Fasilitas Umum, Sarana Tempat
Pengelolaan Pangan, Sarana Air
Minum, Fasyankes
b Surveilans kualitas air minum di 2 orang
tingkat rumah tangga (SKAMRT)
8 Penyelidikan dan respon kasus atau
Kejadian Luar Biasa (KLB)
a Verifikasi Sinyal/ Penyelidikan 2 orang
Epidemiologi (PE)/ Pelacakan Kontak
Penyakit Berpotensi KLB/Wabah dan
Penyakit Infeksi Emerging
9 Pemberdayaan masyarakat serta
pembinaan kader kesehatan dalam
penanggulangan permasalahan P2P dan
Penyehatan Lingkungan
a Pemberdayaan kader masyarakat 20 orang
dalam pencegahan penyakit menular
b Pemberdayaan kader masyarakat 20 orang
terlibat dalam pelaksanaan deteksi
dini faktor risiko penyakit tidak
menular
c Pemberdayaan kader masyarakat 20 orang
terlibat dalam pelaksanaan imunisasi
dan surveilans PD3I
d Pemberdayaan kader masyarakat 20 orang
melalui pemicuan untuk implementasi
seluruh pilar STBM
10 Pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian keong dan hewan penular
Schistosomiasis
a Pelaksanaan pencegahan dan 0 orang
pengendalian keong dan hewan
penular Schistosomiasis (Surveilans,
penyemprotan, pemberian obat
masal)
2 Pelayanan Imunisasi
E. BIAYA
Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Upaya deteksi dini, preventif
dan respons penyakit Puskesmas Muara telang sebesar Rp. 232.490.000
(Dua Ratus Tiga Puluh Dua Juta Empat Ratus Sembilan Puluh RIbu
Rupiah) dengan kebutuhan per rincian sebagai berikut :
No Rincian Menu/Komponen Kebutuhan Biaya
A Upaya deteksi dini, preventif dan respons penyakit
1 Deteksi/penemuan dini/skrining faktor risiko da
n Penyakit Tidak Menular prioritas di masyarak
at
a Deteksi/penemuan dini/skrining faktor risiko Rp. 27.360.000
dan Penyakit Tidak Menular prioritas di
masyarakat
b Pelaksanaan Follow Up Layanan Quitline Rp. 4.800.000
Terintegrasi dengan Layanan UBM di FKTP
2 Pelayanan Imunisasi
a Pelayanan Imunisasi (imunisasi bayi, baduta, Rp. 64.300.000
WUS, antigen baru, BIAS, sweeping, DOFU,
Catch up, ORI, BLF, crash program, imunisasi
tambahan lainnya, skrining status imunisasi) di
Posyandu/ Sekolah/ Pos Imunisasi Lainnya
b Pemantauan Kasus KIPI Rp. 2.400.000
3 Penemuan kasus aktif dan pemantauan
pengobatan penyakit menular, serta Program
Pemberian Obat Pencegahan Masal (POPM)
a Pemberian Obat Pencegah Masal (POPM) unt Rp. 25.660.000
uk pencegahan penyakit Filariasis dan Kecacin
gan, dan pemantauan minum oralit dan Zink p
ada balita diare serta care seeking Pneumonia
4 Penemuan kasus aktif penyakit menular
a Penemuan kasus PD3I (AFP, campak rubela, Rp. 600.000
dan PD3I lainnya)
b Deteksi Dini HIV dan IMS Rp. 20.520.000
c Pelaksanaan Mobile Tes HIV dan IMS pada Rp. 720.000
populasi kunci
d Tracing Loss to Follow up (LTFU) dan Rp. 600.000
pendampingan minum obat bagi ODHIV
e Penemuan kasus hepatitis B (HBsAg reaktif) Rp. 19.410.000
pada bayi usia 9-12 bulan di masyarakat dan
pemantauan ibu hamil reaktif HbsAg
f Intensifikasi penemuan kasus Kusta Rp. 1.710.000
Frambusia serta tatalaksana kontak kasus
Kusta Frambusia
5 Penemuan kasus aktif TBC
a Pemantau minum obat dan terapi pencegahan Rp. 1.200.000
TBC
b Penemuan kasus aktif, investigasi kontak, dan Rp. 6.840.000
pelacakan kasus mangkir
6 Survei vector (DBD, Malaria dan Leptosprirosis)
dan pengendalian vector (pengasapan/fogging,
penyemprotan dinding rumah (IRS), larvasidasi
DBD/Malaria dan PSN)
a Survei Vektor Malaria, DBD dan Reservoar Rp. 3.420.000
Leptospirosis
b Pengendalian vektor (pengasapan/fogging, Rp. 3.420.000
penyemprotan dinding rumah (IRS), larvasidasi
DBD/Malaria dan PSN
7 Inpeksi kesehatan lingkungan di Tempat
Pengelolaan Pangan (TPP), Tempat Fasilitas Umum
(TFU), Sarana Air Minum (SAM), dan Fasyankes
a Inspeksi Kesling di Sarana Tempat dan Rp. 27.810.000
Fasilitas Umum, Sarana Tempat Pengelolaan
Pangan, Sarana Air Minum, Fasyankes
b Surveilans kualitas air minum di tingkat rumah Rp. 8.820.000
tangga (SKAMRT)
8 Penyelidikan dan respon kasus atau Kejadian Luar
Biasa (KLB)
a Verifikasi Sinyal/ Penyelidikan Epidemiologi Rp. 600.000
(PE)/ Pelacakan Kontak Penyakit Berpotensi
KLB/Wabah dan Penyakit Infeksi Emerging
9 Pemberdayaan masyarakat serta pembinaan kader
kesehatan dalam penanggulangan permasalahan
P2P dan Penyehatan Lingkungan
a Pemberdayaan kader masyarakat dalam Rp. 2.460.000
pencegahan penyakit menular
b Pemberdayaan kader masyarakat terlibat Rp. 2.460.000
dalam pelaksanaan deteksi dini faktor risiko
penyakit tidak menular
c Pemberdayaan kader masyarakat terlibat Rp. 4.920.000
dalam pelaksanaan imunisasi dan surveilans
PD3I
d Pemberdayaan kader masyarakat melalui Rp. 2.460.000
pemicuan untuk implementasi seluruh pilar
STBM
10 Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian keong
dan hewan penular Schistosomiasis
a Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian Rp.-
keong dan hewan penular Schistosomiasis
(Surveilans, penyemprotan, pemberian obat
masal)
Jumlah Rp. 232.490.000
Asep D Pangguna,SST.SKM,M.Kes
NIP. 19880903201001 1 004
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MUARA
TELANG
Jl. Plimer I Sungai Juaro Desa Muara telang Kecamatan Pulau Rimau
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan
Nasional dalam rangka Visi, Misi Presiden dan Impelementasi Nawa Cita ke lima
yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia untuk mewujudkan derajat
Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan Upaya Promotif
dan Preventif tanpa mengesampingkan kuratif dan rehabilitative secara terpadu,
menyeluruh dan berkesinambungan.
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan cara
preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun promotif, yang semuanya harus berjalan
secara komprehensif, berkesinambungan dan melibatkan semua unsur terkait,
terutama pemerintah maupun masyarakat yang salah satu tolak ukur
keberhasilan pembangunan dan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dimana bidang kesehatan salah satu
komponen penting dalam peningkatan IPM tersebut. Dalam rangka tercapainya
pembangunan kesehatan yang optimal, adil, bermutu dan merata perlu adanya
kerjasama secara berkesinambungan dalam rangkaian program pembangunan
yang menyuluruh, terarah dan terpadu. Sebagai hasil pembangunan kesehatan
selama ini, derajat kesehatan masyarakat telah meningkat dengan baik, meskipn
belum dinikmati secara merata oleh seluruh penduduk dan hasil yang dicapaipun
masih belum seluruhnya menyuluruh Anggaran merupakan pernyataan
mengenai estimasi kinerja yang akan dicapai oleh suatu organisasi dalam
periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran moneter.
Dalam organisasi sektor publik anggaran merupakan instrument
akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program
yang dibiayai dengan uang publik. Penganggaran dalam organisasi sektor publik
merupakan aktifitas yang penting karena berkaitan dengan proses penentuan
alokasi dana untuk setiap program maupun aktifitas. Anggaran sektor publik
berisi tentang besarnya belanja yang harus dikeluarkan untuk membiayai
program dan aktifitas yang direncanakan serta cara untuk mendapatkan dana
untuk membiayai program dan aktifitas tersebut.
Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan yang selanjutnya disebut
DAK Nonfisik adalah dana yang diberikan ke daerah untuk membiayai
operasional kegiatan program prioritas nasional di bidang kesehatan yang
menjadi urusan daerah guna meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan di daerah. Kementrian Kesehatan dalam membantu pemerintah
kabupaten/kota melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar
Pelayananan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan menuju Millenium Deveploment
Goals (MDGs), dengan meningkatkan kinerja puskesmas dan jaringan serta
Poskesdes dan posyandu dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
promotif dan preventif.
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan salah satu bantuan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mendukung operasional
puskesmas. Kementrian kesehatan telah melakukan upaya terobosan melalui
berbagai perubahan yang dilaksanakan secara berkesinambungan, salah
satunya adalah dengan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Pemanfaatan
dana BOK harus berdasarkan hasil perencanaan yang di sepakati dalam
Lokakarya Mini Puskesmas yang diselenggarakan secara rutin, periodik
bulanan/ triwulan sesuai kondisi di wilayah puskesmas. Pengelolaan keuangan
penatausahaan dana tugas pembantuan BOK di puskesmas di lakukan oleh
bendahara BOK. Puskesmas Muara telang, sebagai salah satu sarana
pemerintah yang bertugas melaksanakan penanganan masalah kesehatan
masyarakat dalam mencapai Kecamatan Sumber Marga Telang sehat menuju
Kabupaten Banyuasin sehat, Puskesmas Muara telang berkewajiban untuk
selalu meningkatkan kinerja dan kualitas dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
1. Dasar Hukum
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 204/PMK.07/2022 tentang Pengelolaan
Dana Alokasi Khusus Nonfisik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 1319)
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun
Anggaran 2023.
2. Gambaran Umum
UPTD Puskesmas Muara telang merupakan Puskesmas Rawat Inap,
yang ada di Kecamatan Sumber Marga Telang terletak di desa Muara telang.
Unit Pelaksana Teknis Dinas Puskesmas Muara telang didukung jaringan
dibawahnya sebanyak 2 Pustu, 20 Poskesdes, 27 Posyandu Balita serta 10
Posyandu Lansia dan 10 Posbindu PTM.
Secara geografis wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Muara
telang terletak di Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten Banyuasin
dengan luas wilayah ± 122 Km² yang mencakup 10 desa. Puskesmas Muara
telang merupakan puskesmas rawat inap dengan kategori terpencil, Jumlah
penduduk 10.324 jiwa.
CAPAIAN SPM TH 2022
Target Kompilasi
Tahun Total Pencapaia %
Satuan
No 2022(T Sasara n (dalam Cakupa
sasaran
) dalam n satuan n Riil
% sasaran)
1 3 4 5 6 7 :6/5
12 indikator
B. PENERIMA MANFAAT
No Nama Menu/Komponen Jumlah Penerima Manfaat
1 Insentif UKM
a Pemberian Insentif UKM
Pemberian Insentif UKM bagi 50 Orang
Petugas Puskesmas
E. BIAYA
Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Insentif UKM Puskesmas
Muara telang sebesar Rp. 112.301.478 (Seratus Dua Belas Juta Tiga Ratus
Satu Ribu Empat ratus Tujuh Puluh Delpan Rupiah), dengan kebutuhan per
rincian sebagai berikut :
No Rincian Menu/Komponen Kebutuhan Biaya
1. Insentif UKM
a Pemberian Insentif UKM
Pemberian Insentif UKM Rp. 112.301.478
bagi Petugas Puskesmas
Jumlah Rp. 112.301.478
Asep D Pangguna,SST.SKM,M.Kes
NIP. 19880903201001 1 004
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MUARA
TELANG
Jl. Plimer I Sungai Juaro Desa Muara telang Kecamatan Pulau Rimau
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan
Nasional dalam rangka Visi, Misi Presiden dan Impelementasi Nawa Cita ke lima
yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia untuk mewujudkan derajat
Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan Upaya Promotif
dan Preventif tanpa mengesampingkan kuratif dan rehabilitative secara terpadu,
menyeluruh dan berkesinambungan.
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan cara
preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun promotif, yang semuanya harus berjalan
secara komprehensif, berkesinambungan dan melibatkan semua unsur terkait,
terutama pemerintah maupun masyarakat yang salah satu tolak ukur
keberhasilan pembangunan dan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dimana bidang kesehatan salah satu
komponen penting dalam peningkatan IPM tersebut. Dalam rangka tercapainya
pembangunan kesehatan yang optimal, adil, bermutu dan merata perlu adanya
kerjasama secara berkesinambungan dalam rangkaian program pembangunan
yang menyuluruh, terarah dan terpadu. Sebagai hasil pembangunan kesehatan
selama ini, derajat kesehatan masyarakat telah meningkat dengan baik, meskipn
belum dinikmati secara merata oleh seluruh penduduk dan hasil yang dicapaipun
masih belum seluruhnya menyuluruh Anggaran merupakan pernyataan
mengenai estimasi kinerja yang akan dicapai oleh suatu organisasi dalam
periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran moneter.
Dalam organisasi sektor publik anggaran merupakan instrument
akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program
yang dibiayai dengan uang publik. Penganggaran dalam organisasi sektor publik
merupakan aktifitas yang penting karena berkaitan dengan proses penentuan
alokasi dana untuk setiap program maupun aktifitas. Anggaran sektor publik
berisi tentang besarnya belanja yang harus dikeluarkan untuk membiayai
program dan aktifitas yang direncanakan serta cara untuk mendapatkan dana
untuk membiayai program dan aktifitas tersebut.
Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan yang selanjutnya disebut
DAK Nonfisik adalah dana yang diberikan ke daerah untuk membiayai
operasional kegiatan program prioritas nasional di bidang kesehatan yang
menjadi urusan daerah guna meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan di daerah. Kementrian Kesehatan dalam membantu pemerintah
kabupaten/kota melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar
Pelayananan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan menuju Millenium Deveploment
Goals (MDGs), dengan meningkatkan kinerja puskesmas dan jaringan serta
Poskesdes dan posyandu dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
promotif dan preventif.
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan salah satu bantuan
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mendukung operasional
puskesmas. Kementrian kesehatan telah melakukan upaya terobosan melalui
berbagai perubahan yang dilaksanakan secara berkesinambungan, salah
satunya adalah dengan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Pemanfaatan
dana BOK harus berdasarkan hasil perencanaan yang di sepakati dalam
Lokakarya Mini Puskesmas yang diselenggarakan secara rutin, periodik
bulanan/ triwulan sesuai kondisi di wilayah puskesmas. Pengelolaan keuangan
penatausahaan dana tugas pembantuan BOK di puskesmas di lakukan oleh
bendahara BOK. Puskesmas Muara telang, sebagai salah satu sarana
pemerintah yang bertugas melaksanakan penanganan masalah kesehatan
masyarakat dalam mencapai Kecamatan Sumber Marga Telang sehat menuju
Kabupaten Banyuasin sehat, Puskesmas Muara telang berkewajiban untuk
selalu meningkatkan kinerja dan kualitas dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
1. Dasar Hukum
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 204/PMK.07/2022 tentang Pengelolaan
Dana Alokasi Khusus Nonfisik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 1319)
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun
Anggaran 2023.
2. Gambaran Umum
UPTD Puskesmas Muara telang merupakan Puskesmas Rawat Inap,
yang ada di Kecamatan Sumber Marga Telang terletak di desa Muara telang.
Unit Pelaksana Teknis Dinas Puskesmas Muara telang didukung jaringan
dibawahnya sebanyak 2 Pustu, 20 Poskesdes, 27 Posyandu Balita serta 10
Posyandu Lansia dan 10 Posbindu PTM.
Secara geografis wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Muara
telang terletak di Kecamatan Sumber Marga Telang Kabupaten Banyuasin
dengan luas wilayah ± 122 Km² yang mencakup 10 desa.
B. PENERIMA MANFAAT
No Nama Menu/Komponen Jumlah Penerima Manfaat
A Manajemen Puskesmas
1 Penguatan Integrasi Layanan Primer
a Pendampingan pelaksanaan ILP di 27 Posyandu
posyandu prima/pustu dan posyandu prima/pustu dan
posyandu
b Transport kunjungan rumah kader 2 orang
posyandu
c Langganan SIMPUS 1 SIMPUS
2 Dukungan internet untuk pelayanan k
esehatan
a Dukungan internet untuk pelayanan 1 Puskesmas/pustu
kesehatan
3 Upaya penguatan perencana melalui
Mini Lokakarya
a Pelaksanaan lokakarya mini bulanan 50 orang
puskesmas
b Pelaksanaan lokakarya mini lintas sektor 44 orang
triwulanan
E. BIAYA
Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran Manajemen Puskesmas
Puskesmas Muara telang sebesar Rp.90.968.000 (Sembilan Puluh Juta
Sembilan Ratus Enam Puluh Delapan Ribu Ruppiah), dengan kebutuhan per
rincian sebagai berikut :
No Rincian Menu/Komponen Kebutuhan Biaya
A Manajemen Puskesmas
1 Penguatan Integrasi Layanan Primer
a Pendampingan pelaksanaan ILP di posyandu Rp.2.940.000
prima/pustu dan posyandu
Jumlah Rp.90.968.000
Asep D Pangguna,SST.SKM,M.Kes
NIP. 19880903201001 1 004