Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Cendikia Muda

Volume 3, Nomor 4, Desember 2023


ISSN : 2807-3469

PENERAPAN ROM SPHERICAL GRIP TERHADAP KEKUATAN OTOT


EKSTREMITAS ATAS PADA PASIEN STROKE DI RUANG SYARAF
RSUD JEND. AHMAD YANI METRO

APPLICATION OF ROM SPHERICAL GRIP TO UPPER EXTREMITY MUSCLE


STRENGTH IN STROKE PATIENTS IN THE NERVE SPACE
RSUD JEND. AHMAD YANI METRO

Putri Maharani Sutejo1, Uswatun Hasanah2, Nia Risa Dewi3


1,2,3
Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro
Email : ptrmaharanis@gmail.com

ABSTRAK

Stroke merupakan penyakit yang menyerang daerah otak. penyakit ini sangat berbahaya karena
otak merupakan organ vital yang mengontrol semua fungsi tubuh. World Health Organization
(WHO) menjelaskan diperkirakan 17,7 juta orang meninggal karena stroke pada tahun 2015.
Prevalensi penyakit stroke di Indonesia semakin meningkat disetiap tahunnya. Prevalensi stroke di
Provinsi Lampung pada tahun 2018 mencapai 8,0% permil (Riskesdas, 2018). Desain penerapan
karya tulis ilmiah ini menggunakan desain studi kasus (casestudy) dengan menggunakan 2 subyek.
Hasil penerapan menunjukan bahwa pada subyek I nilai kekuatan otot ekstremitas kanan atas yang
diukur dengan hand dynamometer sebelum penerapan 0 kg (weak) setelah dilakukan penerapan
ROM Spherical Grip pada hari ketiga mengalami peningkatan sebesar 1,1 kg (weak). Pada subyek
II sebelum dilakukan penerapan ROM Spherical Grip yang diukur menggunakan hand
dynamometer nilai kekuatan otot ekstremitas kiri atas 1,3 kg (weak) dan setelah dilakukan
penerapan selama 3 hari mengalami peningkatan sebesar 3,5 kg (weak). Setelah dilakukan
penerapan selama 3 hari dapat disimpulkan terapi ROM Spherical Grip dapat meningkatkan
kekuatan otot pada kedua pasien.

Kata kunci: Kekuatan Otot,Stroke Non Hemoragik, ROM Spherical Grip

ABSTRACT

Stroke is a disease that attacks the brain area. This disease is very dangerous because the brain is a
vital organ that controls all body functions. The World Health Organization(WHO) explains that
an estimated 17,7 million people died from stroke in 2015. The prevalence of stroke in Indonesia
is increasing every year. The prevalence of stroke in Lampung Province in 2018 reached 8,0% per
mil (Riskesdas, 2018). The design of the application of this scientific paper uses a case study
design using 2 subjects. The results of the application showed that in subject I the value of the
right upper extremity muscle strength as measured by a hand dynamometer before the application
of0 kg (weak) after the application of the ROM Spherical Gripon the third day increased by 1,1 kg
(weak). In subject II before the application of the ROM Spherical Grip, which was measured using
a hand dynamometer, the value of the left upper extremity muscle strength was 1,3 kg (weak) and
after 3 days of application there was an increase of 3,5 kg (weak). After 3 days of application, it
can be concluded that ROM Spherical Grip therapy can increase muscle strength in both patients.

Keywords : Muscle Strength, Non-Hemorrhagic Stroke, ROM Spherical Grip

Sutejo, Penerapan ROM 521


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomor 4, Desember 2023

Pendahuluan karena terjadinya gangguan peredaran


Stroke merupakan penyakit yang darah otak dan bisa terjadi pada siapa
menyerang daerah otak. Penyakit ini saja dan kapan saja4.
sangat berbahaya karena otak
Salah satu tanda dan gejala yang
merupakan organ vital yang mengontrol
disebabkan oleh penyakit stroke adalah
semua fungsi tubuh. Jika terkena stroke
hemiparase. Hemiparesis merupakan
maka akan mengakibatkan disfungsi
gangguan fungsi motorik sebelah badan
organ motorik yang berada di tubuh
(lengan dan tungkai) dimana hal tersebut
manusia1.
menandakan adanya lesi neuro motorik
World Health Organization menjelaskan atas5. Untuk membantu pemulihan
bahwa stroke merupakan penyakit yang bagian ekstremitas atas diperlukan
dapat mengakibatkan kecacatan dan teknik untuk merangsang tangan seperti
kematian. Stroke menyebabkan 87% dengan latihan spherical grip yang
2
kematian dan kecacatan di dunia . merupakan latihan fungsional tangan
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan dengan cara menggenggam sebuah
Dasar, prevalensi penyakit stroke di benda berbentuk bulat seperti bola pada
Indonesia semakin meningkat disetiap telapak tangan6.
tahunnya. Prevalensi kasus stroke di
Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah
Indonesia sudah mencapai 10,9%
untuk mengetahui penerapan Range Of
permil, dibandingkan pada tahun 2013
Motion (ROM) Spherical Grip terhadap
angka kejadian stroke di Indonesia
kekuatan otot ekstremitas atas pada
mencapai 7,0% permil. Prevalensi stroke
pasien stroke. Pelaksanaan yang
di Provinsi Lampung mengalami
dilakukan sesuai dengan standar
peningkatan, pada tahun 2013 4,0%
operasional prosedur, yang dilakukan 2
permil dan pada tahun 2018 mencapai
kali sehari (pagi dan sore hari) selama 3
8,0% permil3.
hari dengan menggenggam kuat selama
Stroke atau gangguan peredaran darah 5 detik kemudian rileks dan lakukan
otak (GPDO) merupakan penyakit pengulangan sebanyak 7 kali.
neurologi yang sering dijumpai dan
harus ditangani secara cepat dan tepat.
Stroke merupakan kelainan fungsi otak
yang timbul mendadak yang disebabkan

Sutejo, Penerapan ROM 522


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomor 4, Desember 2023

Metodologi Hasil
Desain penerapan karya tulis ilmiah ini Penerapan ini dilakukan pada pasien
menggunakan desain studi kasus Stroke Non Hemoragik yang mengalami
(casestudy), yaitu dengan cara meneliti hemiparase. Kedua subjek sesuai
suatu permasalahan melalui suatu kasus kriteria yang telah ditetapkan dan telah
yang terdiri dari unit tunggal, dengan menyetujui serta menandatangani
melakukan penerapan Range Of Motion Informed Consent untuk berpartisipasi
(ROM) Spherical grip terhadap dalam penerapan Range Of Motion
peningkatan kekuatan otot ektremitas Spherical Grip.
atas pada pasien stroke. Tabel 1. Karakteristik Subyek
Identitas Subyek I Subyek II
Subyek dalam karya tulis ilmiah ini Nama Ny. S Tn. H
Umur 45 Tahun 67 Tahun
menggunakan dua orang subyek dengan Jenis Perempuan Laki-Laki
kriteria inklusi sebagai berikut : klien Kelamin
Riwayat Ada selama 3 Ada selama 5
dengan diagnosa stroke non hemoragik Hipertensi tahun tahun
Riwayat Tidak ada Ada selama 1
dengan kesadaran composmentis, klien
Diabetes tahun
mengalami kelemahan (hemiparase) di Mellitus
Riwayat Tidak ada Ada selama 50
esktremitas atas dan klien dengan Merokok tahun
kekuatan otot dengan kategori weak.
Penerapan ini dilakukan selama 3 hari
Instrumen yang digunakan dalam (pagi dan sore hari) dan dilakukan
penerapan ini berupa lembar observasi dengan pengukuran kekuatan otot
kekuatan otot dengan menggunakan menggunakan hand dynamometer
pengukur kekuatan otot Hand sebelum dan sesudah dilakukan
Dynamometer dan bola karet.Intervensi penerapan. Hasil dari pengukuran
penerapan karya tulis ilmiah ini telah kekuatan otot pada kedua subyek dapat
dilakukan 2 kali sehari (pukul 09.00 dan dilihat pada tabel dibawah ini :
15.00) selama 3 hari di Ruang Tabel 2.
Hasil penilaian Kekuatan Otot
Flamboyan 1 pada tanggal 05-07 Juni Ekstremitas Atas Subyek I Sebelum
2022 dan di Ruang Kemuning 3 pada dan Sesudah Penerapan
tanggal 11-13 Juni 2022 di Ruang Kekuatan Otot Subyek I
Syaraf RSUD A. Yani Kota Metro tahun Sebelum Sesudah Penerapan
Penerapan
2022. Hari ke
1 2 3
0 kg
0 kg 0 kg 1,1 kg
(weak) (weak) (weak)

Sutejo, Penerapan ROM 523


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomor 4, Desember 2023

Tabel 3. menyumbat pembuluh darah7.


Hasil penilaian Kekuatan Otot
Mayoritas stroke menyerang
Ekstremitas Atas Subyek II Sebelum
dan Sesudah Penerapan semua orang berusia diatas 50
tahun. Namun, dengan pola
Kekuatan Otot Subyek II
Sebelum Sesudah Penerapan makan dan jenis makanan yang
Penerapan
Hari Ke ada sekarang ini tidak menutup
1,3 Kg 1 2 3 kemungkinan stroke bisa
(weak) 1,5 kg 2,8 kg 3,5 kg
(weak) (weak) (weak) menyerang mereka yang berusia
muda8. Beberapa kasus terakhir
Berdasarkan tabel 2 dan 3 diatas
menunjukkan peningkatan kasus
menunjukan bahwa kekuatan otot
stroke yang terjadi pada usia
responden sebelum dilakukan latihan
remaja dan usia produktif (15-40
ROM Spherical Grip dengan hand
tahun). Pada golongan ini,
dynamometr didapatkan hasil kekuatan
penyebab utama stroke adalah
otot pada subyek I ekstremitas kanan
stress, penyalahgunaan narkoba,
atas 0 kg (weak), setelah dilakukan
alkohol, faktor keturunan dan
penerapan hasil penilaian kekuatan otot
gaya hidup yang tidak sehat7.
pada hari ke tiga meningkat menjadi 1,1
kg (weak). Pada subyek II sebelum Penelitian yang mengatakan
dilakukan penerapan didapatkan hasil bahwa proporsi responden
kekuatan otot ekstremitas kiri atas 1,3 kg terbanyak pada usia 35-44 tahun,
(weak), setelah dilakukan penerapan disusul kelompok usia 15-24
hasil kekuatan otot pada hari ketiga tahun dan terlihat stroke sudah
meningkat menjadi 3,5 kg (weak). muncul pada kelompok usia muda
sebesar 0,3%, dan proporsi
Pembahasan
meningkat tajam pada usia 45
a. Karakteristik Subyek
tahun ke atas. Umur ≥ 55 tahun
1. Usia
berisiko 10,23 kali dibanding usia
Pada kedua subyek yang terlibat
15-44 tahun9.
dalam penelitian ini berusia ≥ 45
tahun. Umumnya stroke diderita
Berdasarkan uraian diatas bahwa
oleh orang tua, karena proses
usia ≥ 45 tahun kejadian stroke
penuaan menyebabkan pembuluh
semakin meningkat, ini
darah mengeras dan menyempit
dan adanya lemak yang

Sutejo, Penerapan ROM 524


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomor 4, Desember 2023

merupakan salah satu resiko laki lebih tinggi mendapat


terjadinya stroke. serangan stroke dibanding
perempuan13.
2. Jenis Kelamin
Subyek dalam penerapan ini 3. Riwayat Hipertensi
berjenis kelamin laki-laki dan Pada ke dua subyek dalam
perempuan. Subyek I berjenis penerapan ini mempunyai riwayat
kelamin perempuan dan subyek II hipertensi > 3 tahun. Hipertensi
berjenis kelamin laki-laki. Jenis merupakan faktor risiko yang kuat
kelamin merupakan salah satu untuk terjadinya stroke.
faktor yang dapat menimbulkan Hipertensi merupakan faktor
serangan stroke. Berdasarkan risiko utama dari penyakit stroke
faktor risiko stroke menyerang iskemik, baik tekanan sistolik
laki-laki 19% lebih banyak maupun tekanan diastoliknya
10
dibandingkan perempuan . Tetapi yang tinggi. Semakin tinggi
faktor ini juga didukung oleh tekanan darah seseorang, maka
faktor-faktor lain yang menjadi semakin besar resiko untuk
faktor pencetus stroke, misalnya terkena stroke. Hal ini disebabkan
kebiasaan merokok dan minum oleh hipertensi dapat menipiskan
alkohol11. Perempuan lebih dinding pembuluh darah dan
terlindungi dari penyakit jantung merusak bagian dalam pembuluh
dan stroke sampai pertengahan darah yang mendorong
hidupnya karena hormon terbentuknya plak aterosklerosis
esterogen yang dimilikinya12. sehingga memudahkan terjadinya
penyumbatan atau pendarahan
Penelitian yang mengungkapkan 12
stroke .
sebagian besar pasien yang
menderita stroke adalah 4. Riwayat Merokok
responden dengan jenis kelamin Subyek dalam penerapan ini
laki-laki yaitu sebesar 59 pasien subyek I tidak merokok dan
(66,3%). Sedangkan responden subyek II adalah perokok aktif
dengan jenis kelamin perempuan selama 50 tahun. Perokok lebih
sebesar 30 pasien (33,7%). rentan mengalami stroke
Berdasarkan faktor risiko, laki- dibandingkan bukan perokok.

Sutejo, Penerapan ROM 525


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomor 4, Desember 2023

Nikotin dalam rokok membuat diabetes mellitus dapat


jantung bekerja keras karena meningkatkan risiko untuk
frekuensi denyut jantung dan terkena stroke. Hal ini disebabkan
tekanan darah meningkat. Nikotin oleh karena diabetes mellitus
juga mengurangi kelenturan arteri dapat meningkatkan prevalensi
serta dapat menimbulkan aterosklerosis dan juga
aterosklerosis10. Zat-zat kimia meningkatkan prevalensi faktor
beracun dalam rokok, seperti risiko lain seperti hipertensi,
nikotin dan karbon monoksida obesitas, dan hiperlipidemia.
yang dapat merusak lapisan Pengontrolan tekanan darah pada
endotel pembuluh darah arteri, pasien diabetes mellitus juga perlu
meningkatkan tekanan darah, dan dilakukan di samping
menyebabkan kerusakan pada pemeriksaan ketat kadar gula
sistem kardiovaskular melalui darah. Tekanan darah yang
berbagai macam mekanisme dianjurkan pada penderita
tubuh. Rokok juga berhubungan diabetes mellitus adalah <130/80
dengan meningkatnya kadar mmHg 14.
fibrinogen, agregasi trombosit,
Berdasarkan uraian diatas bahwa
menurunnya HDL dan
seseorang yang mengidap
meningkatnya hematrokit yang
diabetes mellitus berisiko
dapat mempercepat proses
terserang stroke 2 kali lipat
aterosklerosis yang menjadi faktor
dibanding mereka yang tidak
untuk terkena stroke14.
mengidap diabetes mellitus. Pada
5. Riwayat Diabetes Mellitus subyek II memiliki riwayat
Subyek dalam penerapan ini diabetes mellitus selama 1 tahun
subyek II memiliki riwayat sehingga lebih berisiko terserang
diabetes mellitus selama 1 tahun. stroke.
Seseorang yang mengidap
b. Nilai Kekuatan Otot Sebelum Dan
diabetes militus mempunyai
Sesudah Dilakukan Penerapan
resiko serangan stroke iskemik 2
Setelah dilakukan penerapan (Range
kali lipat dibanding mereka yang
Of Motion) ROM Spherical Grip
tidak diabetes10. Kondisi
pada kedua pasien mengalami
seseorang yang menderita

Sutejo, Penerapan ROM 526


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomor 4, Desember 2023

peningkatan kekuatan otot. Salah satu membantu meningkatkan kekuatan


tanda dan gejala yang disebabkan otot pada pasien stroke. Sehingga
stroke adalah hemiparase. pasien stroke dapat melakukan
Ekstremitas atas merupakan salah penatalaksanaan atau latihan dalam
satu bagian dari tubuh yang penting meningkatkan kekuatan otot secara
untuk dilakukan ROM. Hal ini mandiri.
dikarenakan ekstremitas atas
Kesimpulan
fungsinya sangat penting dalam
Setelah dilakukan penerapan Range Of
melakukan aktifitas sehari-hari dan
Motion (ROM) Spherical Grip selama 3
merupakan bagian yang paling
hari yang dilakukan 2 kali sehari dapat
aktif15.
disimpulkan ROM Spherical Grip dapat
Latihan ROM spherical grip dapat meningkatkan kekuatan otot pada kedua
menimbulkan rangsangan sehingg subyek.
meningkatkan rangsangan pada saraf
Daftar Pustaka
otot ekstremitas, oleh sebab itu
1. Ridwan Muhammad. Mengenal,
latihan spherical grip secara teratur Mencegah, & Mengatasi Killer
dengan langkah-langkah yang benar Stroke. Romawi Pustaka; 2017.
yaitu dengan menggerakan sendi- 2. WHO stroke statistic. Published
sendi dan otot, maka kekuatan otot online 2019.
akan meingkat15. 3. Kemenkes RI. Hasil Riset
Kesehatan Dasar Tahun 2018.
Berdasarkan penelitian tentang Kementrian Kesehat RI.
2018;53(9):1689-1699.
efektifitas ROM Aktif Asistif
Spherical Grip, didapatkan nilai p 4. Muttaqin Arif. Asuhan
Keperawatan Klien Dengan
value 0,000. Sehingga dapat Gangguan Sistem Persarafan.
disimpulkan terdapat peningkatan Salemba Medika; 2012.

kekuatan otot antara sebelum dan 5. Satyanegara. Ilmu Bedah Saraf. V.


sesudah latihan ROM aktif asistif Gramedia Pustaka Utama; 2014.

spherical grip16. 6. Prok W, Gessal J, Angliadi LS, et


al. Pengaruh Latihan Gerak Aktif
Berdasarkan hasil penerapan yang Menggenggam Bola Pada Pasien
Stroke Diukur Dengan Handgrip
penulis lakukan dapat disimpulkan Dynamometer. Vol 4.; 2016.
bahwa penerapan Range Of Motion (
7. Noviyanti Dewi R. Faktor Risiko
ROM ) Spherical Grip dapat Penyebab Meningkatnya Kejadian

Sutejo, Penerapan ROM 527


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomor 4, Desember 2023

Stroke Pada Usia Remaja Dan Usia 15. Yurida Olviani, Mahdalena, Indah
Produktif. Profesi. Rahmawati. Pengaruh Latihan
2013;10(September 2013):52-56. Range of Motion (Rom) Aktif-
Asistif (Spherical Grip) Terhadap
8. Esti, A., & Johan, T R. Peningkatan Kekuatan Otot
Keperawatan Keluarga Askep Ekstremitas Ataspada Pasien Stroke
Stroke. Pustaka Galeri Mandiri; Di Ruang Rawat Inap Penyakit
2020. Syaraf (Seruni) Rsud Ulin
Banjarmasin. Din Kesehat.
9. Ghani L, Mihardja LK, Delima D. 2017;8(1):250-257.
Faktor Risiko Dominan Penderita
Stroke di Indonesia. Bul Penelit 16. Arif M, Hanila G. Efektifitas Rom
Kesehat. 2016;44(1):49-58. Aktif Asistif Spherical Grip
doi:10.22435/bpk.v44i1.4949.49-58 Terhadap Peningkatan Kekuatan
Otot Ekstremitas Atas Pasien
10. Indrawati, L., Sari, W., & Dewi, C Stroke Di Ruangan Neurologi
S. Stroke Cegah Dan Obati Sendiri. Rumah Sakit Stroke Nasional
I. Penebar Swadaya Grapi; 2016. Bukittinggi Tahun 2015. J Kesehat
Perintis. 2015;2(4):142-148.
11. Manurung RD. TERHADAP
KEJADIAN STROKE DIPOLI
NEUROLOGI RSUD Dr .
PIRNGADI MEDAN TAHUN
2014. J Ilm Pannmed.
2015;1(2):227-236.

12. Kabi GYCR, Tumewah R,


Kembuan MAHN. Gambaran
Faktor Risiko Pada Penderita
Stroke Iskemik Yang Dirawat Inap
Neurologi Rsup Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado Periode Juli 2012
- Juni 2013. e-CliniC. 2015;3(1):1-
6. doi:10.35790/ecl.3.1.2015.7404

13. Handayani D, Dominica D.


Gambaran Drug Related Problems
(DRP’s) pada Penatalaksanaan
Pasien Stroke Hemoragik dan
Stroke Non Hemoragik di RSUD
Dr M Yunus Bengkulu. J Farm
Dan Ilmu Kefarmasian Indones.
2019;5(1):36.
doi:10.20473/jfiki.v5i12018.36-44

14. Yueniwati Y. No TDeteksi Dini


Stroke Iskemia Dengan
Pemeriksaan Ultrasonografi
Vaskular Dan Variasi Genetikaitle.
Universitas Brawijaya Press (UB
Press); 2015.

Sutejo, Penerapan ROM 528

Anda mungkin juga menyukai