Laporan Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) Di Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie.
Laporan Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) Di Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie.
Oleh:
NORMA
NIM. 110 500 140
Kemala Hadidjah, ST., M.Si. Haryatie Sarie, SP., MP. Adi Supriadi, S.Hut., M.Si.
NIP.19830718 201012 2 004 NIP.19781013 200912 2 001 NIP.19751007 200812 1 001
Menyetujui/Mengesahkan
Ketua Program Studi Manajemen
Lingkungan
KATA PENGANTAR
:DVVDODPX¶DODLNXP:DUDKPDWXOODKL:DEDUDNDWXK
Norma
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL)............................................ 4
C. Hasil PKL yang diharapkan ......................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum RSUD Abdul Wahab Sjahranie ......................... 6
B. Tinjauan Umum Instalasi Kesehatan Lingkungan (KESLING) ..... 14
III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
A. Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Limbah Padat ..................... 21
B. Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Limbah Cair ....................... 34
C. Penyehatan Air ........................................................................... 38
D. Penyehatan Ruang dan Bangunan ............................................. 41
E. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu
Lainnya ....................................................................................... 47
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 50
B. Saran .......................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 52
LAMPIRAN................................................................................................. 54
v
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
sebagai salah satu bentuk industri jasa yang memberikan pelayanan kesehatan,
terdiri atas berbagai unit operasional yang bekerja selama 24 jam per hari dan
tujuh hari per minggu. Sebagai institusi yang bersifat sosial-ekonomis, rumah
dampak negatifnya antara lain menghasilkan sampah dan limbah medis maupun
non medis yang dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran yang perlu
perhatian khusus. Selain itu, dengan kegiatan atau sifat pelayanan yang
diberikan, rumah sakit menjadi depot segala macam penyakit yang ada di
masyarakat, bahkan dapat pula sebagai sumber distribusi penyakit sebab selalu
dihuni, dipergunakan, dan dikunjungi oleh orang-orang yang rentan dan lemah
terhadap penyakit. Di tempat ini dapat terjadi penularan baik secara langsung
umum.
Oleh karena itu, perlu upaya penyehatan lingkungan rumah sakit yang
yang bersumber dari sampah maupun limbah rumah sakit. Limbah rumah sakit
menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan dalam limbah rumah sakit
termasuk demam typoid, kholera, disentri dan hepatitis sehingga limbah harus
Keadaan yang ada di masyarakat saat ini, terkait dengan lokasi rumah
sekitar lingkungan rumah sakit dengan adanya limbah rumah sakit baik limbah
ketat, maka pihak rumah sakit umumnya menempatkan sarana pengolah limbah
pada skala prioritas yang rendah sebab penyediaan sarana pengolah limbah
rumah sakit membutuhkan biaya investasi yang besar sehingga secara paralel
tersebut.
untuk rumah sakit dengan kapasitas kecil sampai sedang. Untuk itu, perlu
informasi yang jelas, maka pihak pengelola limbah rumah sakit dapat memilih
3
teknik pengelolaan limbah rumah sakit yang sesuai dengan karakteristik limbah
yang akan diolah, yang layak secara teknis, ekonomis, dan memenuhi standar
satu kekuatan bangsa dan diharapkan mampu berperan serta secara ilmiah
tengah arus kompetisi yang semakin kuat maka perlu diadakan suatu kegiatan
yang terencana dan sistematik serta aplikatif untuk melatih dan mendidik
dan mampu mencari solusinya. Sehubungan dengan hal diatas, agar mahasiswa
Lapang (PKL) di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahrani dan mahasiswa
Samarinda.
4
B. Tujuan PKL
rumah sakit.
4. Memahami penggunaan alat, bahan dan sarana yang tepat dan efisien
5. Selama dalam waktu PKL diharapkan mahasiswa dapat kreatif dan peka
A. Latar Belakang
sebagai salah satu bentuk industri jasa yang memberikan pelayanan kesehatan,
terdiri atas berbagai unit operasional yang bekerja selama 24 jam per hari dan
tujuh hari per minggu. Sebagai institusi yang bersifat sosial-ekonomis, rumah
dampak negatifnya antara lain menghasilkan sampah dan limbah medis maupun
non medis yang dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran yang perlu
perhatian khusus. Selain itu, dengan kegiatan atau sifat pelayanan yang
diberikan, rumah sakit menjadi depot segala macam penyakit yang ada di
masyarakat, bahkan dapat pula sebagai sumber distribusi penyakit sebab selalu
dihuni, dipergunakan, dan dikunjungi oleh orang-orang yang rentan dan lemah
terhadap penyakit. Di tempat ini dapat terjadi penularan baik secara langsung
umum.
Oleh karena itu, perlu upaya penyehatan lingkungan rumah sakit yang
yang bersumber dari sampah maupun limbah rumah sakit. Limbah rumah sakit
menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan dalam limbah rumah sakit
termasuk demam typoid, kholera, disentri dan hepatitis sehingga limbah harus
Keadaan yang ada di masyarakat saat ini, terkait dengan lokasi rumah
sekitar lingkungan rumah sakit dengan adanya limbah rumah sakit baik limbah
ketat, maka pihak rumah sakit umumnya menempatkan sarana pengolah limbah
pada skala prioritas yang rendah sebab penyediaan sarana pengolah limbah
rumah sakit membutuhkan biaya investasi yang besar sehingga secara paralel
tersebut.
untuk rumah sakit dengan kapasitas kecil sampai sedang. Untuk itu, perlu
informasi yang jelas, maka pihak pengelola limbah rumah sakit dapat memilih
3
teknik pengelolaan limbah rumah sakit yang sesuai dengan karakteristik limbah
yang akan diolah, yang layak secara teknis, ekonomis, dan memenuhi standar
satu kekuatan bangsa dan diharapkan mampu berperan serta secara ilmiah
tengah arus kompetisi yang semakin kuat maka perlu diadakan suatu kegiatan
yang terencana dan sistematik serta aplikatif untuk melatih dan mendidik
dan mampu mencari solusinya. Sehubungan dengan hal diatas, agar mahasiswa
Lapang (PKL) di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahrani dan mahasiswa
Samarinda.
4
B. Tujuan PKL
rumah sakit.
4. Memahami penggunaan alat, bahan dan sarana yang tepat dan efisien
5. Selama dalam waktu PKL diharapkan mahasiswa dapat kreatif dan peka
Rumah Sakit Umum ini dibangun tahun 1933, kepunyaan kerajaan Kutai
Juliana atau Emma Straat (sekarang jalan Gurami), Samarinda. Dokter yang
ditempati Rumah Sakit Islam (RSI) Samarinda, meski bentuk dan ukurannya tak
lagi persis sama dengan bangunan awal landschap hospital didirikan. Kapasitas
layanan pasti berbeda jika dibandingkan dengan RSUD Abdul Wahab Sjahranie
yang ada sekarang. Selain faktor modernisasi, faktor jumlah penduduk pun turut
orang asli Indonesia pada 1938. Dokter yang sangat berjasa itu adalah dr
yang ada di rumah sakit ketika itu dan harus bertanggung jawab melayani
Pada 1974, Pemprov Kaltim yang ketika itu dipimpin Gubernur Abdoel
Wahab Sjahranie mulai memikirkan untuk membangun satu rumah sakit yang
rumah sakit yang baru, yang kini menjadi RSUD Abdul Wahab Sjahranie.
Pada tanggal 12 November 1977, rumah sakit yang baru digunakan itu
diberi nama Rumah Sakit Segiri. Secara keseluruhan, peralatan dari Landschaap
Hospital baru bisa dipindahkan pada 21 Juli 1984. 2 tahun kemudian, tepatnya
22 Februari 1986, rumah sakit ini kembali berganti nama menjadi Rumah Sakit
mewujudkan rumah sakit yang lebih layak bagi masyarakat (Merry O, 2012)
Timur. Status kelas B berlangsung sejak tahun 1993 atas dasar: SK Menkes No.:
1993. Dan mulai bulan Januari 2014 Rumah Sakit Umum Daerah A.Wahab
Sjahranie terhitung sebagai TOP REFERAL, dan sebagai Rumah Sakit Kelas A
Kepala Daerah Tingkat I Kaltim No.: 528 tahun 1990 yang ditetapkan di
a. Motto
b. Falsafah
c. Visi
d. Misi
e. Tujuan
f. Budaya Kerja
1) Rumah Sakit AWS adalah taman bunga kita, kepentingan pasien adalah
yang utama
4) Organisasi pembelajar
12
Tabel 4. Ketenagaan di RSUD AWS dari tahun 2007 sampai dengan 2011
Lingkungan meliputi:
gedung, halaman, saluran air, kamar mandi dan WC. Untuk pemeliharaan
tersebut, kebijakan dari Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie dilaksanakan oleh
pihak ketiga.
b. Pengelolaan Limbah
antara sampah padat medis dan sampah padat non medis yang dipisahkan lagi
antara kering dan basah. Kebijakan dari direktur mengenai pengelolaan sampah
yang menggunakan pedal injak dan dilapisi kantong plastik warna kuning
15
yang dibedakan antara sampah padat medis basah dan kering yang
jalan.
b) Untuk sampah padat non medis basah dan kering menggunakan bak
pendegradasi limbah cair. Sumber limbah cair domestik berasal dari kantin, gizi,
kamar mandi dan toilet. Sedangkan sumber limbah cair medis berasal dari
pelayanan medis, ruang perawatan inap, ruang rawat jalan, ruang operasi, ruang
sampel limbah cair dapat diperoleh sekitar satu bulan, kemudian membuat
ambien pada cerobong mesin insenerator oleh Balai Riset dan Standardisasi
IPSRS
rumah sakit antara lain adalah pembasmian nyamuk, lalat, semut, tikus dan
kucing.
Untuk pembasmian nyamuk, lalat dan semut dilakukan oleh personel dari
bulan sekali atau setiap ada kasus tertentu. Sedangkan untuk pembasmian
d. Penyehatan Air
Dalam pelaksanaan program air bersih ini, rumah sakit menggunakan air
Pemeriksaan Fisik Kimia dan mikrobiologi oleh Balai Riset dan Standardisasi
Industri Samarinda setiap 6 bulan sekali, dengan lokasi titik sampling antara lain
di:
17
1) Teratai
2) Mawar
3) Instalasi Gizi
4) Ruang OK
5) HD
6) CSSD
a. Visi
memanfaatkan fasilitas sanitasi rumah sakit dengan baik dan benar serta
b. Misi
sakit.
c. Tujuan
Direktur
Sukarno
Koor. Limbah Cair
Wawan Siswanto
Samsul Bahri
Koor. Sterilisasi
Lannui Button
M. Isnaeni, SKM
Nawawi
Koor. Pengendalian Vektor Rikiadi
Hamdanah
Sopiyan Ari
dilakukan selama Praktek Kerja Lapang dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Kelompok
No. Uraian Kegiatan Lokasi Tanggal
Kegiatan
RSUD A.
a. Mendata Jumlah 11,13,14,18 Maret &
Wahab
Bak Sampah 03,07,21 April 2014
Sjahranie
b. Mendata Berat
TPS RSUD A.
Sampah Medis 07,14,21,28 Maret &
Wahab
dan Non Medis 04,11,25 April 2014
Sjahranie
Per ruangan
Pengelolaan c. Pembakaran RSUD A.
1. Sampah Medis Di Wahab 14,17,27 Maret 2014
Limbah Padat
Insenerator Sjahranie
d. Pengangkutan
Sampah Domestik Bukit Sampah 11 Maret 2014
Ke TPA
RSUD A.
e. Uji Emisi, Ambien
Wahab 7 April 2014
dan Kebisingan
Sjahranie
IPAL 1 & IPAL
a. Pemantauan
2 RSUD A. 04,05 Maret & 11 April
Kualitas Air
Wahab 2014
Pengelolaan Limbah
2. Sjahranie
Limbah Cair
IPAL 2 RSUD
b. Kuras Bak IPAL 2 A. Wahab 21 April 2014
Sjahranie
Teratai 2,
Melati,
Instalasi Gizi,
Penyehatan a. Pengambilan Bedah Sentral,
3. 23 April 2014
Air Sampel Air Minum HD, CSSD
RSUD A.
Wahab
Sjahranie
20
RSUD A.
a. Bakti Sosial Wahab 24 April 2014
Sjahranie
b. Penanganan
RSUD A.
Masalah 28 Maret & 04,08,24
Wahab
Kerusakan Sarana April 2014
Penyehatan Sjahranie
4. Rumah Sakit
Ruang dan
Bangunan c. Pengawasan RSUD A. 18,24-28 Maret &
Kebersihan Per Wahab 01,03,07,10,14,16,17,
Zona Sjahranie 22 April 2014
13,14,17,21,24,25,26,
RSUD A.
d. Sterilisasi 28 Maret &
Wahab
Ruangan 03,08,14,15,17,24
Sjahranie
April 2014
Pengendalian
Serangga,
RSUD A.
Tikus dan 04,18 Maret & 19,25
5. a. Pest Control Wahab
Binatang April 2014
Sjahranie
Pengganggu
Lainnya
BAB III
HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
a. Tujuan
berapa jumlah bak sampah yang ada di setiap ruangan rumah sakit, untuk
mengetahui apakah bak sampah sudah mencukupi untuk setiap ruang dan
apakah bak sampah yang dipakai masih memenuhi standar untuk digunakan.
b. Dasar Teori
menampung sampah secara sementara, yang biasanya terbuat dari logam atau
membuang sisa keperluan dapur seperti kulit buah atau botol. Ada juga tempat
memiliki penutup pada bagian atasnya untuk menghindari keluarnya bau yang
dikeluarkan sampah. Kebanyakan harus dibuka secara manual, namun saat ini
sampah ketika sudah penuh, cukup dengan membawa kantong yang melapisi
tempat sampah lalu menggantinya dengan yang baru. Hal ini memudahkan
sampah yang ditempatkan di sisi sepanjang jalan yang secara frekuentif dapat
a) Kamera
b) Pulpen
c) Buku
d. Prosedur Kerja
Dari hasil kegiatan mendata jumlah bak sampah, didapat jumlah bak
f. Pembahasan
Dari hasil kegiatan mendata bak sampah per ruangan yang telah
dilaksanakan, dapat diketahui jumlah keseluruhan sampah bak medis yang besar
yaitu 114 dan yang kecil 52, untuk bak sampah non medis diketahui ada 340
yang besar dan 307 yang kecil. Untuk penggunaan bak sampah di tempatkan di
setiap sudut ruangan dan di sepanjang selasar RSUD Abdul Wahab Sjahranie.
plastik yang berbeda untuk limbah medis, limbah non medis, dan kemoterapi.
menggunakan kantong plastik berwarna ungu, dan untuk limbah jarum diletakkan
di jerigen bekas agar tidak membahayakan bagi para petugas kebersihan ketika
membuangnya.
a. Tujuan
mengetahui persentasi berat sampah medis dan non medis yang dihasilkan per
b. Dasar Teori
adalah sampah yang diambil dari lokasi pengambilan terpilih, untuk diukur
kertas-katon, kayu, kain-tekstil, karet-kulit, plastik, logam besi-non besi, kaca dan
Sampah yang dihasilkan berupa sampah medis dan non medis. Sampah
dengan sampah non medis adalah sampah yang berasal dari unit pelayanan sisa
a) Timbangan
b) Kamera
c) Pulpen
d) Buku
d. Prosedur Kerja
Dari hasil kegiatan mendata berat sampah per ruangan, diketahui jumlah
sampah medis dan non medis yang dihasilkan per ruangan dalam jangka waktu
f. Pembahasan
Dari hasil kegiatan mendata jumlah sampah per ruangan yang telah
perbulan untuk semua ruangan yaitu 9.535 Kg dan 11.107 Kg untuk sampah
medis bulan 3 dan 4, sedangkan jumlah sampah non medis 29.379 Kg dan
29.888 Kg untuk bulan 3 dan 4. Jumlah sampah medis dan non medis
jumlah sampah secara efektif, yaitu dengan cara mengambil beberapa kantong
plastik sebagai sampel, kemudian menghitung jumlah kantong plastik yang ada
a. Tujuan
untuk:
infeksius
b. Dasar Teori
hingga 95-96%, tergantung komposisi dan derajat recovery sampah. Ini berarti
mengolah berbagai jenis sampah seperti sampah medis dan beberapa jenis
sampah berbahaya di mana patogen dan racun kimia bisa hancur dengan
buangan yang dapat menjadi pencemaran udara, serta abu hasil pembakaran
b) Insenerator
c) Kamera
d) Buku
e) Pulpen
a) Solar
b) Sampah Medis
29
d. Prosedur Kerja
1) Petugas harus memakai Alat Pelindung Diri (APD), seperti helm, masker,
3) Sampah medis dari ruangan ditimbang dan dicatat dalam buku monitoring
8) Apabila hasilnya tidak baik segera laporkan ke bagian terkait (IPS RS)
medis yang berbahaya jika terkena tubuh pasien seperti jarum suntik, tabung
Insinerasi material sampah mengubah sampah menjadi abu, gas sisa hasil
f. Pembahasan
bertekanan tinggi serta suhunya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. (Min.
dan jumat tergantung dari jumlah limbah medis. Jumlah limbah medis lebih
a. Tujuan
rumah sakit yang bisa mengakibatkan/menimbulkan bau yang tidak enak dan
b. Dasar Teori
(TPS) ialah tempat untuk menimbun sampah dan merupakan cara tertua
perlakuan sampah. TPA dapat berbentuk tempat pembuangan dalam (di mana
yang digunakan oleh produsen. Sejumlah dampak negatif dapat ditimbulkan dari
a) Truk
b) Gerobak sampah
c) Kamera
d) Pisau
b) Kantong plastik
d. Prosedur Kerja
terlebih dahulu.
5) Sampah yang dianggap tidak berbahaya dan tidak memiliki nilai ekonomis
Abdul Wahab Sjahranie dapat dihilangkan agar dapat menampung lagi sampah
yang nantinya dibawa dari ruangan sebelum dibawa ke TPA, bau yang tidak
enak dapat dihilangkan dan dapat mencegah hewan seperti tikus, kecoa dan
f. Pembahasan
11.30 siang. Sebelum sampah dibawa ke TPA, sampah terlebih dahulu dipilah
antara sampah yang bernilai ekonomis dan sampah yang tidak bernilai
ekonomis. Sampah yang bernilai ekonomis seperti botol aqua bekas, gelas
aqua, dan limbah plastik lainnya akan dijual oleh pengumpul sampah dan
a. Tujuan
Uji emisi dan ambien dilakukan dengan tujuan untuk memantau kualitas
udara emisi, ambien dan kebisingan di sekitar RSUD Abdul Wahab Sjahranie
dan untuk mengetahui apakah udara emisi, ambien dan kebisingan di sekitar
b. Dasar Teori
Udara ambien adalah udara sekitar kita yang apa adanya yang sehari-hari
kita hirup. Dalam keadaan normal, udara ambien ini akan terdiri dari gas nitrogen
(78%), oksigen (20%), argon (0,93%) dan gas karbon dioksida (0,03%).
Sedangkan udara emisi adalah udara yang langsung dikeluarkan oleh sumber
emisi seperti knalpot kendaraan bermotor dan cerobong gas buang pabrik.
ambien atau tidak mencemari udara ambien. Untuk itu, perlu dilakukan
(Rizqimulya, 2008).
33
48/MENLH/1
atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan
Adrian D. 2012).
b) Dust collector
d. Prosedur Kerja
Untuk uji emisi dan ambien dilakukan oleh petugas dari Balai Riset dan
Dari hasil kegiatan pemeriksaan uji emisi, ambien dan kebisingan, udara
emisi, ambien dan kebisingan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie dapat dipantau.
Dan dapat diketahui apakah udara emisi, ambien dan kebisingan di sekitar
rumah sakit memenuhi standar yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri
f. Pembahasan
ambien dan kebisingan pada cerobong mesin insenerator oleh Balai Riset dan
Poliklinik
a. Tujuan
Pemantauan kualitas air dilakukan dengan tujuan agar air yang keluar
dari outlet IPAL 1 dan IPAL 2 dapat dipantau keamanannya sebelum dibuang ke
b. Dasar Teori
badan air (sungai, danau, waduk, situ) dengan mencatat kondisi lingkungan di
serta, pelaporan hasil pemantauan dan penafsirannya yang akan menjadi bahan
a) Kamera
b) Beaker glass
c) Pipet/Suntik
35
d) Digital pH tester
f) Botol kaca
g) Buku
h) Pulpen
a) Kertas lakmus
d. Prosedur Kerja
3) Isi air di dalam beker glass, botol aqua bekas dan botol kaca
7) Untuk air yang diisi dalam botol aqua bekas dan botol kaca akan dihantar
Dari hasil pemantauan kualitas air yang telah dilakukan untuk IPAL 1 dan
IPAL 2, diketahui pH untuk IPAL 1 dan IPAL 2 adalah 6 dan sudah mencapai
f. Pembahasan
KESLING, dan untuk pengantaran sampel limbah cair yang dihantar di Balai
tanggal 5 sampai dengan tanggal 10. Dan untuk hasil pemeriksaan sampel
limbah cair dapat diperoleh sekitar satu bulan, kemudian petugas Instalasi
a. Tujuan
endapan yang ada di dalam bak IPAL dan untuk membersihkan bak IPAL dari
kotoran.
b. Dasar Teori
tersebut layak dibuang ke lingkungan, tujuan IPAL yaitu untuk menyaring dan
membersihkan air yang sudah tercemar baik dari domestik maupun bahan kimia
1) Mengolah Air Limbah domestik atau industri, agar air tersebut dapat di
b) kamera
c) Bensin
d) Air
d. Prosedur Kerja
Dari hasil kegiatan pengurasan bak IPAL, endapan di dalam bak IPAL
dapat dihilangkan, bak IPAL bersih dari kotoran dan dapat digunakan kembali
untuk mengolah air limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit.
f. Pembahasan
dan IPAL 2. Semua limbah cair akan dialirkan di bak kontrol yang telah dibuat
berdekatan dengan setiap ruangan dan kemudian dialirkan lagi ke bak control
utama untuk penampungan sementara dan setelah itu baru dialirkan ke IPAL 1
dan 2. Di IPAL, air limbah mengalami beberapa proses lagi sebelum di buang ke
C. Penyehatan Air
a. Tujuan
terlindungi secara terus menerus dan mencegah penurunan kualitas air sehingga
b. Dasar Teori
air minum sesuai PERMENKES No. 416/1990 dan dapat langsung diminum.
tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air, air bersih adalah air yang
Air yang memenuhi syarat kesehatan adalah air yang bebas dari
mikroorgnisme, zat atau bahan kimia, bau, rasa, dan kekeruhan. Adalah indra
Permenkes adalah air minum tidak boleh terdapat bau dan rasa yang tidak
a) Pelita
b) Korek api
c) Botol kaca 6
d) Jerigen kecil 6
39
e) Kertas
f) Pulpen
a) Spiritus
b) Alkohol
c) Air
d) Kapas
d. Prosedur Kerja
5) Hidupkan pelita
7) Sterilkan botol kaca, tutup botol kaca, jerigen, tutup jerigen, kran air
kemudian lap mulut botol kaca, jerigen, tutup botol kaca, tutup jerigen,
dan kran air dan dilanjutkan dengan memanaskan semua alat tersebut di
8) Hidupkan kran air dan isi botol kaca dan jerigen hingga penuh
10) Setelah pengambilan sampel air selesai, sampel air di bawa ke Baristand
untuk diuji.
40
Dari hasil pengambilan sampel air minum dari 6 titik yang telah
ditentukan, kualitas air minum dapat terpantau dan terlindungi secara terus
menerus dan dapat diketahui apakah kualitas air minum yang digunakan untuk
f. Pembahasan
1) Teratai 2
2) Melati
3) Instalasi Gizi
4) CSSD
6) HD
Sampel air yang telah diambil akan dihantar ke Baristand untuk dilakukan
pemeriksaan kualitas air bersih, hasil pemeriksaan sampel air dapat diperoleh
sekitar satu bulan, kemudian petugas Instalasi KESLING membuat analisa dan
melaporkannya kepada:
1. Bakti Sosial
a. Tujuan
Wahab Sjahranie menjadi lebih bersih, asri, dan bisa memupuk kebersamaan
Lingkungan.
b. Dasar Teori
berkelompok untuk kepentingan umum. Bakti sosial atau lebih dikenal sebagai
baksos merupakan salah satu kegiatan wujud dari rasa kemanusiaan antara
adanya kegiatan ini kita dapat merapatkan kekerabatan kita. Bakti sosial
diadakan dengan tujuan – tujuan tertentu. Bakti sosial antar warga yang
dilakukan oleh mahasiswa adalah untuk mewujudkan rasa cinta kasih, rasa
saling menolong, rasa saling peduli mahasiswa kepada masyarakat luas yang
a) Sapu lidi
b) Sabit
c) Troli
d) Serokan sampah
a) Kantong plastik
42
d. Prosedur Kerja
Dari hasil kegiatan bakti sosial yang telah dilakukan, lingkungan RSUD
Abdul Wahab Sjahranie menjadi lebih bersih, tidak ada lagi sampah yang
f. Pembahasan
a. Tujuan
tujuan untuk memperbaiki sarana rumah sakit yang rusak agar bisa digunakan
kembali dan nyaman digunakan oleh karyawan maupun pengunjung dan pasien
b. Dasar Teori
a) Pipa kompresor
b) Kamera
d. Prosedur Kerja
dan pasien yang berada di RSUD Abdul Wahab Sjahranie dan tidak
f. Pembahasan
oleh petugas KESLING, namun jika petugas dari KESLING tidak dapat
a. Tujuan
karyawan.
b. Dasar Teori
proses atau kondisi yang telah berjalan, dan merupakan perangkat pemeriksaan
SML terhadap rencana yang telah ditetapkan dalam tujuan dan sasaran
a) Kamera
b) Buku
c) Pulpen
d. Prosedur Kerja
dengan cara:
petugas kebersihan.
f. Pembahasan
Pengawasan kebersihan zona dilakukan rutin setiap hari, pagi dan sore
menjadi 3 zona, yaitu zona 1, 2 dan 3. Setiap zona akan diawasi oleh dua orang
memantau kebersihan Rumah Sakit dan harus melaporkan segera jika ada
4. Sterilisasi Ruangan
a. Tujuan
yang telah digunakan oleh pasien yang menderita penyakit menular melalui
b. Dasar Teori
organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri,
aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau
clothes
b) Sterilisator
c) Kamera
d) Spidol
e) Kertas
b) Solasi
d. Prosedur Kerja
6) Setelah alat sterilisator berhenti beroperasi, cabut kabel alat steril dari
saklar
Dari hasil kegiatan sterilisasi yang telah dilakukan, ruangan yang telah
dipakai oleh pasien yang menderita penyakit menular seperti Difteri, Morbili, TB
Paru, HIV AIDS dan yang sejenisnya dapat digunakan kembali seperti biasa dan
f. Pembahasan
ruangan tersebut menderita penyakit yang berjangkit melalui udara seperti Difteri,
a. Pest Control
a. Tujuan
tujuan untuk mengendalikan dan mengurangi populasi tikus, kecoa dan semut di
b. Dasar Teori
berdarah, anti rayap, nyamuk, kecoa dan tikus. Pest control dalam bahasa
tersebut maka ada baiknya dimulai dari etimologinya. Pest control berasal dari
dua kata dalam bahasa Inggris yaitu pest dan control. Pest berarti hama
a) Semprotan
b) Kamera
b) Baygon
c) Roti
d. Prosedur Kerja
2) Memakai APD
6) Semprotkan dan taburkan racun tikus, kecoa dan semut di sekitar Rumah
sakit
Dari hasil kegiatan pest control yang telah dilakukan, populasi serangga,
tikus dan binatang pengganggu lainnya dapat dikurangi dan bisa mencegah
f. Pembahasan
rumah sakit untuk membasmi serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya,
Sjahranie, maka pada bab penutup ini dapat dibuat kesimpulan dari hasil
A. Kesimpulan
pihak ketiga.
kebijakan pemilahan sampah padat medis dan sampah padat non medis
B. Saran
hujan deras.
52
DAFTAR PUSTAKA