Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG

(PKL) DI INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT


UMUM ABDUL WAHAB SJAHRANIE

Oleh:

NORMA
NIM. 110 500 140

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN


JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
S A M A R I N DA
2014
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL : Laporan Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapang


di Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Umum Abdul Wahab Sjahranie
Nama : Norma
Nim : 110 500 140
Program Studi : Manajemen Lingkungan
Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing PKL, Penguji 1, Penguji 2,

Kemala Hadidjah, ST., M.Si. Haryatie Sarie, SP., MP. Adi Supriadi, S.Hut., M.Si.
NIP.19830718 201012 2 004 NIP.19781013 200912 2 001 NIP.19751007 200812 1 001

Menyetujui/Mengesahkan
Ketua Program Studi Manajemen
Lingkungan

Ir. Dadang Suprapto, MP


NIP.19620101 198803 1 003

Lulus ujian pada tanggal:....................................


ii

KATA PENGANTAR

Assalamu¶alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

$OKDPGXOLOODKKLUDEELO¶DODmin. Segala puji dan syukur kepada Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Tak lupa
shalawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW beserta keluarga besar dan
para sahabat nabi. Dan hanya dengan izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan
laporan praktek kerja lapang ini.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Lapang
yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie. Praktek Kerja
Lapang dilakukan selama 2 bulan yaitu bermula dari awal bulan Maret dan
berakhir pada akhir April 2014. Kegiatan Praktek Kerja Lapang merupakan salah
satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir agar mendapat gelar Ahli Madya
serta lulus di perguruan tinggi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapang dan penyusunan laporan,
penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dukungan, dan saran dari banyak
pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan kepada:
1. Orang tua tercinta yang telah banyak memberi dukungan, baik dari segi moril
dan material kepada penulis,
2. Keluarga, kakak dan adik tercinta yang telah banyak memberi dukungan,
baik dari segi moril dan material kepada penulis,
3. Ibu Rosilawati SE. selaku kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan di Rumah
Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie yang telah banyak membantu dan
membimbing penulis sampai selesainya Praktek Kerja Lapang,
4. Seluruh staf di Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum Abdul
Wahab Sjahranie yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang
telah banyak membantu dan mengajar penulis sampai selesainya Praktek
Kerja Lapang,
5. Ibu Kemala Hadidjah, ST., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja
Lapang,
6. Ibu Haryatie Sarie, SP., MP. selaku Dosen Penguji 1,
7. Bapak Adi Supriadi, S.Hut., M.Si. selaku Dosen Penguji 2,
iii

8. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen


Lingkungan,
9. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian,
10. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda,
11. Para staf pengajar, administrasi dan teknisi di Program Studi Manajemen
Lingkungan yang namanya tidak dapat di sebutkan satu persatu,
12. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2011 Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda, khususnya Program Studi Manajemen Lingkungan, serta semua
pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu.
Pada kesempatan ini penulis memohon maaf kepada semua pihak atas
segala khilaf, baik dalam perbuatan maupun perkataan, baik yang sengaja
maupun yang tidak disengaja selama melaksanakan kegiatan Praktek Kerja
Lapang. Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis akan mendapatkan
balasan pahala dari Allah SWT yang tak terhingga, Aamiin.
Walaupun sudah berusaha dengan sungguh-sungguh, penulis menyadari
masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan laporan ini,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan laporan ini. Demikian laporan ini penulis buat untuk dapat
dijadikan acuan pada praktek yang akan datang maupun untuk panduan para
pembaca laporan ini. Semoga laporan Praktek Kerja Lapang ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Aamiin.

:DVVDODPX¶DODLNXP:DUDKPDWXOODKL:DEDUDNDWXK

Norma

Kampus Sei Keledang, 20 Mei 2014


iv

DAFTAR ISI

Halaman

COVER
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL)............................................ 4
C. Hasil PKL yang diharapkan ......................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum RSUD Abdul Wahab Sjahranie ......................... 6
B. Tinjauan Umum Instalasi Kesehatan Lingkungan (KESLING) ..... 14
III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
A. Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Limbah Padat ..................... 21
B. Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Limbah Cair ....................... 34
C. Penyehatan Air ........................................................................... 38
D. Penyehatan Ruang dan Bangunan ............................................. 41
E. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu
Lainnya ....................................................................................... 47
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 50
B. Saran .......................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 52
LAMPIRAN................................................................................................. 54
v

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Struktur Organisasi Instalasi Kesehatan Lingkungan .................... 18


vii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Lokasi Praktek Kerja Lapang (PKL)................................................. 55


2. Foto Bersama Pembimbing Lapangan ............................................ 55
3. Kegiatan Mendata Bak Sampah ...................................................... 56
4. Kegiatan Memantau Berat Sampah Per ruangan ............................ 56
5. Kegiatan Pembakaran Sampah Medis Di Insenerator ..................... 56
6. Kegiatan Pengangkutan Sampah Ke TPA ....................................... 57
7. Kegiatan Pemantauan Kualitas Air .................................................. 57
8. Kegiatan Pengambilan Sampel Air Minum ...................................... 57
9. Kegiatan Menguras Bak IPAL 2 ...................................................... 58
10. Kegiatan Uji Emisi dan Ambien ....................................................... 58
11. Kegiatan Pengawasan Kebersihan Zona......................................... 58
12. Kegiatan Pest Control ..................................................................... 59
13. Kegiatan Sterilisasi Ruangan .......................................................... 59
14. Kegiatan Penanganan Masalah Kerusakan Sarana Rumah Sakit ... 59
15. Peta Lokasi RSUD Abdul Wahab Sjahranie .................................... 60
vi

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Perjalanan Kepemimpinan RSUD AWS .......................................... 7


2. Selayang Pandang Perjalanan RSUD AWS .................................... 8
3. Penghargaan Yang Pernah Didapatkan RSUD AWS ...................... 9
4. Ketenagaan Di RSUD AWS ............................................................ 12
5. Luas Sarana Bangunan................................................................... 13
6. Kegiatan Praktek Kerja Lapang ....................................................... 19
7. Jumlah Bak Sampah ....................................................................... 23
8. Jumlah Berat Sampah Medis dan Non Medis .................................. 26
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan inti

kegiatan pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Rumah sakit

sebagai salah satu bentuk industri jasa yang memberikan pelayanan kesehatan,

terdiri atas berbagai unit operasional yang bekerja selama 24 jam per hari dan

tujuh hari per minggu. Sebagai institusi yang bersifat sosial-ekonomis, rumah

sakit mempunyai fungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak

positifnya adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, sedangkan

dampak negatifnya antara lain menghasilkan sampah dan limbah medis maupun

non medis yang dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran yang perlu

perhatian khusus. Selain itu, dengan kegiatan atau sifat pelayanan yang

diberikan, rumah sakit menjadi depot segala macam penyakit yang ada di

masyarakat, bahkan dapat pula sebagai sumber distribusi penyakit sebab selalu

dihuni, dipergunakan, dan dikunjungi oleh orang-orang yang rentan dan lemah

terhadap penyakit. Di tempat ini dapat terjadi penularan baik secara langsung

(cross infection), melalui kontaminasi benda-benda ataupun melalui serangga

(vector borne infection) sehingga dapat mengancam kesehatan masyarakat

umum.

Oleh karena itu, perlu upaya penyehatan lingkungan rumah sakit yang

bertujuan untuk melindungi masyarakat akan bahaya pencemaran lingkungan

yang bersumber dari sampah maupun limbah rumah sakit. Limbah rumah sakit

dapat mencemari lingkungan penduduk di sekitar rumah sakit dan dapat


2

menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan dalam limbah rumah sakit

dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit pada manusia

termasuk demam typoid, kholera, disentri dan hepatitis sehingga limbah harus

diolah sebelum dibuang ke lingkungan (BAPEDAL 1999 dalam Anonim 2014).

Keadaan yang ada di masyarakat saat ini, terkait dengan lokasi rumah

sakit yang umumnya berada di lingkungan penduduk yang cukup padat

(biasanya di tengah kota) adalah timbulnya pencemaran terhadap masyarakat di

sekitar lingkungan rumah sakit dengan adanya limbah rumah sakit baik limbah

padat maupun limbah cair yang dibuang ke saluran umum. Dengan

pertimbangan tersebut, rumah sakit diwajibkan menyediakan sarana

pembuangan dan pengelolaan limbah padat maupun cair. Namun dengan

semakin mahalnya harga tanah, serta besarnya tuntutan masyarakat akan

kebutuhan peningkatan sarana penunjang sarana kesehatan yang baik, dan di

lain pihak peraturan pemerintah tentang pelestarian lingkungan juga semakin

ketat, maka pihak rumah sakit umumnya menempatkan sarana pengolah limbah

pada skala prioritas yang rendah sebab penyediaan sarana pengolah limbah

rumah sakit membutuhkan biaya investasi yang besar sehingga secara paralel

akan meningkatkan biaya operasional pelayanan kesehatan di rumah sakit

tersebut.

Oleh sebab itu, perlu dikembangkan teknik-teknik pengolahan limbah

rumah sakit yang mudah dioperasikan serta harganya terjangkau, khususnya

untuk rumah sakit dengan kapasitas kecil sampai sedang. Untuk itu, perlu

disebarluaskan informasi mengenai teknik-teknik pengolahan limbah rumah sakit

beserta keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Dengan adanya

informasi yang jelas, maka pihak pengelola limbah rumah sakit dapat memilih
3

teknik pengelolaan limbah rumah sakit yang sesuai dengan karakteristik limbah

yang akan diolah, yang layak secara teknis, ekonomis, dan memenuhi standar

lingkungan (Anonim 2014).

Mahasiswa sebagai bagian dari kelompok sosial masyarakat, sebagai

fungsi pendamping, dan mengontrol pembangunan bangsa merupakan salah

satu kekuatan bangsa dan diharapkan mampu berperan serta secara ilmiah

sehingga mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk mampu

meningkatkan kualitas SDM, antara lain dengan meningkatkan intelektual,

keterampilan (skill) dan pengabdian mahasiswa melalui disiplin ilmu sebagai

implementasi terhadap ilmu pengatahuan yang diterima dibangku kuliah agar

mahasiswa dapat menjawab tantangan zaman yang semakin pesat. Ditengah-

tengah arus kompetisi yang semakin kuat maka perlu diadakan suatu kegiatan

yang terencana dan sistematik serta aplikatif untuk melatih dan mendidik

mahasiswa agar menjadi intelektual muda yang berkualitas dan tanggap

terhadap masalah-masalah yang timbul ditengah-tengah kehidupan masyarakat

dan mampu mencari solusinya. Sehubungan dengan hal diatas, agar mahasiswa

mendapatkan pengalaman kerja nyata di lapangan, maka diadakan Praktik Kerja

Lapang (PKL) di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahrani dan mahasiswa

ditempatkan di bagian Instalasi Kesehatan Lingkungan dan juga sebagai salah

satu syarat kelulusan bagi setiap mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda.
4

B. Tujuan PKL

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Praktek Kerja

Lapang (PKL) ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran nyata tentang penerapan atau implementasi dari

ilmu yang selama ini diperoleh melalui bangku kuliah dan

membandingkannya dengan kondisi nyata yang ada dilapangan.

2. Memperoleh dan memperluas ilmu pengetahuan dan pengalaman yang akan

membuka cakrawala berfikir yang lebih luas dan dapat mengaplikasikannya

setelah selesai dalam kegiatan PKL tersebut.

3. Memahami prinsip kerja kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan

rumah sakit.

4. Memahami penggunaan alat, bahan dan sarana yang tepat dan efisien

dalam kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan rumah sakit.

5. Untuk memenuhi persyaratan akademis pada Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda dalam rangka tugas akhir.

C. Hasil PKL yang diharapkan

Adapun hasil yang diharapkan selama mahasiswa mengikuti kegiatan

Praktek Kerja Lapang (PKL) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda adalah:

1. Mendapatkan pengalaman tentang dunia kerja sekaligus menunjang proses

pembelajaran yang dapat mencetak kader-kader yang pintar dan sukses

yang akan menjadi kontinuitas pembangunan.

2. Diharapkan mampu membuka wawasan baru serta mengembangkan ilmu

yang telah diperoleh dibangku kuliah.


5

3. Mempersiapkan calon-calon pemimpin yang ulet dan tangguh bagi

kepentingan bangsa, Negara dan masyarakat, sehingga tanggap dan trampil

dengan segala permasalahan yang dihadapi di masa yang akan datang.

4. Dapat berpartisipasi dan berperan aktif dalam kegiatan Instalasi Kesehatan

Lingkungan di RSUD Abdul Wahab Sjahrani.

5. Selama dalam waktu PKL diharapkan mahasiswa dapat kreatif dan peka

terhadap situasi atau keadaan di dalam Instalasi Kesehatan Lingkungan.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan inti

kegiatan pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Rumah sakit

sebagai salah satu bentuk industri jasa yang memberikan pelayanan kesehatan,

terdiri atas berbagai unit operasional yang bekerja selama 24 jam per hari dan

tujuh hari per minggu. Sebagai institusi yang bersifat sosial-ekonomis, rumah

sakit mempunyai fungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak

positifnya adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, sedangkan

dampak negatifnya antara lain menghasilkan sampah dan limbah medis maupun

non medis yang dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran yang perlu

perhatian khusus. Selain itu, dengan kegiatan atau sifat pelayanan yang

diberikan, rumah sakit menjadi depot segala macam penyakit yang ada di

masyarakat, bahkan dapat pula sebagai sumber distribusi penyakit sebab selalu

dihuni, dipergunakan, dan dikunjungi oleh orang-orang yang rentan dan lemah

terhadap penyakit. Di tempat ini dapat terjadi penularan baik secara langsung

(cross infection), melalui kontaminasi benda-benda ataupun melalui serangga

(vector borne infection) sehingga dapat mengancam kesehatan masyarakat

umum.

Oleh karena itu, perlu upaya penyehatan lingkungan rumah sakit yang

bertujuan untuk melindungi masyarakat akan bahaya pencemaran lingkungan

yang bersumber dari sampah maupun limbah rumah sakit. Limbah rumah sakit

dapat mencemari lingkungan penduduk di sekitar rumah sakit dan dapat


2

menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan dalam limbah rumah sakit

dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit pada manusia

termasuk demam typoid, kholera, disentri dan hepatitis sehingga limbah harus

diolah sebelum dibuang ke lingkungan (BAPEDAL 1999 dalam Anonim 2014).

Keadaan yang ada di masyarakat saat ini, terkait dengan lokasi rumah

sakit yang umumnya berada di lingkungan penduduk yang cukup padat

(biasanya di tengah kota) adalah timbulnya pencemaran terhadap masyarakat di

sekitar lingkungan rumah sakit dengan adanya limbah rumah sakit baik limbah

padat maupun limbah cair yang dibuang ke saluran umum. Dengan

pertimbangan tersebut, rumah sakit diwajibkan menyediakan sarana

pembuangan dan pengelolaan limbah padat maupun cair. Namun dengan

semakin mahalnya harga tanah, serta besarnya tuntutan masyarakat akan

kebutuhan peningkatan sarana penunjang sarana kesehatan yang baik, dan di

lain pihak peraturan pemerintah tentang pelestarian lingkungan juga semakin

ketat, maka pihak rumah sakit umumnya menempatkan sarana pengolah limbah

pada skala prioritas yang rendah sebab penyediaan sarana pengolah limbah

rumah sakit membutuhkan biaya investasi yang besar sehingga secara paralel

akan meningkatkan biaya operasional pelayanan kesehatan di rumah sakit

tersebut.

Oleh sebab itu, perlu dikembangkan teknik-teknik pengolahan limbah

rumah sakit yang mudah dioperasikan serta harganya terjangkau, khususnya

untuk rumah sakit dengan kapasitas kecil sampai sedang. Untuk itu, perlu

disebarluaskan informasi mengenai teknik-teknik pengolahan limbah rumah sakit

beserta keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Dengan adanya

informasi yang jelas, maka pihak pengelola limbah rumah sakit dapat memilih
3

teknik pengelolaan limbah rumah sakit yang sesuai dengan karakteristik limbah

yang akan diolah, yang layak secara teknis, ekonomis, dan memenuhi standar

lingkungan (Anonim 2014).

Mahasiswa sebagai bagian dari kelompok sosial masyarakat, sebagai

fungsi pendamping, dan mengontrol pembangunan bangsa merupakan salah

satu kekuatan bangsa dan diharapkan mampu berperan serta secara ilmiah

sehingga mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk mampu

meningkatkan kualitas SDM, antara lain dengan meningkatkan intelektual,

keterampilan (skill) dan pengabdian mahasiswa melalui disiplin ilmu sebagai

implementasi terhadap ilmu pengatahuan yang diterima dibangku kuliah agar

mahasiswa dapat menjawab tantangan zaman yang semakin pesat. Ditengah-

tengah arus kompetisi yang semakin kuat maka perlu diadakan suatu kegiatan

yang terencana dan sistematik serta aplikatif untuk melatih dan mendidik

mahasiswa agar menjadi intelektual muda yang berkualitas dan tanggap

terhadap masalah-masalah yang timbul ditengah-tengah kehidupan masyarakat

dan mampu mencari solusinya. Sehubungan dengan hal diatas, agar mahasiswa

mendapatkan pengalaman kerja nyata di lapangan, maka diadakan Praktik Kerja

Lapang (PKL) di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahrani dan mahasiswa

ditempatkan di bagian Instalasi Kesehatan Lingkungan dan juga sebagai salah

satu syarat kelulusan bagi setiap mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda.
4

B. Tujuan PKL

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Praktek Kerja

Lapang (PKL) ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran nyata tentang penerapan atau implementasi dari

ilmu yang selama ini diperoleh melalui bangku kuliah dan

membandingkannya dengan kondisi nyata yang ada dilapangan.

2. Memperoleh dan memperluas ilmu pengetahuan dan pengalaman yang akan

membuka cakrawala berfikir yang lebih luas dan dapat mengaplikasikannya

setelah selesai dalam kegiatan PKL tersebut.

3. Memahami prinsip kerja kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan

rumah sakit.

4. Memahami penggunaan alat, bahan dan sarana yang tepat dan efisien

dalam kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan rumah sakit.

5. Untuk memenuhi persyaratan akademis pada Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda dalam rangka tugas akhir.

C. Hasil PKL yang diharapkan

Adapun hasil yang diharapkan selama mahasiswa mengikuti kegiatan

Praktek Kerja Lapang (PKL) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda adalah:

1. Mendapatkan pengalaman tentang dunia kerja sekaligus menunjang proses

pembelajaran yang dapat mencetak kader-kader yang pintar dan sukses

yang akan menjadi kontinuitas pembangunan.

2. Diharapkan mampu membuka wawasan baru serta mengembangkan ilmu

yang telah diperoleh dibangku kuliah.


5

3. Mempersiapkan calon-calon pemimpin yang ulet dan tangguh bagi

kepentingan bangsa, Negara dan masyarakat, sehingga tanggap dan trampil

dengan segala permasalahan yang dihadapi di masa yang akan datang.

4. Dapat berpartisipasi dan berperan aktif dalam kegiatan Instalasi Kesehatan

Lingkungan di RSUD Abdul Wahab Sjahrani.

5. Selama dalam waktu PKL diharapkan mahasiswa dapat kreatif dan peka

terhadap situasi atau keadaan di dalam Instalasi Kesehatan Lingkungan.


BAB II
TINJAUAN UMUM

A. Tinjauan Umum Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie

1. Sejarah berdirinya Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie

Rumah Sakit Umum ini dibangun tahun 1933, kepunyaan kerajaan Kutai

(Landschap = Kerajaan, sehingga diberi nama Landschap Hospital) terletak di

Juliana atau Emma Straat (sekarang jalan Gurami), Samarinda. Dokter yang

memimpin adalah dr Gober, seorang dokter berkebangsaan Belanda. Sebagian

bangunan dan lahan landschaap hospital sekarang adalah bangunan yang

ditempati Rumah Sakit Islam (RSI) Samarinda, meski bentuk dan ukurannya tak

lagi persis sama dengan bangunan awal landschap hospital didirikan. Kapasitas

layanan pasti berbeda jika dibandingkan dengan RSUD Abdul Wahab Sjahranie

yang ada sekarang. Selain faktor modernisasi, faktor jumlah penduduk pun turut

memberi andil perubahan.

Dalam proses perjalanannya, Landschaap Hospital pertama kali dipimpin

orang asli Indonesia pada 1938. Dokter yang sangat berjasa itu adalah dr

Soewardji Prawiro Hardjo (1938-1945). Soewardji menjadi satu-satunya dokter

yang ada di rumah sakit ketika itu dan harus bertanggung jawab melayani

kesehatan masyarakat kala itu. Penyebabnya, dokter-dokter Belanda kembali ke

negerinya, menyusul tensi politik yang kian panas terkait perjuangan

kemerdekaan rakyat Indonesia dan kekisruhan Belanda menghadapi Jepang.

Pada 1974, Pemprov Kaltim yang ketika itu dipimpin Gubernur Abdoel

Wahab Sjahranie mulai memikirkan untuk membangun satu rumah sakit yang

lebih layak demi peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Perkembangan jaman dan pertumbuhan masyarakat yang kian besar menuntut


7

tambahan fasilitas kesehatan yang lebih baik. 12 November 1977, sebagian

peralatan kesehatan mulai dipindahkan dari Landschaap Hospital ke bangunan

rumah sakit yang baru, yang kini menjadi RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

Pada tanggal 12 November 1977, rumah sakit yang baru digunakan itu

akhirnya diresmikan oleh Gubernur Brigjend H. Abdul Wahab Sjahranie dan

diberi nama Rumah Sakit Segiri. Secara keseluruhan, peralatan dari Landschaap

Hospital baru bisa dipindahkan pada 21 Juli 1984. 2 tahun kemudian, tepatnya

22 Februari 1986, rumah sakit ini kembali berganti nama menjadi Rumah Sakit

Umum A Wahab Sjahranie. Pergantian ini lebih dimaksudkan untuk mengenang

dan menghargai upaya dan perjuangan Gubernur Abdul Wahab Sjahranie

mewujudkan rumah sakit yang lebih layak bagi masyarakat (Merry O, 2012)

Tabel 1. Perjalanan Kepemimpinan RSUD AWS


PERIODE NAMA DIREKTUR
1933 – 1935 Dr.Gobler I
1935 – 1938 Dr.Hoffan II
1938 – 1945 Dr. R Soewardji Prawirohardjo III
1948 – 1951 Dr. Abdul Rivai IV
1951 - 1954 Dr. Avellia Lemand V
1954 – 1957 Dr. L. Indoff VI
1957 – 1960 Dr.Soemantoro VII
1960 – 1966 Dr. Chan Bun Liang VIII
1966 – 1971 Dr. Waluyanto Hadi Susilo IX
1971 – 1979 Dr. H.Thamrinsyam, Sp.RM X
1979 – 1985 Dr. H, Sofyan Agus XI
1985 – 1989 Dr. H.Rawindra Soekardi, Sp.THT XII
1989 – 1995 Dr.T.M. Sinaga, MPH XIII
1995 – 1998 Dr.H.Jusuf , SK XIV
1998 – 1999 Dr.H.Jusuf Enany, Sp.JP XV
1999 – 2006 Dr.H.Awang Joenai XVI
2006 – 2013 Dr.H.Ajie Syirafuddin, MMR XVII
2013 - Sekarang Dr.Rachim Dinata Marsidi, SP.B, M. Kes XVIII
8

Tabel 2. Selayang Pandang Perjalanan RSUD AWS

TAHUN PENGEMBANGAN ORGANISASI

Didirikan Rumah Sakit Umum di Segiri Kecamatan Samarinda Hulu


1974
disebut sebagai RSU Segiri.

Pada tanggal 12 Nopember di resmikan oleh Gubernur KDH Tk. I


1977 Provinsi Kalimantan Timur Bapak H.A.Wahab Sjahranie untuk
Pelayanan Rawat Jalan.

Pada tanggal 21 Juli 1984, seluruh Pelayanan Rawat Inap dan


Rawat Jalan dipindahkan dari rumah sakit lama (Selili) ke lokasi
1984
rumah sakit umum baru yang terletak di Jln.Palang Merah
Indonesia.

Nama Rumah Sakit Umum Daerah A. Wahab Sjahranie diresmikan


1987
pada tahun 1987, untuk mengenang jasa beliau.

Sebagai rumah sakit Kelas B dengan SK Menkes No:


1993 1161/Menkes/SK/XII/1993, ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15
Desember 1993.

RSUD A.wahab Sjahranie ditetapkan dengan status sebagai unit


1999
Swadana.

RSUD A Wahab Sjahranie ditetapkan dengan status sebagai Badan


2008
Layanan Umum Daerah (BLUD).

RSUD A Wahab Sjahranie ditetapkan dengan status Terakreditasi


16 Pelayanan.

RSUD A Wahab Sjahranie ditetapkan sebagai Rumah Sakit Kelas B


2010 Pendidikan, sesuai kepmenkes no. HK 03.05/III/765/2010

Sertifikat RS Pendidikan sesuai YM.01.06/III/580/2010, status


akreditasi B
Berlaku : 1 Februari 2010 s/d 31 Januari 2013
9

Tabel 3. Penghargaan yang pernah didapatkan RSUD AWS

TAHUN PENGHARGAAN DARI

1991 Rumah Sakit Sayang Bayi Departemen RI

Rumah Sakit Sayang Bayi UNICEF

1992 Pemenang Lomba Rumah Sakit & Menkes, Menteri Negara


Puskesmas Dengan tempat Tidur Urusan Peranan Wanita,
Sayang Bayi & Puskesmas. BKKBN.
Penilaian & Penampilan kerja
1996 Gubernur KDH Tk.I
Rumah Sakit Dalam Rangka HKN.
Peresmian Rumah Sakit Sayang
Gubernur KDH Tk.I
Ibu & Bayi.
Abdi Satya Bhakti Menpan
1997 Kamar Dagang & Industri
Abdi Satya Bhakti
Indonesia.
Penampilan Terbaik I Kelas B Kerja
Gubernur KDH Tk.I
Rumah Sakit Dalam Rangka HKN.
Citra Pelayanan Prima Menteri PAN
2001 Sertifikat Akreditasi Penuh Rumah
Menteri Kesehatan
Sakit
Koperasi Konsumen Berprestasi Menteri Negara Koperasi &
2006
Tingkat Nasional. Usahan Kecil Menengah RI.
Sertifikat Biru Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan Gubernur Provinsi Kalimantan
2008
Industri & Jasa Dalam pengelolaan Timur
Lingkungan Hidup.
Koperasi Berprestasi Kelompok Menteri Negara Koperasi &
Konsumen Usahan Kecil Menengah RI.
Penghargaan Sebagai Satuan Kerja
Gubernur Provinsi Kalimantan
2010 Perangkat Daerah Terbaik II Tahun
Timur
2010
Harapan I Satuan Kerja Perangkat Gubernur Provinsi Kalimantan
Daerah Inovatif. Timur
Sertifikat Hijau Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan Gubernur Provinsi Kalimantan
Industri & Jasa Dalam pengelolaan Timur
2012 Lingkungan Hidup.
Piagam Penghargaan dalam Kepolisian Resor Kota
Kampaye Tertib Lalu Lintas Samarinda
10

2. Profil RSUD. A. Wahab Sjahranie

Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda adalah

Rumah Sakit Kelas-B Pendidikan, milik Pemerintah Daerah Tingkat I Kalimantan

Timur. Status kelas B berlangsung sejak tahun 1993 atas dasar: SK Menkes No.:

1161/Menkes/SK/XII/1993 yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Desember

1993. Dan mulai bulan Januari 2014 Rumah Sakit Umum Daerah A.Wahab

Sjahranie terhitung sebagai TOP REFERAL, dan sebagai Rumah Sakit Kelas A

satu-satunya di Kalimantan Timur.

RSUD. A. Wahab Sjahranie Samarinda telah mendapat persetujuan untuk

melaksanakan pengadaan obat-obatan dan bahan/alat kesehatan habis pakai

secara Revolving Fund System sejak tahun 1990, berdasarkan SK Gubernur

Kepala Daerah Tingkat I Kaltim No.: 528 tahun 1990 yang ditetapkan di

Samarinda tanggal 31 Desember 1990 (Edi, 1997).

a. Motto

Bakti (Bersih, Aman, Kualitas, Tertib, Informatif)

b. Falsafah

Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dalam pelayanan

kesehatan, pendidikan dan penelitian.

c. Visi

Menjadi rumah sakit pusat rujukan pelayanan kesehatan, pendidikan

dan penelitian yang terbaik di Kalimantan.


11

d. Misi

1) Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia

2) Melengkapi sarana dan prasarana

3) Memberikan pelayanan prima

4) Meningkatkan kesejahteraan pegawai

e. Tujuan

1) Terciptanya pelayanan kesehatan yang paripurna bermutu dan terjangkau

oleh seluruh lapisan masyarakat

2) Meningkatkan kemampuan etika dan profesionalisme

3) Terealisasinya sarana dan prasarana yang nyaman dan modern

4) Terwujudnya kesejahteraan pegawai

f. Budaya Kerja

1) Rumah Sakit AWS adalah taman bunga kita, kepentingan pasien adalah

yang utama

2) Mensinergikan pelayanan, pendidikan dan penelitian

3) Insan profesional dan beretika tinggi

4) Organisasi pembelajar
12

Tabel 4. Ketenagaan di RSUD AWS dari tahun 2007 sampai dengan 2011

Tenaga JENIS TENAGA 2007 2008 2009 2010 2011


Dokter Spesialis 59 52 61 62 65
Dokter Umum 41 44 53 59 64
Medis
Dokter Gigi 4 4 9 10 8
Dokter Gigi Spesialis 4 4 5 5 5
Perawat 425 430 457 583 637
Bidan 35 45 51 52 53
Ass. Anestesi 8 7 11 6 5
Perawat
Teknik Gigi 1 1 1 - 0
Perawat Gigi 3 3 5 5 5
Pekarya 4 5 6 3 3
Apoteker 8 7 10 9 10
Farmasi
Ass. Apoteker 16 22 35 36 36
SKM 5 6 6 6 7
SKM APK 1 1 1 1 1
SPPH 11 11 11 6 6
S2 Gizi Klinik 1 1 1 1 0
S1 Gizi 1 1 1 1 2
Ahli Gizi D4 Gizi Klinik 6 6 6 6 6
D3 Gizi 2 2 1 2 2
Pembantu Ahli Gizi 2 2 2 2 2
Phisioterapi Fisioterapis 6 5 5 9 9
Teknik Nuklir 1 1 1 2 2
Radiografer 4 4 6 6 7
Teknisi Medis Elektromedis 3 3 4 2 2
Analis Kesehatan 17 17 19 14 23
Perekam Medik 2 2 2 3 4
Keamanan SATPAM 29 29 40 34 29
S2 7 7 9 6 9
S1 30 35 41 43 43
Administrasi D3 7 5 8 11 10
SLTA 42 124 139 122 117
SLTP+SD 21 50 43 57 40
Medis 14 19 13 12 24
Keperawatan 99 70 85 158 202
Honorer Tenaga penunjang
25 15 15 35 19
medis
Administrasi 200 64 117 144 187
Total 1023 1075 1134 1310 1522
13

Tabel 5. Luas sarana bangunan

NAMA BANGUNAN LUAS


Gedung Administrasi 1311 m 2
Gedung Poliklinik 11.735 m 2
Gedung Radiologi 1048 m 2
Gedung CT Scan 220 m 2
Gedung Ok Sentral 1052 m 2
Gedung Loundry 1064 m 2
Gedung Gizi 720,8 m 2
Gedung Farmasi 489,6 m 2
Gedung IPSRS 180 m 2
Gedung Hemodalisa 400 m 2
Gedung Laboratorium Patologi Klinik 988 m 2
Gedung Laboratorium Patologi Anatomi 1800 m 2
Gedung Perawatan Ruang Melati 1448,8 m 2
Gedung Perawatan Ruang Anggrek 1578,8 m 2
Gedung Perawatan Ruang Cempaka 1578,6 m 2
Gedung Perawatan Ruang Mawar 1570,9 m 2
Gedung Perawatan Ruang Angsoka 1,154 m 2
Gedung Perawatan Ruang Flamboyan 1152 m 2
Gedung Perawatan Ruang Dahlia 648 m 2
Gedung Perawatan Ruang Seruni 1154 m 2
Gedung Perawatan Ruang Teratai (1,2,3,4 & Bungalon ) 2012 m 2
Gedung PICU/NICU 912 m 2
Gedung ICU/ICCU 942 m 2
Gedung Cat Lab 513 m 2
Gedung Forensik 2214 m 2
Gedung MCU 648 m 2
Gedung Fisioterapi (lama) 460,8 m 2
Gedung Gudang Umum 216 m 2
Gedung Medical Record 460,8 m 2
Gedung Power House 272 m 2
Gedung Paviliun 11.354 m 2
Gedung IGD 2.851 m 2
Garasi Ambulan 75 m 2
Incenerator 78 m 2
14

Guest House 1.056,33 m 2


Asrama Perawat Putra & Putri 400 m 2
Asrama Keluarga Perawat 1.277,04 m 2
Asrama Dokter Putra & Putri 601,52 m 2
Asrama Keluarga Dokter 874,8 m 2

B. Tinjauan Umum Instalasi Kesehatan Lingkungan

1. Ruang Lingkup Kerja KESLING

Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit merupakan suatu instalasi

yang kegiatannya berpedoman kepada KEPMENKES RI No.

1204/MENKES/SK/X/2004, dan setiap kebijakan yang diambil langsung dan

ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit. Lingkup kerja Instalasi Kesehatan

Lingkungan meliputi:

a. Penyehatan Ruang dan Bangunan

Program penyehatan bangunan ruang dan bangunan meliputi kebersihan

gedung, halaman, saluran air, kamar mandi dan WC. Untuk pemeliharaan

tersebut, kebijakan dari Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie dilaksanakan oleh

pihak ketiga.

b. Pengelolaan Limbah

1) Penanganan Limbah Padat dan Cair

Pengelolaan sampah padat di rumah sakit dilakukan dengan pemilahan

antara sampah padat medis dan sampah padat non medis yang dipisahkan lagi

antara kering dan basah. Kebijakan dari direktur mengenai pengelolaan sampah

tersebut juga mencantumkan bahwa:

a) Untuk sampah padat medis menggunakan bak sampah warna kuning

yang menggunakan pedal injak dan dilapisi kantong plastik warna kuning
15

yang dibedakan antara sampah padat medis basah dan kering yang

diletakkan bersebelahan, di ruang tindakan baik rawat inap dan rawat

jalan.

b) Untuk sampah padat non medis basah dan kering menggunakan bak

sampah yang dilapisi dengan kantong plastik warna hitam.

Pengelolaan limbah cair di RSUD Abdul Wahab Sjahranie menggunakan

sistem biologis dengan menggunakan jasa mikroorganisme (bakteri-bakteri)

pendegradasi limbah cair. Sumber limbah cair domestik berasal dari kantin, gizi,

kamar mandi dan toilet. Sedangkan sumber limbah cair medis berasal dari

pelayanan medis, ruang perawatan inap, ruang rawat jalan, ruang operasi, ruang

isolasi, laboratorium dan radiologi. Pelaporan dibuat setiap bulan ke:

a) BLH Propinsi Kalimantan Timur

b) BLH Kota Samarinda dan

c) Direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

2) Kegiatan Swapantau Pengelolaan Air Limbah

Setiap bulan tanggal 5 sampai dengan 10 melaksanakan pengambilan

sampel limbah cair kemudian mengantarnya ke Balai Riset dan Standardisasi

Industri Samarinda (BARISTAN) di MT. Haryono Rawa Indah. Hasil pemeriksaan

sampel limbah cair dapat diperoleh sekitar satu bulan, kemudian membuat

analisa, dan melaporkannya kepada:

a) BLH Propinsi Kalimantan Timur

b) BLH Kota Samarinda dan

c) Direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie.


16

3) Kegiatan Swapantau Uji Emisi, Ambien dan Kebisingan

Setiap 6 bulan sekali dilaksana kegiatan pemeriksaan uji emisi dan

ambien pada cerobong mesin insenerator oleh Balai Riset dan Standardisasi

Industri Samarinda, dengan titik pengambilan sampling:

a) Uji emisi pada : Hole cerobong insenerator, genset

b) Uji ambien pada : Selasar 1 depan Ruang Mawar

Di bawah tiang bendera / halaman parkir TU

IPSRS

c) Uji kebisingan Mesin Genset pengambilan titik sampling dilaksanakan

pada lokasi titik : Depan Ruang Teratai

Di depan tunggu Poli Klinik Rawat Jalan

c. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Penganggu Lainnya

Pengendalian vektor dan binatang pengganggu yang telah dilakukan di

rumah sakit antara lain adalah pembasmian nyamuk, lalat, semut, tikus dan

kucing.

Untuk pembasmian nyamuk, lalat dan semut dilakukan oleh personel dari

Instalasi Kesehatan Lingkungan dengan cara fogging dan penyemprotan setiap 6

bulan sekali atau setiap ada kasus tertentu. Sedangkan untuk pembasmian

kucing dan tikus dilaksanakan dengan pemberian umpan.

d. Penyehatan Air

Dalam pelaksanaan program air bersih ini, rumah sakit menggunakan air

PDAM. Sedangkan untuk pemeriksaan kualitas air bersih dilaksanakan oleh

Pemeriksaan Fisik Kimia dan mikrobiologi oleh Balai Riset dan Standardisasi

Industri Samarinda setiap 6 bulan sekali, dengan lokasi titik sampling antara lain

di:
17

Air bersih yang bersumber dari sumur

1) Teratai

2) Mawar

Air minum yang bersumber dari PDAM

3) Instalasi Gizi

4) Ruang OK

5) HD

6) CSSD

2. Visi, Misi dan Tujuan KESLING

a. Visi

Mengetahui, memahami, menyadari hidup bersih dan sehat dan dapat

memanfaatkan fasilitas sanitasi rumah sakit dengan baik dan benar serta

berwawasan kesehatan lingkungan.

b. Misi

Dapat menciptakan rumah sakit yang hygiene dan sanitasi bagi

pasien/keluarga pasien, pengunjung, karyawan dan masyarakat sekitar rumah

sakit.

c. Tujuan

Untuk menghindari resiko dan gangguan kesehatan bagi masyarakat

rumah sakit dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan sebagai dampak

dari aktifitas rumah sakit.


18

3. Struktur Organisasi Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

Umum Abdul Wahab Sjahranie

Dalam Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum Abdul

Wahab Sjahranie mempunyai gambar struktur organisasi sebagai berikut:

Direktur

Dr. Rachim Dinata Marsidi, SP.B., M. Kes

Wakil Direktur Diklit dan Penunjang

H. Usman Lahdjie, SE, MSi

Kepala Bidang Penunjang Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan


Dr. Mazniati, MPH. Rosilawati, SE.

Kasie Penunjang Non Medis


Administrasi
Petty Wahyu Wardani, S.ST M.ADM Kes
Nurul Hidayah, SKM.

Koor. Limbah Padat

Sukarno
Koor. Limbah Cair
Wawan Siswanto
Samsul Bahri
Koor. Sterilisasi
Lannui Button
M. Isnaeni, SKM
Nawawi
Koor. Pengendalian Vektor Rikiadi

Hamdanah
Sopiyan Ari

Gambar 1. Struktur Organisasi Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit


Umum Abdul Wahab Sjahrani.
19

4. Waktu dan Kegiatan Praktek Kerja Lapang

Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) terhitung dari tanggal 03

Maret sampai dengan 30 April 2014, bertempat di Instalasi Kesehatan

Lingkungan RSUD Abdul Wahab Sjahranie yang beralamatkan Jalan Palang

Merah Indonesia, Kecamatan Samarinda Ulu. Adapun kegiatan-kegiatan yang

dilakukan selama Praktek Kerja Lapang dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 6. Kegiatan Praktek Kerja Lapang

Kelompok
No. Uraian Kegiatan Lokasi Tanggal
Kegiatan
RSUD A.
a. Mendata Jumlah 11,13,14,18 Maret &
Wahab
Bak Sampah 03,07,21 April 2014
Sjahranie
b. Mendata Berat
TPS RSUD A.
Sampah Medis 07,14,21,28 Maret &
Wahab
dan Non Medis 04,11,25 April 2014
Sjahranie
Per ruangan
Pengelolaan c. Pembakaran RSUD A.
1. Sampah Medis Di Wahab 14,17,27 Maret 2014
Limbah Padat
Insenerator Sjahranie
d. Pengangkutan
Sampah Domestik Bukit Sampah 11 Maret 2014
Ke TPA
RSUD A.
e. Uji Emisi, Ambien
Wahab 7 April 2014
dan Kebisingan
Sjahranie
IPAL 1 & IPAL
a. Pemantauan
2 RSUD A. 04,05 Maret & 11 April
Kualitas Air
Wahab 2014
Pengelolaan Limbah
2. Sjahranie
Limbah Cair
IPAL 2 RSUD
b. Kuras Bak IPAL 2 A. Wahab 21 April 2014
Sjahranie
Teratai 2,
Melati,
Instalasi Gizi,
Penyehatan a. Pengambilan Bedah Sentral,
3. 23 April 2014
Air Sampel Air Minum HD, CSSD
RSUD A.
Wahab
Sjahranie
20

RSUD A.
a. Bakti Sosial Wahab 24 April 2014
Sjahranie
b. Penanganan
RSUD A.
Masalah 28 Maret & 04,08,24
Wahab
Kerusakan Sarana April 2014
Penyehatan Sjahranie
4. Rumah Sakit
Ruang dan
Bangunan c. Pengawasan RSUD A. 18,24-28 Maret &
Kebersihan Per Wahab 01,03,07,10,14,16,17,
Zona Sjahranie 22 April 2014
13,14,17,21,24,25,26,
RSUD A.
d. Sterilisasi 28 Maret &
Wahab
Ruangan 03,08,14,15,17,24
Sjahranie
April 2014
Pengendalian
Serangga,
RSUD A.
Tikus dan 04,18 Maret & 19,25
5. a. Pest Control Wahab
Binatang April 2014
Sjahranie
Pengganggu
Lainnya
BAB III
HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Limbah Padat

1. Mendata Jumlah Bak Sampah

a. Tujuan

Mendata jumlah bak sampah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

berapa jumlah bak sampah yang ada di setiap ruangan rumah sakit, untuk

mengetahui apakah bak sampah sudah mencukupi untuk setiap ruang dan

apakah bak sampah yang dipakai masih memenuhi standar untuk digunakan.

b. Dasar Teori

Tempat sampah (bahasa Inggris: waste container) adalah tempat untuk

menampung sampah secara sementara, yang biasanya terbuat dari logam atau

plastik. Di dalam ruangan, tempat sampah umumnya disimpan di dapur untuk

membuang sisa keperluan dapur seperti kulit buah atau botol. Ada juga tempat

sampah khusus kertas yang digunakan di kantor. Beberapa tempat sampah

memiliki penutup pada bagian atasnya untuk menghindari keluarnya bau yang

dikeluarkan sampah. Kebanyakan harus dibuka secara manual, namun saat ini

sudah banyak yang menggunakan pedal untuk memudahkan membuka tutup

tempat sampah. Tempat sampah dalam ruangan umumnya dilapisi kantong

untuk memudahkan pembuangan sehingga tidak perlu memindahkan tempat

sampah ketika sudah penuh, cukup dengan membawa kantong yang melapisi

tempat sampah lalu menggantinya dengan yang baru. Hal ini memudahkan

pembuangan sampah. Beberapa tempat umum seperti taman memiliki tempat

sampah yang ditempatkan di sisi sepanjang jalan yang secara frekuentif dapat

ditemukan di sisi sepanjang jalan. (Anonim, 2013).


22

c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Kamera

b) Pulpen

c) Buku

d. Prosedur Kerja

1) Mempersiapkan buku dan pulpen

2) Menuju per ruangan untuk mendata bak sampah

3) Minta izin dengan kepala ruangan untuk mendata bak sampah

4) Mulai menghitung jumlah bak sampah yang ada di dalam ruangan

5) Mencatat jumlah bak sampah


23

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil kegiatan mendata jumlah bak sampah, didapat jumlah bak

sampah per ruangan adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Jumlah Bak Sampah


Medis Non Medis
No. Ruangan
Besar Kecil Besar Kecil
1. Angsoka 2 - 18 -
2. Flamboyan 2 - 17 -
3. Seruni 3 1 14 1
4. Dahlia 2 - 11 -
5. Anggrek 3 2 22 1
6. Melati 2 - 12 17
7. Mawar 3 - 17 12
8. Teratai 1 1 - 26 13
9. Teratai 2 2 1 7 19
10. Teratai 3 4 - 50 29
11. Teratai 4 2 - 33 1
12. Cempaka 1 3 2 4 3
13. Cempaka 2 2 - 4 2
14. Picu/Nicu 17 1 6 2
15. Radiologi 5 - 20 -
16. ICU 3 - 1 4
17. ICCU 2 2 2 3
18. Sakura 8 23 12 153
19. Unit Kemoterapi 3 10 3 12
20. IGD 11 7 18 10
21. Lab. Patologi Klinik 7 - 7 -
22. Poliklinik 27 3 36 25
Jumlah Bak Sampah 114 52 340 307
24

f. Pembahasan

Dari hasil kegiatan mendata bak sampah per ruangan yang telah

dilaksanakan, dapat diketahui jumlah keseluruhan sampah bak medis yang besar

yaitu 114 dan yang kecil 52, untuk bak sampah non medis diketahui ada 340

yang besar dan 307 yang kecil. Untuk penggunaan bak sampah di tempatkan di

setiap sudut ruangan dan di sepanjang selasar RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

Instalasi KESLING juga mengeluarkan kebijakan tentang penggunaan kantong

plastik yang berbeda untuk limbah medis, limbah non medis, dan kemoterapi.

Untuk sampah medis menggunakan kantong plastik berwarna kuning, sampah

non medis menggunakan kantong plastik berwarna hitam. Untuk kemoterapi

menggunakan kantong plastik berwarna ungu, dan untuk limbah jarum diletakkan

di jerigen bekas agar tidak membahayakan bagi para petugas kebersihan ketika

membuangnya.

2. Mendata Berat Sampah Medis dan Non Medis Per ruangan

a. Tujuan

Memantau berat sampah per ruangan dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui persentasi berat sampah medis dan non medis yang dihasilkan per

ruangan dalam jangka waktu 1 bulan.

b. Dasar Teori

Dalam kegiatan sehari-hari rumah sakit menimbulkan banyak sampah

dan mengakibatkan timbulan sampah. Yang dimaksud dengan timbulan sampah

adalah sampah yang diambil dari lokasi pengambilan terpilih, untuk diukur

volumenya dan ditimbang beratnya dan diukur komposisinya. Komponen

komposisi sampah adalah komponen fisik sampah seperti sisa-sisa makanan,


25

kertas-katon, kayu, kain-tekstil, karet-kulit, plastik, logam besi-non besi, kaca dan

lain-lain (Utami Wilda, 2011).

Sampah yang dihasilkan berupa sampah medis dan non medis. Sampah

medis merupakan sampah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan,

farmasi atau sejenisnya, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan

yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa

membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu. Dan yang dimaksud

dengan sampah non medis adalah sampah yang berasal dari unit pelayanan sisa

makanan buangan, sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan

makanan dan lain-lain) (Perwira L, 2014).

c. Alat dan Bahan

1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Timbangan

b) Kamera

c) Pulpen

d) Buku

2) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Sampah medis dan non medis

d. Prosedur Kerja

1) Mempersiapkan buku dan pulpen

2) Menuju TPS RSUD Abdul Wahab Sjahranie untuk menimbang sampah

3) Menimbang plastik sampah

4) Mencatat berat sampah


26

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil kegiatan mendata berat sampah per ruangan, diketahui jumlah

sampah medis dan non medis yang dihasilkan per ruangan dalam jangka waktu

2 bulan sebagai berikut:

Tabel 8. Jumlah Berat Sampah Medis dan Non Medis


Limbah Non Medis
Limbah Medis (Kg)
No. Ruangan (Kg)
Maret April Maret April
1. Angsoka 159 120 2285 2784
2. Flamboyan 321 360 1964 1920
3. Seruni 282 328 1680 1992
4. Dahlia 148 135 1595 1100
5. Anggrek 651 860 2328 2268
6. Melati 729 564 1724 1664
7. Mawar 694 1000 2295 2060
8. Teratai 1 106 88 1020 1668
9. Teratai 2 134 124 175 180
10. Teratai 3 135 112 170 168
11. Teratai 4 267 252 1529 1248
12. Cempaka 1 922 860 2720 2480
13. Cempaka 2 507 428 1553 1668
14. Picu/Nicu 697 1084 1979 1648
15. Radiologi 189 236 660 720
16. ICU 138 200 159 220
17. ICCU 143 172 158 200
18. Sakura 887 1120 3066 3120
19. Unit Kemoterapi 326 280 357 340
20. IGD 1927 2648 1740 2240
21. Lab. Patologi Klinik 173 156 222 200
Jumlah Berat Sampah 9.535 11.107 29.379 29.888
27

f. Pembahasan

Dari hasil kegiatan mendata jumlah sampah per ruangan yang telah

dilaksanakan dapat diketahui keseluruhan jumlah berat sampah yang dihasilkan

perbulan untuk semua ruangan yaitu 9.535 Kg dan 11.107 Kg untuk sampah

medis bulan 3 dan 4, sedangkan jumlah sampah non medis 29.379 Kg dan

29.888 Kg untuk bulan 3 dan 4. Jumlah sampah medis dan non medis

tergantung dari kegiatan yang dilaksanakan rumah sakit.

Pemantauan berat sampah per ruangan dilakukan secara rutinitas

perbulan, secara umum petugas Instalasi Kesihatan Lingkungan menghitung

jumlah sampah secara efektif, yaitu dengan cara mengambil beberapa kantong

plastik sebagai sampel, kemudian menghitung jumlah kantong plastik yang ada

di dalam gerobak sampah.

3. Pembakaran Sampah Medis Di Insenerator

a. Tujuan

Pembakaran sampah medis di insenerator dilakukan dengan tujuan

untuk:

1) Memusnahkan sampah medis dengan insenerator

2) Mencegah daur ulang sampah medis yang sangat berbahaya dan

infeksius

3) Mencegah penularan penyakit infeksi nosokomial

4) Menjaga kebersihan lingkungan secara umum


28

b. Dasar Teori

Insenerasi adalah pembakaran sampah atau limbah padat menggunakan

suatu alat yang disebut insenerator. Insinerator mengurangi volume sampah

hingga 95-96%, tergantung komposisi dan derajat recovery sampah. Ini berarti

insinerasi tidak sepenuhnya mengganti penggunaan lahan sebagai area

pembuangan akhir, tetapi insinerasi mengurangi volume sampah yang dibuang

dalam jumlah yang signifikan. Insinerasi memiliki banyak manfaat untuk

mengolah berbagai jenis sampah seperti sampah medis dan beberapa jenis

sampah berbahaya di mana patogen dan racun kimia bisa hancur dengan

temperatur tinggi dan insenerator dapat menghasilkan panas yang dapat di

manfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.

Kelemahannya adalah biaya operasional yang mahal, dapat menghasilkan asap

buangan yang dapat menjadi pencemaran udara, serta abu hasil pembakaran

yang mungkin masih mengandung senyawa berbahaya (Evans, 2013).

c. Alat dan Bahan

1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Alat Pelindung Diri (APD), seperti helm, masker, sarung tangan

karet/kulit, sepatu bot, baju tahan panas.

b) Insenerator

c) Kamera

d) Buku

e) Pulpen

2) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Solar

b) Sampah Medis
29

d. Prosedur Kerja

1) Petugas harus memakai Alat Pelindung Diri (APD), seperti helm, masker,

sarung tangan karet/kulit, sepatu bot, baju tahan panas

2) Petugas insenerator menimbang dan memilah sampah medis yang dikirim

oleh petugas dari ruangan

3) Sampah medis dari ruangan ditimbang dan dicatat dalam buku monitoring

disaksikan oleh kedua petugas

4) Dalam pembakaran sampah medis diusahakan Burner tidak tertutup oleh

sampah secara langsung untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai

dengan kapasitas alat insenerator

5) Sebelum pintu alat insenerator ditutup untuk pembakaran, periksa sekali

lagi apakah sudah sesuai dengan ketentuan

6) Insenerator siap dioperasikan sesuai dengan kebutuhan baik waktu,

maupun suhu pembakaran yang diinginkan agar hasilnya efektif

7) Petugas harus mencatat kegiatan pembakaran dalam buku untuk

melaporkan hasil pembakaran apakah mencapai standar yang diinginkan

8) Apabila hasilnya tidak baik segera laporkan ke bagian terkait (IPS RS)

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil pembakaran sampah medis di insenerator, timbulan sampah

medis yang berbahaya jika terkena tubuh pasien seperti jarum suntik, tabung

spuit, kain perban/kasa dapat dimusnahkan tanpa mencemari, membahayakan

lingkungan dan dapat mengurangi volume sampah medis di rumah sakit.

Insinerasi material sampah mengubah sampah menjadi abu, gas sisa hasil

pembakaran, partikulat, dan panas.


30

f. Pembahasan

Upaya dan perlakuan pemusnahan sampah medis agar tidak

mengganggu kesehatan dan mencemari lingkungan dengan cara pembakaran

bertekanan tinggi serta suhunya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. (Min.

). Pembakaran limbah medis dilakukan 2 kali seminggu yaitu hari selasa

dan jumat tergantung dari jumlah limbah medis. Jumlah limbah medis lebih

kurang 750-900 kg = 5 kubik untuk sekali pembakaran dengan temperatur

- selama 8-10 jam.

4. Pengangkutan Sampah Domestik Ke TPA

a. Tujuan

Kegiatan pengangkutan sampah ke TPS dilakukan dengan tujuan untuk

mencegah dari terjadinya timbulan sampah dan sampah berserakan di sekitar

rumah sakit yang bisa mengakibatkan/menimbulkan bau yang tidak enak dan

menjadi sumber penyakit dan tempat berkembangbiaknya hewan seperti tikus,

kecoa dan binatang pengganggu lainnya.

b. Dasar Teori

Tempat pembuangan akhir (TPA) atau tempat pembuangan sementara

(TPS) ialah tempat untuk menimbun sampah dan merupakan cara tertua

perlakuan sampah. TPA dapat berbentuk tempat pembuangan dalam (di mana

pembuang sampah membawa sampah di tempat produksi) begitupun tempat

yang digunakan oleh produsen. Sejumlah dampak negatif dapat ditimbulkan dari

keberadaan TPA. Dampak negatifnya seperti kerusakan infrastruktur,

pencemaran lingkungan setempat, pembawa penyakit seperti tikus dan lalat,

khususnya dari TPA yang dioperasikan secara salah (Joniansyah, 2009).


31

c. Alat dan Bahan

1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Truk

b) Gerobak sampah

c) Kamera

d) Pisau

2) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Sampah non medis

b) Kantong plastik

d. Prosedur Kerja

1) Mengambil sampah dari ruang dan dikumpul di suatu tempat

2) Masukkan sampah ke dalam gerobak sampah

3) Dorong gerobak sampah ke TPS RSUD A. Wahab Sjahranie

4) Sebelum dimasukkan ke dalam truck sampah, sampah harus dipilah

terlebih dahulu.

5) Sampah yang dianggap tidak berbahaya dan tidak memiliki nilai ekonomis

di masukkan ke dalam truk sampah

6) Apabila truk sampah sudah penuh, sampah dibawa ke TPA

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil pengangkutan sampah ke TPA, timbulan sampah di TPS RSUD

Abdul Wahab Sjahranie dapat dihilangkan agar dapat menampung lagi sampah

yang nantinya dibawa dari ruangan sebelum dibawa ke TPA, bau yang tidak

enak dapat dihilangkan dan dapat mencegah hewan seperti tikus, kecoa dan

binatang pengganggu lainnya berkembangbiak di TPS.


32

f. Pembahasan

Kegiatan pengangkutan sampah dilakukan secara rutin setiap hari jam

11.30 siang. Sebelum sampah dibawa ke TPA, sampah terlebih dahulu dipilah

antara sampah yang bernilai ekonomis dan sampah yang tidak bernilai

ekonomis. Sampah yang bernilai ekonomis seperti botol aqua bekas, gelas

aqua, dan limbah plastik lainnya akan dijual oleh pengumpul sampah dan

sampah yang tidak mempunyai nilai ekonomis akan langsung di masukkan ke

dalam truk dan akan di buang ke TPA.

5. Uji Emisi, Ambien dan Kebisingan

a. Tujuan

Uji emisi dan ambien dilakukan dengan tujuan untuk memantau kualitas

udara emisi, ambien dan kebisingan di sekitar RSUD Abdul Wahab Sjahranie

dan untuk mengetahui apakah udara emisi, ambien dan kebisingan di sekitar

rumah sakit telah memenuhi persyaratan.

b. Dasar Teori

Udara ambien adalah udara sekitar kita yang apa adanya yang sehari-hari

kita hirup. Dalam keadaan normal, udara ambien ini akan terdiri dari gas nitrogen

(78%), oksigen (20%), argon (0,93%) dan gas karbon dioksida (0,03%).

Sedangkan udara emisi adalah udara yang langsung dikeluarkan oleh sumber

emisi seperti knalpot kendaraan bermotor dan cerobong gas buang pabrik.

Tergantung dari pengelolaan lingkungannya, udara emisi bisa mencemari udara

ambien atau tidak mencemari udara ambien. Untuk itu, perlu dilakukan

pemantauan terhadap parameter kualitas udara emisi maupun udara ambien.

(Rizqimulya, 2008).
33

Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-

48/MENLH/1

atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan

gangguan kesehatan dan kenyamanan lingkungan. (Okvitariandari A dan

Adrian D. 2012).

c. Alat dan Bahan

1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Ambient Air Sampler

b) Dust collector

d. Prosedur Kerja

Untuk uji emisi dan ambien dilakukan oleh petugas dari Balai Riset dan

Standardisasi Industri Samarinda.

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil kegiatan pemeriksaan uji emisi, ambien dan kebisingan, udara

emisi, ambien dan kebisingan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie dapat dipantau.

Dan dapat diketahui apakah udara emisi, ambien dan kebisingan di sekitar

rumah sakit memenuhi standar yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup Nomor Kep-13/MenLH/12/1995 tentang Baku Mutu Emisi

Sumber Tidak Bergerak dan KEPMENKES RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004

Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

f. Pembahasan

Setiap 6 bulan sekali dilaksanakan kegiatan pemeriksaan uji emisi,

ambien dan kebisingan pada cerobong mesin insenerator oleh Balai Riset dan

Standardisasi Industri Samarinda yang beralamat di MT Haryono Rawa Indah

Samarinda, dengan titik pengambilan sampling:


34

Uji emisi pada : Hole cerobong insenerator

Uji ambien pada : Selasar 1 depan Ruang Mawar

Di bawah tiang bendera / halaman parkir TU

Kampung Trisari / halaman Mesjid Trisari

Kebisingan : Depan Tearatai

Poliklinik

B. Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Limbah Cair

1. Pemantauan Kualitas Air Limbah

a. Tujuan

Pemantauan kualitas air dilakukan dengan tujuan agar air yang keluar

dari outlet IPAL 1 dan IPAL 2 dapat dipantau keamanannya sebelum dibuang ke

badan air atau lingkungan dan apakah sudah memenuhi persyaratan.

b. Dasar Teori

Pemantauan kualitas air adalah kegiatan pengambilan sampel air pada

badan air (sungai, danau, waduk, situ) dengan mencatat kondisi lingkungan di

sekitar pengambilan contoh air, pemeriksaan di lapangan dan laboratorium,

serta, pelaporan hasil pemantauan dan penafsirannya yang akan menjadi bahan

masukan guna penyusunan rekomendasi teknis pelaksanaan pengendalian

kualitas pada badan air yang dipantau tersebut (Anonim, 2009).

c. Alat dan Bahan

1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Kamera

b) Beaker glass

c) Pipet/Suntik
35

d) Digital pH tester

e) Botol aqua bekas

f) Botol kaca

g) Buku

h) Pulpen

2) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Kertas lakmus

d. Prosedur Kerja

1) Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan

2) Ambil sampel air dari IPAL

3) Isi air di dalam beker glass, botol aqua bekas dan botol kaca

4) Masukkan alat digital pH tester ke dalam baker glass

5) Diamkan sampai angka di alat digital pH tester berhenti bergerak

6) Catat hasil pengujian air

7) Untuk air yang diisi dalam botol aqua bekas dan botol kaca akan dihantar

ke Baristand Samarinda untuk pemeriksaan lebih lanjut.

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil pemantauan kualitas air yang telah dilakukan untuk IPAL 1 dan

IPAL 2, diketahui pH untuk IPAL 1 dan IPAL 2 adalah 6 dan sudah mencapai

persyaratan yang telah ditetapkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor

Kep-58/MenLH/12/1995 atau peraturan daerah setempat.

f. Pembahasan

Pemantauan kualitas air dilakukan seminggu sekali oleh petugas

KESLING, dan untuk pengantaran sampel limbah cair yang dihantar di Balai

Riset dan Standardisasi Industri Samarinda dan dilaksanakan setiap bulan


36

tanggal 5 sampai dengan tanggal 10. Dan untuk hasil pemeriksaan sampel

limbah cair dapat diperoleh sekitar satu bulan, kemudian petugas Instalasi

KESLING membuat analisa dan melaporkannya kepada:

1) BLH Propinsi Kalimantan Timur

2) BLH Kota Samarinda dan

3) Direktur RSUD A. Wahab Sjahranie

2. Kuras Bak IPAL 2

a. Tujuan

Pengurasan bak IPAL dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi

endapan yang ada di dalam bak IPAL dan untuk membersihkan bak IPAL dari

kotoran.

b. Dasar Teori

IPAL adalah suatu perangkat peralatan teknik beserta perlengkapannya

yang memproses/mengolah cairan sisa proses produksi pabrik, sehingga cairan

tersebut layak dibuang ke lingkungan, tujuan IPAL yaitu untuk menyaring dan

membersihkan air yang sudah tercemar baik dari domestik maupun bahan kimia

industri (Anonim, 2011).

IPAL sangat bermanfaat bagi manusia serta makhluk hidup lainnya,

manfaatnya antara lain yaitu (Nurrifqi, A. 2013):

1) Mengolah Air Limbah domestik atau industri, agar air tersebut dapat di

gunakan kembali sesuai kebutuhan masing-masing

2) Agar air limbah yang akan di alirkan kesungai tidak tercemar

3) Agar Biota-biota yang ada di sungai tidak mati


37

c. Alat dan Bahan

1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Mesin penyedot air

b) kamera

2) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

c) Bensin

d) Air

d. Prosedur Kerja

1) Persiapkan alat dan dan bahan

2) Isi mesin dengan bensin dan air

3) Masukan selang 1 ke dalam bak IPAL dan selang 2 ke parit

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil kegiatan pengurasan bak IPAL, endapan di dalam bak IPAL

dapat dihilangkan, bak IPAL bersih dari kotoran dan dapat digunakan kembali

untuk mengolah air limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit.

f. Pembahasan

RSUD Abdul Wahab Sjahranie mempunyai 2 sistem IPAL yaitu, IPAL 1

dan IPAL 2. Semua limbah cair akan dialirkan di bak kontrol yang telah dibuat

berdekatan dengan setiap ruangan dan kemudian dialirkan lagi ke bak control

utama untuk penampungan sementara dan setelah itu baru dialirkan ke IPAL 1

dan 2. Di IPAL, air limbah mengalami beberapa proses lagi sebelum di buang ke

lingkungan agar tidak membahayakan dan mencemari lingkungan.


38

C. Penyehatan Air

1. Pengambilan Sampel Air Minum

a. Tujuan

Pengambilan sampel air minum dilakukan dengan tujuan agar

penyediaan air bersih/minum di RSUD A. Wahab Sjahranie dapat terpantau dan

terlindungi secara terus menerus dan mencegah penurunan kualitas air sehingga

penggunaan air tidak mengganggu atau membahayakan kesehatan.

b. Dasar Teori

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan

air minum sesuai PERMENKES No. 416/1990 dan dapat langsung diminum.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 416/Menkes/Per/IX/1990

tentang syarat-syarat pengawasan kualitas air, air bersih adalah air yang

digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat

kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak (Anonim, 2013).

Air yang memenuhi syarat kesehatan adalah air yang bebas dari

mikroorgnisme, zat atau bahan kimia, bau, rasa, dan kekeruhan. Adalah indra

dari masing-maing pemeriksa, namun batasannya baik menurut WHO maupun

Permenkes adalah air minum tidak boleh terdapat bau dan rasa yang tidak

diinginkan (Arafa, B. 2012).

c. Alat dan Bahan

1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Pelita

b) Korek api

c) Botol kaca 6

d) Jerigen kecil 6
39

e) Kertas

f) Pulpen

2) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Spiritus

b) Alkohol

c) Air

d) Kapas

d. Prosedur Kerja

1) Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan

2) Mencuci jerigen dengan air bersih

3) Tentukan titik pengambilan sampel

4) Menuju tempat pengambilan sampel yang telah ditentukan

5) Hidupkan pelita

6) Sterilkan tangan dengan menggunakan alkohol 70%

7) Sterilkan botol kaca, tutup botol kaca, jerigen, tutup jerigen, kran air

sebelum mengambil sampel air dengan cara tuangkan alkohol di kapas,

kemudian lap mulut botol kaca, jerigen, tutup botol kaca, tutup jerigen,

dan kran air dan dilanjutkan dengan memanaskan semua alat tersebut di

atas api pelita

8) Hidupkan kran air dan isi botol kaca dan jerigen hingga penuh

9) Lekatkan label pada botol kaca dan jerigen

10) Setelah pengambilan sampel air selesai, sampel air di bawa ke Baristand

untuk diuji.
40

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil pengambilan sampel air minum dari 6 titik yang telah

ditentukan, kualitas air minum dapat terpantau dan terlindungi secara terus

menerus dan dapat diketahui apakah kualitas air minum yang digunakan untuk

kegiatan sehari-hari di Rumah Sakit sudah memenuhi persyaratan kesehatan air

minum sesuai PERMENKES No. 416/1990.

f. Pembahasan

Setiap 6 bulan sekali, Instalasi KESLING mengambil sampel air minum

dengan lokasi titik sampling antara lain di:

1) Teratai 2

2) Melati

3) Instalasi Gizi

4) CSSD

5) Instalasi Bedah Sentral

6) HD

Sampel air yang telah diambil akan dihantar ke Baristand untuk dilakukan

pemeriksaan kualitas air bersih, hasil pemeriksaan sampel air dapat diperoleh

sekitar satu bulan, kemudian petugas Instalasi KESLING membuat analisa dan

melaporkannya kepada:

1) BLH Propinsi Kalimantan Timur

2) BLH Kota Samarinda dan

3) Direktur RSUD A. Wahab Sjahranie


41

D. Penyehatan Ruang dan Bangunan

1. Bakti Sosial

a. Tujuan

Bakti sosial dilakukan dengan tujuan agar lingkungan di RSUD Abdul

Wahab Sjahranie menjadi lebih bersih, asri, dan bisa memupuk kebersamaan

dan keakraban antara mahasiswa dengan pegawai Instalasi Kesehatan

Lingkungan.

b. Dasar Teori

Bakti sosial merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara

berkelompok untuk kepentingan umum. Bakti sosial atau lebih dikenal sebagai

baksos merupakan salah satu kegiatan wujud dari rasa kemanusiaan antara

sesama manusia. Bakti Sosial merupakan suatu kegiatan dimana dengan

adanya kegiatan ini kita dapat merapatkan kekerabatan kita. Bakti sosial

diadakan dengan tujuan – tujuan tertentu. Bakti sosial antar warga yang

dilakukan oleh mahasiswa adalah untuk mewujudkan rasa cinta kasih, rasa

saling menolong, rasa saling peduli mahasiswa kepada masyarakat luas yang

sedang membutuhkan uluran tangan mereka. (Junaedi, 2011).

c. Alat dan Bahan

1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Sapu lidi

b) Sabit

c) Troli

d) Serokan sampah

2) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Kantong plastik
42

d. Prosedur Kerja

1) Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan

2) Mulai menyapu, mengambil sampah

3) Masukkan sampah ke dalam kantong plastik

4) Letakkan di dalam troli

5) Bawa sampah ke TPS RSUD Abdul Wahab Sjahranie

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil kegiatan bakti sosial yang telah dilakukan, lingkungan RSUD

Abdul Wahab Sjahranie menjadi lebih bersih, tidak ada lagi sampah yang

berserakan, dan hubungan antara mahasiswa dan pegawai Instalasi Kesehatan

Lingkungan menjadi lebih akrab.

f. Pembahasan

Kebersihan di lingkungan Rumah Sakit sangat penting karena rumah sakit

merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit

maupun orang sehat. Kebersihan Rumah Sakit sangatlah harus diprioritaskan,

mengingat tingginya jumlah pasien, pengunjung dan karyawan yang

memungkinkan bakteri dan virus sangat potensial penyebarannya.

2. Penanganan Masalah Kerusakan Sarana Rumah Sakit

a. Tujuan

Penanganan masalah kerusakan sarana rumah sakit dilakukan dengan

tujuan untuk memperbaiki sarana rumah sakit yang rusak agar bisa digunakan

kembali dan nyaman digunakan oleh karyawan maupun pengunjung dan pasien

yang berada di RSUD Abdul Wahab Sjahranie.


43

b. Dasar Teori

Penanganan masalah kerusakan sarana Rumah Sakit adalah salah satu

lingkup kerja Instalasi Kesehatan Lingkungan yang merupakan upaya program

penyehatan ruang dan bangunan RSUD Abdul Wahab Sjahranie. Program

penyehatan ruang dan bangunan meliputi kebersihan gedung, halaman, saluran

air, kamar mandi dan WC (Anonim, 2011).

c. Alat dan Bahan

1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Pipa kompresor

b) Kamera

2) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Shock (soda api)

d. Prosedur Kerja

1) Menuju ruangan yang melaporkan tentang kerusakan

2) Menangani masalah sesuai kerusakan yang terjadi

e. Hasil Yang Dicapai

Kerusakan sarana Rumah Sakit dapat diperbaiki dan dapat digunakan

kembali seperti biasa, nyaman digunakan oleh karyawan maupun pengunjung

dan pasien yang berada di RSUD Abdul Wahab Sjahranie dan tidak

mengganggu aktivitas di rumah sakit.

f. Pembahasan

Penanganan masalah kerusakan Sarana Rumah Sakit akan ditangani

oleh petugas KESLING, namun jika petugas dari KESLING tidak dapat

menangani masalah tersebut, pihak KESLING akan menghubungi pihak ke tiga

untuk menyelesaikan masalah tersebut.


44

3. Pengawasan Kebersihan Per Zona

a. Tujuan

Pengawasan kebersihan zona dilakukan dengan tujuan untuk memantau

kebersihan lingkungan Rumah Sakit, mengevaluasi kinerja karyawan kebersihan,

menganalisis akar penyebab masalah dan meningkatkan efisiensi dan kinerja

karyawan.

b. Dasar Teori

Pengawasan kebersihan adalah pemeriksaan berkala terhadap suatu

proses atau kondisi yang telah berjalan, dan merupakan perangkat pemeriksaan

kinerja aktual penerapan SML dalam rangka memastikan kesesuaian penerapan

SML terhadap rencana yang telah ditetapkan dalam tujuan dan sasaran

lingkungan. Pemantauan tidak harus memerlukan data kuantitatif yang akurat,

sehingga seringkali disebut dengan pengukuran indikatif (Anonim, 2014).

c. Alat dan Bahan

1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Kamera

b) Buku

c) Pulpen

d. Prosedur Kerja

Pengawasan kebersihan zona RSUD Abdul Wahab Sjahranie dilakukan

dengan cara:

1) Mengelilingi dan mengamati ruangan dan selasar di Rumah Sakit

2) Mencatat masalah yang ditemukan

3) Mengambil gambar sebagai bahan bukti

4) Melaporkan kepada kepala Instalasi KESLING


45

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil pengawasan kebersihan yang dilakukan oleh petugas Instalasi

KESLING, kebersihan Rumah Sakit dapat dipantau dan dapat mengidentifikasi

secara langsung masalah kebersihan lingkungan rumah sakit dan kinerja

petugas kebersihan.

f. Pembahasan

Pengawasan kebersihan zona dilakukan rutin setiap hari, pagi dan sore

untuk memantau kebersihan lingkungan Rumah Sakit. Rumah sakit dibagi

menjadi 3 zona, yaitu zona 1, 2 dan 3. Setiap zona akan diawasi oleh dua orang

petugas KESLING. Setiap petugas KESLING yang mengawasi zonanya harus

memantau kebersihan Rumah Sakit dan harus melaporkan segera jika ada

terjadi pelanggaran tentang kebersihan.

4. Sterilisasi Ruangan

a. Tujuan

Sterilisasi ruangan dilakukan dengan tujuan untuk mensterilkan ruangan

yang telah digunakan oleh pasien yang menderita penyakit menular melalui

udara agar ruangan tersebut bebas dari mikroorganisme yang berbahaya.

b. Dasar Teori

Sterilisasi adalah proses penghilangan atau membunuh semua jenis

organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri,

mycoplasma,virus) yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan

aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau

menghilangkan mikroorganisme. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant

(Pratiwi, 2006 dalam Anonim, 2011).


46

c. Alat dan Bahan

1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Alat Pelindung Diri (APD), respirator, gloves, goggles, waterproof

clothes

b) Sterilisator

c) Kamera

d) Spidol

e) Kertas

2) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Anios spesial DJP SF

b) Solasi

d. Prosedur Kerja

1) Catat nama ruangan yang akan disteril

2) Menuju ruangan yang akan disteril

3) Colokkan alat sterilisator di saklar

4) Hidupkan alat sterilisator

5) Tentukan waktu steril (sesuai luas ruangan)

6) Setelah alat sterilisator berhenti beroperasi, cabut kabel alat steril dari

saklar

7) Biarkan ruangan selama 3 jam setelah disterilkan

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil kegiatan sterilisasi yang telah dilakukan, ruangan yang telah

dipakai oleh pasien yang menderita penyakit menular seperti Difteri, Morbili, TB

Paru, HIV AIDS dan yang sejenisnya dapat digunakan kembali seperti biasa dan

mikroorganisme yang berbahaya dapat dihilangkan.


47

f. Pembahasan

Sterilisasi ruangan hanya dilakukan jika pasien yang telah menempati

ruangan tersebut menderita penyakit yang berjangkit melalui udara seperti Difteri,

Morbili, TB Paru, HIV AIDS dan yang sejenisnya.

E. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Penganggu Lainnya

a. Pest Control

a. Tujuan

Pest control (pembasmian tikus, kecoa dan semut) dilakukan dengan

tujuan untuk mengendalikan dan mengurangi populasi tikus, kecoa dan semut di

Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie.

b. Dasar Teori

Pest control adalah penyemprotan, pengasapan, pemberantasan demam

berdarah, anti rayap, nyamuk, kecoa dan tikus. Pest control dalam bahasa

Indonesia diartikan menjadi pembasmian hama atau pengendalian hama. Dalam

peraturan pajak penghasilan pasal 23 KEP-170/PJ/2002, istilah yang dipakai

adalah pembasmian hama sedangkan kalangan praktisi bisnis pest control

menggunakan pengendalian hama. Namun lebih sering istilah pest control

digunakan berbagai kalangan untuk menjelaskan kegiatan yang berhubungan

dengan hama dan pestisida ini.

Sebenarnya apakah sesungguhnya pest control itu? Untuk menjawab hal

tersebut maka ada baiknya dimulai dari etimologinya. Pest control berasal dari

dua kata dalam bahasa Inggris yaitu pest dan control. Pest berarti hama

sedangkan control berarti pengendalian. Jadi pest control berarti pengendalian

hama bukan pembasmian hama atau penyucian hama (Agung, 2008).


48

c. Alat dan Bahan

1) Alat-alat yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Semprotan

b) Kamera

c) Alat Pelindung Diri (APD), seperti masker, sarung tangan karet.

2) Bahan-bahan yang digunakan pada kegiatan ini antara lain adalah:

a) Racun tikus, kecoa dan semut

b) Baygon

c) Roti

d. Prosedur Kerja

1) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2) Memakai APD

3) Masukkan baygon ke dalam semprotan

4) Campurkan racun tikus dengan roti

5) Mulai mengelilingi lingkungan Rumah Sakit

6) Semprotkan dan taburkan racun tikus, kecoa dan semut di sekitar Rumah

sakit

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil kegiatan pest control yang telah dilakukan, populasi serangga,

tikus dan binatang pengganggu lainnya dapat dikurangi dan bisa mencegah

perkembangbiakan binatang pengganggu seperti tikus, kecoa, semut dan

binatang pengganggu lainnya.


49

f. Pembahasan

Kegiatan pest control dilakukan sebulan sekali oleh petugas Instalasi

KESLING. Kegiatan tersebut merupakan suatu prosedur yang dilakukan di

rumah sakit untuk membasmi serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya,

karena hewan-hewan tersebut dapat menularkan berbagai penyakit dan

mengganggu lingkungan karena dapat merusak bangunan.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah mengikuti kegiatan PKL di Instalasi Kesehatan Lingkungan

Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie dan mengkaji beberapa

pembahasan tentang Instalasi KESLING Rumah Sakit Umum Abdul Wahab

Sjahranie, maka pada bab penutup ini dapat dibuat kesimpulan dari hasil

kegiatan dan penulis juga dapat memberikan saran-saran dalam rangka

meningkatkan kemampuan dan kualitas mahasiswa dan Instalasi KESLING

kedepannya dan bisa menjadi referensi pada pembahasan-pembahasan serupa.

A. Kesimpulan

1. Kegiatan kesehatan lingkungan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie

berpedoman kepada KEPMENKES RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004

tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit.

2. Instalasi Kesling sangat memainkan peranan yang penting untuk

kebersihan lingkungan Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie.

3. Selain memantau lingkungan RSUD A. Wahab Sjahranie KESLING juga

menangani penyehatan ruang dan bangunan dengan kerjasama dengan

pihak ketiga.

4. Untuk penanganan limbah padat, Instalasi KESLING mengeluarkan

kebijakan pemilahan sampah padat medis dan sampah padat non medis

yang dipisahkan lagi antara basah dan kering.

5. Bak sampah medis dan non medis dibedakan dengan penggunaan

kantong plastik yang berbeda, untuk sampah medis menggunakan

kantong plastik berwarna kuning, sedangkan untuk sampah non medis

menggunakan kantong plastik berwarna hitam.


51

B. Saran

1. Instalasi KESLING diharapkan dapat meningkatkan lagi sistem IPAL

yang ada di Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie.

2. Mengutamakan penggunaan APD ketika bekerja.

3. Melengkapi peralatan dan bahan untuk pemantauan kualitas air.

4. Memperbaiki taman yang sedia ada sebagai tempat istirahat

mengunjung atau pasien.

5. Parit dibersihkan secara rutin.

6. Mencari solusi untuk mencegah terjadinya banjir di Rumah Sakit ketika

hujan deras.
52

DAFTAR PUSTAKA

Agung Y. 2008. Arti Pest Control. http://yahyaagung.blogspot.com/2008/02/arti-


pest-control_15.html. Diakses pada tanggal 06 Mei 2014.

Anonim. 2009. Pengertian Beberapa Istilah Lingkungan.


http://bulekbasandiang.wordpress.com/2009/05/31/pengertian-beberapa-
istilah-lingkungan. Diakses pada tanggal 04 Mei 2014.

Anonim. 2011. Profile RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

Anonim. 2011. Instalasi Pengolahan Air Limbah.


http://recyclingwater.wordpress.com/2011/12/20/instalasi-pengolhan-air-
limbah-definisi/. Diakses pada tanggal 06 Mei 2014.

Anonim. 2011. Definisi sterilisasi, tujuan, cara, proses dan pelaksanaan


sterilisasi. http://Bahan/Nice%20_%20%5ESiel_Vio%20%5E--%20--
%20Welcome%20to%20My.htm. Diakses pada tanggal 24 April 2014.

Anonim. 2013. Aspek Kesehatan Penyediaan Air Bersih. http://www.indonesian-


publichealth.com/2013/03/aspek-kesehatan-penyediaan-air-bersih.html.
Diakses pada tanggal 04 Mei 2014.

Anonim. 2013. Tempat Sampah. http://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_sampah.


Diakses pada tanggal 04 Mei 2014.

Anonim. 2014. Pemantauan Limbah dan Kebersihan Lingkungan.


http://iklaninstan.web.id/168-pemantauan-limbah-dan-kebersihan-
lingkungan.html. Diakses pada tanggal 06 Mei 2014.

Anonim. 2014. Pengelolaan Limbah Rumah Sakit.


http://blogkesehatan.net/pengelolaan-limbah-rumah-sakit/. Diakses pada
tanggal 23 Maret 2014.

Arafa, B. 2012. Syarat Kualitas Air Bersih. http://kesehatanlingkungan-


indonesia.blogspot.com/2013/01/syarat-kualitas-air-bersih.html. Diakses
pada tanggal 31 Mei 2014.

Edi. 1997. Rumah Sakit Umum Daerah A. Wahab Sjahranie.


53

Evans. 2013. Pengertian Insenerasi.


http://evanszul.blogspot.com/2013/03/pengertian-insenerasi.html. Diakses
pada tanggal 04 Mei 2014.

Joniansyah. 2009. Tempat Pembuangan Akhir.


http://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_pembuangan_akhir. Diakses pada
tanggal 04 Mei 2014.

Junaedi. 2011. Apa Itu Bakti Sosial.


https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110920195628AAlX
OTR. Diakses pada tanggal 06 Mei 2014.

Merry O. 2012. Selembar Catatan. http://kesmas-oktaviani-


merry.blogspot.com/2012/05/rsud-abdul-wahab-sjahranie-di-
samarinda.html. Diakses pada tanggal 03 Maret 2014.

Nurrifqi, A. 2013. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). http://rian-


rifqhy.blogspot.com/2013/05/instalasi-pengolahan-air-limbah-ipal.html.
Diakses pada tanggal 31 Mei 2014.

Okvitariandari A, Adrian D. 2012. Efek Kebisingan. http://amalia-


sman1gerung.blogspot.com/2012/11/efek-kebisingan.html. Diakses pada
tanggal 10 Mei 2014.

Perwira L. 2014. Makalah Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Umum Singaraja.


http://www.slideshare.net/srilaksmi1/makalah-pengelolaan-rumah-sakit-
umum-singaraja. Diakses pada tanggal 10 Mei 2014.

Rizqimulya. 2008. Perbedaan Udara Ambien Dan Emisi.


http://kimlingkes.blogspot.com/2008/05/perbedaan-udara-ambien-dengan-
emisi.html. Diakses pada tanggal 05 Mei 2014.

Utami W. 2011. Laboratorium Buang Padat (Pengelolaan Sampah).


http://laboratoriumlingkunganbywildatl32.blogspot.com. Diakses pada
tanggal 04 Mei 2014.
LAMPIRAN
55

Gambar 1.1 Lokasi PKL

Gambar 1.2 Foto Bersama Pembimbing Lapangan


56

Gambar 1.3 Kegiatan Mendata Jumlah Bak Sampah

Gambar 1.4 Kegiatan Memantau Berat Sampah Per ruangan

Gambar 1.5 Kegiatan Pembakaran Sampah Medis Di Insenerator


57

Gambar 1.6 Kegiatan Pengangkutan Sampah Ke TPA

Gambar 1.7 Kegiatan Pemantauan Kualitas Air

Gambar 1.8 Kegiatan Pengambilan Sampel Air Minum


58

Gambar 1.9 Kegiatan Menguras Bak IPAL 2

Gambar 2.1 Kegiatan Uji Emisi dan Ambien

Gambar 2.2 Kegiatan Pengawasan Kebersihan Zona


59

Gambar 2.3 Kegiatan Pest Control

Gambar 2.4 Kegiatan Sterilisasi Ruangan

Gambar 2.5 Kegiatan Penanganan Masalah Kerusakan Sarana Rumah Sakit


60

Gambar 2.6 Peta Lokasi RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Anda mungkin juga menyukai