Rumusan Kompetensi Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 61

RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

No Komponen Kompetensi Penjelasan


1. Kode Unit
2. Judul Unit Melakukan identifikasi data awal kesehatan kerja

3. Uraian Unit Kemampuan untuk melakukan identifikasi data terkait kesehatan


kerja secara komprehensif sebagai langkah awal persiapan kegiatan
upaya kesehatan kerja

4. Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


1. Mengumpulkan data kesehatan kerja mencakup data demografi,
data masalah kesehatan dan data kegiatan kesehatan kerja yang
telah dilakukan
2. Melakukan penilaian risiko kesehatan kerja
3. Melakukan pemetaan masalah kesehatan kerja

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


- Data demografi meliputi umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan,
lama bekerja, pendidikan, indeks massa tubuh,

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


- Formulir pengumpulan data dalam bentuk kuesioner dan check
list

Peraturan yang dijadikan rujukan:


- Kepmenkes No. 1405/MENKES/SK/XII/2002 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kantor Dan Industri

5. Panduan Penilaian 1. Pengetahuan: Metode pengumpulan dan penyajian data


2. Keterampilan: Teknik wawancara dan penyajian data
3. Metode Pengujian: Wawancara lisan, bukti kerja (laporan
pemetaan)

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1. Mengumpulkan data demografi a) Metode pengumpulan data demografi ditentukan
kesehatan kerja b) Instrumen pengumpulan data demografi seperti kuesioner, check
list disiapkan
c) Format penyajian/pencatatan data demografi ditetapkan (tabel
atau grafik)

2. Mengumpulkan data masalah a) Metode pengumpulan data masalah kesehatan kerja yang
kesehatan kerja mencakup bahaya kesehatan kerja dan gangguan kesehatan kerja
ditentukan
b) Instrumen pengumpulan data masalah kesehatan kerja seperti
kuesioner, check list disiapkan
c) Format penyajian/pencatatan data masalah kesehatan ditetapkan
(tabel atau grafik)

3. Mengumpulkan data kegiatan di a) Metode pengumpulan data kegiatan/program kesehatan kerja di


tempat kerja tempat kerja ditentukan
b) Instrumen pengumpulan data kegiatan/program kesehatan kerja
di tempat kerja disiapkan seperti kuesioner, check list dan
observasi
c) Format penyajian/pencatatan data kegiatan di tempat kerja
ditetapkan (tabel atau grafik)

4. Melakukan penilaian risiko kesehatan a) Bahaya kesehatan kerja diidentifikasi


kerja b) Bahaya kesehatan kerja diukur dan dicatat
c) Risiko kesehatan kerja dinilai dan dicatat

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 1


d) Format penyajian/pencatatan risiko kesehatan kerja dalam
bentuk tabel yang mencantumkan tingkat risiko kesehatan kerja
menjadi rendah, sedang, tinggi disajikan

5. Melakukan pemetaan kesehatan kerja a) Bahan pemetaan disiapkan (hasil penilaian risiko kesehatan kerja)
b) Metode pemetaan berdasarkan orang, tempat dan waktu
ditetapkan
c) Hasil pemetaan kesehatan kerja tertulis berisi tentang disribusi
masalah, analisis masalah dan kesimpulan dibuat

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 2


RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

No Komponen Kompetensi Penjelasan


1. Kode Unit
2. Judul Unit Menyusun perencanaan program

3. Uraian Unit Kemampuan untuk menyusun perencanaan secara berkala (bulanan,


triwulan, tahunan dan 5 tahunan) berupa rencana program dan
rencana teknis upaya kesehatan kerja berdasarkan orang, waktu dan
wilayah kerja

4. Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


1. Menyusun rencana program dan rencana teknis upaya kesehatan
kerja berdasarkan orang, waktu dan wilayah

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


- Tidak ada

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


- Tidak ada

Peraturan yang dijadikan rujukan:


- Rencana strategi Kementerian Kesehatan dan Daerah
- Kebijakan-kebijakan terkait program kesehatan kerja

5. Panduan Penilaian 1. Pengetahuan:


- Relevansi antara rencana strategi Kementerian Kesehatan dan
daerah yang disusun dengan permasalahan yang ada
- Relevansi arah kebijakan strategi yang sudah ditetapkan
2. Keterampilan:
- Perencanaan program disusun dengan tepat
3. Metode Pengujian: Wawancara dibuktikan dokumen
perencanaan, dokumen perencanaan

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1. Menyusun rencana upaya kesehatan a) Jenis kegiatan upaya kesehatan kerja ditetapkan
kerja berdasarkan waktu dan wilayah b) Dasar penetapan kegiatan di identifikasi
c) Tujuan pelaksanaan kegiatan ditentukan
d) Tempat atau sasaran(orang) program ditetapkan
e) Waktu pelaksanaan program ditetapkan
f) Sumber dana ditentukan
g) Dokumen rencana program upaya kesehatan kerja dibuat dan
dicetak

2. Menyusun rencana teknis upaya a) Jenis kegiatan teknis ditetapkan


kesehatan kerja berdasarkan waktu b) Sumber daya yang dibutuhkan di identifikasi
dan wilayah c) Tempat atau sasaran implementasi teknis ditetapkan
d) Waktu pelaksanaan implementasi teknis ditetapkan
e) Rapat koordinasi pemantapan kegiatan teknis dilakukan
f) Dokumen rencana aksi upaya kesehatan kerja dibuat dan dicetak

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 3


RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

No Komponen Kompetensi Penjelasan


1. Kode Unit
2. Judul Unit Menyusun dan mengembangkan kebijakan K3

3. Uraian Unit Kemampuan dalam memahami, menyusun dan mengembangkan


kebijakan yang merujukperaturan perundang-undangan termasuk
permen, peraturan daerah, pedoman, SOP, komitmen tertulis, dan SK
pimpinan terkait kesehatan dan keselamatan kerja

4. Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


1. Memahami Kebijakan K3
2. Menyusun kebijakan K3
3. Mengembangkan kebijakan K3

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


- Komitmen tertulis adalah suatu komitment dan kebijakan
pimpinan yang tertulis dan ditanda tangani oleh pimpinan tempat
kerja
- Standar Operasional Prosedural (SOP) adalah suatu perintah atau
langkah-langkah yang harus diikuti untuk menjalankan suatu
pekerjaan denagn berpedoman pada tujuan yang harusdicapai.

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


- Literatur perundang-undangan
- Pedoman tentang kesehatan dan keselamatan kerja

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
4. UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan

5. Panduan Penilaian 1. Pengetahuan:


peraturan-peraturan perundangan, kebijakan terkait dengan
kesehatan kerja
2. Keterampilan:
- Menyusun kebijakan k3 dengan merujuk kepada peraturan
perundangan-undangan terkait k3
3. Metode Pengujian:
Wawancara dan dokumen kebijakan yang telah disusun

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1. Menyusun kebijakan K3 a) Permasalahan k3 di identifikasi
b) Peraturan perundangan terkait permasalahan k3 di identifikasi
dan dikumpulkan
c) Kebijakan k3 dibuat dan disusun bersama dengan pihak terkait
d) Kebijakan k3 diusulkan untuk ditetapkan

2. Mengembangkan kebijakan K3 a) Kebijakan K3 yang sudah ada di identifikasi dan ditinjau ulang
b) Dokumen Kebijakan K3 yang telah disusun dikembangkan lebih
lanjut
c) Kebijakan K3 didokumentasikan dan dicetak
d) Kebijakan K3 disosialisasikan dan dipublikasikan
e) Kebijakan K3 yang telah disusun diimplementasikan ditempat
kerja

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 4


RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

No Komponen Kompetensi Penjelasan


1. Kode Unit
2. Judul Unit Melakukan pembimbingan pengenalan potensi bahaya dan
pengendalian risiko di tempat kerja

3. Uraian Unit Kemampuan melakukan pembimbingan terhadap pengenalan potensi


bahaya dan pengendalian risiko, dengan carapengamatan sederhana
dan survey jalan selintas untuk mencegah penyakit dan kecelakaan
kerja ditempat kerja

4. Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


- Mampu melaksanakan survey jalan selintas untuk
mengidentifikasi potensi bahaya yang ada ditempat kerja seperti
bahaya fisik, biologi, kimia, ergonomi, dan psikososial.
- Mengenalkan dampak risiko dari bahaya yang ada ditempat kerja
- Menjelaskan cara pengendalian risiko ditempat kerja sesuai
dengan hirarki pengendalian risiko

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


- Survey jalan selintas merupakan metode untuk mendapatkan
informasi secara sederhana dan dalam waktu singkat untuk
mengenali bahaya sehingga diperlukan upaya pengumpulan data
untuk analisa sederhana
- Potensi bahaya adalah sumber risiko yang berpotensi
mengakibatkan kerugian baik pada material, lingkungan maupun
manusia

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


- Formulir survey jalan lintas dalam bentuk check list
- Literatur tentang potensi bahaya lingkungan kerja
- Pedoman terkait dengan penilaian risiko

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
4. UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
5. Kepmenkes No. 1405/MENKES/SK/XII/2002 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kantor Dan Industri
6. KepmenLH No.48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat
Kebisingan
7. Permenakertrans No. 13 tahun 2011 Tentang NAB Faktor Fisika
Dan Kimia Di Tempat Kerja

5. Panduan Penilaian 1. Pengetahuan:


- Pengetahuan manajemen risiko (identifikasi dan pengukuran
bahaya, penilaian dan pengendalian risiko)

2. Keterampilan:
- Implementasi Manajemen Risiko (identifikasi dan pengukuran
bahaya, penilaian dan pengendalian risiko)

3. Metode Pengujian:
Wawancara, dokumen terkait dengan manajemen risiko

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1. Melaksanakan survey jalan selintas a) Formulir survey jalan selintas disiapkan
untuk mengidentifikasi potensi b) Ruang dan tempat kerja ditentukan, disiapkan dan
bahaya yang ada ditempat kerja dikoordinasikan
seperti bahaya fisik, biologi, kimia, c) Survey jalan selintas dilakukan
ergonomi, dan psikososial.

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 5


d) Hasil survey jalan selintas didiskusikan dengan tim

2. Mengenalkan dampak risiko dari a) Potensi bahaya ditempat kerja yang teridentifikasi disiapkan
bahaya yang ada ditempat kerja b) Nilai risiko sudah dipetakan berdasarkan jenis dan tingkatan
ringan, sedang dan berat ditetapkan
c) Dampak risikopenyakit akibat kerja dan/atau kecelakaan kerja
dikomunikasikan kepada pekerja

3. Menjelaskan cara pengendalian risiko a) Hasil penilaian risiko disiapkan


ditempat kerja sesuai dengan hirarki b) Sumber daya (tenaga, dana, peralatan,metode) disiapkan
pengendalian risiko dan aplikasinya c) Pengendalian risiko diimplementasikan ditempat kerja sesuai
dengan hirarki pengendalian risiko seperti :
a. Eliminasi
b. Subtitusi
c. Rekayasa Teknis
d. Pengendalian Administrasi
e. Pemakaian Alat pelindung diri

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 6


RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

No Komponen Kompetensi Penjelasan


1. Kode Unit
2. Judul Unit Melakukan pembimbingan program pengelolaan kecelakaan kerja

3. Uraian Unit Kemampuan melakukan pembimbingan program pengelolaan


kecelakaan kerja mulai dari identifikasi potensi kecelakaan, analisis,
pencatatan dan rekomendasi terhadap hambatan pelaksanaan
program kecelakaan kerja

4. Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


1. Mengenalkan potensi kecelakaan kerja
2. Mengidentifikasi potensi kecelakaan kerja
3. Menganalisispelaksanaan hambatan program kecelakaan kerja
4. Melakukan pencatatan hambatan pelaksanaan program
kecelakaan kerja
5. Menyusun saran dan rekomendasi pengendalian kecelakaan kerja
kepada pihak terkait
6. Menyampaikan saran dan rekomendasi pengendalian kecelakaan
kerja kepada pihak terkait

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


- Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak dikehendaki dan
diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia atau
harta bend

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


- Formulir atau checklist alat, cara kerja dan bahan yang digunakan

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. Undang-undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jamsostek
2. Permenaker 03 Tahun 1998 Tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan Kerja

5. Panduan Penilaian 1. Pengetahuan: Mengetahui tentang alat, cara kerja dan bahan
yang digunakan yang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja
2. Keterampilan: Kemampuan dalam mengidentifikasi potensi
kecelakaan, analisis, pencatatan dan rekomendasi terhadap
hambatan pelaksanaan program kecelakaan kerja
3. Metode Pengujian: Wawancara dan dokumen hasil kerja
(portofolio)

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Mengidentifikasi potensi kecelakaan a. Potensi kecelakaan kerja diidentifikasi berdasarkan alat, cara kerja
kerja dan bahan yang digunakan
b. Pemetaan potensi kecelakaan kerja disusun dan
didokumentasikan

2. Mengenalkan potensi kecelakaan a) Alat kerja yang berpotensi terhadap kecelakaan kerja
kerja diidentifikasi
b) Cara kerja yang berpotensi terhadap kecelakaan kerja
diidentifikasi
c) Bahan yang digunakan yang berpotensi terhadap kecelakaan
kerja diidentifikasi
d) Hasil pengenalan potensi kecelakaan kerja didokumentasikan
e) Penentuan kelompok sasaran
f) Penentuan Komponen
g) Penentuan media yang akan digunakan
h) Penyampaian pengenalan potensi kecelakaan kerja

3. Menganalisis pelaksanaan hambatan a) Data pelaksanaan program kecelakaan kerja dikumpulkan


program kecelakaan kerja b) Pelaksanaan program dianalisisis

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 7


c) Hambatan pelaksanaan program diidentifikasi

4. Melakukan pencatatan hambatan a) Hambatan pelaksanaan program dianalisis dan dikategorikan


pelaksanaan program kecelakaan b) Hambatan pelaksanaan program dicatat
kerja

5. Menyusun rekomendasi pengendalian a) Daftar rekomendasi penyelesaian hambatan pelaksanaan


kecelakaan kerja kepada pihak terkait program diidentifikasi
b) Rekomendasi penyelesaian hambatan yang mungkin diterapkan
ditentukan
c) Laporan rekomendasi penyelesaian hambatan pelaksanaan
program disusun

6. Menyampaikan saran dan rekomen- a) Laporan rekomendasi penyelesaian hambatan pelaksanaan


dasi pengendalian kecelakaan kerja program disiapkan
kepada pihak terkait b) Pihak yang akan menerima informasi terkait rekomendasi
pengendalian kecelakaan kerja diidentifikasi
c) Laporan penyampaian rekomendasi pengendalian kecelakaan
kerja disampaikan

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 8


RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

No Komponen Kompetensi Penjelasan


1. Kode Unit
2. Judul Unit Melakukan pembimbingan upaya program PHBS di tempat kerja

3. Uraian Unit Kemampuan melakukan pembimbingan upaya program PHBS


ditempat kerja dengan memfasilitasi dan mencatat hambatan
pelaksanaan serta memberikan saran dan rekomendasi kepada pihak
terkait terhadap pelaksanaan PHBS

4. Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


1. Melakukan upaya PHBS di tempat kerja
2. Menganalisis pelaksanaan hambatan pelaksanaan program PHBS
3. Melakukan pencatatan hambatan pelaksanaan program PHBS
4. Menyusun rekomendasi terhadap pelaksanaan program PHBS
kepada pihak terkait
5. Menyampaikan rekomendasi terhadap pelaksanaan program
PHBS kepada pihak terkait

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan
perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, yang menjadikan seseorang keluarga, kelompok
atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


- Formulir atau checklist yang digunakan

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 2269/MENKES/
PER/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Hidup Bersih dan Sehat

5. Panduan Penilaian 1. Pengetahuan: Mengetahui tentang upaya ber-PHBS di tempat


kerja meliputi kebiasaan mencuci tangan dengan sabun,
mengonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan
jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak
merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah sembarang
tempat, memberantas jentik nyamuk dan lain-lain.
2. Keterampilan: Kemampuan dalam mengidentifikasi upaya PHBS,
analisis, pencatatan dan rekomendasi terhadap hambatan
pelaksanaan program PHBS
3. Metode Pengujian: Wawancara dan dokumen hasil kerja
(portofolio)

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1. Melakukan upaya PHBS di tempat a. Daftar literatur cetak dan elektronik tentang PHBS ditentukan
kerja b. Literatur cetak dan elektronik yang akan digunakan dikumpulkan
c. Sasaran upaya PHBS di tempat kerja diidentifikasi
d. Kemampuan daya serap sasaran dianalisis
e. Materi tentang PHBS disusun berdasarkan kelompok sasaran
f. Metode penyampaian materi tentang PHBS ditentukan sesuai
sasaran
g. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tempat kerja yang
diidentifikasi terdiri dari:
1) Bahaya rokok, alkohol, NAPZA bagi lingkungan kerja

2) Pentingnya minum air yang cukup selama bekerja


3) Budaya cuci tangan
4) Penggunaan baju kerja yang berbeda dengan baju yang
digunakan di luar tempat kerja

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 9


5) Peregangan otot selama bekerja
6) Pentingnya makan sebelum bekerja
7) Baju kerja tidak dibawa pulang
8) Pentingnya mandi setelah bekerja
9) Cukup tidur, istirahat dan rekreasi
10) Pengendalian emosi
h. Upaya Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang akan
dilakukan ditentukan
i. Upaya Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dilaksanakan
j. Upaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat didokumentasikan

2. Menganalisis hambatan pelaksanaan a. Data pelaksanaan program PHBS dikumpulkan


program PHBS b. Pelaksanaan program PHBS dianalisisis
c. Hambatan pelaksanaan program PHBS diidentifikasi

3. Melakukan pencatatan hambatan a. Hasil analisis hambatan pelaksanaan program PHBS di kategorikan
pelaksanaan program PHBS b. Hasil analisis hambatan pelaksanaan program PHBS dicatat

4. Menyusun rekomendasi terhadap a. Daftar rekomendasi penyelesaian hambatan pelaksanaan program


pelaksanaan program PHBS kepada PHBS diidentifikasi
pihak terkait b. Rekomendasi penyelesaian hambatan yang mungkin diterapkan
ditentukan
c. Laporan rekomendasi penyelesaian hambatan pelaksanaan
program disusun

5. Menyampaikan rekomendasi terha- a. Laporan rekomendasi penyelesaian hambatan pelaksanaan


dap pelaksanaan program PHBS program disiapkan
kepada pihak terkait b. Pihak yang akan menerima informasi terkait rekomendasi
terhadap pelaksanaan program PHBS diidentifikasi
c. Laporan penyampaian rekomendasi terhadap pelaksanaan
program PHBS disampaikan kepada pihak terkait

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 10


RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

No Komponen Kompetensi Penjelasan


1. Kode Unit
2. Judul Unit Melaksanakan program kecukupan gizi pada kelompok pekerja

3. Uraian Unit Kemampuan melakukan program kecukupan gizi pekerja

4. Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


1. Melakukan pengumpulan literatur dan peraturan yang berlaku
2. Melakukan identifikasi sasaran dan daya serap sasaran
3. Mengenali gizi kerja berdasarkan zat gizi dan kebutuhan gizi
4. Mengenali penilaian status gizi kerja dan penyakit gizi kerja
5. Mengenali persyaratan umum lokasi, bangunan dan fasilitas
jasaboga
6. Menentukan metode dan media
7. Melakukan identifikasi masalah gizi kerja
8. Menganalisa hambatan pelaksanaan program gizi kerja
9. Melaksanakankegiatan penerapan program gizi kerja
10. Melakukan pemantauan pelaksanaan program gizi kerja
11. Menyusun saran dan rekomendasi terhadap pelaksanaan program
gizi kerja kepada pihak terkait
12. Memastikan saran dan rekomendasi dijalankan dengan baik
13. Melakukan dokumentasi seluruh alur kegiatan dan
melaporkannya

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


- Kecukupan gizi kerja adalah kecukupan gizi pekerja seimbang
antara kebutuhan dengan aktivitas pekerjaan
- Penyakit akibat kurang gizi adalah penyakit yang timbul
dikarenakan ketidakseimbangan asupan gizi
- Status Gizi kerja adalah penilaian status gizi seusai dengan
perhitungan Index Massa Tubuh
- Daya serap sasaran adalah kemampuan untuk mengerti isi dari
program gizi yang dimaksud sesuai tingkat pendidkannya
- Data Sekunder Kesehatan Pekerja adalah data yang didapat dari
pemeriksaan dokter dan hasil pemeriksaan kesehatan yang sudah
dilakukan

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


- Alat Timbang Badan
- Alat Pengukur Tinggi Badan
- Mesin Hitung / Calculator

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. Permenkes no 1096 tahun 2011 Higiene Sanitasi Jasa Boga
2. Permenkes 23 th 2014 ttg upaya perbaikan gizi
3. Kepres no. 22 th. 1993 tentang Penyakit Akibat Kerja
4. Instruksi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
Instr.03/M/BW/99 Tentang Pengawasan terhadap Pengelolaan
Makanan di Tempat Kerja
5. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
SE.01/Men/1979 Tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan
6. Surat Edaran Direktur Utama Jenderal Bina Hubungan
Ketenagakerjaan dan Pengawasan Norma Kerja
No.SE.86/BW/1989 Tentang Perusahaan Catering yang
Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja

5. Panduan Penilaian 1. Pengetahuan:


Pengetahuan tentang kecukupan gizi pada kelompok pekerja
2. Keterampilan:
Implementasi program kecukupan gizi pada kelompok pekerja
3. Metode Pengujian:
Wawancara dan Uraian dokumen hasil kerja (portofolio)

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 11


Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
1. Melakukan pengumpulan literatur a) Literatur yang berhubungan dengan pelaksanaan program gizi
dan peraturan yang berlaku pada pekerja dikumpulkan).
b) Peraturan yang berhubungan dengan pelaksanaan program gizi
pada pekerja dikumpulkan.
c) Literatur dan Peraturan yang sudah terkumpul dibuatkan ikhtisar

2. Melakukan identifikasi sasaran a) Sasaran penerapan gizi kerja ditentukan


(population at risk) b) Sasaran penerapan gizi kerja diuraikan

3 Melakukan Identifikasi kemampuan a) Daya serap sasaran gizi kerja ditentukan


daya serap sasaran b) Daya serap sasaran gizi kerja diuraikan

4. Mengenali gizi kerja berdasarkan zat a) Spesifikasi zat gizi dikenali


gizi dan kebutuhan gizi b) Kebutuhan gizi kerja pada pekerja dihitung
c) Spesifikasi zat gizi dan kebutuhan gizi dianalisis

5. Mengenali penilaian status gizi kerja a) Standar penilaian status gizi ditentukan
dan penyakit gizi kerja b) Status gizi per individu dinilai
c) Data sekunder kesehatan pekerja terkait gizi kerja dikumpulkan
dan dianalisis.
d) Penyakit terkait gizi kerja dikategorikan.

6. Mengenali persyaratan umum lokasi, a) Persyaratan umum lokasi jasaboga diketahui dan ditentukan
bangunan dan fasilitas jasaboga b) Persyaratan umum bangunan jasaboga diketahui dan ditentukan
c) Persyaratan umum fasilitas jasaboga diketahui dan ditentukan

7. Menentukan metode dan media a) Metode analisis diidentifikasi


b) Media yang dapat diterapkan diidentikasi
c) Metode dan media yang sesuai ditentukan

8. Menganalisa hambatan pelaksanaan a) Hambatan pelaksanaan gizi kerja populasi pekerja tertentu
program gizi kerja dikenali
b) Upaya penanganan hambatan pelaksanaan gizi kerja populasi
pekerja tertentu ditentukan

9. Melaksanakankegiatan penerapan a) Rencana Program Gizi Kerja berdasarkan hasil identifikasi


program gizi kerja masalah gizi kerja disusun
b) Rencana Program Gizi Kerja berdasarkan hasil identifikasi
masalah gizi kerja dilaksanakan.

10 Melakukan identifikasi masalah gizi a) Menu makanan populasi pekerja dikumpulkan.


kerja b) Zat gizi menu makanan populasi pekerja tertentu diidentifikasi
c) Status gizi populasi pekerja tertentu dihitung
d) Kebutuhan gizi populasi pekerja tertentu diidentifikasi
e) Penyakit atau potensi penyakit akibat ketidakseimbangan gizi
populasi pekerja tertentu dapat diidentifikasi
f) Kesesuaian lokasi, bangunan, fasilitas, dan proses produksi
penyedia jasaboga untuk populasi pekerja tertentu yang tidak
sesuai dapat diidentifikasi.

11. Melakukan pemantauan pelaksanaan a) Objektif pelaksanaan program gizi kerja diidentifikasi sesuai
program gizi kerja dengan rencana kegiatan
b) Metode pemantauan pelaksanaan program gizi kerja ditentukan
c) Sasaran pemantauan pelaksanaan program gizi kerja ditentukan
d) Hasil pemantauan pelaksanaan Program Gizi Kerja
didokumentasikan

12. Menyusun saran dan rekomendasi a) Hasil analisa pelaksanaan kegiatan program gizi disusun
terhadap pelaksanaan program gizi b) Daftar rekomendasi pelaksanaan program gizi diidentifikasi
kerja kepada pihak terkait c) Rekomendasi Program Gizi Kerja yang mungkin dilakukan
ditentukan
d) Rekomendasi disampaikan kepada pihak terkait

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 12


13. Memastikan saran dan rekomendasi a) Upaya pemantauan hasil evaluasi Program Gizi Kerja ditentukan.
dijalankan dengan baik b) Pemantauan Program Gizi kerja dilaksanakan.

14. Melakukan dokumentasi seluruh alur a) Dokumentasi seluruh alur kegiatan program gizi dikumpulkan
kegiatan dan melaporkannya b) Kumpulan dokumentasi dilaporkan kepada pihak terkait.

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 13


RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

No Komponen Kompetensi Penjelasan


1. Kode Unit
2. Judul Unit Melaksanakan pembimbingan program Alat Pelindung Diri (APD) di
tempat kerja

3. Uraian Unit Kemampuan melakukan pembimbingan program alat pelindung diri di


tempat kerja mencakup ketersediaan APD yang sesuai, analisa
kesesuaian, penggunaan dan saran serta rekomendasi dalam
penentuan kesesuaian APD terhadap potensi bahaya kepada pihak
yang terkait.

4. Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


- Mengenali APD untuk mencegah pengaruh buruk dari bahaya di
lingkungan kerja
- Memotivasi pengusaha/pemberi kerja/pengurus kelompok kerja
untuk menyediakan APD yang sesuai dengan potensi bahaya pada
kelompok kerja yang menjadi tanggung jawabnya
- Melakukan pengecekan ketersediaan APD yang sesuai dari segi
jenis dan jumlah pekerja di tempat tersebut
- Melakukan pemantauan penggunaan APD pada pekerja saat
bekerja
- Melakukan analisis kesesuaian APD
- Menyusun rekomendasi kepada pengusaha/ pemberi
kerja/pengurus kelompok kerja dalam penentuan APD yang
sesuai dengan potensi bahaya pada kelompok pekerja
- Menyampaikan rekomendasi kepada pengusaha/ pemberi
kerja/pengurus kelompok kerja dalam penentuan APD yang
sesuai dengan potensi bahaya pada kelompok pekerja
- Melakukan peragaan penggunaan APD

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


- Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian/ seluruh tubuh dari potensi bahaya di
tempat kerja

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


- Daftar Tilik ketersediaan APD
- Form pemantauan penggunaan APD
- Contoh APD/alat peraga lain untuk pelaksanaan peragaan
penggunaan APD
- Daftar Tilik Pemantauan Tempat Kerja (untuk Industri Kecil)

Peraturan yang dijadikan rujukan:


- UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
- UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
- Permenaker No 8 Tahun 2010 tentang Manajemen APD

5. Panduan Penilaian 1. Pengetahuan:


- Relevansi jenis APD dengan potensi bahaya yang ada di
tempat kerja
- Cara penggunaan APD yang benar
2. Keterampilan:
- Kemampuan melakukan identifikasi bahaya

-
Kemampuan melakukan observasi, pemantauan dan inspeksi
-
Kemampuan berkomunikasi
-
Kemampuan mendemonstrasikan penggunaan APD yang
benar
3. Metode Pengujian:
- Wawancara

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 14


- Portofolio hasil kerja pembimbingan program penggunaan
APD
- Peragaan penggunaan APD

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Mengenali APD untuk mencegah a) Literatur jenis-jenis APD yang sesuai dengan potensi bahaya
pengaruh buruk dari bahaya di dikumpulkan
lingkungan kerja b) Pekerja yang berisiko terpajan bahaya diidentifikasi
c) Kebutuhan APD yang sesuai dengan potensi bahaya diidentifikasi
dan dianalisis
d) Media yang digunakan sosialisasi APD ditentukan
e) Berbagai APD yang sesuai dengan potensi bahaya diperkenalkan
f) APD yang akan digunakan diuji
g) Program pemeliharaan dan perawatan APD disusun
h) Laporan hasil pengenalan APD untuk mencegah pengaruh buruk
dari bahaya di lingkungan kerja disusun

2. Memotivasi pengusaha/pemberi kerja a) Peraturan perundangan-undangan terkait kewajiban


untuk menyediakan APD yang sesuai pengusaha/pemberi kerja/pengurus kelompok kerja dalam
dengan potensi bahaya pada menyediakan APD diidentifikasi
kelompok kerja yang menjadi b) Rencana pertemuan untuk memotivasi pengusaha /pemberi
tanggung jawabnya kerja/pengurus kelompok kerja disusun
c) Rencana media yang digunakan untuk memotivasi pengusaha
/pemberi kerja/pengurus kelompok kerja dirancang
d) Pertemuan untuk memotivasi pengusaha/pemberi
kerja/pengurus kelompok penyediaan APD yang sesuai
dilaksanakan
e) Laporan pertemuan pemberian motivasi penyediaan APD yang
sesuai disusun

3 Melakukan pengecekan ketersediaan a) Daftar tilik ketersediaan APD disiapkan


APD yang sesuai dari segi jenis dan b) Jumlah pekerja di tempat kerja dicatat
jumlah pekerja di tempat tersebut c) Jenis APD yang tersedia di tempat kerja dicatat
d) Jenis APD yang tersedia dicek ketersediaanya sesuai dengan
jumlah pekerja di tempat kerja
e) Laporan pengecekan ketersediaan APD yang sesuai dengan jenis
dan jumlah pekerja di tempat kerja disusun

4. Melakukan pemantauan penggunaan a) Form pemantauan APD disiapkan


APD pada pekerja saat bekerja b) Rencana pemantauan penggunaan APD pada pekerja saat bekerja
disusun
c) Rencana pemantauan penggunaan APD pada pekerja saat bekerja
dikomunikasikan dengan pengusaha /pemberi kerja/pengurus
kelompok kerja
d) Rencana pemantauan penggunaan APD pada pekerja saat bekerja
dilaksanakan
e) Laporan pemantauan penggunaan APD pada pekerja saat bekerja
disusun

5 Melakukan analisis kesesuaian APD a) Daftar tilik pemantauan tempat kerja disiapkan
b) Jenis APD yang tersedia di tempat kerja dicatat
c) Potensi bahaya di tempat kerja diidentifikasi
d) Kesesuaian APD yang tersedia dengan potensi bahaya yang ada di
tempat kerja dianalisis
e) Laporan analisis kesesuaian APD dibuat

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 15


6 Menyusun rekomendasi kepada a) Peraturan perundangan-undangan terkait kewajiban
pengusaha/pemberi kerja/pengurus pengusaha/pemberi kerja/pengurus kelompok kerja dalam
kelompok kerja dalam penentuan APD menyediakan APD diidentifikasi
yang sesuai dengan potensi bahaya b) Daftar ketidaksesuaian antara ketersediaan APD dengan potensi
pada kelompok pekerja bahaya di tempat kerja dibuat
c) Dampak akibat ketidaksesuaian APD dengan potensi bahaya
dianalisis
d) Rekomendasi APD yang sesuai dengan potensi bahaya yang ada di
tempat kerja dibuat
e) Laporan rekompendasi kepada pengusaha pemberi
kerja/pengurus kelompok kerja dalam penentuan APD yang
sesuai dengan potensi bahaya pada kelompok pekerja disusun

7 Menyampaikan rekomendasi kepada a) Rencana penyampaian rekomendasi kepada pengusaha/pemberi


pengusaha/pemberi kerja/pengurus kerja/pengurus kelompok kerja dalam penentuan APD yang
kelompok kerja dalam penentuan APD sesuai dengan potensi bahaya pada kelompok pekerja dibuat
yang sesuai dengan potensi bahaya b) Media penyampaian rekomendasi kepada pengusaha/pemberi
pada kelompok pekerja kerja/pengurus kelompok kerja dalam penentuan APD yang
sesuai dengan potensi bahaya pada kelompok pekerja dibuat
c) Rencana penyampaian rekomendasi kepada pengusaha/pemberi
kerja/pengurus kelompok kerja dalam penentuan APD yang
sesuai dengan potensi bahaya pada kelompok pekerja
dilaksanakan
d) Laporan kegiatan penyampaian rekomendasi dibuat

8 Melakukan peragaan penggunaan APD yang akan diperagakan disiapkan


APD a) Rencana peragaan penggunaan APD disusun (sasaran, objektif
dan waktu pelaksanaan)
b) Rencana peragaan penggunaan APD dikomunikasikan dengan
pengusaha/pemberi kerja/pengurus kelompok kerja
c) Rencana peragaan penggunaan APD dilaksanakan
d) Laporan peragaan penggunaan APD disusun

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 16


RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

No Komponen Kompetensi Penjelasan


1. Kode Unit
2. Judul Unit Melakukan pembimbingan program penerapan prosedur standar
precaution

3. Uraian Unit Kemampuan melakukan pembimbingan program penerapan prosedur


standar precaution di tempat kerja tertentu mulai dari pengenalan,
perancangan, penerapan, pemantauan, evaluasi, dan dokumentasi

4. Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


1. Mengenalkan prosedur standard precaution di tempat kerja
tertentu
2. Merancang prosedur standard precaution di tempat kerja tertentu
3. Melakukan penerapan dan pemantauan standard precaution di
tempat kerja tertentu
4. Melakukan evaluasi dan dokumentasi pelaksanaan prosedur
standard precaution di tempat kerja tertentu

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


- Standard Precaution adalah suatu program pecegahan yang
dirancang untuk mencegah penularan penyakit infeksi.

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


- Daftar tilik (Check List) / formulir

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. Permenkes No 382 Th 2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) di Rumah Sakit dan Fasilitas pelayanan
Kesehatan Lainnya
2. Permenkes No 270 Tahun 2007 Tentang Pedoman Manajerial
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Rumah Sakit

5. Panduan Penilaian 1. Pengetahuan:


Pengetahuan tentang standard precaution di tempat kerja
2. Keterampilan:
Implementasi program standard precaution di tempat kerja
3. Metode Pengujian:
Wawancara dan uraian dokumen hasil kerja (portofolio)

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1. Mengenalkan danmengajak untuk a) Kelompok sasaran sosialisasi standard precaution ditentukan
menerapkan prosedur b) Media dan Metode Sosialisasi standard precaution ditentukan
standardprecaution c) Standard precaution di tempat kerja disosialisasikan kepada pihak
terkait
d) Sosialisasi standard precaution didokumentasikan

2. Merancang prosedur standard a) Literatur dan informasi tentang bahaya penyakit infeksi di tempat
precaution di tempat kerja kerja dikumpulkan
b) Identifikasi potensi bahaya dan tindakan pencegahan penularan
penyakit infeksi di tempat kerja dilakukan
c) Prosedur standard precaution dibuat

3 Melakukan penerapan standard a) Metode penerapan Standar Precaution ditentukan


precaution ditempat kerja b) Sasaran penerapan Standar Precaution ditentukan (orang, tempat
dan waktu)
c) Penerapan standar Precaution dilaksanakan
d) Hasil penerapan Standar Precaution didokumentasikan

4. Melakukan pengamatan dan peman- a) Metode pengamatan dan pemantauan prosedur Standar
tauan prosedur standard precaution Precaution ditentukan
b) Sasaran pengamatan pemantauan prosedur Standar Precaution

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 17


ditentukan (orang, tempat dan waktu)
c) Pengamatan dan pemantauan standar Precaution dilaksanakan
d) Hasil pengamatan dan pemantauan prosedur Standar Precaution
didokumentasikan

5. Melakukan evaluasi pelaksanaan a) Seluruh dokumen program standar precaution dikumpulkan


prosedur standar precaution b) Metode evaluasi program standar precaution ditentukan.
c) Evaluasi program standar precaution dilakukan dan
didokumentasikan.

RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 18


No Komponen Kompetensi Penjelasan
1. Kode Unit
2. Judul Unit Melakukan pembimbingan pelaksanaan program ergonomik di tempat
kerja

3. Uraian Unit Kemampuan melakukan pembimbingan pelaksanaan program


ergonomik di tempat kerja mencakup pengenalan konsep, program
pengendalian, pengkajian dan pencatatan hambatan serta
rekomendasi program ergonomik

4. Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


1. Melakukan pengenalan tentang konsep ergonomi di tempat kerja
2. Melakukan pengenalan terhadap program pengendalian gangguan
ergonomik
3. Melakukan fasilitasi pengkajian hambatan pelaksanaan program
ergonomik
4. Melakukan pencatatan hambatan pelaksanaan program ergono-
mik
5. Menyusun rekomendasi program ergonomik kepada semua pihak
terkait
6. Menyampaikan rekomendasi program ergonomik kepada semua
pihak terkait

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


- Konsep Ergonomi: konsep yang penerapannya berusaha
untukmenyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap
orang/sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan
efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia
seoptimal mungkin

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


- Kamera (untuk dokumentasi)
- Busur (jika diperlukan)
- Tools ergonomi seperti RULA, REBA, Workstation form dll
- Meteran
- Timbangan

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. UU Kesehatan nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Bab XII
mengenai Kesehatan Kerja
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatandan
Kesehatan Kerja

5. Panduan Penilaian 1. Pengetahuan:


Pengetahuan tentang konsep ergonomi secara keseluruhan pada
kelompok pekerja (interaksi antara manusia dengan peralatan,
lingkungan dan pekerjaan).
2. Keterampilan:
Kemampuan untuk membuat perencanaan program, pengukuran
ergonomi dan analisa serta evaluasi implementasi program
ergonomi pada kelompok pekerja
3. Metode Pengujian:
Wawancara pekerja, uraian dokumentasi hasil observasi dan
pengukuran workstation, postur tubuh, lingkungan kerja.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1. Mengenalkan ergonomi di tempat a) Posisi kerja yang aman dan nyaman diidentifikasi

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 19


kerja
b) Postur janggal yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
diidentifikasi
c) Gerakan berulang yang mengganggu kesehatan diidentifikasi
d) Beban berlebih yang mengganggu kesehatan diidentifikasi
e) Rancangan tempat kerja yang sesuai dengan lingkungan kerja
disusun
f) Literatur tentang ergonomi di tempat kerja dikumpulkan
g) Sasaran (population at risk) diidentifikasi
h) Dampak kesehatan akibat hazard ergonomi diidentifikasi
i) Materi sesuai sasaran disusun
j) Metode yang digunakan ditentukan
k) Media yang digunakan ditentukan
l) Pengenalan ergonomi di tempat kerja dilaksanakan

2. Melakukan pengenalan terhadap a) Pemetaan potensi gangguan ergonomi disusun, dilakukan dan
program pengendalian gangguan didokumentasikan
ergonomik b) Program pengendalian gangguan ergonomi diidentifikasi
berdasarkan pemetaan potensi gangguan ergonomi
c) Program pengendalian gangguan ergonomi disusun dan
ditetapkan
d) Media yang akan digunakan ditentukan
e) Pengenalan terhadap program pengendalian gangguan ergonomi
di tempat kerja dilaksanakan

3. Melakukan fasilitasi pengkajian a) Data pelaksanaan program ergonomik dikumpulkan


hambatan pelaksanaan program b) Pelaksanaan program ergonomik dianalisis
ergonomik c) Hambatan pelaksanaan program ergonomik diidentifikasi dan
dianalisis

4. Melakukan pencatatan hambatan a) Hambatan pelaksanaan program ergonomi dicatat


pelaksanaan program ergonomik b) Hambatan pelaksanaan program ergonomi dikategorikan

5. Menyusun rekomendasi program a) Daftar rekomendasi penyelesaian hambatan pelaksanaan program


ergonomik kepada semua pihak ergonomi diidentifikasi
terkait b) Rekomendasi penyelesaian hambatan program ergonomi yang
mungkin diterapkan ditentukan
c) Laporan rekomendasi penyelesaian hambatan pelaksanaan
program ergonomi disusun

6. Menyampaikan rekomendasi program a) Laporan rekomendasi penyelesaian hambatan pelaksanaan


ergonomik kepada semua pihak program disiapkan
terkait b) Sasaran penyampaian rekomendasi program ergonomic
diidentifikasi dan ditetapkan
c) Laporan penyampaian rekomendasi pengendalian program
ergonomi kecelakaan kerja disampaikan kepada semua pihak
terkait

RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 20


No Komponen Kompetensi Penjelasan
1. Kode Unit
2. Judul Unit Melakukan pembimbingan pelaksanaan upaya pertolongan pertama
pada kecelakaan dan penyakit pada kelompok pekerja/ pengelola
tempat kerja

3. Uraian Unit Kemampuan melakukan pembimbingan pelaksanaan upaya


pertologan pertama pada kecelakaan dan penyakitpada kelompok
pekerja/ pengelola tempat kerja

4. Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


1. Melakukan pengumpulan literatur terkait pertolongan pertama
pada kecelakaan
2. Melakukan identifikasi sasaran (population at risk)
3. Melakukan analisis tempat yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan dan pertolongan pertama pada penyakit pada
kelompok pekerja
4. Melakukan analisis terhadap proses yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan dan pertolongan pertama pada penyakit
pada kelompok pekerja
5. Menyusun materi sesuai sesuai kelompok sasaran
6. Menentukan metode dan media yang digunakan
7. Melakukan pengenalan beberapa metode pertolongan pertama

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


- Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja
selanjutnya disebut dengan P3K di tempat kerja, adalah upaya
memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada
pekerja/buruh dan/atau orang lain yang berada di tempat kerja,
yang mengalami sakit atau cidera di tempat kerja
- Pertolongan Pertama Pada Penyakit adalah upaya memberikan
pertolongan pertama pada gangguan kesehatan yang dialami
pekerja secara tiba-tiba/ mendadak terjadi saat bekerja, di tempat
kerja sehingga menghambat proses kerja, contoh serangan
jantung, asma bronkhial, penurunan kesadaran, dll
- Population at risk adalah populasi (kelompok) yang beresiko
mengalami kecelakaan kerja dan penyakit kerja

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


- Literatur tentang P3K/P3P
- Pedoman terkait dengan P3K/P3P
- Perlengkapan P3K/P3P

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. Permenakertrans No.Per.03/Men/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja
4. Permenakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008 tentang P3K di
tempat kerja
5. Kepmenkes No. 1758/MENKES/SK/XII/2003 tentang standar
pelayanan Kesehatan kerja dasar
6. Keputusan dirjen Binwasnaker No. Kep. 53/DJPPK/VIII/2009
tentang Pedoman Pelatihan dan Pemberian Lisensi Petugas P3K di
Tempat Kerja

5. Panduan Penilaian 1. Pengetahuan:


- Peraturan perundangan tentang pertolongan pertama,
Pedoman tentang upaya pertolongan pertama pada
kecelakaan dan penyakit di tempat kerja

- Pengetahuan mengenai upaya pertolongan pertama pada


kecelakaan dan penyakit di tempat kerja

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 21


2. Keterampilan:
- Kemampuan untuk melakukan pembimbingan pada upaya
pertolongan pertama pada kecelakaan dan penyakit kerja di
tempat kerja
- Kemampuan untuk melakukan upaya pertolongan pertama
pada kecelakaan dan penyakit kerja pada kelompok pekerja
3. Metode Pengujian:
Wawancara dan dokumentasi hasil kerja (portofolio), simulasi
pemberian pertolongan pada kecelakaan dan penyakit.

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1. Melakukan pengumpulan literatur a) Literatur terbaru yang terkait dengan P3K/P3P dikumpulkan
terkait pertolongan pertama pada b) Peraturan yang berhubungan dengan cara pertolongan pertama
kecelakaan dan penyakit kerja pada kecelakaan dan penyakit kerja, serta prosedur rujukan
tentang penyakit dan kecelakaan kerja dikumpulkan
c) Literatur dan peraturan yang akan digunakan ditentukan
d) Literatur dan peraturan yang sudah ditentukan dibuatkan
ringkasan.

2. Melakukan identifikasi sasaran a) Kelompok pekerja/pengelolatempat kerja yang beresiko


(population at risk) mengalami kecelakaan kerja dan penyakit diidentifikasi
b) Kelompok pekerja/pengelolatempat kerja yang beresiko
mengalami kecelakaan kerja dan penyakit dikategorikan
c) Hasil identifikasi dan kategori sasaran didokumentasikan

3. Melakukan analisis tempat yang a) Potensi bahaya yang terdapat di tempat kerja yang dapat
berpotensi menimbulkan kecelakaan menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja pada kelompok
dan pertolongan pertama pada pekerja diidentifikasi
penyakit pada kelompok pekerja b) Analisis risiko di tempat kerja dilakukan
c) Hasil Analisis risiko di tempat kerja dikategorikan (Risiko rendah,
sedang dan tinggi)
d) Hasil analisis resiko disusun dan dilaporkan kepada pihak terkait

4. Melakukan analisis proses yang a) Potensi bahaya yang terdapat pada proses kerja yang dapat
berpotensi menimbulkan kecelakaan menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja pada kelompok
dan pertolongan pertama pada pekerja diidentifikasi
penyakit pada kelompok pekerja b) Analisis risiko pada proses kerjadilakukan
c) Hasil Analisis risiko pada proses kerjadikategorikan (Risiko
rendah, sedang dan tinggi)
d) Hasil analisis resiko disusun dan dilaporkan kepada pihak terkait

5. Menyusun materi sesuai kelompok a) Kelompok sasaran diidentikasi dan ditentukan


sasaran b) Materi terkait upaya P3K/P3P disusun

6. Menentukan metode dan media yang a) Metode yang akan digunakan ditentukan
digunakan b) Media yang akan digunakan ditentukan

7. Melakukan pengenalan beberapa a) Metode dan media pengenalan pertolongan pertama disiapkan
metode pertolongan pertama b) Materi terkait P3K/P3P (pemilahan korban (triage), Cara
pertolongan pertama pada kecelakaan, cara pertolongan pertama
pada penyakit, prosedur rujukan penyakit dan kecelakaan)
dikenalkan.
c) Pengenalan metode P3P/P3K di dokumentasikan.

RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 22


No Komponen Kompetensi Penjelasan
1. Kode Unit
2. Judul Unit Melakukan pembimbingan pengamatan gangguan kesehatan pada
pekerja

3. Uraian Unit Kemampuan pembimbingan pengamatan dan identifikasi gangguan


kesehatan meliputi penyakit menular, penyakit tidak menular, dan
penyakit akibat kerja pada pekerja dan memberikan rekomendasi
perbaikannya

4. Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


1. Melakukan pengamatan dan identifikasi gangguan kesehatan
pada kelompok pekerja tertentu
2. Menyusun dan memberikan rekomendasi perbaikan terhadap
gangguan kesehatan yang terdapat pada kelompok pekerja
tertentu

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


- Penyakit Menular adalah penyakit yang diakibatkan oleh agen
biologi
- Penyakit Tidak Menular adalah penyakit disebabkan bukan dari
agen biologi
- Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan dari
proses pekerjaan dan atau lingkungan kerja

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


- Formulir

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. UU No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 165 - 166
2. Peraturan Menakertrans No 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan keselamatan
kerja (pasal 1)
3. Peraturan Menakertrans No.03/Men/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja (pasal 2)
4. Keppres RI no 22/1993 tentang Penyakit yang Timbul Karena
Hubungan Kerja
5. Kepmenaker No. 333/1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan
Penyakit Akibat Kerja

5. Panduan Penilaian 1. Pengetahuan:


Pengetahuan tentang gangguan kesehatan meliputi penyakit
menular, penyakit tidak menular dan penyakit akibat kerja
2. Keterampilan:
- Analisa secara umum hubungan antara potensi bahaya
kesehatan dengan gangguan kesehatan di tempat kerja
- Implementasi program pencegahan gangguan kesehatan di
tempat kerja
3. Metode Pengujian:
Wawancara dan Uraian dokumen hasil kerja (portofolio)

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1. Melakukanpengamatan gangguan a) Potensi bahaya kesehatan ditempat kerja diidentifikasi
kesehatan pada kelompok pekerja b) Pekerja yang berisiko terkena gangguan kesehatandiidentifikasi
c) Data gangguan kesehatanpekerja diidentifikasi
d) Hasil pengamatan gangguan kesehatan pada pekerja
dikategorikan
e) Hasil pengamatan gangguan kesehatan pada pekerja
didokumentasikan

2. Menyusun dan memberikan a) Analisa hasil pengamatan gangguan kesehatan pada pekerja
rekomendasi perbaikan terhadap dilakukan dan disimpulkan

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 23


gangguan kesehatan yang terdapat b) Rekomendasi dari hasil analisis(contohnya : pengurangan sumber
pada kelompok pekerja bahaya dari pekerja, pembuatan prosedur kerja, perbaikan
ventilasi tempat kerja, penerapan teknologi tepat guna sesuai
potensi bahaya, bahan-bahan yang berbahaya diganti dengan
bahan yang mempunyai risiko yang lebih rendah, dan
menghilangkan bahaya terhadap pekerja, pemakaian alat
pelindung diri) ditentukan.
c) Rekomendasi disampaikan kepada pihak yang terkait

RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 24


No Komponen Kompetensi Penjelasan
1 Kode Unit
2 Judul Unit Melaksanakan pembimbingan pelaksanaan program surveilans
kesehatan kerja yang meliputi aspek medis, lingkungan kerja, dan
monitoring biologi

3 Uraian Unit Kemampuan untuk melakukan pembimbingan terhadap pelaksanaan


program surveilans kesehatan kerja yang mencakup surveilans aspek
medis, surveilans lingkungan kerja, dan surveilans monitoring biologi

4 Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas pembimbingan


pelaksanaan program suveilan kesehatan kerja mencakup:
1) Melakukan pengumpulan data
2) Melakukan pengolahan data
3) Melakukan analisis data
4) Melakukan penyusunan laporan
5) Melakukan penyajian laporan
6) Melakukan disseminasi/penyebarluasan hasil

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


1) Surveilans Kesehatan didefinisikan sebagai kegiatan pengamatan
yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi
tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit
atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan
informasi guna mengarahkan tindakan penanggulangan secara
efektif dan efisien.
2) Monitoring biologi adalah pengukuran bahan kimia dan/atau
metabolitnya di dalam tubuh melalui media cairan tubuh seperti
urin, darah, saliva, feses, rambut, dan kuku.
3) Surveilans kesehatan aspek medis
4) Surveilans lingkungan kerja

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


1. Kuesioner surveilans
2. Daftar tilik dibuat
(sesuai dengan surveilans yang akan dilakukan dan terdiri dari
semua variable data yang diperlukan)

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 tahun
2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan (pedoman
penyelenggaraan surveilans kesehatan kerja)

5 Panduan Penilaian Penilaian kompetensi ini mencakup:


1) Pengetahuan:
Mengetahui tentang upaya penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
yang dilakukan melalui pengumpulan, pengolahan, analisis,
penyusunan laporan, penyajian dan diseminasi data.
2) Keterampilan:
Kemampuan keterampilan dalam mengimplementasikan
surveilans kesehatan di tempat kerja meliputi pengumpulan,
pengolahan, analisis, penyusunan laporan, penyajian dan
diseminasi data.
3) Metode Pengujian: Wawancara, observasi dan dokumen hasil
kerja (portofolio)

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 25


Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
1 Melakukan pengumpulan data a) Jenis data yang akan dikumpulkan (aspek medis, lingkungan kerja,
monitoring biologi) ditentukan
b) Sumber data (orang, tempat dan waktu) ditentukan
c) Metode pengumpulan data ditentukan sesuai dengan jenis data
yang dikumpulkan
d) Kuesioner dan daftar tilik yang dibutuhkan untuk pengumpulan
data disiapkan
e) Pengumpulan data dilakukan

2 Melakukan pengolahan data a) Data yang telah dikumpulkan dilakukan pembersihan dan
pengecekan ulang
b) Data yang telah dikumpulkan dikelompokkan berdasarkan variable
orang, tempat, dan waktu
c) Data yang dikumpulkan diinput

3 Melakukan analisis data a) Metode analisis yang akan digunakan ditentukan


b) Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode yang telah
ditentukan
c) Hasil analisis data didokumentasikan dan dilaporkan

4 Melakukan penyusunan laporan a) Hasil analisis data disiapkan


b) Laporan disusun

5 Melakukan penyajian laporan a) Laporan surveilans kesehatan kerja disiapkan


b) Media penyajian laporan ditetapkan
c) Sasaran penyajian laporan ditetapkan
d) Laporan disajikan

6 Melakukan penyebarluasan a) Metode publikasi hasil laporan surveilans kesehatan ditetapkan


hasil b) Sasaran publikasi/penyebarluasan hasil surveilan kesehatan
ditentukan
c) Publikasi/penyebarluasan hasil laporan surveilans kesehatan
dilaksanakan

RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 26


No Komponen Kompetensi Penjelasan
1 Kode Unit
2 Judul Unit Melaksanakan pembimbingan pelaksanaan toolbox meeting/safety
talk di tempat kerja

3 Uraian Unit Kemampuan melakukan pembimbingan program toolbox meeting di


tempat kerja yang meliputi penyusunan jadwal, pengembangan
materi, pelaksanaan, evaluasi dan pembuatan rekomendasi serta
laporan kegiatan toolbox meeting

4 Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


- Menyusun jadwal toolbox meeting/safety talk
- Mengembangkan materi toolbox meeting/safety talk
- Melakukan toolbox meeting/safety talk
- Melakukan evaluasi pelaksanaan toolbox meeting/safety talk
- Menyusun rekomendasi perbaikan pelaksanaan toolbox
meeting/safety talk
- Menyampaikan rekomendasi perbaikan pelaksanaan toolbox
meeting/safety talk

Penjelasan atas istilah-istilah Khusus:


Toolbox meeting adalah: Pertemuan atau rapat secara informal yang
dilaksanakan harian, mingguan atau bulanan untuk mendiskusikan
topik keselamatan

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


- Form catatan kegiatan toolbox meeting/safety talk
- Jadwal Kegiatan toolbox meeting/safety talk
- Instrumen evaluasi pelaksanaan toolbox meeting

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. UU No. 1 Tahun 1970 pasal 9 tentang kewajiban melakukan
pembinaan
2. UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

5 Panduan Penilaian 1. Pengetahuan:


- Pertimbangan pemilihan materi toolbox meeting/safety talk
- Penguasaan materi toolbox/ safety meeting
2. Keterampilan:
- Perencanaan program toolbox meeting/safety talk
- Monitoring dan evaluasi toolbox meeting/safety talk
- Mengembangkan materi toolbox meeting/ safety talk
- Keterampilan berkomunikasi

3. Metode Pengujian:
- Wawancara
- Portofolio hasil kerja pembimbingan pelaksanaan toolbox
meeting/safety talk di tempat kerja

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Menyusun jadwal toolbox a) Sasaran peserta toolbox meeting/safety talk ditentukan
meeting/safety talk b) Pengisi materi toolbox meeting/safety talk ditentukan
c) Lokasi penyampaian toolbox meeting/safety talk ditentukan
d) Media yang akan digunakan toolbox meeting/safety talk dipilih
e) Jadwal penyampaian toolbox meeting/safety talk ditetapkan

2 Mengembangkan materi toolbox a) Tema toolbox meeting/safety talk diidentifikasi sesuai kebutuhan
meeting/safety talk pos UKK tertentu, misalnya:

a. Gizi kerja, PHBS, berhenti merokok, cuci tangan


b. Bahaya dan risiko di tempat kerja

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 27


c. APD
d. Kebersihan dan kesehatan lingkungan
e. Pengolahan limbah
f. Cara kerja baik dan benar
g. PAK dan kecelakaan kerja, dll
b) Literatur tentang tema toolbox meeting/safety talk dikumpulkan
c) Materi toolbox meeting/safety talk dikembangkan dan
disesuaikan dengan kondisi setempat
d) Materi toolbox meeting/safety talk direview
e) Laporan pengembangan materi toolbox meeting/ safety talk
disusun

3 Melakukan toolbox meeting/safety a) Tujuan toolbox meeting/safety talk ditentukan


talk b) Sasaran toolbox meeting/safety talk ditentukan
c) Toolbox meeting/safety talk dilaksanakan
d) Kegiatan toolbox meeting/safety talk didokumen-tasikan

4 Melakukan evaluasi pelaksanaan a) Instrumen evaluasi pelaksanaan toolbox meeting/safety talk


toolbox meeting/safety talk dibuat
b) Pelaksanaan toolbox meeting/safety talk dievaluasi

5 Menyusun rekomendasi perbaikan a) Hambatan-hambatan pelaksanaan toolbox meeting/safety talk


pelaksanaan toolbox meeting/safety diidentifikasi
talk b) Daftar rekomendasi yang memungkinkan untuk menyelesaikan
hambatan-hambatan pelaksanaan toolbox meeting/safety talk
dibuat
c) Rekomendasi yang memungkinkan untuk diterapkan untuk
menyelesaikan hambatan pelaksanaan toolbox meeting/safety
talk dipilih kemudian argumentasi diberikan
d) Laporan rekomendasi perbaikan pelaksanaan toolbox
meeting/safety talk disusun

6 Menyampaikan rekomendasi 1. Daftar pihak yang harus menerima laporan rekomendasi


perbaikan pelaksanaan toolbox perbaikan pelaksanaan toolbox meeting/safety talk ditentukan
meeting/safety talk 2. Rencana penyampaian rekomendasi perbaikan pelaksanaan
toolbox meeting/safety talk dibuat
3. Media penyampaian perbaikan pelaksanaan toolbox
meeting/safety talk dibuat
4. Rekomendasi perbaikan pelaksanaan toolbox meeting/safety talk
disampaikan

RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 28


No Komponen Kompetensi Penjelasan
1 Kode Unit
2 Judul Unit Melaksanakan pembimbingan pelaksanaan program safety
patrol/safety inspection.

3 Uraian Unit Kemampuan melaksanakan pembimbingan pelaksanaan


program safety patrol/safety inspection mulai dari penyusunan
jadwal, melaksanakan, membuat pencatatan dan
dokumentasi, melakukan analisis temuan, menyusun
rekomendasi dan menyampaikan rekomendasi perbaikan
temuan safety patrol/safety inspection.

4 Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


1. Menyusun jadwal safety patrol/safety inspection
2. Melaksanakan program safety patrol/safety inspection
3. Membuat pencatatan dan dokumentasi hasil safety
patrol/safety inspection
4. Melakukan analisis temuan pelaksanaan safety
patrol/safety inspection
5. Menyusun rekomendasi temuan hasil pelaksanaan safety
patrol/safety inspection
6. Menyampaikan rekomendasi perbaikan temuan safety
patrol/safety inspection

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


1. Safety patrol/safety inspection, adalah pemeriksaan
secara sistematis dan mendetail terhadap suatu objek.
2. Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan,
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga
kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber
atau sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah,
di permukaan air, di dalam air maupun di udara
3. Bahaya (Hazard), suatu keadaan yang memungkinkan atau
dapat menimbulkan kerugian beberapa cidera, penyakit,
kerusakan ataupun kemampuan melaksanakan fungsi
yang telah ditetapkan atau suatu kondisi yang berpotensi
untuk terjadi kecelakaan/kerugian dalam hal ini termasuk
aspek lingkungan.
4. Risiko adalah kombinasi antara probability/kemungkinan
kejadian yang berbahaya, frekuensi/keseringan terpapar
bahaya serta keparahan dari cidera atau sakit atau
kerusakan harta benda yang diakibatkan oleh kejadian
atau paparan dari bahaya tersebut, dampak merugikan
terhadap lingkungan termasuk dalam definisi ini.

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


- Formulir safety patrol/safety inspection dalam bentuk
kuesioner dan check list.

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja
2. UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
3. UU No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
4. PP 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
K3 (SMK3)

5. Kepmen No. 432/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman


manajemen K3 di Rumah Sakit

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 29


6. Kepmenkes No 1204/Menkes/SK/X/2004 tentanng
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
7. Kepmenkes No 1087 /Menkes/SK/VIII/2010 tentang
Standar K3 Rumah Sakit

5 Panduan Penilaian 1. Pengetahuan: Mengetahui tentang program safety


patrol/safety inspection ditempat kerja, risiko bahaya dan
laporan hasil pelaksanaan safety patrol/safety inspection
di tempat kerja.
2. Keterampilan: Kemampuan dalam merencanakan
program, melaksanakan dan melaporkan hasil safety
patrol/safety inspection.
3. Metode Pengujian: wawancara lisan, bukti kerja (laporan
safety patrol/safety inspection).

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Menyusun jadwal safety patrol/safety a) Sasaran safety patrol/safety inspection ditentukan
inspection b) Pihak yang melakukan safety patrol/safety inspection
ditentukan
c) Waktu dan lokasi untuk safety patrol/safety inspection
ditentukan
d) Jenis program safety patrol/safety inspection disusun
e) Perencanaan toolbox meeting/safety talk disusun

2 Melaksanakan program safety patrol/safety a) Format /blangko safety patrol/safety inspection disiapkan
inspection b) Alat Pelindung Diri untuk melaksanakan safety
patrol/safety inspection disiapkan
c) Safety patrol/safety inspection di tempat kerja dilakukan

3 Membuat pencatatan dan dokumentasi hasil a) Data pelaksanaan safety patrol/safety inspection
safety patrol/safety inspection dikumpulkan
b) Hasil pelaksanaan safety patrol/safety inspection dicatat
dan didokumentasikan

4 Melakukan analisis temuan pelaksanaan a) Pelaksanaan safety patrol/safety inspection dianalisisis


safety patrol/safety inspection b) Pemetaan hasil analisis safety patrol/safety inspection
disusun dan didokumentasikan

5 Menyusun rekomendasi temuan hasil a) Daftar rekomendasi temuan hasil pelaksanaan safety
pelaksanaan safety patrol/safety inspection patrol/safety inspection diidentifikasi
b) Rekomendasi penyelesaian temuan hasil pelaksanaan
safety patrol/safety inspection yang mungkin diterapkan
ditentukan
c) Laporan rekomendasi penyelesaian temuan hasil
pelaksanaan safety patrol/safety inspection disusun

6 Menyampaikan rekomendasi perbaikan a) Laporan hasil rekomendasi perbaikan temuan safety


temuan safety patrol/safety inspection patrol/safety inspection disiapkan
b) Pihak yang akan menerima informasi terkait hasil
rekomendasi perbaikan temuan safety patrol/ safety
inspection diidentifikasi
c) Laporan hasil rekomendasi perbaikan temuan safety
patrol/safety inspection disampaikan

RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 30


No Komponen Kompetensi Penjelasan
1 Kode Unit
2 Judul Unit Melaksanakan pembimbingan pelaksanaan program kembali
kerja pasca sakit

3 Uraian Unit Kemampuan untuk melakukan pembimbingan dalam


melaksanakan program kembali bekerja setelah pekerja
dinyatakan sembuh atau terdapat kecacatan dari suatu
penyakit dan atau kecelakaan.

4 Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan untuk melaksanakan tugas


1) Melakukan identifikasi sisa dari kemampuan, kecakapan,
keterampilan, potensi dan motivasi pekerja yang
bersangkutan
2) Melakukan bimbingan mengenai pekerjaan yang
mungkin dilakukan dan sesuai dengan kondisi pekerja
serta kemungkinan peluang kerja yang tersedia
3) Mempersiapkan pekerja beradaptasi pada pekerjaan
semula atau jenis pekerjan lain yang memerlukan
keterampilan khusus
4) Menyusun saran atau rekomendasi terhadap
penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai dengan
kondisinya berdasarkan pemeriksaan kondisi medis oleh
dokter
5) Menyampaikan saran atau rekomendasi terhadap
penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai dengan
kondisinya berdasarkan pemeriksaan kondisi medis oleh
dokter

Penjelasan atas istilah-istilah khusus


- Manajemen Return to work adalah pengaturan kesiapan
kembali bekerja

Perlengkapan/peralatan yang digunakan


- Tidak Ada

Peraturan yang dijadikan rujukan


1. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. (pasal 153 tentang Pemutusan
Hubungan Kerja)
2. Undang-undang No 4 Tahun 1997 tentang penyandang
cacat
3. Pedoman return to work

5 Panduan Penilaian 1. Pengetahuan:


- Pengetahuan tentang identifikasi kecacatan secara
umum
- Pengetahuan tentang penilaian kapasitas kerja secara
umum
- Pengetahuan tentang rehabilitasi kecacatan secara
umum
- Pengetahuan tentang manajemen Return to Work
2. Keterampilan:
Melakukan manajemen Return to Work
3. Metode Pengujian:
Wawancara dan dokumen hasil kerja (portofolio)

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Melakukan identifikasi sisa kemampuan, a) Kebutuhan antara pekerjaan dengan sisa dari

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 31


kecakapan, keterampilan, potensi dan kemampuan, keterampilan, potensi dan motivasi pekerja
motivasi pekerja yang bersangkutan diidentifikasi
b) Sisa dari kemampuan dan kecakapan pekerja diniliai
c) Keterampilan pekerja diniliai
d) Potensi kemampuan pekerja dinilai
e) Motivasi pekerja diniliai

2 Melakukan bimbingan mengenai pekerjaan a) Data sisa dari kemampuan pekerja dikumpulkan
yang mungkin dilakukan dan sesuai dengan b) Bimbingan kepada pekerja sesuai dengan sisa dari
kondisi pekerja serta kemungkinan kemampuan pekerja dilakukan
kesempatan atau peluang kerja yang tersedia

3 Mempersiapkan pekerja beradaptasi pada a) Batas optimal sisa dari kemampuan pekerja ditentukan
pekerjaan semula atau jenis pekerjan lain b) Pelatihan khusus yang diperlukan untuk meningkatkan
yang memerlukan keterampilan khusus ketrampilan dan sisa dari kemampuan pekerja
direncanakan

4 Menyusun saran atau rekomendasi terhadap a) Daftar pekerjaan yang sesuai dengan karakteristik dan
penempatan pekerja pada pekerjaan yang sisa dari kemampuanpekerja di kumpulkan
sesuai dengan kondisinya berdasarkan b) Data hasil pemeriksaan kondisi medis oleh dokter
pemeriksaan kondisi medis oleh dokter didapatkan
c) Daftar pekerjaan yang sesuai dengan sisa dari
kemampuanpekerja ditentukan
d) Saran atau rekomendasi pekerjaan yang sesuai dengan
sisa dari kemampuanpekerja disusun

5 Menyampaikan saran atau rekomendasi a) Sasaran penyampaian rekomendasi ditentukan


terhadap penempatan pekerja pada b) Metode dan media penyampaian saran atau rekomendasi
pekerjaan yang sesuai dengan kondisinya disiapkan
berdasarkan pemeriksaan kondisi medis oleh c) Hasil Saran atau rekomendasi pekerjaan yang sesuai
dokter dengan sisa dari kemampuanpekerja disampaikan

RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 32


No Komponen Kompetensi Penjelasan
1 Kode Unit
2 Judul Unit Melaksanakan pembimbingan pelaksanaan program
pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3).
3 Uraian Unit Kemampuan melaksanakan pembimbingan pelaksanaan
program pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3) mulai
dari mengumpulkan literatur, melakukan identifikasi,
menentukan media untuk pembimbingan program, cara
pengelolaan B3, pengenalan rambu keselamatan,
pengendalian tumpahan, pengiriman B3, penanggulangan
kontaminasi B3, melakukan identifikasi B3, melakukan simulasi
& evaluasi tanggap darurat B3, pemantauan pegangkutan B3,
menyusun, menyampaikan kepada manajemen dan
melaksanakan tindak lanjut rekomendasi hasil pemantauan
B3.
4 Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:
1. Mengumpulkan literatur, bahan kebijakan dan/atau
pedoman, prosedur, instruksi kerja penyediaan,
pengangkutan, penyimpanan, penanggulangan
kontaminasi B3, tanggap darurat B3
2. Melakukan identifikasi sasaran (populasi berisiko)
3. Menentukan media yang digunakan dalam pembimbingan
program
4. Melakukan pengenalan tentang pengertian, ruang lingkup,
potensi bahaya, dan cara pengelolaan B3
5. Melakukan pengenalan tentang rambu-rambu
keselamatan (GHS dan SDS)
6. Melakukan pengenalan tentang metode dekontaminasi
dan pengendalian tumpahan
7. Melakukan pengenalan tentang penyediaan, penerimaan,
pengangkutan, penyimpanan dan pembuangan
8. Menyusun kebijakan dan/atau pedoman, prosedur,
instruksi kerja penyediaan, pengangkutan, penyimpanan,
penanggulangan kontaminasi B3, tanggap darurat B3
9. Melakukan identifikasi B3 dan/atau bahan berbahaya
10. Melakukan inventarisasi daftar B3 yang digunakan
11. Melakukan simulasi tanggap darurat B3
12. Melakukan evaluasi pelaksanaan simulasi tanggap darurat
B3
13. Melaksanakan pemantauan, penyediaan, pegangkutan,
dan penyimpanan kontaminasi B3
14. Menyusun rekomendasi hasil pemantauan B3
15. Menyampaikan rekomendasi hasil pemantauan B3 kepada
manajemen
16. Melaksanakan tindak lanjut hasil pemantauan B3

Penjelasan atas istilah-istilah khusus :


1. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup
yang telah ditetapkan.
2. Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau
kadar makhluk hidup, zat, energy, atau komponen yang
ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya
tertentu sebagai unsur lingkungan hidup

3. Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah zat, energy


dan/atau komponen ain yang karena sifat, konsentrasi,

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 33


dan/atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain.
4. Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung B3
5. Simbol Limbah B3 adalah gambar yang menunjukkan
karakteristik Limbah B3.
6. Label Limbah B3 adalah keterangan mengenai Limbah B3
yang berbentuk tulisan yang berisi informasi mengenai
Penghasil Limbah B3, alamat Penghasil Limbah B3, waktu
pengemasan, jumlah, dan karakteristik Limbah B3.
7. Pelabelan Limbah B3 adalah proses penandaan atau
pemberian label yang dilekatkan atau dibubuhkan pada
kemasan langsung Limbah B3.
8. Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi
pengurangan, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau
penimbunan.
9. Penghasil Limbah B3 adalah Setiap Orang yang karena
usaha dan/atau kegiatannya menghasilkan Limbah B3.
10. Pengumpul Limbah B3 adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan Pengumpulan Limbah B3 sebelum
dikirim ke tempat Pengolahan Limbah B3, Pemanfaatan
Limbah B3, dan/atau Penimbunan Limbah B3.
11. Pengangkut Limbah B3 adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan Pengangkutan Limbah B3.
12. Pemanfaat Limbah B3 adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan Pemanfaatan Limbah B3.
13. Pengolah Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan Pengolahan Limbah B3.
14. Penimbun Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan Penimbunan Limbah B3.
15. Penyimpanan Limbah B3 adalah kegiatan menyimpan
Limbah B3 yang dilakukan oleh Penghasil Limbah B3
dengan maksud menyimpan sementara Limbah B3 yang
dihasilkannya.
16. Pengumpulan Limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan
Limbah B3 dari Penghasil Limbah B3 sebelum diserahkan
kepada Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3,
dan/atau Penimbun Limbah B3.
17. Pemanfaatan Limbah B3 adalah kegiatan penggunaan
kembali, daur ulang, dan/atau perolehan kembali yang
bertujuan untuk mengubah Limbah B3 menjadi produk
yang dapat digunakan sebagai substitusi bahan baku,
bahan penolong, dan/atau bahan bakar yang aman bagi
kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
18. Pengolahan Limbah B3 adalah proses untuk mengurangi
dan/atau menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat
racun.
19. Penimbunan Limbah B3 adalah kegiatan menempatkan
Limbah B3 pada fasilitas penimbunan dengan maksud
tidak membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan
hidup.
20. Sistem Tanggap Darurat adalah sistem pengendalian
keadaan darurat yang meliputi pencegahan,
kesiapsiagaan, dan penanggulangan kecelakaan serta
pemulihan kualitas lingkungan hidup akibat kejadian
kecelakaan Pengelolaan Limbah B3.

21. Material Safety Data Sheet/MSDS atau Lembar Data


Keselamatan Bahan/LDKB adalah dokumen yang

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 34


memberikan informasi secara detil terhadap suatu bahan
dan merupakan salah satu alat bantu dari kegiatan
pengendalian sebelum bahan kimia tersebut digunakan.
22. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan
pengelolaan khusus, meliputi:
a. Sampah yang mengandung B3
b. Sampah yang mengandung limbah B3
c. Sampah yang timbul akibat bencana
d. Puing bongkaran bangunan
e. Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah;
dan/atau
f. Sampah yang timbul secara tidak periodik

Perlengkapan/peralatan yang digunakan


- Formulir program pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun
(B3) dalam bentuk kuesioner dan check list.

Peraturan yang dijadikan rujukan :


1. Undang-undang no. 32 tahun 2009 tentang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup
2. Undang-undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
sampah
3. PP No 18 jo 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun
4. PP No 74 Tahun 2001 tentang Bahan Berbahaya dan
Beracun
5. PP No 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun
6. PP No 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan
7. PerMenLH No. 03 tahun 2008, tentang Tata Cara
Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan
Beracun
8. PerMenLH No. 18 tahun 2009 Tata Cara Perizinan
Pengelolaan Limbah B3
9. Permen LH No. 14 tahun 2013, tentang Simbol dan Label
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
10. Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No.1204/
MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
11. Kepmenkes No 876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang
Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
12. Kepmenkes No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
13. Kepmen KLH 58/1995, mengatur tentang Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit;
14. Kep No. 01/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan
Limbah B3
15. Kep No. 02/BAPEDAL/09/1995 tentang Dokumen Limbah
B3
16. Kep No. 03/BAPEDAL/09/1995 tentang Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah B3
17. Kep No. 04/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara
Persyaratan Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan
Lokasi Bekas Pengolahan dan Lokasi Bekas Penimbunan
Limbah B3
18. Kep No. 05/BAPEDAL/09/1995 tentang Sampel dan Label
Limbah B3

19. Kep No. 03/BAPEDAL/01/1998 tentang Penetapan


Kemitraan dalam Pengolahan Limbah B3

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 35


20. Kep No. 04/BAPEDAL/01/1998 tentang Penetapan
prioritas limbah B3
5 Panduan Penilaian 1. Pengetahuan: Mengetahui tentang pelaksanaan program
pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3) di tempat
kerja.
2. Keterampilan: Kemampuan dalam melaksanakan program
pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3)
3. Metode Pengujian: wawancara lisan, bukti kerja (laporan
pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3))

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Mengumpulkan literatur, bahan kebijakan a) Literatur, bahan kebijakan dan/atau pedoman, prosedur,
dan/atau pedoman, prosedur, instruksi kerja instruksi kerja yang terkait dikumpulkan dan
penyediaan, pengangkutan, penyimpanan, didokumentasikan
penanggulangan kontaminasi B3, tanggap b) Literatur, bahan kebijakan dan/atau pedoman, prosedur,
darurat B3 instruksi kerja dievaluasi dan dibuat ikhtisar

2 Melakukan identifikasi sasaran (populasi a) Populasi berisiko terkena paparan B3 diidentifikasi


berisiko) b) Pemetaan populasi berisiko terkena paparan B3 disusun
dan didokumentasikan

3 Menentukan media yang digunakan dalam a) Media yang akan digunakan dalam pembimbingan
pembimbingan program dikumpulkan
b) Media yang digunakan untuk pembimbingan program
pengelolaan B3 ditentukan

4 Melakukan pengenalan tentang pengertian, a) Pengertian, ruang lingkup, potensi bahaya, dan cara
ruang lingkup, potensi bahaya, dan cara pengelolaan B3 disiapkan
pengelolaan B3 b) Sasaran ditetapkan.
c) Pengenalan tentang pengertian, ruang lingkup, potensi
bahaya, dan cara pengelolaan B3 dilakukan

5 Melakukan pengenalan tentang rambu-rambu a) Rambu-rambu keselamatan (GHS dan SDS) ditentukan dan
keselamatan (GHS dan SDS) disiapkan.
b) Sasaran ditetapkan.
c) Pengenalan tentang rambu-rambu keselamatan (GHS dan
SDS) dilakukan

6 Melakukan pengenalan tentang metode a) Metode dekontaminasi dan pengendalian tumpahan


dekontaminasi dan pengendalian tumpahan ditentukan
b) Sasaran ditetapkan.
c) Pengenalan tentang metode dekontaminasi dan
pengendalian tumpahan dilakukan

7 Melakukan pengenalan tentang penyediaan, a) Penyediaan, penerimaan, pengangkutan, penyimpanan


penerimaan, pengangkutan, penyimpanan dan pembuangan ditentukan
dan pembuangan b) Sasaran ditetapkan.
c) Pengenalan tentang penyediaan, penerimaan,
pengangkutan, penyimpanan dan pembuangan dlakukan

8 Menyusun kebijakan dan/atau pedoman, a) Literatur tentang pengelolaan B3 disiapkan.


prosedur, instruksi kerja penyediaan, b) Kebijakan dan/atau pedoman, prosedur, instruksi kerja
pengangkutan, penyimpanan, dan instrumen penyediaan B3 disusun dan
penanggulangan kontaminasi B3, tanggap didokumentasikan
darurat B3 c) Kebijakan dan/atau pedoman, prosedur, instruksi kerja
pengangkutan B3 disusun dan didokumentasikan
d) Kebijakan dan/atau pedoman, prosedur, instruksi kerja
penyimpanan B3 disusun dan didokumentasikan
e) Kebijakan dan/atau pedoman, prosedur, instruksi kerja
penanggulangan kontaminasi B3 disusun dan

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 36


didokumentasikan
f) Kebijakan dan/atau pedoman, prosedur, instruksi kerja
tanggap darurat B3 disusun dan didokumentasikan
g) Kebijakan dan/atau pedoman, prosedur, instruksi kerja
tanggap darurat B3 diusulkan untuk ditetapkan

9 Melakukan identifikasi B3 dan/atau bahan a) B3 dan/atau bahan berbahaya diidentifikasi berdasarkan


berbahaya simbol limbah B3 atau karateristik limbah B3.
b) MSDS dari bahan B3 yang digunakan dikumpulkan.
c) Hasil identifikasi B3 dan/atau bahan berbahaya
dikelompokan dan dicatat

10 Melakukan inventarisasi daftar B3 yang a) Daftar B3 yang digunakan diinventarisasi.


digunakan b) MSDS dari bahan B3 yang diinventarisasi dikumpulkan.
c) Hasil inventarisasi daftar B3 yang digunakan dikelompokan
dan dicatat

11 Melakukan simulasi tanggap darurat B3 a) Prosedur simulasi tanggap darurat B3 disiapkan


b) Sumber daya, waktu, tujuan dan manfaat simulasi tanggap
darurat B3 ditentukan.
c) Simulasi tanggap darurat B3 dilakukan dan
didokumentasikan

12 Melakukan evaluasi pelaksanaan simulasi a) Pelaksanaan simulasi tanggap darurat B3 dievaluasi


tanggap darurat B3 b) Hasil analisis evaluasi pelaksanaan simulasi tanggap
darurat B3 disusun dan didokumentasikan

13 Melaksanakan pemantauan, penyediaan, a) Metode pemantauan ditentukan.


pegangkutan, dan penyimpanan kontaminasi b) Penyediaan, pegangkutan, dan penyimpanan kontaminasi
B3 B3 dipantau.
c) Hasil pemantauan dicatat dan didokumentasikan

14 Menyusun rekomendasi hasil pemantauan B3 a) Catatan rekomendasi hasil pemantauan B3 diidentifikasi.


b) Rekomendasi penyelesaian hasil pemantauan B3 yang
mungkin diterapkan ditentukan.
c) Laporan rekomendasi penyelesaian hasil pemantauan B3
disusun

15 Menyampaikan rekomendasi hasil a) Laporan hasil pemantauan B3 kepada manajemen


pemantauan B3 kepada manajemen disiapkan.
b) Pihak yang akan menerima informasi terkait hasil
rekomendasi pemantauan B3 kepada manajemen
diidentifikasi.
c) Laporan hasil rekomendasi pemantauan B3 kepada
manajemen disampaikan dan didokumentasikan

16 Melaksanakan tindak lanjut hasil pemantauan a) Hasil pelaksanaan pemantauan B3 disiapkan.


B3 b) Hasil pelaksanaan pemantauan B3 ditindaklanjuti
c) Laporan hasil pelaksanaan tindak lanjut pemantauan B3
disampaikan ke pihak terkait dan didokumentasikan

RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 37


No Komponen Kompetensi Penjelasan
1 Kode Unit
2 Judul Unit Melaksanakan pembimbingan dalam melaksanakan program
pemantauan pengelolaan limbah

3 Uraian Unit Kemampuan melaksanakan pembimbingan pelaksanaan


program pemantauan pengelolaan limbah padat, cair, gas,
limbah medis dan limbah non-medis.

4 Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan untuk melaksanakan tugas


1. Melaksanakan pemantauan pengelolaan limbah padat
2. Melaksanakan pemantauan pengelolaan limbah cair
3. Melaksanakan pemantauan pengelolaan limbah gas
4. Melaksanakan pemantauan pengelolaan limbah medis
5. Melaksanakan pemantauan pengelolaan limbah non-
medis

Penjelasan atas istilah-istilah khusus


1. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup
yang telah ditetapkan.
2. Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau
kadar makhluk hidup, zat, energy, atau komponen yang
ada atau harus ada dan/atau unsure pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya
tertentu sebagai unsure lingkungan hidup
3. Limbah adalah sisa suatu usaha dan / atau kegiatan (yang
tidak dimanfaatkan lagi)
4. Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah zat, energy
dan/atau komponen ain yang karena sifat, konsentrasi,
dan/atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain.
5. Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung B3
6. Simbol Limbah B3 adalah gambar yang menunjukkan
karakteristik Limbah B3.
7. Label Limbah B3 adalah keterangan mengenai Limbah B3
yang berbentuk tulisan yang berisi informasi mengenai
Penghasil Limbah B3, alamat Penghasil Limbah B3, waktu
pengemasan, jumlah, dan karakteristik Limbah B3.
8. Pelabelan Limbah B3 adalah proses penandaan atau
pemberian label yang dilekatkan atau dibubuhkan pada
kemasan langsung Limbah B3.
9. Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi
pengurangan, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau
penimbunan.
10. Limbah B3 padat merupakan jenis limbah yang berupa
padat, contohnya : kain majun terkontaminasi
hidrokarbon, sarung tangan terkontaminasi hidrokarbon,
tanah terkontaminasi hidrokarbon, absorbent
terkontaminasi hidrokarbon, battery bekas, filter bekas,
hose bekas, catride printer bekas, toner fotocopy bekas,
lampu TL, kawat las dan sebagainya.

11. Limbah B3 cair merupakan jenis limbah yang memiliki sifat


berupa zat cair, contohnya : minyak pelumas bekas, bahan

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 38


bakar bekas, grease bekas, bahan kimia bekas atau
kadaluarsa, air terkontaminasi B3 dan sebagainya.
12. Limbah B3 gas merupakan jenis limbah yang berbentuk
gas, contoh limbah dalam bentuk gas, contohnya, karbon
dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), HCl, NO2, SO2, dan
lain-lain.
13. Limbah medis adalah hasil buangan dari suatu aktivitas
medis, yang terdiri dari :
a. Limbah infeksius dan limbah patologi,
penyimpanannya pada tempat sampah berplastik
kuning.
b. Limbah farmasi (obat kadaluarsa), penyimpanannya
pada tempat sampah berplastik coklat.
c. Limbah sitotoksis adalah limbah berasal dari sisa obat
pelayanan kemoterapi. Penyimpanannya pada tempat
sampah berplastik ungu.
d. Limbah medis padat tajam seperti pecahan gelas,
jarum suntik, pipet dan alat medis lainnya.
Penyimpanannya pada safety box/container.
e. Limbah radioaktif adalah limbah berasal dari
penggunaan medis ataupun riset di laboratorium yang
berkaitan dengan zat-zat radioaktif. Penyimpanannya
pada tempat sampah berplastik merah
14. Limbah non medis merupakan limbah padat yang
dihasilkan dari kegiatan di luar medis yang berasal dari
dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada teknologi, contohnya :
sampah plastik.
15. Material Safety Data Sheet/MSDS atau Lembar Data
Keselamatan Bahan/LDKB adalah dokumen yang
memberikan informasi secara detil terhadap suatu bahan
dan merupakan salah satu alat bantu dari kegiatan
pengendalian sebelum bahan kimia tersebut digunakan.

Perlengkapan/peralatan yang digunakan


- Formulir program pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun
(B3) dalam bentuk kuesioner dan check list.

Peraturan yang dijadikan rujukan


1. Undang-undang no. 32 tahun 2009 tentang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup
2. Undang-undang No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
sampah
3. PP No 18 jo 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun
4. PP No 74 Tahun 2001 tentang Bahan Berbahaya dan
Beracun
5. PP No 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun
6. PP No 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan
7. PerMenLH No. 03 tahun 2008, tentang Tata Cara
Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan
Beracun
8. PerMenLH No. 18 tahun 2009 Tata Cara Perizinan
Pengelolaan Limbah B3
9. Permen LH No. 14 tahun 2013, tentang Simbol dan Label
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
10. Kepmenkes no 876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang
Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan

11. Kepmenkes No 1204/Menkes/SK/X/2004 tentanng


Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 39


12. Kepmen KLH 58/1995, mengatur tentang Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit;
13. Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No.1204/
MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
14. Kep No. 01/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan
Limbah B3
15. Kep No. 02/BAPEDAL/09/1995 tentang Dokumen Limbah
B3
16. Kep No. 03/BAPEDAL/09/1995 tentang Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah B3
17. Kep No. 04/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara
Persyaratan Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan
Lokasi Bekas Pengolahan dan Lokasi Bekas Penimbunan
Limbah B3
18. Kep No. 05/BAPEDAL/09/1995 tentang Sampel dan Label
Limbah B3
19. Kep No. 03/BAPEDAL/01/1998 tentang Penetapan
Kemitraan dalam Pengolahan Limbah B3
20. Kep No. 04/BAPEDAL/01/1998 tentang Penetapan
prioritas limbah B3

5 Panduan Penilaian 1. Pengetahuan


Mengetahui tentang program pemantauan pengelolaan
limbah (limbah padat, cair, gas, medis dan limbah non-
medis) di tempat kerja.
2. Keterampilan
Kemampuan dalam melaksanakan program pemantauan
pengelolaan limbah.
3. Metode Pengujian
wawancara lisan, bukti kerja (laporan pelaksanaan
program pemantauan pengelolaan limbah (limbah padat,
cair, gas, medis dan limbah non-medis)

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Melaksanakan pemantauan pengelolaan a) Metode pemantauan pengelolaan limbah padat
limbah padat ditentukan.
b) Pengelolaan limbah padat dipantau.
c) Laporan hasil pemantauan limbah padat dibuat.

2 Melaksanakan pemantauan pengelolaan a) Metode pemantauan pengelolaan limbah cair ditentukan.


limbah cair b) Pengelolaan limbah cair dipantau.

c) Laporan hasil pemantauan limbah cair dibuat.

3 Melaksanakan pemantauan pengelolaan a) Metode pemantauan pengelolaan limbah gas ditentukan.


limbah gas b) Pengelolaan limbah gas dipantau.
c) Laporan hasil pemantauan limbah gas dibuat.

4 Melaksanakan pemantauan pengelolaan a) Metode pemantauan pengelolaan limbah medis


limbah medis ditentukan.
b) Pengelolaan limbah medis dipantau.
c) Laporan hasil pemantauan limbah medis dibuat.

5 Melaksanakan pemantauan pengelolaan a) Metode pemantauan pengelolaan limbah non-medis


limbah non-medis ditentukan.
b) Pengelolaan limbah non-medis dipantau.
c) Laporan hasil pemantauan limbah non-medis dibuat.
RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 40


No Komponen Kompetensi Penjelasan
1 Kode Unit
2 Judul Unit Melaksanakan pembimbingan pelaksanaan program tanggap darurat
di fasilitas kesehatan dan tempat kerja

3 Uraian Unit Kemampuan untuk melakukan pembimbingan terhadap pelaksanaan


program tanggap darurat di fasilitas kesehatan dan tempat kerja.

4 Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas pembimbingan


pelaksanaan program kesehatan kerja mencakup:
1. Membuat kebijakan dan/ atau pedoman kerja tanggap darurat
pada tempat-tempat berisiko
2. Menginventarisasi dan mengelompokkan tempat yang berisiko dan
berbahaya serta membuat denahnya
3. Menyusun rencana tanggap darurat di fasilitas kesehatan
4. Membuat prosedur dan/ atau instruksi kerja tanggap darurat pada
tempat-tempat berisiko
5. Memfasilitasi organisasi/tim tanggap darurat di fasilitas kesehatan
6. Mengusulkan rambu-rambu keselamatan/ tanggap darurat di
fasilitas kesehatan
7. Melakukan uji coba terhadap kesiapan petugas tanggap darurat di
fasilitas kesehatan
8. Memantau kesiapan sarana dan prasarana tanggap darurat di
fasilitas kesehatan

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


1. Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian darurat untuk menangani
dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, serta
pemulihan prasarana dan sarana.
2. Rambu-rambu keselamatan adalah peralatan yang bermanfaat
untuk membantu melindungi kesehatan dan keselamatan para
karyawan dan pengunjung yang sedang berada di tempat kerja.

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


1. Kuesioner
2. Daftar tilik pemantauan

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana
2. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
3. Kepmenkes No. 448/Menkes/SK/VI/1993 Tentang Pembentukan
Tim Kesehatan Penanggulangan Korban Bencana di Setiap Rumah
Sakit
4. Kepmenkes No.432 tahun 2007 tentang Pedoman Manajemen K3
di Rumah Sakit.
5. Kepmenkes 1087 Tahun 2010 Tentang Standar K3 RS
6. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Nomor 14 TAHUN 2010 Tentang Pedoman Pembentukan Pos
Komando Tanggap Darurat Bencana
7. Pedoman Kesiapsiagaan Tanggap Darurat di Gedung Perkantoran
Direktorat Bina Kesehatan Kerja Kemenkes RI Tahun 2010
5 Panduan Penilaian Penilaian kompetensi ini mencakup:
1. Pengetahuan: Mengetahui tentang upaya tanggap darurat di

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 41


fasilitas kesehatan dan tempat kerja meliputi sumber bahaya &
risiko bencana.
2. Keterampilan:
- Kemampuan dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko
bencana di fasilitas kesehatan dan tempat kerja
- Kemampuan dalam memantau ketersediaan sarana dan
prasarana tanggap darurat di fasilitas kesehatan dan tempat
kerja
3. Metode Pengujian
Wawancara, observasi, dokumen hasil kerja

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Membuat kebijakan dan/ atau a) Peraturan perundangan terkait tanggap darurat diidentifikasi dan
pedoman kerja tanggap darurat pada dikumpulkan
tempat-tempat yang berisiko b) Kebijakan tanggap darurat di tempat-tempat yang berisiko dibuat
dan disusun dengan pihak terkait
c) Kebijakan tanggap darurat di tempat-tempat berisiko ditetapkan
d) Kebijakan tanggap darurat yang telah ditetapkan
didokumentasikan dan dicetak
e) Pedoman kerja tanggap darurat pada tempat-tempat berisiko
disusun dan dicetak

2 Menginventarisasi dan a) Potensi bahaya diidentifikasi


mengelompokkan tempat yang b) Daftar tempat berisiko ditentukan
berisiko dan berbahaya serta c) Tempat-tempat berisiko dan berbahaya dikelompokkan
membuat denahnya
d) Denah tempat berbahaya dibuat

3 Menyusun rencana tanggap darurat di a) Jenis tanggap darurat ditetapkan


fasilitas kesehatan dan tempat kerja b) Dokumen rencana program tanggap darurat disusun

4 Membuat prosedur dan/ atau a) Prosedur dan/atau instruksi kerja tanggap darurat disusun
instruksi kerja tanggap darurat pada b) Prosedur dan/atau instruksi kerja tanggap darurat ditetapkan
tempat-tempat yang berisiko

5 Memfasilitasi organisasi/tim tanggap a) Anggota organisasi/tim tanggap darurat diidentifikasi


darurat di fasilitas kesehatan b) Struktur organisasi/ tim tanggap darurat diidentifikasi
c) Kebijakan organisasi/ tim tanggap darurat ditetapkan

6 Mengusulkan rambu-rambu a) Rambu-rambu keselamatan/tanggap darurat ditentukan


keselamatan /tanggap darurat di b) Lokasi penempatan rambu-rambu keselamatan/tanggap darurat
fasilitas kesehatan ditentukan
c) Denah penempatan rambu-rambu keselamatan/tanggap darurat
dibuat
d) Rambu-rambu keselamatan/tanggap darurat diusulkan

7 Melakukan uji coba terhadap a) Materi uji coba disiapkan


kesiapan petugas tanggap darurat di b) Formulir penilaian ditetapkan
fasilitas kesehatan c) Sarana dan prasarana uji coba disediakan
d) Uji coba dilaksanakan

8 Memantau kesiapan sarana dan a) Kebutuhan sarana dan prasarana tanggap darurat diidentifikasi
prasarana tanggap darurat di fasilitas b) Kebutuhan sarana dan prasarana tanggap darurat ditetapkan
kesehatan c) Kesiapan sarana dan prasarana tanggap darurat dianalisis
d) Kesiapan sarana dan prasarana tanggap darurat dipantau
e) Kesiapan sarana dan prasarana tanggap darurat dilaporkan

RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 42


No Komponen Kompetensi Penjelasan
1 Kode Unit
2 Judul Unit Melaksanakan pembimbingan pelaksanaan program pencegahan dan
penanggulangan kebakaran di fasilitas kesehatan dan tempat kerja

3 Uraian Unit Kemampuan untuk melakukan pembimbingan terhadap pelaksanaan


program pencegahan dan penanggulangan kebakaran di fasilitas
kesehatan dan tempat kerja.

4 Ruang Lingkup Kompetensi Ini Dibutuhkan Dalam Melaksanakan Tugas Pembimbingan


Pelaksanaan Program Kesehatan Kerja Mencakup:
1) Melakukan Pemantauan Keselamatan Kebakaran Di Fasilitas
Kesehatan dan Tempat Kerja
2) Melakukan Sosialisasi Pencegahan Penanggulangan Kebakaran
3) Melakukan Persiapan Simulasi Penanggulangan Kebakaran
4) Menyiapkan Pelatihan Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran
5) Melakukan Simulasi Penanggulangan Kebakaran
6) Melakukan Evaluasi Simulasi dan/atau Pelatihan Penanggulangan
Kebakaran Di Fasilitas Kesehatan dan Tempat Kerja

Penjelasan Atas Istilah-Istilah Khusus:


1) Tanggap Darurat Kebakaran Adalah Serangkaian Kegiatan Yang
Dilakukan Dengan Segera Pada Saat Kejadian Kebakaran Untuk
Menangani Dampak Buruk Yang Ditimbulkan, Yang Meliputi
Kegiatan Penyelamatan Dan Evakuasi Korban, Harta Benda,
Pemenuhan Kebutuhan Dasar, Perlindungan, Pengurusan
Pengungsi, Serta Pemulihan Prasarana Dan Sarana.
2) Penanggulangan Kebakaran Ialah Segala Upaya Untuk
menanggulangi Kebakaran Dengan Berbagai Upaya Pengendalian
Setiap Perwujudan Energi, Pengadaan Sarana Proteksi Kebakaran
Dan Sarana Penyelamatan Serta Pembentukan Organisasi Tanggap
Darurat Untuk Memberantas Kebakaran.
3) Pencegahan Kebakaran adalah segala upaya untuk mencegah
timbulnya kebakaran dengan sarana proteksi kebakaran.

Perlengkapan/Peralatan Yang Digunakan:


1. Kuesioner
2. Daftar Tilik Pemantauan

Peraturan Yang Dijadikan Rujukan:


1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
2. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
4. Kepmenaker No.04 tahun 1980 tentang Persyaratan Pemasangan
APAR
5. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 8
Tahun 2008 Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Bahaya
Kebakaran
6. Pedoman Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Di Gedung Perkantoran
Direktorat Bina Kesehatan Kerja Kementerian Kesehatan RI Tahun
2010
7. Pedoman Teknis Prasarana Rumah Sakit Sarana Keselamatan Jiwa
Tahun 2012
8. Pedoman Teknis Prasarana Rumah Sakit Sistem Proteksi Kebakaran
Aktif Tahun 2012

9. Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit yang Aman dalam Situasi

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 43


Darurat dan Bencana Tahun 2012
5 Panduan Penilaian Penilaian kompetensi ini mencakup:
1. Pengetahuan:
Mengetahui tentang upaya pencegahan dan penanggulangan
kebakaran di fasilitas kesehatan dan tempat kerja meliputi sumber
bahaya & risiko kebakaran berdasarkan bahan, alat kerja, lingkungan
kerja dan proses kerja.
2. Keterampilan:
- Kemampuan dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko
kebakaran di fasilitas kesehatan dan tempat kerja
- Kemampuan dalam memantau ketersediaan sarana dan
prasarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran di
fasilitas kesehatan dan tempat kerja
3. Metode Pengujian
Wawancara, observasi lapangan dan dokumen hasil kerja

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Melakukan pemantauan keselamatan a) Sarana proteksi kebakaran iidentifikasi
kebakaran di fasilitas kesehatan b) APAR dipelihara
c) Fungsi sarana proteksi kebakaran difasilitasi untuk diuji
d) Prosedur pemantauan ditentukan
e) Daftar tilik pemantauan disusun dan ditetapkan
f) Pemantauan dilaksanakan
g) Hasil pemantauan disusun dan dilaporkan

2 Melakukan sosialisasi pencegahan a) Metode sosialisasi pencegahan penanggulangan kebakaran


penanggulangan kebakaran ditetapkan
b) Sasaran sosialisasi pencegahan penanggulangan kebakaran
diidentifikasi dan ditetapkan
c) Solialisasi pencegahan penanggulangan kebakaran dilakukan

3 Melakukan persiapan simulasi a) Metode simulasi ditetapkan


b) Tempat dan waktu simulasi ditetapkan
c) Sumber Daya Manusia ditetapkan
d) Skenario simulasi disusun
e) Perlengkapan simulasi disiapkan

4 Menyiapkan pelatihan pencegahan a) Sasaran pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran


dan penanggulangan kebakaran diidentifikasi dan ditetapkan
b) Metode pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran
ditetapkan
c) Materi pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran
disusun

d) Rencana pelatihan diinformasikan kepada pihak terkait

5 Melakukan simulasi penanggulangan a) Breafing simulasi dilakukan


kebakaran b) Simulasi penanggulangan kebakaran dilakukan

6 Melakukan evaluasi simulasi dan/atau a) Data pelaksanaan simulasi dan/atau pelatihan penanggulangan
pelatihan penanggulangan kebakaran kebakaran dikumpulkan
di fasilitas kesehatan b) Pelaksanaan simulasi dan/atau pelatihan penanggulangan kebakaran
dianalisisis
c) Hambatan pelaksanaan simulasi dan/atau pelatihan penanggulangan
kebakaran diidentifikasi
d) Daftar rekomendasi penyelesaian hambatan pelaksanaan
diidentifikasi

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 44


e) Rekomendasi penyelesaian hambatan ditentukan
f) Laporan evaluasi disusun dan disampaikan kepada pihak terkait

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 45


RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

No Komponen Kompetensi Penjelasan


1 Kode Unit
2 Judul Unit Melaksanakan pembimbingan program pemberdayaan kesehatan
masyarakat pekerja dan kemitraan sektor informal

3 Uraian Unit Kemampuan melakukan pembimbingan pelaksanaan program


pemberdayaan kesehatan masyarakat pekerja dan kemitraan sektor
informal

4 Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


1. Memfasilitasi persiapan kemitraan lintas sektor pembentukan pos
UKK di tingkat kecamatan
2. Memfasilitasi persiapan kemitraan lintas sektor pembentukan pos
UKK di tingkat desa
3. Memfasilitasi pelaksanaan survei mawas diri pada kelompok
pekerja informal di wilayah kerja dalam rangka pembentukan pos
upaya kesehatan kerja
4. Memfasilitasi pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa
bersama lintas sektoral pada kelompok pekerja informal di
wilayah kerja dalam rangka pembentukan Pos Upaya Kesehatan
Kerja
5. Memfasilitasi pembentukan Pos UKK bersama dengan lintas sektor
terkait dan kelompok pekerja
6. Melakukan pelatihan kader Pos UKK
7. Melakukan bimbingan dan pembinaan bidang kesehatan pada
kader Pos UKK
8. Melakukan bimbingan dan pembinaan bidang kesehatan pada
pekerja di sektor informal

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


- Pekerja sektor informal adalah tenaga kerja yang bekerja dalam
hubungan kerja sektor informal yakni hubungan kerja yang
terjalin antara pekerja dan orang perserorangan atau beberapa
orang yang melakukan usaha bersama yang tidak berbadan
hukum atas dasar saling percaya dan sepakat dengan menerima
upah dan/atau imbalan atau bagi hasil (UU Ketenagakerjaan No
13 Tahun 2003)
- Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) merupakan wadah dari
serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang
terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan
dari, oleh dan untuk masyarakat pekerja. Pos UKK adalah bentuk
upaya kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang
memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
pekerja. Pos UKK dibentuk untuk meningkatkan kesehatan
pekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja
(Depkes, 2006)
- Survei mawas diri adalah pengenalan, pengumpulan, pengkajian
masalah kesehatan pekerja yang dilakukan oleh kader dan tokoh
masyarakat setempat di bawah bimbingan kepala desa/ kelurahan
dan petugas kesehatan (petugas puskesmas) (Depkes, 2007)
- Persyaratan pembentukan Pos UKK :
1. Ada kelompok pekerja yang membutuhkan pelayanan
kesehatan kerja
2. Ada keinginan masyarakat membentuk Pos UKK
3. Ada kesediaan masyarakat pekerja menjadi kader Pos UKK
4. Ada tempat yang memadai untuk dijadikan Pos UKK
5. Tersedianya P3K dan P3P Kit
6. Tersedianya contoh APD untuk pekerja sesuai dengan jenis
pekerjaannya
7. Timbangan badan dan alat pengukur tinggi badan

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 46


8. Meja, kursi, tempat tidur dan lemari obat
9. Adanya buku pencatatan dan pelaporan
10. Adanya buku panduan dan media penyuluhan
11. Alat tulis
*Persyaratan 1-6 mutlak harus dipenuhi sebelum dibentuk Pos UKK

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


- Formulir survei mawas diri

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. PP No. 72 Tahun 2005 tentang Desa
3. Perpres No. 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
4. Permenkes No. 65 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat
Bidang Kesehatan
5. Permendagri No. 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan
Masyarakat
6. Permendagri No 19 Tahun 2007 tentang Pelatihan Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa/Kelurahan
7. Permendagri No. 54 Tahun 2007 tentang Pedoman Pembentukan
Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu
8. Kemenkes No. 1758 Tahun 2003 tentang Standar Kesehatan Kerja
Dasar
9. Kepmenkes No. 1529/Menkes/SK/X/2010 tentang Pedoman
Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

5 Panduan Penilaian 1. Pengetahuan:


Pengetahuan tentang pemberdayaan masyarakat pekerja dan
kemitraan sektor informal
2. Keterampilan:
Kemampuan dalam melakukan impelementasi program
pemberdayaan masyarakat pekerja dan kemitraan sektor informal
3. Metode Pengujian:
Wawancara dan dokumentasi hasil kerja (portofolio)

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Memfasilitasi persiapan kemitraan a) Pihak terkait kemitraan lintas sektor di tingkat kecamatan
lintas sektor pembentukan pos UKK di diidentifikasi
tingkat kecamatan b) Kerangka Acuan Kegiatan/ Term of Reference (TOR) disiapkan
c) Persyaratan pembentukan Pos UKK disiapkan
d) Rencana tindak lanjut ditetapkan

2 Memfasilitasi persiapan kemitraan a) Pihak terkait kemitraan lintas sektor di tingkat desa diidentifikasi
lintas sektor pembentukan pos UKK di b) Kerangka Acuan Kegiatan/ Term of Reference (TOR) disiapkan
tingkat desa
c) Persyaratan pembentukan Pos UKK disiapkan
d) Rencana tindak lanjut ditetapkan

3 Memfasilitasi pelaksanaan survei a) Formulir survei mawas diri disiapkan


mawas diri pada kelompok pekerja b) Pembinaan kelompok pekerja dilakukan
informal di wilayah kerja dalam
c) Pemantauan data survei mawas diri dilakukan
rangka pembentukan pos upaya
kesehatan kerja d) Penilaian hasil survei dilaporkan kepada pihak terkait

4 Memfasilitasi pelaksanaan a) Lintas sektoral pada kelompok pekerja diidentifikasi


Musyawarah Masyarakat Desa b) Waktu pelaksanaan kegiatan diinformasikan
bersama lintas sektoral pada
c) Materi dibuat, disusun dan disiapkan
kelompok pekerja informal di wilayah
kerja dalam rangka pembentukan Pos d) Sarana dan Prasarana pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa
Upaya Kesehatan Kerja disiapkan
e) Musyawarah Masyarakat Desa dilaksanakan

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 47


f) Hasil pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa
didokumentasikan dan dilaporkan

5 Memfasilitasi pembentukan Pos UKK a) Persyaratan pembentukan Pos UKK disiapkan


bersama dengan lintas sektor terkait b) Laporan pembentukan Pos UKK disiapkan
dan kelompok pekerja

6 Melakukan pelatihan kader Pos UKK a) Kader Pos UKK ditetapkan, dengan kriteria :
1. Dipilih dari dan oleh masyarakat pekerja setempat
2. Dapat membaca dan menulis huruf latin
3. Tinggal di lingkungan tempat pekerja tersebut
4. Mau dan mampu bekerja untuk masyarakat pekerja di
lingkungan secara sukarela
5. Mempunyai cukup waktu untuk bekerja bagi masyarakat
pekerja
6. Sudah dilatih dan paham prinsip-prinsip kesehatan kerja
b) Metode pelatihan disiapkan
c) Materi pelatihan disiapkan
d) Sumber daya ditentukan
e) Pelatihan kader Pos UKK dilaksanakan
f) Laporan pelatihan disusun

7 Melakukan bimbingan dan a) Metode bimbingan dan pembinaan pada kader Pos UKK
pembinaan bidang kesehatan pada ditetapkan
kader Pos UKK
b) Materi bimbingan dan pembinaan pada kader Pos UKK disiapkan
c) Rencana kegiatan bimbingan dan pembinaan dibuat dan
disosialisasikan kepada kader Pos UKK
d) Bimbingan dan pembinaan bidang kesehatan pada kader Pos UKK
dilaksanakan
e) Laporan hasil bimbingan dan pembinaan bidang kesehatan pada
kader Pos UKK disusun
f) Laporan hasil bimbingan dan pembinaan bidang kesehatan pada
kader Pos UKK dilaporkan kepada pihak terkait

8 Melakukan bimbingan dan a) Metode bimbingan dan pembinaan pada pekerja di sektor informal
pembinaan bidang kesehatan pada ditetapkan
pekerja di sektor informal
b) Materi bimbingan dan pembinaan pada pekerja di sektor informal
disiapkan
c) Rencana kegiatan bimbingan dan pembinaan dibuat dan
disosialisasikan kepada pekerja di sektor informal
d) Bimbingan dan pembinaan bidang kesehatan pada pekerja di
sektor informal dilaksanakan
e) Laporan hasil bimbingan dan pembinaan bidang kesehatan pada
pekerja di sektor informal disusun
f) Laporan hasil bimbingan dan pembinaan bidang kesehatan pada
pekerja di sektor informal dilaporkan kepada pihak terkait

RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 48


No Komponen Kompetensi Penjelasan
1 Kode Unit
2 Judul Unit Melaksanakan pembimbingan kemitraan dengan pengelola tempat
kerja sektor formal

3 Uraian Unit Kemampuan melakukan pembimbingan pelaksanaan kemitraan


dengan pengelola tempat kerja sektor formal

4 Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


1. Memfasilitasi pertemuan lintas sektor
2. Melakukan advokasi dan/atau sosialisasi dengan dunia usaha
3. Melakukan pelatihan pada pekerja dan pengusaha tentang
kesehatan kerja
4. Melakukan kunjungan ke tempat kerja untuk mengetahui
permasalahan kesehatan pekerja
5. Memfasilitasi/ memotivasi pengusaha
6. Melakukan bimbingan/ pembinaan di tempat kerja

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


- Pekerja sektor formal adalah tenaga kerja yang bekerja dalam
hubungan kerja sektor formal yakni hubungan kerja yang terjalin
antara pengusaha dan pekerja berdasarkan perjanjian kerja, baik
untuk waktu tertentu maupun untuk waktu tidak tertentu yang
mengandung adanya unsur pekerjaan, upah, dan perintah (UU
Ketenagakerjaan No 13 Tahun 2003).

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


- Formulir (checklist) tentang identifikasi masalah kesehatan kerja

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
2. UU No. 13 Tahun 2013 tentang ketenagakerjaan
3. PP No. 50 Tahun 2012 tentang sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja
4. Permenaker RI No 1 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan
Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat
Lebih Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial
Tenaga Kerja

5 Panduan Penilaian 1. Pengetahuan:


Pengetahuan tentang pemberdayaan masyarakat pekerja dan
kemitraan sektor informal
2. Keterampilan:
Kemampuan dalam melakukan impelementasi program
pemberdayaan masyarakat pekerja dan kemitraan sektor informal
3. Metode Pengujian:
Wawancara dan dokumentasi hasil kerja (portofolio)

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Memfasilitasi pertemuan lintas sektor a) Pihak terkait kemitraan lintas sektor diidentifikasi
b) Kerangka Acuan Kegiatan/ Term of Reference (TOR) disiapkan
c) Pertemuan lintas sektor dilaksanakan
d) Rencana tindak lanjut ditetapkan

2 Advokasi dan/atau sosialisasi dengan a) Sasaran sosialisasi diidentifikasi


dunia usaha b) Metode dan media ditetapkan

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 49


c) Materi disiapkan
d) Sarana dan prasarana disiapkan
e) Sosialisasi dilakukan
f) Dokumentasi dan laporan hasil kegiatan sosialisasi dibuat
g) Hasil sosialisasi dilaporkan kepada pihak terkait

3 Melakukan pelatihan pada pekerja a) Sasaran pelatihan ditetapkan


dan pengusaha tentang kesehatan b) Metode dan media pelatihan disiapkan
kerja c) Materi pelatihan disiapkan
d) Sumber daya ditentukan
e) Pelatihan kesehatan kerja dilaksanakan
f) Evaluasi pelaksanaan pelatihan kesehatan kerja dilaksanakan
g) Laporan pelatihan disusun

4 Melakukan kunjungan ke tempat a) Rencana kunjungan yang meliputi deskripsi kegiatan, tujuan
kerja untuk mengetahui kunjungan, waktu pelaksanaan dan target kunjungan disusun
permasalahan kesehatan kerja b) Surat kunjungan ke tempat kerja dibuat
c) Formulir identifikasi masalah kesehatan kerja disiapkan
d) Masalah kesehatan kerja diidentifikasi
e) Hasil identifikasi masalah kesehatan kerja disusun dan dilaporkan

5 Memfasilitasi dan memotivasi a) Peraturan perundangan terkait kewajiban pengusaha dalam upaya
pengusaha pelaksanaan kesehatan kerja diidentifikasi
b) Rencana pertemuan untuk memotivasi pengusaha disusun
c) Rencana media dan metode yang digunakan untuk memotivasi
pengusaha dirancang
d) Pertemuan untuk memotivasi dilaksanakan
e) Evaluasi pertemuan dilaksanakan
f) Laporan pertemuan dibuat

6 Melakukan bimbingan dan a) Metode bimbingan dan pembinaan di tempat kerja ditetapkan
pembinaan di tempat kerja b) Materi bimbingan dan pembinaan di tempat kerja disiapkan
c) Rencana kegiatan bimbingan dan pembinaan dibuat dan
disosialisasikan
d) Bimbingan dan pembinaan di tempat kerja dilaksanakan
e) Laporan hasil bimbingan dan pembinaan di tempat kerja disusun
f) Laporan hasil bimbingan dan pembinaan di tempat kerja
dilaporkan kepada pihak terkait

RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 50


No Komponen Kompetensi Penjelasan
1 Kode Unit
2 Judul Unit Melaksanakan pembimbingan pelaksanaan monitoring dan evaluasi
kesehatan kerja berdasarkan periode waktu tertentu

3 Uraian Unit Kemampuan melakukan pembimbingan kegiatan monitoring dan


evaluasi dari pelaksanaan program kesehatan kerja berdasarkan
periode waktu tertentu serta penyusunan rekomendasi dari temuan
yang didapatkan

4 Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


1. Melakukan monitoring pelaksanaan program kesehatan kerja
bulanan, triwulan, semesteran, dan tahunan)
2. Melakukan evaluasi pelaksanaan program kesehatan kerja
bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan
3. Melakukan audit pelaksanaan program kesehatan kerja
4. Menyusun rekomendasi perbaikan pelaksanaan program
kesehatan kerja
5. Menyampaikan rekomendasi perbaikan kepada pihak terkait
dalam kerangka peningkatan berkelanjutan

Penjelasan atas istilah-istilah Khusus:


- Tidak ada

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


1. Lembar Catatan Kesehatan Anggota Pos UKK
2. Daftar Tilik Pemantauan Tempat Kerja (untuk Industri Kecil)
3. Formulir Laporan Bulanan Kesehatan Kerja (Form LBKP-5 Pos
UKK)
4. Formulir Laporan Rekapitulasi Semester (6 Bulan) Kesehatan
Pekerja (Form LS-5 Pos UKK)
5. Formulir Rujukan Kejadian Kasus Kecelakaan Kerja
6. Form Data Pekerja Binaan
7. Form Catatan Kunjungan ke Pos UKK
8. Form Catatan Kegiatan Pos UKK
9. Instrumen Audit K3

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. PP 50 Tahun 2012 tentang SMK3
2. Kepmenkes N0.1758 Tahun 2003 tentang standar pelayanan
kesehatan kerja dasar
3. Kepmenkes No. 1075 tahun 2003 tentang pedoman sistem
informasi manajemen kesehatan kerja

5 Panduan Penilaian 1. Pengetahuan:


- Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
monitoring dan evaluasi program kesehatan kerja
- Tahapan-tahapan audit K3 baik internal maupun eksternal
- Biaya-biaya atas kejadian penyakit akibat kerja dan/atau
kecelakaan akibat kerja
2. Keterampilan:
- Kemampuan melakukan audit K3
- kemampuan melakukan monitoring program kesehatan
kerja
- kemampuan melakukan evaluasi program kesehatan kerja
3. Metode Pengujian:
- Wawancara
- Portofolio hasil kerja pelaksanaan monitoring kesehatan
kerja berdasarkan periode waktu tertentu

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Melakukan monitoring pelaksanaan a) Instrumen dan alat untuk memonitor program kesehatan kerja

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 51


program kesehatan kerja (bulanan, disiapkan
triwulan, semesteran, dan tahunan) b) Pelaksanaan program kesehatan kerja dimonitor secara periodik
(bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan)
c) Laporan pelaksanaan monitoring program kesehatan kerja
disusun

2 Melakukan evaluasi pelaksanaan a) Hasil pelaksanaan program kesehatan kerja dianalisis dan
program kesehatan kerja bulanan, dievaluasi
triwulan, semesteran dan tahunan b) Laporan evaluasi pelaksanaan program kesehatan kerja disusun

3 Melakukan audit pelaksanaan


program kesehatan kerja
a. Mempersiapkan internal audit a) Instrumen dan dokumen internal audit kesehatan kerja
kesehatan kerja dipersiapkan
b) Waktu pelaksanaan internal audit kesehatan kerja ditetapkan
c) SDM yang terlibat dalam internal audit kesehatan kerja
ditetapkan
d) Laporan persiapan internal audit kesehatan kerja disusun

b. Melakukan internal audit a) Rencana internal audit kesehatan kerja dilaksanakan


kesehatan kerja b) Hasil internal audit kesehatan kerja dianalisis
c) Temuan internal audit kesehatan kerja dibuat dengan bukti-bukti
pendukung
d) Rekomendasi berdasarkan temuan internal audit kesehatan kerja
disusun
e) Laporan pelaksanaan internal audit kesehatan kerja dibuat

c. Mempersiapkan eksternal audit a) Instrumen dan dokumen eksternal audit kesehatan kerja
kesehatan kerja dipersiapkan
b) Waktu pelaksanaan eksternal audit kesehatan kerja ditetapkan
c) SDM yang terlibat dalam eksternal audit kesehatan kerja
ditetapkan
d) Pihak yang ditunjuk sebagai auditor eksternal audit kesehatan
kerja ditetapkan
e) Laporan persiapan eksternal audit kesehatan kerja disusun

d. Menjelaskan pelaksanaan audit a) Rencana eksternal audit kesehatan kerja dilaksanakan


kesehatan kerja b) Hasil eksternal audit kesehatan kerja dianalisis
c) Temuan eksternal audit kesehatan kerja dibuat dengan bukti-
bukti pendukung
d) Rekomendasi berdasarkan temuan eksternal audit kesehatan
kerja disusun
e) Laporan pelaksanaan eksternal audit kesehatan kerja dibuat

e. Menganalisis biaya atas kejadian a) Biaya langsung yang ditimbulkan akibat penyakit akibat kerja
penyakit akibat kerja dan/atau dan/atau kecelakaan akibat kerja pada pekerja di fasilitas
kecelakaan akibat kerja pada kesehatan diidentifikasi
pekerja di fasilitas kesehatan b) Biaya tidak langsung yang ditimbulkan akibat penyakit akibat
kerja dan/atau kecelakaan akibat kerja pada pekerja di fasilitas
kesehatan diidentifikasi
c) Biaya langsung yang ditimbulkan akibat penyakit akibat kerja
dan/atau kecelakaan akibat kerja pada pekerja di fasilitas
kesehatan dianalisis
d) Biaya tidak langsung yang ditimbulkan akibat penyakit akibat
kerja dan/atau kecelakaan akibat kerja pada pekerja di fasilitas
kesehatan dianalisis
e) Laporan analisa biaya yang ditimbulkan akibat penyakit akibat
kerja dan/atau kecelakaan akibat kerja pada pekerja di fasilitas
kesehatan dibuat

f. Mengevaluasi audit internal a) Instrumen evaluasi pelaksanaan audit internal dan/atau

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 52


dan/atau eksternal kesehatan eksternal kesehatan kerja di fasilitas kesehatan disiapkan
kerja di fasilitas kesehatan b) Pelaksanaan audit internal dan/atau eksternal kesehatan kerja di
fasilitas kesehatan dievaluasi dengan instrumen yang telah
dikembangkan dan disesuaikan dengan tujuan yang telah
ditentukan
c) Laporan evaluasi pelaksanaan audit internal dan/atau eksternal
kesehatan kerja di fasilitas kesehatan disusun

4 Menyusun rekomendasi perbaikan a) Hambatan-hambatan pelaksanaan program kesehatan kerja


pelaksanaan program kesehatan kerja diidentifikasi
b) Daftar rekomendasi yang memungkinkan untuk menyelesaikan
hambatan-hambatan pelaksanaan program kesehatan kerja
dibuat
c) Rekomendasi yang memungkinkan untuk diterapkan untuk untuk
menyelesaikan hambatan-hambatan pelaksanaan program
kesehatan kerja dipilih dan diberikan argumentasinya
d) Laporan rekomendasi perbaikan pelaksanaan program kesehatan
kerja disusun

5 Menyampaikan rekomendasi a) Daftar ‘bagian’ yang harus menerima laporan rekomendasi


perbaikan kepada pihak terkait dalam perbaikan pelaksanaan program kesehatan kerja dibuat
kerangka peningkatan berkelanjutan b) Rencana penyampaian rekomendasi perbaikan pelaksanaan
program kesehatan kerja dibuat
c) Media penyampaian rekomendasi perbaikan pelaksanaan
program kesehatan kerja dibuat
d) Rencana penyampaian rekomendasi perbaikan pelaksanaan
program kesehatan kerja dilaksanakan
e) Laporan kegiatan penyampaian rekomendasi perbaikan
pelaksanaan program kesehatan kerja dibuat

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 53


RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

No Komponen Kompetensi Penjelasan


1 Kode Unit
2 Judul Unit Melaksanakan pembimbingan dalam pencatatan, pelaporan
pelaksanaan program kesehatan kerja

3 Uraian Unit Kemampuan melakukan pembimbingan dalam pencatatan,


pendokumentasian, penyajian dan pelaporan pelaksanaan
program/upaya kesehatan kerja serta menyebarluaskan informasi
kesehatan kerja

4 Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


1. Melakukan pencatatan hasil pelaksanaan program kesehatan
kerja
2. Membuat pelaporan upaya kesehatan kerja di wilayah kerja
3. Melakukan penyusunan laporan upaya kesehatan kerja
4. Menyajikan laporan upaya kesehatan kerja
5. Menyebarluaskan informasi kesehatan kerja
6. Mendokumentasikan data program kesehatan kerja

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


- Upaya kesehatan kerja adalah upaya yang ditujukan untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk pekerjaan yang meliputi
persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi di bidang
kesehatan kerja

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


- Form Catatan Kegiatan Upaya Kesehatan Kerja

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. Kepmenkes No.1758 Tahun 2003 tentang standar pelayanan
kesehatan kerja dasar
2. Kepmenkes No. 1075 tahun 2003 tentang pedoman sistem
informasi manajemen kesehatan kerja

5 Panduan Penilaian 1. Pengetahuan:


- Metode pengumpulan dan penyajian data
2. Keterampilan:
- Kemampuan penyajian data
- Kemampuan penyusunan laporan
3. Metode Pengujian:
- wawancara
- Portofolio hasil kerja pembimbingan dalam pencatatan,
pelaporan pelaksanaan program kesehatan kerja

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Melakukan pencatatan hasil a) Jenis program/upaya kesehatan kerja yang berjalan di wilayah
pelaksanaan program kesehatan kerja kerja diidentifikasi, antara lain meliputi:
a. Catatan kepengurusan
b. Catatan data anggota
c. Catatan jadwal dan kegiatan yang dilakukan
d. Catatan tentang kesehatan setiap anggotanya
e. Catatan tentang hasil pertemuan pekerja dan usulan pekerja
f. Catatan tentang inventaris/daftar APD dll
b) Sasaran pencatatan program/upaya kesehatan kerja yang
berjalan di wilayah kerja diidentifikasi
c) Data hasil pelaksanaan program/upaya kesehatan kerja yang
dilakukan pada wilayah kerja didokumentasikan untuk periode
pelaporan tertentu

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 54


d) Laporan pencatatan hasil program/upaya kesehatan kerja yang
dilakukan pada wilayah kerja disusun

2 Membuat pelaporan upaya kesehatan a) Jenis form pelaporan upaya kesehatan kerja di wilayah kerja
kerja di wilayah kerja diidentifikasi sesuai dengan jenis program upaya kesehatan kerja
yang berjalan
b) Sasaran pencatatan program/upaya kesehatan kerja yang
berjalan di wilayah kerja diidentifikasi
c) Kelengkapan pelaporan upaya kesehatan kerja di wilayah kerja
diidentifikasi
d) Data hasil pelaksanaan program/upaya kesehatan kerja yang
dilakukan pada wilayah kerja dilaporkan untuk periode
pelaporan tertentu
e) Pelaporan upaya kesehatan kerja di wilayah kerja disusun

3 Melakukan penyusunan laporan a) Kelengkapan data pendukung penyusunan laporan masing-


upaya kesehatan kerja masing program/upaya kesehatan kerja disiapkan dan dicek
b) Laporan upaya kesehatan kerja disusun untuk periode waktu
tertentu

4 Menyajikan laporan upaya kesehatan a) Data-data pendukung pelaksanaan program kesehatan kerja
kerja dianalisis untuk melihat tren yang terjadi
b) Hasil analisis dibahas dan dibandingkan dengan teori yang ada
c) Media penyajian upaya kesehatan kerja diidentifikasi dan dipilih
d) Berita acara penyajian laporan upaya kesehatan kerja dibuat

5 Menyebarluaskan informasi a) Pihak-pihak terkait yang berhak menerima informasi kesehatan


kesehatan kerja kerja diidentifikasi
b) Rencana penyebarluasan informasi kesehatan kerja dibuat
c) Media penyebarluasan informasi kesehatan kerja dipilih
d) Rencana penyebarluasan informasi kesehatan kerja dilaksanakan
e) Laporan penyebarluasan informasi kesehatan kerja dibuat

6 Mendokumentasikan data program a) Data-data dari semua program kesehatan kerja dikumpulkan
kesehatan kerja b) Data-data dipilah-pilah berdasarkan kebutuhan laporan untuk
masing-masing program kesehatan kerja
c) Data program kesehatan kerja didokumentasikan
d) Laporan pendokumentasian data program kesehatan kerja
disusun

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 55


RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

No Komponen Kompetensi Penjelasan


1 Kode Unit
2 Judul Unit Melaksanakan pembimbingan pelaksanaan investigasi kecelakaan
kerja di fasilitas kesehatan

3 Uraian Unit Kemampuan melakukan pembimbingan investigasi kecelakaan di


fasilitas kesehatan mencakup investigasi kecelakaan kerja pada
petugas/pengunjung fasilitas kesehatan, menyusun dan
menyampaikan rekomendasi hasil investigasi kecelakaan kerja

4 Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


1. Melakukan investigasi kecelakaan kerja pada
petugas/pengunjung di fasilitas kesehatan
2. Menyusun rekomendasi hasil investigasi
3. Menyampaikan rekomendasi hasil investigasi

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


- Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan
tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia
dan atau harta benda

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


- Form Laporan Kecelakaan (Lampiran I Permenaker 03/MEN/1998)
- Form Pelaporan Pemeriksaan dan Pengkajian Kecelakaan Kerja
(Lampiran II Permenaker 03/MEN/1998, Pelaporan menggunakan
form BPJS ketenaga kerjaan)

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. UU No . 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
3. Permanakertrans No.PER.03/MEN/1998 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan

5 Panduan Penilaian 1. Pengetahuan:


- Pengetahuan tentang teori kecelakaan kerja
- Perbedaan antara penyebab langsung dan penyebab tidak
langsung
- Strategi pencegahan kecelakaan kerja
2. Keterampilan:
- Kemampuan mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan
kecelakaan kerja
- Kemampuan menganalisis penyebab langsung dan tidak
langsung terjadinya kecelakaan kerja
- Kemampuan mengisi form kecelakaan kerja yang berlaku
3. Metode Pengujian:
- wawancara
- Portofolio hasil kerja pembimbingan pelaksanaan investigasi
kecelakaan kerja di fasilitas kesehatan

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Melakukan investigasi kecelakaan a) Data-data yang berkaitan dengan kecelakaan dikumpulkan.
kerja pada petugas/pengunjung di b) Skenario kejadian kecelakaan kerja dibuat berdasarkan
fasilitas kesehatan pengumpulan informasi pada saat investigasi kecelakaan kerja
c) Kondisi tidak aman atau tindakan tidak aman sebagai faktor
penyebab langsung kecelakaan kerja ditentukan.
d) Faktor pekerjaan atau faktor pekerja sebagai faktor penyebab
dasar kecelakaan kerja ditentukan.
e) Form kecelakaan kerja diisi
f) Laporan investigasi kecelakaan kerja dibuat

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 56


2 Menyusun rekomendasi hasil a) Daftar rekomendasi yang memungkinkan untuk mencegah
investigasi berulangnya kembali kecelakaan kerja tersebut berdasarkan root
cause analysis (penyebab dasar) dibuat.
b) Rekomendansi yang memungkinkan untuk diterapkan dipilih dan
diberikan argumentasinya
c) Laporan rekomendasi hasil investigasi dibuat

3 Menyampaikan rekomendasi hasil a) Daftar ‘bagian’ yang harus menerima laporan investigasi
investigasi kecelakaan kerja dan rekomendasi hasil investigasi dibuat
b) Rencana penyampaian rekomendasi hasil investigasi dibuat
c) Media penyampaian rekomendasi hasil investigasi dibuat
d) Rencana penyampaian rekomendasi hasil investigasi dilaksanakan
e) Laporan kegiatan penyampaian rekomendasi hasil investigasi
dibuat

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 57


RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

No Komponen Kompetensi Penjelasan


1 Kode Unit
2 Judul Unit Melaksanakan pembimbingan dalam pembinaan upaya kesehatan
kerja pada majikan/pengusaha/pengurus tempat kerja dan fasilitas
pelayanan kesehatan

3 Uraian Unit Kemampuan melakukan pembimbingan dalam pembinaan upaya


kesehatan kerja pada majikan/pengusaha/pengurus tempat kerja dan
fasilitas pelayanan kesehatan

4 Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas:


1. Melakukan pembinaan upaya kesehatan kerja pada
majikan/pengusaha/pengurus tempat kerja
2. Melakukan pembinaan upaya kesehatan kerja pada fasilitas
pelayanan kesehatan

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


-

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


-

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. UU no 23 tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 23
2. Permenaker RI no 26 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
3. Basic Occupational Health Services ILO/WHO 2005
4. Pedoman Klinik Perusahaan, Kemenkes tahun 2009

5 Panduan Penilaian 1. Pengetahuan:


- Pengetahuan tentang Layanan Dasar Kesehatan Kerja
- Pengetahuan tentang penerapan program Layanan
Kesehatan Kerja
2. Keterampilan:
- Analisa kebutuhan Layanan Dasar Kesehatan Kerja
- Penerapan Program Kesehatan Kerja
3. Metode Pengujian:
Wawancara dan Uraian dokumen hasil kerja (portofolio)

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1 Melakukan pembinaan upaya a) Metode bimbingan dan pembinaan upaya kesehatan kerja pada
kesehatan kerja pada majikan/pengusaha/pengurus tempat kerja ditetapkan
majikan/pengusaha/pengurus tempat b) Materi bimbingan dan pembinaan upaya kesehatan kerja pada
kerja majikan/pengusaha/pengurus tempat kerja disiapkan
c) Rencana kegiatan bimbingan dan pembinaan upaya kesehatan
kerja dibuat dan disosialisasikan
d) Bimbingan dan pembinaan upaya kesehatan kerja pada
majikan/pengusaha/pengurus dilaksanakan
e) Evaluasi hasil pembinaan upaya kesehatan kerja dibuat
f) Laporan hasil bimbingan dan pembinaan upaya kesehatan kerja
pada majikan/pengusaha/pengurus tempat kerja disusun
g) Laporan hasil bimbingan dan pembinaan upaya kesehatan kerja
pada majikan/pengusaha/pengurus tempat kerja dilaporkan
kepada pihak terkait

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 58


2 Melakukan pembinaan upaya a) Metode bimbingan dan pembinaan upaya kesehatan kerja pada
kesehatan kerja pada fasilitas fasilitas pelayanan kesehatan ditetapkan
pelayanan kesehatan b) Materi bimbingan dan pembinaan upaya kesehatan kerja pada
fasilitas pelayanan kesehatan disiapkan
c) Rencana kegiatan bimbingan dan pembinaan upaya kesehatan
kerja pada pelayanan kesehatan dibuat dan disosialisasikan
d) Bimbingan dan pembinaan upaya kesehatan kerja pada fasilitas
pelayanan kesehatan dilaksanakan
e) Evaluasi hasil pembinaan upaya kesehatan kerja pada fasilitas
pelayanan kesehatan dibuat
f) Laporan hasil bimbingan dan pembinaan upaya kesehatan kerja
pada fasilitas pelayanan kesehatan disusun
g) Laporan hasil bimbingan dan pembinaan upaya kesehatan kerja
pada fasilitas pelayanan kesehatan dilaporkan kepada pihak
terkait

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 59


RUMUSAN KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

No Komponen Kompetensi Penjelasan

1 Kode Unit

2 Judul Unit Melaksanakan pembimbingan pelaksanaan program pencegahan dan


penanggulangan kebakaran di fasilitas kesehatan dan tempat kerja

3 Uraian Unit Kemampuan untuk melakukan pembimbingan terhadap pelaksanaan


program pencegahan dan penanggulangan kebakaran di fasilitas
kesehatan dan tempat kerja.

4 Ruang Lingkup Kompetensi ini dibutuhkan dalam melaksanakan tugas pembimbingan


pelaksanaan program kesehatan kerja mencakup:
1. Melakukan pemantauan keselamatan kebakaran di fasilitas
kesehatan
2. Melakukan sosialisasi pencegahan penanggulangan kebakaran
3. Melakukan persiapan simulasi penanggulangan kebakaran
4. Menyiapkan pelatihan pencegahan dan penanggulangan
kebakaran
5. Melakukan simulasi penanggulangan kebakaran
6. Melakukan evaluasi simulasi dan/atau pelatihan
penanggulangan kebakaran di fasilitas kesehatan

Penjelasan atas istilah-istilah khusus:


- Tanggap darurat kebakaran adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan segera pada saat kejadian kebakaran untuk
menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan
pengungsi, serta pemulihan prasarana dan sarana.
- Penanggulangan kebakaran ialah segala upaya untuk mencegah
timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya pengendalian setiap
perwujudan energi, pengadaan sarana proteksi kebakaran dan
sarana penyelamatan serta pembentukan organisasi tanggap
darurat untuk memberantas kebakaran.

Perlengkapan/peralatan yang digunakan:


- Kuesioner dan Checklist pemantauan

Peraturan yang dijadikan rujukan:


1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I
No.KEP.186/MEN/1999 tentang Unt Penanggulangan Kebakaran
di Tempat Kerja

5 Panduan Penilaian Penilaian kompetensi ini mencakup:


1. Pengetahuan:
Mengetahui tentang upaya tanggap darurat pencegahan
kebakaran di tempat kerja meliputi sumber bahaya & risiko
kebakaran berdasarkan bahan, alat kerja, lingkungan kerja dan
proses kerja.
2. Keterampilan
Kemampuan dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko
kebakaran di tempat kerja
3. Metode Pengujian
Wawancara, observasi, sarana dan prasarana penunjang

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 60


Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja

1 Melakukan pemantauan keselamatan a) Prosedur pemantauan ditentukan


kebakaran di fasilitas kesehatan b) Instrument pemantauan disusun dan ditetapkan
c) Pemantauan dilaksanakan
d) Hasil pemantauan disusun dan dilaporkan

2 Melakukan sosialisasi pencegahan a) Metode sosialisasi pencegahan kebakaran ditetapkan


penanggulangan kebakaran b) Sasaran sosialisasi pencegahan kebakaran diidentifikasi dan
ditetapkan
c) Solialisasi pencegahan kebakaran dilakukan

3 Melakukan persiapan simulasi a) Metode simulasi ditetapkan


b) Tempat dan waktu simulasi ditetapkan
c) Sasaran simulasi ditetapkan
d) Sumber dana dan sumber daya penunjang ditetapkan

4 Menyiapkan pelatihan pencegahan a) Sasaran pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran


dan penanggulangan kebakaran diidentifikasi dan ditetapkan
b) Metode pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran
c) Materi pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran
disusun dan dicetak
d) Sumber dana dan sumber daya ditetapkan
e) Sarana dan prasarana disediakan
f) Rencana pelatihan diinformasikan kepada pihak terkait

5 Melakukan simulasi penanggulangan a) Persiapan simulasi dilakukan


kebakaran b) Simulasi penanggulangan kebakaran dilakukan

6 Melakukan evaluasi simulasi dan/atau a) Data pelaksanaan simulasi dan/atau pelatihan penanggulangan
pelatihan penanggulangan kebakaran kebakaran dikumpulkan
di fasilitas kesehatan b) Pelaksanaan simulasi dan/atau pelatihan penanggulangan
kebakaran dianalisisis
c) Hambatan pelaksanaan simulasi dan/atau pelatihan
penanggulangan kebakaran diidentifikasi
d) Daftar rekomendasi penyelesaian hambatan pelaksanaan
diidentifikasi
e) Rekomendasi penyelesaian hambatan yang mungkin ditentukan
f) Laporan evaluasi disusun
g) Laporan evaluasi disampaikan kepada pihak terkait

Mengetahui
Direktur Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga

Dr. Muchtaruddin Mansyur, MS, Sp.Ok, PhD


NIP 195812181983121002

Standar Kompetensi Teknis Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Page 61

Anda mungkin juga menyukai