Anda di halaman 1dari 6

NAMA : SYAIFULLAH HARES

UNIT KERJA : SDN SEI MISSIM-TABALONG

LOKAKARYA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN


DAN PTK

A. Judul Modul : PERANGKAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN


B. Judul Materi Kegiatan Belajar : Konsep SKL-KI-KD pada kurikulum 2013 dan
SKL–Capaian pembelajaran pada kurikulum
Merdeka dan Karakteristik Perilaku Hasil
Belajar sesuai Taksonomi
C. Refleksi Kegiatan Belajar :

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
A. Peta konsep

1 Peta Konsep
dan
Ringkasan
Materi

B. Ringkasan Materi:

1. Konsep SKL-KI-KD pada kurikulum 2013 dan SKL–


Capaian pembelajaran pada kurikulum Merdeka
a. Konsep SKL KI KD pada Kurikulum 2013
SKL menurut Permendikbudristek No 5 tahun 2022 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah, merupakan
BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
kriteria minimal tentang kesatuan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang menunjukkan capaian kemampuan Peserta Didik
dari hasil pembelajarannya pada akhir Jenjang Pendidikan Ketiga
kriteria tersebut diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan
masa belajarnya di satuan pendidikan pada suatu jenjang pendidikan.
Pada kurikulum 2013, SKL merupakan acuan utama dalam
pengembangan Kompetensi Inti (KI), selanjutnya KI dijabarkan ke
dalam Kompetensi Dasar (KD). Dan dari KD tersebut kemudian
diturunkan menjadi beberapa Indikator. Rumusan SKL tertuang dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
(Permendikbud RI) Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kompetensi Inti (KI) merupakan tingkat kemampuan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang
peserta didik pada setiap tingkat kelas. Artinya ia merupakan
operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki
peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi
dasar pengembangan KD. KI mencakup sikap (spiritual dan sosial),
pengetahuan, dan keterampilan.
KD merupakan kemampuan yang harus diperoleh peserta didik
untuk mencapai Kompetensi Inti melalui pembelajaran yang berisi
sejumlah kemampuan yang harus dikuasai baik pada aspek sikap,
pengetahuan, maupun keterampilan dalam mata pelajaran tertentu.
KD menjadi rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu
pelajaran. KD dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, dan karakteristik suatu mata
pelajaran.

b. Konsep SKL–Capaian pembelajaran pada kurikulum Merdeka


Kurikulum Merdeka adalah model kurikulum yang dilaksanakan
pada Program Sekolah Penggerak mengacu kepada profil pelajar
Pancasila dalam rangka penguatan kompetensi dan karakter peserta
didik sebagai salah satu komponen penting dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Profil pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia
sebagai pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter
sesuai nilai-nilai Pancasila. Profil pelajar Pancasila ini diturunkan dari
Tujuan Pendidikan yang telah tercantum dalam Undang-Undang No.
20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan
bahwa pelajar mendapatkan pendidikan agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Setelah melalui kajian, disebutkan bahwa profil pelajar Pancasila
dapat dinyatakan “Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang
hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-
nilai Pancasila”. Dari pernyataan Profil Pelajar Pancasila tersebut,
enam karakter/kompetensi dirumuskan sebagai dimensi kunci.
Keenam dimensi tersebut adalah: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan
BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2) berkebinekaan global, 3)
bergotong-royong, 4) mandiri, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif.
SKL yang dalam pendidikan anak usia dini disebut dengan standar
tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini adalah sebagai
berikut :
1) Mengenal dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengenal
ajaran pokok agama, dan menunjukkan sikap menyayangi dirinya,
sesama manusia serta alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
melalui partisipasi aktif dalam merawat diri dan lingkungannya;
2) Mengenali identitas diri, mengetahui kebiasaan di keluarga,
sekolah, dan masyarakat, mengetahui dirinya merupakan bagian
dari warga Indonesia, serta mengetahui keberadaan negara lain di
dunia;
3) Mengenali emosi, mampu mengendalikan keinginannya sebagai
sikap menghargai keinginan orang lain, dan mampu berinteraksi
dengan teman sebaya;
4) Mengenali serta menghargai kebiasaan dan aturan yang berlaku,
serta memiliki rasa senang terhadap belajar, menghargai usahanya
sendiri untuk menjadi lebih baik, dan memiliki keinginan untuk
berusaha kembali ketika belum berhasil;
5) Memiliki daya imajinasi dan kreativitas melalui eksplorasi dan
ekspresi pikiran dan/atau perasaannya dalam bentuk tindakan
sederhana dan/atau karya yang dapat dihasilkan melalui
kemampuan kognitif, afektif, rasa seni serta keterampilan motorik
halus dan kasarnya;
6) Mampu menyebutkan alasan, pilihan atau keputusannya, mampu
memecahkan masalah sederhana, serta mengetahui hubungan
sebab akibat dari suatu kondisi atau situasi yang dipengaruhi oleh
hukum alam;
7) Mampu menyimak, memiliki kesadaran akan pesan teks, alfabet
dan fonemik, memiliki kemampuan dasar yang diperlukan untuk
menulis, memahami instruksi sederhana, mampu mengutarakan
pertanyaan dan gagasannya serta mampu menggunakan
kemampuan bahasanya untuk bekerja sama; dan
8) Memiliki kesadaran bilangan, mampu melakukan pengukuran
dengan satuan tidak baku, menyadari adanya persamaan dan
perbedaan karakteristik antar objek, serta memiliki kesadaran
ruang dan waktu.
Standar Kompetensi Lulusan pada Jenjang Pendidikan Dasar
difokuskan pada: a) persiapan Peserta Didik menjadi anggota
masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta berakhlak mulia; b) penanaman karakter yang sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila; dan c) penumbuhan kompetensi literasi dan
numerasi Peserta Didik untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang
Pendidikan menengah umum difokuskan pada: 1) persiapan
Peserta Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia; 2)
penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan 3)
BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi Peserta Didik agar
dapat hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Standar Kompetensi Lulusan pada satuan pendidikan Jenjang
Pendidikan menengah kejuruan difokuskan pada: a) persiapan Peserta
Didik menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia; b) penanaman
karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila; dan c) keterampilan
untuk meningkatkan kompetensi Peserta Didik agar dapat hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya.
c. Karakteristik Perilaku Hasil Belajar sesuai Taksonomi
Taksonomi dimaknai sebagai seperangkat prinsip klasifikasi atau
struktur dan kategori ranah kemampuan tentang perilaku peserta
didik yang terbagi ke dalam ranah sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Pembagian ranah perilaku belajar dilakukan untuk
mengukur perubahan perilaku seseorang selama proses pembelajaran
sampai pada pencapaian hasil belajar, dirumuskan dalam perilaku
(behaviour) dan terdapat pada indikator pencapaian kompetensi.
Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 merupakan urutan pertama
dalam perumusan kompetensi lulusan, selanjutnya diikuti dengan
rumusan ranah pengetahuan dan keterampilan.
1. Ranah sikap dalam Kurikulum 2013 menggunakan olahan
Krathwohl, dimana pembentukan sikap peserta didik ditata
secara hierarkis sebagaimana gambar di bawah ini.

2. Ranah pengetahuan pada Kurikulum 2013 menggunakan


taksonomi Bloom olahan Anderson, di mana perkembangan
kemampuan mental intelektual peserta didik sebagaimana
gambar di bawah ini.
BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
3. Pada ranah keterampilan mengarah pada pembentukan
keterampilan konkrit (yang dapat diindera dan lebih bersifat
motorik) dan keterampilan abstrak (yang tidak dapat diindera
dan lebih bersifat mental skill seperti kemampuan menyaji,
mengolah, menalar, dan mencipta). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

Daftar materi Tentang Konsep SKL-KI-KD pada kurikulum 2013 dan SKL–Capaian
terkait modul pembelajaran pada kurikulum Merdeka
yang sulit
2 dipahami

Daftar materi Dengan banyaknya tuntutan administrasi bagi guru, sehingga kadang
yang sering mengabaikan Analisis SKL, KI, dan KD adalah kegiatan menguraikan
mengalami keterkaitan SKL, KI, dan KD atas berbagai bagiannya, menelaah bagian itu
3 miskonsepsi sendiri serta hubungan antar-bagian untuk memperoleh berbagai informasi
dalam materi
pedagogis yang berguna untuk membuat perencanaan pembelajaran yang
dan kaitannya
benar.0
dengan
fenomena di
sekolah
/lapangan

Materi yang diuraikan di dalam modul sudah sangat baik, namun dalam
Refleksi terkait penulisannya ada saja terdapat kekurangan, diantaranya dalam penulisan sub
kelebihan, judul/tema yang kurang jelas dan tidak terstruktur, sehingga membingungkan
4 kekurangan, bagi pembaca, bahkan sampai dapat memberikan pemahaman yang kurang
dan jelas.
pengalaman
belajar dalam
kegiatan

Anda mungkin juga menyukai