Anda di halaman 1dari 4

Agresi Militer Belanda II

YouTube

Agresi Militer Belanda 2 atau Operasi Gagak merupakan peristiwa


penyerbuan secara militer yang dilakukan oleh pasukan militer Belanda
terhadap wilayah Republik Indonesia dan Ibu Kota Yogyakarta.

Agresi Militer Belanda 2 terjadi pada 19 Desember 1948.

Agresi Militer Belanda 2 membuat kondisi di Indonesia semakin tidak


menentu dan keadaan rakyat semakin menderita.

Terlebih perlawanan dari pasukan Indonesia yang dilancarkan secara


bergerilya belum memberikan hasil yang bisa menjadi perhatian dunia
internasional.

Agresi Militer Belanda 2 juga mengakibatkan jatuhnya korban dari kedua


pihak, baik Indonesia maupun Belanda.

Pada dasranya Agresi Militer Belanda 2 dilatarbelakangi karena kegagalan


PBB dalam menyelesaikan konflik antara Belanda dan Indonesia melalui
jalan perundingan.

Belanda tetap bersikeras untuk menguasai Indonesia, kendati saat itu


Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaannya.
Sebenarnya sebelum meletusnya Agresi Militer Belanda 2 sudah
disepakati Perjanjian Renville, namun ternyata Belanda menghianati
perjanjian tersebut.

Tujuan

Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia, terdapat beberapa tujuan Agresi Militer Belanda II,
yaitu:

1. Menghancurkan status Republik Indonesia sebagai kesatuan negara.


2. Menguasai Ibukota sementara Indonesia yang saat itu berada di
Yogyakarta.
3. Menangkap pemimpin-pemimpin pemerintahan Indonesia.

Kronologi

Belanda mulai menyerang Yogyakarta secara mendadak pada Minggu pagi


19 Desember 1945.

Belanda menyerang Yogyakarta melalui jalur darat dan udara.

Angkatan Udara dan pasukan terjun payung dikerahkan oleh Belanda


untuk membombardir lapangan terbang Maguwo dan kawasan timur kota
Yogyakarta.

Tentara Indonesia sangat terkejut dengan serangan cepat yang dilakukan


oleh Belanda dan tidak mampu berbuat banyak.

Pada sore hari 19 Desember 1945, Yogyakarta berhasil dikuasai oleh


Belanda dan Istana pemerintah Indonesia dapat ditaklukan.
Selanjutnya, Belanda melakukan penangkapan terhadap pemimpin
tertinggi negara seperti Soekarno, Moh Hatta, Agus Salim dan jajaran
kabinet yang berada di Istana.

Dalam buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (2005) karya M.C


Ricklefs, para pemimpin Indonesia membiarkan dirinya ditangkap agar
serangan fisik Belanda dapat diredakan dan menggiring opini dunia
mengenai kebrutalan sikap Belanda.

Sebelum ditangkap, para pemimpin Indonesia telah memberikan mandat


kepada Syafrudin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat
Republik Indonesia di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Dampak

Agresi Militer Belanda 2 mengakibatkan dampak dari kedua pihak, baik


Indonesia maupun Belanda.

Dampak bagi Indonesia

1. Bandara lapangan terbang Maguwo berhasil dikuasai pasukan


Belanda melalui serangan udara menggunakan 14 pesawat yang
terdiri atas Mustang dan Kittyhwak.
2. Korban tewas di pihak TNI sebanyak 128 pasukan saat terjadi
serangan di bandara Maguwo.
3. Pembentukan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di
Bukittinggi.
4. Beberapa pemimpin Republik Indonesia diasingkan, meliputi
Presiden Ir Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Menlu Haji
Agus Salim, Sutan Syahrir, Mr Assaat, dan Mr AG Pringgodigdo.
5. Pengasingan menggunakan pesawat bomber B 25 dengan tujuan
tidak jelas, ada yang diasingkan ke Parapat, Berastagi, dan
Pangkalpinang.
6. Kota Yogyakarta yang notabene merupakan Ibu Kota RI berhasil
dikuasai oleh Belanda.
7. Beberapa bangunan penting di kota DIY hancur akibat serangan
pasukan Belanda.

Dampak bagi Belanda

1. Berhasilnya Belanda menguasai Ibu Kota Republik Indonesia


ternyata tidak membuat semangat juang para pejuang tanah air
runtuh begitu saja, masih ada perlawanan yang dilakukan oleh TNI.
2. Mereka melakukan serangan secara mendadak terhadap pasukan
Belanda.
3. Perlawanan dari pihak Bangsa Indonesia dilakukan pada 1 Maret
1949, yang kemudian dikenal dengan nama Serangan Umum 1
Maret Yogyakarta.
4. Perlawanan tersebut membuat pasukan Belanda kewalahan, dan
berhasil dilumpuhkan.

Anda mungkin juga menyukai