Anda di halaman 1dari 6

KELISTRIKAN PADA SISTEM SARAF MANUSIA

A. Kelistrikan Pada Sistem Saraf Manusia

Sama seperti arus listrik pada umumnya, muatan yang ada pada sistem saraf baik itu berada
pada bagian luar atau dalam sel tentu tidak bisa bergerak sendiri, harus ada rangsangan yang
berasal dari neutrotransmitter. Bagian saraf yang mempunyai peran paling penting dalam
proses kelistrikan ini adalah sel saraf atau neuron. Sel neuron ini terbentuk karena adanya
suatu stimulus atau rangsangan dan mempunyai fungsi menghantarkan impuls listrik.

Perlu diketahui, salah satu dari peristiwa fisiologi yang menggunakan gejala kelistrikan pada
sel saraf dalam tubuh adalah proses menghantarkan impuls saraf. Selain neuron, ada beberapa
sel saraf lain yang juga membantu proses kelistrikan ini.

B. Struktur dan Fungsi Penyusun Sel Saraf

Sebelum masuk ke pembahasan proses kelistrikan pada sistem saraf, kamu harus mengetahui
struktur dari sel saraf atau neuron terlebih dahulu, yaitu:

Sumber:
kafesentul.com

1. Badan sel saraf → tempat terdapatnya inti sel (nukleus) dan sitoplasma.
2. Dendrit → juluran pendek sitoplasma, berfungsi untuk menyalurkan rangsang
(impuls) dari akson neuron lain menuju badan sel saraf.
3. Akson (neurit) → juluran panjang sitoplasma, berfungsi untuk menyalurkan impuls
dari badan sel saraf ke neuron lainnya.
4. Neurofibril → benang-benang halus di dalam akson.
5. Selubung mielin → pembungkus neurofibril.
6. Sel Schwann → sel-sel yang dibungkus oleh selubung mielin, berfungsi untuk
mempercepat jalannya impuls, menutrisi akson, dan membantu regenerasi akson.
7. Nodus Ranvier → bagian dari akson yang tidak dilindungi oleh selubung mielin,
berfungsi untuk mempercepat jalannya impuls.
8. Sinapsis → pertemuan antara ujung akson neuron pertama dengan dendrit neuron
kedua.

Tipe-tipe Neuron

Sumber: sel.co.id
Secara umum, neuron terbagi menjadi tiga tipe berdasarkan fungsinya, yaitu:

1. Neuron sensorik (aferen) → berfungsi menghantarkan impuls dari reseptor (alat


indera) ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
2. Neuron motorik (eferen) → berfungsi menghantarkan impuls dari saraf pusat (otak
dan sumsum tulang belakang) ke efektor (otot).
3. Neuron konektor (interneuron) → berfungsi menghubungkan neusensorik dan
neuron motorik.

C. Proses Kelistrikan pada Sel Saraf


Setiap tubuh manusia mengandung ion positif (Ca2+ dan Na+) dan ion negatif (Cl–).
Ketika sel saraf atau neuron tidak sedang menghantarkan impuls, maka muatan positif
dari Na+ akan melingkupi bagian paling luar dari memban sel. Hal ini akan membuat
membran sel saraf bagian luar menjadi bermuatan listrik positif, sedangkan membran
sel dalam bermuatan negatif (Cl–).

Ketika neurotransmitter terlepas dari sel saraf yang lain, maka kelistrikan pada sel
saraf yang mana impuls atau rangsangan akan lanjut pada sel saraf yang selanjutnya.
Kemudian, neurotransmitter akan mengakibatkan muatan listrik positif Na+ untuk
masuk ke sel saraf. Selanjutnya, muatan ion positif Na+ akan masuk ke sel saraf
melalui membran sel. Rangsangan listrik akan mengalir menuju ke ujung paling akhir
dari sel saraf. Kemudian, ketika rangsangan sudah mencapai ujung sel saraf tersebut,
neurotransmitter akan terlepas kembali ke sel saraf yang lain atau menuju ke sel saraf
tujuan.

D. Sistem Saraf Manusia

Perlu kamu ketahui, sistem saraf manusia terbagi menjadi dua bagian yaitu sistem saraf pusat
dan sistem saraf tepi. Berikut penjelasannya:

 Sistem Saraf Pusat → Sebagai pusat koordinasi yang terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang.
 Sistem Saraf Tepi → Berfungsi sebagai penghubung antara saraf pusat dengan
organ-organ tubuh. Pada saraf tepi ini terdiri dari sistem saraf somatik (sadar) dan
otonom (tidak sadar).
E. Gerak Sadar dan Gerak Refleks

Terdapat dua gerakan yang dihasilkan sistem saraf manusia, yaitu:

Gerak sadar
Gerakan yang dilakukan secara sadar. Misalnya gerakan berjalan, berlari, mengambil
benda yang jatuh.
Skema gerak sadar: reseptor → saraf sensorik → otak → saraf motorik → efektor

Gerak refleks
Gerakan spontan (tanpa disadari) yang dilakukan karena adanya impuls yang
menimbulkan efek kejutan pada reseptor. Misalnya gerakan spontan menjauhkan tangan
ketika terkena api.
Skema gerak refleks: reseptor → saraf sensorik → sumsum tulang belakang → saraf
motorik → efektor
HEWAN- HEWAN PENGHASIL LISTRIK

1. Ikan Belalai Gajah

Ikan belalai gajah punya mulut yang panjang mirip dengan belalai gajah, dengan
organ khusus yang tersusun dari ribuan sel electroplax di bagian ekornya.

Bagian ekor itulah yang bisa menghasilkan listrik statis bertegangan tinggi dan
menghasilkan muatan negatif di bagian dalam tubuh ikan ketika muatan positif di luar
tubuh ikan ini dalam kondisi rehat.

Arus listrik akan muncul ketika otot ikan belalai gajah berkontraksi karena ikan ini
bisa mendeteksi keberadaan predator atau mangsa buruannya.

2. Ikan Pari Listrik

Ikan pari listrik bisa mengendalikan tegangan listrik yang ada pada tubuh ikan ini.
Kedua sisi kepala ikan pari listrik mampu menghasilkan listrik hingga sekuat 220 volt.
Besar tegangan ini sama besarnya seperti tegangan listrik yang terhubung di rumah.
3. Hiu Kepala Martil

Hiu kepala martil punya ratusan ribu elektroreseptor atau sel penerima rangsang listrik.
Hiu kepala martil mampu menerima sinyal listrik hingga setengah miliar volt.
Hiu kepala martil biasa menggunakan kemampuan mendeteksi sinyal listrik untuk
mengetahui letak mangsa di bawah pasir, menghindari keberadaan predator, sekaligus
untuk mendeteksi arus laut yang bergerak mengikuti medan magnet bumi.

4. Echidna

Echidna punya moncong memanjang yang digunakan sebagai pengirim sinyal-sinyal


listrik untuk menemukan serangga yang jadi mangsanya.
Elektroreseptor echidna terus menerus dibasahi untuk menghantarkan listrik, hal inilah
yang membuat hewan-hewan dengan elektroreseptor berasal dari ekosistem perairan.

5. Belut Listrik

Belut listrik disebut bisa memberikan kejutan listrik selama satu jam lamanya.
Besaran energi belut listrik ini diyakini bisa menyebabkan kematian pada manusia
dewasa. Luar biasa kuat,
6. Lele Listrik

Lele air tawar berasal dari kawasan perairan tropis di Afrika yang punya kemampuan
untuk menghasilkan listrik hingga 350 volt.
Besaran energi lele listrik sama seperti energi listrik yang diperlukan untuk menyalakan
komputer selama 45 menit lamanya.

PENERAPAN LISTRIK STATIS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI

1. Salah satu contoh listrik statis dalam kehidupan sehari-hari yang sering dijumpai
adalah petir. Lantas, apa hubungan listrik statis dengan petir? Jadi, petir bisa terjadi
karena adanya perpindahan elektron. Ketika langit dalam keadaan kelebihan elektron,
maka petir pun muncul mengarah ke daerah yang elektronnya lebih sedikit. Agar
kelebihan elektron tersebut segera tersalurkan, akhirnya petir mencari objek yang
paling dekat dengan awan. Itulah yang menyebabkan petir sering sekali menyambar
benda-benda tinggi. Bisa dikatakan kalau petir merupakan salah satu contoh bahaya
listrik statis.
2. Ketika menyisir rambut, tanpa disadari rambut akan berdiri sendiri seiring gerakan
sisir, hal ini dapat terjadi karena munculnya interaksi muatan antara sisir dengan
rambut.
3. Kain sutra yang digosok pada batang kaca, hal ini akan membuat kedua benda
bereaksi saling tarik-menarik, terjadi karena loncatan elektron dari batang kaca ke
kain sutra.
4. Penggaris plastik yang digosok-gosokkan pada kain wol, kedua benda ini memiliki
muatan netral namun saat keduanya digosokkan akan muncul loncatan elektron dari
kain ke penggaris.
5. Dekatkan tangan ke layar TV yang baru dimatikan, perhatikan bulu-bulu atau rambut
yang ada pada tangan akan berdiri, hal ini diakibatkan karena adanya aliran statis.

Anda mungkin juga menyukai