Skripsi Fitri Maya Sari, 1802022007
Skripsi Fitri Maya Sari, 1802022007
SKRIPSI
OLEH
FITRI MAYASARI
NIM : 1802022007
SKRIPSI
Oleh
FITRI MAYASARI
NIM : 1802022007
Ketua : Khairatunnisa,S.K.M.,M.Kes
Anggota : 1. Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes
2. Muhammad Crystandy, S.K.M., M.K.M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
Nama : Fitri Mayasari
Tempat Tanggal Lahir : Aek Bamban, 21 Mei 1988
Status : Menikah
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Kamboja Kisaran
Anak Ke : 1 dari 2 Bersaudara
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN UPAYA IBU
DALAM PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA
DI DESA AIR TELUK KIRI KABUPATEN ASAHAN
TAHUN 2021
FITRI MAYASARI
1802022007
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugerah-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Upaya Ibu Dalam
Pencegahan Karies Gigi Pada Anak Balita Di Desa Teluk Kiri Kabupaten
Asahan Tahun 2021”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M) pada Program Studi
S1 Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai
pihak, baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes, selaku Pembina Yayasan
Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes, selaku Ketua Yayasan
Helvetia Medan.
3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si, selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan
4. Dr. dr. Hj. Arifah Devi Fitriani, M.Kes, selaku Wakil Rektor I Institut
Kesehatan Helvetia Medan
5. Teguh Suharto, S.E., M.Kes, selaku Wakil Rektor II Institut Kesehatan
Helvetia Medan
6. Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
7. Dr. Nuraini, S.Pd., M.Kes, selaku Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan
8. Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes, selaku Wakil Dekan II Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan dan sekaligus Dosen
Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan mencurahkan waktu,
perhatian, ide dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.
9. Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes, selaku Ketua Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia sekaligus Dosen
Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan mencurahkan waktu,
perhatian, ide dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.
10. Muhammad Crystandy, S.K.M., M.K.M, selaku Dosen Penguji III yang telah
meluangkan waktu memberikan arahan dan masukan dalam
menyempurnakan Skripsi ini
11. Seluruh Dosen Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat yang telah mendidik
dan mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
iii
12. Bapak Kepala Desa Air Teluk Kiri yang bersedia memberikan tempat
penelitian bagi saya
13. Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan
pandangan, mendukung baik moril maupun materil, mendoakan dan selalu
memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Fitri Mayasari
1802022007
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK....................................................................................................... i
ABSTRACT...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
...........................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................... 8
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................... 8
1.3.1. Tujuan Umum............................................................... 8
1.3.2. Tujuan Khusus.............................................................. 8
1.4. Manfaat Penelitian.................................................................... 8
1.4.1. Manfaat Teoritis............................................................ 8
1.4.2. Manfaat Praktis............................................................. 9
v
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 40
3.1. Desain Penelitian ..................................................................... 40
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 40
3.2.1. Lokasi Penelitian........................................................... 40
3.2.2. Waktu Penelitian........................................................... 40
3.3. Populasi dan Sampel ................................................................ 40
3.3.1. Populasi......................................................................... 40
3.3.2. Sampel........................................................................... 41
3.4. Kerangka Konsep...................................................................... 42
3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran........................... 42
3.5.1. Definisi Operasional...................................................... 42
3.5.2. Aspek Pengukuran......................................................... 43
3.6. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 44
3.6.1. Jenis Data...................................................................... 44
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data............................................ 44
3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas........................................ 45
3.7. Metode Pengolahan Data ......................................................... 48
3.8. Analisis Data............................................................................. 49
3.8.1. Analisis Univariat.......................................................... 49
3.8.2. Analisis Bivariat............................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 71
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut hingga kini masih belum menjadi perhatian
utama. Sakit gigi sering dianggap sebagai penyakit biasa, terutama bagi orang
yang belum pernah mengalaminya. Namun akibat yang ditimbulkan sakit gigi
terjadi saat terkena sakit gigi dan dampak lanjutannya bersumber pada gigi
berlubang (1).
Kesehatan gigi dan mulut anak usia 4-5 tahun penting untuk diperhatikan.
Masa 5 tahun pertama tahap perkembangan anak merupakan golden age atau masa
emas dalam periode pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada masa ini segala
hal yang terjadi akan terserap pada diri anak kemudian menjadi dasar/memori
tajam pada anak (2). Salah satu bentuk untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut
agar tetap sehat adalah dengan melatih kemampuan motorik seorang anak,
secara baik dan benar merupakan faktor cukup penting untuk pemeliharaan gigi
dan mulut (1). Pendidikan kesehatan gigi harus diperkenalkan sedini mungkin
kepada anak agar mereka dapat mengetahui cara memelihara kesehatan giginya
1
dan diharapkan orangtua juga ikut berperan terutama ibu dalam mengawasi
kebersihan gigi anak-anaknya dengan mengajarkan cara menyikat gigi yang benar
(3).
Masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling sering dialami anak usia
sekolah adalah karies gigi. Karies gigi merupakan salah satu gangguan kesehatan
gigi dan mulut. Karies gigi terjadi akibat adanya kerusakan jaringan keras gigi
yang meliputi enamel, dentin, dan sementum (4). Terjadinya karies disebabkan
oleh serangkaian proses dan faktor yang saling mempengaruhi selama beberapa
kurun waktu. Terdapat empat faktor utama penyebab karies, keempat faktor
tersebut adalah host, mikroorganisme, substrat dan waktu. Sebagai proses dan
rongga mulut dipengaruhi pula oleh faktor risiko luar. Faktor risiko luar terdiri
dari usia, status sosial dan ekonomi, tingkat pendidikan, pengetahuan serta sikap
Taman Kanak-Kanak (TK) di Indonesia memiliki risiko besar terkena karies. Pada
anak usia Taman Kanak-kanak, perawatan gigi dan mulut masih bergantung
kepada perilaku orang tua, khususnya ibu sebagai figur terdekat seorang anak.
dan mulutnya secara baik dan benar yang berpengaruh terhadap risiko terjadinya
2
Karies gigi sejauh ini masih menjadi masalah kesehatan anak. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016 menyatakan angka kejadian karies pada
anak masih sebesar 60-90%. Prevalensi kasus karies tertinggi pada anak-anak
terendah adalah Asia tenggara dan Afrika. Berdasarkan The Global Burden of
Disease Study 2016 masalah kesehatan gigi dan mulut khususnya karies gigi
merupakan penyakit yang dialami hampir dari setengah populasi penduduk dunia
proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/ berlubang/ sakit
(45,3%). Prevalensi karies gigi di Indonesia adalah : usia 3 tahun (60%), usia 4
tahun (85%) dan usia 5 tahun (86,4%). Menurut data sebanyak 57,6% penduduk
Indonesia bermasalah gigi dan mulut selama 12 bulan terakhir, tetapi hanya
menderita penyakit karies gigi yakni infeksi yang merusak struktur gigi akibat
kurang perawatan gigi dan mulut. Proporsi masalah gigi dan mulut pada Provinsi
Sumatera utara di Indonesia Tahun 2017 meningkat dari 16,7 % menjadi 19,4%
(9).
Kabupaten Asahan ada sebanyak 468 dengan jumlah murid sebanyak 96.274
(49.993 siswa laki-laki, dan 46.341 siswa perempuan). Dari jumlah tersebut, telah
3
dilakukan pemeriksaan terhadap 3.309 (3,44 %) siswa (1.754 atau 3,51 % siswa
laki-laki, dan 1.555 atau 3,36 % siswa perempuan). Dari hasil pemeriksaan
tersebut ditemukan sebanyak 2.542 siswa yang perlu mendapat perawatan (1.382
atau 54,3 % siswa laki-laki, dan 1160 atau 45,6 % siswa perempuan), selanjutnya
yang telah mendapat perawatan ada sebanyak 1.860 (73,17 %) siswa (960 atau
69,46 % siswa laki-laki, dan 900 atau 77,59 % siswa perempuan) (10).
Ibu memegang peranan penting dalam keluarga, sebagai seorang ibu dari
anak anaknya. Figur pertama yang dikenal anak begitu dia lahir adalah ibunya.
Maka dari itu, pengetahuan, perilaku dan kebiasaan ibu dapat dicontoh oleh sang
anak. Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi sangat berperan penting dalam
merupakan proses yang penting dari pertumbuhan anak. Ibu harus mengetahui dan
mengajari anak cara menjaga kesehatan gigi anaknya tersebut agar anak
mempunyai dasar pengetahuan yang baik tentang menjaga kebersihan gigi (11).
Dasar Negeri 74/IV diwilayah kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun
karies gigi (p=0,001) (12) . Penelitian Sejenis yang dilakukan Ernawati Tahun
2014 di Desa Mirit Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen menyatakan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam upaya pencegahan karies
(p=0,001), ada hubungan antara sikap dengan perilaku ibu dalam upaya
4
Faktor lain penyebab terjadinya karies pada anak adalah rendahnya
pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi bagi anak usia sekolah disebabkan oleh
pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi anak ditentukan oleh interaksi dari tiga
motivator dan penyedia layanan serta orang tua sebagai motivator dan pengambil
keputusan dalam perawatan gigi anak (14). Hal di atas didukung berdasarkan hasil
gigi masih rendah (29,6%), dari 23,4% penduduk yang mengalami gangguan
mengenai perawatan gigi anak terhadap kejadian karies anak (p=0,003) dan ada
hubungan perilaku ibu dalam merawat gigi anak terhadap kejadian karies pada
anak (p=0,000) (16). Hasil penelitian yang dilakukan Novitasari, dkk tahun 2015
menyatakan bahwa lebih dari setengah (54,8%) sikap positif orang tua dalam
bagi anak. Menurtu penelitian yang dilakukan oleh Mukhbitin tahun 2015, karies
akan menimbulkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan. Hal ini akan mengganggu
anak yang mengalami nyeri gigi tidak akan mengerjakan tugas dan menjawab
5
pertanyaan sebaik anak yang tidak diganggu oleh nyeri gigi. Karies juga akan
berpengaruh terhadap kualitas tidur anak dan pola makan anak karena rasa nyeri
perilaku individu dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi (disposing
dan faktor penguat (reinforcing factors) meliputi sikap dan perilaku tokoh
Berdasarkan data karies gigi di Kecamatan Teluk Dalam ,Desa Air Teluk
Kiri merupakan desa dengan kejadian angka karies gigi tertinggi dibandikan
dengan 5 desa lain yang ada di Kecamatan Teluk dalam. Berdasarkan data karies
gigi di Kabupaten Asahan bahwa Desa Teluk Kiri Kecamatan Teluk Dalam
Desa yang berada di kecamatan lainnya. Hal ini kemungkinan terjadi karena
kurangnya tenaga kesehatan seperti perawat gigi dan dokter gigi di daerah tersebut
mengingat jumlah dokter gigi hanya 22 orang untuk seluruh fasilitas kesehatan
Desa Teluk Kiri merupakan salah satu Desa yang ada di Kecamatan Air
Teluk Kiri Kabupaten Asahan. Berdasarkan data yang didapat dari Desa Teluk
6
Kiri Kabupaten Asahan tahun 2018 terdapat 197 kasus karies gigi pada anak balita
dan pada tahun 2019 terdapat 135 kasus karies gigi pada anak balita, kasus ini
hanya turun sebanyak 62 kasus dimana ini masih jauh dari target yang ingin
dicapai oleh Desa Teluk Kiri yaitu 50% dari kasus yang ada dengan kata lain
Hasil survey awal kepada ibu yang mempunyai anak usia sekolah
didapatkan bahwa sebanyak 10 ibu tidak tahu bagaimana upaya mencegah karies
gigi pada anak. Ibu hanya membawa anaknya ke Dokter hanya bila sakit, dan
seringnya melakukan pengobatan sendiri seperti berkumur kumur dengan air yang
diberi garam serta membeli obat sakit gigi di warung. Ibu juga tidak memantau
anaknya dalam menyikat gigi. Para ibu menganggap bahwa gigi susu hanya
sementara dan akan diganti oleh gigi tetap, sehingga mereka menganggap bahwa
kerusakan pada gigi susu bukan suatu masalah. Ibu hanya mengajari cara
menyikat gigi tapi tidak pernah mengontrol anak mereka untuk menyikat gigi dua
kali dalam sehari dan tidak mengawasi anak untuk tidak memakan makanan yang
manis manis.
upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak balita di Desa Teluk Kiri
Kabupaten Asahan.
7
1.2 Rumusan Masalah
pengetahuan dan sikap dengan upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak
dalam pencegahan karies gigi pada anak balita di Desa Teluk Kiri Kabupaten
pencegahan karies gigi pada anak balita di Desa Teluk Kiri Kabupaten
karies gigi pada anak balita di Desa Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun
2021
8
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Puskesmas
program pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik khususnya
kepada balita.
c. Bagi Pemerintah
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang Berhubungan dengan Pencegahan Karies Gigi pada Murid Kelas Satu SDN
74/IV di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2014 dengan
Penelitian Ernawati Tahun 2014 yang berjudul Perilaku Ibu dalam Upaya
Pencegahan Karies Gigi pada Anak Prasekolah (Early Childhood Caries) Usia 4-5
menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam upaya
pencegahan karies (p=0,001), ada hubungan antara sikap dengan perilaku ibu
dan Perilaku Ibu dalam Merawat Gigi Anak terhadap Kejadian Karies Anak di TK
Titi Dharma Denpasar dengan desain penelitian metode cross sectional analitik.
perawatan gigi anak terhadap kejadian karies anak (p=0,003) dan ada hubungan
perilaku ibu dalam merawat gigi anak terhadap kejadian karies pada anak
(p=0,000) (16).
10
Penelitian Novita, dkk Tahun 2015 yang berjudul Gambaran Sikap
Orangtua Dalam Mencegah Caries Gigi pada Anak Usia 6-7 Tahun RA. Al
(54,8%) sikap positif orang tua dalam mencegah karies pada anak sebanyak 17
orang (17).
Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email,
dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas maloklusi yang ada dalam suatu
organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin
dan cementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu
jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya.
11
sangat dini penyakit ini dapat dihentikan (22).
dipengaruhi perubahan dari pola makan. Kini, karies gigi telah menjadi penyakit
Etiologi atau penyebab karies atas faktor penyebab primer yang langsung
mempengaruhi biofilm (lapisan tipis normal pada permukaan gigi yang berasal
dari saliva) dan faktor modifikasi yang tidak langsung mempengaruhi biofilm.
Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti penyakit
beberapa kurun waktu. Karies gigi disebabkan oleh 4 faktor atau komponen yang
12
saling berinteraksi yaitu komponen dari gigi dan air ludah, komponen
waktu (4).
Pada tahun 1960-an oleh Keyes dan Jordan (23) , karies dinyatakan
penyebab terbentuknya karies. Ada tiga faktor utama yang memegang peranan
yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet
dan ditambah faktor waktu, yang digambarkan sebagai tiga lingkaran yang
harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang
kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama. Faktor penyebab karies
mengubah gula dan karbohidrat yang dimakan menjadi asam. Bakteri ini ada
yang membentuk suatu lapisan lunak dan lengket yang disebut sebagai plak yang
13
menempel pada gigi. Plak ini biasanya sangat mudah menempel pada permukaan
kunyah gigi, sela-sela gigi, keretakan pada permukaan gigi, dan batasan antara
gigi dan gusi. Proses hilangnya mineral dari struktur gigi dinamakan
permukaan luar email gigi. Erosi yang ditimbulkan plak akan menciptakan
lubang kecil pada permukaan email yang awalnya tidak terlihat. Bila email
berhasil ditembus, maka dentin yang lunak dibawahnya dapat terkena. Bila
bakteri sampai ke pulpa yang sensitif maka terjadi peradangan pulpa. Pembuluh
darah dalam pulpa akan membengkak, sehingga timbul rasa nyeri (11).
a. Host (Gigi)
dalam mulut. Sembilan puluh enam persen dari enamel gigi terdiri dari mineral,
mineral ini terutama hidroksiapit, akan menjadi larut bila terkena lingkungan
gigi dan bagian yang tidak dapat dibersihkan dengan air liur. Jika gigi kesulitan
dibersihkan oleh air liur maka bakteri akan diubah menjadi asam yang dapat
14
b. Bakteri
makanan terutama yang mengandung tinggi gula untuk energi dan menghasilkan
asam
makanan yang lengket, lunak, dan mudah terselip di gigi dan sisa makanan yang
tertinggal pada permukaan gigi bila tidak segera dibersihkan maka akan
menimbulkan bakteri sehingga merusak gigi. Frekuensi makan lebih dari tiga kali
sehari, seperti 20 menit 1 kali makan makanan manis sehingga kerusakan gigi
d. Waktu
Proses karies dapat mulai dalam beberapa hari gigi tersebut meletus ke
dalam mulut jika diet tersebut cukup kaya karbohidrat yang cocok. Adanya
atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karena itu, bila
15
saliva ada didalam lingkungan gigi, maka karies tidak menghancurkan gigi
dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun (5).
a) Lokasi
Secara umum, ada dua tipe karies gigi bila dibedakan lokasinya, yaitu
karies yang ditemukan di permukaan halus dan karies di celah atau fisura
gigi.
Celah dan fisura adalah tanda anatomis gigi. Fisura terbentuk saat
turunan atau depresio yang khas pada strutkur permukaan email. Tempat
ini mudah sekali menjadi lokasi karies gigi. Celah yang ada daerah pipi
16
Gambar 2.3 Celah atau Fisura Gigi
halus antara batas gigi. Karies akar terbentuk pada permukaan akar gigi.
Tipe ketiga karies permukaan halus ini terbentuk pada permukaan lainnya.
Karies proksimal adalah tipe yang paling sulit dideteksi. Tipe ini kadang
tidak dapat dideteksi secara visual atau manual dengan sebuah eksplorer
Karies akar adalah tipe karies yang sering terjadi dan biasanya
terbentuk ketika permukaan akar telah terbuka karena resesi gusi. Bila gusi
sehat, karies ini tidak akan berkembang karena tidak dapat terpapar oleh
plak bakteri. Permukaan akar lebih rentan terkena proses demineralisasi
daripada enamel atau email karena sementumnya demineraliasi pada pH
6,7, di mana lebih tinggi dari enamel. Karies akar lebih sering ditemukan
17
di permukaan fasial, permukaan interproksimal, dan permukaan lingual.
Gigi geraham atas merupakan lokasi tersering dari karies akar.
Gambar 2.4 Titik Hitam pada Batas Gigi Menunjukkan Sebuah Karies
Proksima
a. Laju penyakit
Laju karies dapat membagi karies menjadi karies akut dan kronis.
Karies rekuren berarti karies yang terjadi pada bekas karies terdahulu
akar gigi, maka sementum dapat terkena bila akar gigi terbuka
Karies gigi ini banyak terjadi pada anak-anak karena anak-anak cenderung
gigi. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi
18
fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan
bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah
cermin dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum mempunyai gejala-
gejala yang dapat dilihat dalam mulut. Pada umumnya keadaan kebersihan mulut
anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan makanan dan minuman yang
gula, apabila anak terlalu banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya,
dan sudah sampai di pelosok desa. Makanan ini sangat digemari anak, sehingga
karies gigi. Mengingat pentingnya fungsi gigi maka sejak dini kesehatan gigi
merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam rangka tindakan
yang sudah umum namun masih ada kekeliruan baik dalam pengertiannya
karena peran orang tua sangat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan anak
terutama dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Orang tua yang dominan
dalam hal ini yaitu ibu, pada masa ini ibu berperan sebagai guru pertama anaknya,
ibu yang memiliki pengetahuan kurang mengenai kesehatan gigi dan mulut
19
anaknya akan mengakibatkan hal tersebut sehingga mengakibatkan tingginya
primer, sekunder dan tersier. Pelayanan yang diarahkan pada tahap pre-
protection) (1).
plak yang efektif atau cara menyikat gigi dan menggunakan benang gigi
tidak berkembang atau kambuh lagi. Kegiatannya ditujukan pada diagnosa dini
dan pengobatan yang tepat. Sebagai contoh, melakukan penambalan pada lesi
karies yang kecil dapat mencegah kehilangan struktur gigi yang luas (27).
20
Kegiatannya meliputi pemberian pelayanan untuk membatasi ketidakmampuan
(cacat) dan rehabilitasi. Gigi tiruan dan implan termasuk dalam kategori ini (27).
a. Pencegahan primer
dan tepung kemudian akan diolah menjadi roti dan keripik kentang. Karena
sebagai berikut :
seperti gula, kacang bersalut gula, sereal kering, roti dan kismis juga buah
bakteri terus membentuk asam yang merusak gigi. Jangan makan makanan
manis terus, mengunyah permen karet atau permen penyegar nafas. Jika
21
gula karena mengandung xylitol atau aspartam sehingga mengurangi
2. Pemeliharaan gigi
Mulut tidak bisa dihindarkan dari bakteri, tetapi mencegah bakteri dengan
membersihkan mulut dengan teratur. Ajarkan anak untuk menyikat gigi > 2
sekali.
3. Pemberian flour
Membubuhkan flour dalam air minum yang kekurangan flour untuk mencegah
karies gigi. Tambahan tersebut dapat berupa tetes atau tablet. Obat ini
b. Pencegahan Sekunder
bagian gigi yang rusak dan diganti dengan tambalan gigi. Jenis bahan
tambalan yang digunakan tergantung dari lokasi dan fungsi gigi. Geraham
Tambalan pada gigi depan dibuat tidak terlihat, silikat sejenis semen
porselen yang mirip dengan email. Resin komposit adalah bahan yang
sering digunakan pada gigi depan dan belakang bila lubangnya kecil dan
merupakan bahan yang warnanya sama dengan warna gigi. Jika saraf gigi
22
telah rusak dan tidak dapat diperbaiki maka gigi perlu dicabut. Dental
molar. Gigi dicuci dan dikeringkan kemudian memberi pelapis pada gigi .
c. Pencegahan tersier
dilakukan dengan:
1) Perawatan mulut
(1).Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari pada waktu – waktu
yang tepat yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur, ditambah dengan
(2).Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala sikat
kecil.
(5).Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat gigi
dengan benar, dapat digunakan kain pembersih yang tidak terlalu tipis
untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi, gusi serta lidah.
23
Cara mempergunakan yaitu dengan melilitkan pada jari kemudian
pengelupasan gigi, luka oral yang menetap lebih dari dua minggu atau
sikat gigi.
2) Diet
Karies dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam makanan yang
3) Flouridasi
pada gigi, menambahkan floiuride pada suplai air minum dirumah, penggunaan
pasta gigi yang mengandung floiuride atau menggunakan tablet, tetesan atau hisap
rumah akan lebih terlihat pada anak usia ini. Perkembangan motorik halus dan
kasar semakin menuju ke arah kemajuan. Oleh karena itu anak lebih dapat
diajarkan cara memelihara kesehatan gigi dan mulut secara lebih rinci, sehingga
akan menimbulkan rasa tanggung jawab akan kebersihan dirinya sendiri. Dalam
hal ini orang tua memegang peranan di dalam menerapkan disiplin dalam
24
melaksanakana tanggung jawab tersebut. Beberapa teknik pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut yang harus diperhatikan pada usia ini adalah (22).
1. Penyikatan gigi dan pemakaian pasta gigi sudah sepenuhnya dilakukan oleh
anak. Pemberian disclosing solution dapat dilakukan agar anak dapat melihat
bagian-bagian yang kotor pada gigi. Adapun teknik penyikatan gigi yang
dapat diterapkan pada anak usia ini adalah teknik roll. Bantuan orang tua
pada posisi gigi yang sulit, misal bagian bukal rahang atas dan rahang bawah.
Pada keadaan ini hendaknya orang tua tetap memandu anak. Setelah selesai
sudah bersih. Penyikatan gigi dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pagi
2. Pemakaian flossing pada gigi-gigi dengan kontak yang sangat rapat. Orang tua
perlu mengajarkan cara penggunaan flossing, agar tidak terjadi luka / trauma
3. Pemberian sediaan fluor melalui aplikasi fluor dan obat kumur sudah dapat
25
penyebab karies gigi) yang berat (22).
1) Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45 derajat
2) Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bagian luar permukaan
setiap gigi atas dan bawah dengan posisi bulu sikat 45 derajat berlawanan
dengan garis gusi agar sisa makanan yang mungkin masih menyelip dapat
dibersihkan.
3) Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi.
Gunakan hanya ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi dengan
tekanan ringan sehingga bulu sikat tidak membengkok. Biarkan bulu sikat
5) Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi
tegak dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis gusi.
6) Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih segar.
7) Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut karena yang keras dapat
membuat gusi terluka dan menimbulkan abrasi pada gigi, yaitu penipisan
struktur gigi terutama di sekitar garis gusi. Abrasi dapat membuat bakteri
dan asam menghabiskan gigi karena lapisan keras pelindung enamel gigi
telah terkikis.
8) Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak dan simpan di tempat yang
26
kering sehingga dapat mengering setelah dipakai.
9) Jangan pernah meminjamkan sikat gigi kepada orang lain karena sikat gigi
mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang yang satu ke yang lain
10) Gunakan sikat gigi elektrik untuk si kecil agar lebih mudah digunakan. Sikat
gigi jenis ini sebenarnya dapat membersihkan lebih baik daripada sikat gigi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Karies gigi yang tidak dirawat selain rasa
yang berasal dari gigi tersebut. Keadaan ini selain mengganggu fungsi
27
Kerusakan pada gigi desidu akan mengurangi fungsi dari gigi dan
pertumbuhan dan perkembangan anak dan kesiapan sekolah. Nyeri dan infeksi
makan, berbicara dan belajar. Kerusakan gigi atau kehilangan gigi dapat
Jika akries belum menembus email gigi, maka belum terasa apa-apa. Tapi
jika sudah mencapai lapisan dentin biasanya akan merasakan rasa ngilu. Proses
pembentukan karies gigi ini akan berlanjut bertambah besar dan bertambah dalam.
Lubang gigi yang besar ini akan menjadi jalan masuk bakteri-bakteri yang ada
didalam mulut untuk menginfeksi jaringan pulpa gigi tersebut yang akan
menimbulkan rasa sakit berdenyut sampai ke kepala, begitu juga apabila gigi
tersebut terkena rangsangan dingin, panas, makanan yang manis dan asam.
Pada tahap awal karies gigi walaupun tidak menimbulkan keluhan harus
segera dirawat, karena penjalaran karies mula-mula terjadi pada email. Bila tidak
segera dibersihkan dan tidak segera ditambal, karies akan menjalar ke lapisan
dentin sehingga sampai keruang pulpa yang berisi pembuluh darah dan pembuluh
saraf, sehingga menimbulkan rasa sakit dan akhirnya gigi tersebut bisa mati.
28
Pada tahap lanjut, selain menimbulkan keluhan yang cukup menggangu,
maka apabila tetap dibiarkan tanpa perawatan, proses karies akan semakin
berlanjut sehingga akan merusak ajringan pulpa/syaraf gigi. Pada tahap seperti ini
Jika kavitas sudah terlalu dalam dan menyebabkan pulpa terinfeksi lama-
kelamaan pulpa akan mati. Bakteri-bakteri ini akan terus menginfeksi jaringan
periodontal disekitar ujung akar gigi. Apabila tidak dirawat kondisi tersebut akan
apeks gigi atau didaerah ujung akar), granuloma, sampai kisata gigi (11).
29
mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, faktor
penguat antara lain manfaat sosial, manfaat fisik, kepuasaan terhadap layanan
atau kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang
atas teori belajar kondisioning baik dikemukakan oleh Pavlov maupun oleh
Thorndike dan Skinner terdapat pendapat yang tidak seratus persen sama,
namun para ahli tersebut mempunyai dasar pandangan yang tidak jauh
30
kondisioning kalsik, sedangkan kondisioning Thorndike dan Skinner dikenal
insight. Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan
yang dipentingkan adalah soal latihan, maka dalam eksperimen Kohler dalam
atau contoh. Pemimpin dijadikan model atau contoh oleh yang dipimpinnya.
Cara ini didasarkan atas teori belajar sosial (sosial learning theory) dan
seseorang (organisme) terhadapa stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit
kelompok :
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.
31
b. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau
Tiap individu adalah unik, dimana mengandung arti bahwa manusia yang satu
berbeda dengan manusi yang lain dan tidak ada dua manusia yang sama
kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom
seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku itu ke dalam tiga domain
a. Pengetahuan (Knowledge)
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain
32
dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh
(evaluation).
1. Tahu (know)
kembali (recall) suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
2. Memahami (Comprehension)
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
3. Aplikasi (Application)
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi di sini dapat
33
4. Analisis (Analysis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menabarkan materi atau suatu objek
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
5. Sintesis (synthesis)
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
6. Evaluasi (evaluation)
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasari pada
ada.
b. Sikap (Attitude)
bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek
psikologi di sini meliputi : simbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide dan
psikologi apabila ia suka atau memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang
34
yang dikatakan memiliki sikap yang negatif terhadap obyek psikologi bila ia tidak
yaitu:
atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu
berada.
Apabila individu memiliki sikap yang positif terhadap suatu obyek ia akan
Sebaliknya bila ia memiliki sikap yang negatif terhadap suatu obyek, maka ia
1) Menerima (receiving)
2) Merespon (responding)
3) Menghargai (valuing)
35
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku
1. Observasi perilaku
Perilaku yang diamati mungkin saja dapat menjadi indikator sikap dan
konteks situasional tertentu akan tetapi interpretasi sikap harus sangat hati-hati
oleh seseorang.
2. Penanyaan langsung
3. Pengungkapan langsung
36
4. Skala sikap
Metode pengungkapan sikap dalam bentuk self report yang hingga kini
pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh individu yang disebut skala sikap.
Dalam pengukuran skala sikap ini dapat digunakan dengan pengukuran sikap
model Bogardus, Thurstone dan Likert. Skala Likert sangat populer saat ini
karena skala ini termasuk mudah dalam penyusunannya. Sudah banyak peneliti
alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.
5. Pengukuran terselubung
kembali ke metode observasi perilaku yang telah dikemukakan di atas, akan tetapi
sebagai objek pengamatan bukan lagi perilaku tampak yang disadari atau sengaja
(adoption).
37
1. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil.
Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh yang
telah diketahuinya.
3. Mekanisme (mechanism)
4. Adopsi (adoption)
Adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik artinya
tersebut.
38
2.4 Kerangka Teori
Perilaku kesehatan
Upaya pencegahan
dan perawatan karies
gigi
2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan hasil pernyataan sementara mengenai kemungkinan
hipotesis penelitian ini adalah : Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dan sikap ibu dengan upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak balita di
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yang menekankan waktu pengukuran/observasi hanya satu kali pada satu saat,
baik untuk data variabel independen dan dependen. Dengan kata lain, variabel
lokasi penelitian.
2021, dengan tahapan mulai dari Pengajuan Judul, Penentuan Dosen Pembimbing,
Penelitian.
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak balita
40
3.3.2. Sampel
semua individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih
sebagai anggota sampel. Dan untuk jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus
Dari jumlah populasi seluruh orangtua yang memiliki anak balita diketahui, maka
N
n= 2
N (d) +1
Keterangan :
n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
d = Tingkat kepercayaan/ ketetapan yang diinginkan yakni 0,1
Sehingga besar sampel :
N
n= 2
N (d) +1
210
n= 2
210 (0.1) +1
yang memiliki anak balita adalah 210 maka didapati besar sampel sebanyak 68
orang.
adalah simple random sampling yaitu seluruh unsur dalam suatu populasi
41
mempermudah penelitian maka besar sampel yang diperoleh dari setiap dusun
ialah :
57
Dusun I = X 68 = 18,4 = 18 Orang
210
44
Dusun II = 210 X 68 = 14,2 = 14 Orang
47
Dusun III = X 68 = 15,2 = 15 Orang
210
62
Dusun IV = 210 X 68 = 20,7 = 21 Orang
Pengetahuan
Upaya Pencegahan
Sikap Karies
Hasil tahu ibu tentang pencegahan karies gigi pada anak balita yang
kuesioner
42
b. Sikap Tentang Pencegahann Karies
Respon atau reaksi responden dalam hal tentang pencegahan karies gigi pada
anak balita
Perilaku nyata dalam melakukan pencegahan karies gigi pada anak balita
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Indenpenden (X) dan Dependen (Y)
Jenis
Nama Jumlah Cara dan alat Skala
No Value Skala
Variabel Pernyataan ukur Pengukuran
Ukur
1 Variabel X 10 Menghitung Skor: 0-5 Kurang
Pengetahuan skor Skor: 6-10 Baik (0)
tentang karies pengetahuan Baik (1) Ordinal
Benar = 1
Salah = 0
(skor max =10)
2 Sikap tentang 14 Menghitung Skor: 14-35 Kurang
karies skor sikap Skor: 36-56 Baik (0) Ordinal
SS = 4 Baik (1)
S=3
TS = 2
STS = 1
(skor max =60)
3 Variabel Y 9 Menghitung Skor : 0-4 Kurang
Upaya dalam skor upaya Skor: 5-9 Baik (0) Ordinal
pencegahan pencegahan Baik (1)
karies Ya = 1
Tidak = 0
(skor max =9)
43
3.6. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
dalam penelitian ini adalah kuesioner lapangan yang tertutup karena responden
hanya tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap paling
tepat.
b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari dokumentasi yang berada di Desa Teluk Kiri
Kabupaten Asahan untuk mengetahui jumlah balita yang mengalami karies gigi.
c. Data Tersier
Data tersier diperolah dari beberapa sumber referensi seperti text book
serta data riset yang sudah dipublikasi seperti jurnal, laporan penelitian.
a. Data Primer
44
b. Data sekunder
Pengumpulan data Sekunder dilakukan dengan melihat Profil Desa Air Teluk
Kiri untuk mengetahui jumlah balita yang ada di Desa Air Teluk Kiri dan
c. Data Tersier
Data tersier merupakan data penunjang dari kedua data diatas yakni data
primer dan data sekunder. Data ini diperoleh dari buku-buku teks, jurnal, dan
a. Uji Validitas
menguji validitas alat ukur terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-
bagian dari alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah setiap skor butir,
dikatakan valid.
45
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen
Item Pertanyaan r-hitung r-tabel Ket
Pengetahuan 1 0,613 0,436 Valid
Pengetahuan 2 0,455 0,436 Valid
Pengetahuan 3 0,054 0,436 Tidak Valid
Pengetahuan 4 0,510 0,436 Valid
Pengetahuan 5 0,543 0,436 Valid
Pengetahuan 6 0,160 0,436 Tidak Valid
Pengetahuan 7 0,065 0,436 Tidak Valid
Pengetahuan 8 0,468 0,436 Valid
Pengetahuan 9 0,455 0,436 Valid
Pengetahuan 10 0,475 0,436 Valid
Pengetahuan 11 0,581 0,436 Valid
Pengetahuan 12 0,480 0,436 Valid
Pengetahuan 13 0,272 0,436 Tidak Valid
Pengetahuan 14 0,145 0,436 Tidak Valid
Pengetahuan 15 0,482 0,436 Valid
Sikap 1 0,612 0,436 Valid
Sikap 2 0,457 0,436 Valid
Sikap 3 0,643 0,436 Valid
Sikap 4 0,678 0,436 Valid
Sikap 5 0,305 0,436 Tidak Valid
Sikap 6 0,872 0,436 Valid
Sikap 7 0,473 0,436 Valid
Sikap 8 0,639 0,436 Valid
Sikap 9 0,652 0,436 Valid
Sikap 10 0,668 0,436 Valid
Sikap 11 0,872 0,436 Valid
Sikap 12 0,678 0,436 Valid
Sikap 13 0,872 0,436 Valid
Sikap 14 0,678 0,436 Valid
Sikap 15 0,872 0,436 Valid
Upaya 1 0,620 0,436 Valid
Upaya 2 0,548 0,436 Valid
Upaya 3 0,013 0,436 Tidak Valid
Upaya 4 0,660 0,436 Valid
Upaya 5 0,564 0,436 Valid
Upaya 6 0,044 0,436 Tidak Valid
Upaya 7 0,030 0,436 Tidak Valid
Upaya 8 0,499 0,436 Valid
Upaya 9 0,540 0,436 Valid
Upaya 10 0,473 0,436 Valid
Upaya 11 0,660 0,436 Valid
Upaya 12 0,332 0,436 Tidak Valid
Upaya 13 0,226 0,436 Tidak Valid
46
Tabel Lanjutan 3.2
Item Pertanyaan r-hitung r-tabel Ket
Upaya 14 0,103 0,436 Tidak Valid
Upaya 15 0,481 0,436 Valid
untuk instrumen pada variabel sikap dari 15 item pernyataan terdapat 14 item
pernyataan yang valid, sedangkan instrumen pada variabel upaya pencegahan dari
15 pertanyaan terdapat 9 item pertanyaan yang valid , hal ini dapat dilihat dari
rhitung output nilai korelasi antara tiap item dengan skor total item pada masing-
masing item pertanyaan lebih besar dari r-tabel (0,436) sehingga 33 pertanyaan
b. Uji Reliabilitas
dari variabel. Butir pertanyaan dikatakan reliabel atau andal apabila jawaban dari
sebagai berikut:
2. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,6 maka pertanyaan tidak reliabel
dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan uji Alpha Cronbach.
47
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Cronbach Alpha Ket
Pengetahuan 0,674 Reliabel
Sikap 0,919 Reliabel
Upaya 0,723 Reliabel
a. Proses Editing
b. Coding
data dan juga mempercepat pada saat entry data yaitu dengan memberikan
c. Tabulating
d. Data Entry
48
d. Cleaning dan Entry
data.
dengan variabel independen. Uji yang digunakan pada analisis bivariat ini adalah
uji Chi-square (X2) dengan menggunakan derajat kepercayaan 95%. Uji Chi-
Square dapat digunakan untuk melihat hubungan. Dalam uji ini kemaknaan
hubungan dapat diketahui, pada dasarnya uji Chi- square digunakan untuk melihat
(expected).
49
BAB IV
Desa Air Teluk Kiri merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan
Teluk Dalam, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah 280 Ha
jiwa terdiiri dari 1.559 jiwa laki-laki dan 1.742 perempuan. Luas tanah yang ada
kondisi topografi demikian, Desa Air Teluk Kiri memiliki variasi ketinggian
Desa Air Teluk Kiri dibagi dalam 4 Dusun dengan luas wilayah masing-
1. Dusun 1 : 47,4 Ha
2. Dusun 2 : 41,3 Ha
3. Dusun 3 : 98,6 Ha
4. Dusun 4 : 92,6 Ha
50
4.2 Hasil Penelitian
minoritas umur 47-49 tahun sebanyak 1 orang (1,5 %), mayoritas tingkat
51
orang (14,7%), ASN sebanyak 6 orang (8,8%), Wiraswasta sebanyak 5 orang
frekuensi dari masing – masing variabel penelitian yaitu Pengetahuan, Sikap dan
1. Pengetahuan Ibu
karies gigi pada anak balita di Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun
Jawaban
N
Pertanyaan Salah Benar Total
o
f % f % F %
1 Apakah yang dimaksud dengan
44 64,7 24 35,3 68 100,0
karies gigi?
2 Bagaimana tanda-tanda awal
10 14,7 58 85,3 68 100,0
karies gigi?
3 Kapan waktu yang tepat untuk
37 54,4 31 45,6 68 100,0
menyikat gigi?
4 Bagaimana cara menyikat gigi
8 11,8 60 88,2 68 100,0
yang tepat?
5 Bagaimana jenis sikat gigi
yang baik untuk digunakan 37 54,4 31 45,6 68 100,0
oleh anak?
6 Bagaimana sebaiknya
penggunaan sikat gigi pada 10 14,7 58 85,3 68 100,0
anak?
7 Berapakali sebaiknya
52
Tabel Lanjutan 4.2
Jawaban
N Pertanyaan Salah Benar Total
o
f % f % F %
Memeriksa ke Dokter gigi/
17 25 51 75 68 100,0
Klinik?
8 Apa yang anda lakukan jika
terjadi lubang pada gigi anak
anda masih kecil dan belum 36 52,9 32 47,1 68 100,0
menimbulkan keluhan
9 Apa yang akan terjadi jika sisa
makanan dalam mulut tidak 38 55,9 30 44,1 68 100,0
segera dibersihkan?
10 Agar tidak mudah berlubang,
sebaiknya menggunakan pasta 9 13,2 59 86,8 68 100,0
gigi yang mengandung?
respoden 44 orang (64,7%) menjawab benar hal ini berarti responden sudah
mengetahui apa yang dimaksud dengan karies gigi, item pertanyaan 2 dari 68
mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menyikat gigi, item pertanyaan 4 dari
mengetahui bagaimana cara mneyikat gigi yang tepat, item pertanyaan 5 dari 68
jenis sikat gigi yang baik buat anak, item pertanyaan 6 dari 68 responden 58
sebaiknya penggunaan sikat gigi pada anak, item pertanyaan 7 dari 68 respoden
53
51 orang (75%) menjawab salah artinya responden tidak mengetahui berapakali
responden 36 orang (52,9%) menjawab salah artinya ibu tidak tahu apa yang
dilakukan jika terjadi lubang pada gig anak, item pertanyaan 9 dari 68 responden
38 orang (55,9%) menjawab benar artinya ibu sudah mengetahui apa yang akan
terjadi jika sisa makanan dalam mulut tidak segera dibersihkan , item pertanyaan
mengetahui jenis pasta gigi yang baik untuk mencegah gigi berlubang.
2. Sikap Ibu
karies gigi pada anak balita di Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun
54
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Sikap
Ibu dalam Upaya Pencegahan Karies Gigi Pada Anak Balita
di Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun 2021
Jawaban
No Pernyataan STS TS S SS Total
f % f % f % f % f %
1 Menyikat gigi yang
baik dilakukan 1
0 0 30 44,1 25 21 30,9 68 100,0
minimal dua kali 7
sehari
2 Saya rutin
mengawasi anak 1
2 2,9 30 44,1 20,6 22 32,4 68 100,0
untuk menyikat 4
gigi
3 Saya akan membeli
sikat gigi anak
38,
yang berukuran 21 30,9 12 17,6 26 9 13,2 68 100,0
2
kecil serta bulu
sikat lembut
4 Saya tidak
membiasakan anak
untuk makan 39,
0 0 33 48,5 27 8 11,8 68 100,0
makanan yang 7
manis dan
berlemak
5 Anak diharapkan
menggunakan pasta
gigi yang
mengandung flour 0 0 4 5,9 51 75 13 19,1 68 100,0
agar dapat
mencegah gigi
berlubang
6 Saya akan
mengganti sikat
gigi baru setiap 4 29,
25 36,8 7 10,3 20 16 23,5 68 100,0
bulan dan ketika 4
bulu sikat gigi
sudah rusak
7 Menggosok gigi
yang benar adalah
menggosok bagian 69,
1 1,5 4 5,9 47 16 23,5 68 100,0
gigi depan, 1
belakang dan sela
sela gigi
55
Lanjutan Tabel 4.4
N Pertanyaan Jawaban
o
STS TS S SS Total
f % f % F % f % F %
8 Saya tidak akan
membeli obat di 17,
2 2,9 36 52,9 12 18 26,5 68 100,0
warung jika anak 6
mengeluh sakit gigi
9 Saya berharap
mengajak anak
saya ke dokter gigi
setiap 6 bulan 16,
1 1,5 34 50 11 22 32,4 68 100,0
sekali dapat 2
mencegah
terjadinya lubang
gigi
10 Saya membiasakan
anak untuk 19,
0 0 33 48,5 13 22 32,4 68 100,0
memakai sikat gigi 1
secara mandiri
11 Saya akan
menyuruh anak
untuk berkumur 22,
23 33,8 11 16,2 15 19 27,9 68 100,0
setelah makan 1
coklat agar gigi
tetap sehat
12 Penambalan gigi
yang berlubang
perlu dilakukan 33,
1 1,5 35 51,5 23 9 13,2 68 100,0
untuk mencegah 8
karies gigi pada
anak
13 Pencabutan gigi
yang rusak perlu 22,
24 35,3 13 19,1 15 16 23,5 68 100,0
dilakukan agar gigi 1
tetap sehat
14 Saya akan
menggunakan
dental floss
32,
(benang gigi) untuk 2 2,9 35 51,5 22 9 13,2 68 100,0
4
membersihkan sisa
makanan di sela-
sela gigi
56
Tabel 4.4. memperlihatkan bahwa pada item pernyataan 1 dari 68
minimal dua kali sehari, item pernyataan 2 dari 68 responden mayoritas 30 orang
(44,1%)) tidak setuju mengawasi anak untuk selalu rutin menyikat gigi, item
untuk membeli sikat gigi anak yang berukuran kecil serta sikat yang lembut, item
tidak membiasakan anak makan makanan yang manis, item pernyataan 5 dari 68
responden mayoritas 51 orang (75%) setuju jika anak menggunakan pasta gigi
(36,8%) sangat tidak setuju untuk mengganti sikat gigi baru setiap 4 bulan sekali
menggosok gigi dimulai bagian depan, belakang dan sela-sela gigi, item
obat diwarung jika anak mengeluh sakit gigi, item pernyataan 9 dari 68 responden
mayoritas 34 orang (50%) tidak setuju mengajak anak ke Dokter gigi setiap 6
tidak setuju membiasakan anak untuk memakai sikat gigi secara sendiri-sendiri,
setuju untuk menyuruh anak berkumur setelah makan coklat atau yang manis-
setuju melakukan penambalan gigi yang berlubang untuk mencegah karies, item
57
untuk dilakukan pencabutan gigi yang rusak, item pernyataan 14 dari 68
sikap “Negatif” yaitu sebanyak 37 orang (54,4%) dan responden dengan sikap
Untuk melihat distribusi frekuensi upaya ibu dalam pencegahan karies gigi
pada anak balita di Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun 2021 dapat
Jawaban
N
Pertanyaan Tidak Ya Total
o
f % f % f %
1 Apakah ibu memberitahu anak untuk
menyikat gigi sebelum tidur dan 48 70,6 20 29,4 68 100,0
setelah sarapan ?
58
Tabel Lanjutan 4.6
Jawaban
N Pertanyaan Tidak Ya Total
o
f % f % f %
2 Apakah ibu menganjurkan anak
untuk membersihkan gigi dalam
waktu 20 menit setalah makan
14 20,6 54 79,4 68 100,0
makanan yg manis dan lengket
seperti berkumur kumur dengan air
putih
3 Apakah ibu menyediakan sikat gigi
untuk anak anak yang memiliki bulu
41 60,3 27 39,7 68 100,0
sikat yang lembut dan halus,
permukaan datar, kepala sikat kecil ?
4 Apakah ibu menggunakan dental
floss (benang gigi) untuk
9 13,2 59 86,8 68 100,0
membersihkan sisa makanan di sela-
sela gigi anak?
5 Apakah ibu mengajari anak
bagimana cara menyikat gigi yang
46 67,6 22 32,4 68 100,0
benar mulai dari gigi depan,
belakang dan sele-sela gigi?
6 Apakah ibu mengganti sikat gigi
anak jika bulu sikat gigi sudah rusak
9 13,2 59 86,8 68 100,0
dan menyimpannya di tempat yang
kering?
7 Apakah ibu menyediakan pasta gigi
yang mengandung flour yang cocok 12 17,6 56 82,4 68 100,0
buat anak-anak?
8 Apakah ibu mengawasi anak setiap
46 67,6 22 32,4 68 100,0
kali menyikat gigi sampai sekarang?
9 Apakah ibu membawa anak ke
Dokter Gigi/ Puskesmas untuk
47 69,1 21 30,9 68 100,0
melakukan pemeriksaan Gigi setiap
6 bulan sekali?
menyikat gigi sebelum tidur dan setelah sarapan, item pertanyaan 2 dari 68
59
membersihkan gigi dalam waktu 20 menit setelah makan makanan yang manis,
menyediakan sikat gigi yang baik untuk anak, item pertanyaan 4 dari 68
responden mayoritas 46 orang (67,6%) ibu tidak mengajari anak tentang cara
menyikat gigi yang baik dan benar, item pertanyaan 6 dari 68 responden
mayoritas 59 orang (86,8%) ibu mengganti sikat gigi anak jika bulu sikat sudah
responden mayoritas 46 orang (67,6%) ibu tidak mengawasi anak setiap kali
ibu tidak membawa anak ke Dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan setiap 6
bulan sekali.
upaya pencegahan karies gigi “Kurang Baik” yaitu sebanyak 44 orang (64,7%),
60
dan responden dengan upaya pencegahan karies gigi “Baik” yaitu sebanyak 24
orang (35,3%).
pencegahan karies gigi pada anak balita di Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan
Upaya Pencegahan
Karies Gigi
Jumlah
Pengetahuan Kurang Baik Baik p (Sig)
f % F % f %
Kurang Baik 31 45,6 4 5,9 35 51,5
Baik 13 19,1 20 29,4 33 48,5 0,000
Total 44 64,7 24 35,3 68 100,0
karies gigi baik sebanyak 13 orang (19,1%) dan upaya pencegahan karies gigi
kurang baik sebanyak 20 orang (29,4%). Dari hasil uji Statistik, Chi – square
61
ada hubungan pengetahuan dengan upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada
anak balita.
2. Hubungan Sikap dengan Upaya Ibu dalam Pencegahan Karies Gigi Pada
Anak Balita di Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun 2021
Untuk melihat hubungan sikap dengan upaya ibu dalam pencegahan karies
gigi pada anak balita di Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun 2021 dapat
Upaya Pencegahan
Karies Gigi Jumlah
Sikap Kurang Baik Baik p (Sig)
f % F % f %
Negatif 36 52,9 1 1,5 37 54,4
Positif 8 11,8 23 33,8 31 45,6 0,001
Total 44 64,7 24 35,3 68 100,0
orang (52,9%) dan upaya pencegahan baik sebanyak 1 orang (1,5%). Responden
yang mempunyai sikap positif dengan upaya pencegahan karies gigi baik
sebanyak 8 orang (11,8%) dan upaya pencegahan karies gigi kurang baik
sebanyak 23 orang (33,8%). Dari hasil uji Statistik, Chi – square diperoleh nilai
sikap dengan upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak balita.
62
3. Pembahasan
karies gigi baik sebanyak 13 orang (19,1%) dan upaya pencegahan karies gigi
kurang baik sebanyak 20 orang (29,4%). Dari hasil uji Statistik, Chi – square
ada hubungan pengetahuan dengan upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada
anak balita.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yag dilakukan Jyoti, hasil
anak sangat tinggi yaitu sebanyak 8 orang (50%). Setelah dilakukan uji spearman
rho didapatkan hasil berupa nilai Level of Significance p value = 0,03, maka dapat
tingkat pengetahuan ibu mengenai perawatan gigi terhadap kejadian karies anak di
ini menunjukkan pengetahuan baik yang baik sebanyak 76,7% dan perilaku yang
63
baik dalam pencegahan karies sebanyak 86,7%. Hasil analisis menggunakan uji
Chi Square dipeoleh p-value sebesar 0,000 yang artinya terdapat hubungan antara
tingkat pengetahuan orangtua dengan perilaku pencegahan karies gigi pada anak
mencegah karies gigi pada anak balita dan 14 (23,70%) responden partisipasi baik
dalam upaya pencegahan karies gigi pada anak balita. Hasil analisis
menggunakan uji Chi Square dipeoleh p-value sebesar 0,001 yang artinya terdapat
oleh faktor internal dan eksternal. Pengetahuan merupakan salah satu faktor
internal yang mempengaruhi upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak.
Ibu yang memiliki pengetahuan baik akan memiliki motivasi dan sikap yang baik
pula sebagai cerminan perilaku kesehatan dalam upaya pencegahan karies gigi
pada anak. Sedangkan faktor eksternal yang mungkin terjadi salah satunya jarak
tempuh untuk mendapatkan pelayanan Kesehatan gigi dan mulut serta minimnya
sumber informasi yang didapatkan para orangtua. Pengetahuan adalah hasil dari
tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap
64
tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan yang terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera
secara terus menerus dengan menggunakan alat peraga dan ilustrasi-ilustrasi lebih
perawatan Kesehatan gigi dan mulut pada anak. Memberdayakan kader posyandu
dalam promosi kesehatan sebagai peer education lebih efektif dan mampu
ceramah.
65
4.3.2 Hubungan Sikap dengan Upaya Ibu dalam Pencegahan Karies Gigi
Pada Anak Balita di Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun
2021
orang (52,9%) dan upaya pencegahan baik sebanyak 1 orang (1,5%). Responden
yang mempunyai sikap positif dengan upaya pencegahan karies gigi baik
sebanyak 8 orang (11,8%) dan upaya pencegahan karies gigi kurang baik
sebanyak 23 orang (33,8%). Dari hasil uji Statistik, Chi – square diperoleh nilai
sikap dengan upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak balita.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sakinah dan Herlina, hasil
didapatkan 22 orang (64,7%) tidak melakukan upaya pencegahan karies gigi, dari
upaya pencegahan karies gigi pada anak. Hasil uji Chi Square dengan tingkat
kepercayaan 95% (α=0,05), diperoleh p=value (0.006) < α= 0,05 ini menunjukkan
ada hubungan antara sikap dengan upaya pencegahan karies gigi pada anak di
mencegah karies gigi pada anak balita dan 23 (31,90%) responden partisipasi baik
dalam upaya pencegahan karies gigi pada anak balita. Hasil analisis
66
menggunakan uji Chi Square dipeoleh p-value sebesar 0,006 yang artinya terdapat
hubungan antara sikap orangtua dengan perilaku pencegahan karies gigi pada
apakah sesorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, dan setuju atau
tidak terhadap sesuatu objek. Objek yang dimaksud bisa berupa layanan,
merupakan hasil dari interaksi komponen kognitif, afektif dan konatif (19).
Sikap yang negative dan motivasi kurang dari orangtua tentang kesehatan
gigi dan mulut dapat menghambat orangtua untuk berperilaku positif dalam hal ini
tidak berpartisipasi dalam perawatan kesehatan gigi dan mulut. Padahal sikap dan
laku yang dikehendaki. Sikap dan motivasi yang kurang timbul oleh karena
informasi dan pengetahuan yang kurang, atau dipengaruhi pengalaman orang lain
yang negative terhadap perawatan kesehatan gig dan mulut yang pernah didapat
(31).
dalam upaya pencegahan karies gigi pada anak akan menimbulkan dampak yang
67
positif pula pada Tindakan orangtua terhadap anaknya, dimana sikap positif
orangtua dalam upaya pencegahan karies gigi pada anak dikarenakan orangtua
mengerti dan paham tentang pencegahan karies gigi pada anak, yaitu anak tidak
boleh makan makanan yang manis, menggosok gigi, tidak boleh menggosok gigi
terlalu kuat, menggunakan pasta gigi yang mengandung flour dan membawa anak
untuk periksa atau kontrol ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali. Sedangkan pada
orangtua yang memiliki sikap negatif cenderung sekali tidak melakukan upaya
pencegahan karies gigi pada anak. Hal ini dapat dilihat ketika banyaknya kasus
yang ditemukan anak balita dengan kejadian karies gigi. Para orang tua membawa
anaknya ke Puskesmas dengan keluhan si anak mengalami sakit gigi. Dan tak
jarang pula ditemukan banyak orang tua yang terlalu sepele dengan karies gigi
pada anak.
68
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Ada hubungan pengetahuan dengan upaya ibu dalam pencegahan karies gigi
2. Ada hubungan sikap dengan upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada
5.2 Saran
1. Bagi Responden
pencegahan karies gigi pada anak balita dengan banyak membaca buku atau
tentang bagaimana upaya pencegahan karies gigi pada anak balita, terutama
Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi ibu-ibu yang memiliki anak
balita di Desa Air Teluk Kiri agar dapat mempersiapkan diri dengan baik
dalam menghadapi karies gigi pada anak balita. Dan untuk petugas kesehatan
69
khususnya Puskesmas Desa Air Teluk Kiri agar lebih meningkatkan edukasi
tentang karies gigi anak balita untuk mencegah terjadinya angka karies gigi.
Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi ibu-ibu yang memiliki anak
balita di Desa Air Teluk Kiri agar dapat mempersiapkan diri dengan baik
dalam menghadapi karies gigi pada anak balita. Dan untuk petugas kesehatan
khususnya Puskesmas Desa Air Teluk Kiri agar lebih meningkatkan edukasi
tentang karies gigi anak balita untuk mencegah terjadinya angka karies gigi.
Peneliti lain dapat menjadikan data pada penelitian ini sebagai data dasar bagi
faktor pemungkin, dan faktor penguat yang lain terhadap upaya pencegahan
70
DAFTAR PUSTAKA
71
21. Joyston Sally. Dasar-dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya.
Jakarta: EGC; 2014.
22. Harun Ahmad M. Buku Saku Karies dan Perawatan Pulpa pada Gigi Anak.
Jakarta: Sagung Seto; 2015.
23. Deynilisia S. Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2017.
24. Hidayat R AT. Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta: CV ANDI
OFFSET; 2016.
25. Pratiwi MY dan E. Masalah dan Solusi Penyakit Gigi & Mulut.
Yogyakarta: Rapha Publishing; 2013.
26. Rakhmatto EC. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan
Gigi Dengan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak Usia 6-12
Tahun (Kajian Di Desa Mudal Temanggung). J Artik. 2017;5.
27. Banerjee dan Avijit dan Timothy F.W. Pickard’s Manual of Operative
Dentistry. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2014.
28. Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta; 2007.
29. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
2010.
30. Sumanti V, Widarsa IKT, Duarsa DP. Faktor yang Berhubungan dengan
Partisipasi Orang Tua Dalam Perawatan Kesehatan Gigi Anak Di
Puskesmas Tegallalang I. Public Heal Prev Med Arch. 2013;1(1):35.
31. Djaali H. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara; 2012.
72
No Responden
Lampiran 1
I. Karakteristik Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
A. PENGETAHUAN
Lingkari jawaban yang kamu pilih.
1. Apakah yang dimaksud dengan karies gigi?
a. Gigi berlubang yang disebabkan karena bakteri
b. Gigi berlubang yang disebabkan karena kerak gigi
c. Gigi berlubang yang disebabkan karena makan panas dan dingin
d. Gigi berlubang yang disebabkan oleh makanan yang manis
2. Bagaimana tanda-tanda awal karies gigi?
73
a. Gusi yang berdarah
b. Terlihat bercak hitam atau cokelat pada permukaan gigi
c. Terlihat ada kerak gigi
d. Gusi yang bengkak
3. Kapan waktu yang tepat untuk menyikat gigi ?
a. Saat mandi saja
b. Saat setelah makan saja
c. Ketika akan tidur malam
d. Setelah sarapan dan malam sebelum tidur
4. Bagaimana cara menyikat gigi yang tepat?
a. Dengan gerakan yang cepat
b. Diam dan tidak bergerak
c. Pelan dan lembut
d. Dengan gerakan yang kasar
5. Bagaimana jenis sikat gigi yang baik untuk digunakan oleh anak ?
a. Ukuran kecil dan bulu sikat halus
b. Bulu sikat keras
c. Bentuk sikat gigi yang menarik
d. Bentuk sikat gigi yang disukai anak
6. Bagaimana sebaiknya penggunaan sikat gigi pada anak?
a. Masing-masing anak memiliki sikat gigi
b. 1 sikat gigi digunakan bersama kakak/adik
c. 1 sikat gigi digunakan bergantian oleh anak dan orangtua
d. 1 sikat gigi milik bersama
7. Berapa kali sebaiknya kita memeriksakan gigi ke Dokter gigi/klinik?
a. Jika ada keluhan
b. 6 bulan sekali
c. 2 bulan sekali
d. 3 bulan sekali
8. Apa yang anda lakukan jika terjadi lubang pada gigi anak anda masih kecil
dan belum menimbulkan keluhan?
a. Membawa ke dokter gigi/puskesmas
b. Membeli obat diwarung
c. Membiarkan saja nnti akan sembuh sendiri
d. Menyuruhnya segera menyikat gigi
9. Apa yang akan terjadi jika sisa makanan dalam mulut tidak segera
dibersihkan ?
a. Karies gigi
b. Gusi berdarah
c. Bau mulut
74
d. Gusi bengkak
10. Agar tidak mudah berlubang, sebaiknya menggunakan pasta gigi yang
mengandung?
a. Mineral
b. Flour
c. Kalsium
d. Vitamin
B. SIKAP
Beri tanda check list (√) pada tempat yang sesuai dengan jawaban kamu.
Keterangan: SS = Sangat Setuju, S = Setuju, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat
Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS
1 Menyikat gigi yang baik dilakukan minimal
dua kali sehari
2 Saya akan mengawasi anak untuk selalu rutin
menyikat gigi sampai sekarang
3 Saya akan membeli sikat gigi anak yang
berukuran kecil serta bulu sikat lembut
4 Saya tidak membiasakan anak untuk makan
makanan yang manis dan berlemak
5 Anak diharapkan menggunakan pasta gigi
yang mengandung flour agar dapat mencegah
gigi berlubang
6 Saya akan mengganti sikat gigi baru setiap 4
bulan dan ketika bulu sikat gigi sudah rusak
7 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok
bagian gigi depan, belakang dan sela sela gigi
8 Saya tidak akan membeli obat di warung jika
anak mengeluh sakit gigi
9 Saya berharap mengajak anak saya ke dokter
gigi setiap 6 bulan sekali dapat mencegah
terjadinya lubang gigi
10 Saya membiasakan anak untuk memakai sikat
gigi secara sendiri-sendiri
11 Saya akan menyuruh anak untuk berkumur
setelah makan coklat agar gigi tetap sehat
12 Penambalan gigi yang berlubang perlu
dilakukan untuk mencegah karies gigi pada
anak
13 Pencabutan gigi yang rusak perlu dilakukan
agar gigi tetap sehat
14 Saya akan menggunakan dental floss (benang
gigi) untuk membersihkan sisa makanan di
75
sela-sela gigi
76
Lampiran 3
MASTER DATA
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENGETAHUAN
Pengetahuan
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
1. 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7
2. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
3. 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
4. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
5. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14
6. 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9
7. 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 7
8. 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
9. 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 11
10. 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 12
11. 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 9
12. 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
13. 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11
14. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
16. 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 10
17. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14
18. 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12
19. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
20. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14
77
21 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9
22 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12
23 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
24 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 11
25 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 12
26 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 9
27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
28 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
30 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11
Keterangan :
0 : Salah
1 : Benar
MASTER DATA
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS SIKAP
Sikap
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
1. 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 51
2. 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 50
3. 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 51
4. 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57
5. 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 57
6. 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 55
7. 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 55
8. 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 57
9. 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 56
10. 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 54
11. 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 54
12. 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 51
13. 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 1 2 1 27
14. 3 4 3 2 2 1 2 2 3 3 1 2 1 2 1 32
15. 1 2 3 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 46
16. 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 50
17. 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57
18. 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 54
19. 2 3 2 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 42
20. 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 51
21 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 51
22 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 50
78
23 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 51
24 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57
25 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 57
26 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 55
27 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 55
28 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 57
29 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 56
30 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 54
Keterangan :
1 : Sangat Tidak Setuju
2 : Tidak Setuju
3 : Setuju
4 : Sangat Setuju
Upaya Pencegahan
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
1. 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9
2. 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 7
3. 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
4. 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 11
5. 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 12
6. 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 9
7. 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
8. 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11
9. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
10. 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11
11. 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 10
12. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14
13. 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
14. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
15. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14
16. 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9
17. 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 7
18. 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
19. 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 11
20. 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 12
21 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 9
22 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
23 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
79
25 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11
26 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 10
27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14
28 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
30 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14
Keterangan :
0 : Tidak
1 : Ya
Lampiran 4
OUT PUT UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Correlations item pengetahuan
Sig. (2-tailed) .604 .048 .272 .604 .105 .105 .012 .306 .069 .792 .395 .000 .692 .000 .011
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P3 Pearson Corre -.06 -.36 -.23 .452 -.30 -.02 -.16 -.23 -.30 -.36
1 .263 .075 .135 .302 .054
lation 6 4* 7 *
2 3 1 7 2 4*
Sig. (2-tailed) .730 .048 .208 .160 .012 .105 .692 .905 .477 .105 .395 .208 .105 .048 .779
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P4 Pearson Corre .385 -.23 -.04 -.19 -.19 .429 .681 -.15
* .207 1 .294 * .088 .196 ** .294 .207 .510**
lation 7 3 6 6 4
Sig. (2-tailed) .036 .272 .208 .822 .299 .115 .299 .018 .645 .299 .000 .417 .115 .272 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P5 Pearson Corre .365 -.04 -.32 .400 .509 -.17 -.32
* .099 .263 1 .036 * .263 .293 ** .171 .099 .543**
lation 3 7 5 7
Sig. (2-tailed) .047 .604 .160 .822 .849 .077 .028 .160 .116 .004 .355 .366 .077 .604 .002
80
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P6 Pearson Corre -.32 -.30 .452 -.19 -.25 -.30 -.16 -.13 -.19 -.25
* .036 1 .167 .224 .075 -.016
lation 7 2 6 0 2 7 4 6 0
Sig. (2-tailed) .077 .105 .012 .299 .849 .379 .183 .105 .235 .379 .481 .299 .183 .692 .933
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P7 Pearson Corre -.30 -.30 -.32 -.25 -.22 -.16 .535 -.19
.036 .294 .167 1 .075 ** .167 .075 .065
lation 2 2 7 0 4 7 6
Sig. (2-tailed) .849 .105 .105 .115 .077 .379 .183 .692 .235 .379 .002 .299 .379 .692 .735
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P8 Pearson Corre .452 -.19 .400 -.25 -.25 .389 -.13
.036 .075 1 .075 .224 .294 .167 .075 .468**
lation * 6 * 0 0 * 4
Sig. (2-tailed) .849 .012 .692 .299 .028 .183 .183 .692 .235 .034 .481 .115 .379 .692 .009
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P9 Pearson Corre .592 -.19 -.02 .429 -.30 -.06 .553 .443 -.23 -.19
.263 .075 .075 1 .075 .455*
lation ** 3 3 * 2 7 ** * 7 3
Sig. (2-tailed) .001 .306 .905 .018 .160 .105 .692 .692 .723 .002 .014 .208 .692 .306 .011
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P10 Pearson Corre -.09 -.22 -.06 -.12 -.17 -.06
.337 .135 .088 .293 .224 .224 1 .149 .224 .375*
lation 8 4 7 0 5 7
Sig. (2-tailed) .608 .069 .477 .645 .116 .235 .235 .235 .723 .432 .529 .354 .235 .723 .041
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P11 Pearson Corre .509 .509 -.16 -.16 .389 .553 -.08 -.13 -.16
.050 .302 .196 .149 1 .050 .581**
lation ** ** 7 7 * ** 9 1 7
Sig. (2-tailed) .004 .792 .105 .299 .004 .379 .379 .034 .002 .432 .640 .491 .379 .792 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P12 Pearson Corre .408 -.16 -.16 .681 -.17 -.13 .535 -.13 .443 -.12 -.08 -.10 .535 -.16
1 .380*
lation * 1 1 ** 5 4 ** 4 * 0 9 5 ** 1
Sig. (2-tailed) .025 .395 .395 .000 .355 .481 .002 .481 .014 .529 .640 .581 .002 .395 .038
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P13 Pearson Corre .650 -.23 -.15 -.19 -.19 -.23 -.17 -.13 -.10 -.19 .650
.171 .171 .294 1 .272
lation ** 7 4 6 6 7 5 1 5 6 **
Sig. (2-tailed) .366 .000 .208 .417 .366 .299 .299 .115 .208 .354 .491 .581 .299 .000 .145
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P14 Pearson Corre -.30 -.32 -.25 -.16 .535 -.19 -.30
.036 .075 .294 .167 .167 .075 .224 1 .145
lation 2 7 0 7 ** 6 2
Sig. (2-tailed) .849 .692 .105 .115 .077 .183 .379 .379 .692 .235 .379 .002 .299 .105 .444
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P15 Pearson Corre .659 -.36 -.19 -.06 -.16 .650 -.30
.099 .207 .099 .075 .075 .075 .050 1 .382*
lation ** 4* 3 7 1 ** 2
Sig. (2-tailed) .604 .000 .048 .272 .604 .692 .692 .692 .306 .723 .792 .395 .000 .105 .037
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
81
Total Pearson Corre .613 .455 .510 .543 -.01 .468 .455 .375 .581 .380 .382
.054 .065 .272 .145 1
lation ** * ** ** 6 ** * * ** * *
Sig. (2-tailed) .000 .011 .779 .004 .002 .933 .735 .009 .011 .041 .001 .038 .145 .444 .037
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-taile
d).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tail
ed).
Reliability
Case Processing Summary
N %
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Reliability Statistics
.674 10
82
S4 Pearson Corre -.00 .502 .596 .596 1.00 .596 1.00 .596 **
.152 ** 1 .294 ** .119 .203 .162 .162 ** ** .678
lation 6 0** **
0**
Sig. (2-tailed) .422 .973 .005 .115 .001 .531 .281 .391 .391 .001 .000 .001 .000 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S5 Pearson Corre -.07 -.05 -.10
.139 .159 .294 1 .254 .166 .101 .254 .294 .254 .294 .254 .305
lation 9 8 1
Sig. (2-tailed) .679 .463 .400 .115 .175 .759 .382 .596 .596 .175 .115 .175 .115 .175 .102
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
S6 Pearson Corre .381 .596 .500 .463 1.00 .596 1.00 .596 1.00
.325 .146 * * .254 1 ** .331 .324 * .872**
lation 0** **
0** **
0**
Sig. (2-tailed) .080 .441 .038 .001 .175 .005 .074 .081 .010 .000 .001 .000 .001 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S7 Pearson Corre -.05 .500 .422 .500 .500 .500
.282 .012 .021 .119 ** 1 .297 .241 * ** .119 ** .119 ** .473**
lation 8
Sig. (2-tailed) .131 .950 .912 .531 .759 .005 .112 .199 .020 .005 .531 .005 .531 .005 .008
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S8 Pearson Corre .655 .510 .417 .769 .629
** ** * .203 .166 .331 .297 1 ** ** .331 .203 .331 .203 .331 .639**
lation
Sig. (2-tailed) .000 .004 .022 .281 .382 .074 .112 .000 .000 .074 .281 .074 .281 .074 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S9 Pearson Corre .732 .678 .466 .769 .813
** ** ** .162 .101 .324 .241 ** 1 ** .324 .162 .324 .162 .324 .652**
lation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .009 .391 .596 .081 .199 .000 .000 .081 .391 .081 .391 .081 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S10 Pearson Corre .586 .493 .466 -.10 .463 .422 .629 .813 .463 .463 .463
** ** ** .162 * * ** ** 1 * .162 * .162 * .668**
lation 1
Sig. (2-tailed) .001 .006 .009 .391 .596 .010 .020 .000 .000 .010 .391 .010 .391 .010 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
S11 Pearson Corre .381 .596 1.00 .500 .463 .596 1.00 .596 1.00
.325 .146 * * .254 ** .331 .324 1 .872**
lation 0** * **
0** **
0**
Sig. (2-tailed) .080 .441 .038 .001 .175 .000 .005 .074 .081 .010 .001 .000 .001 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S12 Pearson Corre -.00 .502 1.00 .596 .596 .596 1.00 .596 **
.152 ** .294 ** .119 .203 .162 .162 1 ** .678
lation 6 0** ** **
0**
Sig. (2-tailed) .422 .973 .005 .000 .115 .001 .531 .281 .391 .391 .001 .001 .000 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
S13 Pearson Corre .381 .596 1.00 .500 .463 1.00 .596 .596 1.00
.325 .146 * * .254 ** .331 .324 1 .872**
lation 0** *
0** ** **
0**
Sig. (2-tailed) .080 .441 .038 .001 .175 .000 .005 .074 .081 .010 .000 .001 .001 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S14 Pearson Corre .152 -.00 .502 1.00 .294 .596 .119 .203 .162 .162 .596 1.00 .596 1 .596 .678**
**
lation 6 0** ** **
0** ** **
83
Sig. (2-tailed) .422 .973 .005 .000 .115 .001 .531 .281 .391 .391 .001 .000 .001 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA Pearson Corre .381 .596* 1.00 .500 .463 1.00 .596 1.00 .596
.325 .146 * * .254 ** .331 .324 1 .872**
R00 lation 0** *
0** **
0** **
N %
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Reliability Statistics
.919 14
84
U3 Pearson Corre -.10 -.36 -.23 .452 -.30 -.02 -.16 -.23 -.30 -.36
1 .213 .075 .075 .207 .013
lation 7 4* 7 *
2 3 1 7 2 4*
Sig. (2-tailed) .575 .048 .208 .258 .012 .105 .692 .905 .692 .272 .395 .208 .105 .048 .944
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U4 Pearson Corre .555 -.23 -.19 -.19 .650 .423 .681 -.15
** .207 1 .139 .294 ** .294 * ** .294 .207 .660**
lation 7 6 6 4
Sig. (2-tailed) .001 .272 .208 .465 .299 .115 .299 .000 .115 .020 .000 .417 .115 .272 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U5 Pearson Corre .400 -.35 .555 -.18 -.35
* .213 .213 .139 1 .000 .354 .213 .354 ** .139 .213 .564**
lation 4 9 4
Sig. (2-tailed) 1.00
.029 .258 .258 .465 .055 .055 .258 .055 .001 .317 .465 .055 .258 .001
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U6 Pearson Corre -.35 -.30 .452 -.19 -.25 -.30 -.19 -.13 -.19 -.25
* .000 1 .167 .167 .075 -.044
lation 4 2 6 0 2 6 4 6 0
Sig. (2-tailed) 1.00
.055 .105 .012 .299 .379 .183 .105 .379 .299 .481 .299 .183 .692 .816
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U7 Pearson Corre -.30 -.30 -.35 -.25 -.25 -.19 .535 -.19
.000 .294 .167 1 .075 ** .167 .075 .030
lation 2 2 4 0 0 6 6
Sig. (2-tailed) 1.00
.105 .105 .115 .055 .379 .183 .692 .183 .299 .002 .299 .379 .692 .877
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U8 Pearson Corre .452 -.19 -.25 -.25 -.13
.000 * .075 .354 1 .075 .167 .294 .294 .167 .075 .399*
lation 6 0 0 4
Sig. (2-tailed) 1.00
.012 .692 .299 .055 .183 .183 .692 .379 .115 .481 .115 .379 .692 .029
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U9 Pearson Corre .533 -.02 -.02 .650 -.30 .650 .443 -.23 -.02
** ** .213 .075 .075 1 .075 ** * .075 .548**
lation 3 3 2 7 3
Sig. (2-tailed) .002 .905 .905 .000 .258 .105 .692 .692 .692 .000 .014 .208 .692 .905 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U10 Pearson Corre .452 -.25 -.13 -.19
.000 * .075 .294 .354 .167 .167 .075 1 .294 .167 .075 .473**
lation 0 4 6
Sig. (2-tailed) 1.00
.012 .692 .115 .055 .379 .183 .379 .692 .115 .481 .299 .379 .692 .008
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U11 Pearson Corre .555 .423 .555 -.19 -.19 .650 -.10 -.15 -.19
** .207 .207 * ** .294 ** .294 1 .207 .660**
lation 6 6 5 4 6
Sig. (2-tailed) .001 .272 .272 .020 .001 .299 .299 .115 .000 .115 .581 .417 .299 .272 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U12 Pearson Corre .378 -.16 -.16 .681 -.18 -.13 .535 -.13 .443 -.13 -.10 -.10 .535 -.16
* ** ** * 1 ** .332
lation 1 1 9 4 4 4 5 5 1
Sig. (2-tailed) .039 .395 .395 .000 .317 .481 .002 .481 .014 .481 .581 .581 .002 .395 .073
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
85
U13 Pearson Corre .650 -.23 -.15 -.19 -.19 -.23 -.19 -.15 -.10 -.19 .650
.139 ** .139 .294 1 ** .226
lation 7 4 6 6 7 6 4 5 6
Sig. (2-tailed) .465 .000 .208 .417 .465 .299 .299 .115 .208 .299 .417 .581 .299 .000 .230
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U14 Pearson Corre -.30 -.35 -.25 -.19 .535 -.19 -.30
.000 .075 .294 .167 .167 .075 .167 ** 1 .103
lation 2 4 0 6 6 2
Sig. (2-tailed) 1.00
.692 .105 .115 .055 .183 .379 .379 .692 .379 .299 .002 .299 .105 .587
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U15 Pearson Corre .659 -.36 -.02 -.16 .650 -.30
.213 ** .207 .213 .075 .075 .075 .075 .207 1 .481**
lation 4* 3 1 **
2
Sig. (2-tailed) .258 .000 .048 .272 .258 .692 .692 .692 .905 .692 .272 .395 .000 .105 .007
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Tota Pearson Corre .627 .548 .660 .564 -.04 .399 .548 .473 .660 .481
** ** .013 ** ** .030 * ** ** ** .332 .226 .103 ** 1
l lation 4
Sig. (2-tailed) .000 .002 .944 .000 .001 .816 .877 .029 .002 .008 .000 .073 .230 .587 .007
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability
Case Processing Summary
N %
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Reliability Statistics
.723 9
86
Lampiran 5
MASTER TABEL HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP UPAYA IBU DALAM
PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA DI DESA TELUK KIRI
KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2021
87
0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 5 0 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 47 1 0 1 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 4 0 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 28 0 0 1 0 1 0 1
1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 5 0 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 1 2 26 0 0 0 0 1 0 1
0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 0 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 2 28 0 0 1 0 0 0 1
0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 6 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 47 1 0 1 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 7 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 48 1 1 1 0 1 0 0
0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 5 0 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 35 0 0 1 0 1 0 1
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 7 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 35 0 0 0 0 1 0 1
0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 0 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 1 2 1 2 27 0 0 1 0 1 0 1
0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 4 0 3 2 1 2 3 1 3 2 1 2 1 2 1 2 26 0 0 1 0 1 0 1
Keterangan :
Umur Pendidikan Pekerjaan
1 : 29-31 Tahun 1 : SMP 1 :IRT (tidak bekerja)
2 : 32-34 Tahun 2 : SMA 2 : Karyawan
3 : 35-37 Tahun 3 : Perguruan Tinggi 3 :ASN
4 : 38-40 Tahun 4 :Wiraswasta
5 : 41-43 Tahun 5:Pegawaihonorer
6 : 44-46 Tahun
7 :47-49 Tahun
5 : Sangat Setuju
88
Lampiran 6
HASIL OUTPUT SPSS
pengetahuan 1
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 44 64.7 64.7 64.7
benar 24 35.3 35.3 100.0
Total 68 100.0 100.0
pengetahuan 2
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 10 14.7 14.7 14.7
benar 58 85.3 85.3 100.0
Total 68 100.0 100.0
pengetahuan 3
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 37 54.4 54.4 54.4
benar 31 45.6 45.6 100.0
Total 68 100.0 100.0
pengetahuan 4
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 8 11.8 11.8 11.8
benar 60 88.2 88.2 100.0
Total 68 100.0 100.0
pengetahuan 5
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 37 54.4 54.4 54.4
benar 31 45.6 45.6 100.0
Total 68 100.0 100.0
pengetahuan 6
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 10 14.7 14.7 14.7
benar 58 85.3 85.3 100.0
Total 68 100.0 100.0
pengetahuan 7
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
89
pengetahuan 6
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 10 14.7 14.7 14.7
benar 58 85.3 85.3 100.0
Valid salah 17 25.0 25.0 25.0
benar 51 75.0 75.0 100.0
Total 68 100.0 100.0
pengetahuan 8
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 36 52.9 52.9 52.9
benar 32 47.1 47.1 100.0
Total 68 100.0 100.0
pengetahuan 9
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 38 55.9 55.9 55.9
benar 30 44.1 44.1 100.0
Total 68 100.0 100.0
pengetahuan 10
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 9 13.2 13.2 13.2
benar 59 86.8 86.8 100.0
Total 68 100.0 100.0
sikap 1
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Ts 30 44.1 44.1 44.1
S 17 25.0 25.0 69.1
Ss 21 30.9 30.9 100.0
Total 68 100.0 100.0
sikap 2
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 2 2.9 2.9 2.9
Ts 30 44.1 44.1 47.1
S 14 20.6 20.6 67.6
Ss 22 32.4 32.4 100.0
Total 68 100.0 100.0
90
sikap 3
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 21 30.9 30.9 30.9
Ts 12 17.6 17.6 48.5
S 26 38.2 38.2 86.8
Ss 9 13.2 13.2 100.0
Total 68 100.0 100.0
sikap 4
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Ts 33 48.5 48.5 48.5
S 27 39.7 39.7 88.2
Ss 8 11.8 11.8 100.0
Total 68 100.0 100.0
sikap 5
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Ts 4 5.9 5.9 5.9
S 51 75.0 75.0 80.9
Ss 13 19.1 19.1 100.0
Total 68 100.0 100.0
sikap 6
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 25 36.8 36.8 36.8
Ts 7 10.3 10.3 47.1
S 20 29.4 29.4 76.5
Ss 16 23.5 23.5 100.0
Total 68 100.0 100.0
sikap 7
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 1 1.5 1.5 1.5
Ts 4 5.9 5.9 7.4
S 47 69.1 69.1 76.5
Ss 16 23.5 23.5 100.0
Total 68 100.0 100.0
91
sikap 8
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 2 2.9 2.9 2.9
Ts 36 52.9 52.9 55.9
S 12 17.6 17.6 73.5
Ss 18 26.5 26.5 100.0
Total 68 100.0 100.0
sikap 9
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 1 1.5 1.5 1.5
Ts 34 50.0 50.0 51.5
S 11 16.2 16.2 67.6
Ss 22 32.4 32.4 100.0
Total 68 100.0 100.0
sikap 10
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Ts 33 48.5 48.5 48.5
S 13 19.1 19.1 67.6
Ss 22 32.4 32.4 100.0
Total 68 100.0 100.0
sikap 11
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 23 33.8 33.8 33.8
Ts 11 16.2 16.2 50.0
S 15 22.1 22.1 72.1
Ss 19 27.9 27.9 100.0
Total 68 100.0 100.0
sikap 12
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 1 1.5 1.5 1.5
Ts 35 51.5 51.5 52.9
S 23 33.8 33.8 86.8
Ss 9 13.2 13.2 100.0
Total 68 100.0 100.0
92
sikap 13
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 24 35.3 35.3 35.3
Ts 13 19.1 19.1 54.4
S 15 22.1 22.1 76.5
Ss 16 23.5 23.5 100.0
Total 68 100.0 100.0
sikap 14
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 2 2.9 2.9 2.9
Ts 35 51.5 51.5 54.4
S 22 32.4 32.4 86.8
Ss 9 13.2 13.2 100.0
Total 68 100.0 100.0
Upaya 1
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 48 70.6 70.6 70.6
baik 20 29.4 29.4 100.0
Total 68 100.0 100.0
Upaya 2
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 14 20.6 20.6 20.6
baik 54 79.4 79.4 100.0
Total 68 100.0 100.0
Upaya 3
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 41 60.3 60.3 60.3
baik 27 39.7 39.7 100.0
Total 68 100.0 100.0
Upaya 4
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 9 13.2 13.2 13.2
baik 59 86.8 86.8 100.0
Total 68 100.0 100.0
93
Upaya 5
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 46 67.6 67.6 67.6
baik 22 32.4 32.4 100.0
Total 68 100.0 100.0
Upaya 6
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 9 13.2 13.2 13.2
baik 59 86.8 86.8 100.0
Total 68 100.0 100.0
Upaya 7
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 12 17.6 17.6 17.6
baik 56 82.4 82.4 100.0
Total 68 100.0 100.0
Upaya 8
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 46 67.6 67.6 67.6
baik 22 32.4 32.4 100.0
Total 68 100.0 100.0
Upaya 9
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 47 69.1 69.1 69.1
baik 21 30.9 30.9 100.0
Total 68 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
pendidikan rspond Pekerjaan respond
umur responden en en
N Valid 68 68 68
Missing 0 0 0
94
umur responden
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid 29-31 2 2.9 2.9 2.9
32-34 14 20.6 20.6 23.5
35-37 15 22.1 22.1 45.6
38-40 13 19.1 19.1 64.7
41-43 21 30.9 30.9 95.6
44-46 2 2.9 2.9 98.5
47-49 1 1.5 1.5 100.0
Total 68 100.0 100.0
pendidikan responden
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid SMP 1 1.5 1.5 1.5
SMA 48 70.6 70.6 72.1
PT 19 27.9 27.9 100.0
Total 68 100.0 100.0
pekerjaan responden
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid IRT 49 72.1 72.1 72.1
Karyawan 8 11.8 11.8 83.8
ASN 7 10.3 10.3 94.1
wiraswasta 3 4.4 4.4 98.5
pegawai honorer 1 1.5 1.5 100.0
Total 68 100.0 100.0
Frequency Table
pengetahuan responden
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 35 51.5 51.5 51.5
baik 33 48.5 48.5 100.0
Total 68 100.0 100.0
sikap responden
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid negatif 37 54.4 54.4 54.4
positif 31 45.6 45.6 100.0
Total 68 100.0 100.0
95
upaya pencegahan
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 44 64.7 64.7 64.7
baik 24 35.3 35.3 100.0
Total 68 100.0 100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan Responden * Upay
68 100.0% 0 .0% 68 100.0%
a Pencegahan
Crosstabs
pengetahuan responden * upaya pencegahan Crosstabulation
upaya pencegahan
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-sid Exact Sig. (2-side Exact Sig. (1-side
Value df ed) d) d)
Pearson Chi-Square 17.987a 1 .000
b
Continuity Correction 15.898 1 .000
Likelihood Ratio 19.169 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 17.723 1 .000
b
N of Valid Cases 68
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,65.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sikap Responden * Upaya Penc
68 100.0% 0 .0% 68 100.0%
egahan
96
sikap responden * upaya pencegahan Crosstabulation
upaya pencegahan
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-sid Exact Sig. (2-side Exact Sig. (1-side
Value df ed) d) d)
Pearson Chi-Square 37.749a 1 .000
b
Continuity Correction 34.684 1 .000
Likelihood Ratio 43.700 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 37.194 1 .000
b
N of Valid Cases 68
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,94.
b. Computed only for a 2x2 table
97
Lampiran 7
98
Lampiran 8
99
Lampiran 9
100
Lampiran 10
101
Lampiran 11
Lampiran 12
Dokumentasi Penelitian