Anda di halaman 1dari 122

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN

UPAYA IBU DALAM PENCEGAHAN KARIES GIGI


PADA ANAK BALITA DI DESA AIR TELUK KIRI
KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2021

SKRIPSI

OLEH

FITRI MAYASARI
NIM : 1802022007

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2021
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN
UPAYA IBU DALAM PENCEGAHAN KARIES GIGI
PADA ANAK BALITA DI DESA AIR TELUK KIRI
KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2021

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memeroleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.)
pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
Minat Studi Promosi Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia

Oleh

FITRI MAYASARI
NIM : 1802022007

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2021
Telah Diuji pada Tanggal : 16 November 2021

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Khairatunnisa,S.K.M.,M.Kes
Anggota : 1. Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes
2. Muhammad Crystandy, S.K.M., M.K.M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
Nama : Fitri Mayasari
Tempat Tanggal Lahir : Aek Bamban, 21 Mei 1988
Status : Menikah
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Kamboja Kisaran
Anak Ke : 1 dari 2 Bersaudara

II. Identitas Orang Tua


Nama Ayah : Tugino
Nama Ibu : Fazariah Br Panjaitan

III. Riwayat Pendidikan


Tahun 1994-2000 : SD 013834 Aek Bamban
Tahun 2000-2003 : MTs. Atthoyyibah Indonesia
Tahun 2003-2006 : SMA Negeri 2 Kisaran
Tahun 2006-2009 : Akbid Imelda Medan
Tahun 2018-2021 : Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut
Kesehatan Helvetia Medan

ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN UPAYA IBU
DALAM PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA
DI DESA AIR TELUK KIRI KABUPATEN ASAHAN
TAHUN 2021

FITRI MAYASARI
1802022007

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016 menyatakan angka


kejadian karies pada anak masih sebesar 60-90%. Berdasarkan data yang
didapat dari Desa Teluk Kiri Kabupaten Asahan tahun 2018 terdapat 197
kasus karies gigi pada anak balita dan pada tahun 2019 terdapat 135 kasus
karies gigi pada anak balita, kasus ini hanya turun sebanyak 62 kasus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap
dengan upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak balita di Desa Air
Teluk Kiri Kabupaten Asahan tahun 2021.
Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan
cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang memiliki anak
balita di Desa Teluk Kiri Kabupaten Asahan sebanyak 210 orang dengan
sampel sebanyak 68 orang yang diambil menggunakan teknik simple random
sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dengan
statistik uji analisis Chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki
pengetahuan kurang baik 51,5 % , sikap negatif 54,45% dan pencegahan
karies gigi kurang baik 64,7 %. Hasil uji statistik memiliki nilai p untuk
variabel pengetahuan p = 0,000 dan variabel sikap di peroleh p = 0,000.
Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan pengetahuan dan sikap
dengan upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak balita di Desa Air
Teluk Kiri Kabupaten Asahan. Disarankan kepada Puskesmas kesehatan
setempat agar penelitian ini digunakan sebagai bahan masukan atau
informasi bagi ibu-ibu yang memiliki anak balita agar dapat mempersiapkan
diri dengan baik dalam menghadapi karies gigi pada anak balita.

Kata Kunci : Pengetahun, Sikap, Upaya Pencegahan Karies


Gigi
Daftar Pustaka : 17 buku dan 14 Internet (2012 - 2020)
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugerah-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Upaya Ibu Dalam
Pencegahan Karies Gigi Pada Anak Balita Di Desa Teluk Kiri Kabupaten
Asahan Tahun 2021”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M) pada Program Studi
S1 Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai
pihak, baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes, selaku Pembina Yayasan
Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes, selaku Ketua Yayasan
Helvetia Medan.
3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si, selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan
4. Dr. dr. Hj. Arifah Devi Fitriani, M.Kes, selaku Wakil Rektor I Institut
Kesehatan Helvetia Medan
5. Teguh Suharto, S.E., M.Kes, selaku Wakil Rektor II Institut Kesehatan
Helvetia Medan
6. Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
7. Dr. Nuraini, S.Pd., M.Kes, selaku Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan
8. Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes, selaku Wakil Dekan II Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan dan sekaligus Dosen
Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan mencurahkan waktu,
perhatian, ide dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.
9. Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes, selaku Ketua Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia sekaligus Dosen
Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan mencurahkan waktu,
perhatian, ide dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.
10. Muhammad Crystandy, S.K.M., M.K.M, selaku Dosen Penguji III yang telah
meluangkan waktu memberikan arahan dan masukan dalam
menyempurnakan Skripsi ini
11. Seluruh Dosen Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat yang telah mendidik
dan mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

iii
12. Bapak Kepala Desa Air Teluk Kiri yang bersedia memberikan tempat
penelitian bagi saya
13. Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan
pandangan, mendukung baik moril maupun materil, mendoakan dan selalu
memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.


Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya atas segala
kebaikan yang telah diberikan.

Medan, 16 November 2021


Penulis,

Fitri Mayasari
1802022007

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK....................................................................................................... i
ABSTRACT...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
...........................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................... 8
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................... 8
1.3.1. Tujuan Umum............................................................... 8
1.3.2. Tujuan Khusus.............................................................. 8
1.4. Manfaat Penelitian.................................................................... 8
1.4.1. Manfaat Teoritis............................................................ 8
1.4.2. Manfaat Praktis............................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 10


2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu..................................................... 10
2.2. Karies Gigi................................................................................ 11
2.2.1. Pengertian Karies Gigi.................................................. 11
2.2.2. Penyebab Karies Gigi................................................... 12
2.2.3. Klasifikasi Karies Gigi................................................. 16
2.2.4. Karies Gigi Pada Anak................................................. 18
2.2.5. Pencegahan Karies Gigi................................................ 20
2.2.6. Dampak Karies Gigi .................................................... 27
2.3. Konsep Perilaku Menurut Teori L. Green................................ 29
2.3.1. Pembentukan Perilaku.................................................. 30
2.3.2. Klasifikasi Perilaku....................................................... 31
2.3.3. Domain Perilaku........................................................... 32
2.4. Kerangka Teori......................................................................... 39
2.5. Hipotesis Penelitian.................................................................. 39

v
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 40
3.1. Desain Penelitian ..................................................................... 40
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 40
3.2.1. Lokasi Penelitian........................................................... 40
3.2.2. Waktu Penelitian........................................................... 40
3.3. Populasi dan Sampel ................................................................ 40
3.3.1. Populasi......................................................................... 40
3.3.2. Sampel........................................................................... 41
3.4. Kerangka Konsep...................................................................... 42
3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran........................... 42
3.5.1. Definisi Operasional...................................................... 42
3.5.2. Aspek Pengukuran......................................................... 43
3.6. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 44
3.6.1. Jenis Data...................................................................... 44
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data............................................ 44
3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas........................................ 45
3.7. Metode Pengolahan Data ......................................................... 48
3.8. Analisis Data............................................................................. 49
3.8.1. Analisis Univariat.......................................................... 49
3.8.2. Analisis Bivariat............................................................ 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 50


4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian......................................... 50
4.2. Hasil Penelitian......................................................................... 51
4.2.1. Karakteristik Responden............................................... 51
4.2.2. Analisis Univariat.......................................................... 52
4.2.3. Analisis Bivariat............................................................ 57
4.3. Pembahasan Penelitian............................................................. 63
4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Upaya Ibu dalam
Pencegahan Karies Gigi pada Anak Balita di Desa Air
Teluk Kiri Kabupaten Asahan tahun 2021.................... 63
4.3.2. Hubungan Sikap dengan Upaya Ibu dalam
Pencegahan Karies Gigi pada Anak Balita di Desa Air
Teluk Kiri Kabupaten Asahan tahun 2021.................... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 69


5.1. Kesimpulan............................................................................... 69
5.2. Saran......................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 71
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

3.1. Aspek Pengukuran........................................................................... 43

3.2. Hasil Uji Validitas Instrumen........................................................... 46

3.3. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen....................................................... 48

4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa Teluk Air


Kiri Tahun 2021............................................................................... 51

4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pegetahuan Ibu


Dalam Upaya Pencegahan Karies Gigi Pada Anak Balita di Desa
Teluk Air Kiri Tahun 2021.............................................................. 52

4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu


Dalam Upaya Pencegahan Karies Gigi Pada Anak Balita di Desa
Teluk Air Kiri Tahun 2021.............................................................. 54

4.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Sikap Ibu


Dalam Upaya Pencegahan Karies Gigi Pada Anak Balita di Desa
Teluk Air Kiri Tahun 2021.............................................................. 55

4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Ibu Dalam


Upaya Pencegahan Karies Gigi Pada Anak Balita di Desa Teluk
Air Kiri Tahun 2021......................................................................... 58

4.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Upaya Ibu


dalam Upaya Pencegahan Karies Gigi Pada Balita di Desa Teluk
Air Kiri Tahun 2021 ........................................................................ 58

4.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Upaya Ibu


dalam Upaya Pencegahan Karies Gigi Pada Balita di Desa Teluk
Air Kiri Tahun 2021......................................................................... 60

4.8. Hubungan Pengetahuan dengan Upaya Ibu dalam Upaya


Pencegahan Karies Gigi Pada Balita di Desa Teluk Air Kiri
Tahun 2021....................................................................................... 61

4.9. Hubungan Sikap dengan Upaya Ibu dalam Upaya Pencegahan


Karies Gigi Pada Balita di Desa Teluk Air Kiri Tahun 2021.......... 62

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1. Kerusakan Gigi Berupa Libang Disebabkan Karies ................. 12


Gambar 2.2. Skema yang Menunjukkan Karies sebagai Penyakit ................ 13
Gambar 2.3. Celah atau Fisura Gigi .............................................................. 17
Gambar 2.4. Titik Hitam paa Batas Gigi Menunjukkan Sebuah Karies
proksima.................................................................................... 18
Gambar 2.5. Cara Menggosok Gigi yang Benar............................................. 27
Gambar 2.6. Kerangka Teori ......................................................................... 39
Gambar 2.7 Kerangka Konsep....................................................................... 42

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian


Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5 : Master Tabel
Lampiran 6 : Hasil Output SPSS
Lampiran 7 : Surat Permohonan Survey Awal
Lampiran 8 : Surat Balasan Survey Awal
Lampiran 9 : Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran 10 : Surat Selesai Uji Validitas
Lampiran 11 : Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 12 : Surat Balasan Ijin Penelitian
Lampiran 13 : Dokumentasi Penelitian

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut hingga kini masih belum menjadi perhatian

utama. Sakit gigi sering dianggap sebagai penyakit biasa, terutama bagi orang

yang belum pernah mengalaminya. Namun akibat yang ditimbulkan sakit gigi

dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan sangat berbahaya karena bisa

menjadi gerbang beragam penyakit dan bisa mengungkapkan gejala-gejala

awal penyakit berbahaya. Mengabaikan kesehatan gigi dan mulut berarti

membuka gerbang terserang berbagai penyakit. Semua permasalahan yang

terjadi saat terkena sakit gigi dan dampak lanjutannya bersumber pada gigi

berlubang (1).

Kesehatan gigi dan mulut anak usia 4-5 tahun penting untuk diperhatikan.

Masa 5 tahun pertama tahap perkembangan anak merupakan golden age atau masa

emas dalam periode pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada masa ini segala

hal yang terjadi akan terserap pada diri anak kemudian menjadi dasar/memori

tajam pada anak (2). Salah satu bentuk untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut

agar tetap sehat adalah dengan melatih kemampuan motorik seorang anak,

termasuk diantaranya dengan menggosok gigi. Kemampuan menggosok gigi

secara baik dan benar merupakan faktor cukup penting untuk pemeliharaan gigi

dan mulut (1). Pendidikan kesehatan gigi harus diperkenalkan sedini mungkin

kepada anak agar mereka dapat mengetahui cara memelihara kesehatan giginya

1
dan diharapkan orangtua juga ikut berperan terutama ibu dalam mengawasi

kebersihan gigi anak-anaknya dengan mengajarkan cara menyikat gigi yang benar

(3).

Masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling sering dialami anak usia

sekolah adalah karies gigi. Karies gigi merupakan salah satu gangguan kesehatan

gigi dan mulut. Karies gigi terjadi akibat adanya kerusakan jaringan keras gigi

yang meliputi enamel, dentin, dan sementum (4). Terjadinya karies disebabkan

oleh serangkaian proses dan faktor yang saling mempengaruhi selama beberapa

kurun waktu. Terdapat empat faktor utama penyebab karies, keempat faktor

tersebut adalah host, mikroorganisme, substrat dan waktu. Sebagai proses dan

faktor yang saling mempengaruhi, keseimbangan dari faktor utama didalam

rongga mulut dipengaruhi pula oleh faktor risiko luar. Faktor risiko luar terdiri

dari usia, status sosial dan ekonomi, tingkat pendidikan, pengetahuan serta sikap

dan perilaku (5).

Community Dental Oral Epidimiology menyebutkan bahwa anak usia

Taman Kanak-Kanak (TK) di Indonesia memiliki risiko besar terkena karies. Pada

anak usia Taman Kanak-kanak, perawatan gigi dan mulut masih bergantung

kepada perilaku orang tua, khususnya ibu sebagai figur terdekat seorang anak.

Pengetahuan dan perilaku ibu memiliki pengaruh dalam membimbing,

memberikan penjelasan dan mengawasi anak dalam memelihara kesehatan gigi

dan mulutnya secara baik dan benar yang berpengaruh terhadap risiko terjadinya

karies pada anak tersebut (6).

2
Karies gigi sejauh ini masih menjadi masalah kesehatan anak. Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016 menyatakan angka kejadian karies pada

anak masih sebesar 60-90%. Prevalensi kasus karies tertinggi pada anak-anak

menurut WHO terdapat di Amerika dan kawasan Eropa, sementara prevalensi

terendah adalah Asia tenggara dan Afrika. Berdasarkan The Global Burden of

Disease Study 2016 masalah kesehatan gigi dan mulut khususnya karies gigi

merupakan penyakit yang dialami hampir dari setengah populasi penduduk dunia

(3,58 milyar jiwa) (7).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa

proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/ berlubang/ sakit

(45,3%). Prevalensi karies gigi di Indonesia adalah : usia 3 tahun (60%), usia 4

tahun (85%) dan usia 5 tahun (86,4%). Menurut data sebanyak 57,6% penduduk

Indonesia bermasalah gigi dan mulut selama 12 bulan terakhir, tetapi hanya

10,2% yang mendapatkan perawatan oleh tenaga medis gigi (8)

Berdasarkan data Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) sebanyak

61,1% dari total jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Utara diperkirakan

menderita penyakit karies gigi yakni infeksi yang merusak struktur gigi akibat

kurang perawatan gigi dan mulut. Proporsi masalah gigi dan mulut pada Provinsi

Sumatera utara di Indonesia Tahun 2017 meningkat dari 16,7 % menjadi 19,4%

(9).

Menurut profil Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan Jumlah SD di

Kabupaten Asahan ada sebanyak 468 dengan jumlah murid sebanyak 96.274

(49.993 siswa laki-laki, dan 46.341 siswa perempuan). Dari jumlah tersebut, telah

3
dilakukan pemeriksaan terhadap 3.309 (3,44 %) siswa (1.754 atau 3,51 % siswa

laki-laki, dan 1.555 atau 3,36 % siswa perempuan). Dari hasil pemeriksaan

tersebut ditemukan sebanyak 2.542 siswa yang perlu mendapat perawatan (1.382

atau 54,3 % siswa laki-laki, dan 1160 atau 45,6 % siswa perempuan), selanjutnya

yang telah mendapat perawatan ada sebanyak 1.860 (73,17 %) siswa (960 atau

69,46 % siswa laki-laki, dan 900 atau 77,59 % siswa perempuan) (10).

Ibu memegang peranan penting dalam keluarga, sebagai seorang ibu dari

anak anaknya. Figur pertama yang dikenal anak begitu dia lahir adalah ibunya.

Maka dari itu, pengetahuan, perilaku dan kebiasaan ibu dapat dicontoh oleh sang

anak. Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi sangat berperan penting dalam

menentukan status kesehatan gigi anaknya kelak. Mulai tumbuhnya gigi

merupakan proses yang penting dari pertumbuhan anak. Ibu harus mengetahui dan

mengajari anak cara menjaga kesehatan gigi anaknya tersebut agar anak

mempunyai dasar pengetahuan yang baik tentang menjaga kebersihan gigi (11).

Penelitian yang dilakukan Sakiah dan Herlina Tahun 2014 di Sekolah

Dasar Negeri 74/IV diwilayah kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun

2014 menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan pencegahan

karies gigi (p=0,001) (12) . Penelitian Sejenis yang dilakukan Ernawati Tahun

2014 di Desa Mirit Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen menyatakan bahwa ada

hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam upaya pencegahan karies

(p=0,001), ada hubungan antara sikap dengan perilaku ibu dalam upaya

pencegahan karies (p=0,002) (13).

4
Faktor lain penyebab terjadinya karies pada anak adalah rendahnya

pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi bagi anak usia sekolah disebabkan oleh

faktor internal dan eksternal. Menurut konsep Pedodontic Treatment Triangle,

pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi anak ditentukan oleh interaksi dari tiga

komponen yaitu anak sebagai penerima layanan, petugas kesehatan sebagai

motivator dan penyedia layanan serta orang tua sebagai motivator dan pengambil

keputusan dalam perawatan gigi anak (14). Hal di atas didukung berdasarkan hasil

Riskesdas (2018) bahwa masyarakat yang memanfaatkan pelayanan kesehatan

gigi masih rendah (29,6%), dari 23,4% penduduk yang mengalami gangguan

kesehatan gigi (15).

Hasil penelitian yang dilakukan Jyoti tahun 2019 di TK Titi Dharma

Denpasar menyatakan bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu

mengenai perawatan gigi anak terhadap kejadian karies anak (p=0,003) dan ada

hubungan perilaku ibu dalam merawat gigi anak terhadap kejadian karies pada

anak (p=0,000) (16). Hasil penelitian yang dilakukan Novitasari, dkk tahun 2015

di RA. Al Khodijah Desa Brudu Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang

menyatakan bahwa lebih dari setengah (54,8%) sikap positif orang tua dalam

upaya mencegah karies pada anak sebanyak 17 orang (17).

Karies membawa dampak buruk dan dapat mempengaruhi kualitas hidup

bagi anak. Menurtu penelitian yang dilakukan oleh Mukhbitin tahun 2015, karies

akan menimbulkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan. Hal ini akan mengganggu

aktivitas anak di sekolah. Anak mengalami penurunan kemampuan dalam belajar,

anak yang mengalami nyeri gigi tidak akan mengerjakan tugas dan menjawab

5
pertanyaan sebaik anak yang tidak diganggu oleh nyeri gigi. Karies juga akan

berpengaruh terhadap kualitas tidur anak dan pola makan anak karena rasa nyeri

yang dirasakan. Kondisi ini akan mempengaruhi nutrisi, pertumbuhan dan

pertambahan berat badan anak (18).

Berdasarkan teori Lawrence Green, yang mengatakan terbentuknya

perilaku individu dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi (disposing

factors) yang meliputi pengetahuan, sikap, tradisi, sistem nilai, tingkat

pendidikan, sosial ekonomi; faktor pemungkin (enabling factors) meliputi

ketersedian sarana dan prasarana kesehatan, akses pelayanan, mutu pelayanan;

dan faktor penguat (reinforcing factors) meliputi sikap dan perilaku tokoh

masyarakat, tokoh agama, petugas kesehatan dan peraturan perundang-undangan

yang terkait dengan kesehatan (19).

Berdasarkan data karies gigi di Kecamatan Teluk Dalam ,Desa Air Teluk

Kiri merupakan desa dengan kejadian angka karies gigi tertinggi dibandikan

dengan 5 desa lain yang ada di Kecamatan Teluk dalam. Berdasarkan data karies

gigi di Kabupaten Asahan bahwa Desa Teluk Kiri Kecamatan Teluk Dalam

merupakan desa dengan angka kejadian karies tertinggi dibandingkan dengan

Desa yang berada di kecamatan lainnya. Hal ini kemungkinan terjadi karena

kurangnya tenaga kesehatan seperti perawat gigi dan dokter gigi di daerah tersebut

mengingat jumlah dokter gigi hanya 22 orang untuk seluruh fasilitas kesehatan

yang ada yang berjumlah lebih kurang 150 unit (10).

Desa Teluk Kiri merupakan salah satu Desa yang ada di Kecamatan Air

Teluk Kiri Kabupaten Asahan. Berdasarkan data yang didapat dari Desa Teluk

6
Kiri Kabupaten Asahan tahun 2018 terdapat 197 kasus karies gigi pada anak balita

dan pada tahun 2019 terdapat 135 kasus karies gigi pada anak balita, kasus ini

hanya turun sebanyak 62 kasus dimana ini masih jauh dari target yang ingin

dicapai oleh Desa Teluk Kiri yaitu 50% dari kasus yang ada dengan kata lain

target yang ingin dicapai (20).

Hasil survey awal kepada ibu yang mempunyai anak usia sekolah

didapatkan bahwa sebanyak 10 ibu tidak tahu bagaimana upaya mencegah karies

gigi pada anak. Ibu hanya membawa anaknya ke Dokter hanya bila sakit, dan

seringnya melakukan pengobatan sendiri seperti berkumur kumur dengan air yang

diberi garam serta membeli obat sakit gigi di warung. Ibu juga tidak memantau

anaknya dalam menyikat gigi. Para ibu menganggap bahwa gigi susu hanya

sementara dan akan diganti oleh gigi tetap, sehingga mereka menganggap bahwa

kerusakan pada gigi susu bukan suatu masalah. Ibu hanya mengajari cara

menyikat gigi tapi tidak pernah mengontrol anak mereka untuk menyikat gigi dua

kali dalam sehari dan tidak mengawasi anak untuk tidak memakan makanan yang

manis manis.

Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian guna mengkaji mengenai hubungan pengetahuan dan sikap dengan

upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak balita di Desa Teluk Kiri

Kabupaten Asahan.

7
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan

pengetahuan dan sikap dengan upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak

balita di Desa Teluk Kiri Kabupaten Asaha Tahun 2021?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan upaya ibu

dalam pencegahan karies gigi pada anak balita di Desa Teluk Kiri Kabupaten

Asahan Tahun 2021.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan upaya ibu dalam

pencegahan karies gigi pada anak balita di Desa Teluk Kiri Kabupaten

Asahan Tahun 2021

b. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan upaya ibu dalam pencegahan

karies gigi pada anak balita di Desa Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun

2021

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di

bidang pencegahan karies gigi pada anak.

8
1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan

program pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik khususnya

kepada balita.

b. Bagi Dinas Kesehatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk meningkatkan

program pelayanan kesehatan gigi yaitu program UKGMD (Usaha

Kesehatan Gigi Masyarakat Desa) khususnya perawatan pada anak balita.

c. Bagi Pemerintah

Diharapkan untuk lebih memperhatikan lagi anak-anak yang masih

mengalami masalah gigi berlubang atau karies sehingga menurunkan

angka balita yang mengalami karies/gigi berlubang.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjuan Peneliti Terdahulu

Penelitian Sakinah dan Herlina Tahun 2014 yang berjudul Faktor-Faktor

yang Berhubungan dengan Pencegahan Karies Gigi pada Murid Kelas Satu SDN

74/IV di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2014 dengan

menggunakan desain penelitian kuantitatif cross sectional study. Hasil penelitian

menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan pencegahan karies gigi p

value = 0,001 (12).

Penelitian Ernawati Tahun 2014 yang berjudul Perilaku Ibu dalam Upaya

Pencegahan Karies Gigi pada Anak Prasekolah (Early Childhood Caries) Usia 4-5

Tahun di Desa Mirit Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen dengan menggunakan

desain penelitian survei dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian

menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam upaya

pencegahan karies (p=0,001), ada hubungan antara sikap dengan perilaku ibu

dalam upaya pencegahan karies (p=0,002) (13).

Penelitian Jyoti tahun 2019 yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan

dan Perilaku Ibu dalam Merawat Gigi Anak terhadap Kejadian Karies Anak di TK

Titi Dharma Denpasar dengan desain penelitian metode cross sectional analitik.

Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu mengenai

perawatan gigi anak terhadap kejadian karies anak (p=0,003) dan ada hubungan

perilaku ibu dalam merawat gigi anak terhadap kejadian karies pada anak

(p=0,000) (16).

10
Penelitian Novita, dkk Tahun 2015 yang berjudul Gambaran Sikap

Orangtua Dalam Mencegah Caries Gigi pada Anak Usia 6-7 Tahun RA. Al

Khodijah Desa Brudu Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang dengan desain

penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah

(54,8%) sikap positif orang tua dalam mencegah karies pada anak sebanyak 17

orang (17).

2.2. Karies Gigi

2.2.1 Pengertian Karies Gigi

Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email,

dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas maloklusi yang ada dalam suatu

karbohidrat yang diragikan. Proses karies ditandai dengan terjadinya

demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan

organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan

pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan

menimbulkan rasa nyeri. Sampai sekarang, karies masih merupakan masalah

kesehatan baik di negara maju maupun di negara-negara bekembang (21).

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin

dan cementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu

karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi

jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya.

Akibatnya, terjadi invasibakteri dan kemampuan pulpa serta penyebaran

infeksinya kejaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri. Walaupun

demikian, mengingat mungkinnya remineralisasi terjadi, pada stadium yang

11
sangat dini penyakit ini dapat dihentikan (22).

Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit

ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus

berbahaya, dan bahkan kematian. Peningkatan prevalensi karies banyak

dipengaruhi perubahan dari pola makan. Kini, karies gigi telah menjadi penyakit

yang tersebar di seluruh dunia (4)

Gambar 2.1 Kerusakan Gigi Berupa Lubang yang Disebabkan Karies

2.2.2 Penyebab Karies Gigi

Etiologi atau penyebab karies atas faktor penyebab primer yang langsung

mempengaruhi biofilm (lapisan tipis normal pada permukaan gigi yang berasal

dari saliva) dan faktor modifikasi yang tidak langsung mempengaruhi biofilm.

Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti penyakit

menular lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang terjadi selama

beberapa kurun waktu. Karies gigi disebabkan oleh 4 faktor atau komponen yang

12
saling berinteraksi yaitu komponen dari gigi dan air ludah, komponen

mikroorganisme yang ada dalam mulut, komponen makanan dan komponen

waktu (4).

Pada tahun 1960-an oleh Keyes dan Jordan (23) , karies dinyatakan

sebagai penyakit multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi

penyebab terbentuknya karies. Ada tiga faktor utama yang memegang peranan

yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet

dan ditambah faktor waktu, yang digambarkan sebagai tiga lingkaran yang

bertumpang-tindih. Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap factor tersebut

harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang rentan, mikroorganisme yang

kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama. Faktor penyebab karies

tersebut dapat dijelaskan dalam gambar sebagai berikut :

Gambar 2.2 Skema yang Menunjukkan Karies Sebagai Penyakit

Mulut merupakan tempat berkembangnya bakteri. Bakteri akan

mengubah gula dan karbohidrat yang dimakan menjadi asam. Bakteri ini ada

yang membentuk suatu lapisan lunak dan lengket yang disebut sebagai plak yang

13
menempel pada gigi. Plak ini biasanya sangat mudah menempel pada permukaan

kunyah gigi, sela-sela gigi, keretakan pada permukaan gigi, dan batasan antara

gigi dan gusi. Proses hilangnya mineral dari struktur gigi dinamakan

demineralisasi, sedangkan bertambahnya mineral dari struktur gigi dinamakan

remineralisasi. Kerusakan gigi terjadi apabila demineralisasi lebih besar dari

pada proses remineralisasi.

Asam yang merusak dalam bentuk plak menyerang mineral pada

permukaan luar email gigi. Erosi yang ditimbulkan plak akan menciptakan

lubang kecil pada permukaan email yang awalnya tidak terlihat. Bila email

berhasil ditembus, maka dentin yang lunak dibawahnya dapat terkena. Bila

bakteri sampai ke pulpa yang sensitif maka terjadi peradangan pulpa. Pembuluh

darah dalam pulpa akan membengkak, sehingga timbul rasa nyeri (11).

Faktor-faktor penyebab karies adalah :

a. Host (Gigi)

Gigi sebagai tuan rumah untuk hidupnya mikroorganisme yang ada

dalam mulut. Sembilan puluh enam persen dari enamel gigi terdiri dari mineral,

mineral ini terutama hidroksiapit, akan menjadi larut bila terkena lingkungan

asam. Pada gigi produksi saliva memainkan peranan penting terhadap

kemungkinan terjadinya karies gigi. Kuman akan menempel pada permukaan

gigi dan bagian yang tidak dapat dibersihkan dengan air liur. Jika gigi kesulitan

dibersihkan oleh air liur maka bakteri akan diubah menjadi asam yang dapat

membentuk lubang kecil pada permukaan gigi.

14
b. Bakteri

Mulut mengandung berbagai bakteri mulut, tetapi hanya beberapa

spesies tertentu dari bakteri yang diyakini menyebabkan gigi karies :

Streptococcus Mutans dan Lactobacillus diantara mereka. Lactobacillus

Acidopilus, Actynomices Piscoccus, Nocardia spp, dan Streptococcus Mutans

yang paling dekat hubungannya dengan karies. Bakteri akan memanfaatkan

makanan terutama yang mengandung tinggi gula untuk energi dan menghasilkan

asam

c. Substrat atau makanan

Dalam kehidupan sehari-hari kita makan-makanan yang bermacam-

macam.Makanan seperti nasi, sayuran, kacang-kacangan. Selain itu juga jenis

makanan yang lengket, lunak, dan mudah terselip di gigi dan sisa makanan yang

tertinggal pada permukaan gigi bila tidak segera dibersihkan maka akan

menimbulkan bakteri sehingga merusak gigi. Frekuensi makan lebih dari tiga kali

sehari, seperti 20 menit 1 kali makan makanan manis sehingga kerusakan gigi

akan lebih cepat.

d. Waktu

Proses karies dapat mulai dalam beberapa hari gigi tersebut meletus ke

dalam mulut jika diet tersebut cukup kaya karbohidrat yang cocok. Adanya

kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama

berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri

atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karena itu, bila

15
saliva ada didalam lingkungan gigi, maka karies tidak menghancurkan gigi

dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun (5).

2.2.3. Klasifikasi Karies Gigi

Karies gigi dapat dikelompokkan berdasarkan lokasi, tingkat laju

perkembangan, dan jaringan keras yang terkena (5) :

a) Lokasi

Secara umum, ada dua tipe karies gigi bila dibedakan lokasinya, yaitu

karies yang ditemukan di permukaan halus dan karies di celah atau fisura

gigi.

1. Karies celah dan fisura

Celah dan fisura adalah tanda anatomis gigi. Fisura terbentuk saat

perkembangan alur, dan tidak sepenuhnya menyatu, dan membuat suatu

turunan atau depresio yang khas pada strutkur permukaan email. Tempat

ini mudah sekali menjadi lokasi karies gigi. Celah yang ada daerah pipi

atau bukal ditemukan di gigi geraham.

Karies celah dan fisura kadang-kadang sulit dideteksi. Semakin

berkembangnya proses perlubangan akrena karies, email atau enamel

terdekat berlubang semakin dalam. Ketika karies telah mencapai dentin

pada pertemuan enamel dengan dental, lubang akan menyebar secara

lateral. Di dentin, proses perlubangan akan mengikuti pola segitiga ke

arah pulpa gigi.

16
Gambar 2.3 Celah atau Fisura Gigi

2. Karies permukaan halus

Ada tiga macam karies permukaan halus. Karies proksimal, atau

dikenal juga sebagai karies interproksimal, terbentuk pada permukaan

halus antara batas gigi. Karies akar terbentuk pada permukaan akar gigi.

Tipe ketiga karies permukaan halus ini terbentuk pada permukaan lainnya.

Karies proksimal adalah tipe yang paling sulit dideteksi. Tipe ini kadang

tidak dapat dideteksi secara visual atau manual dengan sebuah eksplorer

gigi. Karies proksimal ini memerlukan pemeriksaan radiografi.

Karies akar adalah tipe karies yang sering terjadi dan biasanya
terbentuk ketika permukaan akar telah terbuka karena resesi gusi. Bila gusi
sehat, karies ini tidak akan berkembang karena tidak dapat terpapar oleh
plak bakteri. Permukaan akar lebih rentan terkena proses demineralisasi
daripada enamel atau email karena sementumnya demineraliasi pada pH
6,7, di mana lebih tinggi dari enamel. Karies akar lebih sering ditemukan

17
di permukaan fasial, permukaan interproksimal, dan permukaan lingual.
Gigi geraham atas merupakan lokasi tersering dari karies akar.

Gambar 2.4 Titik Hitam pada Batas Gigi Menunjukkan Sebuah Karies
Proksima

a. Laju penyakit

Laju karies dapat membagi karies menjadi karies akut dan kronis.

Karies rekuren berarti karies yang terjadi pada bekas karies terdahulu

b. Jaringan keras yang terpengaruh

Berdasarkan pada jaringan keras yang terpengaruh, karies dapat

dibedakan menjadi karies yang memengaruhi enamel, dentin, atau

sementum. Pada awal perkembangannya, karies mungkin hanya

mempengaruhi enamel. Namun ketika karies semakin luas, dapat

mempengaruhi dentin. Sementum adalah jaringan keras yang melapisi

akar gigi, maka sementum dapat terkena bila akar gigi terbuka

2.2.4 Karies Gigi pada Anak

Karies gigi ini banyak terjadi pada anak-anak karena anak-anak cenderung

lebih menyukai makanan manis-manis yang bisa menyebabkan terjadinya karies

gigi. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi

18
fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan

bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah

cermin dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum mempunyai gejala-

gejala yang dapat dilihat dalam mulut. Pada umumnya keadaan kebersihan mulut

anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan makanan dan minuman yang

menyebabkan karies dibanding orang dewasa. Anak-anak umumnya senang gula-

gula, apabila anak terlalu banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya,

maka gigi-giginya banyak yang mengalami karies (24).

Sekarang ini banyak dijumpai makanan kariogenik yang dijual di pasaran

dan sudah sampai di pelosok desa. Makanan ini sangat digemari anak, sehingga

perlu diperhatikan pengaruh substrat karbohidrat kariogenik dengan kejadian

karies gigi. Mengingat pentingnya fungsi gigi maka sejak dini kesehatan gigi

anak-anak perlu diperhatikan. Selain faktor makanan, menggosok gigi juga

merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam rangka tindakan

pencegahan karies gigi. Walaupun kegiatan menggosok gigi merupakan kegiatan

yang sudah umum namun masih ada kekeliruan baik dalam pengertiannya

maupun dalam pelaksanaannya (5).

Pengetahuan orangtua mengenai perannya terhadap kesehatan anak,

karena peran orang tua sangat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan anak

terutama dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Orang tua yang dominan

dalam hal ini yaitu ibu, pada masa ini ibu berperan sebagai guru pertama anaknya,

ibu yang memiliki pengetahuan kurang mengenai kesehatan gigi dan mulut

19
anaknya akan mengakibatkan hal tersebut sehingga mengakibatkan tingginya

resiko anak mengalami karies gigi (25).

2.2.5 Pencegahan Karies Gigi

Klasifikasi pelayanan pencegahan dibagi menjadi 3 yaitu pencegahan

primer, sekunder dan tersier. Pelayanan yang diarahkan pada tahap pre-

patogenesis merupakan pelayanan pencegahan primer atau pelayanan untuk

mencegah timbulnya penyakit. Hal ini ditandai dengan upaya meningkatkan

kesehatan (health promotion) dan memberikan perlindungan khusus (spesific

protection) (1).

Upaya promosi kesehatan meliputi pengajaran tentang cara menyingkirkan

plak yang efektif atau cara menyikat gigi dan menggunakan benang gigi

(flossing). Upaya perlindungan khusus termasuk pelayanan yang diberikan untuk

melindungi host dari serangan penyakit dengan membangun penghalang untuk

melawan mikroorganisme. Aplikasi pit dan fisur siletn merupakan upaya

perlindungan khusus untuk mencegah karies (26).

Pelayanan yang ditujukan pada tahap awal patogenesis merupakan

pelayanan pencegahan sekunder, untuk menghambat atau mencegah penyakit agar

tidak berkembang atau kambuh lagi. Kegiatannya ditujukan pada diagnosa dini

dan pengobatan yang tepat. Sebagai contoh, melakukan penambalan pada lesi

karies yang kecil dapat mencegah kehilangan struktur gigi yang luas (27).

Terakhir, pelayanan ditujukan terhadap akhir dari patogenesis penyakit

yang dikenal sebagai pencegahan tersier untuk mencegah kehilangan fungsi.

20
Kegiatannya meliputi pemberian pelayanan untuk membatasi ketidakmampuan

(cacat) dan rehabilitasi. Gigi tiruan dan implan termasuk dalam kategori ini (27).

Pencegahan karies gigi secara pencegahan primer, sekunder dan tersier,

adalah sebagai berikut (21):

a. Pencegahan primer

Menurut Alpers tahun 2016 mencegah pembusukan dengan tindakan

pencegahan sebagai berikut :

1. Memilih makanan dengan cermat

Makanan yang mengandung karbohidrat juga berfenmentasi termasuk gula

dan tepung kemudian akan diolah menjadi roti dan keripik kentang. Karena

karbohidrat merupakan sumber makanan penting sehingga jangan mengurangi

karbohidrat yang akan di konsumsi. Mengatur kebiasaan makan anak dengan

sebagai berikut :

1) Menghindari makanan yang lengket dan kenyal seperti snack. Makanan

seperti gula, kacang bersalut gula, sereal kering, roti dan kismis juga buah

yang dikeringkan akan menempel pada gigi. Usahakan untuk

membersihkan gigi dalam waktu 20 menit setelah makan. Apabila tidak

menyikat gigi maka berkumurlah dengan air putih.

2) Memilih snack dengan cermat. Efek makanan seperti snack dapat

menyebabkan gigi berlubang. Makan snack setiap hari memungkinkan

bakteri terus membentuk asam yang merusak gigi. Jangan makan makanan

manis terus, mengunyah permen karet atau permen penyegar nafas. Jika

ingin menguyah permen dengan memilih produk yang tidak mengandung

21
gula karena mengandung xylitol atau aspartam sehingga mengurangi

bakteri pembuat lubang pada gigi.

2. Pemeliharaan gigi

Mulut tidak bisa dihindarkan dari bakteri, tetapi mencegah bakteri dengan

membersihkan mulut dengan teratur. Ajarkan anak untuk menyikat gigi > 2

kali sehari. Menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan gigi tiap 6 bulam

sekali.

3. Pemberian flour

Membubuhkan flour dalam air minum yang kekurangan flour untuk mencegah

karies gigi. Tambahan tersebut dapat berupa tetes atau tablet. Obat ini

biasanya dikumurkan dalam mulut sekitar 30 detik kemudian dibuang. Anak

rentan terhadap gigi berlubang sehingga pemberian flour secara topikal

termasuk pasta gigi yang mengandung flour sangat bermanfaat.

b. Pencegahan Sekunder

1. Penambalan gigi, kerusakan gigi biasanya dihentikan dengan membuang

bagian gigi yang rusak dan diganti dengan tambalan gigi. Jenis bahan

tambalan yang digunakan tergantung dari lokasi dan fungsi gigi. Geraham

dengan tugas mengunyah memerlukan bahan yang lebih kuat

dibandingkan gigi depan. Perak amalgam digunakan pada gigi belakang.

Tambalan pada gigi depan dibuat tidak terlihat, silikat sejenis semen

porselen yang mirip dengan email. Resin komposit adalah bahan yang

sering digunakan pada gigi depan dan belakang bila lubangnya kecil dan

merupakan bahan yang warnanya sama dengan warna gigi. Jika saraf gigi

22
telah rusak dan tidak dapat diperbaiki maka gigi perlu dicabut. Dental

sealant, perawatan untuk mencegah gigi berlubang dengan menutupi

permukaan gigi dengan suatu bahan.

2. Dental sealant dilakukan pada permukaan kunyah gigi premolar dan

molar. Gigi dicuci dan dikeringkan kemudian memberi pelapis pada gigi .

c. Pencegahan tersier

Pencegahan tersier gigi dengan karies yang sudah dilakukan pencabutan

terhadap rehabilitasi dengan pembuatan gigi palsu .

Menurut Mansjoer (2009), penatalaksanaan pencegahan karies gigi

dilakukan dengan:

1) Perawatan mulut

Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekkan instruksi berikut:

(1).Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari pada waktu – waktu

yang tepat yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur, ditambah dengan

sesudah bangun tidur.

(2).Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala sikat

kecil.

(3).Gunakan dental gloss (benang gigi) sedikinya satu kali sehari.

(4).Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung antibiotik

(vancomycin), enzim (destronase) dan antiseptik (chlor hexidine 0,1 %).

(5).Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat gigi

dengan benar, dapat digunakan kain pembersih yang tidak terlalu tipis

untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi, gusi serta lidah.

23
Cara mempergunakan yaitu dengan melilitkan pada jari kemudian

digosokkan pada gigi.

(6).Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali atau bila mengalami

pengelupasan gigi, luka oral yang menetap lebih dari dua minggu atau

sikat gigi.

2) Diet

Karies dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam makanan yang

dikonsumsi.Hindari kebiasaan makan makanan yang merusak gigi (permen, coklat

dan lain sebagainya) dan membiasakan mengkonsumsi makanan yang

menyehatkan gigi (buah dan sayur).

3) Flouridasi

Fluridasi dilakukan dengan memungkinkan dokter gigi memberikan sel dental

pada gigi, menambahkan floiuride pada suplai air minum dirumah, penggunaan

pasta gigi yang mengandung floiuride atau menggunakan tablet, tetesan atau hisap

natrium floiuride. Karies gigi dapat dihindari/dicegah apabila anak melakukan

perawatan gigi dengan benar setelah mengkonsumsi makanan kariogenik.

Meningkatnya rasa tanggung jawab terhadap tugas sekolah dan tugas di

rumah akan lebih terlihat pada anak usia ini. Perkembangan motorik halus dan

kasar semakin menuju ke arah kemajuan. Oleh karena itu anak lebih dapat

diajarkan cara memelihara kesehatan gigi dan mulut secara lebih rinci, sehingga

akan menimbulkan rasa tanggung jawab akan kebersihan dirinya sendiri. Dalam

hal ini orang tua memegang peranan di dalam menerapkan disiplin dalam

24
melaksanakana tanggung jawab tersebut. Beberapa teknik pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut yang harus diperhatikan pada usia ini adalah (22).

1. Penyikatan gigi dan pemakaian pasta gigi sudah sepenuhnya dilakukan oleh

anak. Pemberian disclosing solution dapat dilakukan agar anak dapat melihat

bagian-bagian yang kotor pada gigi. Adapun teknik penyikatan gigi yang

dapat diterapkan pada anak usia ini adalah teknik roll. Bantuan orang tua

dibutuhkan apabila anak mendapatkan kesulitan saat melakukan penyikatan

pada posisi gigi yang sulit, misal bagian bukal rahang atas dan rahang bawah.

Pada keadaan ini hendaknya orang tua tetap memandu anak. Setelah selesai

menyikat gigi hendaknya orang tua melakukan pemeriksaan kembali apakah

sudah bersih. Penyikatan gigi dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pagi

setelah makan dan malam sebelum tidur (22).

2. Pemakaian flossing pada gigi-gigi dengan kontak yang sangat rapat. Orang tua

perlu mengajarkan cara penggunaan flossing, agar tidak terjadi luka / trauma

pada gusi (22).

3. Pemberian sediaan fluor melalui aplikasi fluor dan obat kumur sudah dapat

dilakukan bagi anak-anak yang telah memiliki kemampuan menelan yang

baik. Sediaan fluor sangat dianjurkan bagi anak-anak dengan maloklusi,

dimana kelompok tersebut memiliki resiko karies tinggi (22).

4. Memperkenalkan pemberian kemoterapeutik. Sediaan yang dapat diberikan

adalah chlorhexidine. Diberikan bagi anak-anak dengan resiko karies dan

penyakit periodontal tinggi. Anak-anak yang termasuk di dalam kelompok ini

adalah penderita penyakit sistemik dan dengan maloklusi (mikroorganisme

25
penyebab karies gigi) yang berat (22).

Prosedur atau langkah-langkah menggosok gigi

Langkah-langkah menggosok gigi yang benar adalah sebagai berikut (11) :

1) Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45 derajat

di daerah perbatasan antara gigi dengan gusi.

2) Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bagian luar permukaan

setiap gigi atas dan bawah dengan posisi bulu sikat 45 derajat berlawanan

dengan garis gusi agar sisa makanan yang mungkin masih menyelip dapat

dibersihkan.

3) Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi.

4) Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah.

Gunakan hanya ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi dengan

tekanan ringan sehingga bulu sikat tidak membengkok. Biarkan bulu sikat

membersihkan celah-celah gigi. Rubah posisi sikat gigi sesering mungkin.

5) Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi

tegak dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis gusi.

6) Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih segar.

7) Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut karena yang keras dapat

membuat gusi terluka dan menimbulkan abrasi pada gigi, yaitu penipisan

struktur gigi terutama di sekitar garis gusi. Abrasi dapat membuat bakteri

dan asam menghabiskan gigi karena lapisan keras pelindung enamel gigi

telah terkikis.

8) Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak dan simpan di tempat yang

26
kering sehingga dapat mengering setelah dipakai.

9) Jangan pernah meminjamkan sikat gigi kepada orang lain karena sikat gigi

mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang yang satu ke yang lain

meski sikat sudah dibersihkan.

10) Gunakan sikat gigi elektrik untuk si kecil agar lebih mudah digunakan. Sikat

gigi jenis ini sebenarnya dapat membersihkan lebih baik daripada sikat gigi

manual, namun sebaiknya konsultasikan terlebih dulu soal penggunaannya

dengan dokter gigi.

Gambar 2.5 Cara Menggosok Gigi yang Benar

2.2.6 Dampak Karies Gigi

Karies dapat menyebabkan rasa sakit yang berdampak pada gangguan

pengunyahan sehingga asupan nutrisi akan berkurang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak. Karies gigi yang tidak dirawat selain rasa

sakit lama-kelamaan juga dapat menimbulkan bengkak akibat terbentuknya nanah

yang berasal dari gigi tersebut. Keadaan ini selain mengganggu fungsi

pengunyahan, fungsi bicara juga ikut terganggu (4).

27
Kerusakan pada gigi desidu akan mengurangi fungsi dari gigi dan

mempengaruhi pertumbuhan gigi permanen. Anak-anak mengalami karies gigi

dapat mempengaruhi kebiasaan makanan dan asupan gizi, mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak dan kesiapan sekolah. Nyeri dan infeksi

karies gigi akan menyebabkan kurangnya kehadiran disekolah, bermasalah dalam

makan, berbicara dan belajar. Kerusakan gigi atau kehilangan gigi dapat

menyebabkan malnutrisi dan masalah kesehatan lainnya. Karies dan

komplikasinya dapat mempengaruhi kualitas hidup, baik secara fisik maupun

psikologis. Hilangnya gigi sulung lebih awal dari seharusnya dapat

mengakibatkan berbagi efek samping, sepeerti gangguan gastrointestinal, estetika

dan masalah psikologis.

Jika akries belum menembus email gigi, maka belum terasa apa-apa. Tapi

jika sudah mencapai lapisan dentin biasanya akan merasakan rasa ngilu. Proses

pembentukan karies gigi ini akan berlanjut bertambah besar dan bertambah dalam.

Lubang gigi yang besar ini akan menjadi jalan masuk bakteri-bakteri yang ada

didalam mulut untuk menginfeksi jaringan pulpa gigi tersebut yang akan

menimbulkan rasa sakit berdenyut sampai ke kepala, begitu juga apabila gigi

tersebut terkena rangsangan dingin, panas, makanan yang manis dan asam.

Pada tahap awal karies gigi walaupun tidak menimbulkan keluhan harus

segera dirawat, karena penjalaran karies mula-mula terjadi pada email. Bila tidak

segera dibersihkan dan tidak segera ditambal, karies akan menjalar ke lapisan

dentin sehingga sampai keruang pulpa yang berisi pembuluh darah dan pembuluh

saraf, sehingga menimbulkan rasa sakit dan akhirnya gigi tersebut bisa mati.

28
Pada tahap lanjut, selain menimbulkan keluhan yang cukup menggangu,

maka apabila tetap dibiarkan tanpa perawatan, proses karies akan semakin

berlanjut sehingga akan merusak ajringan pulpa/syaraf gigi. Pada tahap seperti ini

dapat disertai timbulnya bau mulut (halitosis) sehingga mengganggu pergaulan.

Jika kavitas sudah terlalu dalam dan menyebabkan pulpa terinfeksi lama-

kelamaan pulpa akan mati. Bakteri-bakteri ini akan terus menginfeksi jaringan

dibawah gigi dan menimbulkan periodontrid apikalis yaitu peradangan jaringan

periodontal disekitar ujung akar gigi. Apabila tidak dirawat kondisi tersebut akan

bertambah parah sampai terbentuk abses periapical (terbentuknya nanah didaerah

apeks gigi atau didaerah ujung akar), granuloma, sampai kisata gigi (11).

2.3. Konsep Perilaku Menurut Teori L. Green

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku, menurut

Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo (2012) adalah :

a. Faktor-faktor predisposisi (Predisposing Factors)

Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan,

tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan

kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat

sosial ekonomi, dan sebagainya. Faktor-faktor ini terutama yang positif

mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor pemudah.

b. Faktor-faktor pemungkin (Enabling Factors)

Faktor-faktor ini mencakup berbagai keterampilan dan sumber daya yang

perlu untuk melakukan perilaku kesehatan. Faktor-faktor ini mencakup

ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas yang pada hakikatnya

29
mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, faktor

pemungkin ini juga menyangkut keterjangkauan berbagai sumber daya seperti

biaya, jarak, ketersediaan transportasi dan sebagainya.

c. Faktor-faktor penguat (Reinforcing factor)

Merupakan faktor penguat perubahan perilaku seseorang atau sekelompok

orang yang memungkinkan adanya penghargaan atau imbalan terhadap

perubahan perilaku yang menetap dan berulang. Faktor yang termasuk

penguat antara lain manfaat sosial, manfaat fisik, kepuasaan terhadap layanan

tenaga/fasilitas kesehatan, adanya dukungan keluarga, teman sebaya, guru,

pimpinan, perilaku tenaga kesehatan serta pengambil kebijakan. Hal-hal

tersebut menunjukkan bahwa perilaku seseorang biasanya dipengaruhi oleh

orang-orang yang dianggap penting disekitar kehidupan mereka.

2.3.1 Pembentukan Perilaku

Menurut walgito (2003), pembentukan perilaku dibagi menjadi 3 cara

sesuai keadaan yang diharapkan, yakni:

a. Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan

Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kondisioning

atau kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang

diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut. Cara ini didasarkan

atas teori belajar kondisioning baik dikemukakan oleh Pavlov maupun oleh

Thorndike dan Skinner terdapat pendapat yang tidak seratus persen sama,

namun para ahli tersebut mempunyai dasar pandangan yang tidak jauh

berbeda satu dengan yang lain. Kondisioning Pavlov dikenal dengan

30
kondisioning kalsik, sedangkan kondisioning Thorndike dan Skinner dikenal

sebagai kondisioning operan.

b. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)

Disamping pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan pengertian atau

insight. Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan

disertai adanya pengertian. Bila dalam eksperimen Throndike dalam belajar

yang dipentingkan adalah soal latihan, maka dalam eksperimen Kohler dalam

belajar yang penting adalah pengertian atau insight.

c. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model

Disamping cara-cara pembentukan perilaku seperti tersebut diatas,

pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan menggunakan model

atau contoh. Pemimpin dijadikan model atau contoh oleh yang dipimpinnya.

Cara ini didasarkan atas teori belajar sosial (sosial learning theory) dan

observational learning theory yang dikemukakan oleh Bandura (1997).

2.3.2 Klasifikasi Perilaku

Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2012) adalah suatu respon

seseorang (organisme) terhadapa stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit

atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta

lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3

kelompok :

a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (healt maintenance)

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga

kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.

31
b. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau

sering disebut perilaku pencarian pengobatan (healht seeking behavior).

Perilaku yang menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat

menderita penyakit dan atau kecelakaan.

c. Perilaku kesehatan lingkungan

Seseorang berespon terhadap lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun

sosial budaya dan sebagainya.

Tiap individu adalah unik, dimana mengandung arti bahwa manusia yang satu

berbeda dengan manusi yang lain dan tidak ada dua manusia yang sama

persis dimuka bumi ini, walaupun ia dilahirkan kembar. Manusia mempunyai

ciri-ciri, sifat, watak, tabiat, kepribadian, dan motivasi tersendiri yang

membedakannya dari manusi lainnya (28).

2.3.3 Domain Perilaku

Notoatmodjo (2012), berpendapat bahwa perilaku manusia itu sangat

kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom

seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku itu ke dalam tiga domain

(ranah/kawasan) yaitu: pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), praktek atau

tindakan yang dilakukan (practice).

a. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain

sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai dengan

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

32
dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh

melalui indra pendengaran (telinga), dan penglihatan (mata) (28).

Menurut Notoatmodjo (2012), tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkatan yaitu tahu (know), memahami (comprehension),

aplikasi (application). Analisis (analysis), sintesis (synthesis), evaluation

(evaluation).

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan menginterpretasikan materi tersebut

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi di sini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

33
4. Analisis (Analysis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi,

dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasari pada

suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang

ada.

b. Sikap (Attitude)

Ahmadi (2007) menyatakan sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang

bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek

psikologi di sini meliputi : simbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide dan

sebagainya. Orang dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu obyek

psikologi apabila ia suka atau memiliki sikap yang favorable, sebaliknya orang

34
yang dikatakan memiliki sikap yang negatif terhadap obyek psikologi bila ia tidak

suka atau sikap unfavorable terhadap obyek psikologi.

Menurut Ahmadi (2007), sikap dapat dibedakan menjadi dua bagian,

yaitu:

1. Sikap positif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, menerima,

mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana

individu itu berada.

2. Sikap negatif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakan

atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu

berada.

Apabila individu memiliki sikap yang positif terhadap suatu obyek ia akan

siap membantu, memperhatikan, berbuat sesuatu yang menguntungkan obyek itu.

Sebaliknya bila ia memiliki sikap yang negatif terhadap suatu obyek, maka ia

akan mengecam, mencela, menyerang bahkan membinasakan obyek itu.

Menurut Notoatmodjo (2007) sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek).

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3) Menghargai (valuing)

35
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah

adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku

manusia adalah masalah pengungkapan (assessment) atau pengukuran

(measurement) sikap. Ada beberapa metode pengungkapan sikap yang secara

historik telah dilakukan orang, diantaranya adalah :

1. Observasi perilaku

Perilaku yang diamati mungkin saja dapat menjadi indikator sikap dan

konteks situasional tertentu akan tetapi interpretasi sikap harus sangat hati-hati

apabila hanya didasarkan dari pengamatan terhadap perilaku yang ditampakkan

oleh seseorang.

2. Penanyaan langsung

Pengungkapan sikap dengan penanyaan langsung memiliki keterbatasan

dan kelemahan yang mendasar. Dimana apabila situasi dan kondisi

memungkinkannya untuk mengetahui hal yang sebenarnya tanpa rasa takut

terhadap konsekuensi langsung maupun tidak langsung yang dapat terjadi.

3. Pengungkapan langsung

Suatu versi metode penanyaan langsung adalah pengungkapan langsung

secara tertulis yang dapat dilakukan dengan menggunakan item ganda.

36
4. Skala sikap

Metode pengungkapan sikap dalam bentuk self report yang hingga kini

dianggap sebagai paling dapat diandalkan adalah dengan menggunakan daftar

pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh individu yang disebut skala sikap.

Dalam pengukuran skala sikap ini dapat digunakan dengan pengukuran sikap

model Bogardus, Thurstone dan Likert. Skala Likert sangat populer saat ini

karena skala ini termasuk mudah dalam penyusunannya. Sudah banyak peneliti

yang telah mempergunakan dan menyempurnakannya. Skala Likert terdiri dari 4

alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.

5. Pengukuran terselubung

Metode pengukuran terselubung (cover measures) sebenarnya berorientasi

kembali ke metode observasi perilaku yang telah dikemukakan di atas, akan tetapi

sebagai objek pengamatan bukan lagi perilaku tampak yang disadari atau sengaja

dilakukan oleh seseorang melainkan reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi lebih di

luar kendali orang yang bersangkutan.

6. Praktek atau Tindakan (Practice)

Menurut Notoatmodjo (2010) suatu sikap belum otomatis terwujud dalam

suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu

perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain fasilitas. Tingkat-tingkat praktek adalah persepsi

(perception), respon terpimpin (guided respons), mekanisme (mechanism), adopsi

(adoption).

37
1. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan

diambil.

2. Respon terpimpin (guided respons)

Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh yang

telah diketahuinya.

3. Mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.

4. Adopsi (adoption)

Adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik artinya

tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan

tersebut.

38
2.4 Kerangka Teori

Kerangka teori penelitian ini adalah sebagai berikut :


adalah sebagai berikut :

Faktor Predisposisi Faktor Pemudah (Enabling Faktor Pemerkuat


(Predisposing factors): factors): (Reinforcing
1. Pengetahuan 1. Fasilitas fisik: Fasilitas factors):
(knowledge) kesehatan, lingkungan, 1. Sikap
2. Sikap (attitude) materi penyuluhan petugas
3. Kepercayaan 2. Fasilitas umum: kesehatan
(Beliefs) Instrumen 2. Perilaku
4. Nilai (value) pembelajaran, petugas
5. Persepsi Media informasi, misal kesehatan
(perception TV, Koran, 3. Keluarga
) majalah, flamlet

Perilaku kesehatan

Upaya pencegahan
dan perawatan karies
gigi

Gambar 2.6 Kerangka Teori


Sumber : Teori Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2012)

2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan hasil pernyataan sementara mengenai kemungkinan

hasil dari suatu penelitian. Hipotesis merupakan jawaban yang sikapnya

sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Adapun

hipotesis penelitian ini adalah : Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

dan sikap ibu dengan upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak balita di

Desa Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun 2021

39
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei analitik dengan desain

penelitian cross sectional. Penelitian cross sectional merupakan jenis penelitian

yang menekankan waktu pengukuran/observasi hanya satu kali pada satu saat,

baik untuk data variabel independen dan dependen. Dengan kata lain, variabel

independen dan dependen dinilai secara simultas pada suatu saat.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Teluk Kiri Kabupaten Asahan sebagai

lokasi penelitian.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Januari 2021 hingga Oktober

2021, dengan tahapan mulai dari Pengajuan Judul, Penentuan Dosen Pembimbing,

Konsultasi Proposal Penelitian dengan Dosen Pembimbing, Seminar Proposal

Penelitian, Pengumpulan Data, Pengolahan dan Analisis Data, Seminar Hasil

Penelitian.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak balita

di Desa Teluk Kiri Kabupaten Asahan sebanyak 210 orang.

40
3.3.2. Sampel

Pengambilan sampel menggunakan cara simple random sampling yaitu

semua individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih

sebagai anggota sampel. Dan untuk jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus

Slovin (29) dalam penelitian ini.

Dari jumlah populasi seluruh orangtua yang memiliki anak balita diketahui, maka

perhitungan sampel adalah :

N
n= 2
N (d) +1

Keterangan :
n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
d = Tingkat kepercayaan/ ketetapan yang diinginkan yakni 0,1
Sehingga besar sampel :

N
n= 2
N (d) +1

210
n= 2
210 (0.1) +1

n = 67,74 dibulatkan 68 orang

Setelah dilakukan perhitungan dengan diketahui jumlah populasi orangtua

yang memiliki anak balita adalah 210 maka didapati besar sampel sebanyak 68

orang.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah simple random sampling yaitu seluruh unsur dalam suatu populasi

memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih dalam sampel. Untuk

41
mempermudah penelitian maka besar sampel yang diperoleh dari setiap dusun

ialah :

57
Dusun I = X 68 = 18,4 = 18 Orang
210

44
Dusun II = 210 X 68 = 14,2 = 14 Orang

47
Dusun III = X 68 = 15,2 = 15 Orang
210

62
Dusun IV = 210 X 68 = 20,7 = 21 Orang

Maka total seluruhnya adalah 68 orang.

3.4. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

 Pengetahuan
Upaya Pencegahan
 Sikap Karies

Gambar 2.7 Kerangka Konsep

3.5 Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

3.5.1. Definisi Operasional

a. Pengetahuan Tentang Pencegahan Karies

Hasil tahu ibu tentang pencegahan karies gigi pada anak balita yang

memenuhi persyaratan kesehatan ditinjau dari pengertian, tujuan, manfaat,

metode perawatan berdasarkan usia anak yang diukur menggunakan

kuesioner

42
b. Sikap Tentang Pencegahann Karies

Respon atau reaksi responden dalam hal tentang pencegahan karies gigi pada

anak balita

c. Upaya Pencegahan Karies

Perilaku nyata dalam melakukan pencegahan karies gigi pada anak balita

yang diukur menggunakan kuesioner meliputi: pencegahan primer,

pencegahan sekunder dan pencegahan tersier.

3.5.2 Aspek Pengukuran

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Indenpenden (X) dan Dependen (Y)

Jenis
Nama Jumlah Cara dan alat Skala
No Value Skala
Variabel Pernyataan ukur Pengukuran
Ukur
1 Variabel X 10 Menghitung Skor: 0-5 Kurang
Pengetahuan skor Skor: 6-10 Baik (0)
tentang karies pengetahuan Baik (1) Ordinal
Benar = 1
Salah = 0
(skor max =10)
2 Sikap tentang 14 Menghitung Skor: 14-35 Kurang
karies skor sikap Skor: 36-56 Baik (0) Ordinal
SS = 4 Baik (1)
S=3
TS = 2
STS = 1
(skor max =60)
3 Variabel Y 9 Menghitung Skor : 0-4 Kurang
Upaya dalam skor upaya Skor: 5-9 Baik (0) Ordinal
pencegahan pencegahan Baik (1)
karies Ya = 1
Tidak = 0
(skor max =9)

43
3.6. Metode Pengumpulan Data

3.6.1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung di lapangan dengan

menggunakan instrumen penelitian yaitu kuesioner melalui metode wawancara

dan pengamatan langsung di daerah kawasan sekolah. Kuesioner yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner lapangan yang tertutup karena responden

hanya tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap paling

tepat.

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari dokumentasi yang berada di Desa Teluk Kiri

Kabupaten Asahan untuk mengetahui jumlah balita yang mengalami karies gigi.

c. Data Tersier

Data tersier diperolah dari beberapa sumber referensi seperti text book

serta data riset yang sudah dipublikasi seperti jurnal, laporan penelitian.

3.6.2. Teknik Pengumpulan Data

a. Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara kepada seluruh ibu

yang memiliki balita dengan menggunakan kuesioner yang sudah dirancang

relevan dengan tujuan penelitian.

44
b. Data sekunder

Pengumpulan data Sekunder dilakukan dengan melihat Profil Desa Air Teluk

Kiri untuk mengetahui jumlah balita yang ada di Desa Air Teluk Kiri dan

mengambil data melalui sistem pencatatan dan pelaporan puskesmas untuk

mengetahui jumlah kasus karies pada balita.

c. Data Tersier

Data tersier merupakan data penunjang dari kedua data diatas yakni data

primer dan data sekunder. Data ini diperoleh dari buku-buku teks, jurnal, dan

internet yang ada keterkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada angket mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh pernyataan tersebut. Untuk

menguji validitas alat ukur terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-

bagian dari alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah setiap skor butir,

dimana nilai r-tabel= 0,436 untuk 30 orang responden.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program komputer.

Kriteria yang digunakan untuk uji validitas adalah sebagai berikut:

1. Jika r-hitung> r-tabel, dengan taraf signifikan α = 0,01 maka pernyataan

dikatakan valid.

2. Jika r-hitung< r-tabel, dengan taraf signifikan α = 0,01 maka pernyataan

dikatakan tidak valid.

45
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen
Item Pertanyaan r-hitung r-tabel Ket
Pengetahuan 1 0,613 0,436 Valid
Pengetahuan 2 0,455 0,436 Valid
Pengetahuan 3 0,054 0,436 Tidak Valid
Pengetahuan 4 0,510 0,436 Valid
Pengetahuan 5 0,543 0,436 Valid
Pengetahuan 6 0,160 0,436 Tidak Valid
Pengetahuan 7 0,065 0,436 Tidak Valid
Pengetahuan 8 0,468 0,436 Valid
Pengetahuan 9 0,455 0,436 Valid
Pengetahuan 10 0,475 0,436 Valid
Pengetahuan 11 0,581 0,436 Valid
Pengetahuan 12 0,480 0,436 Valid
Pengetahuan 13 0,272 0,436 Tidak Valid
Pengetahuan 14 0,145 0,436 Tidak Valid
Pengetahuan 15 0,482 0,436 Valid
Sikap 1 0,612 0,436 Valid
Sikap 2 0,457 0,436 Valid
Sikap 3 0,643 0,436 Valid
Sikap 4 0,678 0,436 Valid
Sikap 5 0,305 0,436 Tidak Valid
Sikap 6 0,872 0,436 Valid
Sikap 7 0,473 0,436 Valid
Sikap 8 0,639 0,436 Valid
Sikap 9 0,652 0,436 Valid
Sikap 10 0,668 0,436 Valid
Sikap 11 0,872 0,436 Valid
Sikap 12 0,678 0,436 Valid
Sikap 13 0,872 0,436 Valid
Sikap 14 0,678 0,436 Valid
Sikap 15 0,872 0,436 Valid
Upaya 1 0,620 0,436 Valid
Upaya 2 0,548 0,436 Valid
Upaya 3 0,013 0,436 Tidak Valid
Upaya 4 0,660 0,436 Valid
Upaya 5 0,564 0,436 Valid
Upaya 6 0,044 0,436 Tidak Valid
Upaya 7 0,030 0,436 Tidak Valid
Upaya 8 0,499 0,436 Valid
Upaya 9 0,540 0,436 Valid
Upaya 10 0,473 0,436 Valid
Upaya 11 0,660 0,436 Valid
Upaya 12 0,332 0,436 Tidak Valid
Upaya 13 0,226 0,436 Tidak Valid

46
Tabel Lanjutan 3.2
Item Pertanyaan r-hitung r-tabel Ket
Upaya 14 0,103 0,436 Tidak Valid
Upaya 15 0,481 0,436 Valid

Berdasarkan tabel 3.2 di atas menunjukkan bahwa instrumen pada variabel

pengetahuan dari 15 item pertanyaan terdapat 10 item pertanyaan yang valid,

untuk instrumen pada variabel sikap dari 15 item pernyataan terdapat 14 item

pernyataan yang valid, sedangkan instrumen pada variabel upaya pencegahan dari

15 pertanyaan terdapat 9 item pertanyaan yang valid , hal ini dapat dilihat dari

rhitung output nilai korelasi antara tiap item dengan skor total item pada masing-

masing item pertanyaan lebih besar dari r-tabel (0,436) sehingga 33 pertanyaan

dapat digunakan untuk penelitian.

b. Uji Reliabilitas

Uji realibilitas digunakan untuk suatu kuesioner yang merupakan indikator

dari variabel. Butir pertanyaan dikatakan reliabel atau andal apabila jawaban dari

responden terhadap pertannyaan adalah konsisten. Uji reliabilitas dilakuakan

denan menggunakan program komputer dan butir pernyataan yang sudah

dinyatakan valid dalam ujin validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria

sebagai berikut:

1. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 maka pertanyaan reliabel

2. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,6 maka pertanyaan tidak reliabel

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu instrumen

dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan uji Alpha Cronbach.

Variabel dikatakan reliabel jika nilai r-Alpha Cronbach > 0,6.

47
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Cronbach Alpha Ket
Pengetahuan 0,674 Reliabel
Sikap 0,919 Reliabel
Upaya 0,723 Reliabel

Uji validitas dan realibilitas dilakukan di Puskesmas Simpang Empat

Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan dengan sampel 30 responden.

3.7. Metode Pengolahan Data

Adapun proses pengolahan data dilakukan melalui tahap berikut :

a. Proses Editing

Dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan data-data yang telah

terkumpul, bila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan

data akan diperbaiki dan dilakukan pendataan ulang.

b. Coding

Pemeberian kode yang dimaksud untuk mempermudah pada saat analisis

data dan juga mempercepat pada saat entry data yaitu dengan memberikan

kode pada pertanyaan penelitian kuesioner.

c. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta pengambilan

keputusan. Data dimasukkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

d. Data Entry

Adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam

master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontingensi.

48
d. Cleaning dan Entry

Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan kedalam program

komputer guna menghindari terjadinya kesalahan pada pemasukan

data.

3.8. Analisis Data

3.8.1. Analisis Univariat

Analisis univariat yaitu melakukan analisis pada setiap variabel hasil

penelitian dengan tujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada setiap

variabel penelitian, baik variabel independen maupun variabel dependen.

3.8.2. Analisis Bivariat

Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel dependen

dengan variabel independen. Uji yang digunakan pada analisis bivariat ini adalah

uji Chi-square (X2) dengan menggunakan derajat kepercayaan 95%. Uji Chi-

Square dapat digunakan untuk melihat hubungan. Dalam uji ini kemaknaan

hubungan dapat diketahui, pada dasarnya uji Chi- square digunakan untuk melihat

antara frekuensi yang diamati (observed) dengan frekuensi yang diharapkan

(expected).

49
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Air Teluk Kiri merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan

Teluk Dalam, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah 280 Ha

dengan batasan wilayah :

1. Utara : Desa Perkebunan Teluk Dalam

2. Selatan : Desa Pulau Maria

3. Timur : Desa Perkebunan Teluk Dalam

4. Barat : Jalan Lintas Sumatera

Desa Air Teluk Kiri Kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Asahan

mempunyai jumlah penduduk yang tercatat secara administrasi berjumlah 3.301

jiwa terdiiri dari 1.559 jiwa laki-laki dan 1.742 perempuan. Luas tanah yang ada

terbagi dalam beberapa peruntukan, dapat dikelompokkan seperti fasilitas umum,

pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan ekonomi dan lain-lain. Dengan

kondisi topografi demikian, Desa Air Teluk Kiri memiliki variasi ketinggian

antara ± 60 m sampai dengan 62 m dari permukaan laut.

Desa Air Teluk Kiri dibagi dalam 4 Dusun dengan luas wilayah masing-

masing Dusun sebagai berikut :

1. Dusun 1 : 47,4 Ha

2. Dusun 2 : 41,3 Ha

3. Dusun 3 : 98,6 Ha

4. Dusun 4 : 92,6 Ha

50
4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan 68 responden

dapat dilihat dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa Air Teluk


Kiri Kabupaten Asahan Tahun 2021

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase(%)


Usia (Tahun)
29-31 2 2,9
32-34 14 20,6
35-37 15 22,1
38-40 13 19,1
41-43 21 30,9
44-46 2 2,9
47-49 1 1,5
Pendidikan
SMP 1 1,5
SMA 48 70,6
PT 19 27,9
Pekerjaan
Tidak Bekerja 49 72,1
Karyawan Swasta 8 11,8
ASN 7 10,3
Wiraswasta 3 4,4
Pegawai Honorer 1 1,5
Total 68 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 68 responden

mayoritas responden berumur 41-43 tahun sebanyak 21 orang (30,9%) dan

minoritas umur 47-49 tahun sebanyak 1 orang (1,5 %), mayoritas tingkat

pendidikan responden SMA sebanyak 48 orang (70,6%) dan minoritas pendidikan

SMP sebanyak 1 orang (1,5%), mayoritas pekerjaan responden tidak bekerja

sebanyak 49 orang (72,1%) dan bekerja sebagai Karyawan swasta sebanyak 10

51
orang (14,7%), ASN sebanyak 6 orang (8,8%), Wiraswasta sebanyak 5 orang

(7,4%), Pegawai honorer sebanyak 1 orang (1,5%).

4.2.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dalam penelitan ini akan menjelaskan distribusi

frekuensi dari masing – masing variabel penelitian yaitu Pengetahuan, Sikap dan

Upaya Ibu dalam Pencegahan Karies Gigi pada Balita.

1. Pengetahuan Ibu

Untuk melihat distribusi frekuensi pengetahuan ibu dalam upaya penceghan

karies gigi pada anak balita di Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun

2021 dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang


Pengetahuan Ibu dalam Upaya Pencegahan Karies Gigi Pada
Anak Balita di Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan
Tahun 2021

Jawaban
N
Pertanyaan Salah Benar Total
o
f % f % F %
1 Apakah yang dimaksud dengan
44 64,7 24 35,3 68 100,0
karies gigi?
2 Bagaimana tanda-tanda awal
10 14,7 58 85,3 68 100,0
karies gigi?
3 Kapan waktu yang tepat untuk
37 54,4 31 45,6 68 100,0
menyikat gigi?
4 Bagaimana cara menyikat gigi
8 11,8 60 88,2 68 100,0
yang tepat?
5 Bagaimana jenis sikat gigi
yang baik untuk digunakan 37 54,4 31 45,6 68 100,0
oleh anak?
6 Bagaimana sebaiknya
penggunaan sikat gigi pada 10 14,7 58 85,3 68 100,0
anak?
7 Berapakali sebaiknya

52
Tabel Lanjutan 4.2
Jawaban
N Pertanyaan Salah Benar Total
o
f % f % F %
Memeriksa ke Dokter gigi/
17 25 51 75 68 100,0
Klinik?
8 Apa yang anda lakukan jika
terjadi lubang pada gigi anak
anda masih kecil dan belum 36 52,9 32 47,1 68 100,0
menimbulkan keluhan
9 Apa yang akan terjadi jika sisa
makanan dalam mulut tidak 38 55,9 30 44,1 68 100,0
segera dibersihkan?
10 Agar tidak mudah berlubang,
sebaiknya menggunakan pasta 9 13,2 59 86,8 68 100,0
gigi yang mengandung?

Tabel 4.2. memperlihatkan bahwa pada item pertanyaan 1 dari 68

respoden 44 orang (64,7%) menjawab benar hal ini berarti responden sudah

mengetahui apa yang dimaksud dengan karies gigi, item pertanyaan 2 dari 68

responden 58 orang (85,3%) menjawab salah artinya responden belum

mengetahui bagaimana tanda-tanda awal karies gigi, item pertanyaan 3 dari 68

responden 37 orang (54,4%) menjawab benar artinya responden sudah

mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menyikat gigi, item pertanyaan 4 dari

68 responden 60 orang (88,2%) menjawab salah artinya responden belum

mengetahui bagaimana cara mneyikat gigi yang tepat, item pertanyaan 5 dari 68

responden 37 orang (54,4%) menjawab benar artinya responen sudah mengetahui

jenis sikat gigi yang baik buat anak, item pertanyaan 6 dari 68 responden 58

orang (85,3%) menjawab salah artinya responden tidka mengetahui bagaimana

sebaiknya penggunaan sikat gigi pada anak, item pertanyaan 7 dari 68 respoden

53
51 orang (75%) menjawab salah artinya responden tidak mengetahui berapakali

sebaiknya memeriksakan gigi ke Dokter gigi, item pertanyaan 8 dari 68

responden 36 orang (52,9%) menjawab salah artinya ibu tidak tahu apa yang

dilakukan jika terjadi lubang pada gig anak, item pertanyaan 9 dari 68 responden

38 orang (55,9%) menjawab benar artinya ibu sudah mengetahui apa yang akan

terjadi jika sisa makanan dalam mulut tidak segera dibersihkan , item pertanyaan

10 dari 68 responden 59 orang (86,8%) menjawab salah artinya ibu tidak

mengetahui jenis pasta gigi yang baik untuk mencegah gigi berlubang.

Berdasarkan jawaban responden tersebut di atas, maka dapat dibuat

kategori sebagaimana Tabel 4.3. berikut :

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan Ibu


dalam Upaya Pencegahan Karies Gigi Pada Balita di Desa Air
Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun 2021

No Pengetahuan (f) (%)


1. Kurang Baik 35 51,5
2. Baik 33 48,5
Total 68 100,0

Berdasarkan tabel 4.3. dapat dilihat dari 68 responden, responden dengan

pengetahuan “Kurang Baik” yaitu sebanyak 35 orang (51,5%), dan responden

dengan pengetahuan “Baik” yaitu sebanyak 33 orang (48,5%).

2. Sikap Ibu

Untuk melihat distribusi frekuensi sikap ibu dalam upaya penceghan

karies gigi pada anak balita di Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun

2021 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :

54
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Sikap
Ibu dalam Upaya Pencegahan Karies Gigi Pada Anak Balita
di Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun 2021

Jawaban
No Pernyataan STS TS S SS Total
f % f % f % f % f %
1 Menyikat gigi yang
baik dilakukan 1
0 0 30 44,1 25 21 30,9 68 100,0
minimal dua kali 7
sehari
2 Saya rutin
mengawasi anak 1
2 2,9 30 44,1 20,6 22 32,4 68 100,0
untuk menyikat 4
gigi
3 Saya akan membeli
sikat gigi anak
38,
yang berukuran 21 30,9 12 17,6 26 9 13,2 68 100,0
2
kecil serta bulu
sikat lembut
4 Saya tidak
membiasakan anak
untuk makan 39,
0 0 33 48,5 27 8 11,8 68 100,0
makanan yang 7
manis dan
berlemak
5 Anak diharapkan
menggunakan pasta
gigi yang
mengandung flour 0 0 4 5,9 51 75 13 19,1 68 100,0
agar dapat
mencegah gigi
berlubang
6 Saya akan
mengganti sikat
gigi baru setiap 4 29,
25 36,8 7 10,3 20 16 23,5 68 100,0
bulan dan ketika 4
bulu sikat gigi
sudah rusak
7 Menggosok gigi
yang benar adalah
menggosok bagian 69,
1 1,5 4 5,9 47 16 23,5 68 100,0
gigi depan, 1
belakang dan sela
sela gigi

55
Lanjutan Tabel 4.4
N Pertanyaan Jawaban
o
STS TS S SS Total
f % f % F % f % F %
8 Saya tidak akan
membeli obat di 17,
2 2,9 36 52,9 12 18 26,5 68 100,0
warung jika anak 6
mengeluh sakit gigi
9 Saya berharap
mengajak anak
saya ke dokter gigi
setiap 6 bulan 16,
1 1,5 34 50 11 22 32,4 68 100,0
sekali dapat 2
mencegah
terjadinya lubang
gigi
10 Saya membiasakan
anak untuk 19,
0 0 33 48,5 13 22 32,4 68 100,0
memakai sikat gigi 1
secara mandiri
11 Saya akan
menyuruh anak
untuk berkumur 22,
23 33,8 11 16,2 15 19 27,9 68 100,0
setelah makan 1
coklat agar gigi
tetap sehat
12 Penambalan gigi
yang berlubang
perlu dilakukan 33,
1 1,5 35 51,5 23 9 13,2 68 100,0
untuk mencegah 8
karies gigi pada
anak
13 Pencabutan gigi
yang rusak perlu 22,
24 35,3 13 19,1 15 16 23,5 68 100,0
dilakukan agar gigi 1
tetap sehat
14 Saya akan
menggunakan
dental floss
32,
(benang gigi) untuk 2 2,9 35 51,5 22 9 13,2 68 100,0
4
membersihkan sisa
makanan di sela-
sela gigi

56
Tabel 4.4. memperlihatkan bahwa pada item pernyataan 1 dari 68

responden mayoritas 30 orang (44,1%) tidak setuju menyikat gigi dilakukan

minimal dua kali sehari, item pernyataan 2 dari 68 responden mayoritas 30 orang

(44,1%)) tidak setuju mengawasi anak untuk selalu rutin menyikat gigi, item

pernyataan 3 dari 68 responden mayoritas 26 orang (38,2%) sangat tidak setuju

untuk membeli sikat gigi anak yang berukuran kecil serta sikat yang lembut, item

pernyataan 4 dari 68 repsonden mayoritas 27 orang (39,7%) tidak setuju untuk

tidak membiasakan anak makan makanan yang manis, item pernyataan 5 dari 68

responden mayoritas 51 orang (75%) setuju jika anak menggunakan pasta gigi

yang mengandung flour, item pernyataan 6 dari 68 responden mayoritas 25 orang

(36,8%) sangat tidak setuju untuk mengganti sikat gigi baru setiap 4 bulan sekali

item pernyataan 7 dari 68 responden mayoritas 47 orang (69,1%) setuju bahwa

menggosok gigi dimulai bagian depan, belakang dan sela-sela gigi, item

pernyataan 8 dari 68 responden mayoritas 36 orang (52,9%) tidak setuju membeli

obat diwarung jika anak mengeluh sakit gigi, item pernyataan 9 dari 68 responden

mayoritas 34 orang (50%) tidak setuju mengajak anak ke Dokter gigi setiap 6

bulan sekali, item pernyataan 10 dari 68 responden mayoritas 33 orang (48,5%)

tidak setuju membiasakan anak untuk memakai sikat gigi secara sendiri-sendiri,

item pernyataan 11 dari 68 responden mayoritas 23 orang (33,8%) sangat tidak

setuju untuk menyuruh anak berkumur setelah makan coklat atau yang manis-

manis, item pernyataan 12 dari 68 responden mayoritas 35 orang (51,5%) tidak

setuju melakukan penambalan gigi yang berlubang untuk mencegah karies, item

pernyataan 13 dari 68 responden mayoritas 24 orang (35,3%) sangat tidak setuju

57
untuk dilakukan pencabutan gigi yang rusak, item pernyataan 14 dari 68

responden mayoritas 24 orang (35,3%)) tidak setuju menggunakan dental floss

untuk membersihkan sisa makanan disela-sela gigi.

Berdasarkan jawaban responden tersebut di atas, maka dapat dibuat

kategori sebagaimana Tabel 4.5. berikut :

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap Ibu


dalam Upaya Pencegahan Karies Gigi Pada Anak Balita di
Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun 2021

No Sikap (f) (%)


1. Negatif 37 54,4
2. Positif 31 45,6
Total 68 100,0

Berdasarkan tabel 4.5. dapat dilihat dari 68 responden, responden dengan

sikap “Negatif” yaitu sebanyak 37 orang (54,4%) dan responden dengan sikap

“Positif” yaitu sebanyak 31 orang (45,6%).

3. Upaya Pencegahan Karies Gigi

Untuk melihat distribusi frekuensi upaya ibu dalam pencegahan karies gigi

pada anak balita di Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun 2021 dapat

dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Upaya Ibu


dalam Pencegahan Karies Gigi Anak Balita di Desa Aor Teluk
Kiri Kabupaten Asahan Tahun 2021

Jawaban
N
Pertanyaan Tidak Ya Total
o
f % f % f %
1 Apakah ibu memberitahu anak untuk
menyikat gigi sebelum tidur dan 48 70,6 20 29,4 68 100,0
setelah sarapan ?

58
Tabel Lanjutan 4.6
Jawaban
N Pertanyaan Tidak Ya Total
o
f % f % f %
2 Apakah ibu menganjurkan anak
untuk membersihkan gigi dalam
waktu 20 menit setalah makan
14 20,6 54 79,4 68 100,0
makanan yg manis dan lengket
seperti berkumur kumur dengan air
putih
3 Apakah ibu menyediakan sikat gigi
untuk anak anak yang memiliki bulu
41 60,3 27 39,7 68 100,0
sikat yang lembut dan halus,
permukaan datar, kepala sikat kecil ?
4 Apakah ibu menggunakan dental
floss (benang gigi) untuk
9 13,2 59 86,8 68 100,0
membersihkan sisa makanan di sela-
sela gigi anak?
5 Apakah ibu mengajari anak
bagimana cara menyikat gigi yang
46 67,6 22 32,4 68 100,0
benar mulai dari gigi depan,
belakang dan sele-sela gigi?
6 Apakah ibu mengganti sikat gigi
anak jika bulu sikat gigi sudah rusak
9 13,2 59 86,8 68 100,0
dan menyimpannya di tempat yang
kering?
7 Apakah ibu menyediakan pasta gigi
yang mengandung flour yang cocok 12 17,6 56 82,4 68 100,0
buat anak-anak?
8 Apakah ibu mengawasi anak setiap
46 67,6 22 32,4 68 100,0
kali menyikat gigi sampai sekarang?
9 Apakah ibu membawa anak ke
Dokter Gigi/ Puskesmas untuk
47 69,1 21 30,9 68 100,0
melakukan pemeriksaan Gigi setiap
6 bulan sekali?

Tabel 4.6. memperlihatkan bahwa mayoritas pada item pertanyaan 1 dari

68 responden mayoritas 48 orang ( 70,6%) tidak memberi tahu anak untuk

menyikat gigi sebelum tidur dan setelah sarapan, item pertanyaan 2 dari 68

responden myoritas 54 orang ( 79,4%) ibu menganjurkan anak untuk

59
membersihkan gigi dalam waktu 20 menit setelah makan makanan yang manis,

item pertanyaan 3 dari 68 responden mayoritas 41 orang (60,3%) ibu tidak

menyediakan sikat gigi yang baik untuk anak, item pertanyaan 4 dari 68

responden mayoritas 59 orang (86,8%) ibu menggunakan dental floss untuk

membersihkan sisa makanan disela-sela gigi anak, item pertanyaan 5 dari 68

responden mayoritas 46 orang (67,6%) ibu tidak mengajari anak tentang cara

menyikat gigi yang baik dan benar, item pertanyaan 6 dari 68 responden

mayoritas 59 orang (86,8%) ibu mengganti sikat gigi anak jika bulu sikat sudah

rusak, item pertanyaan 7 dari 68 responden mayoritas 56 orang (82,4%) ibu

menyediakan pasta gigi yang mengandung flour, item pertanyaan 8 dari 68

responden mayoritas 46 orang (67,6%) ibu tidak mengawasi anak setiap kali

menyikat gigi, item pertanyaan 9 dari 68 responden mayoritas 47 orang (69,1%)

ibu tidak membawa anak ke Dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan setiap 6

bulan sekali.

Berdasarkan jawaban responden tersebut di atas, maka dapat dibuat

kategori sebagaimana Tabel 4.7. berikut :

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Upaya Ibu


dalam Pencegahan Karies Gigi Pada Balita di Desa Teluk Air
Kiri Kabupaten Asahan Tahun 2021

No Upaya Pencegahan Karies (f) (%)


1. Kurang Baik 44 64,7
2. Baik 24 35,3
Total 68 100,0

Berdasarkan tabel 4.7. dapat dilihat dari 68 responden, responden dengan

upaya pencegahan karies gigi “Kurang Baik” yaitu sebanyak 44 orang (64,7%),

60
dan responden dengan upaya pencegahan karies gigi “Baik” yaitu sebanyak 24

orang (35,3%).

4.2.3. Analisis Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan dengan Upaya Ibu dalam Pencegahan Karies


Gigi Pada Anak Balita di Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun
2021

Untuk melihat hubungan pengetahuan dengan upaya ibu dalam

pencegahan karies gigi pada anak balita di Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan

Tahun 2021 dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :

Tabel 4.8. Hubungan Pengetahuan dengan Upaya Ibu dalam


Pencegahan Karies Gigi Pada Anak Balita di Desa Air Teluk
Kiri Kabupaten Asahan Tahun 2021

Upaya Pencegahan
Karies Gigi
Jumlah
Pengetahuan Kurang Baik Baik p (Sig)
f % F % f %
Kurang Baik 31 45,6 4 5,9 35 51,5
Baik 13 19,1 20 29,4 33 48,5 0,000
Total 44 64,7 24 35,3 68 100,0

Berdasarkan Tabel 4.8. di atas dapat dilihat bahwa responden yang

mempunyai pengetahuan kurang baik dengan upaya pencegahan kurang baik

sebanyak 31 orang (45,6%) dan upaya pencegahan baik sebanyak 4 orang

(5,9%). Responden yang mempunyai pengetahuan baik dengan upaya pencegahan

karies gigi baik sebanyak 13 orang (19,1%) dan upaya pencegahan karies gigi

kurang baik sebanyak 20 orang (29,4%). Dari hasil uji Statistik, Chi – square

diperoleh nilai kemaknaan p = 0,000 (<0,01), maka dapat disimpulkan bahwa

61
ada hubungan pengetahuan dengan upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada

anak balita.

2. Hubungan Sikap dengan Upaya Ibu dalam Pencegahan Karies Gigi Pada
Anak Balita di Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun 2021

Untuk melihat hubungan sikap dengan upaya ibu dalam pencegahan karies

gigi pada anak balita di Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun 2021 dapat

dilihat pada tabel 4.9 berikut :

Tabel 4.9. Hubungan Sikap dengan Upaya Ibu dalam Pencegahan


Karies Gigi Pada Anak Balita di Desa Air Teluk Kiri
Kabupaten Asahan Tahun 2021

Upaya Pencegahan
Karies Gigi Jumlah
Sikap Kurang Baik Baik p (Sig)
f % F % f %
Negatif 36 52,9 1 1,5 37 54,4
Positif 8 11,8 23 33,8 31 45,6 0,001
Total 44 64,7 24 35,3 68 100,0

Berdasarkan Tabel 4.9. di atas dapat dilihat bahwa responden yang

mempunyai sikap negatif dengan upaya pencegahan kurang baik sebanyak 36

orang (52,9%) dan upaya pencegahan baik sebanyak 1 orang (1,5%). Responden

yang mempunyai sikap positif dengan upaya pencegahan karies gigi baik

sebanyak 8 orang (11,8%) dan upaya pencegahan karies gigi kurang baik

sebanyak 23 orang (33,8%). Dari hasil uji Statistik, Chi – square diperoleh nilai

kemaknaan p = 0,000 (<0,01), maka dapat di simpulkan bahwa ada hubungan

sikap dengan upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak balita.

62
3. Pembahasan

4.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Upaya Ibu dalam Pencegahan Karies


Gigi Pada Anak Balita di Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan
Tahun 2021

Berdasarkan Tabel 4.8. di atas dapat dilihat bahwa responden yang

mempunyai pengetahuan kurang baik dengan upaya pencegahan kurang baik

sebanyak 31 orang (45,6%) dan upaya pencegahan baik sebanyak 4 orang

(5,9%). Responden yang mempunyai pengetahuan baik dengan upaya pencegahan

karies gigi baik sebanyak 13 orang (19,1%) dan upaya pencegahan karies gigi

kurang baik sebanyak 20 orang (29,4%). Dari hasil uji Statistik, Chi – square

diperoleh nilai kemaknaan p = 0,000 (<0,01), maka dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan pengetahuan dengan upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada

anak balita.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yag dilakukan Jyoti, hasil

penelitian menunjukkan bahwa responden yang memilik pengetahuan baik dengan

tingkat keparahan karies sangat rendah sebanyak 9 responden (30%), sedangkan

responden dengan tingkat pengetahuan buruk memiliki tingkat keparahan karies

anak sangat tinggi yaitu sebanyak 8 orang (50%). Setelah dilakukan uji spearman

rho didapatkan hasil berupa nilai Level of Significance p value = 0,03, maka dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak yang artinya secara statistic terdapat hubungan

tingkat pengetahuan ibu mengenai perawatan gigi terhadap kejadian karies anak di

TK Titi Dharma Denpasar (16).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rakhmato, hasil penelitian

ini menunjukkan pengetahuan baik yang baik sebanyak 76,7% dan perilaku yang

63
baik dalam pencegahan karies sebanyak 86,7%. Hasil analisis menggunakan uji

Chi Square dipeoleh p-value sebesar 0,000 yang artinya terdapat hubungan antara

tingkat pengetahuan orangtua dengan perilaku pencegahan karies gigi pada anak

balita di Desa Mudal Temanggung (26).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sumanti, Widarsa, dan

Duarsa menunjukkan bahwa dari 59 responden yang memiliki pengetahuan

kurang, sebanyak 45 (76,30) responden kurang partisipasi orangtua dalam

mencegah karies gigi pada anak balita dan 14 (23,70%) responden partisipasi baik

dalam upaya pencegahan karies gigi pada anak balita. Hasil analisis

menggunakan uji Chi Square dipeoleh p-value sebesar 0,001 yang artinya terdapat

hubungan antara tingkat pengetahuan orangtua dengan perilaku pencegahan

karies gigi pada anak balita di Puskesmas Tegallalang I (30).

Sejalan dengan teori Lawrence Green, bahwa perilaku akan dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal. Pengetahuan merupakan salah satu faktor

internal yang mempengaruhi upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak.

Ibu yang memiliki pengetahuan baik akan memiliki motivasi dan sikap yang baik

pula sebagai cerminan perilaku kesehatan dalam upaya pencegahan karies gigi

pada anak. Sedangkan faktor eksternal yang mungkin terjadi salah satunya jarak

tempuh untuk mendapatkan pelayanan Kesehatan gigi dan mulut serta minimnya

sumber informasi yang didapatkan para orangtua. Pengetahuan adalah hasil dari

tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap

objek tertentu. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan

dengan hal. Sedangkan menurut Notoatmodjo, pengetahuan merupakan hasil dari

64
tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan yang terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang. Faktor yang juga berpengaruh dengan pengetahuan yaitu kondisi

sosial ekonomi. Keadaan sosial ekonomi seseorang berkaitan dengan kemampuan

untuk memperoleh pendidikan serta kemampuan untuk mengakses informasi

khususnya informasi kesehatan. Kemampuan tersebut secara tidak langsung akan

berdampak dengan pengetahuan orang tersebut. Seseorang yang tingkat

ekonominya lebih tinggi akan lebih mudah mendapatkan informasi karena

kemampuannya dalam penyediaan media informasi (28).

Berdasarkan teori dan hasil penelitian di atas, menurut temuan peneliti

bahwa penyuluhan Kesehatan yang diberikan secara intensif dan berlangsung

secara terus menerus dengan menggunakan alat peraga dan ilustrasi-ilustrasi lebih

tepat diterapkan pada masyarakat yang memiliki pengetahuan rendah, agar

informasi yang disampaikan mudah dipahami. Selain itu penyuluhan difokuskan

untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang risiko dan manfaat

perawatan Kesehatan gigi dan mulut pada anak. Memberdayakan kader posyandu

dalam promosi kesehatan sebagai peer education lebih efektif dan mampu

mempertahankan retensi pengetahuan dibandingkan dengan menggunakan metode

ceramah.

65
4.3.2 Hubungan Sikap dengan Upaya Ibu dalam Pencegahan Karies Gigi
Pada Anak Balita di Desa Air Teluk Kiri Kabupaten Asahan Tahun
2021

Berdasarkan Tabel 4.9. di atas dapat dilihat bahwa responden yang

mempunyai sikap negatif dengan upaya pencegahan kurang baik sebanyak 36

orang (52,9%) dan upaya pencegahan baik sebanyak 1 orang (1,5%). Responden

yang mempunyai sikap positif dengan upaya pencegahan karies gigi baik

sebanyak 8 orang (11,8%) dan upaya pencegahan karies gigi kurang baik

sebanyak 23 orang (33,8%). Dari hasil uji Statistik, Chi – square diperoleh nilai

kemaknaan p = 0,000 (<0,01), maka dapat di simpulkan bahwa ada hubungan

sikap dengan upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada anak balita.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sakinah dan Herlina, hasil

penelitian menunjukkan bahwa dari 34 responden memiliki sikap negatif

didapatkan 22 orang (64,7%) tidak melakukan upaya pencegahan karies gigi, dari

19 responden yang memiliki sikap positif didapatkan 15 orang (78,9) melakukan

upaya pencegahan karies gigi pada anak. Hasil uji Chi Square dengan tingkat

kepercayaan 95% (α=0,05), diperoleh p=value (0.006) < α= 0,05 ini menunjukkan

ada hubungan antara sikap dengan upaya pencegahan karies gigi pada anak di

Kota Jambi (12).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sumanti, Widarsa, dan

Duarsa hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 72 responden yang memiliki

sikap negatif, sebanyak 49 (68,10) responden kurang partisipasi orangtua dalam

mencegah karies gigi pada anak balita dan 23 (31,90%) responden partisipasi baik

dalam upaya pencegahan karies gigi pada anak balita. Hasil analisis

66
menggunakan uji Chi Square dipeoleh p-value sebesar 0,006 yang artinya terdapat

hubungan antara sikap orangtua dengan perilaku pencegahan karies gigi pada

anak balita di Puskesmas Tegal lalang I (30).

Sikap adalah ekspresi perasaan (inner feeling), yang mencerminkan

apakah sesorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, dan setuju atau

tidak terhadap sesuatu objek. Objek yang dimaksud bisa berupa layanan,

pengecer, perilaku tertentu, dan lain-lain. Sikap sebagai predisposisi yang

dipelajari (learned predisposition) untuk berespon terhadap suatu objek atau

kelas objek dalam suatu menyenangkan atau tidak menyenangkan secara

konsisten. Sikap dapat disimpulkan berupa kecenderungan individu untuk

memahami, merasakan, bereaksi dan berprilaku terhadap suatu objek yang

merupakan hasil dari interaksi komponen kognitif, afektif dan konatif (19).

Sikap yang negative dan motivasi kurang dari orangtua tentang kesehatan

gigi dan mulut dapat menghambat orangtua untuk berperilaku positif dalam hal ini

tidak berpartisipasi dalam perawatan kesehatan gigi dan mulut. Padahal sikap dan

motivasi dibutuhkan sebagai reinforcement atau stimulus yang akan membentuk

perilaku individu. Motivasi juga dapat memperkuat dan mempertahankan tingkah

laku yang dikehendaki. Sikap dan motivasi yang kurang timbul oleh karena

informasi dan pengetahuan yang kurang, atau dipengaruhi pengalaman orang lain

yang negative terhadap perawatan kesehatan gig dan mulut yang pernah didapat

(31).

Bedasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap positif ibu

dalam upaya pencegahan karies gigi pada anak akan menimbulkan dampak yang

67
positif pula pada Tindakan orangtua terhadap anaknya, dimana sikap positif

orangtua dalam upaya pencegahan karies gigi pada anak dikarenakan orangtua

mengerti dan paham tentang pencegahan karies gigi pada anak, yaitu anak tidak

boleh makan makanan yang manis, menggosok gigi, tidak boleh menggosok gigi

terlalu kuat, menggunakan pasta gigi yang mengandung flour dan membawa anak

untuk periksa atau kontrol ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali. Sedangkan pada

orangtua yang memiliki sikap negatif cenderung sekali tidak melakukan upaya

pencegahan karies gigi pada anak. Hal ini dapat dilihat ketika banyaknya kasus

yang ditemukan anak balita dengan kejadian karies gigi. Para orang tua membawa

anaknya ke Puskesmas dengan keluhan si anak mengalami sakit gigi. Dan tak

jarang pula ditemukan banyak orang tua yang terlalu sepele dengan karies gigi

pada anak.

68
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan, peneliti dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada hubungan pengetahuan dengan upaya ibu dalam pencegahan karies gigi

pada anak balita dengan p value sebesar 0,000 (<0,01).

2. Ada hubungan sikap dengan upaya ibu dalam pencegahan karies gigi pada

anak balita dengan p value sebesar 0,000 (<0,01).

5.2 Saran

Berdasarkan pemaparan hasil, pembahasan serta kesimpulan, maka peneliti

akan memberikan beberapa saran, sebagai berikut :

1. Bagi Responden

Bagi responden disarankan dapat menambah pengetahuan tentang upaya

pencegahan karies gigi pada anak balita dengan banyak membaca buku atau

melalui media informasi lainnya, sehingga dapat meningkatkan pemahaman

tentang bagaimana upaya pencegahan karies gigi pada anak balita, terutama

bagi ibu dengan tingkat pengetahuan yang rendah.

2. Bagi tempat penelitian desa air teluk kiri

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi ibu-ibu yang memiliki anak

balita di Desa Air Teluk Kiri agar dapat mempersiapkan diri dengan baik

dalam menghadapi karies gigi pada anak balita. Dan untuk petugas kesehatan

69
khususnya Puskesmas Desa Air Teluk Kiri agar lebih meningkatkan edukasi

tentang karies gigi anak balita untuk mencegah terjadinya angka karies gigi.

3. Bagi instanasi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi ibu-ibu yang memiliki anak

balita di Desa Air Teluk Kiri agar dapat mempersiapkan diri dengan baik

dalam menghadapi karies gigi pada anak balita. Dan untuk petugas kesehatan

khususnya Puskesmas Desa Air Teluk Kiri agar lebih meningkatkan edukasi

tentang karies gigi anak balita untuk mencegah terjadinya angka karies gigi.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti lain dapat menjadikan data pada penelitian ini sebagai data dasar bagi

penelitiannya. Peneliti lain disarankan menambah variabel faktor predisposisi,

faktor pemungkin, dan faktor penguat yang lain terhadap upaya pencegahan

karies gigi pada anak balita.

70
DAFTAR PUSTAKA

1. Djamil S.M. Kesehatan Gigi Panduan Lengkap Kesehatan Gigi Keluarga.


Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri; 2011.
2. Pintauli S. Menuju Gigi dan Mulut Sehat. Medan: USU Press; 2016.
3. Ghofur A. Buku Pintar Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta: Penerbit
Mitra Buku; 2012.
4. Tarigan R. Karies Gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2016.
5. Edwina A.M. Dasar-dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya.
Jakarta: EGC; 2012.
6. Anggraina P. Keberhasilan Perawatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Gramedia;
2005.
7. WHO. Kasus Karies pada Anak Balita. 2016.
8. Kementrian Kesehatan RI. Faktor Risiko Kesehatan Gigi dan Mulut. Pus
Data dan Inf Kementeri Kesehat RI. 2019;1–10.
9. Sumatera Utara profil kesehatan. Profil Kesehatan Sumut 2017. J Chem
Inf Model. 2017;53(9):1689–99.
10. Dinkes Kab Asahan. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan 2013.
Asahan; 2013.
11. Ramadhan A.G. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Bukune;
2010.
12. Sakinah dan Herlina. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pencegahan
Karies Gigi pada Murid Kelas Satu SDN 74/iv Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kebun Handil Kota Jambi Tahun 2014. Sci J STIKes PRIMA
JAMBI [Internet]. 2014;3(28):97–102. Available from:
http://ojs.stikesprima-jambi.ac.id/index.php/sc/article/view/35/33
13. Ernawati D. Perilaku Ibu Dalam Upaya Pencegahan Karies Gigi Pada Anak
Prasekolah (Early Childhood Caries) Usia 4 - 5 Tahun Di Desa Mirit
Kecamatan Mirit Kabupaten Kebume. 2014;2501011012:2014. Available
from: http://eprints.undip.ac.id/43246/1/4855.pdf
14. Chandra S. Textbook of Community Dentistry. Delhi: Lordson Publisher
(P) Ltd; 2007.
15. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Kemenkes RI; 2018.
16. Jyoti NPCP. Hubungan tingkat Pengetahuan dan Perilaku Ibu Dalam
Merawat gigi Anak terhadap Kejadian Karies Anak di TK Titi Dharma
Denpasar. 2019;3(2):96–102.
17. Novitasari D, Purtiningtyas E, Huda M. Gambaran Sikap Orang Tua dalam
Mencegah Caries Gigi pada Anak Usia 6-7 Tahun RA.Al-Khodijah Desa
Brudu Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang. J Ilm Kebidanan
[Internet]. 2015; Available from:
https://journal.stikespemkabjombang.ac.id/index.php/jikeb/article/view/86
18. Mukhbitin F. Gambaran kejadian karies gigi pada siswa kelas 3 MI Al-
Mutmainnah. J Promkes. 2015;6(2):155–66.
19. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2014.
20. Puskesmas Teluk Dalam. Profil Puskesmas Teluk Dalam. Asahan; 2019.

71
21. Joyston Sally. Dasar-dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya.
Jakarta: EGC; 2014.
22. Harun Ahmad M. Buku Saku Karies dan Perawatan Pulpa pada Gigi Anak.
Jakarta: Sagung Seto; 2015.
23. Deynilisia S. Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2017.
24. Hidayat R AT. Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta: CV ANDI
OFFSET; 2016.
25. Pratiwi MY dan E. Masalah dan Solusi Penyakit Gigi & Mulut.
Yogyakarta: Rapha Publishing; 2013.
26. Rakhmatto EC. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan
Gigi Dengan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigi Pada Anak Usia 6-12
Tahun (Kajian Di Desa Mudal Temanggung). J Artik. 2017;5.
27. Banerjee dan Avijit dan Timothy F.W. Pickard’s Manual of Operative
Dentistry. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2014.
28. Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta; 2007.
29. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
2010.
30. Sumanti V, Widarsa IKT, Duarsa DP. Faktor yang Berhubungan dengan
Partisipasi Orang Tua Dalam Perawatan Kesehatan Gigi Anak Di
Puskesmas Tegallalang I. Public Heal Prev Med Arch. 2013;1(1):35.
31. Djaali H. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara; 2012.

72
No Responden

Lampiran 1

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN


FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UPAYA IBU DALAM
PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA ANAK DI DESA TELUK KIRI
KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2020

I. Karakteristik Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :

A. PENGETAHUAN
Lingkari jawaban yang kamu pilih.
1. Apakah yang dimaksud dengan karies gigi?
a. Gigi berlubang yang disebabkan karena bakteri
b. Gigi berlubang yang disebabkan karena kerak gigi
c. Gigi berlubang yang disebabkan karena makan panas dan dingin
d. Gigi berlubang yang disebabkan oleh makanan yang manis
2. Bagaimana tanda-tanda awal karies gigi?

73
a. Gusi yang berdarah
b. Terlihat bercak hitam atau cokelat pada permukaan gigi
c. Terlihat ada kerak gigi
d. Gusi yang bengkak
3. Kapan waktu yang tepat untuk menyikat gigi ?
a. Saat mandi saja
b. Saat setelah makan saja
c. Ketika akan tidur malam
d. Setelah sarapan dan malam sebelum tidur
4. Bagaimana cara menyikat gigi yang tepat?
a. Dengan gerakan yang cepat
b. Diam dan tidak bergerak
c. Pelan dan lembut
d. Dengan gerakan yang kasar
5. Bagaimana jenis sikat gigi yang baik untuk digunakan oleh anak ?
a. Ukuran kecil dan bulu sikat halus
b. Bulu sikat keras
c. Bentuk sikat gigi yang menarik
d. Bentuk sikat gigi yang disukai anak
6. Bagaimana sebaiknya penggunaan sikat gigi pada anak?
a. Masing-masing anak memiliki sikat gigi
b. 1 sikat gigi digunakan bersama kakak/adik
c. 1 sikat gigi digunakan bergantian oleh anak dan orangtua
d. 1 sikat gigi milik bersama
7. Berapa kali sebaiknya kita memeriksakan gigi ke Dokter gigi/klinik?
a. Jika ada keluhan
b. 6 bulan sekali
c. 2 bulan sekali
d. 3 bulan sekali
8. Apa yang anda lakukan jika terjadi lubang pada gigi anak anda masih kecil
dan belum menimbulkan keluhan?
a. Membawa ke dokter gigi/puskesmas
b. Membeli obat diwarung
c. Membiarkan saja nnti akan sembuh sendiri
d. Menyuruhnya segera menyikat gigi
9. Apa yang akan terjadi jika sisa makanan dalam mulut tidak segera
dibersihkan ?
a. Karies gigi
b. Gusi berdarah
c. Bau mulut

74
d. Gusi bengkak
10. Agar tidak mudah berlubang, sebaiknya menggunakan pasta gigi yang
mengandung?
a. Mineral
b. Flour
c. Kalsium
d. Vitamin

B. SIKAP
Beri tanda check list (√) pada tempat yang sesuai dengan jawaban kamu.
Keterangan: SS = Sangat Setuju, S = Setuju, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat
Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS
1 Menyikat gigi yang baik dilakukan minimal
dua kali sehari
2 Saya akan mengawasi anak untuk selalu rutin
menyikat gigi sampai sekarang
3 Saya akan membeli sikat gigi anak yang
berukuran kecil serta bulu sikat lembut
4 Saya tidak membiasakan anak untuk makan
makanan yang manis dan berlemak
5 Anak diharapkan menggunakan pasta gigi
yang mengandung flour agar dapat mencegah
gigi berlubang
6 Saya akan mengganti sikat gigi baru setiap 4
bulan dan ketika bulu sikat gigi sudah rusak
7 Menggosok gigi yang benar adalah menggosok
bagian gigi depan, belakang dan sela sela gigi
8 Saya tidak akan membeli obat di warung jika
anak mengeluh sakit gigi
9 Saya berharap mengajak anak saya ke dokter
gigi setiap 6 bulan sekali dapat mencegah
terjadinya lubang gigi
10 Saya membiasakan anak untuk memakai sikat
gigi secara sendiri-sendiri
11 Saya akan menyuruh anak untuk berkumur
setelah makan coklat agar gigi tetap sehat
12 Penambalan gigi yang berlubang perlu
dilakukan untuk mencegah karies gigi pada
anak
13 Pencabutan gigi yang rusak perlu dilakukan
agar gigi tetap sehat
14 Saya akan menggunakan dental floss (benang
gigi) untuk membersihkan sisa makanan di

75
sela-sela gigi

C. Upaya Ibu dalam Pencegahan Karies


Beri tanda check list (√) pada tempat yang sesuai dengan jawaban kamu.
No Pertanyaan ya Tidak

1 Apakah ibu memberitahu anak untuk menyikat gigi


sebelum tidur dan setelah sarapan ?
2 Apakah ibu menganjurkan anak untuk membersihkan
gigi dalam waktu 20 menit setalah makan makanan yg
manis dan lengket seperti berkumur kumur dengan air
putih
3 Apakah ibu menyediakan sikat gigi untuk anak anak
yang memiliki bulu sikat yang lembut dan halus,
permukaan datar, kepala sikat kecil ?
4 Apakah ibu menggunakan dental floss (benang gigi)
untuk membersihkan sisa makanan di sela-sela gigi
anak?
5 Apakah ibu mengajari anak bagimana cara menyikat
gigi yang benar mulai dari gigi depan, belakang dan
sele-sela gigi?
6 Apakah ibu mengganti sikat gigi anak jika bulu sikat
gigi sudah rusak dan menyimpannya di tempat yang
kering?
7 Apakah ibu menyediakan pasta gigi yang mengandung
flour yang cocok buat anak-anak?
8 Apakah ibu mengawasi anak setiap kali menyikat gigi
sampai sekarang?
9 Apakah ibu membawa anak ke Dokter Gigi/ Puskesmas
untuk melakukan pemeriksaan Gigi setiap 6 bulan
sekali?

76
Lampiran 3
MASTER DATA
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENGETAHUAN

Pengetahuan
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
1. 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7
2. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
3. 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
4. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
5. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14
6. 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9
7. 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 7
8. 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
9. 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 11
10. 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 12
11. 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 9
12. 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
13. 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11
14. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
16. 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 10
17. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14
18. 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12
19. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
20. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14

77
21 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9
22 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12
23 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
24 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 11
25 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 12
26 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 9
27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
28 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
30 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11
Keterangan :
0 : Salah
1 : Benar

MASTER DATA
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS SIKAP

Sikap
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
1. 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 51
2. 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 50
3. 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 51
4. 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57
5. 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 57
6. 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 55
7. 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 55
8. 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 57
9. 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 56
10. 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 54
11. 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 54
12. 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 51
13. 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 1 2 1 27
14. 3 4 3 2 2 1 2 2 3 3 1 2 1 2 1 32
15. 1 2 3 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 46
16. 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 50
17. 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57
18. 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 54
19. 2 3 2 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 42
20. 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 51
21 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 51
22 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 50

78
23 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 51
24 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57
25 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 57
26 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 55
27 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 55
28 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 57
29 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 56
30 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 54

Keterangan :
1 : Sangat Tidak Setuju
2 : Tidak Setuju
3 : Setuju
4 : Sangat Setuju

MASTER DATA UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS UPAYA


PENCEGAHAN

Upaya Pencegahan
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
1. 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9
2. 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 7
3. 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
4. 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 11
5. 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 12
6. 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 9
7. 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
8. 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11
9. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
10. 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11
11. 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 10
12. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14
13. 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
14. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
15. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14
16. 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9
17. 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 7
18. 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
19. 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 11
20. 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 12
21 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 9
22 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
23 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14

79
25 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11
26 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 10
27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14
28 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
30 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14

Keterangan :
0 : Tidak
1 : Ya

Lampiran 4
OUT PUT UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Correlations item pengetahuan

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 Total


P1 Pearson Corre -.06 .385 .365 -.32 .592 -.09 .509 .408 **
1 .099 * * .036 .036 ** ** * .171 .036 .099 .613
lation 6 7 8
Sig. (2-tailed) .604 .730 .036 .047 .077 .849 .849 .001 .608 .004 .025 .366 .849 .604 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* *
P2 Pearson Corre -.36 -.30 -.30 .452 -.19 -.16 .650 .659
.099 1 .207 .099 .337 .050 * .075 .455*
lation 4* 2 2 *
3 1 *

Sig. (2-tailed) .604 .048 .272 .604 .105 .105 .012 .306 .069 .792 .395 .000 .692 .000 .011
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P3 Pearson Corre -.06 -.36 -.23 .452 -.30 -.02 -.16 -.23 -.30 -.36
1 .263 .075 .135 .302 .054
lation 6 4* 7 *
2 3 1 7 2 4*
Sig. (2-tailed) .730 .048 .208 .160 .012 .105 .692 .905 .477 .105 .395 .208 .105 .048 .779
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P4 Pearson Corre .385 -.23 -.04 -.19 -.19 .429 .681 -.15
* .207 1 .294 * .088 .196 ** .294 .207 .510**
lation 7 3 6 6 4
Sig. (2-tailed) .036 .272 .208 .822 .299 .115 .299 .018 .645 .299 .000 .417 .115 .272 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P5 Pearson Corre .365 -.04 -.32 .400 .509 -.17 -.32
* .099 .263 1 .036 * .263 .293 ** .171 .099 .543**
lation 3 7 5 7
Sig. (2-tailed) .047 .604 .160 .822 .849 .077 .028 .160 .116 .004 .355 .366 .077 .604 .002

80
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P6 Pearson Corre -.32 -.30 .452 -.19 -.25 -.30 -.16 -.13 -.19 -.25
* .036 1 .167 .224 .075 -.016
lation 7 2 6 0 2 7 4 6 0
Sig. (2-tailed) .077 .105 .012 .299 .849 .379 .183 .105 .235 .379 .481 .299 .183 .692 .933
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P7 Pearson Corre -.30 -.30 -.32 -.25 -.22 -.16 .535 -.19
.036 .294 .167 1 .075 ** .167 .075 .065
lation 2 2 7 0 4 7 6
Sig. (2-tailed) .849 .105 .105 .115 .077 .379 .183 .692 .235 .379 .002 .299 .379 .692 .735
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P8 Pearson Corre .452 -.19 .400 -.25 -.25 .389 -.13
.036 .075 1 .075 .224 .294 .167 .075 .468**
lation * 6 * 0 0 * 4
Sig. (2-tailed) .849 .012 .692 .299 .028 .183 .183 .692 .235 .034 .481 .115 .379 .692 .009
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P9 Pearson Corre .592 -.19 -.02 .429 -.30 -.06 .553 .443 -.23 -.19
.263 .075 .075 1 .075 .455*
lation ** 3 3 * 2 7 ** * 7 3
Sig. (2-tailed) .001 .306 .905 .018 .160 .105 .692 .692 .723 .002 .014 .208 .692 .306 .011
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P10 Pearson Corre -.09 -.22 -.06 -.12 -.17 -.06
.337 .135 .088 .293 .224 .224 1 .149 .224 .375*
lation 8 4 7 0 5 7
Sig. (2-tailed) .608 .069 .477 .645 .116 .235 .235 .235 .723 .432 .529 .354 .235 .723 .041
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P11 Pearson Corre .509 .509 -.16 -.16 .389 .553 -.08 -.13 -.16
.050 .302 .196 .149 1 .050 .581**
lation ** ** 7 7 * ** 9 1 7
Sig. (2-tailed) .004 .792 .105 .299 .004 .379 .379 .034 .002 .432 .640 .491 .379 .792 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P12 Pearson Corre .408 -.16 -.16 .681 -.17 -.13 .535 -.13 .443 -.12 -.08 -.10 .535 -.16
1 .380*
lation * 1 1 ** 5 4 ** 4 * 0 9 5 ** 1
Sig. (2-tailed) .025 .395 .395 .000 .355 .481 .002 .481 .014 .529 .640 .581 .002 .395 .038
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P13 Pearson Corre .650 -.23 -.15 -.19 -.19 -.23 -.17 -.13 -.10 -.19 .650
.171 .171 .294 1 .272
lation ** 7 4 6 6 7 5 1 5 6 **
Sig. (2-tailed) .366 .000 .208 .417 .366 .299 .299 .115 .208 .354 .491 .581 .299 .000 .145
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P14 Pearson Corre -.30 -.32 -.25 -.16 .535 -.19 -.30
.036 .075 .294 .167 .167 .075 .224 1 .145
lation 2 7 0 7 ** 6 2
Sig. (2-tailed) .849 .692 .105 .115 .077 .183 .379 .379 .692 .235 .379 .002 .299 .105 .444
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P15 Pearson Corre .659 -.36 -.19 -.06 -.16 .650 -.30
.099 .207 .099 .075 .075 .075 .050 1 .382*
lation ** 4* 3 7 1 ** 2
Sig. (2-tailed) .604 .000 .048 .272 .604 .692 .692 .692 .306 .723 .792 .395 .000 .105 .037
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

81
Total Pearson Corre .613 .455 .510 .543 -.01 .468 .455 .375 .581 .380 .382
.054 .065 .272 .145 1
lation ** * ** ** 6 ** * * ** * *
Sig. (2-tailed) .000 .011 .779 .004 .002 .933 .735 .009 .011 .041 .001 .038 .145 .444 .037
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-taile
d).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tail
ed).

Reliability
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the proc


edure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.674 10

Correlations item sikap

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 total


S1 Pearson Corre .686 .449 -.07 .655 .732 .586 **
1 ** * .152 .325 .282 ** ** ** .325 .152 .325 .152 .325 .612
lation 9
Sig. (2-tailed) .000 .013 .422 .679 .080 .131 .000 .000 .001 .080 .422 .080 .422 .080 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S2 Pearson Corre .686 .562 -.00 .510 .678 .493 -.00 -.00
** 1 ** .139 .146 .012 ** ** ** .146 .146 .146 .457*
lation 6 6 6
Sig. (2-tailed) .000 .001 .973 .463 .441 .950 .004 .000 .006 .441 .973 .441 .973 .441 .011
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
S3 Pearson Corre .449 .562 .502 .381 .417 .466 .466 .381 .502 .381 .502 .381
* ** 1 * .159 * .021 * ** ** * ** * ** * .643**
lation
Sig. (2-tailed) .013 .001 .005 .400 .038 .912 .022 .009 .009 .038 .005 .038 .005 .038 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

82
S4 Pearson Corre -.00 .502 .596 .596 1.00 .596 1.00 .596 **
.152 ** 1 .294 ** .119 .203 .162 .162 ** ** .678
lation 6 0** **
0**
Sig. (2-tailed) .422 .973 .005 .115 .001 .531 .281 .391 .391 .001 .000 .001 .000 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S5 Pearson Corre -.07 -.05 -.10
.139 .159 .294 1 .254 .166 .101 .254 .294 .254 .294 .254 .305
lation 9 8 1
Sig. (2-tailed) .679 .463 .400 .115 .175 .759 .382 .596 .596 .175 .115 .175 .115 .175 .102
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
S6 Pearson Corre .381 .596 .500 .463 1.00 .596 1.00 .596 1.00
.325 .146 * * .254 1 ** .331 .324 * .872**
lation 0** **
0** **
0**
Sig. (2-tailed) .080 .441 .038 .001 .175 .005 .074 .081 .010 .000 .001 .000 .001 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S7 Pearson Corre -.05 .500 .422 .500 .500 .500
.282 .012 .021 .119 ** 1 .297 .241 * ** .119 ** .119 ** .473**
lation 8
Sig. (2-tailed) .131 .950 .912 .531 .759 .005 .112 .199 .020 .005 .531 .005 .531 .005 .008
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S8 Pearson Corre .655 .510 .417 .769 .629
** ** * .203 .166 .331 .297 1 ** ** .331 .203 .331 .203 .331 .639**
lation
Sig. (2-tailed) .000 .004 .022 .281 .382 .074 .112 .000 .000 .074 .281 .074 .281 .074 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S9 Pearson Corre .732 .678 .466 .769 .813
** ** ** .162 .101 .324 .241 ** 1 ** .324 .162 .324 .162 .324 .652**
lation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .009 .391 .596 .081 .199 .000 .000 .081 .391 .081 .391 .081 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S10 Pearson Corre .586 .493 .466 -.10 .463 .422 .629 .813 .463 .463 .463
** ** ** .162 * * ** ** 1 * .162 * .162 * .668**
lation 1
Sig. (2-tailed) .001 .006 .009 .391 .596 .010 .020 .000 .000 .010 .391 .010 .391 .010 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
S11 Pearson Corre .381 .596 1.00 .500 .463 .596 1.00 .596 1.00
.325 .146 * * .254 ** .331 .324 1 .872**
lation 0** * **
0** **
0**
Sig. (2-tailed) .080 .441 .038 .001 .175 .000 .005 .074 .081 .010 .001 .000 .001 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S12 Pearson Corre -.00 .502 1.00 .596 .596 .596 1.00 .596 **
.152 ** .294 ** .119 .203 .162 .162 1 ** .678
lation 6 0** ** **
0**
Sig. (2-tailed) .422 .973 .005 .000 .115 .001 .531 .281 .391 .391 .001 .001 .000 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
S13 Pearson Corre .381 .596 1.00 .500 .463 1.00 .596 .596 1.00
.325 .146 * * .254 ** .331 .324 1 .872**
lation 0** *
0** ** **
0**
Sig. (2-tailed) .080 .441 .038 .001 .175 .000 .005 .074 .081 .010 .000 .001 .001 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
S14 Pearson Corre .152 -.00 .502 1.00 .294 .596 .119 .203 .162 .162 .596 1.00 .596 1 .596 .678**
**
lation 6 0** ** **
0** ** **

83
Sig. (2-tailed) .422 .973 .005 .000 .115 .001 .531 .281 .391 .391 .001 .000 .001 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VA Pearson Corre .381 .596* 1.00 .500 .463 1.00 .596 1.00 .596
.325 .146 * * .254 ** .331 .324 1 .872**
R00 lation 0** *
0** **
0** **

015 Sig. (2-tailed)


.080 .441 .038 .001 .175 .000 .005 .074 .081 .010 .000 .001 .000 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
total Pearson Corre .612 .457 .643 .678 .872 .473 .639 .652 .668 .872 .678 .872 .678 .872
** * ** * .305 ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** 1
lation
Sig. (2-tailed) .000 .011 .000 .000 .102 .000 .008 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at t
he 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at th
e 0.05 level (2-tailed).
Reliability
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the proc


edure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.919 14

Correlations item upaya pencegahan


U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 U11 U12 U13 U14 U15 Total
U1 Pearson Corre -.10 .555 .400 -.35 .533 .555 .378 **
1 .213 ** * .000 .000 ** .000 ** * .139 .000 .213 .627
lation 7 4
Sig. (2-tailed) 1.00 1.00 1.00 1.00
.258 .575 .001 .029 .055 .002 .001 .039 .465 .258 .000
0 0 0 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U2 Pearson Corre -.36 -.30 -.30 .452 -.02 .452 -.16 .650 .659 **
.213 1 .207 .213 * .207 ** .075 ** .548
lation 4* 2 2 *
3 1
Sig. (2-tailed) .258 .048 .272 .258 .105 .105 .012 .905 .012 .272 .395 .000 .692 .000 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

84
U3 Pearson Corre -.10 -.36 -.23 .452 -.30 -.02 -.16 -.23 -.30 -.36
1 .213 .075 .075 .207 .013
lation 7 4* 7 *
2 3 1 7 2 4*
Sig. (2-tailed) .575 .048 .208 .258 .012 .105 .692 .905 .692 .272 .395 .208 .105 .048 .944
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U4 Pearson Corre .555 -.23 -.19 -.19 .650 .423 .681 -.15
** .207 1 .139 .294 ** .294 * ** .294 .207 .660**
lation 7 6 6 4
Sig. (2-tailed) .001 .272 .208 .465 .299 .115 .299 .000 .115 .020 .000 .417 .115 .272 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U5 Pearson Corre .400 -.35 .555 -.18 -.35
* .213 .213 .139 1 .000 .354 .213 .354 ** .139 .213 .564**
lation 4 9 4
Sig. (2-tailed) 1.00
.029 .258 .258 .465 .055 .055 .258 .055 .001 .317 .465 .055 .258 .001
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U6 Pearson Corre -.35 -.30 .452 -.19 -.25 -.30 -.19 -.13 -.19 -.25
* .000 1 .167 .167 .075 -.044
lation 4 2 6 0 2 6 4 6 0
Sig. (2-tailed) 1.00
.055 .105 .012 .299 .379 .183 .105 .379 .299 .481 .299 .183 .692 .816
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U7 Pearson Corre -.30 -.30 -.35 -.25 -.25 -.19 .535 -.19
.000 .294 .167 1 .075 ** .167 .075 .030
lation 2 2 4 0 0 6 6
Sig. (2-tailed) 1.00
.105 .105 .115 .055 .379 .183 .692 .183 .299 .002 .299 .379 .692 .877
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U8 Pearson Corre .452 -.19 -.25 -.25 -.13
.000 * .075 .354 1 .075 .167 .294 .294 .167 .075 .399*
lation 6 0 0 4
Sig. (2-tailed) 1.00
.012 .692 .299 .055 .183 .183 .692 .379 .115 .481 .115 .379 .692 .029
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U9 Pearson Corre .533 -.02 -.02 .650 -.30 .650 .443 -.23 -.02
** ** .213 .075 .075 1 .075 ** * .075 .548**
lation 3 3 2 7 3
Sig. (2-tailed) .002 .905 .905 .000 .258 .105 .692 .692 .692 .000 .014 .208 .692 .905 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U10 Pearson Corre .452 -.25 -.13 -.19
.000 * .075 .294 .354 .167 .167 .075 1 .294 .167 .075 .473**
lation 0 4 6
Sig. (2-tailed) 1.00
.012 .692 .115 .055 .379 .183 .379 .692 .115 .481 .299 .379 .692 .008
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U11 Pearson Corre .555 .423 .555 -.19 -.19 .650 -.10 -.15 -.19
** .207 .207 * ** .294 ** .294 1 .207 .660**
lation 6 6 5 4 6
Sig. (2-tailed) .001 .272 .272 .020 .001 .299 .299 .115 .000 .115 .581 .417 .299 .272 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U12 Pearson Corre .378 -.16 -.16 .681 -.18 -.13 .535 -.13 .443 -.13 -.10 -.10 .535 -.16
* ** ** * 1 ** .332
lation 1 1 9 4 4 4 5 5 1
Sig. (2-tailed) .039 .395 .395 .000 .317 .481 .002 .481 .014 .481 .581 .581 .002 .395 .073
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

85
U13 Pearson Corre .650 -.23 -.15 -.19 -.19 -.23 -.19 -.15 -.10 -.19 .650
.139 ** .139 .294 1 ** .226
lation 7 4 6 6 7 6 4 5 6
Sig. (2-tailed) .465 .000 .208 .417 .465 .299 .299 .115 .208 .299 .417 .581 .299 .000 .230
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U14 Pearson Corre -.30 -.35 -.25 -.19 .535 -.19 -.30
.000 .075 .294 .167 .167 .075 .167 ** 1 .103
lation 2 4 0 6 6 2
Sig. (2-tailed) 1.00
.692 .105 .115 .055 .183 .379 .379 .692 .379 .299 .002 .299 .105 .587
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
U15 Pearson Corre .659 -.36 -.02 -.16 .650 -.30
.213 ** .207 .213 .075 .075 .075 .075 .207 1 .481**
lation 4* 3 1 **
2
Sig. (2-tailed) .258 .000 .048 .272 .258 .692 .692 .692 .905 .692 .272 .395 .000 .105 .007
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Tota Pearson Corre .627 .548 .660 .564 -.04 .399 .548 .473 .660 .481
** ** .013 ** ** .030 * ** ** ** .332 .226 .103 ** 1
l lation 4
Sig. (2-tailed) .000 .002 .944 .000 .001 .816 .877 .029 .002 .008 .000 .073 .230 .587 .007
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the proc


edure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.723 9

86
Lampiran 5
MASTER TABEL HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP UPAYA IBU DALAM
PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA ANAK BALITA DI DESA TELUK KIRI
KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2021

Pengetahuan Sikap Upaya Pen


11 12 13 1
Jlh Kat Jlh Kat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 1 2 3 4 5 6
0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 4 0 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 1 2 27 0 0 1 0 1 0 1
0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 0 3 2 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 2 28 0 0 1 1 0 0 1
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 1 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 49 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 53 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 4 0 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 30 0 0 1 0 1 0 1
0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 5 0 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 51 1 0 1 1 0 1 1
0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 5 0 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 50 1 1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 53 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 1 27 0 0 1 0 1 1 1
0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 1 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 51 1 1 1 0 1 0 1
0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 6 1 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 50 1 1 0 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 48 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3 1 1 1 2 26 0 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 1 3 4 3 2 2 1 2 2 3 3 1 2 1 2 31 0 0 1 0 1 0 1
0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 5 0 2 2 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2 1 2 29 0 1 1 0 1 0 0
0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 5 0 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 1 2 26 0 0 1 0 1 1 0
0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 5 0 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 52 1 0 0 1 0 0 1
0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 0 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 1 2 27 0 0 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 2 3 2 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 39 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 48 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 4 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 1 0 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 5 0 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 47 1 1 1 0 1 0 0
0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 4 0 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 2 27 0 0 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 1 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 53 1 0 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 1 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 53 1 0 1 0 1 0 1
0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 7 1 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 51 1 1 0 1 1 0 1
0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 1 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 1 2 27 0 0 1 0 1 0 1
0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 4 0 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 53 1 1 0 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 49 1 0 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 7 1 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 1 2 26 0 0 1 1 0 0 1
1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 5 0 2 3 2 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 39 1 0 1 1 1 0 0
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 1 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 28 0 0 1 0 1 0 1
0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 4 0 3 2 3 3 3 2 1 2 2 3 3 3 2 2 34 0 1 0 0 1 0 1
0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 5 0 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 1 2 26 0 0 1 0 1 0 1
0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 4 0 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 26 0 0 1 0 1 0 1
0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 5 0 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 1 2 26 0 1 1 0 0 0 1
0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 5 0 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 29 0 0 1 0 1 0 1
Pengetahuan Sikap Upaya Pe
11 12 13 1
Jlh Kat Jlh Kat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 1 2 3 4 5 6
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 51 1 1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 1 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 2 27 0 0 1 1 1 0 0
0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 0 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 1 35 0 0 1 0 1 0 1
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 1 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 52 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 2 2 1 2 27 0 0 1 0 1 0 1
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 50 1 0 1 1 1 0 1
0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 0 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 1 2 26 0 0 0 1 1 0 1
0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 4 0 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 48 1 0 1 0 1 0 1
0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 5 0 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 1 2 26 0 0 1 0 1 1 0
0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7 1 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 47 1 0 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 1 2 26 0 1 0 1 0 0 1
0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 7 1 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 2 2 1 2 27 0 1 0 1 0 1 1
0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 0 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 30 0 0 1 0 1 0 1
0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 48 1 0 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 3 3 3 2 3 1 3 2 2 2 1 2 1 2 30 0 0 1 0 1 0 1
0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 0 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 26 0 1 0 0 1 0 1
0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 1 0 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 1 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 51 1 1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 5 0 3 3 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 1 2 30 0 0 1 0 1 0 1
0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 1 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 49 1 0 1 1 1 1 1
0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 5 0 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 1 2 27 0 0 1 0 1 0 1

87
0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 5 0 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 47 1 0 1 1 1 1 1
1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 4 0 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 2 28 0 0 1 0 1 0 1
1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 5 0 2 2 1 2 3 1 3 2 2 2 1 2 1 2 26 0 0 0 0 1 0 1
0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 0 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 1 2 2 2 28 0 0 1 0 0 0 1
0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 6 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 47 1 0 1 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 7 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 48 1 1 1 0 1 0 0
0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 5 0 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 35 0 0 1 0 1 0 1
0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 7 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 35 0 0 0 0 1 0 1
0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 0 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 1 2 1 2 27 0 0 1 0 1 0 1
0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 4 0 3 2 1 2 3 1 3 2 1 2 1 2 1 2 26 0 0 1 0 1 0 1

Keterangan :
Umur Pendidikan Pekerjaan
1 : 29-31 Tahun 1 : SMP 1 :IRT (tidak bekerja)
2 : 32-34 Tahun 2 : SMA 2 : Karyawan
3 : 35-37 Tahun 3 : Perguruan Tinggi 3 :ASN
4 : 38-40 Tahun 4 :Wiraswasta
5 : 41-43 Tahun 5:Pegawaihonorer
6 : 44-46 Tahun
7 :47-49 Tahun

Pengetahuan Sikap Upaya Pencegahan


0 : salah
Kategori : 0 : Kurang Baik 1 : Sangat Tidak Setuju
Kategori : 0 : Negatif 0 : tidak Kategori : 0 : Kurang Baik
1 :benar 1 : Baik 2 : Tidak Setuju 1 : Positif
1 : ya 1 : Baik
3 : Setuju

5 : Sangat Setuju

88
Lampiran 6
HASIL OUTPUT SPSS
pengetahuan 1
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 44 64.7 64.7 64.7
benar 24 35.3 35.3 100.0
Total 68 100.0 100.0

pengetahuan 2
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 10 14.7 14.7 14.7
benar 58 85.3 85.3 100.0
Total 68 100.0 100.0

pengetahuan 3
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 37 54.4 54.4 54.4
benar 31 45.6 45.6 100.0
Total 68 100.0 100.0

pengetahuan 4
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 8 11.8 11.8 11.8
benar 60 88.2 88.2 100.0
Total 68 100.0 100.0

pengetahuan 5
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 37 54.4 54.4 54.4
benar 31 45.6 45.6 100.0
Total 68 100.0 100.0

pengetahuan 6
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 10 14.7 14.7 14.7
benar 58 85.3 85.3 100.0
Total 68 100.0 100.0
pengetahuan 7
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t

89
pengetahuan 6
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 10 14.7 14.7 14.7
benar 58 85.3 85.3 100.0
Valid salah 17 25.0 25.0 25.0
benar 51 75.0 75.0 100.0
Total 68 100.0 100.0

pengetahuan 8
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 36 52.9 52.9 52.9
benar 32 47.1 47.1 100.0
Total 68 100.0 100.0

pengetahuan 9
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 38 55.9 55.9 55.9
benar 30 44.1 44.1 100.0
Total 68 100.0 100.0

pengetahuan 10
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid salah 9 13.2 13.2 13.2
benar 59 86.8 86.8 100.0
Total 68 100.0 100.0

sikap 1
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Ts 30 44.1 44.1 44.1
S 17 25.0 25.0 69.1
Ss 21 30.9 30.9 100.0
Total 68 100.0 100.0

sikap 2
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 2 2.9 2.9 2.9
Ts 30 44.1 44.1 47.1
S 14 20.6 20.6 67.6
Ss 22 32.4 32.4 100.0
Total 68 100.0 100.0

90
sikap 3
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 21 30.9 30.9 30.9
Ts 12 17.6 17.6 48.5
S 26 38.2 38.2 86.8
Ss 9 13.2 13.2 100.0
Total 68 100.0 100.0

sikap 4
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Ts 33 48.5 48.5 48.5
S 27 39.7 39.7 88.2
Ss 8 11.8 11.8 100.0
Total 68 100.0 100.0

sikap 5
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Ts 4 5.9 5.9 5.9
S 51 75.0 75.0 80.9
Ss 13 19.1 19.1 100.0
Total 68 100.0 100.0

sikap 6
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 25 36.8 36.8 36.8
Ts 7 10.3 10.3 47.1
S 20 29.4 29.4 76.5
Ss 16 23.5 23.5 100.0
Total 68 100.0 100.0

sikap 7
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 1 1.5 1.5 1.5
Ts 4 5.9 5.9 7.4
S 47 69.1 69.1 76.5
Ss 16 23.5 23.5 100.0
Total 68 100.0 100.0

91
sikap 8
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 2 2.9 2.9 2.9
Ts 36 52.9 52.9 55.9
S 12 17.6 17.6 73.5
Ss 18 26.5 26.5 100.0
Total 68 100.0 100.0

sikap 9
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 1 1.5 1.5 1.5
Ts 34 50.0 50.0 51.5
S 11 16.2 16.2 67.6
Ss 22 32.4 32.4 100.0
Total 68 100.0 100.0

sikap 10
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Ts 33 48.5 48.5 48.5
S 13 19.1 19.1 67.6
Ss 22 32.4 32.4 100.0
Total 68 100.0 100.0

sikap 11
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 23 33.8 33.8 33.8
Ts 11 16.2 16.2 50.0
S 15 22.1 22.1 72.1
Ss 19 27.9 27.9 100.0
Total 68 100.0 100.0

sikap 12
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 1 1.5 1.5 1.5
Ts 35 51.5 51.5 52.9
S 23 33.8 33.8 86.8
Ss 9 13.2 13.2 100.0
Total 68 100.0 100.0

92
sikap 13
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 24 35.3 35.3 35.3
Ts 13 19.1 19.1 54.4
S 15 22.1 22.1 76.5
Ss 16 23.5 23.5 100.0
Total 68 100.0 100.0

sikap 14
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid Sts 2 2.9 2.9 2.9
Ts 35 51.5 51.5 54.4
S 22 32.4 32.4 86.8
Ss 9 13.2 13.2 100.0
Total 68 100.0 100.0

Upaya 1
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 48 70.6 70.6 70.6
baik 20 29.4 29.4 100.0
Total 68 100.0 100.0

Upaya 2
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 14 20.6 20.6 20.6
baik 54 79.4 79.4 100.0
Total 68 100.0 100.0

Upaya 3
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 41 60.3 60.3 60.3
baik 27 39.7 39.7 100.0
Total 68 100.0 100.0

Upaya 4
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 9 13.2 13.2 13.2
baik 59 86.8 86.8 100.0
Total 68 100.0 100.0

93
Upaya 5
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 46 67.6 67.6 67.6
baik 22 32.4 32.4 100.0
Total 68 100.0 100.0

Upaya 6
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 9 13.2 13.2 13.2
baik 59 86.8 86.8 100.0
Total 68 100.0 100.0

Upaya 7
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 12 17.6 17.6 17.6
baik 56 82.4 82.4 100.0
Total 68 100.0 100.0

Upaya 8
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 46 67.6 67.6 67.6
baik 22 32.4 32.4 100.0
Total 68 100.0 100.0

Upaya 9
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 47 69.1 69.1 69.1
baik 21 30.9 30.9 100.0
Total 68 100.0 100.0

Frequencies
Statistics
pendidikan rspond Pekerjaan respond
umur responden en en
N Valid 68 68 68
Missing 0 0 0

94
umur responden
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid 29-31 2 2.9 2.9 2.9
32-34 14 20.6 20.6 23.5
35-37 15 22.1 22.1 45.6
38-40 13 19.1 19.1 64.7
41-43 21 30.9 30.9 95.6
44-46 2 2.9 2.9 98.5
47-49 1 1.5 1.5 100.0
Total 68 100.0 100.0

pendidikan responden
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid SMP 1 1.5 1.5 1.5
SMA 48 70.6 70.6 72.1
PT 19 27.9 27.9 100.0
Total 68 100.0 100.0

pekerjaan responden
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid IRT 49 72.1 72.1 72.1
Karyawan 8 11.8 11.8 83.8
ASN 7 10.3 10.3 94.1
wiraswasta 3 4.4 4.4 98.5
pegawai honorer 1 1.5 1.5 100.0
Total 68 100.0 100.0

Frequency Table

pengetahuan responden
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 35 51.5 51.5 51.5
baik 33 48.5 48.5 100.0
Total 68 100.0 100.0

sikap responden
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid negatif 37 54.4 54.4 54.4
positif 31 45.6 45.6 100.0
Total 68 100.0 100.0

95
upaya pencegahan
Cumulative Percen
Frequency Percent Valid Percent t
Valid kurang baik 44 64.7 64.7 64.7
baik 24 35.3 35.3 100.0
Total 68 100.0 100.0

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan Responden * Upay
68 100.0% 0 .0% 68 100.0%
a Pencegahan

Crosstabs
pengetahuan responden * upaya pencegahan Crosstabulation

upaya pencegahan

kurang baik baik Total


pengetahuan responden kurang baik Count 31 4 35
% of Total 45.6% 5.9% 51.5%
baik Count 13 20 33
% of Total 19.1% 29.4% 48.5%
Total Count 44 24 68
% of Total 64.7% 35.3% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-sid Exact Sig. (2-side Exact Sig. (1-side
Value df ed) d) d)
Pearson Chi-Square 17.987a 1 .000
b
Continuity Correction 15.898 1 .000
Likelihood Ratio 19.169 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 17.723 1 .000
b
N of Valid Cases 68
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,65.
b. Computed only for a 2x2 table

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sikap Responden * Upaya Penc
68 100.0% 0 .0% 68 100.0%
egahan

96
sikap responden * upaya pencegahan Crosstabulation

upaya pencegahan

kurang baik baik Total


sikap responden negatif Count 36 1 37
% of Total 52.9% 1.5% 54.4%
positif Count 8 23 31
% of Total 11.8% 33.8% 45.6%
Total Count 44 24 68
% of Total 64.7% 35.3% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-sid Exact Sig. (2-side Exact Sig. (1-side
Value df ed) d) d)
Pearson Chi-Square 37.749a 1 .000
b
Continuity Correction 34.684 1 .000
Likelihood Ratio 43.700 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 37.194 1 .000
b
N of Valid Cases 68
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,94.
b. Computed only for a 2x2 table

97
Lampiran 7

98
Lampiran 8

99
Lampiran 9

100
Lampiran 10

101
Lampiran 11
Lampiran 12

Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Wawancara responden dengan pengisian kuesioner

Gambar 2. Wawancara responden dengan pengisian kuesioner


Gambar 3. Wawancara responden dengan pengisian kuesioner

Gambar 4. Wawancara responden dengan pengisian kuesioner


Gambar 5. Wawancara responden dengan pengisian kuesioner

Gambar 6. Wawancara responden dengan pengisian kuesioner


Gambar 7. Wawancara responden dengan pengisian kuesioner

Gambar 8. Wawancara responden dengan pengisian kuesioner


Gambar 9. Wawancara responden dengan pengisian kuesioner

Gambar 10. Wawancara responden dengan pengisian kuesioner

Anda mungkin juga menyukai