Anda di halaman 1dari 14

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”


6-7 Oktober 2020
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-65-5

“Tema 6: Rekayasa sosial, pengembangan pedesaan, dan pemberdayaan masyarakat”

PERAN BADAN KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA


NASIONAL (BKKBN) DALAM MEWUJUDKAN PROGRAM
PEMBANGUNAN KELUARGA, KEPENDUDUKAN DAN
KELUARGA BERENCANA “BANGGA KENCANA”
(Studi di BKKBN Provinsi Jawa Tengah)
Nurani Ajeng Tri Utami, Nayla Alawiya, Alef Musyahadah R

Universitas Jenderal Soedirman


Corresponding Author: nurani,utami@unsoed.ac.id

ABSTRAK

Program Bangga Kencana merupakan program kependudukan yang sangat penting


untuk diwujudkan. Dalam hal ini BKKBN sebagai salah satu instansi yang
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan
keluarga berencana mempunyai peran yang sangat penting dalam mewujudkan program bangga
Kencana yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui peran
BKKBN Provinsi Jawa Tengah dalam mewujudkan Program bangga Kencana di Provinsi Jawa
Tengah serta faktor-faktor cenderung mempengaruhi perannya. Metode penelitian yang digunakan
adalah yuridis sosiologis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran
BKKBN Provinsi Jawa Tengah dalam mewujudkan program Bangga Kencana meliputi
sinkronisasi kebijakan-kebijakan terkait dengan Program Bangga Kencana baik di pusat
maupun daerah; melakukan KIE kepada masyarakat dengan bekerjasama dengan instansi lain,
stake holder, atau tokoh masyarakat; memperkuat kapasitas infrastruktur regulasi yang
mendukung operasional maupun eksistensi lembaga terkait Program Bangga Kencana;
penguatan dukungan sarana, prasarana dan anggaran untuk menyelenggarakan program
Bangga Kencana dalam upaya menjaga kesinambungan dan keberlangsungan pelayanan
pengendalian penduduk dan KB kepada masyarakat. Adapun faktor yang cenderung
mempengaruhi peran BKKBN Provinsi Jawa Tengah dalam mewujudkan program Bangga Kencana
yaitu dari faktor SDM yang ada di BKKBN, sarana dan fasilitas, masyarakat, dan budaya.
Kata kunci: BKKBN, Peran, Program Bangga Kencana.

ABSTRACT

Bangga Kencana is a very important population program to be realized. Here, the BKKBN is one
of the agencies that carries out government tasks in the field of population control and organizing
family planning to realize the Bangga Kencana Program in Central Java Province. The purpose of
this paper is to determine the role of the BKKBN of Central Java Province in realizing the Bangga
Kencana Program in Central Java Province and to determine the factors that tend to influence its

1
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-65-5

role. The research method used is sociological juridical with a qualitative approach. The results
showed that the role of the Central Java Province BKKBN in realizing the Bangga Kencana
program included synchronizing policies related to the Bangga Kencana Program, both at
central and regional levels; conduct IEC to the community in collaboration with other agencies,
stakeholders, or community leaders; strengthening the capacity of the regulatory infrastructure
that supports the operations and existence of institutions related to the Bangga Kencana Program;
strengthening of support for facilities, infrastructure; and budget for carrying out the Bangga
Kencana program to maintain the continuity of population control and family planning services to
the community. The factors that tend to influence the role of the BKKBN of Central Java Province
in realizing the Bangga Kencana program are the HR factors in the BKKBN, facilities,
infrastuctures, society, and culture.

Keywords: BKKBN, Role, Bangga Kencana Program.


.

PENDAHULUAN

Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan


Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, penduduk harus menjadi titik sentral dalam
pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Penduduk harus dijadikan subyek dan obyek dalam
pembangunan, dimana pembangunan dilaksanakan oleh penduduk dan untuk penduduk.
Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan yang berwawasan kependudukan, BKKBN
harus memperkuat pelaksanaan Pembangunan Bidang Pengendalian Penduduk dan KB
beserta penjabarannya ke dalam program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK).
Posisi Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di dalam
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) berada pada lingkup Prioritas Nasional Pembangunan Kesehatan.
Selama ini Program KKBPK masih dihadapkan pada beberapa permasalahan salah satunya adalah
masih lemahnya komitmen dan dukungan para pemangku kepentingan (stake holder)
terhadap program KKBPK terutama yang berkaitan dengan kelembagaan, kebijakan, perencanaan
program dan penganggaran. Oleh karena itu, Program KKBPK harus dapat dilaksanakan dengan
mobilisasi seluruh potensi dan sumber daya, baik di lingkungan BKKBN maupun bersama-
sama dengan Pemangku Kepentingan dan Mitra Kerja di seluruh tingkatan wilayah.
Berdasarkan Peraturan Kepala BKKBN No 6 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
BKKBN Tahun 2020 -2024, pada akhir tahun 2019 BKKBN mengemas dan memperkenalkan
istilah Program KKBPK menjadi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan
Keluarga Berencana atau yang disingkat menjadi Bangga Kencana. Perubahan nama dari KKBPK
menjadi Bangga Kencana tersebut bertujuan untuk memudahkan penyebutan program, yang
seringkali agak sulit untuk diucapkan. Peletakan kata Pembangunan Keluarga di depan
menunjukkan bahwa BKKBN merupakan lembaga yang ingin memberikan manfaat kepada
seluruh keluarga Indonesia.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak BKKBN Provinsi Jawa Tengah, perencanaan
keluarga menjadi program awal Bangga Kencana di Jawa Tengah. Perencanaan keluarga itu
menyangkut sebelum lahir, ketika lahir, ketika menjadi anak-anak, ketika menjadi remaja, ketika
menjadi lansia, kemudian ketika mati dan itu masih mengalami beberapa kendala. Penurunan angka
TFR di Jawa Tengah masih tinggi yaitu sebelumnya sekitar 2,5 persen, sekarang menjadi 2,3 persen
2
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
walaupun belumISBN
mencapai angka ideal yaitu 2,1 persen. Keberhasilan penurunan Fertilitas banyak
978-602-1643-65-5
dikaitkan dengan peningkatan kesejahteraan dan kesehatan, penurunan kematian, serta peningkatan

3
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-65-5

pendidikan dan urbanisasi. [Wina : BKKBN Propinsi Jawa Tengah]


Program Bangga Kencana meliputi kegiatan prioritas, baik dari sisi pengendalian kuantitas
penduduk yang meliputi perubahan jumlah, struktur, komposisi dan persebaran penduduk
yang seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan, maupun dari sisi
peningkatan kualitasnya melalui kontribusi terhadap upaya perwujudan norma keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera. BKKBN juga harus dapat membuat kajian dan model dampak
kependudukan yang berkualitas agar dapat mendorong perumusan kebijakan dan strategi Program
Bangga Kencana yang lebih berkualitas dan tepat sasaran.
Dari hal tersebut di atas terlihat bahwa Program Bangga Kencana merupakan
program kependudukan yang sangat penting untuk diwujudkan. Dalam hal ini BKKBN sebagai
salah satu instansi yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana mempunyai peran yang sangat penting
dalam mewujudkan program bangga Kencana yang ada di Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan UU Nomor 52 Tahun 2009 ada tiga wewenang yang diberikan kepada
BKKBN yang juga menjadi wewenang bagi pemerintah daerah. Pertama; pengendalian penduduk
di mana penyerasian kebijakan pembangunan daerah harus memperhatikan daya dukung dan
daya
tampung lingkungan. Kedua, penyelenggaraan KB melalui peningkatan akses pelayanan
KB yang berkualitas dan merata. Ketiga, pemberdayaan keluarga sejahtera. Pemberian tanggung
jawab kepada pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan desentralisasi dan otonomi daerah,
perlu dibarengi dengan upaya pemberdayaan aparatur daerah secara intensif dengan memberikan
wawasan dan memantapkan komitmen jajaran birokrasi daerah yang berorientasi pada
pembangunan kependudukan dan pembangunan keluarga.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis memfokuskan pada dua masalah: Pertama,
peran BKKBN Provinsi Jawa Tengah dalam mewujudkan Program Pembangunan Keluarga,
Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), Kedua faktor-faktor yang cenderung
mempengaruhi peran BKKBN Provinsi Jawa Tengah dalam mewujudkan Program Pembangunan
Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana). Berangkat dari
permasalahan tersebut, penulis rumuskan ke dalam judul “Peran BKKBN dalam
Mewujudkan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana
(Bangga Kencana) Studi di Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah.

METODE PENELITIAN

Artikel ilmiah ini merupakan hasil penelitian dengan menggunakan metode penelitian
yuridis sosiologis dengan pendekatan penelitian kualitatif. Spesifikasi penelitian ini bersifat
deskriptif dengan metode pengambilan informan purposive sampling atau criterian based selection.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap informan. Analisis
data menggunakan analisis kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Peran BKKBN Provinsi Jawa Tengah dalam Mewujudkan Program Pembangunan Keluarga,
Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana)
Program Bangga Kencana atau yang sebelumnya disebut program KKBPK merupakan
Program yang dikeluarkan oleh BKKBN yang meliputi Program Pembangunan keluarga,
4
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-65-5

kependudukan, dan keluarga berencana. Berdasarkan Pasal 1 angka (7) UU Nomor 52 Tahun 2009,
Pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup
dalam lingkungan yang sehat. Tujuan dari pembangunan keluarga adalah untuk membentuk
keluarga yang berkualitas sehingga akan terwujud keluarga yang sejahtera. Pembangunan
keluarga merupakan bagian dari bagian kependudukan yang harus mendapatkan perhatian
lebih, hal itu dikarenakan keluarga merupakan bagian terkecil dari penduduk, penduduk yang
berkualitas berasal dari cikal keluarga yang berkualitas.
Selain Pembangunan Keluarga dan kependudukan, keluarga berencana juga merupakan satu
kesatuan dari Program Bangga Kencana. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 87 tahun
2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana,
dan Sistem Informasi Keluarga Pasal 1 ayat (8) menyatakan bahwa Keluarga Berencana adalah
upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas.
Menurut Soerjono Soekanto, peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan
suatu peranan. Peranan menunjukkan sesuatu penentuan atau perbuatan yang harus dilaksanakan
seseorang bagi kelompoknya serta kesempatan-kesempatan yang diberikan kepadanya. Selanjutnya
oleh Soerjono Soekanto bahwa peranan mencangkup tiga hal yaitu: ( Soerjono Soekanto, 2002).
a. Peranan meliputi norma-norma perilaku yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan adala suatu konsep perilaku yang dapat dilakukan oleh individu di masyarakat dalam
organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur
sosial masyarakat.
Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa peran merupakan implementasi dari jabatan
atau pekerjaan yang dibebankan. Konsep peran dapat diartikan sebagai tingkah laku yang
diharapkan dari seseorang yang mempunyai kedudukan tertentu. Peran berkaitan dengan fungsi dan
tugasnya.
Perubahan Peraturan Presiden tentang kelembagaan BKKBN terutama terkait dengan
penambahan fungsi tidak hanya yang tertera pada Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tetapi
juga melaksanakan tugas fungsi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 23 tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah dalam lampiran dinyatakan bahwa Kewenangan Pemerintah dalam
hal ini BKKBN meliputi:
a. Pengendalian Penduduk
1) Pemaduan dan sinkronisasi kebijakan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah
provinsi dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk
2) Pemetaan perkiraan pengendalian penduduk cakupan Daerah provinsi.
b. Keluarga Berencana (KB)
1) Pengembangan desain program, pengelolaan dan pelaksanaan advokasi, komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE) pengendalian penduduk dan KB sesuai kearifan budaya
lokal.
2) Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat
Daerah provinsi dalam pengelolaan pelayanan dan pembinaan kesertaan ber- KB
5
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
c. ISBN 978-602-1643-65-5
Keluarga Sejahtera
1) Pengelolaan pelaksanaan desain program pembangunan keluarga melalui pembinaan

6
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-65-5

ketahanan dan kesejahteraan keluarga.


2) Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat
Daerah provinsi dalam pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga

Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Presiden No 62 Tahun 2010, BKKBN menyelenggarakan


fungsi :
a) perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan
keluarga berencana
b) penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana
c) pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana
d) penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang pengendalian
penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana
e) penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana
f) pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana

Selain fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pasal 3 BKKBN


juga menyelenggarakan fungsi:
a) penyelenggaraan pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;
b)pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di lingkungan BKKBN;
c) pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BKKBN
d)pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN; dan penyampaian laporan,
saran, dan pertimbangan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan
keluarga berencana.

Berdasarkan hasil penelitian Peran BKKBN Provinsi Jawa Tengah Dalam Mewujudkan
Program Bangga Kencana di Provinsi Jawa Tengah yaitu:
1) Melakukan koordinasi dengan Pemerintah daerah untuk menyusun dokumen untuk
panduan daerah di bidang kependudukan yang disebut grand design pengendalian
kuantitas penduduk.
Tujuan dari adanya grand desain itu yaitu untuk memberikan arah kebijakan pelaksanaan
pengendalian kuantitas penduduk, sehingga dapat digunakan untuk pedoman bagi lembaga
serta pemerintah daerah dalam perencanaan pembangunan yang berwawasan kependudukan,
terwujudnya keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara jumlah, struktur, dan persebaran
penduduk dengan lingkungun hidup baik yang berupa daya dukung alam maupun daya
tampung lingkungan serta kondisi perkembangan sosial dan budaya. Dengan adanya grand
desain tersebut membantu pemerintah untuk mengimplementasikan kebijakan atau program yang
berkaitan dengan komponen- komponen pengendalian kuantitas penduduk, pelaksanaan upaya
pengendalian fertilitas, penurunan mortalias dan pengarahan mobilitas penduduk.

7
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-65-5

2) Optimalisasi kampung keluarga berencana di Provinsi Jawa Tengah


Provinsi Jawa Tengah menjadi percontohan Kampung KB. Kampung KB
diatur dalam Peraturan Gubernur No 77 Tahun 2017 tentang Kampung KB. Kampung
Keluarga Berencana yang selanjutnya disingkat Kampung KB adalah salah satu upaya
penguatan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat dalam
memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh
pelayanan total Program KB, sebagai upaya mewujudkan keluarga yang berkualitas, di
wilayah minimal setingkat Dusun atau Rukun Warga. Di bidang Kampung KB
BKKBN berkolaborasi dengan berbagai dinas melakukan advokasi di desa-desa yang
terpinggirkan atau desa minus pertumbuhan penduduknya untuk berpikir lebih sehingga
dapat merubah gaya hidup dan pola hidupnya. Salah satu program dari kampung
KB yaitu Program Rumah Data Kependudukan (RDK) di kampung KB isinya berharap
semua data di desa itu tertampung di rumah data tersebut. Selama ini data-data hanya
di balai desa. Oleh karena itu diharapkan semua data di desa itu ada di RDK tersebut.
3) Melakukan KIE tentang keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga, keluarga
berencana dan membangun jejaring kemitraan, kinerja petugas lini lapangan
dan pengelolaan smart data dan informasi melalui teknologi.
Program KIE melalui komunikasi informasi dan edukasi tersebut bertujuan
untuk menjelaskan atau memberikan pemahaman tentang program KB secara
keseluruhan, banggakencana secara keseluruhan baik melalui media cetak, audio atau di
sosial media. Artinya memberikan pemahaman-pemahaman kepada
masyarakat dengan mengkoordinasikan dengan petugas penyuluh, bidan, atau para
kader yang ada di desa- desa. Selain itu memberikan informasi kepada masyarakat dengan
bahasa bahasa lokal agar masyarakat dapat mudah memahaminya leaflet baliho-
baliho. Begitupun dalam memberikan konseling yang diberikan petugas harus
menggunakan konseling berimbang artinya menampung aspirasi atau keinginan dari
masyarakat untuk kemudian diberikan saran atau jalan keluarnya. Untuk mendukung
program KB tidak hanya melibatkan perempuan tetapi pria dapat juga untuk diajak
ber KB yaitu dengan melibatkan pihak lain/kelompok-kelompok masyarakat ataupun
TNI untuk memberikan penyuluhan- penyuluhan dan memberikan motivasi tentang
KB pria. Peningkatan pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi melalui bisa kita
sasarannya adalah kelompok kegiatan yang kita sebut poktan, Bina Keluarga Balita
(BKB) Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina Keluarga Lansian (BKL) KB pria.
Pendidikan kesehatan adalah upaya sadar untuk menimbulkan perubahan tingkah laku
hidup sehat, baik lingkungan masyarakat dan sosial. Pendidikan kesehatan sangat
diperlukan sebagai dasar untuk kegiatan dalam kesehatan masyarakat menju
masyarakat sehat jasmani, rohani, sosial dan ekonomi. (Sri Madinah dkk,
2017).
4) Melakukan penyuluhan 1000 HPK
Penyuluhan 1000HPK bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu
(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Stunting. Kegiatan ini lebih diutamakan
kepada Kab/Kota yang memiliki AKI dan angka Stunting yang tinggi di provinsi Jawa
Tengah. Kegiatan penyluhan/ sosialisasi ini dilakukan melalui kerja sama dengan

8
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
kelompok
ISBNkegiatan atau yang disebut Poktan yang ada di masyarakat seperti Bina
978-602-1643-65-5
Keluarga Balita

9
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-65-5

(BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR). Kegiatan yang dilakukan melalui poktan BKB
dan BKR diantaranya yaitu mengedukasi program KB itu sendiri, memberikan
penjelasan tentang Kesehatan reproduksi, pemberian asupan gizi pada bayi, dan juga
promosi ASI.
5) Melakukan Sinkronisasi kebijakan dan bekerjasama dengan mitra terkait tentang capaian
program KB,
BKKBN Provinsi Jawa Tengah melakukan sinkronisasi kebijakan
pembangunan pengendalian penduduk baik ditingkat pusat sampai ke daerah yang
bertujuan untuk menekan angka TFR dan memperbanyak presentase Kampung KB
mandiri sehingga wilayah tersebut dapat mensejahterakan masyarakat sekitar melalui
program yang ada dalam Kampung KB. Selain itu juga dapat berkoordinasi dengan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten /Kota dan mitra terkait dalam
mencapai target KB melalui Kader, PLKB menggerakkan masyarakat untuk melakukan
KB dan bersinergi dengan OPD KB Kabupaten / Kota untuk mencapai program Bangga
Kencana.
6) Meningkatkan kualitas SDM para Penyuluh KB atau kader-kader program kependudukan
melalui pelatihan, Penelitian danPengembangan (LALITBANG), sehingga dapat
meningkatkan presentase SDM aparatur dan tenaga program yang kompeten, presentase
kerja sama internasional BKKBN , dan pemanfaatan hasil penelitian dalam
penentuan kebijakan Program Bangga Kencana. Salah satu peran BKKBN untuk
mewujudkan Program Bangga Kencana yaitu dengan meningkatkan kualitas SDM nya
atau petugasnya dengan pelatihan melalui berbagai media,
mengimplementasikannya melalui yaitu komunikasi informasi dan edukasi yang akses
pelayanannya sudah dikembangkan dan diperluas di wilayah terpencil di pedesaan
dengan menggunakan unit mobil keliling ke desa-desa. Termasuk membekali tenaga
penyuluh KB (PLKB) dengan Android, sehingga mempermudah dalam melakukan
penyuluhan, misalnya dengan cara cara memperlihatkan videonya melalui hp-nya, selain
itu bisa melakukan pemesanan alat kontrasepsi melalui pesan android. Keberhasilan
progam KB tidak terlepas dari peranan Petugas Lapangan Penyuluh Keluarga
Berencana (PLKB). (Ajeng Dariah Karvianti, 2012) . BKKBN Provinsi Jawa Tengah juga
mempunyai ada tim jaga mutu yang dibentuk untuk pemantauan tentang kualitas
pelayanan KB dan peningkatan KB ada wilayah-wilayah yang jauh dari fasilitas
Kesehatan dengan menggunakan mobil unit pelayanan. Dalam menentukan
kebijakan- kebijakan yang akan diambil BKKBN Provinsi Jawa Tengah juga melakukan
penelitian- penelitian dengan bekerja sama dengan stakeholder atau universitas-
universitas di Provinsi Jawa Tengah terkait dengan masalah-masalah kependudukan
sehingga diharapkan dari hasil penelitian tersebut dapat dimanfaatkan BKKBN dalam
menentukan kebijakan dan program yang sesuai.
Faktor-Faktor yang Cenderung Mempengaruhi Peran BKKBN Provinsi Jawa Tengah dalam
mewujudkan Program Bangga Kencana di Provinsi Jawa Tengah
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang cenderung
mempengaruhi peran BKKBN Provinsi Jawa Tengah dalam mewujudkan Program Bangga
Kencana di Provinsi Jawa Tengah dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu::
1. Faktor Pendukung
2. Faktor Penghambat
10
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
Adapun ISBN
faktor978-602-1643-65-5
pendukung peran BKKBN Provinsi Jawa Tengah dalam mewujudkan

11
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-65-5

Program Bangga Kencana di Provinsi Jawa Tengah yaitu:


a. Adanya kerja sama kemitraan BKKBN provinsi Jawa Tengah dengan para stakeholder atau
instansi-instansi terkait, tokoh agama/ masyarakat dalam melakukan KIE sehingga hal
ini memudahkan BKKBN dalam menyebarluaskan program- programnya terkait dengan
Bangga Kencana. Dengan keterbatasan jumlah SDM terjalinnya kerja sama kemitraan ini
tentunya akan sangat membantu BKKBN Provinsi Jawa Tengah dalam mewujudkan program
Bangga Kencana.
b. Adanya peningkatan sarana penyebarluasan program KB dengan adanya mobil unit
pelayanan yang menjangkau wilayah-wilayan terpencil atau jauh dengan fasilitas Kesehatan.
c. Adanya Kampung KB sebagai sarana untuk masyarakat dalam memberdayakan
dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan total Program KB,
sebagai upaya mewujudkan keluarga yang berkualitas, di wilayah minimal setingkat Dusun
atau Rukun Warga
Adapun faktor penghambat peran BKKBN Provinsi Jawa Tengah dalam mewujudkan
Program Bangga Kencana di Provinsi Jawa Tengah yaitu :
a. Anggaran untuk program Bangga Kencana masih kecil sehingga kurang maksimal dapat
operasional program.
b. Masih minimnya Petugas Penyuluh KB (PLKB) di Provinsi Jawa Tengah
c. Belum adanya sinkronisasi pengaturan/ kebijakan terkait dengan program
kependudukan contohnya pengaturan terkait dengan batas usia pernikahan
d. Belum terbangunnya mekanisme penjaringan partisipasi dan peran serta aktif
masyarakat secara efektif dalam advokasi, KIE dan Penggerakan program Bangga Kencana;
dan
e. Belum optimalnya pengetahuan masyarakat tentang cara pengasuhan dan pembinaan tumbuh
kembang anak, kegawatdarutan ibu hamil dan kurangnya pemahaman remaja dan keluarga
tentang perencanaan/ penyiapan kehidupan berkeluarga dan pengetahuan kesehatan
reproduksi yang masih dianggap tabu oleh Sebagian masyarakat.
f. Masih adanya faktor ketakutan masyarakat terkait dengan efek samping penggunaan
alat kontrasepsi, budaya, Agama dalam menggunakan kontrasepsi
g. Tidak maksmimalnya koordinasi tim jaga mutu dengan BKKBN karena kesibukan masing-
masing
Bekerjanya hukum di masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagaimana
dikemukakan oleh Soerjono Soekanto yaitu: (Soerjono Soekanto, 2003).
1. Faktor hukumnya
2. Faktor penegak hukum
3. Faktor sarana dan fasilitas
4. Faktor masyarakat
5. Faktor kebudayaan
Apabila hambatan-hambatan tersebut di atas dikaitkan dengan teorinya Soerjono Soekanto
maka dapat diperoleh gambaran bahwa faktor -faktor yang menghambat pelaksanaan peran
BKKBN dalam mewujudkan Program Bangga Kencana yaitu:
1. Faktor hukumnya, dalam hal ini kebijakan-kebijakan terkait dengan program kependudukan
12
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-65-5

yang dibuat oleh pemerintah banyak yang tumpang tindih, dan bayak program-program
kependudukan yang tidak mempunyai landasan atau dasar hukum dalam pelaksanaan yang
kuat.
2. Faktor penegak hukum, faktor penegak hukum di sini terkait dengan SDM yang ada di instasi
BKKBN yang terbilang kurang, terutama para penyuluh KB. Selain itu juga banyak SDM
yang kompetensinya tidak sesuai dengan bidang pekerjaannya sehingga hal itu tentunya tidak
dapat maksimal dalam pelaksanaannya
3. Faktor sarana dan fasilitas, faktor sarana dan fasilitas yang dimaksud disini adalah
tekait dengan keterbatasan jumlah dana atau anggaran untuk kegiatan/ program Bangga
Kencana sehingga dalam implementasi programnya tentunya akan mengalami kesulitan.
4. Faktor masyarakat, dari faktor masyarakat terlihat kurangnya kesadaran atau
pemahaman remaja dan keluarga tentang perencanaan/ penyiapan
5. Faktor budaya, dari faktor budaya terlihat masih banyaknya masyarakat yang percaya
terhadap mitos-mitos yang beredar terkait alat kontrasepsi efek samping malu kalau misalnya
pasang IUD dan anggapan banyak anak banyak rezeki masih melekat kuat dimasyarakat.
Robert B. Seidman juga mengemukakan teori bekerjanya hukum di mana , faktor
yang mempengaruhi bekerjanya hukum di masyarakat adalah faktor personal dan faktor
sosial. (Esmi Warassih, 2005). Apabila faktor-faktor di atas dikaitkan dengan pendapat
Seidman dapat disimpulkan bahwa ada faktor personal (misalnya faktor rendahnya tingkat
pendidikan, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap masalah kesehatan reproduksi dan KB, dan
angapan atau mitos-mitos yang ada dimasyarakat ) dan faktor sosial (misalnya sarana dan
prasarana atau fasilitas, tingkat ekonomi, terbatasnya anggaran dan SDM).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa ada faktor hukum, faktor
penegak hukum, faktor sarana dan fasilitas, faktor budaya, serta faktor personal dan sosial yang
menghambat BKKBN dalam melaksanakan perannya terhadap program Bangga Kencana di
Provinsi Jawa Tengah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1) Implementasi


aplikasi Quizizz selama pembelajaran daring sangat tepat sebagai media e-learning pembelajaran
bahasa Mandarin karena membuat kegiatan pembelajaran menjadi interaktif, mudah,
menyenangkan dan membantu siswa untuk memahami bahasa Mandarin, 2) Penggunaan
aplikasi Quizizz dapat memudahkan guru serta orang tua dalam memantau hasil belajar
murid, 3) Media pembelajaran berbasis permainan dengan aplikasi Quizizz sangat tepat
diterapkan bagi pembelajar pemula bahasa Mandarin.

UCAPAN TERIMA KASIH

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran BKKBN Provinsi


Jawa Tengah dalam mewujudkan Program Bangga Kencana di Provinsi Jawa Tengah yaitu
diantaranya sinkronisasi kebijakan-kebijakan terkait dengan Program Bangga Kencana baik
di pusat maupun daerah, melakukan KIE kepada masyarakat dengan bekerjasama dengan
instansi lain, stake holder, atau tokoh masyarakat, memperkuat kapasitas infrastruktur
regulasi yang mendukung operasional maupun eksistensi lembaga terkait Program Bangga

13
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-65-5

Kencana, Penguatan kapasitas dukungan sarana,prasarana dan anggaran untuk


menyelenggarakan program Bangga Kencana di Kabupaten/Kota, Kecamatan dan
Desa dalam upaya menjaga kesinambungan dan keberlangsungan pelayanan
pengendalian penduduk dan KB kepada masyarakat. Adapun faktor-faktor yang cenderung
mempengaruhi peran BKKBN Provinsi Jawa Tengah dalam mewujudkan program
Bangga Kencana yaitu dari faktor SDM yang ada di BKKBN sarana dan fasilitas,
masyarakat, dan budaya, serta faktor personal dan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Madinah, Sri, M. Zen Rahfiludin, S. A. Nugraheni. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi


Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Pendewasaan Usia Perkawinan (Studi Pada
Remaja Di Smp Nu 06 Kedungsuren Kabupaten Kendal). Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Karvianti, Ajeng Dariah. Pemberdayaan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Dalam
Pelayanan Peserta Keluarga Berencana Pada Kantor Pemberdayaan Perempuan Dan
Keluarga Berencana Kabupaten Kutai Barat. Jurnal Paradigma, Vol. 1 No. 3, Desember 20
12:357-372.
Soekanto, Soerjono . 2003. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta, Ghalia
Indonesia.
-------------- . 2002. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Warassih, Esmi . 2005. Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologis. Semarang. PT.
Suryandaru
Utama.
Undang - Undang No 52 Tahun 2009 tentang Perekembangan kependudukan dan
Pembangunan
Keluarga
Peraturan Pemerintah No 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga, Keluarga Berencana dan Sistem Informasi Keluarga.
Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor :
88/PER/F2/2012
Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Inforrmasi dan Konseling Remaja – Mahasiswa
(PIK-RM)
Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan keluarga Berencana Nasional Nomor 199 Tahun 2016
tentang Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Tahun
2015-2019.
https://www.bangsaonline.com/berita/25632/angka-kelahiran-pada-kelompok-usia- muda-di-
purbalingga-tinggi-faktor-pernikahan-dini http://jateng.tribunnews.com/2016/11/10/angka-
perceraian-di-purbalingga-terus- meningkat-ini-sebabnya.

14

Anda mungkin juga menyukai