QT
QT
ABSTRAK
ABSTRACT
Bangga Kencana is a very important population program to be realized. Here, the BKKBN is one
of the agencies that carries out government tasks in the field of population control and organizing
family planning to realize the Bangga Kencana Program in Central Java Province. The purpose of
this paper is to determine the role of the BKKBN of Central Java Province in realizing the Bangga
Kencana Program in Central Java Province and to determine the factors that tend to influence its
1
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-65-5
role. The research method used is sociological juridical with a qualitative approach. The results
showed that the role of the Central Java Province BKKBN in realizing the Bangga Kencana
program included synchronizing policies related to the Bangga Kencana Program, both at
central and regional levels; conduct IEC to the community in collaboration with other agencies,
stakeholders, or community leaders; strengthening the capacity of the regulatory infrastructure
that supports the operations and existence of institutions related to the Bangga Kencana Program;
strengthening of support for facilities, infrastructure; and budget for carrying out the Bangga
Kencana program to maintain the continuity of population control and family planning services to
the community. The factors that tend to influence the role of the BKKBN of Central Java Province
in realizing the Bangga Kencana program are the HR factors in the BKKBN, facilities,
infrastuctures, society, and culture.
PENDAHULUAN
3
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-65-5
METODE PENELITIAN
Artikel ilmiah ini merupakan hasil penelitian dengan menggunakan metode penelitian
yuridis sosiologis dengan pendekatan penelitian kualitatif. Spesifikasi penelitian ini bersifat
deskriptif dengan metode pengambilan informan purposive sampling atau criterian based selection.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap informan. Analisis
data menggunakan analisis kualitatif.
kependudukan, dan keluarga berencana. Berdasarkan Pasal 1 angka (7) UU Nomor 52 Tahun 2009,
Pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup
dalam lingkungan yang sehat. Tujuan dari pembangunan keluarga adalah untuk membentuk
keluarga yang berkualitas sehingga akan terwujud keluarga yang sejahtera. Pembangunan
keluarga merupakan bagian dari bagian kependudukan yang harus mendapatkan perhatian
lebih, hal itu dikarenakan keluarga merupakan bagian terkecil dari penduduk, penduduk yang
berkualitas berasal dari cikal keluarga yang berkualitas.
Selain Pembangunan Keluarga dan kependudukan, keluarga berencana juga merupakan satu
kesatuan dari Program Bangga Kencana. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 87 tahun
2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana,
dan Sistem Informasi Keluarga Pasal 1 ayat (8) menyatakan bahwa Keluarga Berencana adalah
upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas.
Menurut Soerjono Soekanto, peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan
suatu peranan. Peranan menunjukkan sesuatu penentuan atau perbuatan yang harus dilaksanakan
seseorang bagi kelompoknya serta kesempatan-kesempatan yang diberikan kepadanya. Selanjutnya
oleh Soerjono Soekanto bahwa peranan mencangkup tiga hal yaitu: ( Soerjono Soekanto, 2002).
a. Peranan meliputi norma-norma perilaku yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan adala suatu konsep perilaku yang dapat dilakukan oleh individu di masyarakat dalam
organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur
sosial masyarakat.
Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa peran merupakan implementasi dari jabatan
atau pekerjaan yang dibebankan. Konsep peran dapat diartikan sebagai tingkah laku yang
diharapkan dari seseorang yang mempunyai kedudukan tertentu. Peran berkaitan dengan fungsi dan
tugasnya.
Perubahan Peraturan Presiden tentang kelembagaan BKKBN terutama terkait dengan
penambahan fungsi tidak hanya yang tertera pada Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tetapi
juga melaksanakan tugas fungsi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 23 tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah dalam lampiran dinyatakan bahwa Kewenangan Pemerintah dalam
hal ini BKKBN meliputi:
a. Pengendalian Penduduk
1) Pemaduan dan sinkronisasi kebijakan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah
provinsi dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk
2) Pemetaan perkiraan pengendalian penduduk cakupan Daerah provinsi.
b. Keluarga Berencana (KB)
1) Pengembangan desain program, pengelolaan dan pelaksanaan advokasi, komunikasi,
informasi dan edukasi (KIE) pengendalian penduduk dan KB sesuai kearifan budaya
lokal.
2) Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat
Daerah provinsi dalam pengelolaan pelayanan dan pembinaan kesertaan ber- KB
5
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
c. ISBN 978-602-1643-65-5
Keluarga Sejahtera
1) Pengelolaan pelaksanaan desain program pembangunan keluarga melalui pembinaan
6
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-65-5
Berdasarkan hasil penelitian Peran BKKBN Provinsi Jawa Tengah Dalam Mewujudkan
Program Bangga Kencana di Provinsi Jawa Tengah yaitu:
1) Melakukan koordinasi dengan Pemerintah daerah untuk menyusun dokumen untuk
panduan daerah di bidang kependudukan yang disebut grand design pengendalian
kuantitas penduduk.
Tujuan dari adanya grand desain itu yaitu untuk memberikan arah kebijakan pelaksanaan
pengendalian kuantitas penduduk, sehingga dapat digunakan untuk pedoman bagi lembaga
serta pemerintah daerah dalam perencanaan pembangunan yang berwawasan kependudukan,
terwujudnya keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara jumlah, struktur, dan persebaran
penduduk dengan lingkungun hidup baik yang berupa daya dukung alam maupun daya
tampung lingkungan serta kondisi perkembangan sosial dan budaya. Dengan adanya grand
desain tersebut membantu pemerintah untuk mengimplementasikan kebijakan atau program yang
berkaitan dengan komponen- komponen pengendalian kuantitas penduduk, pelaksanaan upaya
pengendalian fertilitas, penurunan mortalias dan pengarahan mobilitas penduduk.
7
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-65-5
8
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
kelompok
ISBNkegiatan atau yang disebut Poktan yang ada di masyarakat seperti Bina
978-602-1643-65-5
Keluarga Balita
9
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-65-5
(BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR). Kegiatan yang dilakukan melalui poktan BKB
dan BKR diantaranya yaitu mengedukasi program KB itu sendiri, memberikan
penjelasan tentang Kesehatan reproduksi, pemberian asupan gizi pada bayi, dan juga
promosi ASI.
5) Melakukan Sinkronisasi kebijakan dan bekerjasama dengan mitra terkait tentang capaian
program KB,
BKKBN Provinsi Jawa Tengah melakukan sinkronisasi kebijakan
pembangunan pengendalian penduduk baik ditingkat pusat sampai ke daerah yang
bertujuan untuk menekan angka TFR dan memperbanyak presentase Kampung KB
mandiri sehingga wilayah tersebut dapat mensejahterakan masyarakat sekitar melalui
program yang ada dalam Kampung KB. Selain itu juga dapat berkoordinasi dengan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten /Kota dan mitra terkait dalam
mencapai target KB melalui Kader, PLKB menggerakkan masyarakat untuk melakukan
KB dan bersinergi dengan OPD KB Kabupaten / Kota untuk mencapai program Bangga
Kencana.
6) Meningkatkan kualitas SDM para Penyuluh KB atau kader-kader program kependudukan
melalui pelatihan, Penelitian danPengembangan (LALITBANG), sehingga dapat
meningkatkan presentase SDM aparatur dan tenaga program yang kompeten, presentase
kerja sama internasional BKKBN , dan pemanfaatan hasil penelitian dalam
penentuan kebijakan Program Bangga Kencana. Salah satu peran BKKBN untuk
mewujudkan Program Bangga Kencana yaitu dengan meningkatkan kualitas SDM nya
atau petugasnya dengan pelatihan melalui berbagai media,
mengimplementasikannya melalui yaitu komunikasi informasi dan edukasi yang akses
pelayanannya sudah dikembangkan dan diperluas di wilayah terpencil di pedesaan
dengan menggunakan unit mobil keliling ke desa-desa. Termasuk membekali tenaga
penyuluh KB (PLKB) dengan Android, sehingga mempermudah dalam melakukan
penyuluhan, misalnya dengan cara cara memperlihatkan videonya melalui hp-nya, selain
itu bisa melakukan pemesanan alat kontrasepsi melalui pesan android. Keberhasilan
progam KB tidak terlepas dari peranan Petugas Lapangan Penyuluh Keluarga
Berencana (PLKB). (Ajeng Dariah Karvianti, 2012) . BKKBN Provinsi Jawa Tengah juga
mempunyai ada tim jaga mutu yang dibentuk untuk pemantauan tentang kualitas
pelayanan KB dan peningkatan KB ada wilayah-wilayah yang jauh dari fasilitas
Kesehatan dengan menggunakan mobil unit pelayanan. Dalam menentukan
kebijakan- kebijakan yang akan diambil BKKBN Provinsi Jawa Tengah juga melakukan
penelitian- penelitian dengan bekerja sama dengan stakeholder atau universitas-
universitas di Provinsi Jawa Tengah terkait dengan masalah-masalah kependudukan
sehingga diharapkan dari hasil penelitian tersebut dapat dimanfaatkan BKKBN dalam
menentukan kebijakan dan program yang sesuai.
Faktor-Faktor yang Cenderung Mempengaruhi Peran BKKBN Provinsi Jawa Tengah dalam
mewujudkan Program Bangga Kencana di Provinsi Jawa Tengah
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang cenderung
mempengaruhi peran BKKBN Provinsi Jawa Tengah dalam mewujudkan Program Bangga
Kencana di Provinsi Jawa Tengah dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu::
1. Faktor Pendukung
2. Faktor Penghambat
10
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
Adapun ISBN
faktor978-602-1643-65-5
pendukung peran BKKBN Provinsi Jawa Tengah dalam mewujudkan
11
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-65-5
yang dibuat oleh pemerintah banyak yang tumpang tindih, dan bayak program-program
kependudukan yang tidak mempunyai landasan atau dasar hukum dalam pelaksanaan yang
kuat.
2. Faktor penegak hukum, faktor penegak hukum di sini terkait dengan SDM yang ada di instasi
BKKBN yang terbilang kurang, terutama para penyuluh KB. Selain itu juga banyak SDM
yang kompetensinya tidak sesuai dengan bidang pekerjaannya sehingga hal itu tentunya tidak
dapat maksimal dalam pelaksanaannya
3. Faktor sarana dan fasilitas, faktor sarana dan fasilitas yang dimaksud disini adalah
tekait dengan keterbatasan jumlah dana atau anggaran untuk kegiatan/ program Bangga
Kencana sehingga dalam implementasi programnya tentunya akan mengalami kesulitan.
4. Faktor masyarakat, dari faktor masyarakat terlihat kurangnya kesadaran atau
pemahaman remaja dan keluarga tentang perencanaan/ penyiapan
5. Faktor budaya, dari faktor budaya terlihat masih banyaknya masyarakat yang percaya
terhadap mitos-mitos yang beredar terkait alat kontrasepsi efek samping malu kalau misalnya
pasang IUD dan anggapan banyak anak banyak rezeki masih melekat kuat dimasyarakat.
Robert B. Seidman juga mengemukakan teori bekerjanya hukum di mana , faktor
yang mempengaruhi bekerjanya hukum di masyarakat adalah faktor personal dan faktor
sosial. (Esmi Warassih, 2005). Apabila faktor-faktor di atas dikaitkan dengan pendapat
Seidman dapat disimpulkan bahwa ada faktor personal (misalnya faktor rendahnya tingkat
pendidikan, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap masalah kesehatan reproduksi dan KB, dan
angapan atau mitos-mitos yang ada dimasyarakat ) dan faktor sosial (misalnya sarana dan
prasarana atau fasilitas, tingkat ekonomi, terbatasnya anggaran dan SDM).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa ada faktor hukum, faktor
penegak hukum, faktor sarana dan fasilitas, faktor budaya, serta faktor personal dan sosial yang
menghambat BKKBN dalam melaksanakan perannya terhadap program Bangga Kencana di
Provinsi Jawa Tengah.
KESIMPULAN
13
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan X”
6-7 Oktober 2020
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-65-5
DAFTAR PUSTAKA
14