Anda di halaman 1dari 11

Momor Surat : 067 / UKM / / 2022

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


GIZI
PUSKESMAS WEDUNG I

2022

PUSKESMAS WEDUNG I
Jalan Angin-angin Nomor 8 Wedung Demak
Telepon (0291) 6906169 email: bpjswedungsatu@gmail.com
Kode pos : 59554
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
GIZI

A. Pendahuluan
Kesehatan dan Gizi merupakan faktor penting, yang secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Sumber daya
manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi
dalam pembangunan kesehatan.
Program perbaikan gizi merupakan bagian integral dari program
kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam menciptakan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan
tersebut, program perbaikan gizi harus dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan. Hal ini dilakukan melalui suatu rangkaian upaya terus
menerus mulai dari perumusan masalah, penetapan tujuan yang jelas,
penentuan starategi intervensi yang tepat sasaran, identifikasi yang tepat
serta kejelasan tugas pokok dan fungsi institusi yang berperan di berbagai
tingkat administrasi.

B. Latar Belakang
Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, bertujuan untuk
meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat , antara lain melalui
perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi,
peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi serta kesehatan sesuai dengan
kemajuan ilmu dan teknologi.
Indikator Penilaian Kinerja Puskesmas Program Gizi tahun 2023
meliputi:
1. Prevalensi Kekuarangan Gizi (Underweight) Pada Anak Balita 8,5%
2. Prevalensi Stunting (Pendekdan Sangat Pendek) Pada Anak dibawah
Lima Tahun Balita 5,05%
3. Prevalensi Stunting (Pendekdan Sangat Pendek) Pada Anak dibawah
Dua Tahun Baduta 4,3%
4. Prevalensi Gizi Buruk 0,9%
5. Cakupan Gizi Buruk Mendapat Perawatan100%
6. Presentasi Balita ditimbang Berat Badannya (D/S )89%
7. Presentase Bayi 0-6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif 59%
8. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Balita Kurus Usia
6-24 Bulan 100%
9. Cakupan RT mengkonsumsi Garam Yodium 88,5%
10. Presentase Balita 6-59 Bulan Mendapat Kapsul Vitamin A 100%
Berdasarkan hal tersebut, untuk memperoleh informasi pencapaian
kinerja perbaikan gizi masyarkat secara tepat, akurat, teratur berkelanjutan
dan dapat dipertanggung jawabkan perlu dilakukan kegiatan surveilans gizi
oleh Pemerintah Daerah kota.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi pencapaian kinerja perbaikan gizi
masyarakat secara cepat, akurat, teratur, berkelanjutan dan dapat
dipertanggungjawabkan.

2. Tujuan Khusus
Melaksanakan kegiatan perbaikan gizi masyarakat yang dimonitor dan
dievaluasi melalui kegiatan surveilans gizi, antara lain :
1. Indikator Masalah Gizi :
a. Persentase balita berat badan kurang (underweight)
b. Persentase balita pendek (stunting)
c. Persentase balita gizi kurang (wasting)
d. Persentase remaja putri anemia
e. Persentase ibu hamil anemia
f. Persentase ibu hamil risiko Kurang Energi Kronik (KEK) dan
g. Persentase Berat Bdan Lahir rendah (BBLR)
2. Indikator Kinerja Program Gizi :
a. Cakupan bayi kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
b. Cakupan bayi usia 6 bulan mendapat ASI Eksklusif
c. Cakupan ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah minimal
90 tablet selama masa kehamilan
d. Cakupan ibu hamil KEK yang mendapat makanan tambahan
e. Cakupan balita kurus yang mendapat makanan tambahan
f. Cakupan remaja putri yang mendapat Tablet Tambah Darah
g. Cakupan bayi baru lahir yang mendapat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
h. Cakupan balita yang ditimbang berat badannya (D/S)
i. Cakupan balita mempunyai buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)/ Kartu
Menuju Sehat (KMS)
j. Cakupan balita yang naik berat badannya (N/D)
k. Cakupan balita ditimbang yang tidak naik berat badannya dua kali
berturut-turut (2T)
l. Cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
m. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
n. Cakupan rumah tangga mengonsumsi garam beryodium dan
o. Cakupan kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

1. Kegiatan Pokok
Kegiatan pokok gizi yang dilakukan ada 3, yaitu:
a. Pendidikan Gizi
b. Pemberdayaan Masyarakat
c. Peningkatan gizi masyarakat
2. RincianKegiatan
Kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh petugas gizi, diantaranya:
a. Pemantauan pertumbuhan balita di posyandu
b. Pemberian Vitamin A untuk balita 6-59 bulan dan ibu nifas
c. Monitoring garam beryodium
d. Pemberian makanan tambahan untuk balita gizi buruk dan gizi kurang
serta ibu hamil KEK
e. Penyuluhan Gizi
f. Pelacakan kasus balita gizi kurang dan gizi buruk
g. Kunjungan rumah pendampingan balita gizi kurang dan gizi buruk
h. Membina kader posyandu melalui kegiatan refreshing kader
i. Pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri
j. Pemberian suplemen taburia
k. Pemantauan status gizi anak sekolah
E. Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Pemantauan Pertumbuhan Balita di posyandu
Kegiatan yang bersifat monitoring status gizi balita di posyandu wilayah
puskemas Wedung I untuk mengetahu status gizi balita di wilayah
tersebut dan menjaring apabila ada balita yang beresiko memiliki
gangguan pertumbuhan seperti berat badan kurang dan berat badan
tidak naik selama dua kali berturut-turut sehingga selanjutnya dilakukan
intervensi pada balita yang mengalami gangguan pertumbuhan agar
tidak menjadi masalah gizi yang lebih berat.
2. Pemberian vitamin A untuk balita usia 6-59 bulan dan ibu nifas.
Kegiatan berupa distribusi vitamin A untuk bayi dan balita usia 6-59 di
wilayah kerja baik di posuandu, PAUD/TK maupun di puskesmas.
Pemberian vitamin A untuk ibu nifas dilakukan bekerjasama dengan
lintas program yaitu program KIA memberi vitamin A untuk ibu nifas baik
di puskesmas maupun pada saat kunjungan rumah ibu nifas. Dalam
kegiatan ini juga melibatkan peran lintas sektor yaitu bekerjasama
dengan kader memberi vitamin A di posyandu untuk balita dan ibu nifas
di willayah setempat.
Kegiatan pemberian vitamin A untuk balita 6-59 bulan dilakukan 2 kali
dalam setahun yaitu setiap bulan Februari dan Agustus, sedangkan
untuk ibu nifas diberikan jika ada ibu nifas dalam rentang waktu (0-40
hari).
3. Monitoring Garam Beryodium
Kegiatan monitoring garam beryodium dilakukan 2 kali dalam setahun
yaitu bulan Februari dan Agustus. Kegiatan ini melibatkan peran lintas
sektor yaitu sekolah karena kegiatan ini dilakukan di sekolah dasar
dengan mengambil sampel 26 siswa/i kelas 4 dan atau 5 dihimbau
untuk membawa sampel garam yang digunakan sehari-hari di rumah
masing-masing untuk di periksa kandungan iodiumnya dengan
menggunakan iodina tes dan diperoleh pula informasi bentuk garam,
tempat membeli, ada atau tidaknya merk dagang garam tersebut. Dalam
kegiatan ini dilakukan juga penyuluhan tentang penyimpanan garam
yang baik dan ciri-ciri garam beryodium yang aman dikonsumsi.
Kegiatan ini diawali di bulan Februari kemudian dimonitoring 6 bulan
kemudian yaitu bulan Agustus dengan sasaran sekolah dan siswa/i
yang sama untuk mengetahui ada atau tidak perubahan dari sampel
garam yang diuji. Hasil uji gdari sampel garam akan menggambarkan
kelurahan setempat termasuk kategori baik atau tidak konsumsi garam
beryodiumnya
4. Pemberian makanan tambahan untuk balita gizi kurang dan gizi buruk
serta ibu hamil KEK
Pemberian makanan tambahan untuk balita gizi kurang dengan kategori
usia 6-59 bulan dengan indeks berat badan menurut panjang
badan/tinggi badan (BB/PB dan BB/TB) dengan z-score kurang dari -
2SD. Makanan tambahan yang diberikan berupa biskuit MP ASI yang
bersumber dari Provinsi/ Kemenkes RI maupun PMT lokal yang berasal
dari dana APBD Dinas Kesehatan Kota Demak.
Pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil KEK dengan indikator
LILA <23,5 cm dan Hb <11,5 gr dengan usia kehamilan trimester 1 dan
2. Mkanan tambahan yang diberikan berupa biskuit ibu hamil yang
berasal dari provinsi/Kemenkes RI maupun berupa PMT lokal yang
berasal dari dana APBD Dinas Kesehatan Kota Demak.
Kegiatan ini bekerja sama dengan lintas program yaitu program KIA .
5. Penyuluhan Gizi
Penyuluhan gizi dilakukan di luar gedung yaitu di posyandu dan sekolah
dengan tema dan sasaran yang berbeda di setiap penyuluhan antara
lain ibu balita, ibu hamil, ibu nifas, anak sekolah dan remaja putri.
Sebelum melaksanakan penyuluhan petugas berkoordinasi dengan
kader, Ketua RT, maupun guru yang bersangkutan mengenai rencana
pelaksanaan kegiatan, waktu dan tempat, serta jumlah sasaran
penyuluhan.
6. Pelacakan kasus Balita KEP
Pelacakan Kasus Balita KEP adalah suatu cara untuk melakukan
pencarian informasi berkaitan adanya balita gizi bermasalah diwilayah
kerja, yang dilakukan dengan menggali data hasil laporan kader
posyandu ataupun masyarakat sekitar. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengetahuhi benar tidaknya informasi tentang adanya balita kasus gizi
bermasalah yang didapatkan agar semua balita gizi bermasalah dapat
ditangani secara cepat dan tepat. Kegiatan ini bersifat kunjungan rumah
,petugas menerima informasi adanya balita gizi bermasalah yang
ditemukan langsung atau berdasarkan laporan kader posyandu.
Kemudian dilakukan penimbangan dan pengukuran dengan alat
antropometri dan memeriksa hasil pengukuran menggunakan buku
standar antropometri untuk mengetahui status gizi balita . Dalam
kegiatan ini petugas akan memberikan konseling dan penanganan lebih
lanjut seperti diberikan PMT jika anak tersebut dinyatakan berstatus
gizi bermasalah.
Kegiatan ini melibatkan peran lintas sektor yaitu kader posyandu, ketua
RT setempat dan kelurahan.
7. Kunjungan rumah pemantauan balita gizi kurang dan gizi buruk
Kegiatan ini bersifat pembinaan yaitu mengunjungi rumah balita gizi
kurang maupun gizi buruk untuk dipantau perkembangan status gizi dan
asupan makanannya. Dalam kegiatan ini melibatkan peran lintas sektor
yaitu kader posyandu dan ketua RT setempat.
8. Refreshing Kader
Refreshing Kader Posyandu Balita adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dengan memberikan ilmu atau informasi penyegaran kembali
kepada kader posyandu yang berhubungan dengan kegiatan posyandu.
Dalam kegiatan ini bekerja sama dengan lintas program antara lain
KIA,Imunisasi, Promosi Kesehatan dalam memberikan materi yang
disampaikan kepada kader. Kerjasama lintas sektor yaitu berkoordinasi
dengan kelurahan untuk menentukan jadwal kegiatan, waktu dan tempat
serta sasaran dan jumlah kader yang diundang .
9. Pemberian Tablet Tambah Darah untuk remaja putri
Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan keberhasilan program
pencegahan anemia gizi besi pada remaja putri. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan melibatkan peran lintas program yaitu Pengelola
Obat di Puskesmas menyediakan obat tambah darah sesuai sasaran
yang ditentukan, petugas Promosi Kesehatan dalam kegiatan
penyuluhan dan pemegang program UKS dalam menentukan lokasi dan
jumlah sasaran remaja putri di sekolah, serta petugas laboratorium
untuk memeriksa Hb siswi. Kegitan ini juga melibatkan peran lintas
sektor yaitu sekolah menengah SMP dan SMA sederajat di wilayah
kerja Puskesmas Wedung I
Kegiatan ini diawali dengan pemeriksaan Hb siswi sekolah yang telah
ditentukan untuk mengetahui kadar Hbnya sehingga diketahui data
persentase siswi yang menderita anemia. Kemudian dilakukan
penyuluhan oleh petugas tentang anemia gizi besi dan cara meminum
tablet tambah darah. Kemudian petugas dibantu oleh guru UKS
memantau kepatuhan minum obat secara rutin dan melaporkan hasil
pemantauan kepada petugas. Setelah 3 bulan kemudian siswa diperiksa
lagi Hbnya untuk mengetahui ada atau tidak perubahan kadar Hb.
10. Pemberian Suplemen Taburia
Pemberian Taburia adalah tambahan multivitamin dan mineral untuk
memenuhi kebutuhan gizi dan tumbuh kembang balita usia 6-24 bulan.
Kegiatan ini dilakukan di puskesmas dan posyandu dengan melibatkan
peran lintas program yaitu pemegang program kesehatan anak dan
peran lintas sektor yaitu kader posyandu. Petugas memberi taburia
untuk anak usia 6-24 yang ditemukan pada saat berobat di puskesmas
maupun di posyandu. Kemudian dicatat identitas balita tersebut dan
dipantau berat badannya di bulan selanjutnya.
11. Pemantauan Status Gizi Anak Sekolah
Pemantauan status gizi anak sekolah dilakukan bersamaan dengan
kegiatan penjaringan dan pemeriksaan berkala anak sekolah. Petugas
bekerjasama dengan pemegang program UKS menentukan jadwal
kegiatan. Pada saat pelaksanaan petugas menimbang berat badan dan
mengukur tinggi badan anak sekolah, melengkapi identitas anak,
setelah itu ditentukan status gizinya untuk mengetahui status gizi anak
sekolah tersebut dan kemudian dibuat laporan rekapitulasi status gizi
anak sekolah untuk menggambarkan masalah gizi anak sekolah.
12. Operasi Timbang
Kegiatan Operasi timbang dilakukan satu tahun sekali untuk
memaksimalkan capaian penimbangan balita. Dalam kegiatan ini
melibatkan kader posyandu dalam melakukan penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan serta menanyakan identitas yang
diperlukan di posyandu maupun di rumah warga dengan harapan
semua sasaran balita yang ada di wilayah Puskesmas Wedung I dapat
diketahui status gizinya.

F. Sasaran
1. Sasaran pembinaan Secara Langsung
a. Pemantauan status gizi balita :
Bayi dan balita usia 0-59 bulan.
b. Pemberian Vitamin A :
Balita usia 6-59 bulan dan ibu nifas
c. Monitoring garam beryodium :
Siswa SD kelas 4 dan atau 5 sebanyak 26 orang di masing-masing
sekolah yang telah ditentukan.
d. Pemberian Makanan Tambahan :
- Balita usia 6-59 bulan dengan indeks BB/PB atau BB/TB kurang dari
-2 SD
- Ibu hamil KEK dengan LILA <23,5 cm dan Hb 11gr%
e. Penyuluhan Gizi :
Ibu hamil, Ibu Nifas, Ibu yang memiliki anak balita 0-59 bulan, anak
sekolah, remaja putri.
f. Pelacakan kasus Balita KEP :
Balita dengan indeks berat badan menurut z score kurang dari -2 SD
(Kurus dan Kurus Sekali) di wilayah kerja Puskesmas Wedung I.
g. Kunjungan rumah balita gizi kurang dan gizi buruk :
Balita dengan indeks berat badan menurut z score kurang dari -2 SD
(Kurus dan Kurus Sekali) yang telah diintervensi dan mendapat
makanan tambahan di wilayah kerja Puskesmas Wedung I
h. Refreshing Kader :
Kader Posyandu Balita
i. Pemberian Tablet Tambah Darah :
Remaja putri usia 12-18 tahun atau siswa SMP dan SMA di wilayah
puskesmas Wedung I
j. Pemberian Suplemen Taburia :
Balita usia 6-24 bulan
k. Pemantauan status gizi anak sekolah :
Semua siswa sekolah yang ada di wilayah kerja puskesmas Wedung I
l. Operasi Timbang
Semua bayi dan balita usia 0-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Wedung I
2. Sasaran Pembinaan Tidak Langsung
Lintas sektor terkait, yaitu Kelurahan, Sekolah (TK/PAUD,SD,SMP,SMA)

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


maret, april, juli, agustus, September
Jadwal Kegiatan

No Nama Kegiatan
April

Agts

Sept
Juni

Nov

Des
Feb

Mar
Jan

Juli
Mei

Okt
Pendampingan dan
1 intervensi gizi Ibu X X X X X X X X X X X
Hamil KEK
Pendampingan
keluarga yang
2 memiliki masalah
X X X X X
weight faltering,
penyakit kronik,
bumil resti
Intervensi lanjut
Pendampingan
keluarga yang
3 memiliki masalah X X X X X
weight faltering,
penyakit kronik,
bumil resti
Penyuluhan
Keehatan pada
4 Kelompok Masayakat X X X X X X X X X X X X
berisiko aksi bergizi
dan bumil sehat
5 Penimbangan
X X
serentak
6 Distribusi Vitamin A
X X
pada bayi dan balita
Edukasi pada bumil
7 dan balita konseling X X X X X X X X X X X X
PMBA
penyuluhan
9 kesehatan kelompok X X X X X
cegah stunting

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan, Pencatatan, Pelaporan Dan Monitoring

Evaluasi dilakukan setiap kali kegiatan selesai dilaksanakan, pencatatan


pelaporan dilakukan satu bulan sekali (laporan bulanan) atau setelah kegiatan
selesai dilaksanakan dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas dan Dinas
Kesehatan Kota Demak Monitoring dapat dilakukan satu bulan sekali melalui
laporan bulanan atau 3-6 bulan sekali untuk kegiatan yang memerlukan waktu
lebih lama untuk monitoringnya.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Wedung I Koordinator PJ UKM

dr. Urip Suprihadi, M.Kes Aidi Zulaichah, S.ST


NIP. 19681010 200003 1 012 NIP. 19700518 199103 2 007

Anda mungkin juga menyukai