Anda di halaman 1dari 10

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Jumlah total pasien yang datang berobat ke poliklinik gigi dan mulut RSUP

Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari 2009–Desember 2013 berjumlah

53.575 orang. Jumlah total pasien yang datang berobat ke poliklinik gigi dan mulut

RSUP Dr. Mohammad Hoesin paling banyak pada tahun 2011 berjumlah 13.136 dan

paling sedikit pada tahun 2013 yaitu sebanyak 7.483. Gambaran lebih jelas mengenai

jumlah total pasien yang datang berobat ke poliklinik gigi dan mulut RSUP Dr.

Mohammad Hoesin Palembang periode Januari 2009–Desember 2013 dapat dilihat

pada tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Total Pasien yang Datang Berobat ke Poliklinik Gigi dan Mulut
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 2009 – Desember 2013.

Tahun Jumlah Pasien


2009 9.693
2010 11.854
2011 13.136
2012 11.409
2013 7.483
Total 53.575
39

Rekam medik RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang sudah menggunakan

sistem komputerisasi. Jumlah pasien Angina Ludwig yang datang berobat ke

poliklinik gigi dan mulut RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari

2009–Desember 2013 berjumlah 15 orang. Pasien yang berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 8 orang dan perempuan 7 orang. Jumlah pasien Angina Ludwig di

poliklinik gigi dan mulut RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari

2009–Desember 2013 ditampilkan dalam tabel 2 dan diagram 1.

Tabel 2. Jumlah Pasien Angina Ludwig Berdasarkan Jenis Kelamin


Periode Januari 2009–Desember 2013.

Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Tahun
Persentase Persentase
Jumlah Jumlah
(%) (%)
2009 1 16,67 5 83,33
2010 0 0 0 0
2011 1 50,00 1 50,00
2012 3 100 0 0
2013 3 75,00 1 25,00
Jumlah 8 53,33 7 46,67

Diagram 1. Jumlah Pasien Angina Ludwig Berdasarkan Jenis Kelamin


40

Periode Januari 2009–Desember 2013

3 Laki-laki
Perempuan
2

0
2009 2010 2011 2012 2013

Berdasarkan tabel 2 dan diagram 1 di atas memperlihatkan bahwa dari 15

pasien Angina Ludwig yang datang ke poliklinik gigi dan mulut RSUP Dr.

Mohammad Hoesin Palembang periode Januari 2009–Desember 2013, insidensi

paling banyak pada laki-laki dengan jumlah 8 orang (53,33%) sedangkan pada

perempuan 7 orang (46,67%). Kasus Angina Ludwig pada perempuan paling banyak

terjadi pada tahun 2009 dengan jumlah 5 orang sedangkan pada laki-laki hanya

berjumlah 1 orang. Pada laki-laki kasus Angina Ludwig paling banyak terjadi di

tahun 2012 dan 2013 dengan masing-masing berjumlah 3 orang, sedangkan pada

perempuan tidak terdapat kasus pada tahun 2012 dan 1 kasus di tahun 2013. Tidak

ditemukan kasus Angina Ludwig pada tahun 2010 baik pada laki-laki maupun

perempuan.

Tabel 3. Jumlah Pasien Angina Ludwig Berdasarkan Rentang Umur


41

Periode Januari 2009–Desember 2013

Rentang Umur (tahun)


Tahun
1-10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80
2009 1 2 2 1 0 0 0 0
2010 0 0 0 0 0 0 0 0
2011 0 1 0 0 1 0 0 0
2012 1 0 1 0 1 0 0 0
2013 0 0 1 0 1 1 1 0
Total 2 3 4 1 3 1 1 0
Presentase
13,33 20,00 26,67 6,67 20,00 6,67 6,67 0
(%)

Diagram 2. Jumlah Pasien Angina Ludwig Berdasarkan Rentang Umur


Periode Januari 2009–Desember 2013.

1 (6,67%)
1 (6,67%) 2 (13,33%)

3 (20,00%) 1-10 tahun


3 (20,00%) 11-20 tahun
21-30 tahun
1 (6,67%) 31-40 tahun
4 (26,67%) 41-50 tahun
51-60 tahun
61-70 tahun
71-80 tahun

Berdasarkan tabel 3 dan diagram 2 di atas memperlihatkan jumlah pasien

Angina Ludwig berdasarkan rentang umur periode Januari 2009–Desember 2013.

Kasus Angina Ludwig paling banyak ditemukan pada umur 21-30 tahun yaitu

berjumlah 4 orang (26,67%). Rentang umur 11-20 dan 41-50 tahun sebanyak 3 orang
42

pada masing-masing tahun (20%) diikuti rentang umur 1-10 tahun berjumlah 2 orang

(13,33%). Rentang umur 31-40, 51-60, dan 61-70 tahun berjumlah 1 orang (6,67%)

dan tidak ditemukan kasus Angina Ludwig pada rentang umur 71-80 tahun. Jika

dilihat per tahun, pada tahun 2009 didapatkan dari seluruh total kasus Angina Ludwig

dalam periode penelitian, dengan rincian umur 1-10 tahun sebanyak 1 orang, 11-20

dan 21-30 tahun masing-masing berjumlah 2 orang, serta 31-40 tahun sebanyak 1

orang dan tidak ditemukan kasus Angina Ludwig pada umur 41-80 tahun. Insidensi

paling rendah terjadi pada tahun 2010 dengan tidak ditemukan kasus Angina Ludwig.

4.2 Pembahasan

Angina Ludwig adalah infeksi progresif serius berupa selulitis berat yang

menyebar secara bilateral pada spasium submandibula, sublingual, dan submental

yang terjadi akibat infeksi dari gigi dan dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas

dikarenakan pergeseran posisi lidah ke arah atas dan belakang serta dapat

menyebabkan kematian.13-16 Angina Ludwig dapat disebabkan oleh berbagai faktor,

pada keadaan akut tidak disebabkan oleh satu etiologi saja melainkan oleh beberapa

kondisi sekaligus. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya Angina

Ludwig antara lain infeksi gigi mandibula, fraktur mandibula terbuka, abses

peritonsiler, mikrolaringoskopi, epiglotitis, infeksi saluran pernafasan atas,

sialadenitis kelenjar submandibula, tongue piercing, dan infeksi sekunder dari lesi

keganasan rongga mulut.18-26 Gambaran klinis Angina Ludwig yaitu pasien tidak

dapat membuka mulut lebar-lebar, hipersalivasi hingga terkadang saliva mengalir


43

keluar mulut dikarenakan pasien tidak dapat menelan. Pembengkakan yang difus dan

bilateral akan terlihat pada regio submandibular, sublingual, dan submental dengan

konsistensi seperti papan dan sakit pada penekanan. Jarang terdapat fluktuasi, bila ada

akan terasa pada bagian yang terdekat dengan kantung pus.36,37

Penelitian ini dilakukan di poliklinik gigi dan mulut RSUP Dr. Mohammad

Hoesin Palembang periode Januari 2009–Desember 2013 dengan pengambilan data

sekunder pada bagian rekam medik dan buku register. Pengambilan data dilakukan

pada periode Januari 2009–Desember 2013 karena batas penyimpanan rekam medis

hanya 5 tahun, setelah itu rekam medik akan dimusnahkan. Rekam medik RSUP Dr.

Mohammad Hoesin Palembang sudah menggunakan sistem komputerisasi, sehingga

memudahkan pengambilan data. Pada saat penelitian dilakukan terdapat sedikit

kendala yaitu nama penyakit tidak dituliskan secara spesifik tetapi dikelompokkan

menjadi suatu subkelompok penyakit.

Tabel 1 menjelaskan jumlah total pasien yang datang berobat ke poliklinik

gigi dan mulut RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari 2009–

Desember 2013 adalah berjumlah 53.575 orang. Jumlah pasien yang datang ke

poliklinik gigi dan mulut RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang paling banyak

pada tahun 2011 sebanyak 13.136 orang dan terjadi penurunan pada tahun 2013

dengan jumlah 7483 orang. Jumlah pasien poliklinik gigi dan mulut RSUP Dr.

Mohammad Hoesin Palembang yang menurun drastis di tahun 2013 mungkin dapat

dikaitkan dengan dibukanya Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera

Selatan pada tahun 2013. Sehingga pasien dengan keluhan gigi dan mulut tidak hanya
44

dapat berobat ke poliklinik gigi dan mulut RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang,

tetapi dapat ke Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut yang memang khusus melayani

masalah gigi dan mulut dan pasien dibebaskan dari biaya pengobatan (dengan

menunjukkan KTP dan KK). Kondisi menurunnya jumlah kunjungan pasien menjadi

permasalahan yang harus diperhatikan oleh manajemen rumah sakit untuk selalu

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya di poliklinik gigi dan mulut

RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

Tabel 2 dan diagram 1 menunjukan jumlah pasien Angina Ludwig berdasarkan

jenis kelamin yang datang ke poliklinik gigi dan mulut RSUP Dr. Mohammad Hoesin

Palembang periode Januari 2009–Desember 2013 sebanyak 15 orang terdiri dari laki-

laki sebanyak 8 orang (53,33%) dan perempuan sebanyak 7 orang (46,67%). Hasil

penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di Malaysia yang

menunjukkan insidensi Angina Ludwig di National University of Malaysia Hospital

periode tahun 2001-2005 sebanyak 7 kasus dengan jumlah lebih banyak pada laki-

laki yaitu 6:1.8 Penelitian yang dilakukan Department of Anesthesia and Critical

Care, the University of Chicago dan Department of Otolaryngology and

Communication Sciences, Baylor College of Medicine, Houston, Texas, Amerika

Serikat pada tahun 1978-1998 juga mendukung hasil penelitian ini yaitu dari 26 kasus

infeksi leher, insidensi pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan dengan

perbandingan 25:1.10 Selain itu, penelitian yang dilakukan di Department of Oral and

Maxillofacial Surgery, Obafemi Awolwo University, Nigeria juga menyatakan bahwa


45

dari 16 kasus Angina Ludwig dari tahun 1988-2002, laki-laki mempunyai insidensi

lebih tinggi daripada perempuan yaitu 10:6 dengan rentang usia 8-75 tahun.11

Hasil penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

periode Januari 2009–Desember 2013 menunjukkan insidensi laki-laki lebih tinggi

daripada perempuan dengan perbandingan 8:7. Perbandingan yang terjadi memang

tidak terlalu signifikan dibanding penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya

tentang insidensi Angina Ludwig di beberapa negara. Insidensi yang tinggi pada laki-

laki dapat dikaitkan dengan kebiasaan buruk. Pada umumnya laki-laki kurang

menjaga kesehatan rongga mulut dibandingkan perempuan. Selain itu, laki-laki juga

memiliki kebiasaan buruk lain seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol. Hal ini

menyebabkan kesehatan rongga mulut menjadi buruk. Kesehatan rongga mulut yang

buruk adalah penyebab utama terjadinya infeksi pada gigi. Infeksi gigi dimulai dari

permukaan email kemudian ke dentin dan berlanjut ke ruang pulpa yang akan

menjadi pulpitis. Pulpitis yang tidak dirawat akan menyebabkan terjadinya nekrosis

pulpa. Gigi yang nekrosis menyebabkan bakteri dapat menembus ke saluran akar

sampai ke apeks gigi.33 Infeksi yang sudah mencapai foramen apikal akan menyebar

ke tulang spongiosa sampai tulang kortikal hingga menembus spasium di bawahnya

jika tulang alveolar di bagian tersebut tipis. 32,34 Selain dikaitkan dengan kebiasaan

buruk laki-laki, hal ini juga dapat dikaitkan dengan etiologi Angina Ludwig yang lain

seperti fraktur mandibula terbuka, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), dan

tongue piercing. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fraktur mandibula, salah

satunya kecelakaan. Kecelakaan dapat terjadi dimana-mana terutama di jalan raya dan
46

mayoritas pengendara di jalan raya adalah laki-laki sehingga angka kecelakaan

lalulintas tinggi pada laki-laki.55 Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang berat

juga merupakan salah satu etiologi Angina Ludwig. ISPA lebih sering diderita olah

anak-anak dikarenakan sistem imun anak yang belum terlalu kuat. Menurut Glenzen

dan Deeny, anak laki-laki lebih rentan terhadap ISPA yang lebih berat, dibandingkan

dengan anak perempuan.56 Tongue piercing juga dapat menyebabkan Angina Ludwig.

Zaman dahulu penindikan hanya dilakukan oleh kaum perempuan, tetapi sekarang

penindikan pada laki-laki sudah bukan hal yang jarang ditemukan. Laki-laki sering

melakukan penindikan di telinga, hidung, dan dagu. Penggunaan tindik yang paling

sering di dalam mulut adalah di lidah.57

Tabel 3 dan diagram 2 memperlihatkan jumlah kasus Angina Ludwig

berdasarkan umur periode Januari 2009–Desember 2013. Kasus Angina Ludwig

paling banyak ditemukan pada umur 21-30 tahun dengan jumlah 4 orang (26,67%)

dan tidak ditemukan kasus Angina Ludwig pada umur 71-80 tahun. Hasil sama juga

diperoleh dari penelitian yang dilakukan di National University of Malaysia Hospital

terjadi pada rentang usia 19-69 tahun.8 Penelitian di Finlandia menyebutkan insidensi

pasien yang mengalami komplikasi infeksi odontogen di Department of Bacteriology

and Immunology, Haartman Institute memiliki rentang usia 16-67 tahun. Lemonick

(2002) menyebutkan bahwa pasien Angina Ludwig terbanyak berkisar antara umur

20-60 tahun, walaupun pernah dilaporkan terjadi pada usia 12 hari – 84 tahun. 20 Hal

ini dapat dikaitkan dengan gaya hidup usia produktif (21-40 tahun) seperti pola

makan, jenis makanan yang dikonsumsi, merokok, konsumsi alkohol, dan kesibukan
47

yang menjadikannya kurang menjaga kebersihan gigi dan mulut, sehingga rentan

terkena infeksi gigi. Selain pola makan, usia produktif juga merupakan puncak dari

kesibukan sehingga orang-orang yang sedang dalam usia produktif sering

menghabiskan waktu di jalan dan berolahraga daripada beristirahat. 55 Kecelakaan di

jalan raya dan kecelakaan ketika olahraga berat dapat menyebabkan fraktur

mandibula yang jika infeksinya menyebar dapt menyebabkan Angina Ludwig. Abses

peritonsiler juga merupakan salah satu etiologi dari Angina Ludwig jika infeksinya

berlanjut. Terdapat penelitian epidemiologi yang menyebutkan bahwa abses

peritonsiler lebih sering terjadi pada dewasa muda (21-40 tahun) dengan insidensi

pada laki-laki dan perempuan sama.58

Anda mungkin juga menyukai