BAB IV Yaya Print
BAB IV Yaya Print
BAB IV
Jumlah total pasien yang datang berobat ke poliklinik gigi dan mulut RSUP
53.575 orang. Jumlah total pasien yang datang berobat ke poliklinik gigi dan mulut
RSUP Dr. Mohammad Hoesin paling banyak pada tahun 2011 berjumlah 13.136 dan
paling sedikit pada tahun 2013 yaitu sebanyak 7.483. Gambaran lebih jelas mengenai
jumlah total pasien yang datang berobat ke poliklinik gigi dan mulut RSUP Dr.
pada tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Total Pasien yang Datang Berobat ke Poliklinik Gigi dan Mulut
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode 2009 – Desember 2013.
poliklinik gigi dan mulut RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari
poliklinik gigi dan mulut RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Tahun
Persentase Persentase
Jumlah Jumlah
(%) (%)
2009 1 16,67 5 83,33
2010 0 0 0 0
2011 1 50,00 1 50,00
2012 3 100 0 0
2013 3 75,00 1 25,00
Jumlah 8 53,33 7 46,67
3 Laki-laki
Perempuan
2
0
2009 2010 2011 2012 2013
pasien Angina Ludwig yang datang ke poliklinik gigi dan mulut RSUP Dr.
paling banyak pada laki-laki dengan jumlah 8 orang (53,33%) sedangkan pada
perempuan 7 orang (46,67%). Kasus Angina Ludwig pada perempuan paling banyak
terjadi pada tahun 2009 dengan jumlah 5 orang sedangkan pada laki-laki hanya
berjumlah 1 orang. Pada laki-laki kasus Angina Ludwig paling banyak terjadi di
tahun 2012 dan 2013 dengan masing-masing berjumlah 3 orang, sedangkan pada
perempuan tidak terdapat kasus pada tahun 2012 dan 1 kasus di tahun 2013. Tidak
ditemukan kasus Angina Ludwig pada tahun 2010 baik pada laki-laki maupun
perempuan.
1 (6,67%)
1 (6,67%) 2 (13,33%)
Kasus Angina Ludwig paling banyak ditemukan pada umur 21-30 tahun yaitu
berjumlah 4 orang (26,67%). Rentang umur 11-20 dan 41-50 tahun sebanyak 3 orang
42
pada masing-masing tahun (20%) diikuti rentang umur 1-10 tahun berjumlah 2 orang
(13,33%). Rentang umur 31-40, 51-60, dan 61-70 tahun berjumlah 1 orang (6,67%)
dan tidak ditemukan kasus Angina Ludwig pada rentang umur 71-80 tahun. Jika
dilihat per tahun, pada tahun 2009 didapatkan dari seluruh total kasus Angina Ludwig
dalam periode penelitian, dengan rincian umur 1-10 tahun sebanyak 1 orang, 11-20
dan 21-30 tahun masing-masing berjumlah 2 orang, serta 31-40 tahun sebanyak 1
orang dan tidak ditemukan kasus Angina Ludwig pada umur 41-80 tahun. Insidensi
paling rendah terjadi pada tahun 2010 dengan tidak ditemukan kasus Angina Ludwig.
4.2 Pembahasan
Angina Ludwig adalah infeksi progresif serius berupa selulitis berat yang
yang terjadi akibat infeksi dari gigi dan dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas
dikarenakan pergeseran posisi lidah ke arah atas dan belakang serta dapat
pada keadaan akut tidak disebabkan oleh satu etiologi saja melainkan oleh beberapa
Ludwig antara lain infeksi gigi mandibula, fraktur mandibula terbuka, abses
sialadenitis kelenjar submandibula, tongue piercing, dan infeksi sekunder dari lesi
keganasan rongga mulut.18-26 Gambaran klinis Angina Ludwig yaitu pasien tidak
keluar mulut dikarenakan pasien tidak dapat menelan. Pembengkakan yang difus dan
bilateral akan terlihat pada regio submandibular, sublingual, dan submental dengan
konsistensi seperti papan dan sakit pada penekanan. Jarang terdapat fluktuasi, bila ada
Penelitian ini dilakukan di poliklinik gigi dan mulut RSUP Dr. Mohammad
sekunder pada bagian rekam medik dan buku register. Pengambilan data dilakukan
pada periode Januari 2009–Desember 2013 karena batas penyimpanan rekam medis
hanya 5 tahun, setelah itu rekam medik akan dimusnahkan. Rekam medik RSUP Dr.
kendala yaitu nama penyakit tidak dituliskan secara spesifik tetapi dikelompokkan
gigi dan mulut RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari 2009–
Desember 2013 adalah berjumlah 53.575 orang. Jumlah pasien yang datang ke
poliklinik gigi dan mulut RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang paling banyak
pada tahun 2011 sebanyak 13.136 orang dan terjadi penurunan pada tahun 2013
dengan jumlah 7483 orang. Jumlah pasien poliklinik gigi dan mulut RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang yang menurun drastis di tahun 2013 mungkin dapat
dikaitkan dengan dibukanya Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera
Selatan pada tahun 2013. Sehingga pasien dengan keluhan gigi dan mulut tidak hanya
44
dapat berobat ke poliklinik gigi dan mulut RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang,
tetapi dapat ke Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut yang memang khusus melayani
masalah gigi dan mulut dan pasien dibebaskan dari biaya pengobatan (dengan
menunjukkan KTP dan KK). Kondisi menurunnya jumlah kunjungan pasien menjadi
permasalahan yang harus diperhatikan oleh manajemen rumah sakit untuk selalu
jenis kelamin yang datang ke poliklinik gigi dan mulut RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang periode Januari 2009–Desember 2013 sebanyak 15 orang terdiri dari laki-
laki sebanyak 8 orang (53,33%) dan perempuan sebanyak 7 orang (46,67%). Hasil
periode tahun 2001-2005 sebanyak 7 kasus dengan jumlah lebih banyak pada laki-
laki yaitu 6:1.8 Penelitian yang dilakukan Department of Anesthesia and Critical
Serikat pada tahun 1978-1998 juga mendukung hasil penelitian ini yaitu dari 26 kasus
infeksi leher, insidensi pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan dengan
perbandingan 25:1.10 Selain itu, penelitian yang dilakukan di Department of Oral and
dari 16 kasus Angina Ludwig dari tahun 1988-2002, laki-laki mempunyai insidensi
lebih tinggi daripada perempuan yaitu 10:6 dengan rentang usia 8-75 tahun.11
tentang insidensi Angina Ludwig di beberapa negara. Insidensi yang tinggi pada laki-
laki dapat dikaitkan dengan kebiasaan buruk. Pada umumnya laki-laki kurang
menjaga kesehatan rongga mulut dibandingkan perempuan. Selain itu, laki-laki juga
memiliki kebiasaan buruk lain seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol. Hal ini
menyebabkan kesehatan rongga mulut menjadi buruk. Kesehatan rongga mulut yang
buruk adalah penyebab utama terjadinya infeksi pada gigi. Infeksi gigi dimulai dari
permukaan email kemudian ke dentin dan berlanjut ke ruang pulpa yang akan
menjadi pulpitis. Pulpitis yang tidak dirawat akan menyebabkan terjadinya nekrosis
pulpa. Gigi yang nekrosis menyebabkan bakteri dapat menembus ke saluran akar
sampai ke apeks gigi.33 Infeksi yang sudah mencapai foramen apikal akan menyebar
jika tulang alveolar di bagian tersebut tipis. 32,34 Selain dikaitkan dengan kebiasaan
buruk laki-laki, hal ini juga dapat dikaitkan dengan etiologi Angina Ludwig yang lain
seperti fraktur mandibula terbuka, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), dan
tongue piercing. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fraktur mandibula, salah
satunya kecelakaan. Kecelakaan dapat terjadi dimana-mana terutama di jalan raya dan
46
lalulintas tinggi pada laki-laki.55 Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang berat
juga merupakan salah satu etiologi Angina Ludwig. ISPA lebih sering diderita olah
anak-anak dikarenakan sistem imun anak yang belum terlalu kuat. Menurut Glenzen
dan Deeny, anak laki-laki lebih rentan terhadap ISPA yang lebih berat, dibandingkan
dengan anak perempuan.56 Tongue piercing juga dapat menyebabkan Angina Ludwig.
Zaman dahulu penindikan hanya dilakukan oleh kaum perempuan, tetapi sekarang
penindikan pada laki-laki sudah bukan hal yang jarang ditemukan. Laki-laki sering
melakukan penindikan di telinga, hidung, dan dagu. Penggunaan tindik yang paling
paling banyak ditemukan pada umur 21-30 tahun dengan jumlah 4 orang (26,67%)
dan tidak ditemukan kasus Angina Ludwig pada umur 71-80 tahun. Hasil sama juga
terjadi pada rentang usia 19-69 tahun.8 Penelitian di Finlandia menyebutkan insidensi
and Immunology, Haartman Institute memiliki rentang usia 16-67 tahun. Lemonick
(2002) menyebutkan bahwa pasien Angina Ludwig terbanyak berkisar antara umur
20-60 tahun, walaupun pernah dilaporkan terjadi pada usia 12 hari – 84 tahun. 20 Hal
ini dapat dikaitkan dengan gaya hidup usia produktif (21-40 tahun) seperti pola
makan, jenis makanan yang dikonsumsi, merokok, konsumsi alkohol, dan kesibukan
47
yang menjadikannya kurang menjaga kebersihan gigi dan mulut, sehingga rentan
terkena infeksi gigi. Selain pola makan, usia produktif juga merupakan puncak dari
jalan raya dan kecelakaan ketika olahraga berat dapat menyebabkan fraktur
mandibula yang jika infeksinya menyebar dapt menyebabkan Angina Ludwig. Abses
peritonsiler juga merupakan salah satu etiologi dari Angina Ludwig jika infeksinya
peritonsiler lebih sering terjadi pada dewasa muda (21-40 tahun) dengan insidensi