Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN MATERI

“KARAKTERISTIK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS”

Nama : ROSA SIMAMORA


Nim : 220321611234
Offr/Class: D5/D5
Perkembangan Peserta Didik (PPD)

Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang berada pada fase keterlambatan dalam
proses perkembangannya. Anak berkebutuhan khusu ini memilik keterbatasan maupun aspek
keluarbiasaan baik secara fisik maupun mental (intelektual), bidang interaksi sosial, hingga
emosional yang dapat menjadi pembentukan pengaruh yang signifikan dalam fase
pertumbuhan dan juga perkembangan yang seharusnya dapat dimiliki layaknya dengan anak-
anak yang lain secara normal. Dalam hal ini, anak-anak berkebutuhan khusus sangat berhak
untuk mendapatkan perhatian lebih secara khsuus serta diberikan penanganan yang tepat
untuk menuju kemajusn perkembangan pontensinya.
Anak berkebutuhan khusus ini, memiliki tantangan khusus yang pada dasarnya tidak banyak
dialami oleh setiap kalangan anak-anak lainnya “normal”. Keadaan ini cenderung lebih
menarik perhatian jiwa manusia yang berempati dalam memberikan suatu usaha
pendampingan khusus dalam menemani setiap proses perkembangannya secara perlahan.
Kebutuhan khusus juga disebutkan untuk beberapa istilah dalam diagnosis, yang bisa diawali
oleh kondisi yang dapat sembuh dengan cepat hingga tingkat kondisi yang dapat menjadi
tantangan seumur hidup (baik yang dari kondisi alternatif ringan hingga menuju terhadap
kondisi alternatif cukup berat).

Beberapa jenis disabilitas atau keterbatasan yang diulas dalam peserta didik, diantaranya
yaitu:
1. Tuna Rungu (Hearing Impairement)
Hearing Impairement ini adalah suatu hal yang dapat diartikan sebagai gangguan
dalam hal pendengaran yang meliputi baik secara pendengaran secara permanen
ataupun temporer yang berdampak terhadap performa pendidikan seorang anak, tetapi
bukan termasuk dalam kategori penggolongan tuli. Diperkirakan pada tahun 2050
lebih dari 900 juta orang ataupun satu dari setiap sepuluh orang akan mengalami
bentuk gangguan dalam hal pendengaran.
2. Tuna Daksa (Hysical and Health Impairement)
Hysical and Health Impairement atau tuna daks aini yaitu jenis diabilitas anak secara
fisik. Baik gangguan fisik dan kesehatan, dianggap cacat pada suatu saat ketika
menganggu pendidikan dan kehidupan sehari-hari lainnya. Gangguan kesehatan
termasuk penyakit dan/atau yang merupakan penyakit kronis. Contohnya seseorang
yang mengalami cerebral palsy dan Spina Bifida.
3. Visual Impairement
Jenis atau bentuk disabilitas pada fenomena yang dialami anak yang juga penting
adalah terkait “Visual Impairement” yang dimana bentuk jenis disabilitas ini
merupakan suatu gangguan penglihatan yang tidak seperti mata normal yang bekerja
dengan intensif secaea stabil pada umumnya. Ketajaman visual yang hilang dan
ketidakmampuan orang melihat benda sejelas dengan orang yang bisa lihat dengan
tajman penglihatan yang normal dan baik. Seseorang yang belajar dengan melalui
suatu penggunaan indera perabaan dan pendengaran digolongkan sebagai buta.
Sedangkan seseorang yang masih mampu dan peka dalam menggunakan
penglihatannya untuk dapat membaca walaupun dengan bentuk ukuran tulisan yang
diperbesar (diadaptasi), mereka digolongkan sebagai low vision.

Implikasi Dalam Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus


1. Orangtua sebagai pelopor utama dapat memiliki pemikiran yang jauh lebih terbuka.
Sikap keterbukaan ini tentunya diharuskan untuk orangtua menunjukkan rasa
menerima segala kondisi ataupun keadaan sang anak. Yang dimana dalam hal ini
memiliki tujuan utama dalam mencari usaha dan cara yang efektif tepat untuk
mengedukasi pelayanan yang baik.
2. Orangtua yang juga menjadi sistem dukungan yang utama ialah dapat melakukan
usaha pengawasan sedari dini. Hal ini merupakan bagian yang juga bersifat sangat
penting terkait tumbuh kembang anak. Alternatif ini dilakukan, agar orangtua dapat
mengetahui setiap tahap siklus perkembangan anak. Sehingga dalam jangka waktu
kedepan nantinya, dapat memiliki rasa sedikit kewaspadaan apabila dapat terjadi
suatu pertumbuhan fisik dan mental yang tidak mengalami proses perubahan akan
perkembangan dalam jangka waktu yang cukup lama.
3. Pemberian Motivasi, Perhatian dan Bimbingan
Anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus tentunya begitu membutuhkan bentuk
motivasi, perhatian, serta bimbingan yang lebih secara khusus dibandingkan dengan
anak-anak biasa normal lainnya. Dengan pemberian perhatian serta motivasi yang
besar dan intens tentunya membantu anak dapat berkembang menjadi lebih baik lagi.
4. Memberi pengajaran anak akan pengeksploran psikomotorik (keterampilan). Dalam
konteks ini, orangtua dengan anak-anak berkebutuhan khusus tentunya membutuhkan
energi ekstra ketika hendak mendidik anak-anaknya. Meskipun anak-anak yang diberi
penanganan memiliki kebutuhan khusus atau disabilitas yang perlu diperhatikan, akan
tetapi sudah menjadi sebuah kewajiban bagi setiap orangtua untuk mendampingi dan
mendidik anak-anaknya. Usaha ini bisa perlahan dilakukan dengan kegiatan yang bisa
mengisi waktu luang untuk dapat berekreasi atau membuat suatu keterampilan yang
dapat membantu fokus serta konsentrasi sang anak. Dalam usaha ini, kita juga dapat
mengetahui tingkat perkembangan potensi yang dimiliki oleh sang anak, sehingga
dapat membuat sang anak tersebut menjadi lebih produktif.
5. Melakukan usaha peningkatan kedekatan emosional dengan anak. Dalam kaitan hal
ini, merupakan bentuk bagian penyokong ataupun pendukung yang harus ada ketika
seorang penanganan dapat membuat suatu kepercayaan yang dialami oleh anak
berkebutuhan khusus, serta juga dapat menjadi lebih dekat dengan kita yang
menanganinya. Apabila telah terjalin kedekatan secara emosional yang tinggi,
tentunya anak akan mendapatkan perasaan aman dan terbuka untuk yang
menanganinya.
6. Mencoba lakukan beradaptasi dengan anak. Dibutuhkan suatu usaha adaptasi antara
sang pengasuh, orangtua serta anak-anak berkebutuhan khusus yang menjadi harapan
utama dari misi proses perkembangan anak yang diusahakan. Ketika proses adaptasi
ini dapat berjalan dengan baik, maka tentu dapat membuat segala proses tahap
perkembangan untuk fase yang berkelanjutan berikutnya juga dapat berjalan dengan
mudah serta efisien. Pencapaian akan hasil adaptasi yang baik ini, tentunya juga dapat
membantu sang pengangan yang menangani anak berkebutuhan khusus dapat
memahami kondisi serta potensi yang dimiliki oleh anak.

Anda mungkin juga menyukai