Rangkuman Materi Akb (PPD) Oleh Rosa Simamora
Rangkuman Materi Akb (PPD) Oleh Rosa Simamora
Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang berada pada fase keterlambatan dalam
proses perkembangannya. Anak berkebutuhan khusu ini memilik keterbatasan maupun aspek
keluarbiasaan baik secara fisik maupun mental (intelektual), bidang interaksi sosial, hingga
emosional yang dapat menjadi pembentukan pengaruh yang signifikan dalam fase
pertumbuhan dan juga perkembangan yang seharusnya dapat dimiliki layaknya dengan anak-
anak yang lain secara normal. Dalam hal ini, anak-anak berkebutuhan khusus sangat berhak
untuk mendapatkan perhatian lebih secara khsuus serta diberikan penanganan yang tepat
untuk menuju kemajusn perkembangan pontensinya.
Anak berkebutuhan khusus ini, memiliki tantangan khusus yang pada dasarnya tidak banyak
dialami oleh setiap kalangan anak-anak lainnya “normal”. Keadaan ini cenderung lebih
menarik perhatian jiwa manusia yang berempati dalam memberikan suatu usaha
pendampingan khusus dalam menemani setiap proses perkembangannya secara perlahan.
Kebutuhan khusus juga disebutkan untuk beberapa istilah dalam diagnosis, yang bisa diawali
oleh kondisi yang dapat sembuh dengan cepat hingga tingkat kondisi yang dapat menjadi
tantangan seumur hidup (baik yang dari kondisi alternatif ringan hingga menuju terhadap
kondisi alternatif cukup berat).
Beberapa jenis disabilitas atau keterbatasan yang diulas dalam peserta didik, diantaranya
yaitu:
1. Tuna Rungu (Hearing Impairement)
Hearing Impairement ini adalah suatu hal yang dapat diartikan sebagai gangguan
dalam hal pendengaran yang meliputi baik secara pendengaran secara permanen
ataupun temporer yang berdampak terhadap performa pendidikan seorang anak, tetapi
bukan termasuk dalam kategori penggolongan tuli. Diperkirakan pada tahun 2050
lebih dari 900 juta orang ataupun satu dari setiap sepuluh orang akan mengalami
bentuk gangguan dalam hal pendengaran.
2. Tuna Daksa (Hysical and Health Impairement)
Hysical and Health Impairement atau tuna daks aini yaitu jenis diabilitas anak secara
fisik. Baik gangguan fisik dan kesehatan, dianggap cacat pada suatu saat ketika
menganggu pendidikan dan kehidupan sehari-hari lainnya. Gangguan kesehatan
termasuk penyakit dan/atau yang merupakan penyakit kronis. Contohnya seseorang
yang mengalami cerebral palsy dan Spina Bifida.
3. Visual Impairement
Jenis atau bentuk disabilitas pada fenomena yang dialami anak yang juga penting
adalah terkait “Visual Impairement” yang dimana bentuk jenis disabilitas ini
merupakan suatu gangguan penglihatan yang tidak seperti mata normal yang bekerja
dengan intensif secaea stabil pada umumnya. Ketajaman visual yang hilang dan
ketidakmampuan orang melihat benda sejelas dengan orang yang bisa lihat dengan
tajman penglihatan yang normal dan baik. Seseorang yang belajar dengan melalui
suatu penggunaan indera perabaan dan pendengaran digolongkan sebagai buta.
Sedangkan seseorang yang masih mampu dan peka dalam menggunakan
penglihatannya untuk dapat membaca walaupun dengan bentuk ukuran tulisan yang
diperbesar (diadaptasi), mereka digolongkan sebagai low vision.