Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAAN

Hukum Ohm merupakan hukum dasar yang menyatakan hubungan antara tegangan dan kuat
arus listrik dalam suatu penghantar. Berdasarkan persamaan V = IR dimana V adalah
tegangan, I adalah kuat arus dan R adalah hambatan yang menyatakan konstanta
perbandingan hukum ohm nilai dari kuat arus sebanding atau berbanding lurus dengan
tegangannya sehingga hambatan tetap. Berdasarkan teori grafik hubungan antara V dan I dari
hukum ohm ini membentuk grafik garis lurus atau linier.
Berdasarkan praktikum dan pengolahan data praktikum hukum ohm, grafik hubungan antara
tegangan V dan arus I menghasilkan grafik linier dan lurus, hal ini membuktikan bahwa
praktikum yang kami lakukan sesuai dengan teori. Selain itu diperoleh juga nilai jika V naik
maka I juga akan naik, sehingga dalam hal ini nilai V dan I berbanding lurus.
Berbanding lurusnya nilai dari V dan I diperoleh hambatan yang menyatakan konstanta
perbandingan, nilai hambatan tetap sebesar 0,2 Ω meskipun V dan I berubah hal ini
dikarenakan oleh karena nilai hambatan hanya bergantung pada panjang, luas dan hambatan
jenis kawat penghantarnya.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh nilai dari hambatan (R) adalah tetap
sehingga sesuai dengan teori yang ada.
Rangkaian Setara Thevenin merupakan rangkaian yang menggunakan sumber tegangan tetap,
yakni suatu sumber tegangan ideal dengan tegangan keluaran yang tidak berubah berapapun
besar arus yang diambil darinya (Sutrisno, 1986:hal1-2).
Praktikum rangkaian setara thevenin ini tediri dari beberapa rangkaian. Setelah dilakukan
pengolahan data praktikum, kami memperoleh :
- Berdasarkan analisis rangkaian A, diperoleh tegangan thevenin sebesar V bd =3 ,7 V
dan hambatan thevenin sebesar Rbd =407 Ω.

- Berdasarkan analisis rangkaian B, diperoleh tegangan thevenin sebesar V bd =1 ,2 V ,


V de =2 ,7 V dan hambatan thevenin sebesar Rbd =729 Ω , R de=892 Ω.

- Berdasarkan analisis rangkaian C, diperoleh tegangan thevenin sebesar


V bd =3 , 4 V , V cd =2 ,3 V dan hambatan thevenin sebesar Rbd =566 Ω , R de=955 Ω .

- Berdasarkan analisis rangkaian D diperoleh tegangan Thevenin sebesar


V be =3 , 1V , V ce 1 , 8 V ,V de=1 , 2V dan hambatan thevenin sebesar
Rbe =530 Ω , R ce =736 Ω , Rde =1035 Ω.
Besarnya hasil pengukuran tegangan seharusnya sama atau hampir mendekati tegangan
thevenin (hasil perhitungan), begitu pula dengan terhadap hasil ukur hambatan yang
KESIMPULAN

seharusnya sama atau mendekati hambatan theveninnya (hasil pengukuran). Namun, dalam
praktikum ini diperoleh nilai hambatan yang cukup berbeda dengan hambatan theveninnya,
hal ini mungkin dikarenakan terjadi oleh beberapa kesalahan seperti halnya ada sedikit salah
dalam membaca hasil pengukuran multimeter.
Hukum Ohm memiliki persamaan V =I . R . Hubungan antara tegangan (V) dan kuat arus (I)
yan mengalir dalam suatu penghantar adalah sebanding atau berbanding lurus sehingga
menghasilkan grafik linier atau grafik lurus. Hal ini dapat dibuktikan jika V nilainya berubah
semakin besar maka I juga nilainya berubah semakin besar pula sehingga nilai R tetap
konstan (konstanta perbandingan). Hal ini dikarenakan nilai R tidak karena nilai hambatan
hanya bergantung pada panjang, luas dan hambatan jenis kawat penghantarnya.
Pada praktikum rangkaian setara thevenin dilakukan pengukuran hambatan thevenin suatu
rangkaian menggunakan ohmmeter. Hasil pengukuran untuk rangkaian A di titik b-d sebesar
700 Ω , untuk rangkaian B di titik b-d sebesar 800 Ω dan di titik d-e sebesar 1100 Ω , untuk
rangkaian C di titik b-d sebesar 600 Ω dan di titik c-d sebesar 1000 Ω untuk rangkaian D di
titik b-e sebesar 550 Ω ,di titik c-e sebesar 750 Ω , dan di titik d-e sebesar 1100 Ω.
Pada praktikum rangkaian setara thevenin dilakukan pngukuran tegangan thevenin suatu
rangkaian menggunakan ohmmeter. Hasil pengukuran untuk rangkaian A di titik b-d sebesar
1,6 V, untuk rangkaian B di titik b-d sebesar 1,2 V dan di titik d-e sebesar 2,2 V, untuk
rangkaian C di titik b-d sebesar 3,8 V dan di titik c-d sebesar 2,8 V, untuk rangkaian D di titik
b-e sebesar 3,2 V, di titik c-e sebesar 2,2 V, dan di titik d-e sebesar 1,6 V.
Besarnya hasil pengukuran tegangan seharusnya sama atau hampir mendekati tegangan
thevenin (hasil perhitungan), begitu pula dengan hasil ukur hambatan yang seharusnya
nilainya sama atau mendekati hambatan theveninnya (hasil pengukuran). Namun dalam
praktikum ini, didapatkan atau diperoleh data nilai hambatan yang cukup berbeda terhadap
nilai hambatan theveninnya, hal ini dapat terjadi oleh karena adanya beberapa kesalahan,
layaknya seperti kesalahan dalam membaca skala hasil pengukuran pada multimeter.

Anda mungkin juga menyukai