Anda di halaman 1dari 2

Tujuan Hidup III

Memandang Kehidupan dari Sudut Pandang Allah

Pdt. Yoan Ch. E. Asar-Juzuf, M.Si, Teol

Apakah arti hidupmu? Ketika berhadapan dengan pertanyaan ini, banyak orang
menjawab dengan bermacam-macam pandangan mereka sendiri. Ada yang mengatakan
hidup sebagai sebuah perjalanan, hidup sebagai sebuah teka teki, hidup sebagai roller
coaster, sebuah simfoni, tarian dan lain-lain. ada yang berkata hidup itu seperti roda
kadang diatas kadang dibawah, atau kadang hanya berputar-putar. Hidup bagai
permainan, dan lain sebagainya. gambar yang muncul ketika pertanyaan ini hadir ialah
metafora kehidupan kita. itulah cara pandang yang kita pegang secara sadar maupun
tidak sadar. Itulah gambaran kita mengenai bagaimana kehidupan seharusnya berjalan
dan apa yang kita harapkan dari kehidupan itu. hal ini akan mempengaruhi kehidupan
kita lebih dari yang kita sadari. Ini menentukan harapan-harapan juga prioritas dalam
kehidupan kita. kalau kita berkata hidup itu bagaikan pesta, maka nilai utama dalam
kehidupan kita adalah bersenang-senang. Jika kita melihat kehidupan sebagai sebuah
balapan, kita akan menghargai kecepatan dan mungkin seringkali ada dalam ketergesa-
gesaan. Jika kita memandang hidup sebagai pertandingan maka kita akan menghargai
ketekunan. Jika kita memandang kehidupan sebagai sebuah pertempuran atau
permainan, menang akan menjadi sangat penting bagi kita.

Jika demikian, jangan sampai selama ini kita mendasarkan kehidupan kita pada
suatu metafora yang keliru. Untuk dapat memenuhi tujuan Allah menciptakan kita,
maka kita seharusnya berpegang pada metafora Alkitab tentang kehidupan. Alkitab
berkata, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”Roma 12:2

Alkitab memberikan tiga metafora yang mengajarkan kepada kita pandangan


Allah tentang kehidupan : kehidupan adalah sebuah ujian, kehidupan adalah sebuah
kepercayaan dan kehidupan adalah sebuah penugasan sementara. Pemikiran-pemikiran
ini merupakan dasar dari kehidupan yang memiliki tujuan.

Pertama, kehidupan di bumi ini adalah sebuah ujian. Metafora ini terlihat dalam
kisah-kisah di seluruh Alkitab. Allah terus menerus menguji karakter, iman, ketaatan,
kasih, integritas dan kesetiaan manusia. Kata-kata seperti pencobaan, pemurnian dan
ujian muncul lebih dari 200 kali dalam Alkitab. Allah menguji Abraham dengan
menyuruhnya mempersembahkan anaknya Ishak, Yakub diuji ketika ia harus bekerja
beberapa tahun tambahan untuk mendapatkan Rahel sebagai istrinya. Melalui ujian,
karakter manusia terus dikembangkan dan dibentuk. Seluruh kehidupan ini pun adalah
ujian. Kita akan selalu diuji. Allah melihat bagaimana tanggapan kita terhadap berbagai
masalah, keberhasilan, konflik, kekecewaan, dan bahkan pada cuaca. Kita akan diuji
melalui perubahan-perubahan besar, janji-janji yang tertunda, doa-doa yang tidak
terjawab, masalah-masalah yang sulit, kritikan-kritikan yang menyakitkan atau tragedi
yang tidak masuk akal. Allah melihat bagaimana kita menangani harta kita, menguji
kasih kepada orang-orang disekitar kita, dll.

Ujian ialah masa dimana kita tidak bisa merasakan kehadiran Allah dalam
kehidupan kita, Allah terasa sangat jauh dan seolah tidak mendengarkan doa-doa kita.
Tetapi melalui ujian, karakter kita dibentuk dan dikembangkan, kita dikuatkan untuk
menghadapi tanggung jawab yang lebih besar lagi. Dengan demikian, kita akan
menyadari bahwa tidak ada yang tidak penting dalam kehidupan di dunia ini. Semuanya
memiliki arti bagi pengembangan karakter kita, membuat kita bertumbuh dan mampu
untuk menunjukkan kasih atau untuk bergantung kepada Allah. Namun satu hal yang
pasti Allah ingin kita lulus dalam ujian-ujian kehidupan itu, sehingga Ia tidak akan
membiarkan ujian ang kita hadapi melampaui kasih karunia yang Ia berikan.
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak
melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan
kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan
kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” 1 Korintus 10:13

Setiap kali kita lulus dalam sebuah ujian, Allah melihat dan memuat rencana
untuk memberi kita upah di dalam kekekalan. Yakobus mengatakan “Berbahagialah
orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan
menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang
mengasihi Dia.” Yakobus 1:12

Anda mungkin juga menyukai