Anda di halaman 1dari 11

JIM FKep Volume IV No.

3 2020

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN


MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA

Relationship of Family Support with Drug Compliance in the Scizofrenia Patients


in Darul Imarah Puskesmas Working Area

Nova Yanti, Muhammad Armiyadi2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Provinsi Aceh
e-mail: yantinova271@gmail.com; armiyadi@hotmail.com

ABSTRAK
Ketidakpatuhan minum obat pada pasien skizofrenia merupakan salah satu penyebab kekambuhan yang paling
tinggi dan memperpanjang riwayat gangguan jiwa. Kepatuhan minum obat dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satunya yaitu dukungan keluarga, karena dukungan keluarga merupakan salah satu faktor penting
yang berpengaruh dalam kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan desain
deskriptif korelatif dengan jumlah sampel sebanyak 106 responden terdiri dari 53 orang klien dan 53 orang
caregiver yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan pada 05 Desember
2019 dan diolah dengan menggunakan Chi Square Test. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa ada
hubungan antara dukungan informasional dengan kepatuhan minum obat (ρ- value = 0,003), ada hubungan
antara dukungan penghargaan dengan kepatuhan minum obat (ρ- value = 0,008), ada hubungan antara
dukungan instrumental dengan kepatuhan minum obatpada pasien skizofrenia (ρ- value = 0,035), dan ada
hubungan antara dukungan emosional dengan kepatuhan minum obatpada pasien skizofrenia (ρ- value =
0,005). Untuk itu diharapkan kepada keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan skizofrenia agar dapat
meningkatkan pengawasan serta memberikan dukungan terhadap kepatuhan minum obat pada anggota
keluarga tersebut.

Kata Kunci: skizofrenia, dukungan keluarga

ABSTRACT
Non-compliance with taking medication in schizophrenia patients is one of the highest causes of recurrence
and prolongs a history of mental disorders. Adherence to take medication can be influenced by several factors,
one of which is family support, because family support is one of the important factors that influence adherence
in taking medication in schizophrenia patients. The purpose of this study was to determine the relationship of
family support with medication adherence in schizophrenic patients in the work area of the Darul Imarah
District Health Center in Aceh Besar District. This study used a correlative descriptive design with a sample
size of 106 respondents consisting of 53 clients and 53 caregivers who were selected by purposive sampling
technique. Data collection was conducted on December 5, 2019 and processed using the Chi Square Test. The
results of this study state that there is a relationship between informational support with medication adherence
(ρ-value = 0.003), there is a relationship between rewards support and medication adherence (ρ-value = 0.008),
there is a relationship between instrumental support and adherence to taking medication in schizophrenia
patients (ρ-value = 0.035), and there is a relationship between emotional support and medication adherence in
schizophrenia patients (ρ-value = 0.005). For this reason, it is expected that families who have family members
with schizophrenia can improve supervision and provide support for medication adherence to these family
members.

Keywords: schizophrenia, family support

1
JIM FKep Volume IV No. 3 2020

PENDAHULUAN Jiwa, Indrapuri 135 jiwa, Seulimum 95 jiwa,


Menurut studi epidemiologi, prevalensi Barona Jaya 93 Jiwa, dan Ingin Jaya 91 Jiwa.
skizofrenia yaitu sekitar 3-5 per seribu Salah satu penyebab kekambuhan adalah
penduduk. Dari jumlah penduduk Indonesia ketidakpatuhan terhadap pengobatan yang
yang berjumlah sekitar 200 juta jiwa, sekitar harus dijalani. Pasien yang tidak patuh minum
20% nya atau 1 juta jiwanya mengalami obat memiliki angka kekambuhan yang lebih
skizofrenia (Arif, 2006). Dari seluruh pasien tinggi dibandingkah dengan pasien yang
yang dirawat di bagian psikiatri di Indonesia, patuh berobat. Ketidakpatuhan minum obat
70% nya adalah pasien skizofrenia (Effendi, juga akan meningkatkan ataupun
2009). Prevalensi skizofrenia di seluruh dunia memperpanjang gangguan jiwa yang dialami.
sekitar 51 juta orang di seluruh dunia Hal tersebut dapat merugikan pasien,
menderita skizofrenia. Prevalensi skizofrenia keluarga serta lingkungan sekitar. Patut
di negara berkembang dan negara maju relatif diketahui bahwa pengobatan skizofrenia
sama yakni sekitar 20 % dari jumlah memerlukan waktu yang tidak singkat, jadi
penduduk dewasa. Oleh karena itu siapa saja kepatuhan minum obat sangat penting untuk
terkena skizofrenia, tanpa melihat jenis memulihkan keadaan pasien (Ali, 2014).
kelamin, status sosial maupun tingkat Hal ini sesuai dengan penelitian yang
pendidikan (NIMH, 2011). menyatakan bahwa hasil penelitian
Salah satu negara yang memiliki angka menunjukan penyebab kekambuhan paling
kejadian gangguan jiwa berat yang relatif banyak pada klien skizofrenia adalah faktor
cukup tinggi adalah Indonesia. Prevalensi ketidakpatuhan minum obat. Atas dasar hal
skizofrenia di Indonesia yakni sebesar 1,7 per tersebut perlu adanya dukungan dari
1000 penduduk atau sebanyak 400.000 orang. keluarga, orang-orang terdekat dan juga
Gangguan jiwa berat terbanyak di DI lingkungan sekitar melalui pengawasan
Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Selatan, Bali dan secara intensif kepada klien skizofrenia untuk
Jawa Tengah. Proporsi rumah tangga yang selalu mengkonsumsi obat (Ali, 2014).
pernah memasung anggota rumah tangga Penelitian lainnya yang mendukung dari
gangguan jiwa berat 14,3 persen dan Priyanti (2012) di Unit Rawat Inap RSJD
terbanyak pada penduduk yang tinggal di Atma Husada Mahakam Samarinda, tentang
perdesaan (18,2 persen), serta pada kelompok penyebab kekambuhan pada pasien
penduduk dengan kuintil indeks kepemilikan skizofrenia. Hasil penelitiannya
terbawah Riskesdas (2013). menunjukkan bahwa penyebab kekambuhan
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan yang paling utama adalah ketidakpatuhan
Provinsi Aceh (2016), pada tahun 2012 Orang minum obat.
Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) tercatat Kepatuhan minum obat dipengaruhi
mencapai 16.892, tahun 2014 ODGJ banyak faktor yaitu salah satunya adalah
mencapai 18.741 dan ditahun 2016 dukungan keluarga. Dukungan keluarga
meningkat menjadi 22.033 orang pasien memiliki peran penting dalam proses
dengan gangguan jiwa berat sedangkan penyembuhan pasien, khususnya pasien
menurut data yang diperoleh dari Dinas dengan gangguan jiwa. Hal ini sesuai dengan
Kesehatan Kabupaten Aceh Besar pada tahun hasil studi pendahuluan peneliti dengan
2016 tercatat sebanyak 1.947 penderita melakukan wawancara di Puskemas Darul
gangguanjiwa, dan di kecamatan Darul Imarah pada 3 pasien dan keluarga rata-rata
Imarah Maret 2018 terdapat 236 Kasus mereka mendapatkan perlakuan yang sama
gangguan jiwa dengan 114 kasus skizofrenia. yaitu dibeda-bedakan didalam anggota
Di peroleh Data tertinggi dari 5 Kecamatan di keluarga, malas mengurus pasien, sering lupa
Kabupaten Aceh Besar di Darul Imarah 246 mengingatkan pasien minum obat dan karena
kurangnya perhatian dari keluarga pasien

2
JIM FKep Volume IV No. 3 2020

sering tidak patuh untuk mengkonsumsi obat. 1. Usia:


Berdasarkan fenomena tersebut, banyak 26-45 tahun 29 54,7
pasien khususnya skizofrenia berkunjung 46-55 tahun 11 20,8
ulang berobat ke Puskesmas dengan penyakit 56-65 tahun 13 24,5
2. Jenis Kelamin:
yang sama bahkan timbul gangguan jiwa
Laki-Laki 11 20,8
lainnya yang memperberat pasien, dan dari Perempuan 42 79,2
data tertulis didapatkan jumlah data pasien 3. Agama:
jiwa dalam kategori pasien skizofrenia Islam 53 100
berjumlah 114 orang.
4. Status:
Menikah 39 73,6
METODE Belum menikah 14 26,4
Jenis penelitian yang digunakan dalam 5. Hubungan dengan
penelitian ini bersifat deskriptif korelatif yang klien: 4 7,5
Ayah 31 58,5
dilaksanakan pada tanggal tanggal 01-15 Ibu 4 7,5
Desember 2019 di wilayah kerja Puskesmas Istri 11 20,8
Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Jumlah Kakak 3 5,7
sampel dalam penelitian ini adalah 106 6. Pendidikan:
Dasar 20 37,7
responden, terdiri dari 53 orang klien, dan 53 Menengah 27 50,9
orang caregiver dan teknik pengambilan Tinggi 6 11,3
sampel menggunakan proportional stratified 7. Pekerjaan:
sampling. Petani 27 50,9
IRT 22 41,5
Sebagai alat pengukur data dalam Wiraswasta 4 7,5
penelitian ini, peneliti menggunakan 8. Penghasilan:
kuesioner Medication Adherence Rating < Rp1.000.000 13 24,5
Rp1.000.000 - 34 64,2
Scale (MARS). Kuesioner yang digunakan
Rp2.900.000 6 11,3
terdiri dari tiga bagian, yaitu: data demografi, ≥ Rp3.000.000
dukungan keluarga, dan kepatuhan minum Total 53 100
obat. Data di olah dengan langkah-langkah:
Sumber: Data Primer 2019 (Diolah)
editing, coding, transfering, dan tabulating.
Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat
Analisa data terdiri dari analisa univariat
disimpulkan bahwa data demografi caregiver
dan bivariat. Analisa univariat digunakan
usia terbanyak adalah 26-35 tahun yaitu 29
untuk melihat distribusi frekuensi dari
orang (54,7%). Usia ini tampaknya
variabel penelitian. Sedangkan analisa
merupakan usia yang cukup matang dalam
bivariat digunakan untuk mengetahui
pengalaman hidup dan kematangan jiwa
interaksi dua variabel yang diduga
untuk membantu dan mendukung klien
berhubungan dengan atau berkorelasi.
skizofrenia untuk mengikuti regimen
Penelitian dilakukan setelah mendapatkan
terapeutik. Jenis kelamin terbanyak caregiver
surat lulus uji etik dari Komite Etik Fakultas
adalah perempuan yaitu sebanyak 42 orang
Keperawatan Universitas Syiah Kuala yang
(79,2%). Perempuan biasanya mempunyai
bertujuan untuk melindungi dan menjamin
ketelatenan dan dasar naluri yang lebih dalam
kerahasiaan responden.
merawat keluarga atau anggota keluarga yang
HASIL
sakit. Agama secara keseluruhan adalah Islam
Tabel 1.Distribusi Frekuensi Berdasarkan
(100%). Status terbanyak yaitu menikah
Data Demografi Caregiver Pasien
(73,6%). Hubungan dengan klien
Skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas
mayoritasnya adalah ibu sebanyak 31 orang
Darul Imarah
(58,5%). Peran orang tua mempunyai
Kabupaten Aceh Besar
hubungan emosional yang cukup erat dalam
No. Karakteristik f % keluarga, semakin dekat hubungan seseorang
3
JIM FKep Volume IV No. 3 2020

maka sifat untuk saling mendukung pun akan 8. Pernah relaps:


semakin besar. Pendidikan terbanyak Ya 44 83,0
Tidak 9 17,0
caregiver yaitu pendidikan menengah 9. Konsumsi obat
sebanyak 27 orang (50,9%). Pendidikan sejak: 41 77,4
memiliki pengaruh terhadap pemberi > 1 tahun 12 22,6
dukungan. Seseorang dengan pendidikan < 1 tahun
10. Frekuensi kambuh:
tinggi tentunya lebih memahami situasi dan >2 kali/minggu 26 49,1
kondisi anggota keluarganya yang 1 kali/minggu 22 41,5
membutuhkan bantuan sehingga dukungan Tidak ada 5 9,4
pun akan lebih diberikan kepada anggota
11. Jenis Obat:
keluarga yang membutuhkan. Pekerjaan Chlorpromazine 13 24,5
terbanyak responden yaitu wiraswasta Clozapine 7 13,2
sebanyak 27 orang (50,9%). Aspek pekerjaan Halloperidol 26 49,1
tersebut cukup untuk mendukung Risperidone 7 13,2
ketersediaan waktu untuk keluarga dan juga
Total 53 100
ketersediaan dana untuk mengikuti regimen
terapeutik. Dan penghasilan rata-rata
terbanyak adalah Rp1.000.000 - Rp2.900.000 Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat
sebanyak 34 orang (64,2%). disimpulkan bahwa data demografi klien
dengan usia terbanyak adalah 17-25 tahun
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan yaitu 31 orang (58,5%), pada usia ini
Data Demografi Pasien Skizofrenia di gangguan skizofrenia umum terjadi dimana
Wilayah Kerja Puskesmas Darul Imarah puncak awitan terjadi pada usia 15-20 tahun.
Jenis kelamin terbanyakadalah laki-laki yaitu
sebanyak 42 orang (79,2%), salah satu
No. Karakteristik f %
penyebab skizofrenia adalah penggunaan
1. Usia: obat terlarang, penggunaan obat-obatan
17-25 tahun 31 58,5
terlarang ini lebih sering terjadi pada laki-
26-35 tahun 12 22,6
36-45 tahun 10 18,9 laki, hal inilah yang membuat laki-laki lebih
2. Jenis Kelamin: banyak mengalami skizofrenia dibandingkan
Laki-Laki 42 79,2 perempuan. agama secara keseluruhan adalah
Perempuan 11 20,8
Islam (100%), status terbanyak yaitu belum
3. Agama: menikah (81,1%). pendidikan terbanyak yaitu
Islam 53 100 menengah sebanyak 29 orang (54,7%), hal ini
4. Status: disebabkan banyak dari klien tersebut yang
Menikah 10 18,9 masih berusia muda dan masih dalam usia
Belum menikah 43 81,1
5. Pendidikan: sekolah.pernah rawat jalan sebanyak 43 orang
Dasar 20 37,7 (81,1%), lamanya sakit terbanyak adalah 1-5
Menengah 29 54,7 tahun sebesar 62,3%, lama sakit atau lama
Tinggi 4 7,5 berobat berhubungan dengan seberapa cepat
6. Pernah dirawat:
Pernah 10 18,9 klien tersebut mendapatkan pengobatan
Tidak Pernah 43 81,1 ketika pertama kali mengalami gangguan.
Skizofrenia pada episode pertama kali
mengalami gangguan jiwa biasanya
No. Karakteristik f %
memerlukan pengobatan minimal 1 tahun,
7. Lamanya Sakit:
< 6 bulan 13 24,5 tetapi banyak dari klien yang tidak langsung
6-12 bulan 33 62,3 mendapatkan pengobatan medis. Banyak dari
> 1 tahun 7 13,2 klien terlebih dahulu melakukan pengobatan
alternatif dibandingkan pengobatan medis,
4
JIM FKep Volume IV No. 3 2020

sehingga masa pengobatan akan semakin Baik 28 52,8


lama. Pernah relaps sebanyak 44 orang Total 53 100
(83%), dan konsumsi obat sejak >1 tahun Sumber: Data Primer 2019 (Diolah)
sebesar 77,4%. frekuensi kekambuhan Berdasarkan tabel 6 di atas, dapat
terbanyak yaitu >2 kali/minggu sebesar disimpulkan bahwa dukungan
49,1%, dan jenis obat yang dikonsumsi paling instrumentalcaregiver pada pasien
sering adalah halloperidol sebanyak 49,1%. skizofrenia berada pada kategori baik sebesar
52,8%.
Tabel 3. Dukungan Keluarga
Dukungan Tabel 7. Dukungan Emosional
f % Dukungan
Keluarga f %
Kurang 18 34,0 Emosional
Kurang 21 39,6
Baik 35 66,0
Baik 32 60,4
Total 53 100
Total 53 100
Sumber: Data Primer 2019 (Diolah)
Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat Sumber: Data Primer 2019 (Diolah)
disimpulkan bahwa dukungan keluarga pada Berdasarkan tabel 7 di atas, dapat
pasien skizofrenia berada pada kategori baik disimpulkan bahwa dukungan emosional
sebesar 66%. caregiver pada pasien skizofrenia berada
pada kategori baik sebesar 60,4%.
Tabel 4. Dukungan Informasional Tabel 8. Kepatuhan Minum Obat
Dukungan
f % Kepatuhan
Informasional f %
Minum Obat
Kurang 26 49,1
Tidak Patuh 17 32,1
Baik 27 50,9 Patuh 36 67,9
Total 53 100 Total 53 100
Sumber: Data Primer 2019 (Diolah) Sumber: Data Primer 2019 (Diolah)
Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat Berdasarkan tabel 8 di atas, dapat
disimpulkan bahwa dukungan informasional disimpulkan bahwa kepatuhan minum obat
caregiver pada pasien skizofrenia berada pada pasien skizofrenia berada pada kategori
pada kategori baik sebesar 50,9%. patuh sebesar 67,9%.
Tabel 5. Dukungan Penghargaan
Dukungan Tabel 9. Hubungan Dukungan Keluarga
f %
Penghargaan dengan Kepatuhan Minum Obat
Kurang 22 41,5 Kepatuhan Minum
Obat ρ-
Dukungan Total
Baik 31 58,5 Tidak value
Keluarga Patuh
Patuh
Total 53 100 f % f % f %
Baik 10 18,9 25 47,2 35 66 0,017
Sumber: Data Primer 2019 (Diolah) Kurang 7 13,2 11 20,8 18 34
Berdasarkan tabel 5 di atas, dapat
17 32,1 36 67,9 53 100
disimpulkan bahwa dukungan penghargaan
caregiver pada pasien skizofrenia berada Sumber: Data Primer 2019 (Diolah)
pada kategori baik sebesar 58,5%. Berdasarkan tabel 9 didapatkan hasil
bahwa dari total mayoritas 35 caregiver
Tabel 6. Dukungan Instrumental menunjukkan bahwa sebesar 25 responden
Dukungan
(47,2%) orang berada pada kategori patuh
f % dalam minum obat dan sebanyak 10 (18,9%)
Instrumental
Kurang 25 47,2 orang berada pada kategori tidak patuh dalam
minum obat. Hasil uji hipotesis didapatkan ρ-
5
JIM FKep Volume IV No. 3 2020

value = 0,017 dimana nilai tersebut < α (0,05) value = 0,008 dimana nilai tersebut < α (0,05)
sehingga secara statistik dapat disimpulkan sehingga secara statistik dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak yang berarti ada hubungan bahwa H0 ditolak yang berarti ada hubungan
antara dukungan keluarga dengan kepatuhan antara dukungan penghargaan dengan
minum obat pada pasien skizofrenia. kepatuhan minum obat pada pasien
skizofrenia.
Tabel 10. Hubungan Dukungan
Informasional dengan Kepatuhan Minum Tabel 12. Hubungan Dukungan Instrumental
Obat dengan Kepatuhan Minum Obat
Kepatuhan Minum ρ- Kepatuhan Minum
Obat va Dukungan Obat ρ-
Dukungan Total Total
Tidak lu Instrumen Tidak value
Informasional Patuh Patuh
Patuh e tal Patuh
f % f % f % f % f % f %
Kurang 8 15,1 10 18,9 18 34 0,0 Kurang 9 17,0 15 28,3 24 45,3 0,035
03 Baik 8 15,1 21 39,6 29 54,7
Baik 9 17,0 26 49,1 35 66
17 32,1 36 67,9 53 100
17 32,1 36 67,9 53 100
Sumber: Data Primer 2019 (Diolah)
Sumber: Data Primer 2019 (Diolah) Berdasarkan tabel 12 didapatkan hasil
Berdasarkan tabel 10 didapatkan hasil bahwa dari total mayoritas 29 caregiver
bahwa dari total mayoritas 35 caregiver menunjukkan bahwa sebesar 21 responden
menunjukkan bahwa sebesar 26 responden (39,6%) orang berada pada kategori patuh
(49,1%) orang berada padakategori patuh dalam minum obat dan sebanyak 8 (15,1%)
dalam minum obat dan sebanyak 9 (17,0%) orang berada pada kategori tidak patuh dalam
orang berada pada kategori tidak patuh dalam minum obat. Hasil uji hipotesis didapatkan ρ-
minum obat. Hasil uji hipotesis didapatkan ρ- value = 0,035 dimana nilai tersebut < α (0,05)
value = 0,003 dimana nilai tersebut < α (0,05) sehingga secara statistik dapat disimpulkan
sehingga secara statistik dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti ada hubungan
bahwa H0 ditolak yang berarti ada hubungan antara dukungan Instrumental dengan
antara dukungan informasional dengan kepatuhan minum obat pada pasien
kepatuhan minum obatpada pasien skizofrenia.
skizofrenia.
Tabel 13. Hubungan Dukungan Emosional
Tabel 11. Hubungan Dukungan Penghargaan dengan Kepatuhan Minum Obat
dengan Kepatuhan Minum Obat Kepatuhan Minum Obat ρ-
Duku Kepatuhan Minum Dukungan Tidak Total val
Patuh
ngan Obat ρ- Emosional Patuh ue
Total
Pengh Tidak value f % f % f %
Patuh
argaa Patuh Kurang 9 17,0 14 26,4 23 43,4 0,0
n f % f % f % 05
Kuran Baik 8 15,1 22 41,5 30 56,6
8 15,1 14 26,4 22 41,5 0,008
g
Baik 9 17,0 22 41,5 31 58,5 17 32,1 36 67,9 53 100

17 32,1 36 67,9 53 100 Sumber: Data Primer 2019 (Diolah)


Sumber: Data Primer 2019 (Diolah) Berdasarkan tabel 13 didapatkan hasil
Berdasarkan tabel 11 didapatkan hasil bahwa dari total mayoritas 30 caregiver
bahwa dari total mayoritas 31 caregiver menunjukkan bahwa sebesar 22 responden
menunjukkan bahwa sebesar 22 responden (41,5%) orang berada pada kategori patuh
(41,5%) orang berada pada kategori patuh dalam minum obat dan sebanyak 8 (15,1%)
dalam minum obat dan sebanyak 9 (17,0%) orang berada pada kategori tidak patuh dalam
orang berada pada kategori tidak patuh dalam minum obat. Hasil uji hipotesis didapatkan ρ-
minum obat. Hasil uji hipotesis didapatkan ρ- value = 0,005 dimana nilai tersebut < α (0,05)

6
JIM FKep Volume IV No. 3 2020

sehingga secara statistik dapat disimpulkan barang. Skor berkisar dari 0 (probabilitas
bahwa H0 ditolak yang berarti ada hubungan kepatuhan rendah) hingga 10 (probabilitas
antara dukungan emosional dengan tinggi ketaatan). Keandalan MARS adalah
kepatuhan minum obatpada pasien 0,75. MARS dapat digunakan tidak hanya
skizofrenia. secara pengaturan klinis tetapi juga di banyak
• The Medication Adherence pengaturan penelitian penelitian (Jannah
Rating Scale (MARS). dkk,2016).
Thompson et al (2000) mengidentifikasi
beberapa kekurangan dalam DAI sebagai PEMBAHASAN
ukuran kepatuhan dan mengusulkan Hubungan Antara Dukungan Keluarga
inventaris baru, skala MARS, yang dengan Kepatuhan Minum Obat
menggabungkan fitur
Hasil uji hipotesis didapatkan ρ- value =
baik DAI dan MAQ (Morisky et al, 1986)
tetapi yang mereka klaim lebih besar 0,017 dimana nilai tersebut < α (0,05)
validitas dan utilitas klinis. Mereka sehingga secara statistik dapat disimpulkan
menyimpulkan bahwa itu adalah ukuran valid bahwa H0 ditolak yang berarti ada hubungan
dan dapat diandalkan kepatuhan terhadap antara dukungan keluarga dengan kepatuhan
obat-obatan psikoaktif. minum obat pada pasien skizofrenia. Hasil
Pasien diminta untuk menanggapi pernyataan penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dalam kuesioner dengan melingkari
dilakukan Yoga (2016), bahwa terdapat
jawaban yang paling menggambarkan
perilaku atau sikap mereka terhadap hubungan dukungan keluarga dengan
pengobatan selama seminggu. kepatuhan minum obat pada pasien gangguan
jiwa dimana didapatkan nilai korelasi pearson
Tabel 14. Pertanyaan Data Distribusi MARS product Moment atau r sebesar 0,566 dan
No Question Answer memiliki hubungan positif dengan
1 Do you ever forget to take your Yes / No
medication? interpretasi kuat (r diatas 0,5 dengan nilai p
2 Are you careless at time about taking Yes / No
your medication?
0,001< 0,05 menunjukan bahwa hubungan
3 When you feel better, do you sometimes Yes / No antara kedua variabel tersebut signifikan.
stop taking your medication?
4 Sometimes if you feel worse when you Yes / No
Dukungan yang dimiliki oleh seseorang
take the medication, do you stop taking dapat mencegah berkembangnya masalah
it?
5 I take my medication only when i am sick Yes / No akibat tekanan yang dihadapi. Seseorang
6 It is unnatural for my mind and body to Yes / No dengan dukungan yang tinggi akan lebih
be controlled by medication
7 My thoughts are clearer on medication Yes / No berhasil menghadapi dan mengatasi
8 By staying on medication, I can prevent Yes / No masalahnya dibanding dengan yang tidak
getting sick.
9 I feel weird, like a ‘zombie’ on Yes / No memiliki dukungan. Oleh karena itu,
medication dukungan keluarga sangat penting untuk
10 Medication makes me feel tired and Yes/No
sluggish membantu pasien bersosialisasi kembali,
Peringkat Kepatuhan Obat Skala (MARS) menciptakan kondisi lingkungan suportif,
dikembangkan oleh Thompson et al. Tujuan menghargai pasien secara pribadi, dan
dari skala ini adalah untuk mengukur membantu pemecahan masalah pasien
kompleksitas kepatuhan dan faktor-faktor (Karmila, 2016).
yang mempengaruhi kepatuhan pada pasien Hubungan Antara Dukungan
skizofrenia. Skala terdiri dari 10 item Informasional dengan Kepatuhan Minum
kuesioner laporan diri yang memerlukan Obat
jawaban ya atau tidak. Item Q1, Q2, Q3, Q4, Hasil uji hipotesis didapatkan ρ- value =
Q5, Q6, Q9, dan Q10 diberi skor tidak = satu 0,003 dimana nilai tersebut <α (0,05)
dan ya = nol. Item yang tersisa Q7 dan Q8 sehingga secara statistik dapat disimpulkan
diberi skor tidak= nol dan ya = satu. Skor bahwa H0 ditolak yang berarti ada hubungan
skala diperoleh dengan menjumlahkan nilai antara dukungan informasional dengan

7
JIM FKep Volume IV No. 3 2020

kepatuhan minum obatpada pasien remisi pasien setahun lebih lama dan gejala
skizofrenia. Hal ini sejalan dengan penelitian psikosis tidak akan terlalu parah.Kepatuhan
yang dilakukan oleh Anggraini (2019) pasien untuk melakukan kontrol terhadap
mengenai “The Relationship of Family kesehatan jiwa dipengaruhi oleh individu atau
Income And Information Collected Family pasien sendiri, serta dukungan dari keluarga,
With Medication Adherence In Patients With dukungan sosial juga dukungan dari petugas
Schizophrenia” didapatkan bahwa hasil uji kesehatan.
statistik diperoleh p value = 0,034 Hubungan Antara Dukungan
menunjukkan bahwa α < 0,05 dengan Penghargaan dengan Kepatuhan Minum
demikian ada hubungan yang bermakna Obat
antara dukungan informasi yang diberikan Hasil uji hipotesis didapatkan ρ- value =
keluarga dengan kepatuhan berobat pasien 0,008 dimana nilai tersebut <α (0,05)
skizofrenia sehingga secara statistik dapat disimpulkan
Kepatuhan dipengaruhi oleh beberapa bahwa H0 ditolak yang berarti ada hubungan
faktor yaitu motivasi klien untuk sembuh, antara dukungan penghargaan dengan
tingkat perubahan gaya hidup yang kepatuhan minum obatpada pasien
dibutuhkan, persepsi keparahan masalah skizofrenia. Pada penelitian ini, dukungan
kesehatan, nilai upaya mengurangi ancaman penghargaan caregiver pada pasien
penyakit, kesulitan memahami dan skizofrenia berada pada kategori baik sebesar
melakukan perilaku khusus, tingkat gangguan 41,5%. Dukungan penilaian ini dalam
penyakit atau rangkaian terapi, keyakinan keluarga adalah memberikan umpan balik
bahwa terapi yang diprogramkan akan positif jika pasien menunjukkan perilaku
membantu atau tidak membantu, keyakinan patuh. Hal ini sesuai dengan konsep reward
dalam warisan budaya tertentu yang dan punishment, dimana pemberian
membuat kepatuhan menjadi sulit dilakukan rewarddigunakan untuk memperkuat
dan tingkat kepuasan dan kualitas serta jenis perilaku positif yang pada akhirnya perilaku
hubungan dengan penyediaan layanan ini dapat dipertahankan.Dari hasil penelitian
kesehatan (Sari, Giena & Effendi, 2019). yang penulis lakukan membuktikan bahwa
Pada penelitian ini, kepatuhan minum dukungan keluarga khususnya penilaian atau
obat pada pasien skizofrenia berada pada penghargaan ini mempunyai efek positif
kategori patuh sebesar 67,9%.Salah satu terhadap penyembuhan pasien, karena
faktor patuhnya minum obat adalah motivasi dukungan keluarga sangat bermanfaat besar
dari keluarga yang paling dekat karena bagi proses penyembuhan penyakit kronis
keluarga merupakan tempat yang paling termasuk skizofrenia dan dukungan keluarga
nyaman bagi pasien skizofrenia untuk ini juga dapat mengurangi 50% kekambuhan
meluangkan apa yang dirinya rasakan. pasien dan rehospitalisasi.
Mencegah terjadinya kekambuhan pada Sejalan dengan penelitian yang
pasien skizofrenia yaitu dengan dilakukan oleh Ginting (2019) mengenai
melaksanakan program pengobatan dengan “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
rutin yang disertai keempat fungsi dukungan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien
keluarga, karena keempat tipe dukungan Skizoprenia Di Poli Klinik Rsj Prof. Dr.
tersebut membentuk suatu kesatuan Muhammad Ildrem Medan” didapatkan
dukungan keluarga terutama bagi anggota bahwa dukungan penghargaan dari keluarga
keluarga yang memiliki gangguan kesehatan yang baik sebanyak 15 responden (23%).
jiwa. Walaupun kepatuhan minum obat tidak Selain itu, dari 66 responden, yang baik
menyembuhkan dan tidak mengurangi menerapkan dukungan keluarga penghargaan
kekambuhan 100 persen, tetapi dengan sebanyak 10 responden (22%), dan semuanya
perilaku patuh minum obat maka waktu patuh.

8
JIM FKep Volume IV No. 3 2020

Pendidikan terbanyak caregiverpada instrumental dipenuhi keluarga dengan


penelitian ini yaitu pendidikan menengah menyiapkan obat, melakukanpengawasan
sebanyak 27 orang (50,9%). Tingkat minum obat, mencari alternatif pemberian
pendidikan merupakan salah satu penentu obat jika pasien tetap tidak mau minum obat
dalam pencapaian keberhasilan proses dan memenuhi kebutuhan finansial. Selain
pengobatan karena tingkat pendidikan dapat dukungan keluarga hal yang terpenting adalah
mempengaruhi seberapa besar dukungan sikap penderita skizofrenia sendiri untuk tetap
yang diberikan terhadap anggota keluarganya yakin dapat sembuh dengan cara berobat
yang sakit. Hal ini sesuai yang teratur dan patuh dalam menjalani
diungkapkanoleh Friedman (2010) bahwa pengobatan. Sehingga penderita skizofrenia
keluarga yang memiliki tingkat pendidikan dapat sembuh tanpa mengalami kekambuhan.
atau pengetahuan tinggi akan memberikan Hubungan Antara Dukungan Emosional
dukungan informasional bagi penderita dengan Kepatuhan Minum Obat
Skizofrenia untuk menjalani pengobatan Hasil uji hipotesis didapatkan ρ- value =
terkait Skizofrenia yang diderita (Hamdani, 0,005 dimana nilai tersebut < α (0,05)
Haryanto & Dewi, 2017). sehingga secara statistik dapat disimpulkan
Hubungan Antara Dukungan bahwa H0 ditolak yang berarti ada hubungan
Instrumental dengan Kepatuhan Minum antara dukungan emosional dengan
Obat kepatuhan minum obatpada pasien
Hasil uji hipotesis didapatkan ρ- value = skizofrenia.
0,035 dimana nilai tersebut <α (0,05) Pada penelitian ini, dukungan emosional
sehingga secara statistik dapat disimpulkan caregiver pada pasien skizofrenia berada
bahwa H0 ditolak yang berarti ada hubungan pada kategori baik sebesar 41,5%.Yang
antara dukungan Instrumental dengan dikatakan dukungan emosional berupa
kepatuhan minum obatpada pasien ungkapan kasih sayang, kehangatan, empati,
skizofrenia. Pada penelitian ini dukungan saling mendukung, dan sikap menghargai
instrumental diberikan melalui dukungan atau satu sama lainnya. Bentuk dukungan
bantuan penuh dari keluarga dalam bentuk emosional keluarga adalah dengan
memberikan bantuan tenaga, dana, maupun menyemangati dan membesarkan hati
meluangkan waktu untuk membantu atau penderita khususnya jika pasien merasa sedih
melayani dan mendengarkan anggota akibat adanya stigma dari keluarga besar
keluarga dalam menyampaikan perasaannya. terkait kebutuhan pasien minum obat seumur
Dan dukungan instrumental ini juga hidup. Dalam dukungan emosional sangat
berhubungan erat dengan beban biaya penting karena dengan kasih sayang yang
finansial. Hasil dari penelitian ini dukungan diberikan keluarga terhadap penderita,
instrumental caregiver pada pasien penderita akan merasa dihargai dan dicintai
skizofrenia berada pada kategori baik sebesar dan kondisi ini memungkinkan penderita
39,6%. kooperatif dalam minum obat.
Sejalan dengan penelitian yang Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Santoso, Kusuma & dilakukan Ginting, S (2019) mengenai
Candrawati (2017) didapatkan bahwa “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
dukungan instrumental keluarga terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien
pasien skizofrenia sebagian besar (58,3%) Skizofrenia Di Poli Klinik RSJ Prof. Dr.
tergolong baik.Dukungan instrumental yang Muhammad Ildrem Medan” dapat diketahui
diberikan meliputi seluruh aktivitas yang bahwa dari 66 responden, yang baik
berorientasi pada tugas perawatanpasien menerapkan dukungan emosional sebanyak
dirumah. Pada penelitian yang dilakukan oleh 18 responden, yang tidak patuh sebanyak 5
Sari, Giena & Effendi (2019), dukungan responden (7%), dan yang patuh sebanyak 19

9
JIM FKep Volume IV No. 3 2020

responden (29%).Hal ini berarti Adanya


hubungan dukungan Emosional dalam Friedman MM. (2010). Buku Ajar
Kepatuhan minum Obat Pada Pasien Keperawatan Keluarga: Riset, Teori
skizoprenia. dan Praktik Edisi ke-5. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Dukungan keluarga berpengaruh pada
2010.P 45-46.
kepatuhan minum obat pada pasien
skizofrenia dalam fase intensif. Ginting, S. (2019). Hubungan Dukungan
Kecenderungan penderita untuk bosan dan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum
putus berobat saat pengobatan karena sudah Obat Pada Pasien Skizoprenia Di Poli
memakan waktu yang lama merupakan salah Klinik RSJ Prof. Dr. Muhammad
satu faktor ketidakpatuhan itu sendiri. Secara Ildrem Medan. Jurnal Ilmiah
fungsional dukungan sosial mencakup PANNMED Vol. 14No.1 Mei - Agustus
2019.
dukungan emosional dengan mendorong Jannah, S., W, Suttharangsee., Orawan
adanya ungkapan perasaan, memberi nasihat Nukaew.2016. The Effect of Islamic-
atau informasi dan pemberi bantuan material Based Insight Enhancement Program
(Rumimpunu, Maramis & Kolibu, 2018). (IBIEP) on Medication Adherence of
Persons with Schizophrenia: A Pilot
Study. Songklanagarind Journal of
KESIMPULAN Nursing 36 (2)
Berdasarkan hasil penelitian Hamdani, R., Haryanto, T., Dewi, N. (2017).
menunjukkan bahwa hasil uji hipotesis Hubungan Dukungan Keluarga
didapatkan ρ- value = 0,017 dimana nilai Dengan Tingkat Kepatuhan Minum
tersebut < α (0,05) sehingga secara statistik Obat Pada Pasien Skizofrenia Di
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang Ruang Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa
Mutiara Sukma Provinsi NTB. Nursing
berarti ada hubungan antara dukungan NewsVolume 2, Nomor 3, 2017
keluarga dengan kepatuhan minum obat pada
pasien skizofrenia. Karmila, H (2016) Faktor-Faktor Yang
Bagi caregiver terutama pihak keluarga Mempengaruhi Kekambuhan pada
diharapkan agar selalu memberikan Pasien Skizofrenia yang Di Rawat di
dukungan dalam membantu pasien Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara Medan. Skripsi. Medan:
skizofrenia untuk patuh minum obat supaya
Fakultas Keperawtan Unversitas
angka kekambuhan pasien karena Sumatera Utara.
ketidakpatuhan minum obat dapat berkurang. http://repository.usu.ac.id/bistream/123
456789/40362/5. chapter%201/pdf Di
REFERENSI Akses pada Tanggal 02 January 2018
Ali, M. (2014). Analisis Faktor yang
Berhubungan dengan Kekambuhan Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan
Dasar. RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Pasien Gangguan Jiwa di Rumah
Kemenkes Ri.
Sakit Khusus Daerah Sulawesi
Selatan. Skripsi. Studi Ilmu Kementrian Kesehatan. (2014). Undang-
Keperawatan. Undang No 18 Tahun 2014
TentangKesehatanJiwa.http://binfar.ke
Arif, IS. Skizofrenia : Memahami Dinamika mkes.go.id/?wpdact=process&did=MjA
xl
Keluarga Pasien. Bandung: Refika
Aditama; 2006.p. 109-113. Lapau B. (2012). Metodologi Penelitian
kesehatan :Metode Ilmiah Penulisan
Effendi F, Makhfudi. Keperawatan Skripsi, Tesis, Dan Disertasi, Pedoman
Kesehatan Komunitas. Jakarta: Bagi Mahasiswa S-1, S-2, dan S-3.
Salemba Medika; 2009.p. 92-95.
10
JIM FKep Volume IV No. 3 2020

Jakarta :YayasanPustaka Obor


Indonesia. Santoso, K.B., Kusuma, F.H.D., Candrawati,
E. (2017). Dukungan Keluarga
Marchira CR, Lusia S. Hubungan Anatar Mempengaruhi Kepatuhan Minum
Ekspresi Emosi Keluarga Pasien Obat Pasien Skizofrenia. Nursing
Dengan Kekambuhan Penderita NewsVolume 2, Nomor 2, 2017
Skizofrenia di RS Sardjito Yogyakarta.
Berita Kedokteran Masyarakat. 2008, Taufik, A. (2014). Hubungan Antara
24(4): p. 172-175mhvdGxpbms (diakses Dukungan Keluarga dengan Perawatan
tanggal 04 April 2018). Berulang Pasien Gangguan Jiwa di
Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD)
Miller, Carol A. Nursing Care Of Older Sulawesi Selatan. Skripsi. Makassar :
Adults: Theory And Practice. NewYork: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Lippincott; 1999.Kaplan HI, Sadock, IslamNegeri (UIN) Alauddin.
B.J, & Grebb, J.A. sinopsis Psikiatri; Thompson K, Kulkarni J, Sergejew AA.
Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Kl 2000. Reliability and validity of a
WHO. Dementia: Public Health Priority. new medication adherence rating
2012; Available from: scale (MARS) for the psychoses.
http://who.int/mental_health/publication
Schizophr Res.; 42: 241-47.
s/dementia_report_2012/2n/Di
aksespada 29 Desember 2017

Priyanti, L. (2012). Faktor-Faktor Penyebab


Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia di
Unit Rawat Inap RSJD Atma Husada
Mahakam Samarinda [laporan
penelitian]. Samarinda: Politeknik
Kesehatan Kalimantan Timur,
Keperawatan.

Puskesmas Darul Imarah. (2018). Rekam


Medik Puskesmas Darul Imarah Tahun
2018. Puskesmas Darul Imarah Aceh
Besar.

Rumimpunu, R., Maramis, F.R.R., Kolibu,


F.K. (2018). Hubungan Antara
Dukungan Keluarga Dan Dorongan
Petugas Kesehatan Dengan Kepatuhan
Berobat Penderita Skizofrenia Di
Puskesmas Likupang Kabupaten
Minahasa Utara. Jurnal KESMAS,
Volume 7 Nomor 4.

Sari, A.F., Giena, P.B., Effendi, S. (2019).


Hubungan Dukungan Keluarga Dan
Jarak Tempat Tinggal Dengan
Kepatuhan Jadwal Kontrol Pasca
Keluar Rumah Sakit Pada Pasien
Skizofrenia Di Rumah Sakit Khusus
Jiwa (RSKJ)Soeprapto Provinsi
Bengkulu Tahun 2018.CHMK Nursing
Scientific Journal, Volume 3 Nomor 2,
September 2019, p-Issn : 2621-4091 e-
Issn :2580-9784.

11

Anda mungkin juga menyukai