Anda di halaman 1dari 16

Hari/Tanggal : Sabtu, 31 Oktober 2015

Waktu : 45 menit / 09.00 – 09.45 WITA


Tempat Pelaksanaan : Balai Banjar Pegok
Sasaran : Warga Br. Pegok
Topik Kegiatan : Penyuluhan
Sub Topik : 1. Pengertian TBC
2. Penyebab TBC
3. Tanda dan Gejala TBC
4. Cara mencegah TBC
5. Cara mengobati TBC

A. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
mycobacterium tuberkulosis. Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia
melalui udara pernafasan ke dalam paru, kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari paru
ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfa, melalui saluran
pernafasan (bronchus) atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya.

Penyakit tuberkulosis dapat menyerang pada siapa saja tidak terkecuali pria, wanita,
tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja.Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi
sistemis yang dapat mengenai hampir semua organ tubuh (Depkes RI, 2005).Bakteri
tuberkulosis akan menyebabkan terjadinya kerusakan permanen pada paru yang dapat
menyebabkan komplikasi yang lebih serius, antara lain pleura effusion (pengumpulan cairan
diantara paru-paru dan dinding rongga dada) atau pneumothorax (terdapat udara diantara
paru-paru dan dinding rongga dada) (Aditama, 2002). TBC sangat berbahaya karena bisa
menyebabkan seseorang meninggal dan sangat mudah ditularkan kepada siapa saja dimana 1
orang pasien TBC dengan Baksil Tahan Asam (BTA) Positif bisa menularkan kepada 10–15
orang di sekitarnya setiap tahun (PPTI,2010).
Jumlah kasus TB yang ditemukan di Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 302.861
orang. Hal tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat keempat setelah India, China, dan
Afrika Selatan (WHO, 2012). Prevalensi TB di Indonesia pada tahun 2011 diperkirakan
sebesar 289 per 100.000 penduduk, insiden TB untuk semua kasus sebesar 189 per 100.000
penduduk, dan angka kematian sebesar 27 per 100.000 penduduk. Angka kejadian BTA
positif meningkat 5,12% dari 78 pada tahun 2010 meningkat menjadi 89 per 100.000

1
penduduk di tahun 2011 (Depkes RI, 2011). Pada tahun 2014, di Indonesia jumlah kasus TB
paru BTA positif yang menduduki peringkat pertama adalah provinsi Jawa Barat dengan
jumlah penderita 31.469 orang.
Sementara di Bali jumlah penderita TB paru BTA positif pada tahun 2014 berjumlah
1.616, Denpasar masih menduduki peringkat tertinggi untuk kasus TB Dalam kurun waktu
2008 sampai 2012 terakhir dengan kasus yang terus meningkat. Tahun 2008 tercatat 380
orang penderita, tahun 2009 (418 orang); tahun 2010 (485 orang); tahun 2011 sebanyak 513
orang. Sedangkan untuk tahun 2012 sebanyak 317 (PPTI Kota Denpasar, 2012).
Kurangnya kepatuhan penderita penyakit TB dalam minum obat menyebabkan angka
kesembuhan penderita rendah, angka kematian tinggi dan kekambuhan meningkat serta yang
lebih fatal adalah terjadinya resisten kuman terhadap beberapa obat anti tuberkulosis atau
Multi Drug Resistance, sehingga penyakit TB paru sangat sulit disembuhkan (Depkes RI
2007).

Dari observasi yang dilakukan di balai banjar pegok, dari 10 orang yang ditanya
mengenai TB hanya 3 yang mengetahui tentang penyakit TB sedangkan yang lainnya belum
begitu paham. Maka dari itu perlu diadakan penyuluhan tentang TBC dan pencegahannya,
dimana dengan adanya penyuluhan ini masyarakat yang masih buta dengan penyakit TB yang
sebenarnya dapat memahami lebih dalam lagi tentang penyakit TBC dan cara
pencegahannya.

B. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta dapat mengetahui
tentang penyakit TBC, memahami bagaimana proses penularan dan gejala
penyakit TB PARU sehingga dapat menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar.

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran diharapkan mampu:

1. Menjelaskan pengertian TBC dengan tepat.


2. Menyebutkan penyebab dari TBC dengan benar.
3. Menjelaskan tanda dan gejala TBC dengan benar.
4. Menjelaskan cara mencegah TBC dengan tepat.

2
5. Menjelaskan cara mengobati TBC dengan benar.

C. SASARAN
Warga banjar pegok

D. MATERI
Adapun materi yang akan diberikan dalam penyuluhan kali ini adalah:
1. Pengertian TBC
2. Penyebab dari TBC
3. Tanda dan gejala TBC
4. Cara mencegah TBC
5. Cara mengobati TBC

E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. KEGIATAN

No Tahapan waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan sasaran

1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab


2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
(5 menit)
memperhatikan
3. Kontrak waktu 45 3. Menyetujui
menit 4. Mendengarkan dan
4. Menjelaskan memperhatikan
tujuan pembelajaran 5. Mendengarkan dan
5. Apersepsi konsep TBC memperhatikan
2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan dan
pengertian TBC memperhatikan
( 20 menit )
2. Menjelaskan 2. Mendengarkan dan
penyebab TBC memperhatikan
3. Menjelaskan tanda 3. Mendengarkan dan
dan gejala TBC
3
4. Menjelakan tentang memperhatikan
bagaimana 4. Mendengarkan dan
pencegahan TBC memperhatikan
5. Menjelakan tentang 5. Mendengarkan dan
pengobatan TBC memperhatikan
6. Memberikan
kesempatan peserta 6. Mendengarkan dan
didik untuk bertanya memperhatikan
7. Menjelaskan 7. Peserta didik
penatalaksanaan TBC bertanya
8. Memberikan
kesempatan peserta 8. Mendengarkan
untuk bertanya

9. Bertanya

3 Demonstrasi Mendemonstrasikan Sasaran


(5 menit) cara penggunaan memperhatikan dan
masker dapat
mempraktekannya
4 Evaluasi 1. Memberikan 1. Sasaran mampu
(10 menit) pertanyaan seputar menjawab semua
materi yang telah pertanyaan dengan
disampaikan baik
5 Penutup 1. Penyampaian Terima 1. Sasaran berterima
( 5 menit ) Kasih kasih atas
2. Salam Penutup kedatangan kami

4
G. MEDIA

Media yang digunakan sebagai sarana penyampaian penyuluhan antara lain:


1. Laptop
2. LCD
3. Power Point
4. Leaflet
5. Poster
6. Lembar balik

REFERENSI

Laban, Yoannes Y. 2007. TBC: Penyakit & Cara Pencegahan.Yogyakarta:


Kanisius
Misnadiarly. 2007. Mengenal, Mencegah, Menanggulangi TBC. Semarang:
Yayasan Obor Indonesia
Soedarto. 2009. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta: Sagung Seto
Widiyanto, Sentot. 2009. Mengenal 10 Penyakit Mematikan. Yogyakarta: PT
Pustaka Insan Madani

H. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam demonstrasi adalah:
- Masker

I. WAKTU

Sabtu, 31 Oktober 2015

45 menit (09.00 – 09.45 WITA)

5
J. SETING TEMPAT
Balai Banjar Pegok

Layar / media

operator

Penyuluh/ narasumber

Peserta Peserta

K. PENGORGANISASIAN
Moderator :
Penyaji I :
Penyaji II :
Demonstrator I :
Demonstrator II :
Sie Perlengkapan :

L. RENCANA EVALUASI

Struktur Penyuluhan

 Persiapan media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap
digunakan. Media yang digunakan adalah laptop, LCD, power point, leaflet,

6
poster, lembar balik, undangan, meja, dan kursi. Kurun waktu dalam persiapan
media 5 hari.
 Persiapan materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dan akan
disebarluaskan dalam bentuk leaflet yang berisi gambar dan tulisan. Kurun
waktu dalam persiapan materi 5 hari.
Proses Penyuluhan
1. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar dan
sasaran mampu memahami tentang penyuluhan yang diberikan.
2. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan
sasaran sehingga di akhir penyuluhan, sasaran diharapkan bertanya sebanyak
50% dari jumlah audience dan mampu menjawab sebanyak 50%.
3. Peserta diharapkan memperhatikan materi yang diberikan.
4. Sasaran diharapkan kehadirannya 80% dan tidak ada yang meninggalkan
tempat saat penyuluhan berlangsung.
Hasil Penyuluhan

1. Jangka pendek
1) Sasaran mengerti akan materi yang disampaikan.
2) Sasaran memahami tentang pencegahan penyakit TBC.
2. Jangka panjang
1) Meningkatkan pengetahuan sasaran sehingga sasaran mampu
meminimalisir penyakit TBC.
2) Sasaran mampu menjadi penyalur pesan sehingga mampu
meningkatkan perilaku hidup sehat dan bersih kepada anggota
keluarganya yang lain serta masyarakat umum.

7
LEMBAR PENGESAHAN

Denpasar,31 Oktober 2015

Mengetahui,

Pembimbing praktek Mahasiswa

Drs. I Wayan Mustika, S.Kep.Ns, M.Kes I Gst A. Dewi Puspita Rahayu

NIP: NIM: P07120014086

8
LAMPIRAN 1

a) PENGERTIAN TBC
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
mycibakterium tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia
melalui udara pernafasan ke dalam paru, kemudian kuman tersebut dapat menyebar
dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran daran, sistem saluran
limfe, melalui saluran pernafasan (bronchus) atau penyebaran langsung ke bagian
tubuh lainnya. Tuberkulosis ditularkan melalui udara (melalui percikan dahak
penderita TB). Ketika penderita TB batuk, bersin, berbicara atau meludah, mereka
memercikkan kuman TB atau bacilli ke udara. Seseoraang dapat terpapar dengan TB
hanya dengan menghirup sejumlah kecil kuman TB ( Notoatmodjo, 2009).
Tuberkulosis atau biasa disingkat dengan TBC adalah penyakit kronis yang
disebabkan oleh infeksi kompleks Mycobacterium Tuberculosis yang ditularkan
melalui dahak (droplet) dari penderita TBC kepada individu lain yang rentan
(Ginanjar, 2008). Bentuk bakteri Mycobacterium Tuberculosis ini adalah basil
tuberkel yang merupakan batang ramping, kurus, dan tahan akan asam atau sering
disebut dengan BTA (batang tahan asam). Dapat berbentuk lurus ataupun bengkok
yang panjangnya sekitar 2-4 μm dan lebar 0,2 – 0,5 μm yang bergabung membentuk
rantai. Besar bakteri ini tergantung pada kondisi lingkungan (Ginanjar, 2010)
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksius, yang terutama menyerang
parenkim paru. Tuberkulosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, termasuk
meninges, gunjal, tulang dan nodus limfe (Smeltser & Bare, 2011).

b) PENYEBAB TBC
Dikarenakan bakteri (mycobacterium tuberculosis) yang berbentuk seperti batang.
 Selain karena bakteri sebagai penyebab utama, faktor lingkungan yang lembab,
kurangnya sinar matahari pada suatu ruang dan kurangnya sirkulasi udara juga
sangat berperan dalam penyebaran bakteri mikobakterium tuberklosa ini,sehingga
sangat mudah menjangkit orang yang hidup dalam kondisi lingkungan yang tidak
sehat.

9
c) TANDA DAN GEJALA PENYAKIT TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu
khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa
secara klinik.
 Tanda sistematik/ umum
- Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam
seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
- Penurunan nafsu makan dan berat badan.
- Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa
garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam
jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh
darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya
pembuluh darah yang pecah.
- Sesak Napas, gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah
luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura,
pneumothorax, anemia dan lain-lain.
- Nyeri Dada, nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang
ringan. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
- Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
 Gejala khusus
- Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat
penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan
suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
- Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada.
- Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang
yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada
kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.

10
- Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah
demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
- Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat
terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa.
Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru
dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan
– 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa
dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan
pemeriksaan serologi/darah.
d) PENCEGAHAN TBC
Berkaitan dengan perjalanan alamiah dan peranan Agent, Hostdan Lingkungan dari
TBC, maka tahapan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
Pencegahan Primer
Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif,
walaupun hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan mempertahankan standar
kesehatan sebelumnya yang sudah tinggi.
Proteksi spesifik dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi ; (1) Imunisasi Aktif,
melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada daerah dengan angka
kejadian tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi dengan nilai proteksi yang
tidak absolut dan tergantung Host tambahan dan lingkungan, (2) Chemoprophylaxis,
obat anti TBC yang dinilai terbukti ketika kontak dijalankan dan tetap harus
dikombinasikan dengan pasteurisasi produk ternak, (3) Pengontrolan Faktor
Prediposisi, yang mengacu pada pencegahan dan pengobatan diabetes, silicosis,
malnutrisi, sakit kronis dan mental. (ditambahkan penggunaan masker)
Pencegahan Sekunder
Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan
kasus TBC yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host dan Lingkungan.
Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern
kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga.
Metode tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC
sebagai pusat, sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan

11
tentang resistensi obat dan gejala infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk
yang paling efektif.
Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TBC,
dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC positif. Kontrol
lingkungan dengan membatasi penyebaran penyakit, disinfeksi dan cermat
mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga ditemukan bahwa kontaminasi
lingkungan memegang peranan terhadap epidemi TBC. Melalui usaha pembatasan
ketidakmampuan untuk membatasi kasus baru harus dilanjutkan, dengan istirahat dan
menghindari tekanan psikis.
Pencegahan Tersier
Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC. Dimulai
dengan diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri
secara psikis, rehabilitasi penghibur selama fase akut dan hospitalisasi awal pasien,
kemudian rehabilitasi pekerjaan yang tergantung situasi individu. Selanjutnya,
pelayanan kesehatan kembali dan penggunaan media pendidikan untuk mengurangi
cacat sosial dari TBC, serta penegasan perlunya rehabilitasi.
Pencegahan TBC bisa juga berupa :
1. Makan makanan yang baik dengan gizi yang seimbang.
2. Olahraga teratur.
3. Istirahat yang cukup.
4. Mengkonsumsi multivitamin yang membantu menjaga daya tahan tubuh.
5. Biasakan mencuci tangan.
6. Berhenti merokok, hindari minum minuman beralkohol, dan obat bius atau
penenang.
7. Mengatur sistem sirkulasi udara di rumah.
8. Membiarkan jendela terbuka agar sinar matahari dapat masuk.
9. Menggunakan masker saat kontak atau berada di dalam suatu ruangan dengan
penderita TBC.
10. Pemberian vaksin BCG ( Bacille Calmette-Guerin )
e) PENGOBATAN TBC
Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati juga mencegah
kematian, mencegsah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan
mata rantai penularan.

12
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase
lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat
tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah
Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat
tambahan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam
Klavulanat, derivat Rifampisin/INH.
Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu berdasarkan
lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologik,
hapusan dahak dan riwayat pengobatan sebelumnya. Di samping itu perlu pemahaman
tentang strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly Observed
Treatment Short Course (DOTS) yang direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari
lima komponen yaitu:
1. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam
penanggulangan TB.
2. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung
sedang pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan
kultur dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.
3. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan
langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan
pertama dimana penderita harus minum obat setiap hari.
4. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.
5. Pencatatan dan pelaporan yang baku.
f) DEMONSTRASI
cara pemakaian masker hidung:
 Gunakan masker dengan bagian nose piece (kawat hidung) berada di sebelah
atas.
 Pasang masker hingga menutupi hidung dan mulut, dan kaitkan kedua tali
masker ke telinga.
 Tarik bagian bawah masker sampai ke bawah dagu, sehingga masker menutupi
wajah dari bagian hidung sampai ke bawah dagu.
 Tekan bagian atas masker pada bagian hidung agar lebih nyaman dipakai.

13
LAMPIRAN II

EVALUASI
A. Pertanyaan
1. Apakah pengertian dari TBC?
2. Apakah penyebab dari TBC?
3. Apa sajakah tanda dan gejala dari TBC?
4. Bagaimana cara mencegah TBC?
5. Bagaimanakah cara mengobati TBC?

B. Kunci Jawaban
1. Tuberkulosis atau biasa disingkat dengan TBC adalah penyakit kronis yang
disebabkan oleh infeksi kompleks Mycobacterium Tuberculosis yang
ditularkan melalui dahak (droplet) dari penderita TBC kepada individu lain
yang rentan (Ginanjar, 2008).

2. Faktor yang sering menyebabkan terjadinya TBC :


- Dikarenakan bakteri yang berbentuk seperti batang.
- Faktor lingkungan yang lembab.
- Kurangnya sinar matahari pada suatu ruang dan kurangnya sirkulasi udara.

3. Adapun tanda dan gejala pada TBC, antara lain :


- Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama
- Penurunan nafsu makan dan berat badan
- Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah)
- Sesak Napas
- Nyeri Dada
- Perasaan tidak enak (malaise), lemah
4. Cara mencegah penyakit TB adalah:
- Makan makanan yang baik dengan gizi yang seimbang

14
- Olahraga teratur
- Istirahat yang cukup
- Mengkonsumsi multivitamin yang membantu menjaga daya tahan tubuh.
- Biasakan mencuci tangan.
- Berhenti merokok, hindari minum minuman beralkohol, dan obat bius atau
penenang.
- Mengatur sistem sirkulasi udara di rumah.
- Membiarkan jendela terbuka agar sinar matahari dapat masuk.
- Menggunakan masker saat kontak atau berada di dalam suatu ruangan
dengan penderita TBC.
- Pemberian vaksin BCG ( Bacille Calmette-Guerin )
5. Pengobatan penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly Observed
Treatment Short Course (DOTS) yang direkomendasikan oleh WHO yang terdiri
dari lima komponen yaitu:
a. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam
penanggulangan TB.

b. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung


sedang pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan
kultur dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.

c. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan


langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan
pertama dimana penderita harus minum obat setiap hari.

d. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.

e. Pencatatan dan pelaporan yang baku.

15
16

Anda mungkin juga menyukai