Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
2.1.1 Klasifikasi Lalat Buah (Drosophila melanogaster)
Berikut adalah klasifikasi Drosophila melanogaster menurut (Borror, 1992):
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Drosophilidae
Genus : Drosophila
Spesies : Drosophila melanogaster
Drosophila melanogaster termasuk dalam hewan ordo diptera dan termasuk
famili Drosophilidae. Drosophila melanogaster memiliki sensitivitas yang tinggi
terhadap zat beracun, sehingga Drosophila melanogaster dapat dijadikan
bioindikator untuk menguji efek biologis zat tertentu serta untuk mendeteksi kadar
polutan yang ada dalam lingkungan (Suarny, 2017).
instar I, instar II, dan instar III. Instar I yaitu larva yang usianya <1 hari, memiliki
ukuran tubuh ± 0,5 mm dan pergerakannya hanya sedikit. Larva instar II yaitu usia
larvanya ± 3 hari, ditandai dengan ciri pergerakan larva yang semakin aktif dan
ukuran tubuhnya bertambah menjadi ± 2,5 mm. Sedangkan larva instar III yaitu
larva yang usianya ± 4 hari, ditandai dengan ukuran yang semakin besar menjadi ±
3mm, segmen-segmen yang ada pada bagian tubuh lalat buah semakin tampak jelas
dan bagian mulut larva tampak menghitam berbeda dari hari-hari sebelumnya
(Wahyuni, 2013).
c. Pre pupa
Pada tahap pre pupa ukuran dari larva tersebut bertambah pendek dan
pergerakannya menjadi sangat lambat. Ukuran tubuh Drosophila melanogaster
mulai berubah memendek dan berwarna putih. Larva membentuk cangkang pupa,
kutikula mengeras dan berpigmen, belum memiliki caput dan sayap (Wahyuni,
2013).
d. Pupa
Fase pupa ditandai dengan adanya perubahan warna dari tubuh lalat buah
menjadi kecoklatan dan segmen tubuhnya terlihat lebih jelas, larva tidak aktif
bergerak (diam). Dalam fase pupa terjadi proses pembentukan organ
(organogenesis). Pada fase pupa sudah terlihat ciri morfologi dari lalat buah yaitu
bagian mata, sayap, dan abdomen namun belum terlalu jelas penampakannya
(Anonim, 2020).
e. Imago
Lalat Buah akan mengeluarkan dirinya dari pupa pada fase imago.
Penampakannya menyerupai lalat buah dewasa hanya saja ukurannya lebih kecil
dan sayapnya masih belum terbentang. Secara morfologi bagian-bagian di
tubuhnya sudah terbentuk dengan sempurna, seperti caput, thorax, dan abdomen,
hanya saja warna tubuh lalat buah masih pucat. Lalat buah tidak bisa langsung
terbang setelah keluar dari pupa, dibutuhkan waktu ± 15 menit untuk
menyeimbangkan dirinya (Wahyuni, 2013).
f. Dewasa
Drosophila jantan memiliki ukuran yang lebih kecil daripada
Drosophila betina (Kardinan & Syakir, 2010). Pada abdomen bagian dorsal lalat
14
betina memiliki tanda yang berwarna gelap atau hitam, sedangkan pada lalat
jantan tidak ada (Herskowitz & Irwin, 1977). Pada lalat jentan terdapat sex comb
(sisir kelamin) yang terletak pada kaki depan, sedangkan lalat betina tidak
memiliki sex comb (sisir kelamin), hal tersebut dapat memudahkan proses
identifikasi (Wahyuni, 2013).
Menurut Santoso, (2011) proses perkembangan larva lalat buah (Drosophila
melanogaster) dimulai dari telur sampai dengan imago terjadi selama ± 10 hari,
faktor lain yang mempengaruhi lama proses perkembangan sangatlah bervariasi
tergantung kondisi lingkungan tersebut, pencahayaan, kepadatan, dan
ketersediaan makanan. Ketersediaan makanan sebagai nutrisi sangat
mempengaruhi jumlah telur yang dihasilkan lalat buah. Jika nutrisi yang
dibutuhkan tidak mencukupi, lalat buah akan mengalami penurunan jumlah telur
akibat kekurangan zat makanan.
2.1.5. Lalat Buah sebagai Hama
Drosophila melanogaster (lalat buah) menjadi salah satu penyebab kerusakan
pada tanaman buah-buahan (Santoso, 2011). Saat buah – buahan mulai matang,
buah akan menimbulkan aroma semerbak yang mengundang Drosophila
melanogaster untuk mendekat dan bertelur. Drosophila melanogaster menyukai
buah-buahan yang telah matang, dia juga mengembangkan ovipositor khusus
yang dapat merobek kulit buah yang sudah matang untuk meletakkan telurnya
(Kinjo. dkk, 2013 & Atallah. dkk, 2014). Setelah Drosophila melanogaster
meletakkan telurnya di bawah permukaan kulit buah, telur tersebut akan berubah
menjadi larva dalam waktu beberapa hari (tergantung dengan kondisi
lingkungan sekitar). Larva Drosophila melanogaster akan memakan daging
buah, dan buah tersebut akan menjadi busuk dan tercemar dikarenakan adanya
aktivitas dari larva dan kontaminasi bakteri “Blood Disease Bacterium” (BDB)
yang dibawa oleh induk Drosophila melanogaster saat meletakkan telurnya.
15
(2) terdapat bercak melebar berwarna kecoklatan pada batang semu namun jarang;
(3) memiliki saluran pelepah daun yang menutup; (4) memiliki yangkai buah yang
panjang; (5) memiliki bentuk daun bunga yang membulat agak meruncing; (6)
bentuk ujung daun bunga membulat; (7) setelah membuka, kelopak bunga tidak
melengkung ke arah punggung; (8) warna bunga jantan bervariasi (Wenas, Aliya,
& Anjani, 2020).
Sedangkan menuut Poerba et al., (2016) Musa paradisiaca memiliki ciri
gabungan dari Musa acuminata dan Musa balbisiana, contohnya pisang raja.
Pisang raja merupakan pisang yang dapat dikonsumsi secara langsung, dan
merupakan pisang yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Pisang raja
merupakan salah satu komoditas ekspor buah unggulan nasional.
1) Kejelasan potensi, potensi suatu objek diungkap untuk menghasilkan fakta dan
konsep dari hasil yang dicapai dalam kurikulum dengan pertimbangan
ketersediaan objek dan permasalahan.
2) Kejelasan tujuan, yaitu kesesuaian hasil penelitian dengan tujuan yang ada
dalam Kompetensi dasar (KD).
3) Kejelasan sasaran, yaitu kejelasan dari objek penelitian dan subjek penelitian.
4) Kejelasan informasi yang diungkap, yaitu kesesuaian kurikulum dengan proses
dan produk yang dihasilkan dari penelitian.
5) Kejelasan pedoman eksplorasi, yaitu kejelasan dari sampel penelitian; alat dan
bahan penelitian; cara kerja yang ada pada penelitian; pengolahan data; dan
penarikan kesimpulan yang ada dalam penelitian.
6) Kejelasan perolehan yang diharapkan, hal ini meliputi kejelasan hasil berupa
proses dan produk penelitian yang dapat digunakan sebagai sumber belajar
biologi.
2.4.4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai Sumber Belajar Biologi
Sumber belajar memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, untuk
itu sumber belajar yang digunakan harus memadai sehingga memudahkan proses
pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran. Sumber belajar yang digunakan
adalah sumber belajar berupa media cetak yaitu Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD). LKPD merupakan lembaran yang berisi materi, ringkasan, serta petunjuk
pelaksanan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik (Zulyusri et al.,
2017). Salah satu peranan LKPD adalah membantu peserta didik untuk menerapkan
dan mengintegrasikan berbagai konsep dari ilmu pengetahuan.
(Wandari, Kamid, & Maison, 2018). Selain itu LKPD juga dapat meningkatkan
antusias siswa untuk mempelajari materi pembelajaran (Ngalimun, 2013).
Sedangkan manfaat LKPD bagi guru yaitu dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif bahan ajar yang ditujukan untuk mempermudah guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran serta membimbing siswa dalam neningkatkan kreativitas
(Wandari et al., 2018).
22
Hasil Penelitian
2.6 Hipotesis
2.6.1. Sari bawang putih (Allium sativum) memiliki efek sebagai repellent terhadap lalat
buah (Drosophila melanogaster).
2.6.2. Ada pengaruh jarak repellent terhadap daya sensori yang dimiliki oleh lalat
buah