Anda di halaman 1dari 27

PEDOMAN MANUAL MUTU

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SEGALA MIDER
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuai dengan Permenkes nomor 75 tahun 2014 disebutkan prinsip
penyelenggaraan Puskesmas meliputi paradigma sehat, pertanggungjawaban
wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan, tehnologi tepat guna,
keterpaduan dan kesinambungan dengan tujuan dan tercapainya kecamatan
sehat di wilayah kerjanya.

Dalam melaksanakan fungsinya Puskesmas berwenang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan
bermutu. Puskesmas mengutamakan upaya promotif dan preventif berorientasi
pada keamanan dan keselamatan baik untuk pasien, petugas, dan pengunjung.
Puskesmas menjalankan prinsip koordinasi dan kerjasama lintas program, lintas
sektor, melakukan pencatatan baik rekam medik dan kegiatan, melaksanakan
rujukan sesuai dengan indikasi dan senantiasa meningkatkan kompetensi
petugas.

Pedoman mutu menjelaskan secara garis besar sistem manajemen mutu


yang ditetapkan oleh Puskesmas yang meliputi semua ketentuan dan kebijakan yang
berlaku serta menjadi acuan dalam menjalankan kegiatan operasional
puskesmas. Pedoman mutu Puskesmas Segala Mider adalah dokumen yang
memberi informasi yang konsisten ke dalam maupun keluar tentang manajemen
mutu puskesmas yang merupakan budaya kerja puskesmas yang menekankan
kepada upaya menciptakan mutu pelayanan kesehatan yang konstan melalui tugas
pokok dan fungsi serta memastikan puskesmas dapat menghasilkan produk sesuai
dengan persyaratan yang telah ditetapkan sehingga dapat menjamin kepuasan
pelanggan.

1. Profil Organisasi
a. Gambaran Umum
Puskesmas Segala Mider merupakan salah satu dari 39 Puskesmas yang
ada di Kabupaten Lampung Tengah, terletak di kecamatan Segala Mider
yang beralamatkan di Jl. Pramuka Kampung Segala Mider Kec. Pubian
Kab. Lampung Tengah. Luas wilayah kerja Puskesmas Segala Mider 10,651
m2 yang terdiri dari 10 kampung, dengan batas wilayah sebagai berikut:
- sebelah Utara dengan Puskesmas Karang Anyar
- sebelah selatan dengan Puskesmas Payung Rejo dan Puskesmas
Sendang Agung
- sebelah Barat dengan Puskesmas Padang Ratu
- sebelah Timur dengan Puskesmas Surabaya
Wilayah kerja Puskesmas Segala Mider meliputi 10 kampung :

1. Segala Mider
2.Tias Bangun
3.Sinar Negeri
4. Riau Periangan
5.Negeri Ratu
6. Gunung Haji
7. Gunung Raya
8. Tanjung Kemala
9. Negeri Kepayungan
10. Payung Batu
Dan wilayah kerja Puskesmas Segala Mider mempunyai 3 Puskesmas
Pembantu :

1.Pustu Gunung Haji


2.Pustu Negeri Ratu
3.Pustu Mojorejo
Keadaan tanah di wilayah Puskesmas Segala Mider adalah dataran,
dengan rata-rata daerah adalah persawahan dan ladang. Jumlah
penduduk pada tahun 2022 di wilayah kerja Puskesmas Segala Mider
adalah 22358 jiwa. Penduduknya sebagian besar berasal dari Suku
Lampung Pepadun , Suku Jawa, Sunda, Bali, dan Minang.
b. Visi organisasi
Puskesmas Segala Mider mempunyai visi “Puskesmas yang Berkualitas
Prima Menuju Segala Mider Sehat dan Maros Lebih Baik”.
c. Misi organisasi
Misi yang diemban adalah :
1) Memberikan pelayanan kesehatan bermutu, terjangkau, paripurna, dan
terintegrasi
2) Memberdayakan potensi
3) Menggerakkan peran serta masyarakat
4) Manajemen program yang transparan
5) Semangat tim yang solid dan proaktif
d. Struktur organisasi
Struktur organisasi Puskesmas Segala Mider terdapat dalam lampiran
Manual ini.
e. Motto
Motto Puskesmas Segala Mider adalah “Displin Dalam Bekerja, Santun
Dalam Berbicara, dan Prima dalam Pelayanan”
f. Tata nilai
Tata nilai Puskesmas Segala Mider adalah :
1) Dedikasi
2) Kepemimpinan partisipatif
3) Kerjasama Tim
4) Kreatifitas
5) Transparansi
2. Kebijakan mutu:
a. Kami jajaran pengelola dan seluruh karyawan Puskesmas Segala Mider
berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan. Kami
berkomitmen untuk memperbaiki proses pelayanan berdasarkan fakta.
b. Memberikan pelayanan ramah, cepat, akurat, dan kemudahan
mendapatkan informasi
c. Menerapkan sistem Manajemen Mutu Puskesmas secara efektif dan
efesien
3. Proses pelayanan
a. UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat terdiri dari :
1) pelayanan promosi kesehatan
2) pelayanan kesehatan lingkungan
3) pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
4) pelayanan gizi yang bersifat UKM
5) pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
6) pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
b. UKM Pengembangan terdiri dari :
1) pelayanan kesehatan jiwa
2) pelayanan kesehatan gigi masyarakat
3) pelayanan kesehatan tradisional komplementer
4) pelayanan kesehatan olahraga
5) pelayanan kesehatan indera
6) pelayanan kesehatan lansia
7) pelayanan kesehatan kerja
8) pelayanan kesehatan lainnya
c. Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium , terdiri dari :
1) pelayanan pemeriksaan umum
2) pelayanan kesehatan gigi dan mulut
3) pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
4) pelayanan gawat darurat
5) pelayanan gizi yang bersifat UKP
6) pelayanan persalinan
7) pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan pelayanan
rawat inap
8) pelayanan kefarmasian
9) pelayanan laboratorium
d. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan, yang membawahi:
1) Puskesmas Pembantu
2) Puskesmas Keliling
3) Bidan Desa
4) Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
B. Ruang Lingkup:
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan standar akreditasi pukesmas, yang
meliputi: persyaratan umum sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen,
manajemen sumber daya, proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Masyarakat, dan Pelayanan Klinis.
C. Tujuan:
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun
sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan UKM maupun untuk
penyelenggaraan pelayanan klinis
D. Landasan hukum dan acuan:
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah:
Permenkes Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
E. Istilah dan definisi :
a. Dokumen adalah segala benda yang berbentuk arang, gambar, atau tulisan
sebagai bukti dan dapat memberikan keterangan yang penting dan absah
b. Efektifitas adalah keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan
dengan sasaran yang dituju
c. Efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses
d. Kebijakan mutu adalah kebijakan resmi dan tertulis dari pimpinan puncak
organisasi tentang komitmen organisasi dalam memperhatikan dan
mempertimbangkan aspek-aspek mutu dalam aktifitas keseharian organisasi.
e. Kepuasan pelanggan adalah sejauh mana anggapan kinerja produk memenuhi
harapan pelanggan
f. Koreksi adalah menghilangkan ketidak sesuaian yang ditemukan
g. Pasien adalah pengguna jasa pelayanan kesehatan
h. Pedoman mutu adalah dokumen yang berisi pernyataan komitmen organisasi
terhadap penerapan ISO 9001:2008.
i. Pelanggan adalah instansi, lembaga, organisasi atau orang yang membeli produk
atau jasa perusahaan secara rutin atau berkesinambungan karena produk yang
dibelinya sangat bermanfaat
j. Perencanaan mutu adalah aktifitas pengembangan produk untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan
k. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupaan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses
l. Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau
didisain menggunakan awaktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya untuk
menghasilkan produk
m. Rekaman adalah suatu dokumen yang menyatakan bahwa sesuatu hasil telah
dicapai atau suatu bukti kegaitan telah dilaksanakan.
n. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan
o. Sasaran mutu adalah target dari suatu organisasi untuk melakukan sebuah
proses yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu
p. Tindakan korektif adalah tindakan menghilangkan penyebab ketidaksesuaian
yang ditemukan atau situasi yang tidak dikehendaki
q. Tindakan preventif adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang potensial
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN

A. Persyaratan umum
Puskesmas Segala Mider menetapkan, mendokumentasikan, memelihara
sistem manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi puskesmas. Sistem ini
disusun untuk memastikan telah diterapkannya persyaratan pengendalian terhadap
proses-proses penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat baik
penyelenggaraan upaya puskesmas maupun pelayananan klinis, yang meliputi
kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses dalam penyelenggaraan pelayanan,
kejelasan penanggung jawab, penyediaan sumber daya, penyelenggaraan pelayanan
itu sendiri mulai dari perencanaan yang berdasar kebutuhan masyarakat/pelanggan,
verifikasi terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan pelayanan, dan verifikasi
terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi
serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. Pengendalian dokumen
Semua staf di setiap unit menetapkan dokumen yang dianut melalui
pengelolanya. Dokumen tersebut dapat berupa dokumen internal dan eksternal
puskesmas. Seluruh dokumen sistem manajemen mutu dikendalikan oleh Tata
Usaha Puskesmas Segala Mider agar dokumen yang dipergunakan adalah dokumen
yang tepat dan benar. Cara pengendalian dokumen diatur dalam Prosedur
Pengendalian Dokumen yang secara garis besar mengatur hal-hal sebagai berikut:
1. Cara Pembuatan Dokumen
Apabila dokumen tersebut dibuat secara internal maka sistematikanya sebagai
berikut :
a. Kebijakan/Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Kebijakan dibuat berdasarkan Peraturan Bupati Maros Nomor 46 Tahun 2011
tentang Pedoman Tata Cara Naskah Lingkup Pemerintah Kabupaten Maros
b. Rencana Lima Tahunan/ Renstra Puskesmas
Dibuat berdasarkan Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi FKTP oleh
Dirjen Bina Upaya Kesehatan Dasar Tahun 2015. Sistematika penyusunannya
sebagai berikut :
Kata Pengantar
Bab I. Pendahuluan
e. Keadaan Umum Puskesmas
f. Tujuan penyusunan rencana lima tahunan
Bab II. Kendala dan Masalah
A. Identifikasi keadaan dan masalah
1. Tim mempelajari kebijakan, RPJMN, rencana strategis
Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota, target kinerja lima tahunan yang
harus dicapai oleh Puskesmas.
2. Tim mengumpulkan data:
a. Data umum
b. Data wilayah
c. Data penduduk sasaran
d. Data cakupan
e. Data sumber daya
3. Tim melakukan analisis data
4. Alternatif pemecahan masalah
B. Penyusunan rencana
1. Penetapan tujuan dan sasaran
2. Penyusunan rencana
a. Penetapan strategi pelaksanaan
b. Penetapan kegiatan
c. Pengorganisasian
d. Perhitungan sumber daya yang diperlukan
C. Penyusunan Rencana Pelaksanaan (Plan of Action)
1. Penjadwalan
2. Pengalokasian sumber daya
3. Pelaksanaan kegiatan
4. Penggerak pelaksanaan
D. Penyusunan Pelengkap Dokumen
Bab III. Indikator dan standar kinerja
Bab IV. Analisis Kinerja
1. Pencapaian Kinerja untuk ap jenis pelayanan dan upaya Puskesmas
2. Analisis Kinerja: menganalisis faktor pendukung dan penghambat
pencapaian kinerja
Bab V. Rencana Pencapaian Kinerja Lima Tahun
1. Program Kerja dan kegiatan: berisi programprogram kerja yang akan
dilakukan yang melipu antara lain:
a. Program Kerja Pengembangan SDM, yang dijabarkan dalam
kegiatankegiatan, misalnya: pela han, pengusulan penambahan
SDM, seminar, workshop, dsb.
b. Program Kerja Pengembangan sarana, yang dijabarkan dalam
kegiatan-kegiatan, misalnya: pemeliharaan sarana, pengadaan
alat-alat kesehatan, dsb.
c. Program Kerja Pengembangan Manajemen, dan seterusnya.
2. Rencana anggaran: yang merupakan rencana biaya untuk program
kerja dan kegiatankegiatan yang direncanakan secara garis besar.
Bab VI. Pemantauan dan Penilaian
Bab VII. Penutup Lampiran: matriks rencana kinerja lima tahunan Puskesmas/
Klinik.
c. Perencanaan Tingkat Puskesmas/PTP Tahunan (RUK dan RPK)
Langkah pertama dalam mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas
(PTP) adalah dengan menyusun Rencana Usulan Kegiatan yang melipu
usulan mencakup seluruh kegiatan Puskesmas. Penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan (RUK) memperha kan berbagai kebijakan yang berlaku, baik secara
global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian data dan informasi
yang tersedia di Puskesmas. Puskesmas perlu memper mbangkan masukan
dari masyarakat melalui kajian maupun asupan dari lintas sektoral Puskesmas.
Setelah mendapatkan persetujuan, selanjutnya diserahkan ke
Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Berdasarkan alokasi
biaya yang telah disetujui tersebut, secara rinci RUK dijabarkan ke dalam
rencana pelaksanaan kegiatan (RPK). Penyusunan RPK dilaksanakan pada
bulan Januari tahun berjalan dalam forum Lokakarya Mini yang pertama.
d. Pedoman/Panduan Pelayanan
Sistematika penulisan pedoman/panduan pelayanan adalah sebagai berikut :
Kata pengantar
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum FKTP
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan FKTP
BAB IV Struktur Organisasi FKTP
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifi kasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB XI Pelaporan
e. Kerangka Acuan
Kerangka acuan dapat menggunakan format yang diterapkan di Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota masing-masing atau contoh Sistematika Kerangka
Acuan sebagai berikut:
1. Pendahuluan Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang
bersifat umum yang masih terkait dengan upaya/ kegiatan.
2. Latar belakang Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan
mengapa program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-
data sehingga alasan diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
3. Tujuan umum dan tujuan khusus Tujuan ini adalah merupakan tujuan
Program/kegiatan. Tujuan umum adalah tujuan secara garis besarnya,
sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci.
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
adalah langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan sehingga
tercapainya tujuan Program/kegiatan. Oleh karena itu antara tujuan dan
kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
5. Cara melaksanakan kegiatan Cara melaksanakan kegiatan adalah
metode untuk melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan.
Metode tersebut bisa antara lain dengan membentuk m, melakukan
rapat, melakukan audit, dan lain-lain.
6. Sasaran-Sasaran program adalah target pertahun yang spesifi k dan
terukur untuk mencapai tujuan-tujuan upaya/ kegiatan. Sasaran Program/
kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk merealisir
tujuan tertentu
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan Jadwal adalah merupakan perencanaan
waktu untuk apa saja rincian kegiatan yang akan dilaksanakan, yang
digambarkan dalam bentuk bagan Gan .
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan yang dimaksud dengan
evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan kegiatan
terhadap jadwal yang direncanakan. Jadwal tersebut akan dievaluasi
setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga apabila dari
evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal,
maka dapat segera diperbaiki sehingga dak mengganggu Program/
kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam kerangka
acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi
pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan. Yang
dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat laporan
evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan tersebut
harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah
cara bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut
harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.
9. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan Pencatatan adalah catatan
kegiatan dan yang ditulis dalam kerangka acuan adalah bagaimana
melakukan pencatatan kegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan.
f. Standar Operasional Prosedur
Model standar operasional prosedur yang diikuti adalah sesuai dengan standar
operasional prosedur yang terdapat dalam Pedoman Penyusunan Dokumen
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama oleh Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan Dasar Tahun 2015.
2. Cara Pengesahan Dokumen Sebelum Digunakan
Dokumen yang telah dibuat harus mendapatkan pengesahan dari kepala
puskesmas sebelum digunakan.
3. Cara melakukan peninjauan dan revisi dokumen
Revisi dokumen dapat dilakukan melalui fasilitas sistem informasi manajemen
mutu puskesmas sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangannya. Perubahan
tersenut diisi dalam kolom histori perubahan dokumen.
4. Cara menempatkan/menggunakan dokumen
Dokumen induk akreditasi maupun dokumen puskesmas lainnya ditempatkan di
Tata Usaha dan dokumen hasil penggandaannnya disimpan di masing-masing
pihak yang berkepentingan dengan dokumen tersebut.
5. Cara mengidentifikasi dan menelusuri dokumen
Untuk mengetahui dan menelusuri sebuah dokumen dapat dilakukan dengan
melihat daftar dokumen induk yang ada di TU.
6. Cara menangani dokumen eksternal
Dokumen eksternal disusun menurut daftar dokumen eksternal di TU dan
digandakan sesuai kebutuhan masing-masing bagian.
7. Cara menyimpan dokumen yang sudah tidak berlaku
Dokumen yang sudah tidak berlaku, diketahui dengan memperhatikan daftar revisi
dokumen. Dokumen yang sudah tidak berlaku ditarik kembali oleh TU.
C. Pengendalian rekam implementasi (jelaskan bagaimana pengendalian rekam
implementasi di puskesmas)
Pengendalian Dokumen Dan Rekam Implementasi Puskesmas adalah sistem
penomoran dan sistem penyimpanan dokumen dan rekam implementasi, baik
dokumen perkantoran maupun dokumen akreditasi Puskesmas. Dokumen
Puskesmas adalah semua dokumen yang harus disiapkan puskesmas yang
merupakan regulasi internal yang berlaku di puskesmas. Rekam implementasi adalah
dokumen yang menjadi bukti obyektif dari kegiatan yang dilakukan atau hasil yang
dicapai didalam kegiatan puskesmas dalam melaksanakan regulasi internal atau
kegiatan yang direncanakan. Master dokumen adalah dokumen akreditasi yang telah
lengkap /telah dinomori, disahkan dan ditandatangani namun belum dibubuhi cap
Puskesmas. Kelompok dokumen adalah kelompok jenis – jenis dokumen / rekaman
( contoh kelompok SPO, kelompok rekaman kegiatan Pengendalian dokumen
menerapkan hal – hal sebagai berikut :
A. Pengkodean dokumen kelompok pelayanan :
1. Manajemen Puskesmas dengan kode : A,
a. Bab I, (A/I),
b. Bab II, (A/II),
c. Bab III, (A/III),
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas dengan kode : B,
a. Bab IV, (B/IV),
b. Bab V, (B/V),
c. Bab VI, (B/VI),
d. Apabila dari upaya Puskesmas maka ditambahkan upaya (contoh
upaya KIA=B/KIA, upaya Promkes=B/Promkes, dll),
3. Pelayanan Klinis dengan kode : C,
a. Bab VII, (C/VII),
b. Bab VIII, (C/VIII),
c. Bab IX, (C/IX),
4. Standar Prosedur Operasional, disingkat : SOP,
5. Daftar tilik, disingkat : Dt,
6. Kerangka Acuan disingkat : KA,
7. Surat Keputusan disingkat : SK,
8. Kebijakan disingkat : Kb,
9. Dokumen eksternal disingkat : Dek,
10. Manual Mutu disingkat : MM,
11. Pedoman Mutu disingkat : PM,
12. Audit Internal disingkat : AI.
B. Sistem Pembuatan/Penyusunan
1. Sistem pembuatan dokumen/arsip perkantoran sesuai dengan aturan
Pemerintah Kabupaten Maros
2. Sistem pembuatan dokumen akreditasi sesuai dengan Pedoman
Penyusunan Dokumen Akreditasi fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
3. Sistem pembuatan rekam implementasi sesuai aturan yang berlaku di
masing-masing program,
C. Sistem Penomoran
1. Surat masuk dan keluar, Surat Keputusan, Surat Perintah, Surat Perintah
Kerja, Dokumen Pengadaan serta Dokumen Kerjasama sesuai dengan
aturan Pemerintah Kabupaten Maros
2. Penomoran dokumen terpusat di Tata Usaha Puskesmas Segala Mider .
3. Urutan penomoran dokumen akreditasi meliputi : Nomor Urut Dokumen,
Kode Penerbit, Kode Puskesmas Segala Mider, Bulan diterbitkan, tahun
diterbitkan
Contoh : 147/TU/PKM-TRL/I/2015( 147 adalah nomor urut dokumen, TU
adalah nama penerbit dokumen, PKM-TRL adalah singkatan dari
Puskesmas Segala Mider, I Bulan Januari , 2015 adalah tahun terbit
dokumen).
D. Sistem Penyimpanan.
1. Dokumen rekam klinik / medik wajib disimpan sekurang- kurangnya dua
tahun, terhitung dari tanggal terakhir pasien meninggal atau pindah tempat,
setelah batas waktu sebagaimana dimaksud diatas dilampaui, rekam klinis
dapat dimusnahkan, kecuali persetujuan tindakan atau persetujuan lainnya
harus disimpan jangka waktu 10 tahun terhitung dari tanggal dibuatnya.
2. Sistem penyimpanan resep yang telah dilayani di Puskesmas harus
dipelihara dan disimpan minimal dua tahun dan pada setiap resep harus
diberi tanda :
a. Umum : resep umum
b. BPJS : resep peserta asuransi kesehatan, jamkesmas, jamkesda
dan jampersal.
3. Penyimpanan dokumen / arsip perkantoran sesuai dengan sistem
penyimpanan dokumen / arsip aturan Pemerintah Kabupaten Maros.
4. Penyimpanan dokumen akreditasi disimpan di masing – masing kelompok
pelayanan , sedangkan master dokumen semua kelompok pelayanan dan
program disimpan di administrasi dan manajemen (admen)
5. Penyimpanan Rekam implementasi disimpan di masing-masing
penanggung jawab program,
E. Sistem Regulasi dan Akses
1. Dokumen Klinik / Medik menjadi kewenangan dokter / dokter gigi
2. Dokumen perkantoran dan akreditasi menjadi kewenangan Kepala
Puskesmas
3. Rekam Implementasi menjadi kewenangan penanggung jawab program,
F. Evaluasi
Evaluasi dokumen dilakukan minimal 2 tahun sekali atau jika ada permasalahan
terkait hal tersebut,
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

Bagian ini menjelaskan mengenai peran manajemen puncak Puskesmas (Kepala


Puskesmas, Wakil Manajemen dan pengelola program) dalam sistem manajemen mutu.
Manajemen puncak diminta untuk menunjukan komitmennya terhadap manajemen mutu,
memiliki fokus terhadap pelanggan, memastikan adanya kebijakan mutu, menyusun
rencana mutu, memastikan adanya tanggung-jawab, wewenang dan komunikasi
manajemen mutu, dan memastikan terlaksananya tinjauan manajemen.
A. Komitmen manajemen
Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab
upaya, penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh karyawan puskesmas
bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada manual
mutu ini
Manajemen puncak melakukan sosialisasi kepada para staf tentang
pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan dan regulasi melalui berbagai
kesempatan seperti rapat, surat edaran, pidato pembukaan acara dan
sebagainya.Manajemen puncak menerbitkan Kebijakan mutu.Manajemen puncak
menetapkan Sasaran mutu .Manajemen puncak memastikan adanya kegiatan untuk
menilai efektifitas sistem manajemen mutu melalui pelaksanaan Prosedur Tinjauan
manajemen. Manajemen puncak memastikan sumberdaya untuk melaksanakan
sistem manajemen mutu tersedia
B. Fokus pada sasaran/pasien:
Pelayanan yang disediakan oleh puskesmas dilakukan dengan berfokus pada
pelanggan. Pelanggan dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan dan harapan
pelanggan, perencanaan penyelenggaraan upaya puskesmas dan pelayanan klinis,
pelaksanaan pelayanan, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut pelayanan.
Manajemen puncak harus mengetahui persyaratan yang diminta oleh pelanggan.
Untuk mengetahui persyaratan pelanggan maka Puskesmas akan menjalankan
Prosedur Identifikasi Persyaratan Pelanggan. Manajemen puncak memastikan bahwa
persyaratan tersebut telah terpenuhi untuk mencapai kepuasan pelanggan.
C. Kebijakan mutu:
Seluruh karyawan berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan yang
berfokus pada pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan melakukan
penyempurnaan yang berkelanjutan. Kebijakan mutu dituangkan dalam surat
keputusan Kepala Puskesmas yang meliputi kebijakan mutu pelayanan klinis dan
kebijakan mutu pelayanan UKM
Manajemen puncak menyusun Kebijakan Mutu sesuai dengan tujuan
Puskesmas, mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan perbaikan
berkelanjutan serta menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau
sasaran mutu. Manajemen puncak memastikan bahwa Kebijakan Mutu
dikomunikasikan dan dipahami oleh setiap staf. Manajemen puncak akan meninjau
Kebijakan Mutu secara berkala minimal setiap tahun agar tetap sesuai.
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/Mutu
Manajemen puncak menetapkan Sasaran Mutu (termasuk persyaratan produk)
sesuai pada fungsi dan tingkatan yang relevan, dapat diukur dan konsisten dengan
Kebijakan Mutu. Manajemen puncak menetapkan Rencana Pelaksanaan Sistem
Manajemen Mutu termasuk Rencana Pencapaian Sasaran Mutu.
Manajemen puncak memastikan integritas pelaksanaan sistem manajemen
mutu tetap terjaga meski sedang melakukan perbaikan/penyempurnaan sistem
manajemen mutu. Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/standar
pelayanan minimal yang meliputi indikator-indikator pelayanan klinis, indikator
penyelenggaraan upaya puskesmas. Perencanaan disusun dengan memperhatikan
kebutuhan dan harapan pelanggan, hak dan kewajiban pelanggan, serta upaya untuk
mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan. Perencanaan mutu Puskesmas dan
keselamatan pasien berisi program-program kegiatan peningkatan mutu yang
meliputi:
a. Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKM maupun UKP
b. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien
c. Penerapan manajemen risiko pada area prioritas
d. Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga
e. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien
f. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
g. Peningkatan mutu pelayanan obat
h. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien
E. Tanggung jawab dan wewenang
Manajemen puncak menetapkan dan mengkomunikasikan Uraian Tugas dan
Wewenang seluruh staf terkait dengan sistem manajemen mutu. Manajemen puncak
menetapkan Wakil Manajemen melalui Surat Keputusan Pengangkatan Wakil
Manajemen yang memiliki tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut:
1. Memastikan Sistem Manajemen Mutu ditetapkan, diterapkan dan dipelihara.
2. Melaporkan kepada manajemen puncak tentang kinerja Sistem Manajemen Mutu
dan perbaikan yang ada.
3. Membangkitkan kesadaran akan persyaratan pelanggan di seluruh bagian/unit.
4. Manajemen puncak menetapkan Prosedur Komunikasi Internal dan memastikan
telah terjadi komunikasi untuk membahas efektivitas Sistem Manajemen Mutu
F. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Manajemen Mutu
Kepala Puskesmas menunjuk seorang wakil manajemen mutu yang
bertanggung jawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan mutu di Puskesmas:
1. Memastikan sistem manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan, dan
dipelihara Melaporkan kepada manajemen kinerja dari sistem manajemen mutu
dan kinerja pelayanan
2. Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan
sasaran/pasien
G. Komunikasi internal
Komunikasi internal dilakukan dengan cara workshop (minilokakarya), pertemuan,
diskusi, email, sms, memo dan media lain yang tepat untuk melakukan komunikasi
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN

A. Umum
Rapat tinjauan manajemen dilakukan minimal dua kali dalam setahun yakni setiap
Januari dan Juli.
B. Masukan tinjauan manajemen meliputi
1. Hasil audit
pemaparan hasil audit yang telah dilakukan baik itu audit internal maupun audit
eksternal.
2. Umpan balik pelanggan
Berisi tentang berbagai keluhan pelanggan yang datang secara langsung
maupun dari survey kepuasan pelanggan yang telah dilakukan. dalam hal ini
patut dipertimbangkan untuk menampilkan hasil rekapitulasi survey kepuasan
pelanggan. Dan juga langkah pencegahan dan perbaikan terhadap adanya
keluhan pelanggan
3. Kinerja proses
Masing-masing departemen menampilkan pencapaian sasaran mutu yang telah
di tentukan. yang perlu dicermati adalah langkah pencegahan dan perbaikan
untuk sasaran mutu yang tidak dapat dicapai oleh suatu departemen.
4. Pencapaian sasaran mutu
Status tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan menampilkan status dari
tindakan pencegahan dan perbaikan termasuk dari hasil audit internal/eksternal,
keluhan pelanggan dan lain-lain.
5. Tindak lanjut tehadap hasil tinjauan manajemen yang lalu
6. Perubahan terhadap Kebijakan mutu
Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem manajemen mutu/sistem
pelayanan perubahan yang telah dilakukan perusahaan seperti perubahan
prosedur, manual mutu, perubahan proses kerja dan juga struktur organisasi
yang berpengaruh pada sistem, termasuk bila ada perubahan dalam peraturan
perusahaan maupun peraturan pemerintah
C. Luaran tinjauan
Hasil yang diharap dari tinjauan manajemen adalah peningkatan efektivitas
sistem manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan
pelanggan, dan identifikasi perubahan-perubahan, termasuk penyediaan sumber
daya yang perlu dilakukan. Keluaran dari tinjauan manajemen harus mencakup
adanya keputusan dan tindakan yang berhubungan dengan:
1. Peningkatan keefektifan sistem manajemen mutu dan proses-prosesnya
2. Peningkatan dari produk yang berhubungan dengan persyaratan pelanggan
3. Kebutuhan sumber daya.
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA

Untuk dapat menjalankan Sistem Manajemen Mutu, maka Puskesmas


memastikan sumber daya yang dimiliki dapat dikelola dengan baik. Sumber daya tersebut
berupa sumber daya manusia, sumber daya dalam bentuk infrastuktur/sarana, dan
sumber daya dalam bentuk lingkungan kerja.
A. Penyediaan Sumber Daya
Puskesmas menetapkan dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan
untuk menjalankan serta mengembangkan Sistem Manajemen Mutu ini. Puskesmas
menetapkan dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk meningkatkan
kepuasan dan memenuhi persyaratan pelanggan. Kepala puskesmas berkewajiban
menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan pelayanan di
puskesmas. Penyediaan sumber daya meliputi: (baik untuk penyelenggaraan UKM
maupun pelayanan klinis)
B. Manajemen Sumber Daya Manusia
Penyediaan sumber daya manusis, proses rekrutmen, proses kredensial,
proses pelatihan dan peningkatan kompetensi Puskesmas menetapkan Standar
Kompetensi Staf (terdiri dari tingkat pendidikan, jenis pelatihan, jenis ketrampilan dan
pengalaman kerja) bagi setiap staf sesuai dengan tugas dan wewenangnya.
Puskesmas menyediakan pelatihan atau kegiatan lain untuk memenuhi atau
meningkatkan kompentensi staf, baik diselenggarakan secara mandiri atau oleh pihak
luar. Pelatihan dan kegiatan tersebut antara-lain:
1. Puskesmas menilai efektifitas pelatihan dan kegiatan tersebut diatas melalui
Prosedur Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan atau Kegiatan Lain Dalam
Peningkatan Kompetensi Staf
2. Puskesmas melalui berbagai kesempatan akan mendorong setiap staf untuk
menyadari arti penting dan kontribusi mereka dalam mencapai sasaran mutu
termasuk menyadari kaitan antara kompetensi dengan tugas dan wewenangnya.
3. Puskesmas memelihara rekamanan mengenai pendidikan, pelatihan, keahlian
dan pengalaman kerja yang dialami oleh setiap staf.
C. Infrastruktur
Puskesmas menetapkan, menyediakan dan memelihara infrastruktur yang
dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk, terdiri
dari:Gedung, ruang kerja dan peralatan penunjang (misal: mebel, komputer)
Peralatan yang dipakai dalam proses Produk (misal: tensimeter, timbangan). Sarana
pedukung (misal: mobil ambulance, pesawat telefon) Penetapan infrastruktur
dituangkan dalam Daftar infrastruktur yang dibutuhkan di setiap unit Penyediaan
infrastruktur sesuai dengan Prosedur Pembelian Barang Pemeliharaan infrastruktur
sesuai dengan Prosedur Pemeliharaan
D. Lingkungan kerja
Puskesmas menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang dibutuhkan untuk
mencapai kesesuaian dengan persyaratan produk, antara lain:
1. Menetapkan bahwa lingkungan fisik didalam dan luar gedung Puskesmas
merupakan daerah bebas asap rokok, bersih, dan aman dari limbah infeksius
2. Mengelola lingkungan kerja dengan cara menerapkan prinsip 5S sesuai
Prosedur Kegiatan Tata Graha Dengan Prinsip 5S
.
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN

Untuk memastikan bahwa mutu pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar
mutu yang ditetapkan, maka Puskesmas mengatur berbagai proses berikut: Proses
perencanaan realisasi produk; Proses yang berhubungan dengan pelanggan; Proses
perancangan dan pengembangan
A. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
1. Perencanaan UKM, akses, dan pengukuran kinerja
Puskesmas merencanakan dan mengembangkan proses yang dibutuhkan untuk
realisasi produk. Rencana realisasi Produk tersebut disusun dengan
menggunakan pendekatan proses sebagaimana dijelaskan pada point 4.a,
termasuk penetapan sasaran mutu, persyaratan produk, dokumen, arsip/rekaman
yang dibutuhkan. Penyusunan Rencana Realisasi Produk Puskesmas
berdasarkan: Pedoman Penyelenggaran Puskesmas (Depkes RI) yang terdiri
dari Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan. Standar
Akreditasi Medik Dasar yang terdiri dari 3 komponen, yaitu kontinuitas asuhan,
manajemen asuhan klinik, peningkatan kinerja klinik.
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran:
Puskesmas berusaha untuk mengidentifikasi secara jelas semua
persyaratan yang diminta pelanggan atau persyaratan yang dibutuhkan
pelanggan atau persyaratan yang ditentukan oleh Puskesmas dan persyaratan
lain seperti undang-undang, peraturan pemerintah dan sebagainya yang terkait
dengan Produk Puskesmas.
Puskesmas melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait untuk
meninjau/membahas semua persyaratan tersebut dan untuk menilai apakah
persyaratan itu dapat dipenuhi, termasuk apabila ada perubahan persyaratan
produk. Puskesmas melakukan komunikasi dengan pelanggan dengan cara
menyediakan:
a. Leaflet informasi produk
b. Papan pengumuman bagi pelanggan
c. Kotak saran untuk menerima keluhan secara langsung
d. Penetapan persyaratan sasaran
e. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
f. Komunikasi dengan sasaran
3. Pembelian
Puskesmas mengevaluasi dan memilih pemasok (rekanan) berdasarkan
kemampuannya untuk menyediakan produk (barang dan jasa) yang dibutuhkan
oleh Puskesmas. Puskesmas menetapkan kriteria untuk pemilihan, evaluasi dan
evaluasi ulang terhadap pemasok. Puskesmas memelihara rekaman dari hasil
evaluasi dan tindak lanjut dari setiap pemasok
a. Informasi Pembelian
Sebelum melaksanakan pembelian, Puskesmas menetapkan dan
menyediakan informasi kepada pemasok mengenai persyaratan produk atau
persyaratan kualifikasi personil atau persyaratan sistem manajemen mutu
yang dibutuhkan. Puskesmas memastikan bahwa persyaratan tersebut telah
mencukupi
b. Verifikasi produk yang dibeli
Puskesmas menetapkan dan melaksanakan cara melakukan verifikasi
terhadap produk yang dibeli baik dengan cara inspeksi (dengan daftar tilik),
uji-coba (test) atau cara lainnya
c. Verifikasi ini dilakukan untuk memastikan bahwa produk yang dibeli sesuai
dengan persyaratan pembelian.
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f. Manajemen risiko dan keselamatan
5. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan Sasaran Kinerja UKM:
a. Umum
Puskesmas menetapkan dan melaksanakan kegiatan pengukuran, analisis
dan perbaikan untuk :
1) Membuktikan kesesuaian produk melalui:
2) Prosedur Survei Kepuasan Pelanggan,
3) Prosedur Pemantauan dan Pengukuran Proses,
4) Prosedur Pemantauan dan Pengukuran Produk,
5) Prosedur penanganan pelayanan tidak sesuai
6) Memastikan kesesuaian sistem manajemen mutu melalui Prosedur Audit
Mutu Internal
7) Melakukan perbaikan secara terus-menerus melalui: Prosedur Tindakan
Koreksi atau Pencegahan.Prosedur tersebut mencakup metode yang
dapat diterapkan, tehnik statistik dan tingkat penggunaannya
b. Pemantauan dan pengukuran:
1) Kepuasan pelanggan
Puskesmas menetapkan Prosedur Survei Kepuasan Pelanggan
yang secara umum memuat metoda untuk memperoleh informasi dan
pemanfaatan informasi yang diperoleh. Pengukuran dimaksudkan untuk
menilai salah satu kinerja sistem manajemen mutu yaitu apakah
Puskesmas telah memenuhi persyaratan pelanggan
2) Audit internal
Puskesmas melakukan audit internal untuk memastikan sistem
manajemen mutu telah diimplementasikan secara efektif dan terpelihara
sesuai standar ISO 9000:2000 dan sesuai dengan ketetapan Puskesmas.
Tim audit dibentuk oleh wakil manajemen dan disahkan oleh Direksi dan
dibekali pelatihan yang cukup sebelum melaksanakan audit.
Pelaksanaan internal audit lebih lanjut diataur dalam Prosedur Audit Mutu
Internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses
Puskesmas menetapkan Prosedur Pemantauan dan Pengukuran
Proses yang menjelaskan metode pemantauan proses produksi dalam
mencapai hasil yang direncanakan dan perbaikan serta tindakan yang
harus diambil apabila hasil yang direncanakan tidak terpenuhi
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
Puskesmas menetapkan Prosedur Pemantauan dan Pengukuran
Produk yang menjelaskan upaya Puskesmas dalam memonitor dan
mengukur karakteristik produk apakah telah sesuai dengan persyaratan
produk
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
Puskesmas menetapkan Prosedur penanganan pelayanan tidak
sesuai Untuk memastikan bahwa produk yang tidak sesuai persyaratan
produk dapat diidentifikasi dan dikendalikan. Secara umum prosedur tersebut
menjelaskan bahwa Puskesmas akan melakukan salah satu atau lebih cara
berikut apabila ada produk yang tidak sesuai, yaitu:
1) Menghilangkan ketidaksesuaian yang ditemukan
2) Tetap menggunakan produk tersebut dengan konsesi (ganti rugi) yang
diberikan dengan persetujuan petugas yang berwenang atau persetujuan
pelanggan
3) Menghindarkan penggunaan produk tersebut
4) Ketidaksesuaian produk dan tindakan yang diambil dicatat dalam
rekaman
d. Analisis data
Puskesmas menentukan, mengumpulkan dan menganalisis ketepatan data
untuk memastikan kelayakan dan efektifitas sistem manajemen mutu
Analisis data yang dilakukan harus memberikan informasi yang berhubungan
dengan:
1) Kepuasan pelanggan
2) Kesesuaian dengan persyaratan produk
3) Karekteristik dan kecenderungan proses dan produk
4) Peluang tindakan pencegahan
5) Pemasok
e. Peningkatan berkelanjutan
Puskesmas meningkatkan secara berkelanjutan efektifitas sistem
manajemen mutu dengan menggunakan kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil
audit, analisis data, tindakan perbaikan dan pencegahan, dan tinjauan
manajemen. Puskesmas menetapkan Prosedur Tindakan Koreksi sebagai
pedoman untuk mengambil tindakan koreksi atas penyebab timbulnya
ketidaksesuaian, baik ketidaksesuaian produk maupun ketidaksesuaian
pelaksanaan sistem manajemen mutu. Prosedur tersebut secara umum
mencakup:
1) Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan konsumen.
2) Menentukan penyebab ketidaksesuaian
3) Mengevaluasi berbagai tindakan koreksi yang dapat diambil
4) Menetapkan dan melaksanakan tindakan koreksi
5) Menyimpan arsip tindakan koreksi
6) Meninjau efektivitas tindakan koreksi
7) Puskesmas menetapkan Prosedur Tindakan Pencegahan untuk
menghilangkan penyebab yang berpotensi menimbulkan
ketidaksesuaian. Prosedur tersebut secara umum mencakup:
8) Menentukan penyebab yang berpotensi menimbulkan ketidaksesuaian
9) Mengevaluasi berbagai tindakan pencegahan yang dapat diambil
10) Menetapkan dan melaksanakan tindakan pencegahan
11) Menyimpan arsip tindakan pencegahan
12) Meninjau efektivitas tindakan pencegahan
f. Tindakan korektif
Tindakan perbaikan merupakan dua prosedur prosedur wajib yang
harus didokumentasikan dalam ISO 9001. Ini penting dilakukan untuk
memastikan semua masalah terdeteksi dan tercatat sehingga mudah untuk
melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan. Dalam membuat prosedur
tindakan perbaikan, setidaknya harus memuat poin-poin berikut:
1) Mereview dan mendokumentasikan masalah
2) Melakukan Perbaikan produk sementara, spt : menghapus produk cacat
dan mengkarantina area yang ditunjuk untuk investigasi
3) Menyelidiki penyebab terjadi masalah, bagaimana itu bisa terjadi,
mengapa bisa terjadi, apakah bisa terjadi lagi?
4) Mengusulkan solusi yang tepat yang akan mencegah masalah terjadi
lagi. Hal ini sering berarti perubahan pada proses.
5) Anda perlu melaporkan tindakan apa yang benar-benar diambil
6) Setelah beberapa waktu berjalan, Anda perlu untuk menilai apakah
tindakan yang diambil berhasil dalam mencegah masalah yang sama dan
mendokumentasikan bukti untuk mendukung keputusan Anda.
7) Setelah anda yakin masalah tidak akan berulang lagi anda bisa menutup
kasus ini
Tindakan perbaikan dapat dilakukan melalui :
1) Melakukan inspeksi tempat kerja
2) pengujian, memeriksa, dan pemantauan pabrik dan peralatan
3) konsultasi dengan staf
4) Feedback pelanggan
5) Audit
6) laporan bahaya
7) pengecekan dengan produk cacat
8) menyelidiki keluhan
9) meninjau kegagalan sistem
10) meninjau persyaratan dan peraturan perundang-undangan
g. Tindakan preventif
Adapun untuk prosedur tindakan pencegahan, setidaknya harus memuat
poin-poin berikut:
1) Bagaimana anda mengidentifikasi masalah
2) Dimana dan bagaiamana membuat catatannya
3) Bagaimana cara investigasi kasus dan dilakukan siapa?
4) Memutuskan tindakan apa yang diambil
5) Bagaimana merekam tindakan yang diambil
6) Menilai solusi efektif dan mendokumentasikan semua tindakan preventif
7) Kapan dan siapa yang bisa menutup masalah
Tindakan pencegahan dapat dilakukan melalui cara :
1) Melalui proses tinjauan manajemen
2) Memonitor proses/performance
3) Menganalisa data garansi dan feedback pelanggan
4) Menganalisis proses
5) Mencari akar masalah untuk tindakan perbaikan
6) Penilaian resiko
7) Saran karyawan untuk perbaikan
8) Jadwal produksi
9) Pemantauan aturan perundang-undangan dan aturan
10) Review marketplace
11) Mengikuti perkembangan teknologi
12) Temuan Audit mutu internal atau eksternal
13) Pengamatan karyawan

BAB VII
PENUTUP

Demikian Manual mutu ini dibuat dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas untuk
dijadikan acuan dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam rangka menjalankan
sistem manajemen serta tugas, tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kapasitas
dan wewenang yang telah diberikan.
g. Struktur Organisasi Manajemen Mutu
STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN MUTU

KETUA TIM MUTU


(PENANGGUNG JAWAB MUTU)
dr. M. Sultan Tantra

SEKRETARIS MUTU
: NS. Kinah Retno

KOORDINATOR KP KOORDINATOR AI KOORDINATOR K3 KOORDINATOR PPI KOORDINATOR MR


Nina Fransiska, Amd.kep MG. Yulihernita Afdalil Muif NS. Kinah Retno Destriyanti

KOORDINATOR MUTU KOORDINATOR MUTU KOORDINATOR MUTU UKPP


UKM KMP
dr. Yunita Sari Tanjung
Emilia Yeni Safitri
h. Uraian Tugas Penanggung Jawab Tim Mutu

1) Penanggung Jawab Mutu

Tanggungjawab :

a)Mengkoordinasi, memonitoring dan membudayakan kegiatan


perbaikan mutu dan kinerja secara bekesinambungan
b)Menjamin pelaksanaan kegiatan perbaikan mutu dan kinerja
dilakukan secara konsisten dan sistematis
c)Menyusun pedoman mutu dan kinerja bersama pimpinan Puskesmas
yang akan menjadi acuan bagi pimpinan, penanggung jawab
UKP/UKM dan pelaksana kegiatan Puskesmas

Wewenang

a)Menyusun dan mengembangkan dokumen


b)Mengelola dan memelihara dokumen
c)Membantu Kepala Puskesmas dalam mengendalikan proses
pendidikan dan pelatihan

Tugas
a)Menyusun program kinerja tahunan
b)Melaksankan pembinaan dan koordinasi pelaksanan sistem
manajemen mutu
c)Melakukan koordinasi penyusunan dokumen sistem manajemen
mutu
d)Melaksanakan dan mengkoordinasikan administrasi sistem
manajemen mutu
e)Mengkoordinasikan pelaksanaan audit internal/eksternal
f)Melaporkan hasil pelaksanaan audit
g)Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
yang berkaitan dengan penjamin mutu
h)Mengkoordiir pelaksanaan mutu di UPTD Puskesmas Segala Mider
i)Memantau kegiatan peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas
j)Membudayakan perbaikan kinerja yang berkesinambungan
secara konsisten dengan tata nilai, visi, misi dan tujuan
Puskesmas
k)Memastikan semua kebijakan mutu dilaksanakan dalam setiap
aktivitas pelayanan

2) Tugas Sekretaris :
a)Mengendalikan catatan mutu untuk penyimpanan,
perlindungan, pengambilan masa simpan dan pemusnahan
catatan mutu
b) Menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen Mutu
Puskesmas
c) Penyusunan dokumen Regulasi Internal Puskesmas yang
didukung oleh Regulasi Dokumen Eksternal yang berupa Peraturan
Perundang-Undangan dan pedoman-pedoman yang diberlakukan
oleh Kementrian Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai