Makalah Ulumul Quran
Makalah Ulumul Quran
QIRA’AT QUR’AN
Dosen pengampu :
Disusun oleh :
Kelompok 8
RAHMATA RATRIANA
SELVIE ANUGRAH
MIARAMA WATI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang mana telah
memberikan Rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya mampu menyusun
makalah yang berjudul Qiroatul qur'an dengan baik dan tepat waktu guna untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Ulumul Qur’an. Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan
kepada junjungan kita yakni Nabi besar Muhammad Saw. Kepada keluarganya, sahabatnya,
dan kita selaku umatnya.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Bengkalis, 2023
penyusun
2
3
DAFTAR ISI
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bangsa Arab merupakan komunitas terbesar dengan berbagai suku. Setiap suku
memiliki dialek (lahjah) yang khusus dan berbeda dengan suku-suku lainnya.. sama halnya
dengan Indonesia yang memiliki berbagai suku, namun untuk memudahkan berkomunikasi
Indonesia memiliki bahasa persatuan, maka bangsa Arabpun demikian. Mereka menjadikan
bahasa Quraisy sebagai bahasa bersama dalam berkomunikasi, berniaga, mengunjungi
ka’bah, dan melakukan bentuk-bentuk interaksi lainnya. Dari kenyataan di atas, sebenarnya
kita dapat memahami alasan al-Qur’an diturunkan dengan menggunakan bahasa Quraisy.
Dengan perbedaan-perbedaan lahjah itu maka terlahirnya bermacammacam bacaan
(qira’ah) dalam melafalkan al-Qur’an. Lahirnya bermacam-macam qira’ah itu sendiri, tidak
dapat dihindarkan lagi. Oleh karena itu, Rasulullah SAW sendiri membenarkan pelafalan al-
Qur’an dengan berbagai macam qira’ah. Sabdanya al-Qur’an itu diturunkan dengan
menggunakan tujuh huruf (unzila hadza al-Qur’an ‘ala sab’ah ahruf) dan hadis-hadis lainnya
yang sepadan dengannya.
B. Rumusan Masalah
1.Apa itu definisi dan konsep Wahyu dalam Al-Qur’an ?
2.Bagaimana cara Wahyu Allah Turun kepada Para Rasul ?
3.Seperti apa Mukjizat Al-Qur’an ?
4.ada berapa qiroat itu?
5.apa manfaat dan hikmahnya mempelajari qiroat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sebab sebab terjadi qiroatul qur'an.
2. Untuk mengetahui macam-macam qiroat.
3. Untuk Tau Manfaat Mempelajari Qiroat.
4
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Qira’at
Qiro’at adalah bentuk jamak dari kata qira’ah yang secara bahasa bearti bacaan.
Sedangkan secara istilah banyak ulama mengemukakan sebagai berikut :
1. Al-zarqon
Suatu mazhab yang dianut oleh seorang imam pasti memiliki qiro’at yang berbeda
dengan lainnya dalam pengucapan al-quran alkarim serta sepakat riwayatriwayat
dan jalur-jalur dari padanya,baik perbedaan ini dalam penggucapan huruf-huruf
maupun dalam pengucapan keadaan-keadaannya. Defenisi diatas mengantung tiga
unsur pokok,pertama Qira’at di sini di maksudkan menyangkut ayat-ayat di mna
cara membaca Al-Quran berbeda dari satu imam dengan imam Qira’at
lainnya.kedua,cara bacaan yang di anut dalam suatu mashab Qita’at di dasarkan
atas riwayat dan bukan atas kias atau ijtihat. Ketiga perbedaan antara qira’at-
qira’at bias terjadi pengucapan huruf-huruf dan pengucapan dalam berbagai
keadaan.
a.Ibn Al-Jazari
Qira’at adalah pengetahuan tentang cara-cara melapalkan kalimat-kalimat
AlQuran dan perbedaannya dengan membangsakannya kepada penukilnya.
c. Shihabuddin al-Qusthalani
Qira’at yaitu suatu ilmu untuk mengetahui kesepakatan serta perbedaan para
ahli Qira’at (tentang cara mengucapkan lapal-lapal Al-Quran)seperti yang
menyangkut aspek kebahasaan, I’rob, hazf, isbat, fashl, washl, yang di peroleh
dengan cara periwayatan. Jadi dari defenisi yang di kemukakan oleh Al-
Dimiyathi dan Al-Qusthalani di atas tanpak bahwa Qira’at Al-Quran itu di
peroleh melalui mendengar langsungdari bacaan Nabi SAW, atau sebagai
mana di ucapakan oleh para sahabat di hadapan Nabi SAW, lalui beliau men
taqrir kannya. Qira’at adalah suatu mashab cara pelapalan Al-Quran yang di
anut salah seorang imam berdasarkan sanad-sanad yang bersambung kepada
Rasulullah SAW.
5
6
d. Mana’Khalil Al-Qattan
Qira’at adalah jamak dari Qira’ah yang berarti bacaan,dan ia adalah masdar
dari qara’a menurut istilah ilmiyah Qira’at adalah salah satu mashab atau
(alirannya)pengucapan Quran yang di pilih oleh salah seorang imam qara’a
sebagai suatu mashab yang berbeda dengan mashab lainnya .
Jadi perbedaan qiro’at sudah ada pada masa Nabi, dan menimbulkan
perbedaan yang sangat jelas sehinga diperjelas dihadapkan atau
dilafalkan di depan Nabi langsung. dan Beliau pun juga
membenarkannya. menurut catatan sejarah, timbulnya penyebaran
qiro’at dimulai pada masa tabi’in, yaitu pada awal II H. tatkalah para
qari’ sudah tersebar diberbagai pelosok.mereka lebih suka
mengemukakan pendapat qiroat gurunya dari pada mengikuti qira’at
imam-imam lainnya. qira’at tersebut di ajarkan secara turun temurun
oleh guru ke guru. sehinggah sampai pada kepada para imam qiro’at,
baik yang tujuh, sepuluh,atau yang empat belas.
6
7
D. Macam-macam Qira’at
a. Qira’at Sab’ah (Qira’at tujuh)
Yang dimaksud dengan qira’at sab’ah adalah tujuh versi qiraat yang dinisbatkan
kepada para Imam Qira’at yang berjumlah tujuh orang. Sebagian ulama
berpendapat bahwa qira’at sa’bah ini mutawatir. Dan tujuh orang tersebut
antara lain:
- Abdullah bin Katsir ad-Dari
- Nafi’ bin Abdurahman.
- Abdullah ibn Amir al-Yashibi
-Abu Amar
- Hamzah
-Ashim
7
8
b. Qira’at Syazzat
Yang dimaksud dengan qira’at syazzat adalah sebagaimana yang telah
dikemukakan oleh sebagian ulama yaitu qira’at yang sanad-nya sahih, sesuai
dengan kaidah bahasa Arab, akan tetapi menyalahi rasm al-Mushaf. Sebagian
ulama berpendapat bahwa qira’at syazzat ini tidaklah mutawatir.
Adapun macam-macam qira’at berdasarkan penelitian Al-jazari, yang
berdasarkan kualitas qira’at dapat di kelompokkan dalam lima bagian yaitu :
1. Qira’at mutawatir yakni qira’ah yang di sampaikan sekelompok orang
mulai dari sampai akhir sanad, yakni tidak mungkin bersepakat untuk
berbuat dusta.
2. Qiraah masyhur, yakni yang memiliki sanad sahih, tetapi tidak sampai
pada kulitas mutawatir, sesuai kaidah bahasa arab dan tulisan mushaf
utsmani, masyhur di dikalangan qurra; di baca sebagaimana ketentuan
yang tela ditetapaka Al-jazari, dan tidak termasuk Qira’ah yang keliru
dan meyimpang.
3. Qira’ah ahad, yakni yang memiliki sanad sahih,tetapi meyalahi tulisan
mushaf,utsmani dan kaidah bahasa arab, tidak memiliki kemashuran
dan tidak di baca sebagiamana ketentuan yang telah di tetapkan Al-
jazari.
4. Qira’ah ayadz(meyimpang) Yakni sanadnya tidak sahih.
5. Qira’ah maudhu’(palsu).
6. Qira’ah yang meyerupai hadits mudraj(sisipan)yakni adanya peyisipan
padabacaan denga tujuan penafsiran.
8
9
3. Sebagai penjelas bagi hal-hal mungkin masih global atau samar dalam Qira’at
yang lainya.
4. Bukti kemukjizatan Al-quran dari segi keringkasan maknanya karena setiap Qira’at
menunjukan hukum syara. tertentu tanpa perlu adanya pengulangan lafadz.
9
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Qira’at memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap penetapan suatu hukum
akibat perbedan kata, huruf dan cara baca.dengan adanya qira’atul Qur’an ini maka
dapat memudahkan umat islma untuk membanyanya sesuai dengan yang ia pehami.
Karena Rosulullah Saw, memperbolahkan pembacaan al-qur’an yang tidak sesuai
dengan pertama kali Al-qur’an itu diturunkan.
10
11
DAFTAR PUSAKA
11