Mata Kuliah Dasar Profesi (MKDP)
Bagi Para Mahasiswa Calon Guru
di Lembaga Pendidikan 7 ependidikan (LPTK)
S su Yusuf L.N.
Nani M. SugandhiKATA PENGANTAR
Mempelajari perkembangan peserta didik, merupakan
upaya yang sangat strategis bagi para pendidik (guru), maha-
siswa calon guru, orang tua, atau semua pihak yang terkait
dengan pendidikan. Dengan mempelajari perkembangan
peserta didik, para pendidik akan memperoleh pemahaman
yang komprehensif tentang perkembangan peserta didik, yang
berguna bagi upaya mendidik, membimbing, atau memfasilitasi
anak dalam mengembangkan potensi dirinya secara optimal.
Ada beberapa alasan mengapa guru atau mahasiswa calon
guru perlu memahami perkembangan peserta didik. Alasan-
alasan itu adalah sebagai berikut.
¢ Mempelajari dan memahami karakteristik perkembangan
peserta didik adalah salah satu kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang guru.
Melalui pemahaman tentang faktor-faktor yang meme-
ngaruhi perkembangan peserta didik, dapat diantisipasitentang berbagai upaya untuk memfasilitasi perkembangay
tersebut, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat. Di samping itu, dapat diantisipasi juga tentang
upaya untuk mencegah berbagai kendala a penghambat
yang mungkin akan mengontaminas! perkembangan
mereka.
@ Peserta didik memiliki potensi yang multidimensi,
yang meliputi biopsikososiospiritual (fisik/biologis,
psikologis, sosial, dan moral-spiritual). Pemahaman
terhadap keragaman dimensi potensi ini memberikan
implikasi terhadap kebijakan pendidikan, baik menyangkut
penentuan arah atau tujuan, kompetensi guru, model
kurikulum, maupun penyiapan fasilitas (sarana dan
prasarana).
Kepedulian terhadap upaya tersebut di ataslah, buku
ini disusun. Sebagai bahan informasi yang masih sederhana,
buku ini disusun untuk memenuhi kebutuhan minimal para
mahasiswa yang menempuh perkuliahannya di jurusan-jurusan
pendidikan, yaitu sebagai calon guru di berbagai jenjang, yaitu
pendidikan usia dini, dasar, dan menengah. Aspek yang dikaji
dalam buku ini disajikan ke dalam delapan bab, yaitu: bab 1
membahas hakikat perkembangan; bab 2 membahas periode dan
tugas-tugas perkembangan; bab 3 membahas faktor-faktor yané
memengaruhi perkembangan; bab 4 membahas perkembanga"
usia dini; bab 5 membahas perkembangan masa sekolahi
bab 6 membahas perkembangan remaja; bab 7 membahas
perkembangan masa dewasa; dan bab 8 membahas peranan
guru dalam memfasilitasj perkembangan peserta didik.
kor
per
bid
pel
dai
terKehadiran buku ini mudah-mudahan dapat memberikan
kontribusi yang bermanfaat bagi pengembangan wawasan
pembaca, khususnya mahasiswa yang akan berjuang dalam
bidang pendidikan. Kepada penerbit PT RajaGrafindo Persada,
penulis mengucapkan terima kasih, karena atas komitmen
dan kepeduliannya terhadap bidang pendidikan, buku ini bisa
terbit.
Bandung, Februari 2011
Syamsu Yusuf L.N.
Nani M. SugandhiDAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1.
BAB 2.
BAB 3.
HAKIKAT PERKEMBANGAN
A. Pengertian Perkembangan
B. Ciri-ciri Perkembangan
C. Prinsip-prinsip Perkembangan
PERIODE DAN TUGAS PERKEMBANGAN
woo kr wee
A. Periode Perkembangan
B. Tugas-tugas Perkembangan (Developmental Tasks) 14
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
PERKEMBANGAN 21
A. Faktor Genetika (Hereditas) 21
B. Faktor Lingkungan 23ng
aik
BAB 3
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
PERKEMBANGAN
A. Faktor Genetika (Hereditas)
Hereditas merupakan “totalitas karakteristik individu yang
diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi (baik
fisik maupun psikis) yang dimiliki individu scjak masa konsepsi
sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen”.
Pada masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma),
seluruh bawaan hereditas individu dibentuk dari 23 kromosom
(pasangan xx) dari ibu dan 23 kromosom (pasangan xy) dari
ayah. Dalam 46 kromosom tersebut terdapat beribu-ribu gen
yang mengandung sifat-sifat fisik dan psikis individu atau yang
menentukan potensi-potensi hereditasnya. Dalam hal ini tidak
ada seorang pun yang mampu menambah atau mengurang!
potensi hereditas tersebut.
Masa dalam kandungan dipandang sebagai periode yang
kritis dalam perkembangan kepribadian individu, sebab tidak
hanya sebagai saat pembentukan pola-pola kepribadian, tetap!j, masa pembentukan kemampuan-kemampuan __ /'y
jenis penyesuaian individu terhadap
kelahiran. Agar janin dalam kandungan
maka ibu yang mengandung perly |
juga sebagai
yang menentukan
kehidupan setelah
pertumbuhannya sehat, y :
kesehatan dirinya, baik fisik maupun psikis,
memerhatikan
Pengaruh gen terhadap
secara langsung, karena yang di
adalah: (a) kualitas sistem syara)
tubuh, dan (c) struktur tubuh.
Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa fungsi hereditas
dalam kaitannya dengan perkembangan kepribadian adalah
(a) sebagai sumber bahan mentah (raw materials) kepribadian
seperti fisik, inteligensi dan temperamen; (b) membatasi perkem-
bangan kepribadian (meskipun kondisi lingkungan sangat
kondusif, perkembangan kepribadian itu tidak bisa melebihi
kepribadian, sebenarnya tidak
pengaruhi gen secara langsung
f, (b) keseimbangan biokimia
kapasitas atau potensi hereditas); dan (c) memengaruhi nag ela
keunikan kepribadian. Coogan ely,
a Kea
Sehubungan dengan hal diatas, Cattel dkk., mengemukakan a lay pete
bahwa “kemampuan belajar dan penyesuaian diri individu dibatast
oe sifat-sifat yang inheren dalam organisme individu itu sendiri”.
Misalnya kapasitas fisik (perawakan, energi, kekuatan, dan
kemenarikannya), dan kapasitas intelektual (cerdas, normel,
i pera Meskipun begitu, batas-batas perkembanga?
F nglungan’ bagaimanapun lebih besar dipengaruhi oleh faktor
Ci
bangkan “self-concept” nites ee mungkin akan mengea
dalam lingkungan sosial yan paar cba ble ia Deets
ig sangat menghargai ukuran tubuh
2
2 | Bab 3: Faktorfaktor vane M,yang, atletis. Sama halnya dengan seorang wanita yang ukuran
tubuhnya gendut dan wajahnya tidak cantik, dia akan merasa
inferior (rendah diri), apabila berada dalam lingkungan yang
sangat menghargai wanita dari segi kecantikannya. Menurut
C.S. Hall “dimensi-dimensi temperamen: emosionalitas,
aktivitas, agresivitas, dan reaktivitas bersumber dari plasma
benih (gen), demikian juga halnya dengan inteligensi”.
B. Faktor Lingkungan
Lingkungan adalah “keseluruhan fenomena (peristiwa,
situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial yang memengaruhi
atau dipengaruhi perkembangan individu”. Faktor lingkungan
yang dibahas pada paparan berikut adalah lingkungan keluarga,
sekolah, teman sebaya, dan media r
1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga dipandang sebagai faktor penentu
utama terhadap perkembangan anak. Dalam salah satu hadis
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah Saw.
bersabda:
“Tiap bayi lahir dalam keadaan fitrah (suci). Orang tuanyalah
yang membuat ia menjadi Yahudi (jika mereka Yahudi), Nasrani
(jika mereka Nasrani), atau Majusi Gjika mereka Majusi). Seperti
binatang yang lahir sempurna, adakah engkau melihat mereka
terluka pada saat lahir” (Aliah B.Purwakania Hasan, 2006).
Alasan, tentang pentingnya peranan keluarga bagi perkem-
bangan anak, adalah: (a) keluarga merupakan kelompok sosial
Pertama yang menjadi pusat identifikasi anak; (b) keluarga
merupakan lingkungan pertama yang mengenalkan nilai-nilai
Kehidupan kepada anak; (c) orang tua dan anggota keluargarupakan «significant people” bagi Perkembangey
jainnya MeMDP" (a) keluarga sebagal INSTENS yang mem,
badian putuhan dasar insani (manusiawi), baik yan
fasilitasi kel maupun sosiopsikologis; dan (e) anak
; ik-biologis, A
bersift Akan waktunya di lingkungan keluarga,
yak m
kepri
ban :
i angat .
Orang tua mempunyal peranan sangat penting bagi
k sehingga menjadi seorang pri,
cue a lL, sencial dan berakhlak murs
ing dent fase perkembangan anak, maka peran Orang
ua juga mengalami perubahan. Menurut Hamner e Turner
(Adiasri TA., 2008 : 8) peranan orang tua yang sesual dengan
fase perkembangan anak adalah: (1) pada masa bayi berperan
sebagai perawat (caregiver); (2) pada masa kanak-kanak sebagai
pelindung (protector); (3) pada usia prasekolah sebagai pengasuh
(nurturer); (4) pada masa sekolah dasar sebagai pendorong|
(encourager); dan (5) pada masa praremaja dan remaja berperan
sebagai konselor (counselor). Diterangkan sebagai berikut.
terampil
a. Orang tua sebagai perawat. Ibu dan/atau ayah mempunyai
peranan untuk memelihara kebersihan dan kesehatal
anak, seperti memberikan asupan makanan yang bergizi
memandikan, dan memakaikan pakaian yang bersih.
as en Pelindung. Pada saat anak sudah mule
a a berjalan, orang tua perlu memberiker
karena pad tra, untuk menjaga atau melindunginy®
ckeploaa inghen et anak Sudah mulai melskol™
satu tempat . ‘Ungannya. Dia sudah dapat bergerak dati
Tumah), dan cay yang lain (di dalam atau hala
menarik, mendorg coba untuk memanipulasi (mer?"
Ng, atau mengotak-ngatik) benda-be
¢ bogie
sisAnak- kan
h sebagapen!
sebagai pnt
an remate
obagel bets
sehingga apabila orang tua kurang memerhatikannya, ada
kemungkinan anak mengalami kecelakaan, seperti luka,
terpeleset, atau jatuh.
Orang tua sebagai pengasuh. Ketika anak sudah menginjak
usia prasekolah, pada umummnya (terutama yang bertempat
tinggal di perkotaan) anak sudah masuk TK atau RA.
Untuk itu orang tua perlu memberikan asuhan atau
bimbingan kepada anak, seperti (1) membiasakan anak
untuk memakai pakaian sendiri dan makan sendiri; (2)
memelihara kebersihan diri dan lingkungan; (3) mem-
bimbing cara-cara berhubungan sosial dengan teman di
sekolah; dan (4) membiasakan anak untuk mengerjakan
PR nya sendiri.
Orang tua sebagai pendorong. Anak usia SD sudah memiliki
aktivitas yang cukup banyak, terutama yang terkait
dengan bidang akademik dan sosial (ekstrakurikuler)
yang diprogramkan sekolah. Terkait dengan hal itu, orang
tua perlu memfasilitasi aktivitas anak tersebut, yaitu
dengan cara memotivasi atau mendorongnya agar anak
tetap bersemangat untuk aktif mengikuti kegiatan yang
diprogramkan sekolah,
Orang tua sebagai konselor. Istilah konselor di sini
bukan dimaksudkan seorang konselor profesional yang
memberikan layanan bimbingan dan konseling di sekolah,
‘etapi bagaimana orang tua menerapkan sikap dan perlakuan
kepada anak layaknya seperti konselor yang berfungsi
Sebagai fasilitator dan motivator bagi anak dalam mencapai
7 stkembangannya, Pada usia remaja, perkembangan anak
sang mengarah ke sikap independen, yaitu keinginanuntuk bebas dari campur tangan orang lain, sehingga dig
tidak mau lagi diperlakukan seperti anak kecil. Oleh Karena
itu, pendekatan yang lebih baik dalam menghadapi anak
yang sudah remaja adalah dialog. Contohnya, pada saat
anak memilih jurusan di sekolah, atau memilih jurusan
di perguruan tinggi, maka sebaiknya orang tua tidak
mendiktenya atau mengharuskan anak memilih jurusan
atau perguruan tinggi tertentu, tetapi mendialogkan tentang
apa jurusan itu, apa persyaratan masuk jurusan itu, mengapa
memilih jurusan itu, dan bagaimana proses pembelajaran
di jurusan tersebut. Melalui dialog ini, anak akan memiliki |
pemahaman yang luas, sehingga dia dapat menentukan
pilihannya dengan pertimbangan yang matang.
Selanjutnya faktor-faktor lingkungan keluarga yang
dipandang memengaruhi perkembangan anak diklasifikasikan
ke dalam dua faktor, yaitu keberfungsian keluarga dan pola
hubungan orang tua-anak.
a. Keberfungsian Keluarga
Seiring perjalanan hidupnya yang diwarnai faktor internal
(kondisi fisik, psikis, dan moralitas anggota keluarga) dan
faktor eksternal (perkembangan sosial budaya), maka setiap
keluarga mengalami perubahan yang beragam. Ada keluarga
Pa semakin kokoh dalam menerapkan fungsi-fungsinya
cea sehingga Setiap anggota merasa nyaman
juga keluarga vang nengal = Tumahku surgaku); dan ada
galami broken home, keretakan atau
sea narmonisan (isfungsional — tidak normal) sehingg?
iggota keluarga mi ji ; ere
tumahku nerakaku). a Sa NT
26 | Bab 3: Faktor-faktor vane Man
eo
ost"
wai ret
» di
ara
» Hakes
" Puh kGambar 2. Keluarga Ideal
Keluarga yang fungsional atau yang ideal menurut
Alexander A. Schneiders (1960: 405) memiliki karakteristik
sebagai berikut.
Minimnya perselisihan antar orang tua atau antar orang
tua-anak.
Ada kesempatan untuk menyatakan keinginan.
* Penuh kasih sayang.
Menerapkan disiplin yang tidak keras.
Memberikan peluang untuk bersikap mandiri dalam
berpikir, merasa, dan berperilaku.
Saling menghargai atau menghormati (mutual respect) antar
anggota keluarga.
Menyelenggarakan konferensi (musyawarah) keluarga
dalam memecahkan masalah.
Menjalin kebersamaan antaranggota keluarga.
Orang tua memiliki emosi yang stabil.
Berkecukupan dalam bidang ekonomi.
Mengamalkan nilai-nilai moral agama.
Perkembangan Peserta Didik | 27yang disfungsional, menurut Dadang
tara keluarga isti i
Semen' andai dengan karakteristik sebagai
Hawari (1997: 165) dit
berikut.
Kematian salah satu atau kedu
tau bercerai (divorce).
a orang tua.
* Kedua orang tua berpisah a
« Hubungan kedua orang tua kurang baik (poor marriage),
Hubungan orang tua dengan anak tidak baik (poor parent.
child relationship).
« Suasana rumah tangga yang tegang dan tanpa kehangatan
(high tensions and low warmth).
* Orang tua sibuk dan jarang berada di rumah (parent’s
absence).
* Salah satu atau kedua orang tua mempunyai kelainan
kepribadian atau gangguan kejiwaan (personality or
psychological disorder).
b. Pola Hubungan Orang Tua-Anak (Sikap atau Perlakuan Orang Tua
terhadap Anak)
Diana Baumrind (
& Shaffer, 1995: 396)
observasi dan Wawa:
‘Weiten & Lioyd, 1994: 359-360; Sigelman
mengemukakan hasil penelitiannya melalui
ncara terhadap siswa TK (Taman Kanak-
i dilakukannya, baik di rumah maupun
; an untuk mengetahui gaya
Parenting style) dan kontribusinya terhadap
» €mosional, dan int
‘m f elektual sj i
isimak pada tabel ie =Tabel 1.
Dampak Parenting Style terhadap Perilaku Anak
Parenting Style Sikap atau Perlakuan Profil Perilaku Anak
Orang Tua
4. Authoritarian | 1. Sikap “acceptance” rendah, | 1. Mudah tersinggung
namun kontrolnya tinggi. 2. Penakut
2. Suka menghukum secara 3. Pemurung
ity fisik 4, Mudah terpengaruh
( "y 3. Bersikap mengomando 5. Mudah stres
ry (memerintah/mengharus 6. Tidak mempunyai arah
kan anak untuk melakukan masa depan yang jelas
sesuatu tanpa kompromi). | 7. Tidak bersahabat.
cheap 4. Bersikap kaku (keras)
a 5. Cenderung emosional dan
bersikap menolak.
2. Permissive 1. Sikap “acceptance” nya 1. Bersikap impulsif dan
ah (a tinggi, namun kontrolnya agresif
rendah. 2. Suka memberontak
2. Memberi kebebasan kepa- | 3. Kurang memiliki rasa
yal ela! da anak untuk menyatakan percaya diri dan me-
Sl keinginannya. ngendalikan diri
ers 4, Suka mendominasi
5. Tidak jelas arah hidup-
nya
i 6. Prestasinya rendah.
a 3. Authoritative | 1. Sikap “acceptance” dan 1. Bersikap bersahabat
kontrolnya tinggi 2. Memiliki rasa percaya
3 2. Bersikap responsif terhadap| iri
oe kebutuhan anak 3. Mampu mengendalikan
360" 3. Mendorong anak untuk diri (self control)
i f menyatakan pendapat atau | 4. Bersikap sopan
a af pertanyaan 5. Mau bekerja sama
ft” F 4. Memberikan penjelasan 6. Memiliki rasa ingin
i h y "4 tentang perbuatan yang baik} _ tahunya yang tinggi
yl dan yang buruk. 7. Mempunyai arah atau
of Hy tujuan hidup yang jelas
4 | 8. Berorientasi terhadap
prestasi.2. Lingkungan Sekolah '
Sekolah merupakan lembaga pendicitan formal yang secata
sistematis melaksanakan program bin eee Pengajaran,
dan/atau pelatihan dalam rangka mem! ee : a agai
mampu mengembangkan potensinya aa a ima : alk Yang
menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional,
sosial, maupun fisik-motoriknya. :
Hurlock (1986: 322) mengemukakan bahwa sekola|
merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian
anak, baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun berperilaku,
Sekolah berperan sebagai substitusi keluarga, dan guru sebagai
substitusi orang tua.
Beberapa faktor lingkungan sekolah yang berkontribusi
positif terhadap perkembangan siswa atau anak di antaranya:
a. Kejelasan visi, misi, dan tujuan yang akan dicapai.
b. Pengelolaan atau manajerial yang profesional.
c. Para personel sekolah memiliki komitmen yang tinggi
terhadap visi, misi, dan tujuan sekolah.
d. Para personel sekolah memiliki semangat kerja yang tinggi,
merasa senang, disiplin, dan rasa tanggung jawab.
e. Para guru memiliki kemampuan akademik dan profesional
yang memadai.
Sikap dan perlakuan guru terhadap siswa bersifat positif:
bersikap ramah dan respek terhadap siswa, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berpendapat atau
bertanya,
Para gi .
an oo menampilkan peranannya sebagai guru dalam
ara yang selaras dengan harapan siswa, begitupun
30 | Bab 3: Faktor
‘aktor-faktor yang Memengaruhi Perkembangan
zeapin
Sait
by
YeaDtriby:
aranye
siswa menampilkan peranannya sebagai siswa dalam cara-
cara yang selaras dengan harapan guru.
Tersedianya sarana-prasarana yang memadai, seperti:
kantor kepala dan guru, ruang kelas, ruang laboratorium
(praktikum), perlengkapan kantor, perlengkapan belajar
mengajar, perpustakaan, alat peraga, halaman sekolah dan
fasilitas bermain, tempat beribadah, dan toilet.
Suasana hubungan sosio-emosional antarpimpinan
sekolah, guru-guru, siswa, petugas administrasi, dan orang
tua siswa berlangsung secara harmonis.
Para personel sekolah merasa nyaman dalam bekerja
karena terpenuhi kesejahteraan hidupnya.
Dalam salah satu hasil penelitian mengenai pendidikan,
Michael Russel (Sigelman & Shaffer, 1995 : 426) mengemukakan
tentang definisi sekolah yang efektif, yaitu yang mengembangkan
prestasi akademik, keterampilan sosial, sopan santun, sikap
positif terhadap belajar, absenteism yang rendah, melatih
keterampilan sebagai bekal bagi siswa untuk dapat bekerja.
Selanjutnya, Sigelman dan Shaffer mengemukakan tentang
kinerja guru yang efektif, yaitu yang mampu menciptakan
lingkungan belajar di sekolah seperti berikut.
a.
Menekankan pencapaian akademik (keberhasilan belajar)
dengan cara memberikan pekerjaan rumah, dan bekerja
keras untuk mencapai tujuan pembelajaran yang tercantum
dalam kurikulum.
Mengelola aktivitas kelas secara efektif dengan mengkreasi
tugas-tugas namun senantiasa dalam suasana yang menye-
nangkan, seperti memberikan instruksi tugas secara jelas,engerjakan tugas, dan member}
iswa untuk m
dorong sis hasil kerjanya bagus.
men :
reward kepada siswa yang
asalah kedisiplinan secara efektif (menanganj
Jola m. fi
c. Mengelola dengan b aik, tanpa memberikan hukuman
anak bermasalah
secara fisik).
lengan guru lain sebagai suatu
dg, Membangun kerja sama d
ma berusaha mencapai tujuan
tim kerja yang secara bersa:
kurikulum.
Seiring dengan program pemerintah mengenai pendidikan
karakter, maka sekolah memiliki tanggung jawab untuk
merealisasikannya melalui pengintegrasian pendidikan karakter
tersebut ke dalam program pendidikan secara keseluruhan.
Sebagai lembaga pendidikan, sekolah diharapkan menjadi
“Centre of nation character building” (pusat pembangunan karakter
bangsa). Pendidikan karakter ini bukan mata pelajaran, tetapi
nilai-nilai karakter itu harus ditanamkan kepada para peserta
didik melalui proses pembelajaran di kelas maupun di luar
kelas.
Untuk memahami apa itu karakter, karakter apa yang perlu
dikembangkan dan bagaimana mengembangkannya, berikut
paparannya. ,
a. Pengertian Karakter
Kemendiknas (2010) menj
en;
“watak, tabiat, akhlak, atau hep git eee
uiak, ibadia
dari hasit we tepri n seseorang yang terbentuk
“ resi internalisasi berbagai kebajikan (virtues) an i akini dan
‘ a vt an sebagai landasan untuk cara pandang, ber a ee
ertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah ei ir, es i
i, moral, daakte
tap
ert
Jua
oll
i
norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat
kepada orang lain”. Interaksi seseorang den
gan orang lain
menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa.
b.
Karakter yang Dikembangkan
Kemendiknas (2010) menyatakan bahwa nilai-nilai yang
’)| dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa
diidentifikasi dari sumber-sumber berikut ini.
| 1)
| »
Agama: masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama.
Oleh karena itu, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa
selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaannya.
Pancasila: negara kesatuan Republik Indonesia ditegakkan
atas prinsip-prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan
yang disebut Pancasila. Artinya, nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur
kehidupan politik, hukum, ekonomi, kemasyarakatan,
budaya, dan seni.
Budaya: sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia
yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-
nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya
itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap
suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota
masyarakat itu.
Tujuan Pendidikan Nasional: sebagai rumusan kualitas yang
harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, dikem-
bangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai
jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional memuat
berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga
panne een—
keempat sumber nilai itu, teridentifikag
sarkan .
Berdasar’ c pendidikan budaya dan karakter bangsa
sejumlah nilai unt!
sebagai berikut.
qabel 2. Karakter yang Dikembangkan
NILAI/ DESKRIPSI
KARAKTER
Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
» Ree ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
ay? pada berbagai ketentuan dan peraturan.
. Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan
tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-
a baiknya.
. Kreatif tS
aa a melakukan sesuatu untuk menghasilkan
7. Mandi whasil baru dari_sesuatu yang telah dimiliki.
8. Demokratis
Sike 7]
ae Perilaku yang tidak mudah tergantung pada
in dalam menyelesaikan tugas-tugas.
10. Semangat
Kebangsaan
Lek
\8. Rasa
5. Rasa ingin Tahu
Cara berpiki -
sama hak de bersikap, dan bertindak yang menilai
in kewajil ae
Sikap dan Unda eee tltinya dan orang lain.
Mengetahui Ae yang selalu berupaya untuk
Yang dipelajarin ne nendalam dan meluas dari sesuat¥
rin ili
Cara bere dilihat, dan di
ier dengar. ,
Menempatkan epee dan berwawasan yang
Bentingan diri dan hep Pangsa dan negara di ata
dan kelompoknya41. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial
budaya, ekonomi, dan politik bangsa. " ‘
12. Menghargai
Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain.
43. Bersahabat/
Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan
orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran
dirinya.
15. Gemar Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
Membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
16. Peduli Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
Lingkungan kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung
Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
¢. — Strategi Pengembangan Karakter di Sekolah
Pengembangan karakter bagi para peserta didik di sekolah
diprogramkan melalui strategi seperti tertera pada gambar
berikut.Sa
atu
tas
7. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, d
njukk , ., dan pengharga:
yang tingg! terhadap bahasa, lingkungan fist sos,
budaya, ekonomi, dan politik bangsa a
77. Menghargai
prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat
dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain.
13. Bersahabat/
Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14, Cinta Damai
15.Gemar
Membaca
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan
orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran
dirinya.
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
16, Peduli
Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung
Jawab
sSikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
¢. Strategi Pengembangan Karakter di Sekolah
Pengembangan karakter ba:
diprogramkan melalui strategi seperti tertera P
berikut.
gi para peserta didik di sekolah
ada gambarses Terpadu dalam Program
Terpadu dalam Pro: Bimbingan Konseling
Belajar Mengalat”
Terpadu dalam Program
Ekstrakurikuler
Gambar 3. Strategi Pendidikan Karakter di Sekolah
Pada dasarnya fungsi sekolah dari awal pendiriannya mem-
punyai misi untuk membangun karakter atau akhlak para siswa,
di samping mengembangkan wawasan dan penguasaan ilmu
dan teknologi. Untuk melaksanakan pendidikan karakter di
sekolah, ada beberapa strategi yang seyogianya ditempuh, yaitu
seperti digambarkan di atas. Setiap strategi tersebut dijelaskan
pada paparan berikut.
1) Menciptakan iklim religius yang kondusif. Strategi ini
dimaksudkan adalah bahwa sekolah, dalam hal ini pihak
Pimpinan sekolah, guru-guru, dan staf sekolah lainnya perlu
a komitmen yang sama untuk merealisasikan (meng-
ae a a al agama atau ketakwaan kepada Allah,
Pena E " Esa, dalam proses pendidikan di sekolah.
n nilai-nilai agama itu, terutama menyangkut
akhlak mulia, seperti
nn mae Sepert ketaatan beribadah mahdzah (seperti
» kedisiplinan dalam bekerja, menegakkan amanah,
tanggung jawab, dan sikap ;
* a i : 7
dan keasrian lingkun P jujur, memelihara kebersihan
au toys .
(persaudaraan), gan, dan menjalin silaturahim
36 | Bab 3 Faktor-faktor yan, Memengaruhi Perkem| angan
fe g uhi Perkemb:
8 8‘aan iln|
2) Menata iklim sosio-emosional. Sekolah merupakan ling-
kungan yang diharapkan dapat mengembangkan kom-
petensi sosial dan emosional siswa. Untuk itu sekolah
perlu memfungsikan dirinya sebagai lingkungan yang
mendukung berkembangnya kedua kompetensi siswa
tersebut. Beberapa faktor yang perlu mendapat perhatian
terkait dengan hal itu, di antaranya menyangkut: (a)
hubungan interpersonal (human relationship) yang positif
antar pimpinan, guru, staf, dan siswa; (b) sikap dan
perlakuan guru terhadap siswa yang penuh kasih sayang,
dan respek terhadap pribadi siswa; dan (c) kepemimpinan
kepala sekolah yang berwibawa dan bijak.
Membangun budaya akademik. Sekolah sebagai lembaga
pendidikan perlu membangun budaya akademik di
kalangan para siswa. Dalam hal ini, pimpinan sekolah
dan guru-guru perlu menampilkan dirinya sebagai figur
atau panutan yang memberikan suri teladan kepada
para siswa dalam membangun budaya akademik ini.
Yang dimaksud dengan budaya akademik di sini adalah
‘merujuk kepada sikap mental, kebiasaan, dan perilaku
yang terkait dengan proses pengembangan intelektual, dan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk
di dalamnya aspek kejujuran akademik (tidak mencontek
atau menjadi plagiator); dan etos belajar sepanjang hayat,
yang diwujudkan dalam aktivitas kedisiplinan belajar,
kebiasaan membaca buku, mengerjakan tugas-tugas tepat
waktu, dan mencari informasi dari berbagai media (cetak
dan elektronik) yang terkait dengan materi pelajaran atau
ilmu pengetahuan lainnya yang positif.
Perkembangan Peserta Didik | 37nu
di
itu
c
. Menyusun tata-tertib
. Mengembangkan sikap dan kebiasaan
untuk mentaati tata-tertib dan men-
jelaskan alasan penerapannya.
‘Mengembangkan sikap dan kebiasaan un-
tuk saling menghormati, menolong, dan
menjalin persahabatan (silaturahim).
d. Memberikan informasi (melalui gambar,
°
atau pengamatan) tentang adanya kera~
gaman agama, budaya, dan suku dalam
masyarakat. :
Menyusun program yang melibatkan
siswa dalam kegiatan kelompok.
Mengenalkan tata krama/adat istiadat.3. Memberikan contoh teladan (uswah
Akidah ’
, Eee 2. tbadah hasanah) dalam mengamalkan ajarvn
3. Akhlak agama.
ma.
b. Mengenalkan rukun iman dan islam,
c. Mengenalkan kekuasaan Allah melaly
alam. ciptaannya (baik dirinya sendin
hewan, tumbuhan, maupun alam lainnya),
d. Mengajarkan cara berwudu "
e. Mengajarkan bacaan dan gerakan shalat.
f, Membiasakan anak untuk melakukan
shalat.
B& Memberikan contoh, latihan dan dorongan
kepada anak untuk menghafal doa-doa
dan surat-surat pendek. |
h. Mengajar tulis baca Al-Qur’an kepada
Anak.
i, Mengenalkan nama-nama dan tugas para
malaikat dan nabi (rasul).
J. Menceritakan riwayat para nabi (rasul).
k, Mengembangkan kebiasaan anak untuk
bersikap hormat kepada orang tua, guru,
teman, dan orang lain.
I, Mengembangkan sikap dan kebiasaan
berakhlakul karimah (seperti jujur, syukur,
dan sabar).
m. Mengembangkan sikap toleran terhadap
teman yang menganut agama lain.
n. Membiasakan anak untuk memelihare
kebersihan dan kesehatan, baik diti
sendiri maupun lingkungan. k
0. Mengenalkan dan membiasakan ana!
untuk berpakaian yang sopan (menutuP
aurat). hak
P. Mengenalkan kepada anak tentang Fi
hal yang diharamkan agama, sePe an
mencuri, berbohong, bermusuhan,
berkelahi (tawuran). asiid)
q:Menyediakan sarana ibadah (m™ fai di
dan tempat berwudu yang men mpat
—___| sekolah, sebagai laboratorium (
a _|_ praktik) keagamaan bagi anal