Makalah Ulumul Qur'an
Makalah Ulumul Qur'an
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Ulumul Qur’an pada Program Studi Ekonomi Syariah
STAI Al-Gazali Soppeng
Oleh Kelompok
XI: BENNI
ISRAPIL NIM.
19.14.12.003
SYARIFAH MAHDALIA
NIM. 20.14.12.011
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Kelompok XI
i
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Jelaskan pengertian tafsir, ta’wil dan terjemah?
2. Bagaimana perbedaan tafsir, ta’wil dan terjemah?
3. Bagaimana klasifikasi tafsir?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan yang akan dicapai dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memahami pengertian dari tafsir, ta’wil dan terjemah
2. Untuk mengetahui perbedaan tafsir, ta’wil dan terjemah
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari tafsir
1
BAB II
PEMBAHASAN
أي لَوF نئج لَا لثمب كنوتF حاو قحلاب كF اريسفت نسArtinya : “dan
Mereka tidak ( mampu ) mendatangkan kepadamu yang sejenis (dengan al-
Qur’an) kecuali hanya Kami yang telah mendatangkan kebenaran dan penjelasan
yang paling baik”.
1
Dr.H.Saifuddin Herlambang MA, Pengantar Ilmu Tafsir (Cet. I;Yogyakarta: Samudra Biru, 2020), h. 41
2
3
tafsir bermakna dengan kata ta’wil. Oleh karena itu, dapat menyimpulkan bahwa
secara etimologis kata tafsir telah dipahami oleh para ahli bahasa sebagai kosakata
yang bermakna penjelasan.
Melalui uraian diatas, inti dari istilah tafsir adalah upaya memahami al-
Qur’an. Pemahaman ini selaras dengan makna kebahasaan dari kata tafsir itu
sendiri yang berarti “mencari kejelasan”. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari
tafsir adalah memahami ayat-ayat al-Qur’an dengan berbagai tema yang
didalamnya.2
2. Ta’wil
Kata ta’wil terambil dari kata dasar al-awl. Al-Awl memiliki makna al-
taqdir. Menurut Az-Zahabi dalam at-Tafsir wa al-Mufassirun seperti dikutip dari
al-Qamus al-Muhith karya al-Fairuzzabadi kata ta’wil berasal dari kata al-awl,
yang berarti raja’a dan irtadda yang keduanya bermakna “kembali”. Takwil yang
disebut-sebut maknanya setara dengan tafsir dasarnya adalah awwala al-kalaama
ta’wiilan wa ta’awwalahu artinya memaknai sesuatu.
2
Dr.H.Saifuddin Herlambang MA, Pengantar Ilmu Tafsir (Cet. I;Yogyakarta:Samudra Biru, 2020), h.
4
3. Terjemah
Menurut bahasa terjemah ialah menerangkan dengan bahasa yang lain atau
menterjemahkan pembiacaraan berarti menerangkannya dengan bahasa yang lain.
Sedangkan menurut istilah, terjemah itu ada dua pengertian yaitu :
5
Para ahli terjemah menyatakan bahwa terjemah harpiyah itu tidak akan
mencapai maksud yang diterjemahkan, sebab setiap bahasa mempunyai gaya
bahasa masing-masing begitu pula strukturnya. Karenanya kita melihat bahwa tak
satu pun buku bahasa Arab atau bahasa asing yang lain diterjemahkan secara
harpiyah. Begitu pula halnya dengan Kitabullah kita tidak melihat terjemah al-
Qur’an secara harpiyah. Paling tidak para ahli terjemah al-Qur’an itu
menerjemahka al-Qur’an dengan terjemah tafsiriyah, dengan tujuan memberikan
kemudahan bagi umat untuk memahami al-Qur’an lewat bahasa mereka.3
3
Drs. A. Fuadlali, Pengantar Ilmu Tafsir, Edisi II (cet. I; Bandung: Angkasa Bandung, 2005), h.
6
Menurut Husain Az-Zahabi pendapat yang kuat adalah tafsir dan ta’wil
memiliki dua makna yang berbeda meskipun kesamaannya adalah sama-sama
ingin menyikap makna. Tafsir makna yang paling kuat terkait dengan riwayah,
sedangkan takwil makna yang paling kuat berhubugan dengan aspek diraayah.4
No Tafsir Ta’wil
4
Dr.H.Saifuddin Herlambang MA, Pengantar Ilmu Tafsir (Cet. I;Yogyakarta: Samudra Biru, 2020), h.
7
C. Klasifikasi Tafsir
Tafsir terbagi menjadi dua yaitu :
1. Tafsir bi al-Ma’tsur
Tafsir bi al-Ma’tsur dalam Mabahits fi Ulum al-Qur’an adalah jenis tafsir
yang berpedoman kepada riwayat yang sahih, baik itu dari al-Qur’an, hadis
maupun pendapat-pendapat sabahat atau pendapat tabi’in. Pola kerja tafsir jenis
ini dilakukan dengan menafsirkan al-Qur’an dengan al-Qur’an, al-Qur’an dengan
hadis dan al-Qur’an dengan pendapat atau riwayat yang bersumber dari sahabat.
Adapun pendapat tabi’in dipertimbangkan sebagai model tafsir bil-ma’tsur
karena diasumsikan bahwa tabi’in adalah orang yang pernah bertemu dengan
sahabat khususnya tabi’in periode awal, sehingga mereka juga memahami konteks
diturunkannya al-Qur’an. Meskipun demikian, kedudukan tabi’in dalam kaitannya
dengan tafsir bi al-ma’tsur ini masih diperdebatkan. Sebagian ulama menganggap
bahwa keterangan tabi’in adalah pendapat mereka sendiri, sehingga lebih tepat
untuk dikatakan sebagai tafsir bi al-ra’yi. Menurut al-Dzahabi keterangan tabi’in
dalam tafsir al-Qur’an masih dianggap sebagai tafsir bi al-ma’tsur sebab banyak
5
Drs. A. Fuadlali, Pengantar Ilmu Tafsir, Edisi II (cet. I; Bandung: Angkasa Bandung, 2005), h. 93
8
dijumpai dalam kitab-kitab tafsir model ini yang mencantumkan riwayat tabi’in di
dalamnya seperti kitab Jami’ al-Bayan karya al-Thabari dan sebagainya.
Model penafsiran semacam ini bergantung secara penuh kepada riwayat
yang berkaitan dengan penafsiran suatu ayat dalam al-Qur’an. Oleh sebab itu,
ulama tafsir yang menggunakan metode ini tidak akan berijtihad dengan
pendapatnya sendiri ketika mereka tidak menemukan riwayat shahih untuk
menafsirkan suatu ayat. Mereka lebih memilih untuk bertawaqquf atau tidak
mengutarakan pendapatnya dibandingkan harus memberikan penafsiran sepanjang
riwayat yang dimaksud tidak diketemukan.
Keistimewaan dari model penafsiran semacam ini adalah minimnya
perbedaan atau perdebatan yang muncul di kalangan sahabat dan tabi’in. Menurut
Ibn Taimiyah perbedaan yang muncul tidak lebih sekedar perbedaan dalam hal-hal
kecil dan tidak sampai kepada pertentangan yang tajam. Seperti ketika mereka
berbeda dalam menafsirkan kata “shirath al-mustaqim” ( jalan yang lurus ),
sebagian sahabat menafsirkannya dengan al-Qur’an sebagai pedoman sebagian
lain menafsirkannya dengan Islam, yakni ajaran yang harus diikuti. Masing-
masing dari keduanya pada dasarnya memiliki kesamaan makna dimata al-Qur’an
adalah sumber ajaran Islam dan kedua-duanya adalah jalan yang lurus. Para ulama
salaf juga berbeda dalam menafsirkan ayat-ayat yang terkait isra’iliyat, seperti
ketika mereka menafsirkan siapa sajakah nama-nama asbabul kahfi, warna anjing
mereka dan terkait jumlah mereka. Perdebatan-perdebatan semacam ini wajar
ketika banyak informasi yang diterima oleh ulama salaf pada saat mereka
bersinggungan dengan Bani Israil.
Pengertian tafsir bi al-ma’tsur ini akan semakin kentara jika dibandingkan
dengan tafsir bi al-ra’yi berikut ini. Disatu sisi tafsir bi al-ma’tsur menggunakan
dalil naqli dalam menafsirkan al-Qur’an di sisi lain bi al-ra’yi menggunakan akal
di dalam menafsirkan al-Qur’an.
2. Tafsir bi al-Ra’yi
Tafsir bi al-Ra’yi secara bahasa adalah menafsirkan al-Qur’an dengan akal
atau pikiran semata tanpa didasarkan kepada ruh syariat dan nash-nashnya.
9
6
Dr.H.Saifuddin Herlambang MA, Pengantar Ilmu Tafsir (Cet. I;Yogyakarta: Samudra Biru, 2020), h. 49
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tafsir adalah ilmu al-Qur’an yang berfungsi sebagai pembuka hijab dari
ketidak jelasan, yang semula gelap akan menjadi terang dan yang telah terang
menjadi lebih terang lagi. Rahasia-rahasia yang ada dibalik ayat-ayatnya
ditemukan dengan menggunakan ilmu tafsir. Ta’wil adalah pengertian yang
samar/yang tersirat yang di istinbath-kan ( diproses ) dari ayat-ayat al-Qur’an,
yang memerlukan renungan dan pemikiran dan merupakan prosesing membuka
tabir atau makna yang terkandung didalamya. Terjemah adalah pengalihan bahasa
dari satu bahasa kedalam bahasa lain tanpa harus menyamakan secara persis
dengan karakteristik pertama.
Perbedaan antara ketiganya yaitu : Ta’wil adalah esensi yang dimaksud dari
suatu perkataan. Dikatakan tafsir adalah apa yang telah jelas didalamnya
kitabullah atau tertentu ( pasti ) dalam sunnah yang sohih karena maknanya yang
telah jelas dan gamblang. Sedangkan terjemah hanya merupakan pengalihan
bahasa dari bahasa arab yang digunakan al-Qur’an kedalam bahasa lain.
Klasifikasi tafsir dibagi menjadi dua yakni tafsir bi al-ma’tsur adalah metode
penafsiran al-Qur’an dengan menggunakan al-Qur’an, hadis maupun perkataan
sahabat rosul. Sedangkan tafsir bi al-ra’yi menggunakan akal pada umum
penafsirannya dan hanya sedikit pengambilan dalil dari al-Qur’an dan hadis tapi
lebih menekan pada pemikiran dengan jalan berijtihad.
B. Saran
Makalah yang telah kami buat membahas mengenai Tafsir, Ta’wil dan
Terjemah dengan tujuan agar pembaca dapat memahami pokok pembahasan
dalam makalah ini. Isi kandungan yang ada di dalam al-Qur’an merupakan salah
satu hal yang sangat penting untuk kita pelajari agar dapat meningkatkan cinta
kita kepada al-Qura’an.
1
DAFTAR PUSTAKA