Jalan Dr. SoetomoNomor 28 SINGKAWANG 79123 Telepon (0562) 631978 Fax. 636319 Tgl. Lahir : Email : rsudaa@yahoo.com Jenis Kelamin : RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Tgl : Jam : Ruangan : Nama Perawat : Tanda Tangan : Diagnosa Medis : NO DIAGNOSA / MASALAH KEPERAWATAN (0111) INTERVENSI DX. TUJUAN INTERVENSI KEPERAWATAN Risiko penurunan curah jantung LUARAN : 1. Perawatan jantung dibuktikan dengan : Observasi Curah jantung Identifikasi tanda/ gejala primer penurunan curah jantung (meliputi dispnea. Perubahan afterload Perfusi miocard Kelelahan, edema, ortopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea, peningkatan CVP) Perubahan frekuensi jantung Perfusi perifer Identifikasi tanda dan gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi Status cairan peningkatan berat badan, hepatomegali, distensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi Perubahan irama jantung Status neurologis basah, oliguria, batuk, kulit pucat) Perubahan kontraktilitas Status sirkulasi Monitor tekanan darah (termasuk tekanna darah ortostatik, jika perlu) Perubahan preload Tingkat keletihan Monitor intake dan output cairan Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Monitor saturasi oksigen keperawatan selama 3x24 jam curah jantung Monitor keluhan nyeri dada (mis. Intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presivitasi meningkat, dengan kriteria hasil: yang mengurangi nyeri) Monitor EKG 12 sadapan Kekuatan nadi perifer, ejection fraction Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi) (EF), cardiac index (CI), left venticuler Monitor nilai laboratorium jantung (mis. Elektrolit, enzim jantung, BNP, Ntpro- stroke work index (LVSWI) dan stroke BNP) volume index (SVI) meningkat Monitor fungsi alat pacu jantung Palpitasi, bradikardia, takikardia, Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sesudah dan sebelum aktivitas gambaran EKG aritmia, lelah, edema, Periksa tekanna darah dan frekuensi nadi sebelum pemberian obat (mis. Beta distensi vena jugularis, dispnea, bloker, ACE inhibitor, calcium chanel blocker, digoksin) oliguria, pucat/ sianosis. Paroxysmal Terapeutik nocturnal dysnea (PND), ortopnea, Posisikan pasien semi-Fowler dengan kaki kebawah atau posisi nyaman batuk, suara jantung S3, suara jantung Berikan diet jantung yang sesuai (mis. Batasi asupan cafein, natrium, kolesterol S4, murmur jantung, berat badan, dan makanan tinggi lemak) hepatomegali, pulmonary vascular Gunakan stoking elastis atau pneumatik intermiten, sesuai indikasi resistance (PVR), systemic vascular Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat resistance menurun Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu Tekanan darah, capillary refill time Berikan dukungan emosional dan spiritual (CRT), pulmonary artery wedge pressure Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen > 94 % (PAWP), central venous pressure Edukasi membaik Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap Anjurkan berhenti merokok Ajarkan pasien dan keluarga mengujur berat badan harian Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan harian Kolaborasi Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu Rujuk ke program rehabilitasi jantung
2. Perawatan jantung akut
Observasi Identifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi faktor pemicu dan pereda, kualitas, lokasi, radiasi, skala, durasi dan frekuensi) Monitor EKG 12 sadapan untik perubahan ST dan T Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi) Monitor elektrolit yang dapat meningkatrkan resiko aritmia (mis. Kalium, magnesium serum) Monitor enxim jantung (mis. CK, CK-MB, Troponin T, Troponin I) Monitor saturasi oksigen Identifikasi stratifikasi pada sindrom koroner akut (mis. Skor TIMI, Killip, Crusade) Terapeutik Pertahankan tirah baring minimal 12 jam) Pasang akses intravena Ouasakan hingga bebas nyeri Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan stress Sediakan lingkungan yang kondusif untuk beristirahat dan pemulihan Siapkan menjalani intervensi koroner perkutan, jika perlu Berikan dukungan emosional dan spiritual Edukasi Anjurkan pemberian antipletelet, jika perlu Anjrkan menghindari manuver valsava (mis. Menegdan saat BAB atau batuk) Jelaskan tindakan yang dijalani pasien Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan ketakutan Kolaborasi Kolaborasi pemberian antiplatelet, jika perlu Kolaborasi pemberian antiangina (mis. Nitrogliserin, beta bloker, calcium channel blocker) Kolaborasi pemberian morfin, jika perlu Kolaborasi pemberian inotopik, jika perlu Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah valsava manuver (mis. Pelunak tinja, entiemesis) Kolaborasi pencegahan trombus dengan antikoogulan, jika perlu Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada, jika perlu